Professional Documents
Culture Documents
TEKHNIK INTELIJEN
PENGERTIAN INTELIJEN
Proses intelijen telah dikenal sebagai tugas para spionase. Para
ahli bahasa mengatakan bahwa kata tajassus (memata-matai) yang
berasal dari kata ‘jassa’ yang berarti ‘menyentuh dengan tangan’.
Yajussuhu jassan yang berarti menyentuh dengan suatu sentuhan.
Jassasy-Syakshu bi ainaihi berarti seseorang yang menyelidiki dengan
panca inderanya agar suatu masalah menjadi jelas. Ini adalah kata
kiasan, karena kata jassa-yang berarti menyentuh dengan tangan-
mengandung pengertian meminta sambil menyentuh, karena biasanya
orang yang meminta sesuatu pasti menyentuhnya.
Sebagian besar kitab fiqih menyebutkan bahwa makna al jasus
adalah mata, dan mata pada dasarnya adalah mata-mata (spionase).
Definisi al jassus atau spionase dalam ensiklopedia Islam adalah yang
selalu bergandengan dengan kalimat ain (mata).
Dapat disimpulkan, bahwa at-tajassus adalah: mencari dan
memeriksa berita dan informasi rahasia yang tersembunyi
yang dimiliki musuh, dengan menggunakan perangkat
spionase yang bertujuan menyingkapnya dan
memanfaatkannya untuk menyiapkan rencana perlawanan.
Pada situasi perang/situasi darurat pada saat ini proses intelijen
adalah dalam rangka mengumpulkan informasi tentang Negara yang
memerangi, dengan tujuan untuk melancarkan serangan balik kepada
Negara musuh.
PROSES INTELIJEN
Proses intelijen merupakan rangkaian kegiatan secara terus
menerus, berlanjut dan berulang dimulai dari tahap perencanaan,
pengumpulan keterangan, pengolahan keterangan,
penyampaian dan penggunaan untuk mendapatkan intelijen yang
berkaitan dengan ancaman dan atau peluang ancaman.
A. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu kegiatan untuk merumuskan
kebutuhan dari keinginan Pimpinan/Komandan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas pokok di lapangan untuk memberikan
pengarahan kegiatan intelijen, sehingga dapat dilaksanakan secara
terarah dan sistematis guna mendapatkan hasil yang maksimal. Tahap
perencanaan dilakukan oleh Staf Intelijen setelah menerima
petunjuk/perintah dari Komandan/Pimpinan atau tugas yang dicari
sendiri. Tahap ini sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas
pokok.
B. Pengumpulan Keterangan
Pengumpulan keterangan akan menghadapi berbagai kesulitan
karena musuh/lawan selalu berusaha menggagalkan kegiatan
pengumpulan keterangan yang kita laksanakan. Musuh/lawan akan
merahasiakan kekuatan, kedudukan, kegiatan/aktivitas, serta hal lain
dan berusaha dengan melakukan penyesatan dan pengelabuan. Maka
keterangan yang diperoleh akan tergantung dari kualitas Badan
Pengumpul untuk melaksanakan Pengumpulan Keterangan dan sangat
dipengaruhi oleh sumber keterangan yang ada.
C. Pengolahan
Kegiatan pengolahan merupakan tahap ketiga dari Roda
Perputaran Intelijen. Dalam hal ini bahan keterangan yang telah
diterima diolah melalui proses pencatatan, penilaian dan penafsiran,
sehingga bahan keterangan yang awalnya masih merupakan bahan
mentah ditransformasikan menjadi intelijen. Proses pengolahan bahan
keterangan menjadi intelijen dilakukan secara terus menerus melalui
kegiatan pencatatan, penilaian dan penafsiran.
1. Pencatatan
Merupakan kegiatan pencatatan secara sistematis yang berupa
tulisan atau gambar agar memudahkan dalam kegiatan penilaian
dan penafsiran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pencatatan:
1. Mudah untuk dicatat (dikelompokkan berdasarkan bidang dan
masalahnya)
2. Sederhana, mudah dimengerti.
3. Memungkinkan kecepatan dalam pekerjaan penyusunan.
4. Penyajian keterangan-keterangan yang diperlukan tidak
terpengaruh oleh situasi dan kondisi.
5. Memudahkan pelaksanaan penilaian dan penafsiran.
6. Memudahkan dan menjamin kecepatan mempersiapkan
laporan.
