You are on page 1of 22

IMPLEMENTASI BAHAN ISOLASI GAS PADA

CIRCUIT BREAKER (CB) DAN TRANSFORMATOR ARUS


(CT)

OLEH:

PUTU RUSDI ARIAWAN


0804405050

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2010
ABSTRAKSI

Isolasi merupakan suatu bahan yang digunakan sebagai pembatas dan


pengaman pada peralatan listrik. Terdapat beberapa jenis bahan isolasi yang
digunakan dalam teknologi tegangan tinggi diantaranya bahan isolasi padat, bahan
isolasi cair, dan bahan isolasi udara (gas). Bahan isolasi gas digunakan sebagai
pengisolasi dan sekaligus sebagai media penyalur panas. Bahan isolasi gas dapat
berupa udara, sulphur hexa fluorida (SF6) dan gas-gas lainnya. Contoh implementasi
dari bahan Isolasi udara (gas) yaitu pada circuit breaker (CB) dan pada transformator
arus (CT).
Terdapat beberapa jenis gas diantaranya: udara, oxygen (O2), nitrogen (N),
carbon dioxide (CO2), SF6, Arcton, Nitriles, dll, dimana sifat dan kelebihannya
berbeda-beda. Terdapat dua jenis sistem dari CB yang diisolasi gas, yaitu Live-Tank
CB dan Dead-Tank CB. Gas elektronegatif SF6 mempunyai kekuatan listrik yang
tinggi dan juga kemampuan memadamkan busur api yang baik. Dari semua gas hanya
udara dan SF6 yang dipakai saat ini pada gas blast CB. SF6 mempunyai kapasitas
memutuskan tegangan 4x daripada udara pada tekanan yang sama.
Pada CT bahan isolasi gas yang banyak digunakan misalnya Arcton 12
(difluoro dichloromethane) karena tidak terdapatnya busur api. Pada CT yang perlu
diperhatikan pada penggunaan bahan isolasi gas adalah untuk penggunaan peralatan
di udara bebas, dimana suhu bisa mencapai -40oC, seperti CF2CL2 (Arcton-12) ini
mempunyai kekuatan listrik yang cukup tinggi.

PUTU RUSDI ARIAWAN ii


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat Beliaulah penulis dapat menyelesaikan paper dengan judul :
“IMPLEMENTASI BAHAN ISOLASI GAS PADA CIRCUIT BREAKER DAN
TRANSFORMATOR ARUS” tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan paper ini sehingga dapat tersusun dengan baik.
Penulis mengakui bahwa paper ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun, sangat diharapkan demi kesempurnaan paper ini.
Akhirnya penulis berharap semoga paper ini ada manfaatnya bagi semua pihak

Denpasar, Agustus 2010

Penulis

PUTU RUSDI ARIAWAN iii


DAFTAR ISI

Absraksi ............................................................................................................ ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Daftar Gambar.................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................. 2
1.5 Ruang Lingkup.................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Udara ................................................................................................ 3
2.2 Jenis-Jenis Isolasi Udara (Gas) ......................................................... 4
2.2.1 Sulphur Hexa Fluorida (SF6) ................................................... 4
2.2.2 Gas-Gas Lain............................................................................ 4
2.3 Circuit Breaker (CB) ......................................................................... 5
2.4 Transformator Arus (CT) .................................................................. 5
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................. 6
3.2 Prosedur Pengolahan Data ................................................................ 6
3.3 Aspek Yang Dikaji............................................................................ 6
3.4 Prosedur Mengambil Simpulan......................................................... 6
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Penggunaan Bahan Isolasi Gas Pada CB .......................................... 7
4.1.1 Jenis-Jenis CB .......................................................................... 7

PUTU RUSDI ARIAWAN iv


4.1.2 Sistem CB Yang Diisolasi/Diisi Gas......................................... 7
4.1.2.1 Live-Tank CB ............................................................... 7
4.1.2.2 Dead-Tank CB .............................................................. 8
4.1.3 Gas-Gas Yang Dapat Digunakan Pada CB ................................ 9
4.2 Penggunaan Bahan Isolasi Gas Pada CT ........................................ 10
4.2.1 Peralatan CT yang Diisolasi/diisi Gas...................................... 10
4.2.2 Gas-Gas Yang Dapat Digunakan Pada CT .............................. 11
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................ 13
5.2 Saran............................................................................................... 14
Daftar Pustaka ................................................................................................. 15

