You are on page 1of 12

BAB 6

EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO

o EKONOMI MIKRO
Ekonomi mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari fungsi ekonomi individu dan
perilaku sistem pembuatan keputusan individu.
Merupakan pendekatan kebijakan ekonomi yang pandangan utamanya terarah pada peristiwa
atau masalah ekonomi secara Individu. ;; Mengenai faktor produksi yang terbatas.

o EKONOMI MAKRO
Ekonomi makro melihat ekonomi secara keseluruhan. Ekonomi makro adalah cabang dari ilmu
ekonomi yang mempelajari perilaku ekonomi secara agregat, seperti total pendapatan, tingkat
tenaga kerja, hasil produksi, dan sebagainya, dalam skala nasional. Agregat ini dihasilkan dari
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pasar yang berbeda dan dari perilaku berbagai
macam pembuat keputusan yang berbeda dari rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.
;; - Resesi ekonomi yang melanda dunia secara keseluruhan
- Produksi Nasional
- Inflasi
- Deflasi,dsb.

PERANAN PEMERINTAH
Ketiga sistem ekonomi, bagaimanapun bentuknya tetap membutuhkan campur tangan
pemerintah untuk mencapai kestabilan ekonominya, baik dalam segi makro dan mikro.

PERMASALAHAN NEGARA BERKEMBANG


Di negara-negara berkembang, Michael P. Todaro menyatakan bahwa beberapa masalah yang
dihadapi ternyata identik. ::

1. Rendahnya Standar Hidup


Untuk mengetahui kondisi standar hidup dari negara-negara berkembang, digunakanlah
beberapa tolak ukur yang mampu mempresentasikan hal tersebut, meliputi:
a) Pendapatan Nasional per Kapita
b) Perbandingan antara pertumbuhan pendapatan Nasional dan pendapat per kapita.
c) Distribusi pendapatan.
d) Tingkat kemiskinan
e) Kesehatan
f) Pendidikan
2. Rendahnya produktivitas
3. Pertumbuhan penduduk dan ketergantungan yang tinggi
4. Tingkat Pengangguran yang Tinggi
5. Ketergantungan terhadap Produksi dan Ekspor Barang-barang Primer.
6. Pasar yang Tidak Sempurna dan Informasi yang Tidak Memadai
7. Dominasi, ketergantungan dan Kerapuhan dalam hubungan Internasional
BAB 7
PENDAPATAN NASIONAL

PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk
gaji, upah, sewa, bunga, dan laba; termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan
pensiun.
Pendapatan nasional dapat didefinisikan dengan tiga cara sebagai berikut:
 Nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu negara dalam selama
satu periode tertentu.
 Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi dalam suatu negara
selama satu periode tertentu.
 Jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara
selama satu periode tertentu.

 Pendekatan produksi
Pendekatan produksi adalah metode penghitungan PDB dengan menghitung jumlah nilai seluruh
produk (barang dan jasa) yang dhasilkan dalam suatu negara selama satu periode tertentu.

Y=[(QnxPn)+(QnxPn)+(QnxPn)+...]

 Pendekatan pengeluaran
Pendekatan pengeluaran adalah metode penghitungan PDB dengan menghitung jumlah seluruh
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu wilayah negara
selama satu periode tertentu.
Jenis pengeluaran dari masing-masing pelaku tersebut adalah sebagai berkut:
a) Pembelian atau belanja oleh rumah tangga.
b) Pengeluaran konsumsi oleh pemerintah.
c) Pengeluaran investasi oleh perusahaan
d) Pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa ekspor.

PDB = C + I + G + (X-M)
PDB : Produk Domestik Bruto
C : Consumption (Konsumsi RT)
I : Investment (Investasi)
G : Goverment Expenditure (Pengeluaran Pemerintah)
X : Total Ekspor
M : Total Impor

 Pendekatan pendapatan
Pendekatan pendapatan adalah metode penghitungan PDB dengan menghitung jumlah seluruh
pendapatan (upah, sewa, bunga, laba) yang dterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara
selam asatu periode tertentu, sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang digunakan oleh
perusahaan (tenaga kerja, tanah, modal, skill). Komponen yang masuk dalam pendekatan
pendapatan adalah sebagai berikut:
a) Pendapatan faktor produksi
b) Pendapatan non-faktor produksi.

