You are on page 1of 20

SUPERKONDUKTOR

Nama : PUTU RUSDI ARIAWAN


NIM : 0804405050

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia – Nya paper ini dapat terselesaikan.
Paper ini dibuat selain untuk memenuhi tugas mata kuliah bahan listrik
yang sedang saya pelajari juga karena saya menyadari bahwa pengetahuan tentang
bahan-bahan listrik sangat diperlukan oleh setiap orang yang memilih profesi di
bidang keteknikan, baik teknik listrik maupun mesin. Kebutuhan tersebut perlu
ditunjang dengan buku-buku yang relevan. Maka dari itu dalam paper ini saya
mencoba mengangkat salah satu jenis bahan listrik yaitu SUPERKONDUKTOR.
Saya menyadari bahwa apa yang tersusun dalam paper ini jauh dari
apa yang diharapkan secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang saya miliki. Maka dari itu,
kritik, saran, bimbingan, dan petunjuk – petunjuk dari semua pihak sangat saya
harapkan guna kelengkapan dan penyempurnaan paper ini.

Penyusunan paper ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
paper ini.

Akhir kata, saya harapkan paper ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak khususnya mahasiswa jurusan teknik elektro dan bagi perkembangan ilmu
teknologi informasi.

Denpasar, 11 Mei 2010

Penyusun

PUTU RUSDI ARIAWAN ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………… ii
ABSTRAK..…………………………………………………………..... iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………........ 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..…. 2
1.3 Tujuan……………………………………………………… …. 2
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………. …. 2
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………….......... 2
1.4 Manfaat…………………………………………………….. …. 2
1.5 Sistematika Penulisan………………………………………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………. 4
2.1 Sekilas Tentang Superkonduktor……………………………… 4
BAB III METODELOGI PENULISAN...……………………………... 6
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………… 7
4.1 Pengertian Superkonduktor……………………………………. 7
4.2 Aplikasi Superkonduktor.……………………………………... 11
4.2.1 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Komputer …………….. 11
4.2.2 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Fisika……………….…. 11
4.2.3 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Kedokteran……………. 12
4.2.4 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Industri Tenaga Listrik… 12
4.2.5 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Telekomunikasi…….…. 13
BAB V PENUTUP…………………………………………………….. 14
3.1 Saran………………………………………………………. 14
3.2 Kesimpulan………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 15

PUTU RUSDI ARIAWAN iii


ABSTRAK

Bahan superkonduktor adalah bahan yang pada suhu tertentu (sangat


rendah) tahanannya mendekati nol sehingga apabila dialiri arus listrik arus akan
terus mengalir dengan tidak usah ditambah tenaga lagi. Menurut percobaan Dr.
Palmer N. Peters, ahli fisika antariksa NASA, USA (1988) superkonduktor
dibawah pengaruh medan magnet ternyata dapat mengembang di udara (efek
suspensi). Sebaliknya apabila besi magnetnya dalam posisi bebas dan berada di
dekat superkonduktor besi magnet juga dapat mengambang di udara (efek
levitasi).
Pada bahan konduktor yang sering dijumpai sehari-hari selalu
mempunyai tahanan yang disebabkan oleh resistivitas yang dimiliki oleh
konduktor itu sendiri. resistivitas akan mencapai harga nol pada suhu kritis (Tc).
Sedangkan pada superkonduktor saat ini sedang dikembangkan usaha untuk
mencapai suhu kritis pada bahan-bahan yang akan dijadikan superkonduktor.
Sehingga dapat dikatakan bahan superkonduktor merupakan bahan yang masih
memerlukan penelitian untuk penyempurnaan lebih lanjut.
Sejak ditemukannya superkonduktor sampai saat ini, pemakaian
superkonduktor dalam beberapa bidang telah menjadi demikian popular. Aplikasi
superkonduktor antara lain dalam bidang komputer, bidang fisika, bidang
kedokteran, dan bidang industri tenaga listrik.

