Professional Documents
Culture Documents
LISTRIK
”NAVIGATION DECK”
TIPE KAPAL
GENERAL CARGO
OLEH :
Nama : NUN ISNAN ASWANTO
Stambuk : D331 04 040
LEMBAR PENGESAHAN
Navigation Deck
Oleh :
Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing sebagai salah satu
persyaratan untuk lulus mata kuliah tersebut diatas.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Hasnawiyah,ST.,M.Eng.,Sc
LEMBAR PENILAIAN
Mata Kuliah “PERANCANGAN INTALASI LISTRIK (427 D333)”
Navigation Deck
Oleh :
A B C D E
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, salam dan salawat atas
Baginda Rasulullah SAW beserta keluarganya yang mulia serta para sahabat dan
pengikutnya yang setia, karena berkat cinta kasih-Nya sehingga laporan ini dapat
terselesaikan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Laporan ini merupakan
salah satu persyaratan yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa untuk melulusi
mata kuliah “Perancangan Intalasi Listrik (427 D333)”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing Hasnawiyah,ST.,M.Eng.,Sc yang telah memberikan arahan dan
petunjuk dalam pengerjaan tugas ini. Selain itu, terima kasih juga diucapkan kepada
teman-teman (Naval System Engineering `04) yang selalu memberikan dorongan
pada penulis sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka dan hati yang lapang, segala kritikan dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Besar
harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
penulis selaku mahasiswa yang mengerjakan tugas ini.
Penulis
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ............................................................................................. 4
2. Alat-alat Navigasi ........................................................................... 4
2.1. Radar ......................................................................................... 4
2.2. Radio Direction Finder (RDF) ................................................. 6
2.3. GPS (Global Position System) ................................................. 6
2.4. Echosounder ........................................................................... 9
3. Distribusi Daya ............................................................................... 10
3.1. Pembangkit tenaga listrik utama .............................................. 12
3.2. Daya dan penerangan kondisi darurat ..................................... 13
3.3. Power feeder ............................................................................ 15
4. Kabel ............................................................................................... 16
4.1. Intalasi listrik ........................................................................... 16
4.2. Jalur kabel ................................................................................ 16
5. Distribusi Penerangan ..................................................................... 17
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
3. Flowchard ........................................................................................ 30
ANJUNGAN
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ...................................................................................... 38
2. Saran-saran ....................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Dewasa ini system navigasi pada kapal menjadi salah satu factor penunjang
demi keselamatan maritime dalam berlayar.Kompetensi ini sangat penting dalam
rangka menjaga keselamatan pelayaran dan kapal beserta seluruh isinya, termasuk
manusia dan barang bawaannya, baik selama pelayaran maupun ketika berada dan
keluar atau masuk pelabuhan.
Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas
dibanding daratannya. Keadaan tersebut merupakan problem bagi pemerintah
Indonesia untuk menghubungkan antara satu pulau dengan yang lainnya.
I. 2. Rumusan Masalah
I. 3. Batasan Masalah
BAB.I PENDAHULUAN
Pendahuluan mencakup latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah
maksud dan tujuan dan sistematika penulisan laporan.
BAB.IV PEMBAHASAN
Meliputi perhitungan kebutuhan daya listrik di kapal dengan beberapa metode
antara lain : Metode Herbert dan BKI.
BAB.V PENUTUP
Penutup ini berisikan kesimpulan dan saran-saran
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
BAB II
LANDASAN TEORI
II. 1. Umum
II.2.1. Radar
Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection
and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem
gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan
membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor
dan informasi cuaca (hujan).
Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak
tersebut didapat dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang
elektromagnetik selama penjalarannya mulai dari sensor ke target dan kembali lagi
ke sensor.
Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang
spektrumnya cukup luas, dari yang sangat teliti sampai yang biasa- biasa saja.
Ketelitian posisi yang diperoleh secara umum akan bergantung pada empat faktor,
yaitu :
• Metode penentuan posisi yang digunakan
• Geometri dan distribusi dari satelit – satelit yang diamati.
• Ketelitian data yang digunakan.
• Strategi / metode pengolahan data yang diterapkan.
GPS juga telah banyak digunakan sebagai alat penentu posisi dan navigasi
untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya rekreatif dan berkaitan dengan olahraga,
seperti halnya pendakian gunung, reli mobil dan safari, lomba perahu layar, olah raga
memancing ( Fishing ) atau pun ski.
-Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada
ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55 derajat dengan periode
12 jam (satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12 jam).
Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga minimal ada 6
satelit yang dapat dipantau pada titik manapun di bumi ini.
Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu kepada pengguna
seluruh dunia.
-Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di
Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena
yang tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua
satelit GOS dan mengumpulkan informasinya. Stasiun pemantau
kemudian mengirimkan informasi tersebut kepada pusat
pengendali utama yang kemudian melakukan perhitungan dan
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
Perangkat GPS menerima sinyal yang ditransmisikan oleh satelit GPS. Dalam
menentukan posisi, kita membutuhkan paling sedikit 3 satelit untuk penentuan posisi
2 dimensi (lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk penentuan posisi 3 dimensi (lintang,
bujur, dan ketinggian). Semakin banyak satelit yang diperoleh maka akurasi posisi
kita akan semakin tinggi. Untuk mendapatkan sinyal tersebut, perangkat GPS harus
berada di ruang terbuka. Apabila perangkat GPS kita berada dalam ruangan atau
kanopi yang lebat dan daerah kita dikelilingi oleh gedung tinggi maka sinyal yang
diperoleh akan semakin berkurang sehingga akan sukar untuk menentukan posisi
dengan tepat atau bahkan tidak dapat menentukan posisi.
Kegunaan
Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau
mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa
mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun
menetukan pergerakan pasukan.
Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa
jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi,
dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
II.2.4 Echosounder
Energi untuk beban penerangan dan beban daya Sistem kelistrikan suatu
kapal biasanya disuplai oleh 2 atau lebih generator. Selain itu juga dapat disuplai dari
emergency generator atau dari battery (aki). Daya listrik keluaran dari generator ini
biasanya semuanya akan dipusatkan menuju ke satu Main Switch Board (MSB).
Biasanya, emergency switchboard dan sistem emergency distribution dayanya
terhubung dengan bus tie dari switchboard di kapal. Jika sistem pelayanan daya di
kapal mengalami kegagalan/kerusakan, sistem emergency distribution akan secara
otomatis berpindah dari pelayanan normal ke pelayanan Emergency Generator. Ada
banyak disain yang berbeda untuk distribusi daya pada instalasi beban listrik di kapal
tergantung type kapalnya.
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
Pada kapal penumpang yang besar, 2 atau 3 sub distribusi atau load center
switchboard harus tersedia untuk distribusi daya dan sistem penerangan. Secara
umum satu switchboard terletak pada bagian depan kapal, satu pada bagian depan
dan jika memungkinkan yang ketiga diletakkan pada bagian tengah kapal. Tiap
bagian switchboard pusat daya disuplai dari switchboard layanan kapal dengan
menggunakan Bus feeder. Disain ini lebih ekonomis dari pada memberikan banyak
jalur yang panjang dari switchboard layanan kapal ke seluruh bagian kapal. Masing-
masing switchboard diletakkan/dipasang pada ruangan yang sesuai. Kompartemen
ini biasanya juga bertindak sebagai pusat untuk pelayanan kebutuhan listrik dan
perawatan serta masing-masing mungkin juga menyediakan meja kerja dan locker
untuk komponen peralatan lampu sekring dan kebutuhan listrik lainnya.
Selanjutnya daya listrik atau arus listrik keluaran dari MSB dibagi dalam
beban-beban yang terdiri dari 3 kelompok besar:
Pelayanan sistem beban daya secara prinsip terdiri dari motor penggerak
peralatan bantu dan peralatan pemanas yang tersedia baik secara tersendiri atau
dalam kelompok oleh feeder dari layanan switchboard distribusi. Feeder normalnya
digunakan untuk sumber daya peralatan bantu sistem propulsi yang besar. Dan
diletakkan pada ruangan yang sama dengan switchboard distribusi. Tapi mungkin
digunakan untuk motor yang besar pada salah satu tempat di kapal. Kelompok beban
disuplai oleh feeder melalui panel distribusi. Panel ini menjadi pusat tempat
penyuplaian beban. Dibawah ini dapat dilihat diagram distribusi daya di kapal.
Pada kapal-kapal baru, sistem distribusi DC saat ini jarang digunakan karena
untuk semua sistem, sistem AC lebih mudah dan murah dibandingkan sistem DC.
Dimana sistem AC lebih simple, ringan dan mudah dalam perawatan. Sistem kawat
kabel tunggal dengan Hull Return sekarang ini jarang digunakan. Dan berdasarkan
SOLAS 1960, tindakan pencegahan harus dilakukan dan sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Kelemahan dari sistem kawat tunggal dalam kaitannya dengan
keselamatan apabila dilakukan isolasi terhadap kabel tidak dapat menjadi indikator
untuk kondisi underload. Dan jika dilakukan survey terhadap kondisi sirkuit ke
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
kebutuhan peralatan tidak dapat dilakukan pengujian Megger tanpa membuka lampu
atau alat pemutus hubungan/stop kontak (Circuit breaker).