Y = R + W + I + P (Sewa + Upah + Bunga + Laba)

PDB = w + r + i + π + (s-t) – dep + nfp

PDB : Produk Domestik Bruto


w : wage (upah)
r : rent (sewa)
i : interest (bunga)
π : Profit (laba)
s : subsidi
t : tax (pajak)
dep : depresiasi
nfp : net factor payment to abroad (pembayaran faktor produksi bersih ke luar negeri)

BEBERAPA KONSEP DALAM PENDAPATAN NASIONAL


Meskipun PDB merupakan poin terpenting dalam pengukuran pendapatan nasional, terdapat
beberapa konsep yag terkait dengannya yang harus diketahui pula, yaitu:
1. Produk Nasional Bruto (PNB) = Gross National Product (GNP)
2. Produk Naisonal Neto (PNN) =Net National Product (NNP)
3. Pendapatan Nasional (PN) = National Income (NI)
4. Pendapatan Perseorangan (PP) =Personal Income (PI)
5. Pendapatan Bebas (PB) = Disposable Income (DI)

Contoh Perhitungan :

1. PDB……………………………………………………………...Rp…………
Pembayaran ke luar negeri……………………………………….Rp………....-
Rp…………
Pembayaran dari luar negeri……………………………………..Rp…………+
2. PNB………………………………………………………………Rp…………
Penyusutan Barang Modal………………………………………Rp…………-
3. PNN / NNI……………………………………………………….Rp…………
Pajak Tidak Langsung…………………………………………...Rp…………-
4. PN………………………………………………………………..Rp………….
 Jaminan social………………………………………..….(-)Rp………….
 Laba Ditahan………………………………………..…..(-)Rp………….
 Pajak Laba Perusahaan………………………….……....(-)Rp………….
 Transfer Payment…………………………………….....(+)Rp…………..
5. PP……………………………………………………….………..Rp………….
Pajak Langsung…………………………………….…..…….RP……….....-
6. PB………………………………………………………..……….Rp…………..
HAL-HAL YANG TIDAK MASUK DALAM PENGHITUNGAN PDB
Penghitungan pendapatan nasional merupakan tolok ukur yang sempurna dalam mengukur
aktivitas ekonomi sebuah negara pada periode tertntu. Tetapi, banyak pula aktivitas ekonomi
diluar pasar yang tidak masuk dalam perhitungan, diantaranya:
1. Aktivitas ilegal
2. Aktivitas yang tidak dilaporkan
3. Aktivitas non pasar
4. Kerusakan lingkungan

PENDAPATAN PERKAPITA
Pendapatan per kapita (per capita income/PCI)adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing
penduduk dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Penghitngan pendapatan per kapita
adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk.
Indikator Kesejahteraan Negara
Angka pendapatan per kapita merupakan ukuran yang paling daapt diandalkan untuk melihat
tingkat kesejahteraan suatu negara.

Standar Pertumbuhan Kemakmuran Negara


Pendapatan per kapita merupakan standar umum untuk membandingkan tingkat kemakmuran
atau kesejaheraan suatu negara dari tahun ke tahun.

Pembanding Tingkat Kemakmuran Antarnegara


Pendapatan per kapita juga umum digunakan sebagai pembanding tingkat kemakmuran antara
negara yang satu dengan lainnya.

MANFAAT PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


Manfaat yang dapat diperoleh dari penghitungan pendapatan nasional adalah sebagai berikut:
a) Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional.
b) Membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu.
c) Membandingkan perekonomian antarnegara atau antar daerah.
d) Sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

DISTRIBUSI PENDAPATAN
Sebuah negara baru dapat dikatakan sejahtera bila perbandingan pendapatan nasional dengan
jumlah penduduknya seimbang.
Indikator yang paling banyak digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan dalam suatu
negara adalah Koefisien Gini (Gini Ratio).
Koefisien Gini memberikan kesimpulan ukuran konsentrasi Kurva Lorenz dengan menghitung
penyimpangan dari garis diagonal.
Kriteria Bank Dunia dalam mengukur distribusi pendapatan adalah dengan melihat besar
kontribusi dari 40% penduduk termiskin terhdap pendapatan atau pengeluaran nasional.
BAB 8
INFLASI DAN INDEKS HARGA
INFLASI
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah sesuatu yang kita hadapi setiap hari. Ketika kita ke pasar dan merasakan perbedaan
harga kemarin dan hari ini, maka itulah inflasi. Inflasi adalah masuknya uang terlalu banyak ke
masyarakat sehingga masyarakat semakin ingin membelanjakan uang mereka.

