You are on page 1of 8

MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH

Kebijakan dan Pola Kerja


ewan Da’wah Islamiyah Indonesia berupaya selalu

D mensosialisasikan visi, misi, kebijaksanaan dan


pola kerja dengan pedoman yang terang. Sebagai
lembaga dakwah yang berbentuk Yayasan dari
awal berdiri sangat memelihara sikap yang independen. Garis
amaliah Dewan Da’wah seperti telah ditetapkan dalam
perilaku oleh Bapak Mohamad Natsir selalu berada di jalur
istiqamah membina umat, untuk senantiasa beramal sesuai
tuntutan syari'at Islam dengan mengikut Sunnah Rasulullah
SAW secara shahih. Tujuannya sangat jelas, mencari redha
Allah.
Konsekwensi visi ini melahirkan misi yang tegas pula.
Kebijakan-kebijakan dakwah dilaksanakan dengan pola kerja
yang tidak bisa bergeser dari landasan taqwa semata. Pola
kerja amar makruf nahi munkar, selalu menjadi jati diri dari
Dakwah Islamiah. Sesungguhnya tidak perlu mengherankan
bagi berbagai pihak, bila satu ketika dakwah Islamiah itu
dapat terlihat bertentangan dengan kebijakan seseorang baik
dalam kedudukannya dipemerintahan. Secara politik dan
sosial kemasyarakatan, satu ketika bisa terlihat dakwah dapat
menjadi penentang keras dan berseberangan secara nyata.
Tetapi, dilain pihak dakwah Islamiah dapat pula berbaik
dengan pribadi yang sama. Hal ini semata disebabkan oleh,
kebijakan yang dilaksanakan seseorang, apakah itu
dipemerintahan atau dalam tatanan bermasyarakat sesuai atau
bertentangan dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul, maka
dakwah Islamiah dengan tegas mengingatkannya jika tersalah
dan mendorong maju jika telah berada pada jalur yang benar
atau haq.

Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 172


MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH

Jadi, ukurannya bukanlah like or dislike terhadap pribadi


seseorang. Namun, yang selalu dijadikan ukuran, apakah
kebijakan-kebijakan yang diambil atau dilaksanakan, baik
dalam pemerintahan atau diluar pemerintahan, menyangkut
kehidupan orang banyak, sejalan atau bertentangan dengan
ajaran Islam. Peran dakwah Islamiah lebih banyak kepada
memberikan dorongan dan arahan-arahan yang jelas.
Memberikan pemahaman dan mendorong umat, tentang
kewajiban seorang muslim terutama tentang kewajiban
dakwah.
Kewajiban dakwah, dalam arti yang cukup luas, amar makruf
nahi munkar, atau social support dan social control itu
merupakan kewajiban pribadi secara individual, dengan
landasan taqwa kepada Allah. Keberadaan dakwah Islamiah
sebagai wadah tempat memadu kekuatan dan kerjasama
dalam mengangkat dakwah agar lebih efisien. Inilah yang
sering disebut dengan mobilisasi dakwah. Sekecil apapun
peran seorang mukmin dalam melaksanakan dakwah adalah
bagian dari jihad fi sabililah. Allah pasti membalasinya
dengan pahala yang berlipat ganda, asal dilakukan dengan
ikhlas karena Nya.
Seorang dai harus meyakini, bahwa jika dia berjuang untuk
Allah, kemenangan akan diberikan Allah lambat ataupun
cepat. Kalaupun dia tidak sempat memetik buah hasil
usahanya, dia musti memiliki keyakinan mendalam bahwa
anak, cucu atau generasi mendatangnya akan menikmatinya.
Karena itu, sebagai seorang dai berkewajiban selalu
menanamkan kebaikan dalam bentuk amar makruf nahi
munkar ini, sesuai pesan Rasulullah SAW: ”walau kiamat
datang menjelang, tapi di tangan masih ada tampang benih,
tanamkan juga.” Menanamkannya, sudah mendapatkan
pahala dari Allah.