PUTU RUSDI ARIAWAN iv


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang yang berkecimpung dalam lapangan keteknikan, misal
tukang, ahli teknik, maupun pembuat desain, seharusnya mempunyai pengetahuan
yang memadai mengenai bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
mereka sehari-hari. Memiliki pengetahuan mengenai jenis-jenis bahan dan sifat-
sifat dari bahan adalah sangat perlu. Dengan pengetahuan tersebut maka akan
menegetahui bagaimana memperlakukan bahan-bahan yang digunakan dengan
sebaik-baiknya. Dengan mengerti bahan apa yang harus dipakai untuk suatu
maksud tertentu maka dapat mencari alternatif bahan pengganti dan sebagainya.
Bahan-bahan tersebut ada yang berbentuk padat, cair atau gas. Wujud
bahan tertentu juga dapat berubah pada suhu tertentu (padat, gas, cair). Dalam
teknik listrik dan mesin ada beberapa pengelompokan jenis bahan. Bahan-bahan
tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bahan besi
2. Bahan penghantar
3. Bahan penyekat
4. Bahan setengah penghantar
5. Bahan magnetis
6. Bahan superkonduktor
7. Bahan nuklir
8. Bahan khusus

PUTU RUSDI ARIAWAN 1


1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam paper ini dititikberatkan pada masalah mengenai
bahan-bahan superkonduktor dan aplikasi bahan-bahan superkonduktor dalam
berbagai bidang.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan paper ini dapat saya bagi menjadi dua:
1.3.1 Tujuan Umum
 Memberikan penjelasan mengenai bahan-bahan superkonduktor
 Penerapan bahan superkonduktor dalam berbagai bidang
1.3.2 Tujuan Khusus
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan Listrik yang sedang saya
jalani.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
 Mengetahui apa itu bahan superkonduktor.
 Mengetaui manfaat bahan-bahan superkonduktor.
 Mengetahui kelebihan bahan superkonduktor dibandingkan bahan-
bahan lainnya.

PUTU RUSDI ARIAWAN 2


1.5 Sistematika Penulisan
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Sekilas Tentang Superkonduktor
BAB III Metodelogi Penulisan
BAB IV Pembahasan
4.1 Pengertian Superkonduktor
4.2 Aplikasi Superkonduktor
4.2.1 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Komputer
4.2.2 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Fisika
4.2.3 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Kedokteran
4.2.4 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Industri Tenaga Listrik
4.2.5 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Telekomunikasi
BAB V Penutup
5.1 Saran
5.2 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

PUTU RUSDI ARIAWAN 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sekilas Tentang Superkonduktor

Penemuan superkonduktor merupakan perkembangan Ilmu Fisika


Modern, yaitu Kriogenika (Criogenetics). Kriogenika berasal dari bahasa Yunani
kuno yaitu kryos yang berarti dingin. Kriogenika adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan, khususnya fisika yang mempelajari kelakuan zat-zat atau bahan-
bahan dalam keadaaan suhu yang sangat rendah. Ilmu ini lahir sekitar akhir abad
ke-19, hampir bersamaan waktunya dengan keberhasilan para ilmuan mencairkan
beberapa jenis gas.
Pada waktu itu para ilmuan berhasil merumuskan suatu hukum alam
yaitu bahwa hampir semua gas akan naik temperaturnya bila dimampatkan, serta
akan turun suhunya bila dimuaikan. Dua puluh tahun sejak hukum itu dirumuskan
para ahli mengamati adanya beberapa pengecualian seperti yang terdapat pada gas
helium. Dalam ilmu kimia, helium dikenal sebagai gas mulia yang paling ringan
dan sukar bereaksi dengan unsur lain. Selain itu bila helium cair didinginkan
terus-menerus ternyata helium tidak membeku seperti gas-gas lain, tetapi helium
akan berubah ke suatu bentuk cairan yang sangat berbeda sifatnya dengan cairan
biasa. Dalam keadaan tersebut cairan helium mampu menghantarkan panas satu
juta kali lebih efektif dibanding tembaga serta satu milyar kali lebih efektif
dibandingkan cairan normal.
Fenomena aneh yang ditemukan pada helium cair memacu para ahli
untuk melakukan penelitian terhadap jenis bahan-bahan yang lain. Beberapa
bahan teristimewa logam pada keadaan temperatur sedikit diatas nol derajat
mutlak, hambatan jenisnya akan menurun secara menyolok, bahkan akan hilang
(berharga nol). Gejala yang sangat menghebohkan inilah yang disebut
superkonduktivitas. Hal itu mula-mula ditemukan oleh Kamerlingh-Onnes pada
tahun 1911. Ia meneliti sifat dan gejala yang tampak pada merkuri dalam keadaan
temperatur helium-superfluida. Penelitian yang lebih mendalam memberikan