Beberapa bentuk penerangan untuk kondisi darurat harus tersedia diatas kapal
yang berupa sistem penerangan dengan tenaga listrik. Kecuali untuk :
1. Kapal penumpang kecil yang hanya dioperasikan mulai matahari terbit
sampai dengan matahari terbenam.
2. Kapal penumpang kecil yang dioperasikan tidak lebih dari 15 mil dari garis
pantai yang daya untuk sistem penerangan umum sumbernya terpisah dari
sistem propulsi dan terletak pada deck diatas sekat kedap.
a. Lampu-lampu navigasi
b. Beberapa lampu di kamar mesin yang digunakan untuk menunjukkan
kondisi operasional peralatan pada kondisi darurat.
c. Penerangan untuk gang-gang, tangga, jalur untuk penyelamatan,
ruang penumpang dan ABK, kamar mesin.
d. Lampu-lampu untuk penunjuk arah jalan keluar ruangan kapal seperti
tanda “keluar/exit” dengan tulisan warna merah.
e. Penerangan umum untuk pengamanan keselamatan pengoperasian
pintu kedap.
f. Satu atau lebih lampu penerangan untuk di dapur, ruang makan, ruang
radio, ruang mesin kemudi, ruang emergency generator, ruang peta,
ruang kendali/anjungan, ruang ABK.
g. Penerangan pada deck sekoci.
h. Sistem komunikasi elektrik utama yang tidak memiliki sumber
penyimpanan daya sendiri.
i. Daya untuk pengoperasian pintu kedap.
j. Sistem pengeras suara darurat.
k. Satu pompa bilga, pompa pemadam kebakaran dan pompa sprinkler.
l. Sistem untuk smoke detector.
Daya yang disuplai dari sistem darurat harus bekerja secara otomatis dan
paling lambat 45 detik setelah terjadi kegagalan dari sistem daya listrik utama. Suplai
daya dari sistem emergency harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk kapal penumpang diatas 65 m perairan samudra, daya yang
disuplaikan harus mampu memenuhi kebutuhan untuk kondisi
emergency selama 36 jam. Untuk suplai daya dengan menggunakan
aki/battery harus mampu melayani untuk kebutuhan selama 30 menit.
b. Selain kapal penumpang perairan samudra, pada kapal 100 GT keatas
yang sumber tenaga untuk kondisi darurat menggunakan penggerak
diesel dan gas turbin harus dapat menyuplai kebutuhan selama 8 jam
terus-menerus.
c. Selain kapal penumpang perairan samudra, pada kapal 15 - 100 GT
keatas yang sumber tenaga untuk kondisi darurat menggunakan
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
Feeder yang terpisah sebaiknya tersedia untuk peralatan dapur, air heater
selain unit isolasi dan tiap peralatan cargo handling. Peralatan ini harus dapat
beroperasi pada saat berlayar tanpa disuplai dari feeder untuk peralatan cargo
handling. Oleh karena itu feeder biasanya terputus hubungan dari switchboard
distribusi pada saat dilaut. Motor windlass dan capstan mungkin bisa disuplai dari
feeder ini jika sesuai. Steering gear disuplai dengan 2 feeder yang independen,
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
terpisah untuk mengurangi kemungkinan kehilangan daya akibat ganguan pada salah
satunya. Kedua feeder secara normal disuplai dari layanan switchboard distribusi.
II. 4. Kabel
Kabel intalasi listrik digunakan sebagai saluran penghantar daya listrik dari
sumber tenaga listrik ke peralatan pemakaian daya listrik. Kawat kabel yang
digunakan di kapal haruslah sesuai dengan ketentuan dari Biro Klasifikasi Indonesia
(BKI).
Jalur kabel adalah kabel-kabel terentang yang disatukan dalam suatu alur
penyangga kabel (kabel hanger) dan diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan
dalam pengerjaan perbaikan dan pemeliharaan. Jalur kabel terdiri dari:
1. Penyangga kabel, yang terbuat dari material baja galvanis yang berbentuk
seperti huruf U dengan berbagai tipe dan ukuran nominal penyangga
penyangga kabel serta kontruksinya.
2. Pengikat kabel, yang berfungsi menyatukan kabel-kabel yang diletakkan pada
jalur kabel. Pengikat kabel ini terdiri dari pita pengikat dan kancing pengikat.
