You are on page 1of 19

Procedure Operasi Pengeboran

Priyo Agus Trinugroho
Kepala Dinas Operasi Survai & Pengeboran
BPMIGAS

Kamis, 3 Desember 2009
MATERI PEMBAHASAN :
1.PERSIAPAN PENGEBORAN
2.PINDAH & PASANG PERANGKAT PENGEBORAN
3.OPERASI PENGEBORAN
4.PIPA SELUBUNG & PENYEMENAN
5.PERALATAN PENGENDALIAN SUMUR
6.PERFORASI & UJI KANDUNGAN LAPISAN
7.FLUIDA PENGEBORAN
8.PENYELESAIAN SUMUR
9.PROBLEMA PENGEBORAN DAN PENYELESAIANNYA
10.SISTEM PELAPORAN & PASCA PENGEBORAN
PENYELESAIAN SUMUR (KOMPLESI)

1. Penentuan Tipe Komplesi di tentukan berdasarkan :


– Tekanan, temperatur dan sifat fluida reservoir
– Jenis Batuan Reservoir
– Laju Produksi
– Jenis Fluida 1 fase atau lebih
– Jumlah Layer yang akan di produksikan (Single Dual Comingle,
Multi).
– Rencana kerja ulang (dengan/tanpa Rig)
– Sumber daya.
2. Hal-hal yang diperlukan pada Cased Hole Completion :
– Lakukan evaluasi hasil penyemenan.
– Lakukan tes tekanan pipa selubung.
– Lakukan dry test pada liner.
– Lakukan scrapping pada pipa selubung produksi, lanjutkan
dengan mengganti isi lubang fluida komplesi sebelum masuk
rangkaian completion.
PENYELESAIAN SUMUR (KOMPLESI)

3. SWAB :
Kegiatan komplesi yang bertujuan untuk menimba/mengakat kolom
completion fluid/lumpur yang terdapat dalam rangkaian tubing agar kolom
hydrostatis cairan didalam tubing berkurang agar tekanan hidrostatik sumur
lebih rendah dari tekanan formasi.

Kegiatan :
- Pre-Job Safety Meeting (PJSM)
- Persiapan peralatan Swab al: swab Rubber, Jar, Sinker Bar, Swivel joint,
Rope Socket, swab Line, Oil Saver, Swab head test dan lubricator.
- Swab dilakukan secara bertahap dengan maksimum penambahan
kedalaman 500 ft (150 m) di bawah fluid level. Pelaksanaan sesuai SNI No.
13-6910-2002
PROBLEMA PENGEBORAN DAN
CARA MENGATASI
PROBLEMA PENGEBORAN DAN CARA MENGATASI

1. Problema Pemboran :
a. Bit Balling
Adalah Keadaan dimana pahat terbungkus oleh gumpalan serbuk bor yang
berasal dari batuan lempung (Clay) sebagai akibat dari debit pemompaan
yang kurang memadai, serta sifat (propefties) dan tipe lumpur yang kurang
mendukung sehingga serbuk bor tidak terangkat semua dan akhirnya
lengket pada pahat bor.
b. Hilang Lumpur (mud loss/ loss circulation)
Adalah keadaan dimana Lumpur berkurang masuk di formasi, tetapi masih
ada sirkulasi balik. Hal ini di sebabkan karena rongga formasi besar.
c. Total Loss Circulation
Adalah keadaan dimana Lumpur berkurang semuanya masuk di formasi,
sehingga tidak ada sirkulasi balik. Hal ini di sebabkan karena rongga formasi
sangat besar (Seperti Gua)
PROBLEMA PENGEBORAN DAN CARA MENGATASI

Problema Pengeboran :
d. Stuck :
Adalah Keadaan dimana Pipa pengeboran dan BHA (Bottom Hole
Assembly) tidak bisa melanjutkan pengeboran karena ada hambatan.
Hambatan dapat disebabkan oleh :
– Key Seat
Kondisi yang disebabkan perubahan dan kemiringan lubang bor yang
drastis (High dog leg Severity)
– Diffrential Sticking
Kondisi yang terjadi karena menempelnya sebagian rangkain ke dinding
lubang bor saat pipa dalam kodisi diam karena mud cake yang terbentuk
terlalu tebal.
– Lapisan Runtuh / Dinding lubang bor gugur (Sloughing Shale)
Kondisi yang disebabkan karena dinding lubang yang tidak stabil,
kerusakan oleh hidrasi atau diakibatkan oleh tekanan tinggi
(overpreassure) dari formasi.
PROBLEMA PENGEBORAN DAN CARA MENGATASI

