Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
PUTU RUSDI ARIAWAN
NIM: 0804405050
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah Paper Sifat Dan Manfaat Gas Neon ini dapat
diselesaikan. Dengan karunia kesehatan dan kesempatan dari-Nya pula, laporan
ini pun dapat rampung tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih kami berikan kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam penyusunan laporan ini. Khususnya kepada Dosen mata
kuliah Bahan Listrik Jurusan Teknik Elektro dan juga berbagai pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan Listrik.
Disamping itu juga untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai
materi Sifat Dan Manfaat Gas Neon.
Kami menyadari sepenuhnya laporan ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kami sebagai penyusun mengharapkan berbagai saran dan kritik yang
bersifat membangun, agar nantinya dapat dijadikan pedoman bagi kami dalam
penyusunan laporan berikutnya.
Penyusun
JUDUL .............................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
ABSTRAK .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ............................................................................. 3
1.6 Sistematika Pembahasan .................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5
2.1 Unsur-Unsur Gas Mulia................................................................... .5
2.2 Sifat-Sifat Fisis Gas Mulia............................................................... 6
2.3 Kegunaan Gas Mulia ....................................................................... 7
2.3.1 Kegunaan Helium...................................................................... 7
2.3.2 Kegunaan Neon..........................................................................7
2.3.3 Kegunaan Argon........................................................................7
2.3.4 Kegunaan Kripton......................................................................7
2.3.5 Kegunaan Xenon........................................................................8
2.4 Perkembangan Tabung Hampa ........................................................ 8
2.4.1 Lucutan Listrik Dalam Gas....................................................... 8
BAB III METODELOGI PENELITIAN................................................... 12
3.1 Tempat dan Waktu Pencarian Data ................................................ 12
3.2 Data ............................................................................................... 12
3.2.1 Jenis data ............................................................................ 12
3.2.2 Sumber data........................................................................ 12
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gas apa saja yang bisa digunakan sebagai pengisi tabung lampu.
2. Mengetahui sifat-sifat gas-gas pengisi tabung lampu.
3. Mengetahui fungsi-fungsi dari gas pengisi tabung lampu.
4. Mengetahui penyebab lampu neon lebih terang daripada lampu pijar untuk
tegangan atau daya yang sama.
5. Mengetahui cara kerja dari masing jenis lampu (lampu pijar dan lampu neon)
sehingga dapat menghasilkan cahaya.
6. Mengetahui keunggulan-keunggulan lampu neon dibandingkan dengan lampu
pijar.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembahasan diharapkan didapatkan data sebagai acuan di dalam
mengetahui sifat-sifat dan fungsi gas-gas neon dan mendapatkan penyebab lampu
neon lebih terang daripada lampu pijar untuk tegangan atau daya yang sama dan
keunggulan-keunggulan lampu neon dibandingkan dengan lampu pijar, sehingga
pemanfaatan gas neon lebih dimaksimalkan lagi.
Melihat luasnya permasalahan dalam penyusunan karya ilmiah ini, maka perlu
dibatasi permasalahannya pada masalah materi pada pemanfaatan gas neon sebagai
pengisi gas lampu dan gas lainnya yang disinggung seperlunya untuk menunjang
pengetahuan dalam membaca makalah ini. Selain itu akan dijelaskan pula tentang
lampu pijar yang digunakan hanya sebagai pembanding tingkat keefisienannya
terhadap penggunaan daya.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tempat dan waktu penelitian, sumber data dan
jenis data.
BAB IV : PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas hasil penelitian yang telah dilakukan guna
mengetahui sifat dan manfat gas neon.
BAB V : PENUTUP
Merupakan bab yang berisikan kesimpulan dari uraian pembahasan dan
saran-saran yang menghubungkan dengan pembahasan sebelumnya.
Helium He 5.24
Neon Ne 18.2
Argon Ar 9340
Kripton Kr 1.14
Xenon Xe 0.087
Radon Rn -
Gas-gas mulia selain radon, diperoleh dari destilasi bertingkat udara cair.
