Professional Documents
Culture Documents
MATAKULIAH
OLEH :
DEPOK 2010
Pasal 338 KUHP (doodslag)
“Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena makar
mati, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun”
Unsur-unsur :
Jadi, jenis delik pasal ini (pembunuhan biasa) adalah : kejahatan, delik biasa (laporan),
dolus sebagai maksud/tujuan (oogmerk), delik materiil, delik komuna, sekali selesai
(aflopend), dan delik biasa (pokok).
Contoh kasus :A menembak B dengan pistol (terisi) dalam jarak 2 meter ke arah jantung
Pasal Pembanding
Dalam bab yang sama : Pasal 340, pasal ini adalah tentang pembunuhan dengan sengaja
dan berencana (moord), jadi dalam pelasanaannya ada
tenggangwaktu bagi si pembuat untuk memikirkan cara
pembunuhan dilakukan. Sehingga dalam pasal ini ada unsur
pemberatan pidana karenanya.
Dalam bab yang berbeda : Pasal 359, pasal ini adalah tentang karena
kesalahannya/kelalaiannya (delik culpa; R. Soesilo halaman
149 dan Wiryono Prodjodikoro halaman 77) menyebabkan
matinya orang lain. Terdapat 2 syarat untuk terpenuhinya
culpa: dilakukan karena kurang hati-hati/waspada dan pelaku
seharusnya dapat membayangkan timbulnya akibat dengan
akal sehatnya. Pasal ini sering dipergunakan dalam kasus
(kematian karena) pelanggaran lalulintas.
Pasal 339
“Makar mati diikuti, disertai atau didahului dengan perbuatan yang dapat dihukum dan
yang dilakukan dengan maksud untuk menyiapkan atau memudahkan perbuatan itu atau
jika tertangkap tangan akan melindungi dirinya atau kawan-kawannya dari pada hukuman
atau akan mempertahankan barang yang didapatnya dengan melawan hak, dihukum
penjara seumur hidup atau sementara selama-lamanya dua puluh tahun”
Unsur-unsur :
Obyektif : - pembunuhan
- mempersiapkan;
- mempermudah;
- jika kepergok:
Jadi, jenis delik pasal ini adalah : kejahatan, delik biasa (laporan), dolus sebagai
maksud/tujuan (oogmerk), delik materiil, delik komuna, sekali selesai (aflopend), dan
delik dengan perberatan pidana (legualifileerd).
Contoh kasus: A sedang melakukan pencurian disebuah rumah ketahuan oleh B yang
punya rumah.Supaya tidak tertangkap, A membunuh B seketika itu juga,
sesudah selesai ia lalu melakukan pencurian itu.
Pasal Pembanding
Dalam bab yang sama : Pasal 340, pasal ini adalah tentang pembunuhan dengan sengaja
dan berencana (moord), jadi dalam pelasanaannya ada
tenggangwaktu bagi si pembuat untuk memikirkan cara
pembunuhan dilakukan. Sehingga dalam pasal ini ada unsur
pemberatan pidana karenanya.
Dalam bab yang berbeda : Pasal 365 ayat (1), kekerasan untuk melakukan pencurian,
pada pasal ini kekerasan dipergunakan untuk mempersiapkan
atau mempermudah perbuatan pencurian, jadi kematian itu
tidaklah dimaksud, tetapi hanya merupakan akibat belaka yang
bukan menjadi kehendak utama si pelaku.
Pasal 340 (moord)
“Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa
orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan, dengan hukuman mati atau
penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun”
Unsur-unsur :
Jadi, jenis delik pasal ini adalah : kejahatan, delik biasa (laporan), dolus sebagai
maksud/tujuan (oogmerk), delik materiil, delik komuna, sekali selesai (aflopend), dan
delik dengan perberatan pidana (legualifileerd).
Contoh kasus: Aberhubungan kelamin dengan B secara tidak sah sehingga hamil dan dari
awal A memang berencana akan membunuh langsung kandungannya
apabila ia kedapatan hamil akibat hubungan itu karena tidak menginginkan
memiliki dan merawat anak.
Pasal Pembanding
Dalam bab yang sama : Pasal 341, seorang ibu yang dengan sengaja membunuh anaknya
pada waktu atau tidak lama sesudah dilahirkan, karena takut
ketahuan (tidak direncanakan lebih dahulu). Jadi yang
membedakan dengan pasal 340 adalah adanya unsur ‘ketakutan’
itu.