Jenis Inflasi
Berdasarkan tingkat keparahannya
a) inflasi ringan (creeping inflation)
b) inflasi sedang,
c) inflasi berat
d) hiperinflasi.

Berdasarkan Asal terjadinya inflasi


a) Inflasi dalam negeri (Domestic Inflation)
disebabkan oleh :
a. Terjadi defisit anggaran secara terus menerus.
b. Terjadi gagal panen.
c. Kredit untuk keperluan produksi dibatasi.
b) Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation)
Terjadi karena kenaikan harga di luar negeri. Hal ini terjadi terhadap negara yang masih
membutuhkan ekspor dan impor.

Penyebab Inflasi :
a) Kenaikan permintaan (demand pull inflation)
b) Kenaikan biaya produksi (cosh-push ilnflation)
c) Ekspektasi masyarakat (prediksi masyarakat)

Cara mengatasi inflasi:


Dalam batas tertentu inflasi memang menguntungkan, tetapi jika sudah dalam taraf
membahayakan, inflasi harus segera diatasi. Adapun cara mengendalikan inflasi adalah sebagai
berikut:
- Kebijakan Moneter
a) Penetapan Cadangan Minimum (Reserve Requirement Policy)
b) Operasi Pasar terbuka (open market operation)
c) Kebijakan diskonto (discount policy)
- Kebijakan Fiskal:
a) Menurunkan pengeluaran pemerintah
b) Menaikkan pajak
- Kebijakan Non Moneter atau Kebijakan Riil
a) Menaikkan hasil produksi
b) Mengendalikan harga
Dampak Inflasi
a) Pemilik pendapatan tetap : sangat dirugikan
b) Pemilik pendapatan tidak tetap : tidak dipengaruhi
c) Para penabung : enggan menabung
d) Debitur : di untungkan, nilai uang saat dipinjam menjadi lebih kecil daripada saat
dibayar.
e) Kreditur : dirugikan, kebalikan dari debitur
f) Produsen : diuntungkan, tapi bila inflasi membuat harga bahan baku naik maka akan
merugikan.

INDEKS HARGA
Angka indeks adalah perbandingan antara dua angka pada periode waktu yang berbeda, misalnya
harga barang A pada tahun 2004 dan tahun 2005.
Pada perekonomian, angka indeks sangat diperlukan untuk menghitung dan mengetahui
pertumbuhan dari inflasi. Ada beberapa jenis angka indeks seperti Indeks Harga Konsumen
(IHK), Indeks Harga Perdagangan Beasr (IHPB), dan indeks harga yang dibayar dan diterima
petani.

Cara Menentukan Indeks Harga ::


1. Indeks Harga ttidak tertimbang
IA = ΣPn x 100 IA : Indeks Harga dengan metode Agregatif
Σpo Pn : Harga tahun tertentu
Po : Harga Tahun Dasar
2. Indeks Harga Tertimbang
Indeks Laspeyres
IL = Σ Pn x Qo x 100 Qo : Jumlah barang pada tahun dasar
Σ Po x Qo

Indeks Paasche
IP = Σ (Pn x Qn) x 100 Qn : Jumlah barang pada tahun tertentu
Σ (Po x Qn)

Perhitungan Inflasi dari Indeks Harga ::

