You are on page 1of 63

BAB I

HAKEKAT BANGSA DAN NEGARA

Standar Kompetensi :
1. Kemampuan menganalisis hakikat bangsa dan negara serta menentukan sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kompetensi Dasar :
1.1. Peserta didik mampu mengkaji makna manusia; bangsa dan negara
1.2. Peserta didik mampu mendeskripsikan unsur-unsur terbentuknya bangsa dan negara
dan pentingnya pengakuan suatu negara terhadap negara lain
1.3. Peserta didik mampu menguraikan fungsi dan tujuan negara
1.4. Peserta didik mampu menunjukkan sikap semangat kebangsaan (nasionalisme dan
patriotisme) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

A. PENDAHULUAN

------------------- (Ada gambar sekelompok rakyat dengan penguasa) ------------------

Tahukah anda, siapakah diri kita yang disebut sebagai ”Manusia” ?. Manusia, secara
kodrati merupakan mahkluk ciptaan Tuhan yang memiliki identitas sebagai mahluk pribadi
sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa dihadapkan pada
kenyataan yang sangat kompleks, terutama dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kenyataan ini menimbulkan perlunya wadah yang terwujud (terejawantah) dalam berbagai
bentuk asosiasi, misalnya asosiasi ekonomi, asosiasi pendidikan, asosiasi spiritual, asosiasi
negara, dan sebagainya. Dari sejumlah asosiasi yang ada, asosiasi negara merupakan
asosiasi terpenting karena didirikan untuk mengatur berbagai sistem kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya, serta ketertiban dan keamanan bersama.
Bagaimanakah manusia sebagai rakyat dan warga negara di dalam sebuah negara ?
Dalam sebuah negara, sebagai rakyat harus tunduk dan patuh kepada kekuasaan negara.
Berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu di dalam suatu negara, rakyat dapat
dibedakan menjadi penduduk dan bukan penduduk. Sedangkan berdasarkan hubungannya
dengan pemerintah negara, rakyat dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga
negara. Rakyat dalam jumlah besar yang merupakan kumpulan masyarakat yang
membentuk negara disebut bangsa.
Apa itu Bangsa ? Dalam arti sosiologis, bangsa termasuk ”kelompok paguyuban” yang
secara kodrati ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib sepenanggungan di dalam satu
negara. Untuk mempertahankan identitas suatu bangsa dan kedaulatan suatu negara, setiap
warga negara harus memiliki sikap kebangsaan nasionalisme dan patriotisme dalam
kehidupan bermasyarakat, berbanga dan bernegara.

B. MAKNA MANUSIA, BANGSA DAN NEGARA

1. Makna Manusia

1
Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), atau mens (Latin) yang berarti
berfikir, berakal budi, atau homo yang berarti seorang yang dilahirkan dari tanah, humus
= tanah. Pengertian etimologis tentang ”manusia”, dapat memberikan petunjuk tentang
hakikat manusia. Di satu pihak manusia adalah makhluk bumi seperti manusia lainnya; di
lain pihak manusia melampaui cakrawala bumi dan mencita-citakan dunia yang luhur.
Hal prinsip yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa
manusia secara kodrati telah dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan
untuk mempertinggi kualitas hidupnya di bumi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa dengan derajat paling tinggi dari antara ciptaan-ciptaan yang lain.

Fokus Kita :
Manusia atau insan (Arab), merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi
derajatnya, yang mempunyai akal untuk berfikir dan memiliki bahasa sebagai alat
komunikasi antar sesama (Kamus Umum Bahasa Indonesia).