PUTU RUSDI ARIAWAN v


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Vt = f (celah udara) pada p = 1 atm, F= 50 Hz……............………….....3


Gambar 2.2 Molekul sulphur Hexa Florida…………………………………..…........4
Gambar 2.3 Konstruksi Dasar CB…………...……….................................................5
Gambar 4.1 Live-Tank CB dan Dead-Tank CB.......……………………...…...……..8
Gambar 4.2 Kekuatan Listrik Dari Udara Sebagai Fungsi Dari Tekanan……….…...9
Gambar 4.3 Trafo Arus (CT)...........................................…………………….....…..11

PUTU RUSDI ARIAWAN vi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada suatu sistem tegangan listrik, suatu bahan isolasi sangat diperlukan untuk
menunjang keandalan didalam penyaluran tegangan listrik. Bahan Isolasi merupakan
sebagai pengaman, dalam hal ini untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan
pada suatu penghantar jaringan tegangan tinggi, sehingga dapat memberikan
keamanan dan kenyamanan pada manusia yang berada disekitarnya.
Bahan Isolasi pada sistem tenaga listrik dalam mengisolasi atau mengamankan
konduktor membutuhkan suatu koordinasi isolasi, yang merupakan korelasi kekuatan
isolasi peralatan sistem tenaga listrik dengan alat-alat proteksinya, sehingga peralatan
sistem tenaga listrik terlindungi dari bahaya-bahaya tegangan lebih.
Terdapat beberapa jenis bahan isolasi yang digunakan dalam teknologi tegangan
tinggi diantaranya bahan isolasi padat dan bahan isolasi cair. Selain itu juga terdapat
bahan isolasi udara (gas). Contoh implementasi dari bahan Isolasi udara (gas) yaitu
pada circuit breaker (CB) tegangan tinggi dan pada transformator arus (CT).

1.2 Rumusan Masalah


Dapat ditentukan rumusan masalah dari latar belakang diatas, yaitu:

1. Apa dasar pertimbangan penggunaan bahan isolasi gas pada kedua contoh
aplikasi di atas?

2. Gas-gas apa saja yang dapat digunakan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. Tujuan Umum
Memberikan tambahan pengetahuan mengenai bahan isolasi gas.

PUTU RUSDI ARIAWAN 1


2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa keunggulan dari bahan isolasi gas sehingga layak
digunakkan pada circuit breaker (CB) tegangan tinggi dan transformator
arus (CT).
2. Untuk mengetahui gas-gas yang tepat digunakan pada kedua peralatan
listrik tersebut.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui apa dasar
pertimbangan bahan isolasi gas layak digunakan pada circuit breaker (CB) tegangan
tinggi dan transformator arus (CT).

1.5 Ruang lingkup


Pada paper ini, penulis hanya membahas mengenai bahan isolasi gas dimana
pembahasan terbatas pada penggunaannya sebagai bahan isolasi yang digunakan pada
CB tegangan tinggi dan CT, serta jenis-jenis gas yang dapat digunakan.

PUTU RUSDI ARIAWAN 2


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udara
Udara mempunyai tegangan tembus yang cukup besar yaitu 30 kV / cm yang
merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan. Bahan isolasi ini mudah dijumpai
yaitu pada JTR, JTM, dan JTT dimana antara hantaran yang satu dengan yang lain
dipisahkan dengan udara. Hubungan antara tegangan tembus dan jarak untuk udara
tidak linier seperti ditunjukkan pada gambar 2.1

Tegangan (V)

400

300

200

100

Jarak (mm)
100 200 300

Gambar 2.1 Vt = f (celah udara) pada p = 1 atm, F = 50 Hz

Bila dua buah elektroda yang dipisahkan dengan udara mempunyai beda tegangan
yang cukup tinggi yaitu tegangan yang melebihi tegangan tembus, maka akan timbul
loncatan bunga api. Besarnya tegangan tembus pada udara dipengaruhi oleh besarnya
tekanan udara. Secara umum, makin besar tekanannya, makin besar juga tegangan
tembusnya.[3]