“Seorang ibu yang dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika dilahirkan
atau tidak beberapa lama sesudah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia sudah
melahirkan anak, dihukum, karena makar mati terhadap anak, dengan hukuman penjara
selama-lamanya tujuh tahun”
Unsur-unsur :
Jadi, jenis delik pasal ini adalah : kejahatan, delik biasa (laporan), dolus sebagai
maksud/tujuan (oogmerk), delik materiil, delik propia, sekali selesai (aflopend), dan delik
dengan peringan pidana (gepriviligeer).
Contoh kasus: Aberhubungan kelamin dengan B secara tidak sah sehingga hamil, dan ia
takut diketahui orang akan kehamilannya itu karena mengingat ia adalah
puteri dari ayah yang seorang Gubernur, sehingga perbuatannya ditakutkan
akan mecemarkan nama baik ayahnya. Kemudian A membunuh anaknya
yang sedang dilahirkan dengan cara menutup lubang hidup anak itu.
Pasal Pembanding
Dalam bab yang sama : Pasal 338, hanya saja pelaku dalam pasal 341 ini tertentu pada
para ibu dari anaknya yang menjadi korban. Dan unsur adanya
dorongan untuk membunuh adalah karena perasaan takut akan
diketahui bahwa ia melahirkan seorang anak; perasaan takut ini
meringankan dalam hukuman.
“Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputusan yang diambilnya sebab
takut ketahuan bahwa ia tak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa
anaknya itu pada ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu, dihukum
karena pembunuhan anak yang direncanakan (kindermoord) dengan hukuman penjara
selama-lamanya sembilan tahun”
Unsur-unsur :
Contoh kasus: Aberhubungan kelamin dengan B secara tidak sah sehingga hamil, dan ia
takut diketahui orang akan kehamilannya itu karena mengingat ia adalah
puteri dari ayah yang seorang Gubernur, sehingga perbuatannya ditakutkan
akan mecemarkan nama baik ayahnya. Sebelum A melahirkan, ia
merencanakan akan membunuh anaknya ketika dilahirkan nanti. Dan
kemudian A memang membunuh anaknya saat sedang dilahirkan dengan
cara menutup lubang hidup anak itu.
Pasal Pembanding
Dalam bab yang sama : Pasal 341, bahwa kehendak untuk membunuh anaknya itu
timbul sebelum anaknya itu dilahirkan
Pasal 343
“Bagi orang lain yang turut campur dalam kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341
dan 342 dianggap kejahatan itu sebagai makar mati atau pembunuhan”
Jadi oleh pasal ini, bagi orang lain (siapa saja bisa) yang turut serta dalam kedua macam
pembunuhan ini, kejahatan-kejahatan itu dianggap sebagai pembunuhan biasa dari pasal
338 dan pembunuhan berencana dari pasal 340. Jadi terlihat bahwa pasal 343 adalah
menyamakan antara pasal 338 dengan pasal 341 dan 340 dengan pasal 342 dari segi delik
dan pemidanaannya.
Contoh kasus: A berhubungan kelamin dengan B secara tidak sah sehingga hamil.
Kemudian B membantu membunuh si anak yang sedang dilahirkan
dengan cara menutup lubang hidup anak itu.
Pasal 344
“Barangsiapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang
disebutkannya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-
lamanya dua belas tahun”
Unsur-unsur :
Jadi, jenis delik pasal ini adalah : kejahatan, delik biasa (laporan), dolus sebagai
maksud/tujuan (oogmerk), delik materiil, delik komuna, sekali selesai (aflopend), dan
delik dengan peringan pidana (gepriviligeer).
Bunuh diri sendiri tidak dilarang oleh KUHP, tetapi tidak diperbolehkan orang lain
membunuh orang atas permintaannya sendiri. Hanya hukumannya dikurangi, yaitu
maksimumnya dari lima belas tahun penjara diturunkan menjadi dua belas tahun penjara.
(Wirjono Prodjodikoro, halaman 75)
Contoh kasus: B sedang sakit keras yang menyebabkan dia menderita dan tidak berdaya,
sehingga ia tidak dapat melakukan kegiatannya sehari-hari. Karena tidak
tahan dengan keadaanya, ia terus-menerus meminta A untuk membunuh
dirinya (B), dan ternyata A pun menyanggupi permintaan tersebut dengan
mencekik leher si B hingga mati.