Secara teoritis, pemahaman tentang manusia dapat dilakukan melalui beberapa


pendekatan. Perhatikan bagan berikut :

MANUSIA

Materialisme Materialisme Idealisme


Antropologik Biologik Antropologik

Keterangan :
 Materialisme Antropologik, yaitu menjelaskan bahwa manusia pada hakikatnya
adalah materi; bahwa manusia adalah jasad yang tersusun dari bahan-bahan material
dari dunia an-organik.
 Materialisme Biologik, yaitu menjelaskan bahwa manusia merupakan badan yang
hidup atau organisme yang mempersatukan segala pembawaan dan kegiatan
kehidupan badan di dalam dirinya. Struktur kehidupan manusia yang memiliki
kewaspadaan indrawi berlaku juga bagi hewan. Dalam kenyataan, manusia memang
merupakan bagian dari kehidupan organik yang dapat ditelusuri dari bentuk sub-
human (evolusi).
 Materialisme Antropoligik, yaitu menjelaskan bahwa manusia adalah mahluk yang
memiliki unsur spiritual-intelektual yang secara intrinsik tidak bergantung kepada
materi. Manusia tidak dapat dijelaskan dengan satu prinsip saja, sebab di dalam diri
manusia bergabung berbagai prinsip yang menyusun suatu pemahaman tentang
dirinya secara utuh dan lengkap.
Dalam mempelajari makna manusia, berikut akan dijelaskan tentang : a) Aspek Manusia,
b) Tipologi Manusia c) Manusia sebagai Mahluk Individu dan Sosial, serta c) Ras
Manusia.

2
a. Aspek Manusia
Manusia dalam wujud kehidupan sehari-hari, terdiri dari aspek badan dan jiwa
(jasmani dan rokhani) sebagai suatu kesatuan yang utuh. Namun dalam
perkembangan pemikiran tentang aspek manusia, secara filosofis sering
dipertanyakan manakah yang lebih penting antara badan dan jiwa ?. Berdasarkan
kajian teori, tentang aspek manusia telah melahirkan aliran materialisme, aliran
spiritualisme, dan aliran dualisme.

No Tokoh Aliran Uraian Penjelasan Keterangan


1. FEURBACH  Badanlah yang penting, jiwa Pendapatnya bersifat
(1804 – 1972) hanya mem-bonceng saja dalam mate-rialistis, ateis dan
”Materialisme” tubuh. sosialis-komunis. Pada
 Di balik badan manusia tidak ada abad 19, pen-dapat
mahluk lain yang misterius yang tersebut sangat
disebut jiwa, seperti tidak adanya berpengaruh terhadap
Tuhan di balik alam ini. pemikiran Karl Marx
 Sesuatu itu disebut nyata, bila dan Friedrich Engels.
dapat dirasakan oleh pancaindera.
 Manusia merupakan makhluk
jasamani yang yang dinamis.
2. PLATO  Jiwa lebih penting daripada Teori spiritualisme
(427 – 347 SM) badan, jiwa telah ada di ”alam bersifat ”Etis –
”Spiritualisme” atas” sebelum masuk ke jiwa. Religius”.
 Jiwa ini terjatuh ke dalam hidup
duniawi, lalu terikat pada badan
jasmani yang fana.
 Dalam kerukunannya, badan dan
jiwa tidak berdampingan secara
setingkat, melainkan merupakan
tawanan, dia terkurung dalam
badan.
 Jiwa harus melepaskan diri dari
penularan (kontaminasi) dan
pembusukan badan.
 Badan merupakan rintangan
terhadap jiwa yang lebih asli dari
kenyataan duniawi dan
mempunyai pertalian dengan
nilai-nilai yang abadi.
 Dunia inderawi hanya merupakan
bayangan dari dunia ide.
3. RENE  Badan dan jiwa sama penting, Dualisme terbagi atas
DESCARTES jiwa adalah substansi yang Paralelisme dan
(1596 – 1650) berfikir dan badan adalah Monisme. Paralelisme
”Dualisme” substansi yang berkeluasan. mengatakan bahwa
 Hubungan antara badan dan jiwa badan sejajar
adalah hubungan hakiki, yang kedudukannya dengan
masing-masing merupakan jiwa, sedangkan
substansi sendir, namun tanpa Monis-me mengatakan
salah satu unsur itu maka ia bahwa antara badan
bukan manusia lagi dan jiwa telah terjadi
perpaduan, sehingga
manunggal. Pendapat
Monisme paling umum
3
diterima.

b. Tipologi Manusia
Tipologi adalah pengetahuan yang menggolongkan manusia atas dasar
kepribadian. Kepribadian manusia, tersusun atas dasar faktor-faktor sebagaimana
tercantum pada bagan di bawah ini.