Bahan pengikat kabel ini terbuat dari bahan baja galvanis yang lebarnya 14
mm. penentuan jarak antara pengikat harus sesuai ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
3. Tembusan kabel, ini digunakan untuk intalasi kabel yang menghendaki
adanya tembusan kabel yang digunakan pada kabel,
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
4. Pipa pelindung kabel, yang bertujuan untuk melindungi intalasi kabel dari
kemungkinan terjadinya kerusakan fisik kabel. Jenis pelindung kabel yang
digunakan; antara lain:
a. Pipa pelindung non metalik (bukan logam), digunakan di ruang
akomodasi dan intalasi penerangan yang mempunyai tegangan kerja
sampai 250 volt.
b. Pipa pelindung non metalik (plice tube PA-2), digunakan di bawah
lantai grating atau sejenisnya dalam kamar mesin
c. Pipa pelindung untuk tembusan kabel, digunakan bila intalasi kabel
menghendaki adanya tembusan sehingga dinamakan pipa coming. Tipe
dan dimensi pipa pelindung ini diberi symbol PV.
pada ballast dari arus masuk untuk tiap peralatan. Stop kontak jalur keluar dipasang
untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang dan ABK tidak termasuk sebagai
beban terhubung.
Peralatan penerangan khusus memiliki jumlah yang besar pada lampu dengan
tegangan rendah disuplai oleh sebuah sirkuit 3 fase bilamana total beban dari
peralatan tidak melebihi 12 Ampere. Sirkuit penyuplai dikontrol hanya dari panel
distribusi dan arus listrik yang melalui konduktor dibatasi samapai 12 Ampere.
Perlindungan terhadap arus listrik berlebih untuk sirkuit cabang cabang penerangan
dibatasi dengan sekring sampai arus 10 Ampere atau dengan sirkuit breaker untuk 15
Ampere pada sisrkuit daya 880 watt, sekring 15 Ampere untuk sirkuit daya 1380
watt
Secara umum sirkuit cabang penerangan pada kamar mesin dirancang dengan
grup pengganti penerangan pada sirkuit cabang yang berbeda sehingga untuk
wilayah yang besar tidak akan gelap karena kegagalan dari salah satu sirkuit cabang.
Pada ruangan ini lampu dikontrol hanya dengan tombol pada panel dan bukan
tombol tersendiri.
pencahayaan ini merupakan sistem yang baik untuk ruangan dengan dinding
berwarna gelap, dimana dibutuhkan distribusi cahaya yang cukup tanpa
menghadapi resiko glare. Kualitas pencahayaan tergantung pada luas ruangan
dan kegiatan yang dilakukan. Dengan menggunakan sistem pancahayaan ini
maka ruang bagian atas tidak akan terlihat kosong atau monoton. Distribusi
pencahayaan yang seimbang pada sistem ini baik untuk digunakan pada
ruangan kelas, kantor secara umum, dan tempat retail.
4. Semi-Direct Lighting
Sistem pencahayaan disebut Semi-Direct Lighting apabila 60-90%
distribusi cahaya mengarah pada dinding bagian bawah dan lantai. Sistem ini
disebut semi-direct karena distribusi cahaya berada pada sumbu horisontal
ruangan bagian bawah.
5. Direct Lighting
Sistem pencahayaan disebut Direct Lighting apabila 90-100% distribusi
cahaya mengarah pada lantai. Sistem ini disebut direct karena distribusi
cahaya
berada pada sumbu horisontal ruangan, dimana lantai menjadi sumber cahaya
melalui pantulan cahaya lampu.
1. Lumen
Lumen adalah fluks cahaya yang di pancarkan oleh sumber penerangan
buatan (lampu). Besarnya fluks cahaya (diukur dalam lumen) yang
diperlukan untuk menerangi suatu ruangan dapat dihitung dengan rumus:
CU = Koefisien pemanfaatan
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
MF = Faktor pemeliharaan
RR = pxl ………………………………..(iii)
Hrc ( p + l )
l = lebar (m)
BAB III
PENYAJIAN DATA
III. 1. Data Umum Kapal
Kebutuhan daya
No Jenis alat dan penerangan Daya (W) n
(W)
1. Ruang kemudi 80 8 640
2. Operator radio 30 2 60
3. Ruang peta 30 2 60
4. Gang luar 20 6 120
5. Marine radar 50 1 50
6. Echo sounder 50 1 50
7. Radio Direction Finder (RDF) 50 1 50
8. Satelit navigasi 50 1 50
9. Telegraph 50 1 50
10. Telepon 50 1 50
11. Radio komunikasi 50 1 50
12. VHF multi chanel 50 1 50
13. Lampu samping ( side light )
Port side & Starboard side 75 2 150
14. Lampu tiang utama ( Head mast light ) 75 2 150
15. Lampu morse ( Morse signal light ) 60 1 60
16. Lampu jangkar (Anchor light ) 75 2 150
17. Lampu buritan ( Stern light ) 60 1 60
18. Lampu bongkar muat ( Cargo handling light ) 500 1 500
19. Lampu pelayaran ( Range ) 40 1 40
20. Lampu sekoci 75 2 150
21. Lampu sorot ( Search light ) 1000 2 2000
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
3. Ruang peta
Dilengkapi dengan satu set meja komprensi, kursi, wireless, dan LCD.