Pasal Pembanding
Dalam bab yang sama : Pasal 338, dengan perbedaan pada unsur terpenting dalam pasal
344 adalah “atas permintaan sendiri yang nyata/tegas (ernstig)
dan dengan sungguh-sungguh (uitdrukkelijk)”
Jenis Delik:
- Delik Umum (Communa), Delik Materiil, Delik Biasa, Delik Sengaja (Dolus),
Delik Laporan
Subyektif
Obyektif
Pengertian kalimat “...kalau orang itu jadi bunuh diri...” adalah perbuatan
mendorong/ menolong/ membantu tersebut harus menyebabkan orang yang didorong/
ditolong/ diberi sarana tersebut bunuh diri/ meninggal. Jika tidak, maka hal itu bukan
merupakan perbuatan pidana.
Contoh Kasus:
Seorang Perawat (WMD) mendorong MD agar bunuh diri. Modusnya, WMD ikut
chatting di sebuah situs bunuh diri. Saat berbincang dengan lawan bicaranya (MD) yang
depresi, dia pura-pura bersimpati dan malah menganjurkan untuk bunuh diri. Cara yang
dianjurkan oleh WMD adalah sebagai berikut: "Yang terpenting adalah meletakan jerat
di leher. Simpulkan tali di belakang telinga kiri, tepat di pembuluh arteri. Ini sangat
penting agar kau langsung tak sadar dan cepat menuju kematian," Akibat anjurannya MD
mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Yang menghilangkan nyawa korban adalah Yang menghilangkan nyawa korban adalah
orang lain korban sendiri
Perbedaan dengan Pasal lainnya dalam Bab yang berbeda:
Jenis Delik:
- Delik Umum (Communa), Delik Materiil, Delik Biasa, Delik Sengaja (Dolus),
Delik Laporan
Subyektif
- Dengan sengaja
Obyektif
“Pengguguran Kandungan” adalah terjemahan dari kata “abortus provocatus”, yang dalam
Kamus Kedokteran diterjemahkan dengan “membuat keguguran”. Yang dapat
didakwakan Pasal ini hanya “wanita yang mengandung janin”. Pihak yang melakukan
“pengguguran kandungan” tidak harus wanita yang mengandung tsb, bisa orang ketiga,
asalkan niat untuk menggugurkan kandungan ada pada wanita tersebut.
Contoh Kasus
Seorang wanita yang mengetahui bahwa ia telah mengandung janin selama 3 minggu,
sengaja menggugurkan kandungannya dengan cara pergi ke dokter kandungan dan
meminta dokter tsb agar melakukan penyedotan janin sehingga janinnya gugur.
Perbedaan dengan Pasal lainnya dalam Bab yang sama
Yang dapat dikenai Pasal ini adalah Yang dapat dikenai Pasal ini adalah orang
wanita yang mengandung janin lain yang menggugurkan kandungan
seorang wanita
Niat ada pada wanita yang Niat ada pada orang lain yang
mengandung janin menggugurkan kandungan korban
Korban adalah janin yang dikandung Korban adalah anak dari ibu (pelaku)
Jenis Delik:
- Delik Umum (Communa), Delik Materiil, Delik Biasa, Delik Sengaja (Dolus),
Delik Laporan
Unsur – unsurnya
Subyektif
- Dengan Sengaja
Obyektif
- Syarat Tambahan :
Merupakan delik yang dikualifisir dari Pasal 347 ayat (1) KUHP, karena hukumannya
diperberat menjadi lima belas tahun
Pada kedua Pasal ini, disyaratkan bahwa janin yang dikandung wanita tersebut haruslah
gugur, jika tidak maka masuk ke dalam Percobaan (poging).
Unsur “Tanpa persetujuan” harus dinyatakan dengan tegas oleh wanita yang
mengandung, bahwa ia tidak menginginkan untuk menggugurkan kandungannya, atau
jika tindakan pengguguran kandungan wanita tersebut tidak diketahui oleh wanita tersebut
sebagai cara untuk menggugurkan kandungannya.