‐ Tight Hole
Kondisi yang disebabkan penyempitan lubang terbuka di beberapa tempat,
biasanya terjadi pada batuan clay atau gumpalan batu yang diselubungi
oleh clay, dimana sifat clay yang mudah mengembang setelah menyerap air
dari lumpur(swelling).
e. KICK
Kondisi yang terjadi karena tekanan formasi lebih tingg dari tekanan
hidrolik, sehingga menyebabkan volume lumpur keluar melebihi debit
pompa seharusnya.
Tanda - Tanda Kick :
1. Meningkatnya Laju Pemboran (Ada Drilling Break)
2. Tekanan Stand Pipe (SPP) turun saat terjadi drilling break, SPM naik.
3. Tinggi permukaan volume lumpur dalam tangki lumpr bertambah (pit gain)
4. MW lebih ringan yang keluar dari lubang bor.
PROBLEMA PENGEBORAN DAN CARA MENGATASI

2. Cara Mengatasi Problema Pengeboran :


a. Bit Balling :
– Pempokan fluida pembersih misalnya larutan detergen
– Naikkan debit pemompaan sampai batas maksimum yang diijinkan.
– Kondisikan lumpur pemboran sesuai yang diinginkan,turunkan
Viscositas lumpur sampai bit balling hilang yaitu dengan ROP dan
tekanan pompa kembali normal
– Jika Bit balling tidak teratasi, cabut pahat sambil sirkulasi.
b. Hilang Lumpur (Mud Losses / Loss Circulation)
1. Pompakan Material Penyumbat (LCM)
2. Turunkan atau kurangi MW lumpur sampai batas yang diijinkan untuk
menahan estimasi tekanan formasi.
3. Bila mud loss terus terjadi maka dapat dilakukan pencabutan pahat
sampai diatas daerah loss yang diperkirakan, lalu kondisikan lumpur
bor dengan menambahkan plugging material.
4. Tindakan tahap lanjut antara lain : Bentonite Diesel Oil (BDO)
Bentonite Diesel Oil and Cement (BDOC), penyemenan.
PROBLEMA PEMBORAN DAN CARA MENGATASI

C. Total Loss Circulation :


1. Pompakan dan catat jumlah air kedalam sumur melalui annulus untuk
menjaga tekanan hidrostatis stabil.
2. Amati lubang bor. Bila diikuti oleh kick maka lakukan tindakan Well
Controll.
3. Bila tidak diikuti kick maka cabut rangkaian sampai dengan casing
shoe,siapkan dan kondisikan lumpur bor dengan menambahkan plugging
material sesuai perhitungan
4. Tindakan tahap lanjut antara lain: Bentonite Diesel Oil(BDO), Bentonite
Diesel Oil and Cement (BDOC), penyemenan. Tindakan ini dilakukan
berdasarkan kajian teknis dan biaya.
5. Bila kondisi geologi formasi yang dituju dan lubang terbuka
memungkinkan, dapat dilakukan metoda blind drilling.
PROBLEMA PEMBORAN DAN CARA MENGATASI

D. Stuck :
1. Key Seat :
1. Apabila ada indikasi keyseat (overpull),stop pencabutan rangkaian,turunkan
kembali rangkaian,coba cabut rangkaian perlahan sambil memutar dengan
batas overpull yang ringan. Kemudian lanjutkan pencabutan.
2. Bersihkan lubang sebelum memulai pengeboran selanjutnya gunakanstring
reamer untuk mengikis daerah terjadi key seat.
3. Bila pipa terjepit dan gagal dicabut. Lakukan pemotongan pipa diatas titik
jepit dan lakukan prosedur
2. Diffrential Sticking :
Upaya Menghindari :
1. Usahakan agar rangkaian tidak terlalu lama diam pada lubang terbuka.
Lakukan Work On Pipe (WOP) sambil sirkulasi .
2. Usahakan pemakaian drill collar seminimal mungkin, dianjurkan tipe Spiral
atau HWDP untuk menambah WOB yangdiperlukan.
3. Kondisikan sifat fluida lumpur untuk mengurangi ketebalan mud cake
berlebihan dari MW, atau gunakan lumpur berbasis minyak.
PROBLEMA PEMBORAN DAN CARA MENGATASI