PUTU RUSDI ARIAWAN 3


2.2 Jenis-Jenis Isolasi Udara (Gas)
2.2.1 Sulphur Hexa Fluorida (SF6)
Sulphur hexa flourida merupakan suatu gas bentukan antara unsur sulphur
dengan fluor dengan reaksi eksotermis:
S + 3 F2 SF2 + 262 kilo kalori.
Molekul SF6 seperti ditunjukkan pada gambar 2.2

S F
F

F
Gambar 2.2 Molekul sulphur hexa fluorida

Pada gambar 2.2 terlihat bahwa molekul SF6 mempunyai 6 atom fluor yang
mengelilingi sebuah atom sulphur, di sini masing-masing atom fluor mengikat 1 buah
elektron terluar atom sulphur. Dengan demikian maka SF6 menjadi gas yang inert
atau stabil seperti halnya gas mulia. Sulphur hexa flourida mempunyai massa jenis
6,139 kg / m3 . Sifat dari Sulphur hexa flourida adalah : tidak terbakar, tidak larut
dalam air, tidak beracun, tidak berwarna dan tidak berbau.[3]
2.2.2 Gas-gas lain
Gas bentukan fluoro organik misalnya C7F14, C7F8, C14 F24 mempunyai tegangan
tembus yang tinggi, berkisar antara 6 sampai 10 kali tegangan tembus udara. Gas
karbon dioksida (CO2) dapat digunakan sebagai gas residu pada bahan dielektrik cair
(minyak) pada alat-alat tegangan tinggi. Sifat-sifatnya antara lain : resistivitas termal
6880 C ο/ W /cm3 dan tegangan tembusnya rendah yaitu 157 V/ cm. Gas neon
banyak digunakan sebagai bahan pengisi lampu-lampu tabung yang memiliki
tegangan tembus sekitar 100 V / cm.

PUTU RUSDI ARIAWAN 4


2.3 Circuit breaker (CB)
Pada dasarnya konstruksi CB adalah adanya kontaktor yang dapat dipisah
(diputus) dengan suatu media isolasi.

Gambar 2.3 Konstruksi dasar dari CB

Cukup banyak bahan isolasi yang dapat dipakai dan bahan isolasi ini tergantung
dari rating CB tersebut. Bahan isolasi yang banyak dipakai adalah udara dan sulfur
hexafluoride (SF6).

2.4 Transformator arus (CT)


Untuk bahan isolasi pada trafo arus, trafo tegangan dan lain-lain, lebih banyak
digunakan bahan isolasi gas misalnya Arcton 12 (difluoro dichloromethane) karena
tidak terdapatnya busur api. Arcton 12 (difluoro dichloromethane) ini tidak cocok
untuk memadamkan busur api karena bila ada busur api dalam media isolasi ini akan
terbentuk carbon dan chlorine[1]. Kedua bahan ini dapat menurunkan sifat isolasi
bahan sehingga bahan akan tembus dengan mudah.

PUTU RUSDI ARIAWAN 5


BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Prosedur Pengumpulan Data


Data yang digunakan penulis pada penyusunan ini dikumpulkan dengan cara
studi kepustakaan. Dengan menggunakan sumber dari buku, encyclopedia, serta
sumber-sumber lainnya yang mendukung judul paper ini sehingga data yang tersusun
sesuai dengan fakta yang didapatkan dari sumber tersebut.

3.2 Prosedur Pengolahan Data


Tahap-tahap pengolahan data meliputi:
1. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan topik penelitian dari berbagai
sumber literatur.
2. Meyunting data sesuai dengan judul penulisan untuk mengurangi kesalahan.
3. Menyusun data yang telah terseleksi secara sistematika .
4. Mengambil simpulan atas jawaban rumusan masalah.

3.3 Aspek Yang Dikaji


Membahas mengenai penggunaan bahan isolasi gas pada CB tegangan tinggi dan
pada CT.