Laju Inflasi = IHK periode ini – IHK periode sebelumnya x 100


IHK periode sebelumnya
BAB 9
KONSUMSI DAN INVESTASI

KONSUMSI
Konsumsi merupakan tindakan pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok, dalam
menggunakan komoditas berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Secara agregat, konsumsi merupakan penjumlahan dari pengeluaran seluruh rumah tangga yang
ada dalam suatu perekonomian. Dengan mengetahui total pengeluaran dari suatu ekonomi, maka
akan dapat diketahui beberapa masala yang muncul dalam perekonomian.
Secara umum, pengeluaran konsumsi terbagi menjadi konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah
tangga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi


Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah tangga diklasifikasikan ke
dalam tiga bagian:
a) Faktor Ekonomi
Empat faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi, antara lain:
pendapatan rumah tangga, kekayaan rumah tangga, tingkat bunga, dan perkiraan akan masa
depan.
b) Faktor Demografi
Jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh pada besarnya tingkat konsumsi.
c) Faktor Non-Ekonomi
Faktor-faktor non ekonomi yang banyak berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor
sosial budaya masyarakat.

Teori Konsumsi
Teori konsumsi yang dikenal luas antara lain :
a) J.M. Keynes. J.M. Keynes adalah seorang ekonom Inggris yang sangat terkenal dalam
membangun dasar-dasar teori ekonomi makro. Keynesian Consumption Function, bahwa
yang menentukan besarnya pengeluaran rumah tangga saaat ini, baik perorangan maupun
keseluruhan adalah pendapatan (pendapatan disposabel) saat ini.
b) Irving Fisher. Menurutnya, seseorang akan memutuskan berapa banyak pendapat yang
dikonsumsi dan berapa banyak yang ditabung dengan mempertimbangkan kondisi saat ini
dan di masa depan.
c) Franco Modigliani. Pendapatnya bahwa kegiatan konsumsi adalah kegiatan seumur
hidup. Oleh karena itu, ia membuat hipotesis tentang berapa banyak jumlah yang
dikonsumsi seseorang tergantung pada tingkat pendapatan yang berubah secara teratur
(regular pattern) sepanjang kehidupan seseorang.

Jenis Investasi
Investasi dapat dibedakan ke dalam tiga jenis sebagai berikut:
a) Investasi Riil, adalah investasi terhadap barang modal seperti untuk pembelian pabrik,
mesin-mesin, peralatan produksi, atau gedung yang baru.
b) Investasi Persediaan, yaitu investasi dalam bentuk persediaan baik bahan baku produksi
maupun barang jadi yang digunakan sebagai cadangan, dengan tujuan meningkatkan
keuntungan masa mendatang.
c) Investasi Residensial, adaah investasi dalam bentuk tempat tinggal, seperti rumah kantor
dan apartemen.

Hubungan Antara Konsumsi, Tabungan, dan Pendapatan


a) Pada pendapatan rendah, tabungan akan dipakai untuk membiayai konsumsi.
b) Peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi.
c) rumah tangga akan menabung pada pendapatan lebih tinggi.

Konsumsi (C), Tabungan (S), Pendapatan (Y)


Y=C+S

a. fungsi Konsumsi :: C = a + bY
b. fungsi Tabungan :: S = -a + (1-b)Y
C : Konsumsi
a : konsumsi yang harus dipenuhi saat pendapatan = 0
b : MPC , perbandingan antara pertambahan konsumsi dan pertambahan pendapatan
(1-b) : MPS, perbandingan antara pertambahan tabungan dan pertambahan pendapatan.
Y : Pendapatan
S : Saving , tabungan

MPC =  C APC = C MPS =  S = 1 - MPC APS = S


Yd Yd Y Yd
BAB 10
UANG
Pengertian Uang
Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses perturakan barang dan jasa.
Sebelum uang diciptakan, masyarakat pada zaman dahulu melakukan perdagangan
dengan cara barter. Barter merupakan pertukaran barang dengan barang. Orang dapat menjual
barang untuk memperoleh uang dan dapat menggunakan uang itu untuk membeli benda yang
diiinginkan.

Fungsi uang
Uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan barang, juga untuk
menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Pada dasarnya, fungsi uang tercakup pada tiga
fungsi, sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai alat penimbun kekayaan.

Uang harus memiliki ciri-ciri:


a. Tahan lama
b. Diterima tanpa keraguan
c. Ringan dan mudah dibawah.
d. Nominalnya harus dapat dipecah-pecah.
e. Tidak mudah dipalsukan.