VITALITAS
JASMANI & ROHANI

KARAKTER BAKAT
KEPRIBADIAN

TEMPERAMEN

 Vitalitas Jasmani, merupakan konstruksi tubuh manusia yang dipengaruhi oleh


faktor hereditas (keturunan) sehingga keadaannya menjadi konstan atau tetap.
Sedangkan Vitalitas Rohani, merupakan daya hidup psikis yang belum terarah
secara intensional (disengaja), karena sebagian bergantung kepada lingkungan
yang mempengaruhinya.
 Bakat, merupakan fitrah yang ditentukan oleh kelahiran atau keturunan sehingga
sifat tersebut cenderung konstan.
 Temperamen, merupakan campuran cairan-cairan yang ada di dalam tubuh
manusia (humorus), yaitu berupa ; darah merah, lendir putih, empedu kuning, dan
empedu hitam. Dari cairan yang dominan inilah akan membentuk sifat
temperamen yang relatif konstan.
 Karakter, merupakan sifat manusia yang sebagian ditentukan oleh hereditas dan
sebagian lagi oleh pengaruh pendidikan. Oleh karena itu, karakter dapat
mengalami perubahan.

Fokus Kita :
Kondisi keseluruhan manusia yang terdiri dari vitalitas jasmani dan rohani,
bakat, temperamen dan karekater, merupakan bentuk kepribadian seseorang
yang antara satu dengan lainnya memiliki ciri-ciri khas tertentu (unik).

4
Tipologi manusia yang didasarkan pada kondisi tubuh antara lain dikemukakan
oleh Johan Gasper Lavater dan Galenus (1741 – 1801). Bahwa tipe manusia dapat
dibedakan berdasarkan bentuk tubuh, yaitu pada orang gemuk biasanya mempunyai
sifat tenang dan sabar. Sedangkan bagi yang bertubuh kecil dan tinggi, mempunyai
sifat lincah dan kurang sabar.

Gerardus Heymans (1857 – 1930) seorang psikolog Belanda, membuat


tipologi manusia atas dasar kejiwaan, yaitu sebagai berikut :

No Dasar Kejiwaan Ciri-ciri Khusus Contoh Tokoh


1. Sifat Amorf Sifatnya datar, aktivitasnya Raja Louis XV
(a berarti = tidak, &rendah, suka menunda pekerjaan, dari Prancis
morphe = bentuk) ceroboh, tidak idealis, rasa
sosialnya rendah, egois, tidak
jujur, dan mudah terpengaruh.
2. Sifat Apathikus Cenderung lamban, menyukai Raja Louis XIV
(pathos atau phate = cara yang mudah, suka berfikir dari Prancis, dan
perasaan) panjang, sosiabilitasnya Tsar Nicolas II
(kemasyarakatan) rendah, acuh dari Rusia.
tak acuh terhadap pendapat orang
lain, kaku dan bersifat tertutup.
3. Sifat Nervous Kurang bisa menguasai diri, Chopin dan Edgar
(selalu gugup) mudah tersinggung, kurang peka, Allan Poe
kurang obyektif
4. Sifat Sentimentil Perasaan sensitif, pemalu, Amir Hamzah,
(terlalu perasa) tertutup, memandang sesuatu Agustinus, dan
dengan serius, selalu ragu-ragu, Thomas Aquinas
gemar hal-hal yang bersifat
spiritual, dan mudah menyerah.
5. Sifat Sanguinikus Sisi positif : percaya diri, tidak Voltaire, Tenno
(riang & optimistik) takut menghadapi hari depan, Heika, dan Jean
mudah menyesuaikan diri, gerak Bodin
dan bicaranya banyak dan mudah
mengambil prakarsa.
Sisi negatif : perasaan tidak stabil,
kurang konsekwen, hidup kurang
teratur, reaktif tanpa dipikir
mendalam.
6. Sifat Flegmatikus Sifat positif : tidak banyak Mohamad Hatta,
(Tenang dan Netral) ketegangan, memiliki harapan Margaret Teacher
yang hebat, tidak emosional, dan Jawaharal
tertib dan teratur dan mudah Nehru.
mengampuni.
Sifat negatif : kurang peka, dingin
dan kurang menyesuaikan diri,
pasif, men-jemukan dan agak
konservatif.
7. Sifat Kholerikus Sifat positif : segala kesukaran Adolf Hitler dari
(mudah marah) diatasi dengan energi berlebihan Jerman, Goerge
dan banyak inisiatifnya. Sand, Idi Amin
Sifat negatif : lebih dominan, dari Uganda dan
karena selalu gelisah, eksplosif, Benito Mussolini
emosional dan mau menang dari Italia.