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
FLOWCHART
Mulai
Data Kapal :
1.Data Mesin
2.Alat-alat navigasi yang di
gunakan
Sesuai
Rules BKI
Kesimpulan
Finish
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
BAB IV
PERENCANAAN DAYA LISTRIK PADA GELADAK
ANJUNGAN
a. Ruang kemudi
Data-data yang diperlukan:
Panjang (P) = 7.4 m
Lebar (L) = 10 m
Tinggi (T) = 2.2 m
Tinggi bidang kerja yang di gunakan = 0.75 m
Tinggi lampu terhadap bidang kerja (Hrc) = 1.45 m
Sistem penerangan yang digunakan adalah sistem penerangan langsung
standar nilai iluminasi pada ruang kemudi 300 lux
Perhitungan :
1. Menentukan room ratio
RR = PxL
Hrc x (P + L )
= 2.9330
2. Menentukan room indeks
RI = C (2.75 – 3.5) ……(Lampiran II)
p= 7.4 = 7.4 m
1
Jarak luminer dekat dinding adalah setengah dari jarak armature = 3.7m
untuk melintang ruangan
l= lebar ruangan
jumlah lampu kearah melintang
l= 10 = 2.5000 m
4
Jarak luminer dekat dinding adalah setengah dari jarak armature = 1.2500 m.
Perhitungan :
1. Menentukan room ratio
RR = PxL
Hrc x (P + L )
= 0.9276
p= 3.06 = 3.06 m
1
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
Jarak luminer dekat dinding adalah setengah dari jarak armature = 1.53 m
untuk melintang ruangan
l= lebar ruangan
jumlah lampu kearah melintang
l= 2.4 = 2.4 m
1
Jarak luminer dekat dinding adalah setengah dari jarak armature = 1.2 m
Perhitungan :
1. Menentukan room rasio
RR = PxL
Hrc x (P + L )
= 0.768603
N = 1.1453 unit
Jadi jumlah armature yang diperlukan adalah 1 unit (2 unit lampu)
Dalam buku "Merchant Ship Design Hand Book V diberikan ketentuan untuk peralatan
navigasi
Sehingga diperoleh :
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
1 Marine radar 1 50 50
2 Echo sounder 1 50 50
5 Telegraph 1 50 50
6 Telepon 1 50 50
7 Radio komunikasi 1 50 50
= 0.4 (KW)
Dalam buku "Merchant Ship Design Hand Book V juga diberikan ketentuan untuk
lampu navigasi
Sehingga diperoleh :
Daya Kebutuhan
No Alat Penerangan n
(W) Daya (W)
1 Lampu samping ( side light )
* Starboard side 112,5o, warna hijau, jarak pancar 3 mill 1 75 75
* Port side 112,5o , warna merah, jarak pancar 3 mill 1 75 75
2 Lampu tiang utama ( Head mast light )
* 225o , warna putih, jarak pancar 5 mill 2 75 150
3 Lampu morse ( Morse signal light )
* 136o , warna kuning , jarak pancar 3 mill 1 60 60
4 Lampu jangkar (Anchor light )
* 360o , warna putih, jarak pancar 2 mill 2 75 150
5 Lampu buritan ( Stern light )
* 135o , warna putih, jarak pancar 2 mill 1 60 60
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
= 3,26 (kW)
BAB V
PENUTUP
V. 1. Kesimpulan
3. Dan dari hasil perhitungan total pemakaian daya listrik pada geladak
anjungan adalah 4.54 kW.
V .2. Saran
2. Hasil perancangan Intalasi Listrik ini kiranya dimaklumi karena ini tugas
kuliah pertama untuk mahasiswa konsentasi Listrik dan instrumentasi.
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
DAFTAR PUSTAKA
I-II.
3. Rivai Haryanti, ST. MT., 2008, “Buku Ajar Listrik Kapal”, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
5. www.energyefficiencyasia.org
Lampiran I
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040
Nun Isnan Aswanto
Perancangan Instalasi Listrik D331 04 040