You are on page 1of 62

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intevensi


keperawatan TUM TUK Kriteria Standar
1 Resiko Setelah 3x 1. Setelah
gangguan kunjungan 1x 45 menit kunjungan
mobilisasi rumah, rumah, keluarga mampu
pada Ibu N gangguan mengenal masalah
di keluarga mobilisasi rheumatik pada anggota
Bp. S b.d pada Ibu N keluarga. Dengan cara:
KMK tidak terjadi
merawat 1.1 Menyebutkan Respon Reumatik yaitu suatu peradangan 1.1.1 Diskusikan bersama keluarga
anggota pengertian reumatik verbal kronik pada sendi atau pegal-pegal pengertian reumatik dengan
keluarga yang disertai dengan rasa nyeri menggunakan lembar balik
yang sakit 1.1.2 Tanyakan kembali pada
reumatik keluarga.tentang pengertian
reumatik
1.1.3 Beri pujian atas usaha yang
dilakukan keluarga
1.2 Menyebutkan Respon Menyebutkan 4 dari 7 penyebab 1.2.1 Diskusikan bersama keluarga
penyebab reumatik verbal reumatik: tentang penyebab reumatik
- Proses menua dengan menggunakan lembar
- Kelelahan balik
- Cedera mendadak 1.2.2 Motivasi keluarga untuk
- Infeksi kuman menyebutkan kembali
- Penurunan kekebalan tubuh penyebab reumatik
- Tidak diketahui dengan jelas. 1.2.3 Beri reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan keluarga

1.3 Menyebutkan tanda Respon Menyebutkan 3 dari 5 tanda dan 1.3.1 Diskusikan dengan keluarga
dan gejala reumatik verbal gejala reumatik : tentang tanda-tanda reumatik
- Nyeri 1.3.2 Motivasi keluarga untuk
- Pembengkakan sendi menyebutkan kembali tanda-
- Gerakan yang terbatas tanda reumatik
- Kekakuan, kelemahan 1.3.3 Beri reinforcement positif atas
- Perasaan mudah lelah usaha yang dilakukan keluarga
2. Setelah 1x 45 menit
kunjungan rumah,
keluarga mampu
mengambil keputusan
untuk merawat anggota
keluarga yang menderita
hipertensi dengan cara:

2.1 Menyebutkan akibat Respon Menyebutkan 2 dari 5 akibat lanjut 2.1.1. Jelaskan pada keluarga
lanjut tidak diobatinya verbal dari reumatik yang tidak diobati: akibat lanjut apabila
reumatik - Perubahan bentuk sendi dan reumatik tidak diobati
tulang dangan menggunakan lembar
- Nyeri yang semakin meningkat baik
- Pengeroposan tulang 2.1.2. Motivasi keluarga untuk
- Lumpuh. menyebutkan kembali akibat
lanjut dari reumatik yang
tidak diobati
2.1.3. Beri reinforcement positif
atas jawaban keluarga
2.2 Memutuskan untuk Respon Keputusan keluarga untuk 2.2.1 Motivasi keluarga untuk
merawat verbal merawat dan mengatasi reumatik mengatasi masalah yang
pada anggota keluarga dihadapi
2.2.2 Beri reinforcement positif
atas keputusan keluarga
untuk merawat anggota
kelurga yang mengalami
reumatik
3. Setelah 1x 45 menit
kunjungan rumah,
keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
reumatik

3.1 Menyebutkan cara Respon Menyebutkan 5 dari 9 perawatan 3.1.1 Diskusikan dengan keluarga
perawatan reumatik verbal reumatik: cara perawatan reumatik
- Kompres dengan air hangat dengan menggunakan lembar
bila tidak ada bengkak /nyeri balik
- Kompres dengan air dingin 3.1.2 Motivasi keluarga untuk
bila ada bengkak dan nyeri menyebutkan kembali
- Hindari penekanan perawatan reumatik
- Makan makanan rendah 3.1.3 Beri reinforcement positif
protein nabati atas usaha yang dilakukan
- Konsumsi vit. C, zat besi keluarga
- Istirahat yang cukup
- Latihan pergerakan
- Hindari kerja berat
- Jaga keamanan lingkungan
rumah
3.2 Mendemonstrasika Psikom- Keluarga dapat 3.2.1 Demonstrasikan pada
n cara latihan gerak otor mendemonstrasikan cara latihan keluarga tentang cara latihan
gerak gerak pada persendian, sendi
kepala sampai sendi kaki
3.2.2 Berikan kesempatan pada
keluarga untuk mencoba
melakukan latihan gerak
3.2.3 Beri reinforcement positif
atas usaha keluarga
3.2.4 Pastikan keluarga akan
melakukan tindakan yang
diajarkan jika diperlukan
3.3 Menyebutkan jenis Respon Hindari makan kacang-kacangan, 3.3.1 Diskusikan bersama keluarga
makanan untuk verbal asam urat yang tinggi seperti tentang jenis makanan/diit
reumatik jeroan untuk reumatik
3.3.2 Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali diit
reumatik
3.3.3 Beri reinforcement positif
atas jawaban keluarga
4 Setelah 1x 45 menit
kunjungan rumah,
keluarga mampu
memelihara/
memodifikasai
lingkungan rumah yang
sehat:

4.1 Cara Respon Menyebutkan 1 dari 2 cara 4.1.1 Menjelaskan lingkungan


memelihara/ verbal memodifikasi lingkungan yang yang dapat mencegah
memodifikasi sehat: reumatik
lingkungan yang sehat - lantai tidak licin 4.1.2 Memotivasi keluarga untuk
- penerangan lampu baik mengulangi penjelasan yang
diberikan
4.1.3 Beri reinforcement positif
atas upaya yang dilakukan
keluarga
5 Setelah 1x 45 menit Respon Manfaat kunjungan ke fasilitas 5.1.1 Menginformasikan mengenai
kunjungan rumah, verbal kesehatan : pengobatan dan pendidikan
keluarga mampu - Mendapatkan pelayanan kesehatan yang dapat
memanfaatkan kesehatan pengobatan reumatik diperoleh keluarga di
pelayanan kesehatan - Mendapatkan pendidikan pelayanan kesehatan
dengan cara: kesehatan tentang reumatik 5.1.2 Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali hasil
5.1 Menyebutka diskusi
n kembali manfaat 5.1.3 Beri reinforcement positif
kunjungan ke fasilitas atas hasil yang dicapai
kesehatan keluarga

5.2 Memanfaatk Respon Menunjukan kartu berobat adanya 5.2.1 Tanyakan perasaan keluarga
an pelayanan verbal terapi pengobatan setelah mengunjungi fasilitas
kesehatan dalam kesehatan
merawat reumatik 5.2.2 Berikan reiforcement positif
atas tindakan tepat yang
dilakukan oleh keluarga.

Penyakit rematik – Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari
otak ke sendi dan struktur klain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada
sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat

Klasifikasi “penyakit rematik”


Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :
1. Osteoartritis.
2. Artritis rematoid.
3. Polimialgia Reumatik.
4. Artritis Gout (Pirai).

1. Osteoartritis.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada
sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.

2. Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.

3. Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50
tahun ke atas.