Komponen-komponen gas mulia yang terdapat dialam yang paling banyak adalah
helium, hal ini disebabkan karena helium merupakan komponen penting dari matahari
dan dan bintang-bintang lainnya.
Nomor atom 2 10 18 36 54 86
Elektron Valensi 2 8 8 8 8 8
salah satu garis spektrum dari kripton digunakan sebagai standar panjang untuk
meter.
isolasi berubah menjadi konduktor. Selebihnya dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut:
b Pada tekanan gas ± 5 mmHg akan timbul pijar negatif yang berwarna kebiru-
biruan didekat katode, sedangkan didalam tabung timbul pijar merah muda yang
disebut dengan kolom positif. Diantara pijar negatif dan kolom positif terdapat
ruang gelap yang disebut Ruang Gelap Paraday (RGF) seperti yang ditunjukkan
pada gambar 2.2 berikut.
c Pada tekanan gas ± 0.05 mmHg, pijar negatif bergeser ketengah dan pada katode
timbul lagi pijar katode dan pada anode timbul pijar anode. Kolom-kolompositi
berubah menjadi strip-strip. Antara pijar negatif dengan pijar katode terdapat
ruang gelap yang disebut dengan Tuang Gelap Crookes (RGC) sedangkan Ruang
Gelap Paraday bertambah lebar. Ditunjukkan oleh gambar 2.3.
d Pada tekanan gas ± 0.01 mmHg, kolom positif dan kolom pijar negatif hilang
sedangkan Ruang Gelap Crookes (RGC) bertamabah dan mengisi seluruh tabung.
Seperti terlihat pada gambar 2.4. pada saat ini dinding tabung berfluoresensi
hijau. Warna tersebut bergantung pada gas yang diisikan pada tabung dan warna
dari gelas tabung. Mislnya warna jingga terjadi jika kaca tabung berwarna
berwarna merah dan diisikan gas neon. Selain itu akan terjadi warna kuning jika
pada tabung tersebut diisi gas natrium, misalnya pada lampu yang dipasang
dipinggir jalan.
3.2 Data
3.2.1 Sumber data
Data yang digunakan pada proses penyusunan karya ilmiah ini diperoleh dari
literatur-literatur yang berupa konsep dan aplikasi dari gas neon serta sumber online
(internet).
1. Metode pengamatan langsung, pada tahap ini penulis mengamati langsung dan
cara kerja lampu pijar dengan lampu neon dan membandingkan tingkat
keefisienannya dalam penggunaan daya listrik
2. Metode Kepustakaan, pada tahap ini penulis mencari sumber-sumber yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam pembahasan materi lebih lanjut. Adapun sumber-
sumber yang digunakan penulis dalam melakukan pembahasan antara lain melalui
buku-buku yang berkaitan dengan materi yang dibahas, serta mencari informasi
lebih lanjut melalui internet.
Kedua metode diatas digunakan untuk memperoleh hasil pembahasan yang
berdasarkan fakta / kenyataan yang terjadi.
4.1 Gas- Gas Pengisi Tabung Lampu dan Fungsi Gas Pengisi Tabung Lampu
Gas-gas yang bisa dijadikan sebagai pengisi tabung lampu banyak macamnya
misalnya gas oksigen dapat digunakan sebagai pengisi pada tabung lampu pijar tetapi
karena sifatnya yang membuat filamen tungsten tidak tahan terhadap panas membuat
gas ini tidak digunakan. Sebagai pengganti biasanya dipakai gas argon. Seperti telah
dijelaskan diatas gas-gas pengisi lampu tabung adalah kebanyakan dari golongan VIII
A yaitu gas mulia, hal ini dikarenakan sifatnya yang tidak mudah bereaksi dan
merupakan gas inert sehingga aman bagi filamen lampu yang sedang beroperasi pada
suhu yang tinggi.