Pesan-Pesan
173 Dakwah Mohamad Natsir
MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH

Kedudukan para pendukung dakwah adalah sama. Dalam


dakwah tidak ada istilah instruksi atasan, akan tetapi harus
berdasarkan kemauan sendiri dan kesadaran akan kewajiban.
Para pendukung dakwah, senantiasa berupaya menghidupkan
dan menggairahkan kelesuan dakwah diberbagai bidang
kegiatan dakwah.
Maka, bidang lapangan pengajian atau ta'mir mesjid,
pendidikan formal atau non formal untuk pengajaran tulis
baca Al Qur'an dengan sistem cepat, mengadakan pelatihan
dan pengkaderan diberbagai jenjang, melakukan seminar,
diskusi-diskusi agama, untuk mendorong umat berada dalam
pengamalan syari'at Islam secara utuh, menjadi misi penting
dari dakwah Islamiah. Menciptakan cara-cara yang menarik
dalam pelaksanaan dakwah, agar kegiatan dakwah menjadi
menarik dan merebut simpati serta antusias masyarakat untuk
ikut bergabung dan mendukungnya. Meningkatkan
pengelolaan dan kepedulian dalam menggiatkan solidaritas
sesama muslim. Misi ini ikut menciptakan suasana, dimana
dakwah Islamiah menjadi harapan orang banyak dan
masyarakat, dalam menyelesaikan masalah yang sedang
mereka hadapi. Menampilkan ide-ide kreatif dan baru sebagai
sumbangan pemikiran kepada pelaksana-pelaksana dakwah
lainnya dan membuat kerjasama yang saling menguntungkan
dalam dakwah.

Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 174


MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH

MENINGKAT KINERJA PENDUKUNG DAKWAH


eningkatkan kinerja dan profesionalitas para

M pendukung dakwah dengan penguasaan ilmu-ilmu


pengetahuan dan skill tertentu. Untuk itu, dakwah
Islamiah selalu mengupayakan mendorong berdiri
lembaga-lembaga penunjang dakwah, dengan
menghimpun dan merekrut tenaga-tenaga profesional dan
potensial dikalangan cendikiawan. Termasuk memperbanyak
terlaksananya kegiatan-kegiatan dakwah seperti seminar,
diskusi, bedah buku, loka karya, dan lain-lain. Membuat
penerbitan-penerbitan sebagai sumber informasi dan kajian
ilmiah.
Meningkatkan mutu dakwah, tidak dapat dilepas dari kegiatan
sustainable dalam mengadakan pelatihan-pelatihan untuk
menciptakan kader yang berkualitas, tangguh, berilmu
diberbagai tingkatan. Pelatihan dan up-grading course
diantara para pendukung dakwah akan berdampak terhindari
perbenturan, perpecahan, pertikaian antar sesama pendukung
dakwah dan masyarakat. Membentuk tim "gazwul fikri"
sebagai tim studi kasus dan ideologis yang melakukan kajian
secara ilmiah tanpa emosional, tentang permasalahan yang
terjadi di tengah masyarakat. The last but not least, tentu saja
diikuti dengan mengolah sumber dana, dengan usaha-usaha
ataupun donatur secara halal dan tidak mengikat.
M o n i t o r i n g. Mengamati perkembangan dakwah secara
menyeluruh dalam berbagai bidang dan aspeknya, maka
kegiatan dakwah Islamiah memerlukan usaha-usaha intensif
mengadakan penelitian ke lapangan, memantau berbagai
media massa, wawancara dan membuat "Peta Dakwah" berisi
potensi, kondisi, situasi dan sarana dakwah yang ada. Kajian-
kajian internal dan eksternal umat mencakup potensi SDM,
sarana, organisasi, lokasi, bidang garapan, personil
pendukung yang dimiliki.
Pesan-Pesan
175 Dakwah Mohamad Natsir
MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH

Eksternal umat dan kalangan luar Islam yang menjadi


tantangan dakwah, meliputi Potensi SDM di tengah
masyarakat binaan, latar belakang kehidupan dan kekuatan,
dengan ketersediaan potensi sarana, atau personil pendukung
yang dimiliki.
Usaha Antisipatif dengan mengingatkan umat bahaya yang
mengganggu gerak dakwah dan membahayakan bagi
kerukunan di tengah umat Islam. Hal tersebut dilakukan
dengan mempersiapkan diri menghadapi permasalahan di
tengah masyarakat, diminta ataupun tidak. Menjawab
tantangan atau pemberitaan yang memojokkan umat
diberbagai mass media dan lainnya. Untuk ini diperlukan
dukungan analisis SWOT. Memperkirakan kekuatan dan
potensi SDM dan material pendukung dakwah. Mengukur
kemampuan sebelum melaksanakan satu program.
Keberhasilan sangat ditentukan dukungan kemampuan dan
material yang dimiliki. Kemampuan dan ketajaman melihat
kesempatan peluang akan membuat kegiatan lebih bervariasi.
Memperhitungkan kemungkinan yang akan menjadi
penghalang, dan ancaman internal dari kalangan sendiri, atau
eksternal dari pihak luar.
Analisis Dampak Dakwah. Ukuran satu keberhasilan menjadi
dampak dakwah yang diterima dan mempengaruhi tingkah
laku si mad'u. Perilaku masyarakat sebagai hasil dakwah,
akan membantu analisis untuk menetapkan rancangan
program, agar tidak terjadi pemborosan tenaga dan biaya.
Selanjutnya, gerak dakwah berjalan secara efisien. Sasaran
dakwah yang tidak tepat, akan menyebabkan pengulangan
yang mubazir. Diperlukan pemilihan metoda yang tepat
terarah.

Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 176


MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH

Realita Kehidupan di Tengah Masyarakat


Kerusakan Aqidah. Kerusakan aqidah dikalangan
masyarakat mulai tampak dalam kegiatan keagamaan atau
pesta adat, yang dianggap telah menyimpang. Penyimpangan
itu kentara dalam kebiasaan seperti tahayul, bid'ah, khurafat,
kepercayaan kepada para-normal, keinginan menguasai
kekuatan jin, mempelajari mistik, yang sangat banyak ditemui
dalam masyarakat. Masalah ini, perlu mendapat perhatian
dalam dakwah, sehingga yang Islami bisa dipertahankan,
sedangkan yang bid'ah diusahakan untuk merubah ke arah
yang sahih.
Dekadensi Moral. Mengamati kehidupan masyarakat umum,
remaja, generasi muda dan anak-anak, di tengah pergantian
zaman pra-globalisasi yang berkembang pesat, dakwah Islam
berhadapan dengan tantangan berat. Tumbuhnya tempat
hiburan, bioskop, pasar, café, diskotik, telah menjadi sumber
hidupnya maksiat. Tempat-tempat tersebut senyatanya telah
menjadi basis perubahan moral yang menonjol. Kondisi ini
perlu mendapatkan perhatian khusus.
Praktek Ibadah. Praktek-praktek ibadah yang berkembang
dan di tengah masyarakat, menyangkut ritual seperti ziaratul
qubur, penyelenggaraan mayat, sistem shalawat dan
sebagainya, ternyata pelaksanaannya mulai menyimpang
sangat jauh dari bimbingan Sunnah Rasulullah SAW. Dakwah
Islamiah tentu tidak bisa membiarkan kondisi seperti ini
berlarut-larut. Demikian pula halnya mengenai Adat Istiadat.
Kebiasaan yang tidak bertentangan dengan ajaran agama
Islam, tentu saja dapat ditolerir. Yang menjadi perhatian
adalah adat istiadat yang bertentangan dengan syariat Islam.
Mengantisipasi keadaan ini perlu analisis mendalam, meneliti
kasus per kasus, untuk mendapatkan jalan yang tepat.