PUTU RUSDI ARIAWAN 4


kesimpulan bahwa hampir semua logam menunjukkan sifat yang sama pada suhu
antara 0,5 0K sampai dengan 18 0K.
Upaya penelitian selanjutnya membawa kepada penemuan yang tak
kalah menarik tentang superkonduktor. Dimana superkonduktor ternyata juga
dapat digunakan sebagai pelindung (shield) yang sempurna terhadap segala
bentuk medan magnet. Penelitian lain juga telah menemukan campuran logam
yang bersifat sebagai superkonduktor pada suhu yang lebih tinggi sekitar 18,0 0K.
campuran logam tersebut adalah Nb Sn atau disebut pula sebagai Niobium Tin
Alloy (Niobium dan Timah).
Penemuan-penemuan di atas akan membawa pengaruh kepada
penemuan-penemuan besar terutama dalam bidang industri peralatan elektronika,
seperti transformator, generator, dan motor listrik. Dengan ditemukannya
superkonduktor, peralatan tersebut di atas dapat dibuat dengan efisiensi 100 %.

PUTU RUSDI ARIAWAN 5


BAB III
METODELOGI PENULISAN

Metode yang digunakan dalam pembuatan paper ini yaitu


 Sumber data, diperoleh dari data sekunder yaitu data yang dikumpulkan
dari literatur yang berkaitan dengan pokok bahasan.
 Metode pengumpulan data, menggunakan metode kepustakaan yaitu
mencari buku-buku dan literature dari internet yang berkaitan dengan
pokok bahasan.

PUTU RUSDI ARIAWAN 6


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Superkonduktor


Bahan superkonduktor adalah bahan yang pada suhu tertentu (sangat
rendah) tahanannya mendekati nol sehingga apabila dialiri arus listrik arus akan
terus mengalir dengan tidak usah ditambah tenaga lagi. Menurut percobaan Dr.
Palmer N. Peters, ahli fisika antariksa NASA, USA (1988) superkonduktor
dibawah pengaruh medan magnet ternyata dapat mengembang di udara (efek
suspensi). Sebaliknya apabila besi magnetnya dalam posisi bebas dan berada di
dekat superkonduktor besi magnet juga dapat mengambang di udara (efek
levitasi).
Pada bahan konduktor yang sering dijumpai sehari-hari selalu
mempunyai tahanan yang disebabkan oleh resistivitas yang dimiliki oleh
konduktor itu sendiri. resistivitas akan mencapai harga nol pada suhu kritis (Tc).
Sedangkan pada superkonduktor saat ini sedang dikembangkan usaha untuk
mencapai suhu kritis pada bahan-bahan yang akan dijadikan superkonduktor.
Sehingga dapat dikatakan bahan superkonduktor merupakan bahan yang masih
memerlukan penelitian untuk penyempurnaan lebih lanjut. Selain itu bahan
superkonduktor memiliki medan magnet yang lebih kecil dibandingkan dengan
medan kritisnya (Hc). Seperti gambar dibawah ini :

Medan Magnet (B)

Bc
0 Suhu
Tc T
Gambar 2.1 Daerah superkonduktor pada bidang medan magnet dan suhu

PUTU RUSDI ARIAWAN 7


Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa suatu superkonduktor akan
hilang superkonduktivitasnya jika suhu dan medannya diatas titik kritis.
Superkonduktor ini melukiskan gejala resistansi sangat rendah (hampir tidak ada
sama sekali) dalam konduktivitas listrik pada suhu rendah. Salah satu cara yang
sudah kita ketahui untuk menurunkan resistansi kawat dan konduktor lain
terhadap arus listrik adalah dengan menggunakan kawat dan kabel yang lebih
besar. Itulah sebabnya mengapa, misalnya dalam perangkat stereo kita gunakan
kawat pengeras suara yang besar untuk memperkecil kerugian daya pada dalam
kawat itu sendiri.
Untuk alasan yang sama (mengurangi kerugian resistansi) kita gunakan
kawat ukuran besar dalam pengawatan peralatan rumah yang membutuhkan arus
tinggi, seperti alat-alat rumah tangga, mesin cuci, pengering rambut. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa superkonduktivitas berhubungan dengan mengalirkan
listrik melalui konduktor dengan kerugian daya yang sangat kecil yang idealnya
tanpa kerugian sama sekali.
Ada sekitar 30 unsur dan 100 senyawa yang dapat digunakan sebagai
bahan superkonduktor. Suhu kritis tertinggi superkonduktor adalah 18,1 derajat
Kelvin, yaitu senyawa Nb3 Sn. Dibawah ini merupakan tabel suhu kritis dari
beberapa bahan superkonduktor :