Gas mulia yang antara lain helium, neon, argon, kripton, xenon dan radon ,
gas yang digunakan sebagai pengisi pada lampu tabung pada umumnya adalah gas
neon sehingga lampu fluoresen lebih dikenal sebagai lampu neon. Namun demikian
gas mulia yang lain juga dapat digunakan sebagai pengisi lampu misalnya gas argon
sebagai pengisi pada lampu pijar selain itu belakangan ini juga dikembangkan lampu
xenon, yaitu lampu yang menggunakan gas xenon sebagai gas pengisi pada tabung
lampu. Sifat dari gas ini adalah mudah memendar (berfluresensi) jika suhu dinaikkan
yang mengakibatkan timbulnya cahaya. Sehingga gas pengisi ini dapat dikatakan
mempunyai fungsi sebagai penghasil cahaya dan juga berfungsi menambah
kecenerlangan pada lampu. Oleh karena itulah gas neon banyak digunakan sebagai
gas pengisi tabung lampu.
filamen tungsten) menghasilkan 1200 lumen (lumen adalah satuan yang menyatakan
kekuatan/intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu). Atau dengan kata lain
perbandingan efisiensi lampu neon dan lampu pijar adalah 53:16. efisiensi disini
diartikan sebagai intensitas cahaya yang dihasilkan dibagi dengan daya listrik yang
digunakan. Walaupun lampu TL (neon) mempunyai keuntungan yang besar yaitu
pada penghematan daya yang digunakan, lampu jenis ini juga mempunyai kelemahan,
yaitu:
1. Harga lampu yang mahal.
2. Tempat yang digunakanoleh satu set lampu besar.
Oleh karena lampu TL standar masih mempunyai kelemahan seperti yang
disebutkan diatas maka timbul pemikiran dari para ilmuwan untuk mengembangkan
lampu ini agar menjadi lebih sederhana dalam ukurannya, maka dari itu dibuatlah
ballas elektronik (yaitu rangkaian elektronik sebagai pengganti rangkaian lampu neon
yang standar) yaitu ballas yang bekerjanya tidak menggunakan gulungan kawat pada
inti besi, tetapi telah diganti dengan sistem rangkaian elektronik sehingga besarnya
rugi-rugi pada inti besi, menjadi tidak ada lagi dan hanya sedikit rugi karena adanya
rangkaian / sirkuit. Inilah yang menguntungkan dalam penghematan energi listrik
yang diserapnya, keuntungan lain yang didapat dari adanya ballas elektronik ini
adalah dapat diatur konsumsi arus listriknya dengan tetap mempertahankan besar
tegangan yang diinginkan, sehingga ballas elektronik dapat digunakan untuk sistem
pengaturan energi listrik sesuai dengan yang dibutuhkan pada sudut ruangan, selain
itu ballas juga menjadi lebih ringan. Dengan adanya ballas elektronik ini maka tempat
lampu neon ini dapat diperkecil seperti tempat lampu yang dimiliki oleh lampu
bolam.
Operasi lampu neon satandar hanya memerlukan komponen yang sedikit
yaitu: Ballas (berupa induktor), starter, dan sebuah kapasitor (pada umumnya tidak
digunakan) dan sebuah tabung lampu TL yang diisi dengan gas neon yang pada saat
elektrodenya mendapoat tegangan tinggi gas ini akan terionisasi sehingga
menyebabkan elektron-elektron pada gas itu bergerak dan memendarkan lapisan
fluorescent pada lapisan tabung lampu. Fungsi starter adalah menghasilkan suatu
pulsa triger agar ballas dapat menghasilkan lonjakan tegangan tinggi, starter
merupakan komponen bimetal yang dibangun dalam sebuah tabung vacum yang diisi
gas neon.
Ketika tegangan AC 220 volt dihubungkan ke satu set lampu neon, maka
tegangan diujung-ujung starter sudah mampu membuat gas neon pada starter panas
sehingga gas ini akan terionisasi , yang menyebabkan starter yang dalam kondisi
normalnya terbuka (open) akan menjadi tertutup (closed), oleh karenanya gas neon
menjadi dingin (deionisasi) dan dalam kondisi starter ‘closed’ ini terdapat aliran arus
yang memanaskan filamen tabung lampu TL sehingga gasneon yang berada di bagian
tabung yang akan terionisasi. Pada saat gas neon didalam tabung starter sudah cukup
dingin maka bimetal didalam tabung starter tersbut akan open kembali sehingga
ballas akan menghasilkan spike tegangan tinggi yang mengakibatkan lompatan
elektron dari kedua elektroda dan memendarkan lapisan fluorescent pada tabung
lampu tersebut. Peristiwa ini akan berulang ketika gas pada tabung lampu TL tidak
terionisasi penuh sehingga tidak cukup arus yang melewati filamen neon tersebutm,
sebagai akibatnya lampu neon akan kelihatan berkedip. Selain itu jika tegangan
induksi di dari ballas tidak cukup besar maka walaupun tabung neon TL tersebut
sudah terionisasi penuh tetap tidak akan menyebabkan lomapatan elektron dari salah
satu elektroda tersebut.