Perbedaan antara Pasal 347 ayat (1) KUHP dan Pasal 348 ayat (1) KUHP
terletak pada persetujuan wanita yang digugurkan kandungannya. Pada pasal 347 ayat (1)
KUHP, tidak ada persetujuan dari wanita yang digugurkan kandungannya untuk
menggugurkan kandungannya, sedangkan pada Pasal 348 ayat (1) KUHP, ada persetujuan
dari wanita yang digugurkan kandungannya untuk menggugurkan kandungannya.
Karena tidak mau menanggung malu, AJ, ibu dari HG, berniat untuk menggugurkan
kandungan HG yang baru berusia 2 minggu. Akan tetapi, HG tidak pernah menyetujui
saran AJ untuk menggugurkan kandungannya. Pada hari minggu, AJ memasukkan obat
penggugur kandungan ke dalam minuman HG, dengan berdalih bahwa itu adalah
minuman stamina. Kemudian, HG merasa perutnya sakit dan ia meronta-ronta kesakitan.
Beberapa hari kemudian, saat HG memeriksakan kandungannya ke dokter kandungan,
diketahui bahwa HG telah mengalami keguguran.
Jenis Delik:
- Delik Umum (Communa), Delik Materiil, Delik Biasa, Delik Sengaja (Dolus),
Delik Laporan
Unsur – unsurnya
Subyektif
- Dengan Sengaja
Obyektif
Contoh Kasus:
YG, yang merasa malu mengandung janin berusia 3 minggu tanpa memiliki suami,
mendatangi SED, pemilik panti pijat RILEKS di Kawasan Tangerang. YG meminta agar
SED memijat perutnya agar YG mengalami keguguran. SED pun menyetujuinya dengan
sejumlah imbalan. Selama beberapa hari, YG rutin mengunjungi panti pijat tersebut untuk
dipijat perutnya. Alhasil, beberapa hari kemudian, YG mengalami pendarahan dan
kemudian ia memeriksakan kandungannya ke bidan. Kemudian bidan menyatakan bahwa
YG telah mengalami keguguran. Mendengar hal itu, YG merasa sangat senang.
Subyektif
- Dengan Sengaja
Obyektif
Syarat Tambahan :
Merupakan delik yang dikualifisir dari Pasal 348 ayat (1) KUHP, karena hukumannya
diperberat menjadi tujuh tahun.
Contoh Kasus :
AF, seorang dokter kandungan, didatangi oleh MEY, wanita yang sedang mengandung
selama 3 bulan. MEY memintanya agar bersedia menggugurkan kandungannya dengan
cara menyedot janinnya. AF awalnya tidak setuju karena hal itu sanagt berbahaya,
mengingat kandungan MEY yang sudah berusia 3 bulan. Akan tetapi, karena MEY
menjanjikan imbalan yang besar, maka AF setuju untuk melakukannya. Karena terjadi
pendarahan, tidak lama kemudian MEY meninggal dunia.
Pasal 351.
2. Bila perbuatan itu mengakibatkan luka berat, maka yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun. (KUHP 90; Uitlev. 2-2'.)
3. Bila perbuatan itu mengakibatkan kematian, maka yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun. (KUHP 338.)
Delik ini adalah delik formil, karena yang diatur dalam pasal ini adalah perbuatan yang
dilakukan, dalam hal ini adalah penganiayaan. Perbuatan dalam pasal ini ini termasuk
dolus, yaitu perbuatan tersebut dilakukan dengan kesengajaan. Pasal ini juga dikualifisir
yaitu dilengkapi dengan ketentuan tambahan berupa pemberatan apabila perbuatan
tersebut mengakibatkan luka berat (ayat 2), atau apabila perbuatan tersebut
mengakibatkan kematian (ayat 3).Adapun luka berat maupun kematian tersebut bukanlah
hal yang disengaja, melainkan hanya diakibatkan dari penganiayaan tersebut
Dilihat dari rumusannya, delik ini termasuk dalam delik laporan, yaitu delik dimana
semua orang dapat menjadi pelapor.
Contoh kasus :
“A” sedang menyetir motornya saat motornya diserempet “B” sampai spionnya patah.
“A” kesal dengan tindakan “B” tp “B” Tidak mau mengakui perbuatannya.Jika “A”
marah lalu memukul “B” dengan helmnya
- Jika sampai “B” babak belur dan menjadi koma maka termasuk pasal 351 (2)
- Jika ternyata pukulan “A” meleset maka tidak dapat dipidana atas dasar pasal 351
(4)
Pasal 352.