4. Artritis Gout (Pirai).


Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada
wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause
©2004 Digitized by USU digital library 1
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
REUMATIK (ARTRITIS TREUMATOID) PADA LANSIA
ISMAYADI
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal
kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya
beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna
mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu
mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma
reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik
dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu:
nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak.
(Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan
reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
Defenisi.
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi
dan struktur klain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada
sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat.
©2004 Digitized by USU digital library 2
Klasifikasi.
Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :
1. Osteoartritis.
2. Artritis rematoid.
3. Polimialgia Reumatik.
4. Artritis Gout (Pirai).
1. Osteoartritis.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis
ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung
beban.
2. Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya.
Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
3. Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher,
bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun ke atas.
4. Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria
dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
OSTEOARTRITIS
Defenisi
Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih
sering dijumpai pada usia diatas 60 tahun.
Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain
adalah :
1. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin
meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada
umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.
Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki
©2004 Digitized by USU digital library 3
dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal
pada patogenesis osteoartritis.
3. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter
falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali
lebih sering dari pada ibu dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya
osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang –
orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria.
Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain
(tangan atau sternoklavikula).
Patofisiologi.
UMUR JENIS KELAMIN GENETIK SUKU KEGEMUKAN
Kerusakan fokal tulang rawan pembentukan tulang baru pada
sendi yang progresif tulang rawan, sendi dan tepi sendi
Perubahan metabolisme tulang
Peningkatan aktivitas enzim yang merusak
makro molekul matriks tulang rawan sendi
©2004 Digitized by USU digital library 4
Penurunan kadar proteoglikan
Berkurangnya kadar proteoglikan
Perubahan sifat sifat kolagen
Berkurangnya kadar air tulang rawan sendi
Permukaan tulang rawan sendi terbelah pecah dengan robekan
Timbul laserasi
OSTEOARTRITIS
©2004 Digitized by USU digital library 5
Menifestasi klinis
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula
rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi , krepitasi,
pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan.
Penatalaksanaan
Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan
bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja
sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi
yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan
karena kakai yang tertekuk (pronatio).
Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat
badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu
pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis
sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus
dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat.
Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya
diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan
elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran panas.
Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan
isometric lebih baik dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang
lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular
©2004 Digitized by USU digital library 6
memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting.
Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi.
Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan
fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari.
Keletihan
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot
KARDIOVASKULER
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
INTEGRITAS EGO
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan
Keputusasaan dan ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain
MAKANAN ATAU CAIRAN
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual.
Anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah
Tanda: Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa
HIGIENE
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan pada orang lain.
NEUROSENSORI
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
NYERI / KENYAMANAN
Gejala: fase akut dari nyeri
©2004 Digitized by USU digital library 7
Terasa nyeri kronis dan kekakuan
KEAMANAN
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
Kekeringan pada mata dan membran mukosa
INTERAKSI SOSIAL
Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi
ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA 1: Nyeri b/d penurunan fungsi tulang
Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol
INTERVENSI
RASIONAL
mandiri
- kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat factor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
- berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
- biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
- dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari
gerakan yang menyentak
- anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi
yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi
- berikan masase yang lembut
kolaborasi
- membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan program
- matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan setres pada sendi
yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi / nyeri
- pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi.
- Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi
- Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitifitas pada panas dapat
dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan
- Meningkatkan elaksasi/mengurangi tegangan otot
- Meningkatkan relaksasi, mengurangi
©2004 Digitized by USU digital library 8
- beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk seperti asetil salisilat (aspirin)
tegangan otot, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi
DIAGNOSA 2 : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.
Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.
INTERVENSI
RASIONAL
• Perahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.
• Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin.
• Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi,
berdiri dan berjalan. • Berikan lingkungan yang aman dan menganjurkan untuk
menggunakan alat bantu. Berikan obat-obatan • sesuai
indikasi seperti steroid. • kan inflamasi
sistemik akut.
• Untuk mencegah kelelahan dan mempertahankan kekuatan.
• Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
• Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.
• Menghindari cedera akibat kecelakaan seperti jatuh.
Untuk mene
DIAGNOSA 3 : Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang.
Kriteria Hasil : mpertahankan keselamatan
Klien dapat me
fisik.
INTERVENSI
RASIONAL

hari,

ketimbang
mengagetkannya.

dari kekhawatiran yang konstan.
akan
meningkatkan ansietas.
Kendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya
menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur rendah, gunakan pencahayaan malam
siapkan lampu panggil
• Memantau regimen medikasi Izinkan kemandirian dan kebebasan maksimum dengan memberikan kebebasan dalam lingkungan yang aman,
hindari penggunaan restrain, ketika pasien melamun alihkan perhatiannya •Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan
membebaskan keluaraga
Hal ini akan memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat meningkatkan agitasi, mengegetkan pasien
©2004 Digitized by USU digital library 9
Kriteria Hasil : menuhi kebutuhan istirahat
DIAGNOSA 4 : Perubahan pola tidur b/d nyeri
Klien dapat me
atau tidur. INTERVENSI RASIONAL
Madiri Tentukan kebiasaan tidur biasany
n

a dan perubahan yang
terjadi
• tempat tidur yang
nyaman

pola lama
dan lingkungan baru
• nyamanan
waktu tidur, misalnya mandi
hangat dan massage.
• tidur
sesuai indikasi: rendahklan

misalnya
ngunkan untuk obat atau
Kola


entifikasi intervensi yang


ng.

tidur memberi keamanan

an
pasien mungkin tidak mampu
kembali tidur bila terbangun.
• diberikan untuk
membantu pasien tidur atau
istirahat.
Berikan
Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam
• Instruksikan tindakan relaksasi Tingkatkan regimen ke
Gunakan pagar tempat
tempat tidur bila mungkin. Hindari mengganggui bila mungkin,
memba
terapi. borasi
Berikan sedative, hipnotik sesuai indikasi
Mengkaji oerlunya dan mengid
tepat. Meningkatkan kenyamaan tidur serta
dukunmgan fisiologis/psikologis Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang a
berhubungan dapat berkur
Membantu menginduksi tidur • Meningkatkan efek relaksasi Dapat merasakan takut jatuh karena perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur,
pagar tempat
untuk membantu mengubah posisi Tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa segar, d
Mungkin
DIAGNOSA 5 : D n diri b/d nyeri
Krit a sanakan aktivitas er
efisit perawata
eriHasil : Klien dapat melak
pawatan sendiri secaea mandiri. INTERVENSI RASIONAL

Kaji tingkat fungsi fisik
• Pertahankan mkobilitas, kontrol terhadap nyeri dan progran latihan
• Kaji hambatan terhadap partisipasi
• kasi untuk perawatan yang
diperlukan, misalnya;lift,
peninggiandudukan toilet, kursi
• untuk
• Memberikan kesempatan
untuk dapat melakukan
aktivitas seccara mandiri
dalam perawatan diri, identifikasi untuk modifikasi lingkungan Identifi
• Mengidentifikasi tingkat bantuan /dukungan yang
diperlukan • Mendukung kemandirian fisik/emosional Menyiapkan
meningkatkan kemandirian yang akan meningkatkan harga diri
©2004 Digitized by USU digital library 10
roda.
DIAGNOSA 6 : Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran b/d perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.
Kriteria hasil : n peningkatan rasa percaya kemampuan
Untuk menghadapi penyakit, perubahan gaya h kemungkinan keterbatasan.
mengungkapka
diri dalam
idep dan
INTERVENSI
RASIONAl Mandiri
o n mengenai
masalah mengenai proses penyakit,
harapan masa depan.
o
emfungsikan gaya hidup
o pasien
mengenai bagaiman orang terdekat
menerima keterbatasan
Akui dan terima perasaan berduka,
o
penguanan menyangkal atau terlalu
memperhatikan tubuh/perubahan.
o
ntuk
me ngidentifikasi perilaku positif
o dalam
merencanakan perawatan dan
membuat jadwal aktivitas.
olaborasi
• Rujuk pada konseling psikiatri
• Berikan obat-obat sesuai petunjuk