3.4 Prosedur Mengambil Simpulan


Simpulan yang diambil jelas, dan merupakan jawaban dari permasalahan serta
tidak menyimpang dari rumusan masalah.

PUTU RUSDI ARIAWAN 6


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penggunaan bahan isolasi gas pada CB


4.1.1 Jenis-jenis CB
Secara umum CB dapat dikelompokkan menurut media isolasi yang dipakai :
1. Sampai 11 kV biasanya dipakai udara pada tekanan atmosfer sebagai media
isolasi atau juga jenis CB minyak.
2. Dari 11 kV sampai 66 kV kebanyakan dipakai CB minyak.
3. 132 dan 375 kV ini biasanya Oil CB atau Gas Blast CB (CB dengan
tekanan gas).
4. Untuk sistem 400-700 kV ini semua memakai Gas Blast CB.
Sedangkan untuk CB Tegangan Ekstra Tinggi gas ditekan sampai 1000lb/in2 ,
untuk dapat memadamkan busur api pada saat CB memutus arus. Akhir-akhir ini
Sulfur Hexafluoride (SF6) juga dipakai pada Gas Blast CB dan SF6 ini diberi tekanan
sampai 200 lb/in2.
Sistem CB yang diisolasi/diisi gas
4.1.2.1 Live-Tank CB
Untuk sistem tegangan sangat tinggi biasanya beberapa CB dipasang secara
seri. Tangki diisi dengan gas dan pada saat CB dibuka, gas akan keluar melalui
nozzle ke udara luar. Karena gas keluar melalui CB yang berfungsi sebagai nozzle
maka busur api akan terpadamkan dalam waktu yang singkat sehingga pada saat arus
atau tegangan mencapai titik nol, aliran listrik akan putus sama sekali.
Masalah yang sering dihadapi pada isolator untuk mensupport live-tank ini
adalah polusi dan tegangan tembus permukaan menjadi turun. Biasanya diperlukan
panjang permukaan sekitar 2,5 – 3,5 cm/kV dari tegangan line [2]. Untuk beberapa CB
yang dipasang seri, distribusi tergangan tergantung dari harga relatif dari kapasitansi
antara CB-CB tersebut.
Konstruksi dari Live-Tank CB terlihat pada gambar 4.1 (a).

PUTU RUSDI ARIAWAN 7


Gambar 4.1
a. CB dengan tangki bertegangan (live-tank CB)
b. CB dengan tangki tak bertegangan (dead tank CB)

4.1.2.2 Dead-Tank CB
Konstruksinya terlihat pada gambar 4.1 (b).Pada saat CB membuka, katub
gas terbuka untuk beberapa cycle sehingga gas dengan tekanan tinggi turun melalui
pipa dan nozzel pemutus masuk ke dalam tangki utama. Tekanan pada tangki utama
mungkin akan naik sedikit tetapi ini dikembalikan lagi ke keadaan normal dengan
memompa gas masuk ke dalam penyimpanan bertekanan tinggi (high pressure-
reservoir). Biasanya tekanan pada reservoir 200 lb/m2 dan pada tangki utama = 30
lb/in2 ini untuk bahan isolasi SF6[2].
Keuntungan sistem dead-tank :
1. Suara pada saat pemutus arus kurang karena sistem tertutup rapat .
2. Dibandingkan dengan live-tank dimana gas yang keluar mungkin masih cukup
panas maka sistem dead-tank memerlukan tempat yang lebih.
3. Gas yang dibuang ke udara hampir tidak ada (kecuali bocor).

PUTU RUSDI ARIAWAN 8


Distribusi tegangan untuk sistem dead-tank biasanya lebih baik karena dalam
sistem ini semua CB terletak berdekatan sehingga kapasitansi antara mereka dapat
dibuat cukup tinggi..
4.1.3 Gas-gas yang dapat digunakan pada CB
Yang paling murah dan sederhana adalah udara. Sedangkan Hydrogen
mempunyai kemampuan memadamkan busur api lebih baik (thermal conductivity 7x)
daripada udara tetapi kekuatan listriknya hanya 0,5 dari udara, seperti pada gambar
4.2 di bawah.