- Satuan hitung. Sebagai satuan hitung, uang mempermudah masyarakat untuk menghitung nilai
suatu barang dalam mata uang.
- Nilai uang. Menurut nilainya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
a. Full bodied money
b. Taken money
- Sebagai alat pembayaran
a. Uang kartal :
b. Uang Giral
- Lembaga yang mengeluarkan
a. Bank Sentral
b. Bank Umum

Jumlah Uang Beredar


Jumlah uang beredar dapat diartikan secara sempit maupun luas.
a. Arti sempit (Narrow Money = M1). Dalam arti sempit uang beredar terdiri dari uang
kartal (uang kertas dan logam) dan uang giral (simpanan masyarakat pada bank-bank
umum).
b. Arti luas (Broad Money = M2). Pengertian uang kertas dalam arti luas merupakan M1
ditambah uang kuasi (depositi dan tabungan).

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah uang beredar:
a. Defisit APBN.
b. Pemberian kredit langsung
c. Pengaruh luar negeri (negara lain)
d. Surplus perdagangan ekspor impor.
e. Pajak.

Hubungan antara jumlah uang beredar dan inflasi


Penjelasan keterkaitan jumlah uang beredar dan inflasi diawali oleh Irving Fisher, seorang
ekonom Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa jumlah uang beredar sangat ditentukan oleh
tingkat outputnya.

Permintaan dan penawaran uang


a. Permintaan uang adalah jumlah uang yang diinginkan oleh seluruh masayrakat untuk
mengadakan transaksi pada suatu wilayah dan waktu tertentu.
b. Penawaran uang adalah jumlah uang yang ada dan siap berear untuk keperluan transaksi
bagi masyarakat pada suatu wilayah dan waktu tertentu.
BAB 11
BANK DAN KEBIJAKAN MONETER
Pengertian Bank
Pengertian bank menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No. Tahun 1992 yang telah diubah
dengan UU No. 10 tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

Tujuan Jasa Perbankan


Jasa bank sangat penting dalam pembanunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada
umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang
efisien bagi nasabah. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya
kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan
pemanfatan yang lebih produktif.

Bank Sentral (Bank Indonesia)


Tiga tugas bank Indonesia:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank.

Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

Bank Syariah
Kegiatan bank syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang
membutuhkan dan menghendaki pembalaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistem bunga
melainkan atas dasar prinsip syariah sebagaimana digariskan oleh syariah (hukum) Islam.
Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkrediran Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang sama seperti itu.

Layanan Bank dan Manfaatnya


Bisnis utama bank adalah sebagai tempat atau lembaga penyimpanan uang dan peminjaman
uang. Karena itu, jasa perbankan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jasa simpanan dan jasa
pinjaman.

Produk penyimpanan
Produk penyimpanan antara lain: tabungan, deposito, giro.

Layanan peminjaman
Pinjaman per individu yang umumnya dilakukan adalah kartu kredit (credit card), pinjaman bank
(bank loan) dan kredit cicilan (installment credit).
Kebijakan Moneter
Tujuan kebijakan moneter antara lain:
1. Menjaga stabilitas ekonomi.
2. Menciptakan kesepatan kerja
3. Kestabilan harga

Dewan Moneter
Kebijakan moneter di Indonesia dikendalikan oleh Dewan Moneter yang anggotanya terdiri ari:
a. Menteri Keuangan (sebagai ketua)
b. Menteri Perdagangan dan Industri (sebagai Anggota)
c. Gubernur Bank Indonesia (sebagai Anggota)

Instrumen Moneter
Instrumen moneter yaitu:
1. Kebijakan diskonto (politik diskonto)
2. Kebijakan operasi pasar terbuka (open market operation)
3. Kebijakan rasio kas (cadangan minimum)
4. Pengawasan kredit secara selektif.
5. Persuasi moral

Inflation Targeting framework (ITF)


ITF merupakan kerangkakerja kebijakan moneter yang secara transparan dan konsisten
diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi beberapa tahun ke depan yang secara eksplisit
ditetapkan dan diumumkan.

You might also like