ahan konsep dan


• konstan akan

koping
• untuk

nsi/harga diri,
mendorong kemandirian, dan
mendorong partisipasi dan

n
Dorong pengungkapa
Diskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaiamna pandangan pribadi psien dalam m
sehari-hari termasuk aspek-aspek seksual. Diskusikan persepsi
o
bermusuhan, ketergantungan. Perhatikan perilaku menarik diri,
Susun batasan pada prilaku maladaptive. Bantu pasien u
yang dapat membantu koping. Ikut sertakan pasien
K Beri kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesal
menghadapinya secara langsung. Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan
menentukan kebut
uhan terhadap intervensi atau konseling lebih lanjut. Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat
mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri. Nyeri
melelahkan, dan perasaan marah, bermusuhan umum terjadi. Dapat menunjukkan emosional atau metode
maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut atau dukungan psikologis. Membantu pasien
mempertahankan kontrol diri yang dapat meningkatkan perasaan harga diri. Meningkatkan perasaan kompete
terapi. Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkadukungann selama
berhadapan dengan proses jangka
©2004 Digitized by USU digital library 11
• saat
munculnya depresi hebat
sampai pasien
mengembangkan kemampuan
ng yang lebih efektif.
panjang/ketidakmampuan. Mungkin dibutuhkan pada
kopi
BAB IV
AN KASUS
I.
winan : Janda
Agama : Islam Pendidikan : SPG
idak a Alamat : Petisah
sma / kamar : Anggrek 1
Pen
Nama : Tn. P
Klien : Anak abang Klien (keponakan)
bahwa kaki kanan dan kirinya sering sakit, dan dahulu
ri lutut ke bawah.
III. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ap
Ha i keadaan
engan berobat kedokter dan juga memakai ramuan yaitu daun ubi, pala,
ditumbuk dan airnya di sapukan di kaki yang benkak dan
rlihat memang kempes. Tapi nyerinya masih selalu
A.
Nenek S. mengatakan kaki kanan dan kiri terasa sakit apalagi dibawa berjalan
skala : 4 – 6.
imana dilihat
t kakinya dan wajahnya terlihat meringis.
Reg
TINJAU
Biodata
Tgl. Pengkajian : 20 Februari 2004
Nama : Ny. S Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 67 tahun Status Perka
Pekerjaan : Tad
Tgl masuk : Tahun 200 Wi
Diagnosa medis : Rematik (Artritis Reumatoid)
anggung jawab :
Hubungan dengan
Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Binjai
II. Keluhan Utama
Nenek S. mengatakan
pernah bengkak da
Provocative / Palliative
a Penyebabnya Klien mengatakan bahwa pernah dibawa ke praktek dokter dan sakitnya itu asam urat. l-hal yang memperbaik
D
jahe, kemudian
katanya, dan juga te
kambuh.
Quantity / Quality
Bagaimana dirasakan
B. Baga
Nenek S. memijat-mija
ion
A. imana Reaksinya
D
©2004 Digitized by USU digital library 12
itu kanan dan kiri.
ganggu Aktivitas)
Pada bagian kedua kakinya ya
B. Apakah menyebar Nenek S. mengatakan sakitnya menyebar ke paha. Severity (Meng
N
membuat klien tidak bisa berjalan (pernah bengkak)
mempunyai aktivitas yang rutin karena keadaan kakinya yang tidak bisa dibawa berjalan jauh.
T
Klien mengatakan sakitnya sejak
kakinya bengkak sehingga me
un 2002. wayat Kesehatan Masa La
Penyakit Yang Pernah Dialami
Klien mengatakan tidak pernah rawat inap di RS karena tidak pernah mengalami penyakit yang parah s
demam, flu, batuk ringan
gobatan / Tindakan Yang Dilakukan Klien mengatakan paling hanya
coco
nah Dirawat / Dioperasi Klien mengatakan tidak pernah dirawat / di operasi, biasanya hanya
menggu
rgi
K
punya pantangan karena pen
Imunisasi
enek S. mengatakan sakitnya sangat mengganggu aktivitas karena pernah
. Bila sakit ini klien tidak
ime (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
4 tahun ½ terakhir ini, dan pernah kedua
mbuat tidak bisa berjalan selama 5 bulan pada
tah
IV. Ri lu
ebelumnya, paling hanya sakit ringan yaitu
.
Pen
dengan obat-obat warung dan kebetulan
k (2 sampai 3 hari sembuh).
Per
nakan obat-obat warung.
Ale
lien mengatakan tidak mempunyai pantangan apapun, tetapi sekarang
yakitnya yang sekarang, seperti jeroan, bayam.
V. w
Ora
anya tidak mempunyai penyakit reumatik seperti
-
e-2 dan kini meninggal dunia.
ak ada
An
meninggal
dunia.
Penyebab meninggal
Klien mengatakan orang tua meniggal karena usianya yang sudah tua, suami
karena kecelakaan, dan 6 saudaranya, klien tidak mengingatnya.
Klien mengatakan tidak pernah di imunisasi.
Riayat Kesehatan Keluarga ng tua :
- Klien mengatakan orang tu
klien saudara kandung.
Klien mengatakan saudaranya ada yang memiliki penyakit seperti klien yaitu abang k
Penyakit keturunan tid
ggota keluarga yang meninggal Klien mengatakan suami, 2 orang tua, dan 6 saudaranya telah
Genogram
©2004 Digitized by USU digital library 13
67thn
: Klien
: Perempuan
enek S. anak ke-6 dari 7 bersaudara, 6 saudara klien sudah meninggal semua,
tidak memiliki anak dari pernikahannya.
VI.
A.
B.
kan / tidak mungkin sembuh
at berat badannya semakin menurun. Klien mengatakan telah
mana. Namun klien tetap bersukur masih bisa berjalan walau
lam
C. Kon
e
2. I
gharapkan dan selalu berdoa kepada Tuhan YME agar diberikan
awinannya klien tidak memiliki anak.
5. personal identity
akan anggota Panti Tresna Werdha Abdi di wisma Teratai.
D.
dalam keadaan stabil.
n/lawan bicara
Ny.S
Reumatik
Keterangan : : Laki-laki
: Meninggal
N
suami klien juga telah meninggal. Klien
Riwayat / Keadaan Psikososial
Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Persepsi klien tentang penyakitnya Klien menganggap penyakitnya sulit disembuh
dan membu
berobat dimana-
bat dan memakai tongkat dari lumpuhnya. sep diri
1. Body imag
Klien mengatakan berat badannya makin lama makin turun dan sekarang makin cepat lelah deal diri
Klien men
ketabahan dalam menghadapi penyakitnya dan kesembuhan walau tidak terlalu mengharap
3. Harga diri
Klien senang tinggal di panti karena tercukupi semua kebutuhannya, dan bebas melakukan apa saja yang diinginkan.
4. Peran diri
Klien seorang janda yang telah ditinggal suaminya karena meninggal kurang lebih 10 tahun lalu. Dari perk
Klien merup
Klien merupakan janda tanpa anak.
Keadaan emosi Keadaan emosi klien
E. Perhatian terhadap orang lai
©2004 Digitized by USU digital library 14
n sendiri / tidak mau menyusahkan keluarga.
bergaul dengan sesama warga panti teruatama dengan
H. K
I.
ngan warga di pantai walaupun warga kurang
rti pengajian, gotong royang dan
senam pagi karena keterbatasan grakakibat penyakitnya.
an diri.
VII
lien dalam kondisi baik namun terlihat kondisi kaki lemah
n tongkat untu t badan ,klien masih
ingga memperberat beban kaki saat berjalan.
B.
R = 24 kali /menit.
TB = 159 cm.
BB kukan karena kurangnya fasilitas di Panti.
C. Pemeri o To
1. Kep t.
pak bersih dan
an rambut= rambut sudah banyak uban.
au = rambut seperti bau keringat.
. Mata
ap wajah.
an penglihatan hingga menggunakan
• Sklera. =
= isokor (kanan dan kiri).
a
3. d
= simetris
uman
4.T n
• Bentuk telinga = simetris antara kanan dan kiri.
= terdapat serumen tapi dalam batas normal.
r karena sudah tua.
Klien tampak memperhatikan dan menanggapi setiap pertanyaan yang di berikan kepadanya.
F. Hubungan dengan keluarga
Harmonis dengan keluarga yang ada (keponakan-keponakannya) dan masuk ke panti karena keinginan klie
G. Hubungan dengan orang lain
Baik, klien mau
sesama anggota satu wisma. egemaran = menonoton tv dan duduk,duduk di ruang tamu wisma. Daya Adaptasi.
Klien dapat beradaptasi de
mengikuti kegiatan yang ada di pantai sepe
J. .Mekanisme Pertahan
Klien memiliki pertahanan diri yang efektif. . Pemeriksaan Fisik.
A. Keadaan Umum. = K
sehingga perlu bantuak berjalan dan bera
terlihat overweight seh
Tanda – Tanda Vital.
TD = 150 / 90 mmhg
HR = 80 kali ? menit
= tidak dila
ksaan Head te.
ala dan Rambu
1. Kepala.
• Bentuk = Simetris
• Kulit Kepala = bentuk kepala tam
2. Rambut.
• Penyebaran dan keada
•B
3.Wajah.
• Warna kulit = hitam.
2.
• Bentuk = simetris terhad
• Ketajam= kurang baik se
alat bantu penglihatan.
• Konjungtiva. = tidak anemia. tidak ikterus.
• Pupil
• Pemakaian alat bantu. = memakai kacamata baik membac
ataupun tidak membaca.
Hiung.
• Bentuk
• Fungsi penci = baik,dapat membedakan bau.
• Pendarahan = tidank megalami pendarahan.
eliga.
• Lubang telinga
• Ketajaman pendengaran = kurang mendenga
©2004 Digitized by USU digital library 15
5. Mulut dan Faring.
• Keadaan gusi dan gigi = tidak ada pendarahan gusi dan gigi.
Gigi terlihat bersih dan tidak lengkap.
an.
6.
pembesaran KGB
Suara = Klien mengeluarka dengan kata kata jelas.
teraba.
terab
D. m inte men.
• Warn = kulit
rgor kulit baik (kulit cepat kembali).
pak sedang (tidak kering ) agak
Keriput.
etiak.
bersedia karena merasa malu.
F. m r / Dada.
1. Inspeksi.
is antara kanan dan kiri.
• Pernafasan = frekuensi 24 kali / menit.
Irama teratur dan tidak ada suara tambahan.
an be nafas
G. m aru
• Palpasi getaran suara = terdengar dan teratur.
= bunyi resonan.
= suara nafas teratur.
H. m Abd
1. Inspeksi.
bdomen = simetris antara kanan dan kiri.