5
sendiri, kurang obyejktif ,
rasional serta mudah tersinggung.
8. Sifat Gepassioneerd Selalu sibuk, rajin, jangkauan Soekarno, Napo-
(passio atau passie = jauh ke depan, hidup teratur, leon Bonaparte,
derita / hawa nafsu) penuh cita-cita besar, perasaan Michel Angelo
keterikatan sangat kuat, terikat dari Italia dan
kepada pengalaman lama, amat John F. Kennedy
religius, sosiabilitasnya tinggi,
percaya diri, gembira, peramah,
cinta kasih, akurat, jujur dan baik
hati.

c. Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial


Manusia sebagai makhluk individu, terdiri dari unsur jasmani (raga) dan
rohani (jiwa) yang merupakan satu kesatuan. Jiwa dan raga yang membentuk
individu, telah dibekali potensi atau kemampuan (akal, pikiran, perasaan dan
keyakinan) sehingga sanggup beridiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya.
Setiap manusia, senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya
guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya (survival).
 Akal dan pikiran manusia, dapat digunakan untuk menaklukkan alam dan
makhluk lain serta sekaligus dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Contoh, manusia dapat menggunakan tenaga kerbau, sapi atau kuda
untuk mengangkut barang. Melakukan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi informasi, komunikasi, dan sebagainya.
 Perasaan dan keyakinan manusia, merupakan anugerah Tuhan yang tidak
diberikan kepada mahluk lainnya sehingga manusia dapat membedakan yang
baik dan buruk, yang benar dan salah. Dengan perasaan dan keyakinan,
manusia mampu berhubungan dengan dimensi moral dan spiritual, yakni Tuhan
Yang Maha Esa sebagai perwujudan nalar (akal dan pikiran) manusia dalam
menemukan titik/pusat Ketuhanan (God Spot) sang pencipta
Manusia sebagai makhluk sosial, sering disebut zoon politicon yaitu makhluk
yang pada dasarnya ingin bergaul dengan sesama manusia lainnya (Aristoteles, 384 –
322 M).
 Status sebagai makhluk sosial, telah melekat pada setiap manusia yang sejak
lahir hingga meninggal dunia tidak akan mempu hidup sendirian dan akan selalu
membutuhkan bantuan orang lain.
 Adanya potensi dasar kemanusiaannya (sifat kasih sayang, kerja sama, ingin
dihormati, dan sebagainya) merupakan potensi dasar manusia dalam
mengembangkan pergaulan sosial yang lebih luas, yakni dari : keluarga,
masyarakat, bangsa, negara dan dunia.

d. Ras Manusia
Ras (bahasa Arab = asal) dalam pengertian etnologi, merupakan penggolongan
manusia yang jelas sekali memiliki kemiripan satu dengan lainnya, dan nyata berbeda
dengan jenis lainnya, tidak peduli bahasa atau adatnya. Ras juga dapat diartikan
sebagai segolongan orang (bangsa) berdasarkan ciri-ciri fisiknya atau rumpun
bangsanya. Ada tiga ras pokok yang ada di dunia : Eropid (Kaukasoid), Negrida
(Negroid) dan Mongoloid.

6
No Ras Pokok Ciri-ciri Contoh/Keterangan
1. Kaukasoid Rambut pirang,  Bangsa Nordic (Eropa bagian
(Eropid) hidung mancung, utara : Swedia, Finlandia).
kulit putih, badan  Bangsa Alpin (Perancis, Rumania
tinggi dan mata dan Jerman).
biru.  Mediterania (Arab yang putih).
 Irdic (Arab Saudi, Indian, Pakistan
dan Bangladesh).