2. Penilaian
Suatu kegiatan yang dilakukan secara beriringan atau bersamaan
dengan kegiatan pencatatan. Kegiatan ini dilakukan dengan menilai
suatu bahan keteragan secara kritis, yang akan digunakan sebagai
dasar kegiatan penafsiran. Penilaian adalah menentukan “tingkat
kebenaran” bahan keterangan dan “tingkat kepercayaan”
sumber bahan keterangan.
Ukuran penilaian:
1. Penilaian tingkat kepercayaan terhadap sumber diklasifikasikan dengan huruf A, B, C,
D, E dan F.
Penilaian tingkat kepercayaan terhadap sumber:
A = Dapat dipercaya sepenuhnya
B = Biasanya dapat dipercaya
C = Agak dapat dipercaya
D = Biasanya tak dapat dipercaya
E = Tidak dapat dipercaya
F = Kepercayaan tidak dapat dinilai
2. Penilaian kebenaran suatu keterangan diklasifikasikan dengan
angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
Penilaian keterangan atau tingkat kebenaran suatu
keterangan yaitu :
1 = Dibenarkan oleh sumber lain.
2 = Sangat mungkin benar.
3 = Mungkin benar.
4 = Kebenarannya diragukan.
5 = Tidak mungkin benar.
6 = Kebenarannya tidak dapat dinilai.
3. Penafsiran
Merupakan proses transformasi bahan keterangan menjadi intelijen
dengan cara mencocokkan dan membandingkan keterangan yang
satu dengan yang lainnya. Disamping itu penafsiran juga
merupakan pertimbangan yang kritis terhadap keterangan melalui
analisa, integrasi dan penentuan kesimpulan.
a. Analisa
b. Integrasi
Integrasi merupakan kegiatan mengkompilasikan keterangan yang
dipisahkan pada waktu melakukan analisis dan menghimpunnya
dengan keterangan-keterangan lain yang sudah diketahui untuk
membentuk suatu gambaran yang logis atau hipotetis tentang
suatu masalah. Langkah tersebut antara lain:
Memadukan beberapa bahan keterangan sesuai Target Operasi.
Hal ini perlu dilaksanakan untuk melengkapi atau memperkuat
antara keterangan yang satu dengan yang lainnya. Apabila ada
suatu bahan keterangan yang tidak mendukung tugas pokok,
keterangan tersebut dapat diabaikan.
Mengolah bahan keterangan yang diperoleh dengan intelijen
dasar yang tersedia. Bahan keterangan yang diperoleh
c. Kesimpulan
Tahap akhir dalam proses penafsiran keterangan, adalah
mengambil kesimpulan dari hipotesis-hipotesis yang dikembangkan.
Kesimpulan mencakup tafsiran atau interpretasi dari suatu
keterangan. Kesimpulan ini selanjutnya dijadikan dasar membuat
perkiraan mengenai kemungkinan perkembangan situasi yang akan
dihadapi. Perkiraan tersebut jelas hanya merupakan hipotesis yang
disampaikan kepada pihak pimpinan/atasan. Untuk membuktikan
atau untuk memperoleh keyakinan mengenai perkiraan yang
disampaikan oleh staf intelijen, pihak pimpinan bersangkutan dapat
mengajukan verifikasi dengan mengajukan UUK baru. Dengan
demikian proses RPI berjalan kembali mulai dari proses
perencanaan, pengumpulan, pengolahan dan
penyampaian/penggunaan berjalan terus.
1. Penyampaian
Kegiatan penyampaian adalah kegiatan pengiriman/distribusi
produk intelijen kepada pimpinan dan unsur-unsur lain yang
2. Penggunaan
Intelijen yang dihasilkan harus segera disampaikan kepada
pengguna, selanjutnya digunakan untuk:
1. Penyusunan rencana
2. Penentu kebijaksanaan
3. Pengambilan keputusan
Pengguna yang dimaksud dalam hal ini adalah pimpinan yang
meminta/ memerintahkan dan atau pejabat lain yang
berkepentingan antara lain:
1. Komandan
2. Staf Terkait
3. Satuan lain yang berkepentingan
E. EVALUASI AKHIR
Diperlukannya evaluasi akhir adalah untuk mengetahui sejauh
mana hambatan-hambatan yang dialami dilapangan dari rangkaian
proses intelijen tersebut.