2. lp
• Benjolan = tidak ada.
= tidak ada.
ngkakan.
ukann a kare
J. m sklet / Eks emita
•••
• Keadaan bibir = bibir klien kering
• Keadaan lidah = tidak ada tanda pendaarah
Leher.
• Tyroid = tidak terdapat

•Denyut nadi karotis =
• Vena jugularis = a.
Peeriksaangu
• Kebersihan klien = klien tampak bersih.
hitam
• Turgor = tu
• Kelembaban = kulit tam
E. Pemeriksaan Payudara dan k
Klien tidak
Peeriksan Thaax
• Bentuk Thorax. = simetr
• Tidak ada tanda kesulitr.
Peeriksaan P.
• Rerkusi
• Auskultasi
Peeriksaan omen.
• Bentuk A
Benjolan = tidak ada benjolan.
Paasi.
• Tanda nyeri tekan = tidak ada nyeri.
• Tanda ascites
• Hepar = tidak ada pembe
I. Pemeriksaan Kelamin dan Sekitarnya.
Klien tidak bersedia melakyna merasa malu.
Peeriksaan Mulkusaltrs.
Kesimetrian otot = simetris kanan dan kiri. Pemeriksaan edema = tidak ada edema Kekuatan otot = kekuatan otot telah berkurang.
©2004 Digitized by USU digital library 16
k ada aktivitas rutin ),bila berjalan
menggunakan alat bantu yaitu tongkat dan berjalan lambat.Klien berjalan
ti karena klien mengatakna takut jatuh , apalagi
• kstre n kuk
K. Pemeri
1. Tin
E = 6, M = 4 , V = 5
2. Sta
Perasaan

ktu, tempat dan orang
Ingatan kl h kuat, klien masih ingat masa lalunya
a
Klien berkeinginan agar cepat sembuh
rang yakin penyakit dapat sembuh
3.
n : Klien sulit berjalan
an.
4.
am tumpul : klien dapat membedakan benda tajam dan tumpul
Membedakan dua titik : Klien dapat membedakan dua titik
n
anya alat.
III. o
a.
• : siang ± ½ jam dan malam ± 6 -7 jam
ur : tidak ada masalah
mudah bila tidak