Unsur Tc (0K) Senyawa Tc (0K)


Ti 0,49 Na Bi 2,2
Zn 0,82 Ba Ba3 6,0
Al 1,20 Nb2 Zn 10,8
Tl 2,38 Mo N 12,0
In 3,40 Mo Re 12,6
Sn 3,73 V2,95 Ga 14,4
Hg 4,16 Nb N 15,2
Ta 4,39 V3 Si 17,1
V 5,1 Nb3Al 18,0
Pb 7,22 Nb3Sn 18,1
Nb 8,00
Tc 11,2
Th 1,3 Cu S 1,6
U 0,68 Pb Sb 1,5
Tabel 2.1 Suhu kritis (Tc) beberapa bahan superkonduktor

PUTU RUSDI ARIAWAN 8


Namun hal itu (suhu kritis) tidak selalu terjadi pada bahan yang pada
suhu kamar merupakan konduktor yang baik (misalnya : Cu, Ag, Au). Bahan itu
akan menjadi superkonduktor pada kondisi yang lebih mudah dibandingkan bahan
lain yang pada suhu kamar konduktivitasnya lebih jelek.
Dari tabel diatas dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa:
a. Logam-logam menovalen adalah bukan superkonduktor.
b. Logam-logam ferromagnetic dan anti ferromagnetic adalah bukan
superkonduktor.
c. Konduktor yang baik pada suhu kamar adalah bukan superkonduktor dan
logam superkonduktor sebagai logam normal adalah bukan konduktor
yang baik pada suhu kamar.
d. Film tipis dari Be, Bi dan Fe adalah superkonduktor.
e. Bismut, Pb dan Fe menjadi superkonduktor jika mendapat tekanan yang
tinggi.

Bahan superkonduktor dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :


a) Jenis I
Yang termasuk jenis bahan superkonduktor I yaitu Pb, Ag dan Sn yang
menyalurkan arus pada permuakaannya sampai kedalaman 10 – 4 mm pada
medan magnet hingga setinggi-tingginya adalah kuat medan magnet Nb dan
paduan Pb. Pada bahan superkonduktor jenis I yang menghantarkan arus tetap
akan menimbulkan medan magnet tanpa kerugian karena medan listriknya di
semua tempat adalah nol.
b) Jenis II
Pada superkonduktor jenis II, jika medan magnetnya mencapai medan
kritis dan suhu kritisnya relatif (kondisi tersebut lebih tinggi dari jenis I), keadaan
superkonduktor tidak langsung berubah menjadi konduktor normal, tetapi menjadi
bahan yang merupakan peralihan atau dari kondisi superkonduktor menjadi
konduktor normal. Pada jenis ini yang menghantarkan arus tetap akan
menimbulkan medan magnet dengan kerugian yang sangat kecil dan dapat
diabaikan.

PUTU RUSDI ARIAWAN 9


Sampai saat ini superkonduktor belum dipabrikasi dalam skala yang
besar. Mesin-mesin listrik, transformator dan kabel sedang dikembangkan dengan
menggunakan superkonduktor. Karena dengan menggunakan superkonduktor,
efisiensi dapat dicapai 99,99 %. Kabel superkonduktor berdiameter beberapa
centimeter dapat digunakan untuk menyalurkan semua daya yang dihasilkan
semua pembangkit listrik di Indonesia.
Perangkat-perangkat yang sudah umum menggunakan superkonduktor yaitu:
1. Elektromagnet
Karena konduktor tidak mempunyai kerugian yang disebabkan
resistansi, maka dimungkinkan solenoid dengan superkonduktor tanpa kerugian
yang menyebabkan panas. Solenoid dengan arus yang sangat kecil pada medan
magnet nol untuk kawat yang digunakan adalah memungkinkan untuk
membangkitkan sebuah medan magnet kritis dari lilitan. Karena dengan bahan
superkonduktor dimungkinkan untuk membuat bahan elektromagnet yang kuat
dengan ukuran yang kecil. Aplikasi dari elektromagnet dengan superkonduktor
antara lain pada komponen magneto Hidro Dinamik.