Gambar 4.2 Kekuatan listrik dari udara sebagai fungsi dari tekanan

Dalam prakteknya, Hydrogen sulit dipakai karena bila bercampur dengan udara,
dapat menimbulkan ledakan, biasanya yang dipakai adalah campuran hydrogen-
sulphur hexa fluoride[1]. Nitrogen mempunyai kekuatan listrik sama seperti udara, dan
mempunyai kelebihan memadamkan busur api seperti hydrogen.
Carbon dioxide biasanya dipakai untuk CB experiment; kekuatan listriknya sama
seperti udara tetapi kemampuan memadamkan api beberapa kali lebih baik daripada
udara. Oxygen juga baik untuk memadamkan api tetapi gas ini sangat aktif secara
kimiawi sehingga tidak banyak dipakai.
Gas elektronegatif SF6 mempunyai kekuatan listrik yang tinggi dan juga
kemampuan memadamkan busur api yang baik. Dari semua gas hanya udara dan SF6

PUTU RUSDI ARIAWAN 9


yang dipakai saat ini pada gas blast CB. Sulfur hexa fluoride ini dibuat pertama kali
di paris tahun 1990. tetapi baru dipakai untuk CB pada tahun 1953. pada tekanan 200
lb/in2. SF6 mempunyai kapasitas memutuskan tegangan 4x daripada udara pada
tekanan yang sama. Sebagai bahan isolasi gas SF6 mempunyai kekuatan listrik 2-3
kali udara pada tekanan yang sama dan pada tekanan 2 atm kekuatan listriknya kira-
kira sama dengan minyak transformator. Sekalipun SF6 biasanya berbentuk gas tetapi
dapat dengan mudah menjadi cair bila disimpan dalam tabung besi.
Pada saat perbaikan, CB yang memakai SF6 gas tersebut dipompa pada tempat
penyimpanan dan disimpan dalam bentuk cair. Juga metal fluorides yang mungkin
timbul pada saat busur api dikeluarkan pada filter dengan alumina aktif. Setelah CB
diperbaiki dan ditutup rapat, udara dikeluarkan dan SF6 dimasukkan kembali.
Sekalipun SF6 mempunyai kemampuan listrik dan mematikan busur api yang
lebih baik dari udara, tetapi gas ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat
dioperasikan pada tekanan yang sangat tinggi.[3]

4.2 Penggunaan bahan isolasi gas pada CT


4.2.1 Peralatan CT yang diisolasi/diisi gas
Peralatan-peralatan yang diisi gas sebagai media isolasi sebenarnya belum
banyak dikembangkan. Namun akhir-akhir ini orang mulai tertarik untuk
menggunakan gas sebagai media pengisi atau isolasi tendensi peralatan yang
memakai tegangan tinggi karena faktor ekonomis. Perhatikan CT pada gambar 4.3 di
bawah, trafo arus diisi dengan gas mempunyai beberapa keuntungan[2] yaitu :
1. Pembuatan CT mudah dan cepat (relatif)
2. Gelembung udara dapat dengan mudah ditiadakan juga dielektrik loss bisa
diperkecil.
3. Bahaya kebakaran lebih kecil, ini untuk peralatan dalam gedung.
4. Berat peralatan dapat dikurangi cukup banyak.
5. Konduktor primer yang lurus bisa membawa arus s/c yang lebih besar.

PUTU RUSDI ARIAWAN 10


Gambar 4.3 Trafo arus (CT)
a. diisolasi dengan kertas
b. diisolasi dengan gas

Namun terdapat beberapa kelemahan yaitu :


1. Sealing gas sulit
2. Isolator porselen harus kuat menahan tekanan gas.
3. Voltage grading pada isolator.
4.2.2 Gas-gas yang dapat digunakan pada CT
Untuk keperluan ini gas tidak perlu baik dalam memadamkan busur api. Gas-
gas yang dapat dipakai dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 gas-gas yang dapat dipakai untuk CT dan Busbar