1. (s.d.u. dg. S. 1927-417; UU No. 18/Prp/1960.) Kecuali yang tersebut dalam pasal
353 dan 356, penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan jabatan atau pekerjaan, diancam karena penganiayaan ringan,dengan
pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan
kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.
2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. (RO. 95-2', 116.)
Delik ini adalah delik materil, karena yang diatur dalam pasal ini adalah akibat dari
perbuatan yang dilakukan, dalam hal ini adalah penganiayaan. Perbuatan dalam pasal ini
ini termasuk dolus, yaitu perbuatan tersebut dilakukan dengan kesengajaan. Pasal ini juga
dikualifisir yaitu dilengkapi dengan ketentuan tambahan berupa pemberatan apabila
perbuatan tersebut dilakukan terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi
bawahannya (ayat 1). Delik ini termasuk delik laporan.
Contoh Kasus :
“A” sedang menyetir motornya saat motornya diserempet “B” sampai spionnya patah.
“A” kesal dengan tindakan “B” tp “B” Tidak mau mengakui perbuatannya.Jika “A”
marah lalu menampar “B”
- Jika “B” merasa sakit tapi tidak ada memar sekalipun maka dapat dikenakan
pasal 352 (1)
- Ternyata tamparan “A” meleset, karena “B” menghindar. Maka tidak dapat
dipidana atas dasar pasal 352 (2)
Pasal 353.
2. Bila perbuatan itu mengakibatkan luka berat, maka yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun. (KUHP 90.)
3. Bila perbuatan itu mengakibatkan kematian, maka yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan tahun. (KUHP 35, 37-1 sub 2', 338 dst., 340,
352, 355 dst., 487; Sv. 71; IR. 62; RBg. 498; Uitlev. 2-5'.)
- Dengan direncanakan terlebih dahulu, maksud unsur ini adalah masih adanya
waktu antara timbulnya maksud untuk melakukan perbuatan tersebut dengan
pelaksanaannya, untuk dengan tenang memikirkan bagaimana cara perbuatan
tersebut akan dilakukan
Delik ini adalah delik formil, karena yang diatur dalam pasal ini adalah perbuatan yang
dilakukan, dalam hal ini adalah penganiayaan. Perbuatan dalam pasal ini ini termasuk
dolus, yaitu perbuatan tersebut dilakukan dengan kesengajaan. Pasal ini juga dikualifisir
yaitu dilengkapi dengan ketentuan tambahan berupa pemberatan apabila perbuatan
tersebut mengakibatkan luka berat (ayat 2), atau apabila perbuatan tersebut
mengakibatkan kematian (ayat 3).
Dilihat dari rumusannya, delik ini termasuk dalam delik laporan, yaitu delik dimana
semua orang dapat menjadi pelapor.
Contoh Kasus :
“A” sedang menyetir motornya saat motornya diserempet “B” sampai spionnya patah.
“A” kesal dengan tindakan “B” tp “B” Tidak mau mengakui perbuatannya. Karena “A”
sakit hati, ia membuntuti “B” ke rumahnya, lalu “A” menunggu kesempatan di semak-
semak. Saat malam tiba, “B” hendak berjalan ke masjid untuk salat, saat itulah “A”
menyergapnya dan melaksanakan balas dendamnya dengan memukulinya dengan kunci
ukuran 20.
• Jika “B” hanya luka maka dapat dikenakan pasal 353 (1)
• Jika “B” koma delapan minggu maka dapat dikenakan pasal 353 (2)
Pasal 354
1. Barangsiapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun. (KUHP 90,
3512)
2. Bila perbuatan itu mengakibatkan kematian, maka yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama sepuluh tahun. (KUHP 37-1 sub 2', 90, 338 dst., 356,
487; Uitlev. 2-5'.)
- Barangsiapa, arti dari unsur ini adalah siapapun tanpa terkecuali dapat dikenakan
ketentuan dari pasal ini
- Dengan sengaja, yang dimaksud adalah sang pelaku harus memenuhi willen &
wetten, yaitu mengetahui, dan menghendaki dilakukannya perbuatan yang
sedemikian rupa sebagaimana dinyatakan dalam pasal ini.
- Melukai berat orang lain, maksud dari unsur ini adalah perbuatan tersebut
mengakibatkan luka berat pada orang lain, dimana luka berat tersebut memang
dimaksudkkan oleh sang pelaku. Artinya luka berat itulah yang memang dijadikan
tujuan oleh pelaku.