b. asi
a.
n tidak encer/sedang
b.
terjadi inkontinensia
ing tidak terlalu pekat dan tidak terjadi retensi urin
nyeri / rasa terbakar/kesulitan BAK
• njal
Dimana klien lebih banyak duduk (tida
lambat dan berhati ha
berjalan jauh.
Kelainan pada Emitas dau.
ksaan Neurologis
gkat kesadaran
GCS = 15 :
tus Mental
• Kondisi Emosi /
Dalam keadaan stabil
Orientasi
Klien masih dapat berorientasi dengan baik, baik wa
• Proses Berfikir
ienmasi
Perhitungn = klien dapat berhitung agar cepat sembuh
• Motivasi :
• Persepsi : Klien menganggap / ku
total
• Bahasa : Klien menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa
Fungsi Motorik
• Cara berjala
• Test jari hidung : Klien dapat menyentuh hidung
• Promosi dan supinasi test : Klinik mampu membalik-balikkan tangan
• Romberg test : Klien mampu berdiri walau dengan bantu
Fungsi Sensori
Test taj
Test panas dinding : Klien dapat membedakan benda panas dan dingin
Identifikasi sentuhan ringa
Reflek
Pada pemeriksaan reflek tidak dilakukan karena tidak tersedi
Pla Kebiasaan sehari-hari
Pola tidur dan kebiasaan Waktu tidur
• Waktu bangun : klien bangun umumnya/seringnya jam 05.00 Wib
• Masalah tid
• Hal-hal yang mempermudah tidur: bila tidur malam akan
tidur siang
Hal-hal yang mempermudah tidur : bila menghidupkan jam beker
Pola Elimin
Pada BAB : 1X sehari dan tidak ada penggunaan laktasi
Riwayat perdarahan, tidak ada dan saat mengkaji tidak terjadi diare
Karakter feses : klien mengatakan tidak terlalu keras da
BAK :
• Pola BAK : ± 6 – 7 x/hari dan tidak
• Karakter urin : kun
• Tidak ada rasa
• Tidak ada penggunaan diuretik Tidak ada riwayat penyakit gi
©2004 Digitized by USU digital library 17
c. Po m
1. j
• kanan yaitu makanan biasa dan jumlah makanan per
••
: kadang-kadang dan lausea, vomite (mual,
• ada. Tapi semenjak mengalami penyakir
yai makanan pantang, antara lain Jeroan, kerangk
mengetahuinya,
2.
3.
piring sekali makan dan jenis makanan adalah
bilan air putih terserah/sukahati, dan
iene
••
Pemeliharaan kuku/pemotongan kuku kalau panjang
c. Pola Kegiatan / Aktivitas
memiliki kegiatan rutin karena penyakitnya, paling hanya jalanebentar
dan menyira
A
ETIOLOGI MASALAH
la akan dan minum
Geala (subjektif) Diit type : Jenis ma
hari 3 piring dalam per hari. Nyeri ulu hati tidak ada Kehilangan selera makan
muntah tidak ada Alergi terhadap makanan tidak
tematik klien mempun
kerangan, sayur bayam
• Berat badan klien jarang menimbangnya sehingga tida
sedangkan alat tidak tersedia Tanda Obyektif
TB = 156 cm, bentuk tubuh : Over wight Waktu pemberian makanan yaitu : pagi, siang dan sore
4. Jumlah dan jenis makanan : 1
makanan biasa
5.Waktu pemberian minuman : Pengam
bila the manis atau susu 2x/hari pagi dan sore hari
c. Kebersihan / Personal hyg
• Pemeliharaan tubuh / mandi 2x/hari Pemeliharaan gigi/gosok gigi 2x/hari
• Klien tidak
jalan s
kadang-kadang
m bunga.
NALISA DATA DATA ata Subjektif: Klien mengatakabahwa kaki
apalagi dibant
berjalan
- Klien memijat-mijakakinya sa
pengkajian - Wajahny
Penaikan metabolismetulang
P
merusak tulang rawsandi
Penurunan kadar proteologlikan
Berkurangnya kadaair tulang raw
Penurunan fun
D
n
kanan
dan kirinya sakit
u
Data Objektif:
t
at
a terlihat
meringis
- Skala nyeri 4-
enaikan enzim yang
an
r
an sendi
gsi
Nyeri.
©2004 Digitized by USU digital library 18
tula
6,sedang
ng nyeri
nyeri
ata Subjektif:
tidak sanggup
berjalan jauh. ta Objektif:
- Klien berjalan menggu
bantu tongkat.Klien lebi
duduk.
Klien berjalan lambat. yang lanjut
enurunan fungstulang
Kekuatan otot melemah
Meningkatnya nyeri
Inata Su
takut untuk be
jauh.
Penurunan fungs
D
Da
nakan alat
- h banyak
-
Usia
Pi
saat berjalan
toleransi aktivitas.
Intoleransi aktivitas
Klien mengatakan
D bjektif:
rjalan
Klien tampak berhati
Lansia
i
tulang
Resiko tinggi cedera.
Resti cedera fisik.
Klien mengatakan
Data Objektif:
-
hati saat berjalan.
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN. 1. Nyeri berhubungan dengan penurunan fungsi tulang ditandai dengan wajah meringis dan skala
nyeri 4-6.
2. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan perubahan otot lemah ditandai dengan
3. mobilitas menurun ditandai dengan klien
mpak berhati hati saat berjalan.
SUH KEPERAW
AMA PASIEN : Ny.S UMUR : 67 tahun
klien mengunakan alat bantu. Resti cedera fisik berhubungan dengan ta
RENCANA A
AN ATAN
N
©2004 Digitized by USU digital library 19
TGL PENGKAJIAN : 20 Februa WISM
T
DX. MEDIS : Reumatik (Artritis Reum
NO A N/
KRITERIA HASIL
P
ri 2004
A / KAMAR :
eratai / 4
atoid)
DIAGNOSKEPERAWATAN
TUJUA
RENCANA
ERAWATAN
RASIONAL INTERVENSI 1.
sendi
(skala nyeri=6),
wajah meringis,
kaki sakit jika
berjalan.
dapat
istirahat/ tidur
dengan tenang,
pasien tampak
rileks.
nyeri,
tat lokasi,
2. njurkan klien
ntuk mandi
ir panas /
3.
osisi yang
pada
kursi.
4.
masase yang
lembut.
5. Berikan obat
sesuai indikasi.
. Membantu dalam
enentukan
2. meningkatkan
tak sisi otak dan
. Tirah baring mungkin
diperlukan untuk
elaksasi
atau regangan otot.
5. Menaikkan relaksasi
i terapi
pengobatan.
Nyeri sendi b/d penurunan fungsi tulang d/d nyeri
Nyeri hilang/ terkontrol Kriteri hasil : Pasien 1. Kaji
ca
karakteristik, derajat (skala 0-10)
A
u
a
hangat. Berikan klien
p
nyaman waktu tidur / duduk di
Berikan 4.
1
m
managemen nyeri. Panas
le
mobilitas, menurunkan rasa sakit.
3
membatasi nyeri / cedera sendi.
Menaikkan r
dan sebaga
NO P
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN/ KRITERIA HASIL
RENCANA
ERAWATAN
NAL INTERVENSI RASIO
2.
b/d
tidak
sanggup
berjalan jauh,
lebih banyak
duduk.
n mampu
berpartisipasi pada
aktivitas yang
diinginkan.
. Pertahankan
uduk
rlukan.
antu
engan
hank
n postur
dan
. Untuk mencegah
. Menaikkan fungsi
Memaksimalkan
fungsi sendi dan
. Menghindari
Intoleran aktivitas usia lanjut dan perubahan otot d/d Klie
1
istirahat tirah baring / djika dipe 2. Bbergerak
d
bantuan seminimal mungkin. 3. Dorong klien memperta3.
a
tegak, duduk tinggi,
1
kelelahan dan mempertahankan kekuatan.
2
sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
mempertahankan mobilitas.
4
©2004 Digitized by USU digital library 20
Berikan
dan
enganjurkan
u.
obat
edera akibat
ecelakaan.
5. Untuk menekan
inflamasi sistemik
berjalan. 4. lingkungan yang aman
m
untuk menggunakan alat bant
5. Berikan – obat sesuai dengan indikasi.
c
k
akut.
3. era fisik
nsia
d/d hati-hati saat
berjalan,
menggunakan alat
bantu tongkat.
Klien dapat
empertahankan
keselamatan fisik.
an dengan
k
erjalan atau
bangkit dari duduk
dan tidur dengan
han.
1. L n yang bebas
bahaya akan
mengurangi resiko
edera.
2. Mengetahui tahapan
pengobatan.
3. Mengurangi resiko
cedera.
Resti cedb/d penurunan fungsi tulang lam1 .Kendalikan lingkungmenyingkirkan bahaya yang
tampak jelas seperti
pencahayaan pada malam hari. 2. Membantu regimen medikasi.3. Anjurkan untub
perlahan-la
ingkara
c
CT
No.
Dx
Hari / Tanggal
ATA
AN PERKEMBANGAN
Implementasi
Evaluasi
1 Selasa / 24 Februari
04 • uhan nyeri dan
t
• Memberikan klien posisi yang
nyaman pada waktu duduk di kursi
• Memberikan massage yang lembut
S : Klien menyatakan
masih sakit
emijat-mijat
terlihat
Pukul 15.00 WIB Mengkaji kel
catat lokasi skala nyeri. Skala nyeri = 6
• Menganjurkan klien untuk mandi air panas/hanga
pada kaki/lutut
bahwa kaki kanan dan kirinya
apalagi di bawa berjalan.
O: Klien m
kaki-nya
- Wajah klien me-ringis
- Nyeri = 6 A : Masalah belum teratasi R/T dil P : anjutkan
2 Pu
• bergerak dengan
S:
kul 15.15 WIB
• Mempertahankan istirahat duduk jika diperlukan Membantu Klien menyatakan masih
tidak sanggup berjalan
lama
O: Klien berjalan
©2004 Digitized by USU digital library 21
bantuan seminimal mungkin
mempertahankan
ngkat
• Mendorong klien
postur tegak, duduk tinggi, berdiri dan berjalan
mengguna-kan to
- Klien lebih banyak duduk
-
A : ah belum teratasi
Klien berjalan lambat Masal
P : R/T dilanjutkan
3

nggunakan
penyangga tempat tidur.
• Menganjurkan untuk berjalan atau
bangkit dari duduk dan tidur
dengan perlahan-lahan
:
meng-gunakan tongkat
saat berjalan
A : Masalah belum teratasi
Pukul 15.25 WIB Mengendalikan lingkungan dengan menyarankan untuk meS Klien menyatakan masih takut untuk berjalan
jauh O : Klien tampak berhati-
hati saat berjalan, klien
P : R/T dilanjutkan
No.
Dx
Hari / Tanggal
Implementasi Evaluasi
1 Rabu / 25 Februari 04
air panas/hangat
• Menganjurkan klien untuk meminum
obat sesuai intruksi/indikasi
• Memberikan masage yang lembut
O : Klien masih memijat
Pukul 16.00 WIB • Menganjurkan klien untuk mandi
S : Klien menyatakan kaki
kanannya sakitnya
sudah berkurang, tetapi kaki kirinya masih sakit.
kaki kirinya
- Wajah sedikit meringis Masalah teratasi ebagian
A: s
P : R/T dilanjutkan
2
•n
bantuan seminimal mungkin
untuk
gkat untuk ber-
A : alanjutka
Pukul 16.10 WIB S :
• Menganjurkan untuk memindahkan benda yang mengganggu saat berjalan Membantu bergerak denga
• Menyarankan
mempertahankan istirahat duduk atau tirah baring jika diperlukan Klien menyatakan dapat
berjalan tapi tidak
sanggup lama-lama O : Klien masih mengguna-kan ton
jalan
- Klien berjalan lambat Masalah teratasi seb
gian R/T d
P :in
3
• k tetap
latihan berjalan
• Menjelaskan pada klien untuk
tetap m untuk
an
gunakan
tongkat
A: Masalah teratasi
Pukul 16.20 WIB • Menyingkirkan bahaya yang dapat
menyebabkan cedera (usahakan kursi selalu berada di tempatnya jangan dipindah-pindahkan) Mendorong klin untu
e
enggerakan sendi
meminimalkan kekakuS : Klien menyatakan masih
takut untuk berjalan O : Klien tampak berhati-hati
-Klien meng
sebagian
P : R/T di
lanjutkan
©2004 Digitized by USU digital library 22
No.
Dx
Hari / Tanggal
Implementasi
Evaluasi
1 Kamis / 26 Februari
04
Pu
• posisi yang nyaman
uk bersandar
sakit dengan
O: ijat kaki kirieringis
A : Masalah teratasi
kul 11.00 WIB
• Memberikan injeksi Neuropiton 1 cc
• Menganjurkan minimal obat setelah makan 3x / hari Memberikan
yaitu posisi dud
• Menganjurkan untuk memijat bagian sendi yang
obat gosok
S : Klien menyatakan kaki
kirinya masih sakit Klien mem
nya - Wajah sedikit m
seba-gian
P : R/T dilanjutkan
2 Pu
yang licin
• Membantu klien bangkit dari
pulang
S : takan masih
O: ang ke poliklinik
n satu
tera
P : R/T utkan
kul 11.15 WIB
• Menjelaskan untuk tidak berjalan di tempat
duduk saat akan
• Menganjurkan klien untuk banyak istirahat Klien menya
takut untuk berjalan Klien dat
bersama tema
wis-manya A : Masalah belum tasi dilanj
3 Pu
• rak dengan

sendinya walaupun
dalam keadaan duduk
• Menganjurkan klien tetap menggunakan
tongkatnya saatnya
berjalan
up berjalan
O : Klien berjalan lambat
gunakan
tong-kat
A: Masalah teratasi
kul 15.30 WIB Membantu klien berge
cara menuntunnya Menganjurkan klien untuk meng-gerakkan
S : Klien menyatakan dapat berjalan, dari tidak sang-g
jauh
dan tetap meng
sebagian
P : R/T dilanjutkan
©2004 Digitized by USU digital library 23
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan.
Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai
dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh
organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis pada lutut dan sendi, sedang pria lebih sering terkena osteoartritis pada paha, pergelangan tangan dan
leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada pria dan wanita, tetapi diatas 50 tahun frekuensi
oeteoartritis lebih banyak wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.
Ads by Google