Gas Boilling point Approximate relative
at 1 atm (oc) electric strength at 1
atm , pressure 50 c/s
Nitrogen (N) -196 1
Hexafluorethane (C2F6) -78 1,4
Sulfur Hexafluoroide (SF6) -64 2,3

PUTU RUSDI ARIAWAN 11


Arcton-12 (CF2CL2) -30 2,4
Trifluoroacetonirile (CF3CN) -63 3,5
Pentafluoropropionitrile -35 4,5
(C2F5CN)
Heptafluorobutyronnitrile
1 5,5
(C3F7CN)

Yang perlu diperhatikan disini adalah untuk penggunaan peralatan di udara


o
bebas, dimana suhu bisa mencapai -40 C, seperti CF2CL2 (Arcton-12) ini
mempunyai kekuatan listrik yang cukup tinggi. SF6 mempunyai suhu cair -64oC ini
bisa dipakai pada tekanan 40 lb/in2.[1]

PUTU RUSDI ARIAWAN 12


BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
1. Gas-gas yang dipakai untuk CB dan CT adalah :
1. Gas-gas sederhana : udara, oxygen, nitrogen, carbon dioxide.
2. Gas-gas elektronegatif : SF6, Arcton, Nitriles.
2. Gas elektronegatif SF6 mempunyai kekuatan listrik yang tinggi dan juga
kemampuan memadamkan busur api yang baik. Dari semua gas hanya udara
dan SF6 yang dipakai saat ini pada gas blast CB. SF6 mempunyai kapasitas
memutuskan tegangan 4x daripada udara pada tekanan yang sama. Sifat dari
Sulphur hexa flourida adalah : tidak terbakar, tidak larut dalam air, tidak
beracun, tidak berwarna dan tidak berbau. Kelemahannya yaitu tidak dapat
dioperasikan pada tekanan yang sangat tinggi.
3. Trafo arus (CT) diisi/diisolasi dengan gas mempunyai beberapa keuntungan
yaitu:
1. Pembuatan relatif lebih mudah dan cepat
2. Gelembung udara dapat dengan mudah ditiadakan juga dielektrik loss bisa
diperkecil.
3. Bahaya kebakaran lebih kecil (untuk peralatan dalam gedung).
4. Berat peralatan dapat dikurangi cukup banyak.
5. Konduktor primer yang lurus bisa membawa arus s/c yang lebih besar.
4. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan gas yang tepat
untuk digunakan yaitu :
1. Kekuatan listrik yang tinggi.
2. Stabil secara kimia dan panas.
3. Temperatur dimana gas menjadi cair.
4. Untuk negara-negara bercuaca dingin, peralatan yang dipasang di luar,
gasnya tidak boleh jadi cair bila udara menjadi panas.
5. Tidak mudah terbakar.

PUTU RUSDI ARIAWAN 13


6. Thermal conductivity harus tinggi agar dapat melewatkan panas yang
timbul dan juga dapat dengan mudah memadamkan api.
7. Murah.
8. Khusus untuk CB, gas perlu punya kemampuan untuk mematikan busur
api dan tidak boleh menghasilkan carbon.

Saran
1. Agar penggunaan bahan isolasi gas lebih dikembangkan sebagai bahan isolasi
pada suatu sistem tegangan listrik.
2. Diupayakan suatu pengembangan bahan isolasi gas sehingga dapat
meningkatkan keandalan suatu sistem tenaga listrik.

PUTU RUSDI ARIAWAN 14


DAFTAR PUSTAKA

[1] Darsono dan Subandi. 1977. “Ilmu Bahan Listrik 1”. Proyek Pengadaan Buku
Pendidikan Menengah Teknologi. Depdikbud. Jakarta.

[2] Hutauruk, TB. 1991. “Analisa Sistem Tenaga Listrik dan Pentanahan Netral
Sistem Tegangan Tinggi”. hal : 42. Departemen Elektroteknik FTI. ITB.
Bandung.

[3] Muhaimin. Drs,. 1993. “Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik”. hal : 13.
PT Pradnya Paramita. Jakarta.

PUTU RUSDI ARIAWAN 15


BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : turusdi.info@gmail.com

www.facebook.com/turusdi

PUTU RUSDI ARIAWAN 16

You might also like