Delik ini adalah delik materil, dimana yang diatur oleh pasal ini merupakan hasilnya,
yaitu menjadikan orang lain luka berat. Delik ini adalah termasuk dolus karena tindakan
dalam pasal ini merupakan sesuatu yang disengaja oleh pelakunya. Pasal ini termasuk
pasal yang dikualifisir, dengan kualifikasi lebih lanjut apabila perbuatan itu
mengakibatkan kematian (ayat 2) maka akan diberi pemberatan pidana menjadi paling
lama 2 tahun. Dilihat dari rumusannya, pasal ini adalah termasuk delik laporan
Contoh Kasus :
“A” seorang fungsionaris Desa. Pada saat rapat Badan Pertimbangan Desa, “A” dicecar
dan dimaki oleh “B” karena “B” menganggap bahwa kerja “A” tidak becus. Karena kesal,
supaya “B” tidak bisa berbicara sembarangan, “A” Mengambil gunting, menghantam
muka “B” lalu menggunting lidahnya
- Jika karena perbuatan “A” , “B” kehilangan banyak darah dan mati maka “A”
dapat dikenai pasal 354 (2)
Pasal 355.
2. Bila perbuatan itu mengakibatkan kematian, maka yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun. (KUHP 35, 37-1 sub 2', 336, 340,
3513, 353, 356 dst., 487.)
- Penganiayaan berat, arti unsur ini adalah penganiayaan dalam pasal 354 yaitu
dengan sengaja melukai berat orang lain dimana luka berat tersebut merupakan
maksud dari sang pelaku.
- Dengan direncanakan terlebih dahulu, maksud unsur ini adalah masih adanya
waktu antara timbulnya maksud untuk melakukan perbuatan tersebut dengan
pelaksanaannya, untuk dengan tenang memikirkan bagaimana cara perbuatan
tersebut akan dilakukan
Delik ini adalah delik formil karena yang dipidanakan adalah perbuatan yang dilakukan
tersebut, dalam pasal ini yaitu penganiayaan berat. Delik ini termasuk dolus, karena
tindakan sebagaimana dinyatakan dalam pasal ini dilakukan dengan sengaja oleh sang
pelaku. Delik ini dikualifisir dalam ayat 2 yaitu apabila perbuatan itu mengakibatkan
kematian maka ancaman pidananya diperberat menjadi penjara paling lama 15 tahun. Dari
rumusannya, delik ini termasuk delik laporan
Contoh Kasus :
“A” seorang fungsionaris Desa. Pada saat rapat Badan Pertimbangan Desa, “A” dicecar
dan dimaki oleh “B” karena “B” menganggap bahwa kerja “A” tidak becus. Karena kesal,
supaya “B” tidak bisa berbicara sembarangan, “A” merencanakan balas dendam. Ia
menunggu malam tiba, lalu “A” menyelinap ke rumah “B”. “A” lalu masuk ke kamar “B”
yang sedang terlelap, lalu “A” Mengambil gunting, menghantam muka “B” lalu
menggunting lidahnya.
- Jika karena perbuatan “A” , “B” kehilangan banyak darah dan mati maka “A”
dapat dikenai pasal 355 (2)
Pasal 356.
Pidana yang ditentukan dalam pasal 351, 353, 354 dan 355 dapat ditambah
dengan sepertiga:
1. bila kejahatan itu dilakukan terhadap ibunya, ayahnya yang sah, istrinya atau
anaknya; (KUHP 91, 307.)
2. bila kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena
menjalankan tugasnya yang sah; (KUHP 92, 211 dst., 316.)
3. bila kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi
nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.
Perbedaan antara pasal 351 dengan pasal 353 adalah, pada pasal 351 tindakan
penganiayaan itu tidak direncanakan, sedangkan pada rumusan pasal 353, penganiayaan
tersebut dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu. Sedangkan perbedaan antara
pasal 351 dengan 354 adalah pada 351, percobaan tidak dipidana sedangkan pada pasal
354 percobaan dapat dipidana.
Perbedaan antara pasal 351 dengan 352 adalah, pada pasal 351 yang dipidana adalah
penganiayaan biasa, sedangkan pada pasal 352 yang dipidanakan adalah penganiayaan
ringan. Perbedaan berikutnya adalah perbuatan-perbuatan dalam pasal 351 dapat
diperberat sepertiga apabila memenuhi unsur dari pasal 356.