Jika proses ‘starting up’ pertama tidak berhasil maka tegangan diujung-ujung
starter cukup untuk memuat gas neon didalmnya terionisasi (panas) sehingga starter
‘closed’. Dan seterusnya sampai lampu TL masuk kondisi steady state yaitu saat
impedansinya turun menjadi ratusan ohm. Maka impedansi dari tabung akan turun
dari ratusan megaohm menjadi menjadi ratusan ohm saja pada saat kondisi ‘steady
state’. Arus yang ditarik oleh lampu TL tergantung oleh impedansi dari trafo ballas
seri dengan impedansi tabung lampu TL.
Fungsi balast ada 2 yaitu sebagai berikut:
1. Pembangkit tegangan induksi yang tinggi agar terjadi pelepasan elektron didalam
tabung.
2. Membatasi arus yang melalui tabung setelah lampu bekerja normal.
Selain lampu neon standar yang mempunyai bentuk memanjang (TL)
sekarang ini yang sedang giat-giatnya dikembangkan dan dipublikasikan oleh para
produsen perlampuan adalah ;lampu fluorescent jenis SL dan PL. pada prinsipnya
lampu jenis ini sama seprti lampu fluorescent biasa, hanya saja bentuknya yang lebih
ringkas yaitu menyerupai lampu bolam. Bentuk kaki lampu dibuat sama dengan
lampu bolam, hal ini dimaksudkan agar memudahkan penggantian lampu pijar
dengan lampu fluorescent sehingga lebih praktis dalam penggunaannya. Berdasarkan
penelitian umur lampu fluorescent adalah 8000 jam, lebih lama dibandingkan dengan
lampu pijar yang hanya 1000 jam.
5.1 Simpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut ini:
1. Lampu neon jauh lebih efisien dibandingkan dengan lampu pijar, dimana
perbandingan efisiensi lampu neon dan lampu pijar adalah 53:16.
2. Keberadaan gas-gas pengisi tabung mempunyai peranan penting bagi
kecemerlangan cahaya lampu yang dihasilkan.
3. Jumlah energi yang digunakan oleh lampu neon jauh lebih kecil dibandingkan
dengan lampu pijar.
4. Dengan menggunakan gas noen sebagai pengisi tabung lampu dapat menghemat
pasokan energi listrik yang harus dikeluarkan PT. Perusahaan Listrik Negara
(PLN) hingga 80 % atau seperlima dari biaya listrik lampu pijar.
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil pembahasan dapat disarankan beberapa hal sebagai
berikut ini:
1. Dengan melihat perbandingan efisiensi lampu neon dan lampu pijar adalah 53:16,
sebaiknya pemanfaatan gas neon lebih di optimalkan lagi.
2. PLN dapat mensosialisasikan manfaat dari lampu neon sehingga konsumen dapat
beralih dari lampu pijar ke lampu neon yang menyerap lebih sedikit energi
dibandingkan dengan lampu pijar.
Indulkar, Dr. 1976. Electric Energy System Engineering. Delhi : Khana Publisher
Muhaimin. 1993. Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik. Jakarta : PT Pradnya
Paramita.
_ _ _ . 2003 Http;//www. wikipedia.org/wiki.com
_ _ _ . 23 Januari 2003. Media Indonesia.
_ _ _ . 4 Juli 2003. Sinar Harapan
Agama : Hindu
Email : turusdi.info@gmail.com
www.facebook.com/turusdi