2. Elemen penghubung
Karena superkonduktor mempunyai Hc dan To, maka dalam
pemakaian superkonduktor sebagai elemen penghubung dapat menggunakan
pengaruh salah satu besaran diatas. Artinya suatu gawai penghubung yang
menggunakan superkonduktor akan dapat berubah sifatnya dari superkonduktor
menjadi konduktor biasa karena pengubahan suhu atau medan magnet diatas nilai
kritisnya. Pemutus arus yang kerjanya dipengaruhi oleh magnetic dielektrik
Cryotron, misalnya digunakan pada pemutus computer.

PUTU RUSDI ARIAWAN 10


4.2 Aplikasi Superkonduktor
Sejak ditemukannya superkonduktor sampai saat ini, pemakaian
superkonduktor dalam beberapa bidang telah menjadi demikian popular. Aplikasi
superkonduktor dipelopori dari bidang industri, terutama elektronik, yaitu sejak
berkembangnya teknologi komputer dan mikroprosesor.

2.2.1 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Komputer


Kemajuan teknologi dan mikroprosesor dimotori oleh kemajuan
miniaturisasi dan kecepatan pemrosesan. Dalam suatu chip komputer, yang
besarnya tidak lebih dari ukuran lubang jarum, terdapat juataan komponen aktif
yang bila diuraikan lagi akan menjadi juataan switch yang biasanya dibuat dari
bahan metal film ataupun emas. Efisiensi dan efektivitas makin ditingkatkan
dengan membuat switch dari bahan superkonduktor. Hal yang sama terjadi juga
dalam pembuatan sel-sel memori komputer. Keunggulan superkonduktor
dibandingkan material-material lainnya menyebabkan perkembangan teknologi
komputer dan mikroprosesor makin cepat. Aplikasi dari superkonduktor dalam
teknologi komputer biasa disebut dengan istilah cryotrons.

2.2.2 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Fisika


Dalam bidang fisika, yaitu yang melahirkan superkonduktor,
kemajuan aplikasi superkonduktor juga pesat. Salah satu bidang yang telah
mengaplikasikan superkonduktor adalah bidang fusilaser. Teknologi kriogenik
telah menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam proses fusilaser, yaitu
suatu proses penghasil energi harapan di masa yang akan datang. Dalam proses
tersebut suatu energi dalam jumlah yang sangat besar akan dihasilkan sebagai
akibat reaksi fusi antara isotop hidrogen. Kontruksi reaktor tempat reaksi
berlangsung sebagian besar dibangun dengan teknologi superkoduktor.

PUTU RUSDI ARIAWAN 11


2.2.3 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Kedokteran
Bidang kedokteran ternyata juga memanfaatkan teknologi dari
superkonduktor. Berbagai penelitian menunjukkan, dalam temperature yang
cukup rendah sekitar 170 0K operasi terhadap pasien akan dapat berhasil dengan
baik, misalnya untuk operasi saraf, pengobatan terhadap tumor serta operasi mata.

2.2.4 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Industri Tenaga Listrik


Dari sekian banyak bidang yang memanfaatkan teknologi
superkonduktor tersebut, bidang industrilah yang paling terlibat atau yang paling
banyak menggunakan. Percepatan perkembangan industri seolah-olah makin besar
seiring dengan perkembangan teknologi kriogenika dan superkonduktor. Bidang
teknik tenaga listrik saat ini khususnya di negara maju telah memanfaatkan
teknologi superkonduktor. Dengan teknologi supercanggih ini transmisi dan
distribusi tenaga dapat dilakukan dengan sempurna. Dengan menggunakan
superkonduktor dapat dicapai hasil guna yang hampir 100 %.
Sebelum superkonduktor ditemukan, penghilangan kerugian dari
energi yang disalurkan tersebut dianggap suatu hal yang mustahil. Karena setiap
konduktor selalu memiliki hambatan listrik berapun kecilnya. Bila ada arus
mengalir melalui konduktor tersebut, akan terjadi rugi tenaga yang sebanding
dengan kuadrat arus dan sebanding dengan besarnya hambatan. Dapat
dibayangkan berapa besarnya tenaga yang terbuang bila arus yang mengalir
mempunyai beberapa arus amper. Belum lagi bila terjadi kenaikan temperatur,
baik dari luar maupun dari rugi-rugi itu, yang akan menyebabkan kenaikan
hambatan penghantar, yang berarti juga tenaga yang hilang akan makin besar.
Tetapi itu semua dapat teratasi dengan adanya penemuan
superkonduktor, dengan kelebihan-kelebihannya, efisiensi seratus persen bukan
hal yang tidak mungkin dapat dilakukan. Karena bila hambatan superkonduktor
menjadi semakin kecil atau mendekati nol, maka rugi tenaga akan menjadi kecil
juga. Bahkan seperti telah disebutkan sebelumnya rugi tenaga tidak mustahil juga
akan menjadi nol.