Perbedaan antara pasal 351 ayat 2 dengan pasal 354 adalah, pada pasal 351 ayat 2 luka
berat tersebut terjadi sebagai akibat dari penganiayaan itu, bukan karena niat pelaku
sedangkan pada pasal 354, luka berat tersebut merupakan tujuan dari pelaku.
Perbedaan antara pasal 351 ayat 3 dengan 354 adalah, pada 351 penganiayaan tersebut
merupakann penganiayaan biasa yang berakibat pada kematian, sedangkan pada pasal 354
adalah penganiayaan berat yang berakibat pada kematian.
Perbedaan antara pasal 353 dengan 355 adalah, walaupun keduanya sama-sama dilakukan
dengann rencana terlebih dahulu, pada pasal 353 penganiayaannya adalah penganiayaan
biasa. Walaupun mengakibatkan luka berat sebagaimana dinyatakan pada pasal 353 ayat
2, luka tersebut merupakan akibat dari penganiayaan yang tidak disengaja, sedangkan
pada pasal 355, luka berat tersebut merupakan kesengajaan yang memang dimaksudkan
oleh pelaku.
Perbedaan antara pasal 351 ayat 3, 353 ayat 3, 354 ayat 2, dan 355 ayat 2 dengan pasal
338 kuhp adalah, pada pasal 338 KUHP, kematian tersebut merupakan bagian dari
niatnya, sedangkan pada pasal 351 ayat 3, 353 ayat 3, 354 ayat 2, dan 355 ayat 2,
kematian tersebut merupakan akibat yang tidak diniatkan dari penganiayaan tersebut.
Sedangkan perbedaan antara 340 dengan pasal 353 ayat 3 dan 355 ayat 2 adalah pada
pasal 340 yang direncanakan terlebih dahulu adalah penghilangan nyawanya, sedangkan
pada 353 ayat 3 dan 355 ayat 2 yang direncanakan terlebih dahulu adalah
penganiayaannya, kematiannya merupakan akibat dari penganiayaan tersebut yang tidak
diniatkan dari awal.
Perbedaan antara pasal 356 dengan pasal 339 adalah pasal 356 mengkualifisir pasal-pasal
pada bab penganiayaan dilihat dari sisi kepada siapa tindakan penganiayaan tersebut
dilakukan sedangkan pasal 336 mengkualifisir pasal-pasal bab kejahatan terhadap nyawa
dilihat dari perbuatan apa yang mengikuti, menyertai, atau mendahului kejahatan terhadap
nyawa tersebut.
Jenis Delik:
- Delik Umum (Communa), Delik Materiil, Delik Biasa, Delik Kealpaan, Delik
Laporan
Unsur-unsurnya
Subyektif
- Karena salahnya
Obyektif
- Menyebabkan meninggalnya
- Orang lain
Contoh Kasus
Menyebabkan Luka Berat Karena Kealpaan (Pasal 360 ayat (1) KUHP)
Jenis Delik:
- Delik Umum (Communa), Delik Materiil, Delik Biasa, Delik Kealpaan, Delik
Laporan
Unsur-unsurnya
Subyektif
- Karena salahnya
Obyektif
- Orang lain
Hampir sama dengan Pasal 359 KUHP, perbedaannya disini kelalaian pelaku
menyebabkan luka berat.
- Menjadi cacat
- Lumpuh
Contoh Kasus:
A, mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi pada malam hari. Tanpa diduga
oleh A sebelumnya, ia kemudian menabrak B, seorang pengemis yang melintasi jalan
raya. Akibatnya, B menjadi cacat dan tidak dapat menggunakan kedua kakinya lagi.
Jenis Delik:
- Delik Umum (Communa), Delik Materiil, Delik yang diprevilisir, Delik Kealpaan,
Delik Laporan
Unsur-unsurnya
Subyektif
- Karena salahnya
Obyektif
- Menyebabkan
- Orang lain
Contoh kasus:
Pasal 360 ayat (1) KUHP Pasal 353 ayat (2) KUHP
Pasal 360 ayat (2) KUHP Pasal 352 ayat (2) KUHP
2. Jika orangtua membiarkan anaknya mati, tapi memang ada niat untuk membunuhnya,
apakah masuk ke dalam Pasal pembunuhan berencana (340 KUHP)?