Pesan-Pesan
177 Dakwah Mohamad Natsir
MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH
Ideologi atau Sistem Nilai. Para du'at harus memperluas
wawasan dengan mengetahui sistem nilai atau ideologi agama
dan paham-paham yang dikembangkan oleh kelompok-
kelompok yang bertebaran hidup dilingkungannya. Paham-
paham yang pesat perkembangannya diantaranya adalah
paham-paham nasionalis, sekularisme, zionis, kristianis,
harakah-haddamah dan komunisme.
Para du'at di medan dakwah, layaknya seperti dokter yang
bertugas mengobati pasien. Pasien dakwah adalah masyarakat
yang didakwahi. Dalam mendiagnosa penyakit masyarakat,
perlu penelitian secara jeli, apakah terapi yang paling tepat,
untuk menentukan resep penyembuhan.
Kehidupan global memasuki millenium ketiga, ditandai oleh
pergulatan paham ideologi, politik ekonomi, sosial budaya,
yang sifatnya mulai terasa pada tingkat pemaksaan kehendak.
Ujungnya bermuara pada stabilitas pertahanan dan keamanan.
Kepentingan kelompok-kelompok tampak banyak berperan
menentukan nilai-nilai yang diberlakukan di tengah
masyarakat. Umumnya, masyarakat Muslim di Indonesia
yang jumlahnya banyak, selalu dijadikan segmen rebutan.
Dalam kondisi ini, dakwah Islamiah dituntut menjadi badan
yang bisa menjawab tantangan umat dan mampu untuk
memberikan penafsiran ideologis sebagai fiqh-sosial untuk
seluruh masyarakat yang sesuai dengan bimbingan Islam.
Pencerahan Jiwa. Kata-kata ridha merupakan maqam
(tingkatan) terakhir dalam maqam rohani kehidupan tasawuf
(pembersihan diri). Maqam ini hanya bisa dicapai setelah
melalui maqam-maqam di bawahnya, seperti taubat, wara,
zuhud, shabr, fakir, zikir dan tawakkal. Ketujuh maqam
tersebut hanya bisa dilalui oleh mereka yang telah mengalami
pencerahan (enlightenment), baik dalam bidang pemikiran
maupun spritual rohani.

Pesan-Pesan Dakwah Mohamad Natsir 178


MELANJUTKAN DAKWAH RISALAH
Pencerahan tersebut dilakukan oleh mereka yang telah
menjelajahi berbagai pemikiran yang ada dan melakukan
penyaringan (filter) terhadap segala bentuk pemikiran
tersebut, agar melahirkan pemikiran bersih, jernih dan bisa
diterima oleh semua pihak, baik mereka yang setuju maupun
mereka yang berseberangan dengan dirinya.
Proses ini telah dialami oleh Bapak DR. Mohamad Natsir
melalui kawah candradimuka intelektual yang dilalui dalam
proses belajar yang panjang. Mulai dari yang memiliki
pandangan hidup dan pemikiran yang keras seperti A. Hasan
Bandung dari Persis. Sampai kepada tokoh-tokoh yang
moderat bahkan dianggap sangat menerapkan sosialisme
Islam dalam Syarikat Islam, seperti HOS Cokroaminoto atau
Haji Agus Salim. Di samping itu, proses pencerahan dan
sikap politik, dibentuk juga oleh latar belakang pendidikan
dan pengalaman hidup.
Kita dapat memahami jalan pikiran dan gerak perjuangan
Bapak DR. Mohamad Natsir, sebagai politisi aktif yang hidup
dalam masyarakat, tetapi juga sebagai the political thinkers
atau the political idea philosopher. Karenanya, setiap
program kerja yang di-sampaikan kerapkali memakai
pendekatan filosofis yang mencakup banyak makna,
berwawasan luas dan menjangkau masa yang panjang.
Akhirnya kita dapat melihat dan merasakan bahwa pesatnya
dakwah Islamiah selama hampir empat dasawarsa (1967-
2007) hanyalah karena kesinambungan amal yang terus
menerus di dalam rakitan mengharap redha Allah. Kekuatan
lain yang tidak kalah menentukan ialah, selalu berusaha
berurat di hati umat. Inilah sebuah amanah yang menjadikan
pikulan generasi dakwah turun temurun "Patah Tumbuh
Hilang Berganti",
Insya Allah.

Pesan-Pesan
179 Dakwah Mohamad Natsir

You might also like