PUTU RUSDI ARIAWAN 12


2.2.5 Aplikasi Superkonduktor di Bidang Telekomunikasi
Dalam bidang telekomunikasi unsur superkonduktif memungkinkan
penerapannya di kemudian hari pada pen-switch-an telekomunikasi kecepatan
tinggi, guna menyediakan pentransmisian denyut dalam pikodetik tanpa cacat.
Penerapan superkonduktor dalam piranti praktik akan sangat bergantung pada
apakah mereka dapat diadakan dalam bentuk yang bermanfaat dengan sifat-sifat
yang diperlukan. Kini superkonduktor A15 konvensional banyak digunakan
dalam fisika tenaga tinggi, dan dalam terapan biomedik, sebagai hasil dari
program penelitian dan pengembangan (R&D) yang sangat berhasil selama tahun
1970-an untuk menghasilkan kawat. Penerapan material bersuhu operasi nitrogen
cair dalam lapangan telekomunikasi, masalah teknis pendinginan dapat diadakan
dengan mudah dan murah. Karena itu sifat-sifat menswitch cepat pada peranti
penemuan Josephson akan dapat diterapkan dalam sakelar-sakelar jaringan utama,
namun rupa-rupanya tidak akan diterapkan dalam jaringan lokal mengingat
masalah-masalah perawatannya.
Jika pengoperasian material dapat ditingkatkan sampai suhu
lingkungan ataupun lebih tinggi lagi, maka lingkungan terapan yang berpotensi
sangatlah luas. Saluran transmisi superkonduktor akan mudah menjadi saingan
serat optic dalam hal pengoperasian lebar jalur dan dalam hal biaya pemakaian
dalam jarak pendek, terutama kalau isyarat dikirim secara listrik dan tidak
memerlukan pngubahan ke cahaya untuk dipancarkan.
Antena superkonduktor akan mungkin digunakan pada telepon sel
kecil. Sakelar superkonduktor mungkin banyak digunakan dalam jaringan
telekomunikasi. Detektor superkonduktif tidak saja akan dapat digunakan dalam
komunikasi radio tunggal melainkan juga sebagai detektor opto-elektronik
akhiran. Salah satu aspek yang memukau pada superkonduktor ialah bahwa
merupakan rumpun baru sama sekali, dengan sederetan sifat-sifat yang belum
diteliti keseluruhannya. Maka tidak disanksikan superkonduktor yang baru akan
besar dampaknya dalam teknologi.

PUTU RUSDI ARIAWAN 13


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan – pembahasan yang telah diuraikan dan berdasarkan
sumber teori yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa bahan superkonduktor
adalah bahan yang memiliki resistansi rendah, sehingga rugi-rugi daya yang
dihasilkan sangat kecil. Selain itu superkonduktor juga memiliki efisiensi dan
konduktivitas yang tinggi sehingga superkonduktor banyak digunakan dalam
berbagai bidang seperti dalam bidang komputer untuk meningkatkan kecepatan
mikroprosesor, bidang fisika untuk proses fusilaser, dalam bidang kedokteran
dimanfaatkan untuk operasi, di bidang industri tenaga listrik diaplikasikan untuk
penyempurnaan transmisi dan distribusi tenaga, sedangkan pada bidang
telekomunikasi penerapannya pada pen-switch-an telekomunikasi kecepatan
tinggi.

5.2 Saran
Seperti apa yang telah saya paparkan mengenai bahan
superkonduktor diatas. Maka menurut saya keperluan akan penggunaan bahan
superkonduktor sebagai bahan pelindung alat-alat listrik sangat diperlukan.

PUTU RUSDI ARIAWAN 14


DAFTAR PUSTAKA

Chhalotra, G. P dan B. K Bhat. Electrical Engineering Materials. New Delhi:


Khana Publishers, 1980.
Darsono dan Subandi. Ilmu Bahan Listrik 1. Jakarta: Proyek Pengadaan buku
Pendidikan menengah Teknologi, Depdikbud, 1977.
Muhaimin. Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik. Jakarta: PT. Pradnya Paramita,
1991.

PUTU RUSDI ARIAWAN 15


BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : turusdi.info@gmail.com

www.facebook.com/turusdi

PUTU RUSDI ARIAWAN 16

You might also like