2. Hormon seks

Faktor keseimbangan hormonal diduga ikut berperan karena perempuan lebih banyak menderita penyakit ini dan biasanya sembuh sewaktu hamil.

3. Infeksi

Dugaan adanya infeksi timbul karena permulaan sakitnya terjadi secara mendadak dan disertai tanda-tanda peradangan. Penyebab infeksi diduga bakteri, mikoplasma, atau

virus.

4. Heat Shock Protein (HSP)


HSP merupakan sekelompok protein berukuran sedang yang dibentuk
oleh tubuh sebgai respons terhadap stres.
5. Radikal bebas

Contohnya radikal superokside dan lipid peroksidase yang merangsang keluarnya prostaglandin sehingga timbul rasa nyeri, peradangan dan pembengkakan.

6. Umur
Penyakit ini terjdai pada usia 20-60 tahun, tetapi terbanyak antara
umur 35-45 tahun.

Artritis reumatoid ini merupakan bentuk artritis yang serius, disebabkan oleh peradangan kronis yang bersifat progresif, yang menyangkut persendian. Ditandai

dengan sakit dan bengkak pada sendi- sendi terutama pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku, dan lutut. Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui walaupun

banyak hal mengenai patogenesisnya telah terungkap. Penyakit ini tidak dapat ditunjukkan memiliki hubungan pasti dengan genetik. Terdapat kaitan dengan penanda genetik

seperti HLA-DW4 (Human Leukocyte Antigens) dan HLA-DR5 pada orang Kaukasia. Namun pada orang Amerika, Afrika, Jepang, dan Indian Chippewa hanya ditentukan

kaitan dengan HLA-DW4. Destruksi jaringan sendi terjadi melalui dua cara. Pertama adalah destruksi pencernaan oleh produksi, protease, kolagenase, dan enzim hidrolitik

lainnya. Enzim ini memecah kartilago, ligamen, tendon, dan tulang pada
sendi, serta dilepaskan bersama – sama dengan radikal O2 dan metabolit asam arakidonat oleh leukosit polimorfonuklear dalam cairan sinovial. Proses ini diduga adalah

bagian dari respon autoimun terhadap antigen yang diproduksi secara lokal Destruksi jaringan juga terjadi melalui kerja panus reumatoid. Panus merupakan jaringan granulasi

atau vaskuler yang terbentuk dari sinovium yang meradang dan kemudian meluas ke sendi. Di sepanjang pinggir panus terjadi destruksi, kolagen, dan proteoglikan melalui

produksi enzim oleh sel di dalam panus tersebut.

A. PATOFISIOLOGI
Pada artritis reumatoid, reaksi autoimun (yang sudah dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim

dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kogen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan

menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan terkena

karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.

B.GAMBARAN KLINIS

Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada seseorang artritis reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat bersamaan oleh

karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.

1.Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan


menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
2.Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer: termasuk sendi-sendi di
tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalang distal.
Hampir semua sendi diartrodial dapat diserang.
3.Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam; dapat bersifat generalisata
tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan

Ads by Google
kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung
selama beberapa menit dan selalu berkurang dari satu jam.
4.Artritis erosif; merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tei tulang.
5.Deformitas; Kerusakan jaringan penungjang sendi meningkatdengan
pejalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metekarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan

yangsering dijumpai. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metersal yang timbul sekunder dari subluksasi metetersal. Sendi-sendi yang besar juga dapa teserang dan

mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.

6.Nodul-nodul reumatoid: adalah massa subkutan yang ditemukan pada

sekitar sepertiga orang dewasa pasien artritis reumatoid. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan

ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu
petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.

7.Manifestasi
dekstra-artikular;
artritis
reumatoid
juga

dapat menyerangorgan-organ lain di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru


(pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak.

Ads by Google
Tahitian noni Power Pack Kerja sampingan gaji 2Jt
Solusi untuk Stroke,jantung,kanker, Rahasia Bisnis internet Hasilkan
diabetes,GRATIS member 2Juta/hari hanya dgn online 1jam/hr
www.noni.co.id www.ladangkekayaan.com
1. DIAGNOSA 2 : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.

Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang

diinginkan.

INTERVENSI
RASIONAL
– Pertahankan istirahat
tirah baring/duduk jika
diperlukan.
– Bantu bergerak dengan
bantuan seminimal
mungkin.
– Dorong klien

mempertahankan postur
tegak, duduk tinggi,
berdiri dan berjalan.

– Berikan lingkungan yang

aman dan menganjurkan untuk menggunakan alat bantu.

– Berikan obat-obatan
– Untuk mencegah
kelelahan dan
mempertahankan
kekuatan.

– Meningkatkan fungsi
sendi, kekuatan otot dan
stamina umum.
– Memaksimalkan fungsi

sendi dan
mempertahankan
mobilitas.

– Menghindari cedera
akibat kecelakaan seperti
jatuh.
– Untuk menekan inflamasi
sistemik akut
1.DIAGNOSA 3 : Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang.
Kriteria Hasil : klien dapat mempertahankan keselamatan fisik.
INTERVENSI
RASIONAL
– Kendalikan
lingkungan
– Lingkungan yang bebas
Ads by Google
Sandal Imperial Doctor AIDS / HIV Home Test Kit
Beli 1 Dapat 2 99.9% Accurate. Used in Hospitals
Lengkap, Aman, Murah Delivery to doorstep in 24 Hours!
munyie.com www.HivTest.com.my

dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas, mengurangi

potensial cedera akibat jatuh ketika tidur

misalnya menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur rendah, gunakan

pencahayaan
malam
siapkan
lampu
panggil.
– Memantau
regimen
medikasi
Izinkan
kemandirian
dan
kebebasan
maksimum
dengan
memberikan
kebebasan

dalam lingkungan yang aman, hindari

penggunaan
restrain,
ketika
pasien
melamun
alihkan
perhatiannya
bahaya akan mengurangi
resiko
cedera
dan
membebaskan keluaraga.
– Hal ini akan memberikan
pasien merasa otonomi,
restrain
dapat
meningkatkan
agitasi,
mengegetkan pasien
1.DIAGNOSA 4 : Perubahan pola tidur b/d nyeri.
Kriteria Hasil : klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
– Tentukan kebiasaan tidur
biasanya yang terjadi.
– Berikan tempat tidur yang
nyaman.
– Mengkaji perlunya dan
mengidentifikasi intervensi
yang tepat.
– Meningkatkan

– Buat rutinitas tidur yang

baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru.

– Instruksikan
tindakan
relaksasi
– Tingkatkan
regimen kenyamanan waktu tidur, misalnya mandi hangat dan massage.

– Gunakan pagar tempat


tidur
sesuai

indikasi: rendahkan tempat tidur bila mungkin.