• Cara mengatasi jepitan saat terjadi differential sticking:


a. Tentukandaerah dimana diperkirakan rangkaian terjepit dengan
mengunakan stretch calculation.
b. Kondisikanlumpurdan turunkan berat lumpur sampai pada
batas aman yangdiijinkan.
c. Coba spof lubricant agent, rendam dan sirkulasi sambil
diberikan torsi dan tension pada rangkaian (working string)
d. Setelah rangkaian dapat dibebaskan, usahakan rangkaian
tetap berputar. Lakukan sirkulasi untuk membuang sisa free
pipe agent yang terdapat didalam lubang. Lakukan reaming
dan Back reaming sepanjang daerah permeable. Bila tidak
berhasil. Hitung economic limit dari bicarakan ketingkat yang
lebih tinggi untuk memutuskan langkah selanjutnya.
PROBLEMA PEMBORAN DAN CARA MENGATASI

3. Lapisan Runtuh

a. Stop bor, pompakanHi-vispill.


b. Sirkulasi naikkan debit pompa dan naikkan berat lumpur,
sambil turun-naikan rangkaian pemboran.
- Untuk water based mud,naikkan salinitas dan kandungan K+
serta turunkan filtrate loss dan berat jenis lumpur.
- Untuk oil based mud cukup dengan menaikkan berat jenis
lumpur.
c. Lakukan wash down sambil putar rangkaian dengan terus
menjaqa properties lumpur.
d. Lakukan pemboran denqanROP diperlambat dibanding
sebelumnya. Bilaindikasi runtuh sudah tidak terjadi, lanjut bor
dengan ROP optimum.
e. Jika tidak mungkin dilakukan sirkulasi, gerakkan rangkaian naik
turun secara perlahan. Usahakan cabut rangkaian sampai
casing shoe (bila memungkinkan)
PROBLEMA PEMBORAN DAN CARA MENGATASI

4. Tight Hole
Cara mengatasi:
a. Turunkan / angkat rangkaian,lakukan back ream /reaming
b. Sirkulasi dengan menurunkan water loss sampai batas maksimum
yang diinginkan.
Apabila stuck tidak bisa dilepas maka akan dilakukan :
1. Back Off adalah usaha Pemutusan rangkaian yang berada diatas titik jepit.
2. Pemancingan/fishing job : Setelah dilakukan back off, sistim string yang
teringgal dipancing.
e. Kick :
Untuk Mengetahui :
1. Trip Sheet ada gain
2. Pit Gain pada volume pit
3. Saat trip berhenti ada aliran di annulus
4. Berat rangkaian bertambah dari semestinya.
PROBLEMA PEMBORAN DAN CARA MENGATASI

Cara mengatasi Kick :


1. Dilakukan Penutupan Sumur.
Langkah saat pentupan sumur :
- Matikan pompa, angkat rangkaian pipa bor, cek return, catat tekanan
DP (SIDP) dan tekanan pipa selubung (SICP)
- Laporkan tekanan tersebut pada Company Man (Drilling Supervisor)
2. Persiapan & Matikan sumur / killing well
a. Perhitungan dengan Kill Sheet sesuai trajek lubang bor.
b. Lakukan perhitungan/persiapan untuk mematikan sumur.
3. Tindakan ada 4 Metode :
a. Metode Driller
b. Metode Wait & Weight
c. Metode Concurrent
d. Metode Volumetrik
Sistem Pelaporan Dan Pasca Pengeboran
Sistem Pelaporan Dan Pasca Pengeboran

1. Sistem Pelaporan Pengeboran

Adalah laporan yang memuat semua aktifitas sejak dilakukan operasi


pengeboran mulai dari persiapan lokasi termasuk semua fasilitas
pendukung sampai dengan penyelesaian sumur dan rig meninggalkan
lokasi pemboran, termasuk jumlah biaya yang timbul.
Laporan pemboran memuat antara lain :
a. Harian sesuai dengan IADC Drilling Report atau setara
b. Final Report: meliputi data kegiatan pemboran sumur mulai dari
tajak hingga sumur diselesaikan, termasuk data peralatan yang
tertinggal
Sistem Pelaporan Dan Pasca Pengeboran

2. Penanganan Limbah Pemboran


Adalah untuk memberikan arahan / acuan dalam penanganan limbah
pemboran agar dalam penyelenggaraan kegiatan pemboran tidak terjadi
dampak negative sebagai akibat penggunaan lumpur bor,bahan
pengasaman sumur, bahan bakar/ pelumas mesin dan bahan beracun /
logam berat yang muncul.

3. PenutupanSumur
1. Penutupan sumur sementara dan permanen mengacu SNl
No. 13-6910-2002
2. Untuk sumur-sumur yang selesai dan diproduksikan maka harus
dilakukan pengamanan sesuai dengan SNI No. 13-6910-2002.
3. Reklamasi lokasi pasca pemboran baik eksplorasi maupun
eksploitasi mengacu kepada UKL/UPL dan/atau AMDAL yang sudah
disetujui.

You might also like