– Berikan sedative, hipnotik


sesuai indikasi
kenyamanan tidur serta
dukungan
fisiologis/psikologis
– Bila
rutinitas
baru
mengandung

aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang berhubungan

dapat
berkurang.
Membantu
menginduksi tidur.
– Meningkatkan
efek
relaksasi
– Dapat merasakan takut

jatuh karena perubahan ukuran tinggi tempat tidur, pagar

tempat
tidur
memberikan
keamanan
untuk
membantu
mengubah posisi.
– Mungkin diberikan untuk
membantu pasien tidur
atau istirahat.
Ads by Google
Tahitian noni Power Pack Kerja sampingan gaji 2Jt
Solusi untuk Stroke,jantung,kanker, Rahasia Bisnis internet Hasilkan
diabetes,GRATIS member 2Juta/hari hanya dgn online 1jam/hr
www.noni.co.id www.ladangkekayaan.com

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Sylvia Price, McCarty, Wilson Lorraine. 2006.PATOFISIOLOGI
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6, volume 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dalimartha, Setiawan. 2007. 96 Resep Tumbuhan Obat untuk Reumatik. Jakarta:
PENEBAR SWADAYA.
Gunadi, W. Rachmat, Et all. 2006. Diagnosis & Terapi Penyakit Reumatik.
Bandung: SAGUNG SETO.
Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Sudoyo, Aru, Et all. 2006. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM. JILID III, EDISI IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Depertemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Utomo, Prayogo. 2005. APRESIASI PENYAKIT PENGOBATAN SECARA


TRADISIONAL DAN MODERN. Jakarta: Penerbit RINEKA CIPTA.
Winoto, Pandi. 2003. Pengobatan Alternatif. Yogyakarta: PENERBIT
KANISIUS.
ASKEP REMATIK
Reads:
3,614
Uploaded:
01/26/2010
Category:
Uncategorized.
Rated:

vinza

Reading just got better!


Welcome to Scribd's new HTML5 reading experience.

• Learn more
• Change your reading preferences

Share & Embed


Link / URL:
Embed Size & Settings:

• Width: Auto
• Height:
• Start on page:
• Preview View:
ASKEP GOUTY ARTRITIS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GOUT (ENCOK)

Defenisi
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh
Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak
makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan salah satu
jenis penyakit reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar kemungkinan berhasil.

Etiologi dan Patofisiologi


Gambaran klasik artritis gout yang berat dan akut ada kaitan langsung dengan hiperurisemia (asam urat serum tinggi). Gout mungkin primer atau
sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pernbentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout
sekunder disebabkan an karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau
pemakaian obat tertentu.
Endapan urat dalam sendi atau traktus urinarius dialkibatkan: karena, asam urat yang rendah daya larutnya dan akibat garam-garainnya. Asam. urat yang
berlebihan dan garam-garam tersebut keluar dari serum dan urin masing-masing mengendap dalam sendi dan traktus urinarius

Gambaran klinis
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui
pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg
per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya
tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien
mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal,
obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang.
Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut
biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.

Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari suatu rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat
dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi
serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi (endapan natrium urat) yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi
asam urat yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi peningkatan ini dengan memadai, sehingga mempercepat proses pengeluaran asam
urat dari serum. Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang respon fagositosis oleh leukosit
dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat tersebut maka respon mekanisme peradangan lain terangsang. Respon peradangan mungkin dipengaruhi
oleh letak dan besar endapan kristal asam urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang dan memperbesar diri sendiri akibat
endapan tambahan kristal-kristal dari serum.

Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal. Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik.
Gout kronik timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi
peradangan kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat terjadi secara simultan diserta
gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat
serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa
infrapatella dan helix telinga

Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian mengering dan
dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout ditangani secara
memadai.

Kriteria diagnostik
gout harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mempunyai riwayat dan penernuan fisik sesuai dengan apa yang telah Idta bahas sebelumnya,
terutama gambaran klinik yang klasik. Peningkatan kadar asam urat serum dapat membantu menentukan diagnosis. Tetapi harus diingat bahwa banyak
obat-obatan mempengaruhi kadar asam urat serum dan juga banyak orang normal yang tidak memperlihatkan gejala-gejala mempunyai kadar asam urat
yang tinggi.

Tes diagnostik lain yang dapat mendukung diagnosis gout adalah penentuan respon gejala-gejala sendi terhadap kolkisin. Kolkisin merupakan obat yang
dapat meringankan gejala-gejala serangan gout akut secara dramatis. Sifat perubahan radiologis dapat membantu i sekali dalam penentuan diagnosis
gout, tetapi pada awitan penyakit inj biasanya belum ada perubahan yang menyolok.

Begitu diperkirakan diagnosis gout, maka dapat dipastikan dengan dua metoda: (1) menemukan kristal urat dalam cairan sinovial dan (2) menermikan
urat dalam endapan tofi.

Faktor-faktor yang berperanan


Ada faktor-faktor tertentu yang berperanan sebagai penyebab hiperurisemia. Diet tinggi purin dapat merupakan salah satu faktor penyebab karena asam
urat dibentuk dari purin, adenin dan guanin. Kelaparan dan intake etil alkohol yang berlebilian juga dapat mengakibatkan hiperurisemia. Peningkatan
kadar asam keto akibat puasa yang berkepanjangan, dan asam-asam keto ini mengganggu ekskresi asam urat oleh ginjal. Kadar laktat darah meningkat
sebagai produk samping darl metabolisme alkohol yang normal, dan peningkatan laktat ini juga mengganggu ekskresi asam. urat oleh ginjal. Asam urat
serum dapat meningkat pula akibat salisilat dosis rendah (kurang dari 2-3 g per hari) dan beberapa obat diuretika, antihipertensi (klortiazid, asam
etakrinik).

Penatalaksanaan Pengobatan
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangan gout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di
kemudian hari. Obat ini juga dapat digunakan sebagai sarana diagnosis. Pengobatan serangan akut biasanya tablet 0,5 mg setiap jam, sampai gejala-
gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau ternyata ada bukti timbulnya efek samping gastrointestinal. Dosis maksimurn adalah 4-8 rng,
tergantung dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien mengalami rasa mual yang hebat, muntah-muntah dan diarhea, dan pada keadaan ini
pemberian obat harus dihentikan.
Gejala-gejala pada sebagian besar pasien berkurang dalam waktu 10-24 jam sesudah pemberian obat. Kolkisin dengan dosis 0,5-2 mg per hari ternyata
cukup efektif untuk mencegah serangan gout berikutnya secara sempurna atau mendekati sempurna. Penggunaan kolkisin setiap hari cenderung
memperingan episode gout berikutnya, kalau memang serangan gout terjadi lagi. Penggunaan kolkisin jangka panjang tak memperlihatkan efek samping
yang berat.

Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping,
maka kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.

Terdapat tiga obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan. Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asamb urat. Dosis 100-
400 mg per hari dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat
proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk
menentukan etektivitas suatu terapi.

Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati,
ginjal, roti manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi.
Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi, maka dilakukan pembedahan.

PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
θ Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien
menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang diperoleh
θ Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.
θ Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-masalah yang terkait dengan psikososialnya.
θ Pemeriksaan diagnostik
o Asam urat meningkat
o Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)
o Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat
o Pemeriksaan urin
o Rontgen

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
3. kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI


No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi dan Rasioanl
1 Nyeri b.d proses penyakit Rasa nyaman klien terpenuhi atau terhindar dari nyeri 1. Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan
dan diberikan bantalan. Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan sendi yang terjadi.
2. Berikan kompres hangat atau dingin yang dapat memberikan efek vasodilatasi . keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endorfin dan
dingindapat menghambat impuls-impuls nyeri
3. Cegahlah agar tidak terjadi iritasi pada tofi misal menghindari penggunaan sepatu yang sempit, terantuk pada benda yang keras. Bila terjadi iritasi
maka akan semakin nyeri, apabila terjadi luka akibat tofi yang pecah maka rawatlah secara steril dan juga perawatan drain yang terpasang pada luka
4. Berikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter dan amati efek samping obat-obatan tersebut
2 Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri persendian Klien akan meningkatkan aktivitasnya sesuai dengan kemampuan 1. Tingkatkan aktivitas klien bila
nyeri dan bengkak telah berkurang
2. lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan walker atau tongkat.
3. lakukan latihan ROM secara hati-hati pada sendi yang terkena gout karena bila dimobilisasi terus menerus akan menurunkan fungsi sendi.
4. usahakan untuk meningkatkan kembali pada aktivitas yang normal.
3 Kurang pengaetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah Klien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatan dirumah 1.
Berikan jadwal obat yang harus digunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping. Penjelasan ini dapat meningkatkankoordinasi dan
kesadaran klien terhadap pengobatan yang teratur.
2. diskusikan tentang pentingnya diit yang terkontrol, misal dengan menghindari makanan tinggi purin seperti hati, ginjal, sarden. Program latihan dan
istirahat yang teratur perlu dibicarakan

EVALUASI
1. Tidak terjadi komplikasi
2. Nyeri terkontrol
3. Tidak terjadi efek samping akibat obat-obatan yang digunakan
4. Memahami jadwal pengobatan dan perawatan di ruma
Pendahuluan ASAM URAT

Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi
disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional.

Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu
pemeriksaan laboratorium.

Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk
turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita
dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan
sarden).

Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh,
karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin.
Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15
persen.

Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang
menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan di dalamnya. Makanan sumber dari produk hewani biasanya mengandung
purin sangat tinggi.Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat.
Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal.

Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing
atau sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain
yang terdapat dalam perut hewan –seperti hati, jantung, babat, dan limfa.

KONSUMSI jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk
butiran dan mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasa sangat sakit. Jeroan memang merupakan salah satu hidangan menggiurkan, di
antaranya soto babat, sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salah satu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya
diri mengalami sakit pada persendian.
Penyebab

Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder.

Pada penyakit gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal
yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.

Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin
yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino,
unsur pembentuk protein.

Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin
B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak
terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang
meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

Setiap orang dapat terkena penyakit asam urat. Karena itu, kita perlu mewaspadai gejala-gejalanya.

Penyakit radang sendi akibat peningkatan kadar asam urat darah disebut dengan artritis gout atau artritis pirai. Artritis gout yang akut disebabkan oleh
reaksi radang jaringan terhadap pembentukan kristal urat. Pada sebagian besar kasus gout riwayat penyakit dan gambaran klinis bersifat khusus,
sehingga kadang-kadang diagnosis dapat langsung ditegakkan.
Seseorang dikatakan menderita asam urat (gout) jika kondisinya memenuhi beberapa syarat dan biasanya perjalanan penyakitnya klasik sekali, seperti
mempunyai gejala yang khas penyakit gout, mempunyai perjalanan penyakit yang khas penyakit gout, ditemukan asam urat dalam kadar tinggi dalam
darahnya, dan hasil pemeriksaan mikroskopik dari cairan sendi atau tofus (benjolan asam urat) ditemukan kristal asam urat yang berbentuk jarum.

Lebih banyak pria

Umumnya yang terserang asam urat adalah para pria, sedangkan pada perempuan persentasenya kecil dan baru muncul setelah menopause.

Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Pada wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa menopause.
Mengapa asam urat cenderung dialami pria? Ini karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat
urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersbut.

Jadi selama seorang perempuan mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam uratnya ikut terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai estrogen,
seperti saat menopause, barulah perempuan terkena asam urat.

Kalau peningkatan asam urat ini melewati ambang batas yang bisa ditolerir, persoalan akan timbul pertama pada ginjal, sendi, dan saluran kemih

Kadar Normal

Pemeriksaan asam urat di laboratorium dilakukan dengan dua cara, Enzimatik dan Teknik Biasa. Kadar asam urat normal menurut tes Enzimatik
maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada Teknik Biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat
melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia.

Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl.
Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia.

Perjalanan penyakit yang klasik biasanya dimulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah cek asam uratnya tinggi di atas 7
mg/dl, dan makin lama makin tinggi.

Jika demikian, kemungkinannya untuk menjadi penyakit gout itu makin besar. Biasanya 25% orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit
gout. Bila kadar asam urat tinggi tapi tidak ada gejala serangan sendi ini disebut stadium awal. Pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang bertahun-
tahun sama sekali tidak muncul gejalanya, tetapi ada yang muncul gejalanya di usia 20 tahun, 30 tahun, atau 40 tahun.

Gambaran Klinis

Artritis gout muncul sebagai serangan keradangan sendi yang timbul berulang-ulang.

Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut biasanya bersifat monoartikular (menyerang satu sendi saja) dengan gejala pembengkakan,
kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24
jam. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi pangkal ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi artritis terutama pada sendi
perifer dan jarang pada sendi sentral.
Serangan yang terjadi mendadak maksudnya tiba-tiba. Karena itu bisa saja terjadi, siang hari sampai menjelang tidur tidak ada keluhan, tetapi pada
tengah malam penderita mendadak terbangun karena rasa sakit yang amat sangat. Kalau serangan ini datang, penderita akan merasakan sangat kesakitan
walau tubuhnya hanya terkena selimut atau bahkan hembusan angin.

Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini penderita akan
mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat menghilang,
maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan
lanjutan.

Bahkan, dokter yang mengobati kadang-kadang tidak menduga penderita terserang penyakit gout. Karena serangan pertama kali ini singkat waktunya
dan sembuh sendiri, sering penderita berobat ke tukang urut dan waktu sembuh menyangka hal itu disebabkan hasil urutan/pijatan. Padahal, tanpa
diobati atau diurut pun serangan pertama kali ini akan hilang sendiri.

Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal. Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu.
Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2
tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan
pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.

Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten. Setelah melewati masa gout interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, penderita
akan memasuki tahap ini, ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara
serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang
makin banyak.

Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada
tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi
serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di
sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.

Faktor Risiko

Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah pola makan, kegemukan, dan suku bangsa.
Di dunia, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya pada orang Maori di Australia. Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi
sekali, sedangkan di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola
makan ikan dan mengonsumsi alkohol.

Alkohol menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine itu ikut berkurang sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah. Konsumsi ikan laut
yang tinggi juga mengakibatkan asam urat.

Asupan yang masuk ke tubuh juga memengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi
asam urat. Purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan, sea food: udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri.

KALAU menurut hasil pemeriksaan laboratorium kadar asam urat terlalu tinggi, kita perlu memperhatikan masalah makanan. Makanan dan minuman
yang selalu dikonsumsi apakah merupakan pemicu asam urat. Pada orang gemuk, asam urat biasanya naik sedangkan pengeluarannya sedikit. Maka
untuk keamanan, orang biasanya dianjurkan menurunkan berat badan.
Yang paling penting untuk diketahui adalah kalau asam urat tinggi dalam darah, tanpa kita sadari akan merusak organ-organ tubuh, terutama ginjal,
karena saringannya akan tersumbat. Tersumbatnya saringan ginjal akan berdampak munculnya batu ginjal, atau akhirnya bisa mengakibatkan gagal
ginjal.

Asam urat pun merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh
darah) koroner. Karena itu, siapapun yang kadar asam uratnya tinggi harus berupaya untuk menurunkannya agar kerusakan tidak merembet ke organ-
organ tubuh yang lain.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan artritis gout:


• Meredakan radang sendi (dengan obat-obatan dan istirahat sendi yang terkena).
• Pengaturan asam urat tubuh (dengan pengaturan diet dan obat-obatan).

Tujuan utama pengobatan artritis gout adalah:


• Mengobati serangan akut secara baik dan benar
• Mencegah serangan ulangan artritis gout akut
• Mencegah kelainan sendi yang berat akibat penimbunan kristal urat
• Mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peningkatan asam urat pada jantung, ginjal dan pembuluh darah.
• Mencegah pembentukan batu pada saluran kemih.
Makin cepat seseorang mendapat pengobatan sejak serangan akut, makin cepat pula penyembuhannya.
Pengobatan dapat diberikan obat anti inflamasi nonsteroid (antirematik) dan obat penurun kadar asam urat (obat yang mempercepat/meningkatkan
pengeluaran asam urat lewat kemih (probenecid) atau obat yang menurunkan produksi asam urat (allopurinol)).

Pengaturan diet

Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin. Padahal walau tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat berguna
bagi tubuh, terutama bagi anak-anak pada usia pertumbuhan. Kolesterol penting bagi prekusor vitamin D, bahan pembentuk otak, jaringan saraf, hormon
steroid, garam-garaman empendu dan membran sel.Orang yang kesehatannya baik hendaknya tidak makan berlebihan. Sedangkan bagi yang telah
menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi makanan tinggi purin
dan memilih yang rendah purin.

Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak mengandung purin tinggi. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:
• Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan,
udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng.

• Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi,
kerang-kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.

• Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.

Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan
membatasi diri untuk mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air
putih. Apabila dengan pengaturan diet masih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk
penanganan lebih lanjut.

Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita, biasanya
gangguan asam urat akan terus berlanjut

You might also like