2. Negroid Kulit hitam, bibir  Melanosoid (Irian Jaya/Papua)


(Negrida) tebal, rambut  Bangsa-bangsa Afrika
keri-ting, tinggi,  Negrito (Sri Langka)
muka besar.
Perawakan kecil,  Busman (G. Kalahari)
kulit sawo  Vedoid (Bugis)
matang, rambut  Ainu (Jepang)
ikal/ ber- ombak.  Australian (Aborigin)
3. Mongoloid Kulit  Asiatic (Jepang, Korea, Cina dan
(Mongol) kuning/sawo Taiwan)
matang, rambut  Malayan (Indonesia)
hitam ikal/lurus,  American (Meksiko)
muka bulat,
postur sedang.

Info Kewarganegaraan

TEORI DARWIN TENTANG RAS MANUSIA


Charles Darwin dalam bukunya The Descent of Man (1871), menyatakan
bahwa manusia berevolusi dari makhluk mirip kera. Namun hingga saat ini,
belum ditemukan bukti apapun yang mendukung klaim teorinya (masih dalam
khayalan). Hasil pemikiran yang menarik, adalah bahwa sejumlah ras berevolusi
lebih cepat dan maju dari yang lain, sementara ada ras-ras lain yang dianggap
masih setingkat dengan kera.
C. Darwin, membangun keseluruhan teorinya pada konsep “perjuangan
untuk mempertahankan hidup”. Menurutnya, konflik sengit, perjuangan berdarah
melingkupi alam kehidupan ini. Yang kuat selalu menang melawan yang lemah,
dan ini mendorong yang kuat untuk berkembang. Ditegaskan pula bahwa konflik
serupa juga berlaku pada ras-ras manusia. Bahkan pada sub-judul bukunya "The
Origin of Species: by way of Natural Selection or the Preservation of Favoured
Races in the Struggle for Life" (Asal Usul Spesies: Melalui Seleksi Alam atau
Pelestarian Ras-Ras Pilihan dalam Perjuangan Mempertahankan Hidup), toeri C.
Darwin dengan sangat jelas mengungkap pandangan rasialnya. Ras pilihan
adalah ‘bangsa kulit putih Eropa’, sedangkan Ras Asia atau Afrika gagal
7
dalam perjuangan mempertahan-kan hidup. Oleh sebab itu, ras-ras lain akhirnya
akan dihapuskan sama sekali.
Di masa mendatang, tidak sampai berabad-abad lagi, ras-ras manusia
beradab hampir dipastikan akan memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab
di seluruh dunia. Pada saat yang sama, ”kera-kera mirip manusia ?” tak pelak
lagi akan dimusnahkan. Seperti terungkap jelas dalam pernyataan ini, Darwin
adalah seorang rasis tulen yang meyakini keunggulan bangsa kulit putih. Ia
meyakini bangsa kulit putih pertama-tama akan memperbudak, dan kemudian
memusnahkan ras-ras kelas rendah.

Gagasan C. Darwin sungguh mendapat sambutan baik, dizamannya !!!!!.


Sumber :
www/gogeel/Ras

2. Makna Bangsa
Dalam memahami pengertian sebuah bangsa, telah banyak upaya-upaya yang
dilakukan oleh para ahli dibidangnya. Apa itu bangsa ? sebagian ahli mendefinisikan
mirip dengan komunitas etnik, meskipun tidak sama. Bangsa adalah suatu komunitas
etnik yang memiliki ciri-ciri : memiliki nama, wilayah tertentu, mitos leluhur bersama,
kenangan bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solideritas tertentu.
Dalam pengertian sosiologis, bangsa termasuk ”kelompok paguyuban” yang
secara kodrati ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib sepenanggungan di dalam
suatu negara.

Fokus Kita :
Bangsa, merupakan kumpulan orang yang sama asal keturunannya, bahasa, dan adat
istiadatnya, sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Contoh: bangsa Indonesia,
bangsa Jepan, dan sebagainya. Dalam pengertian yang sama, bangsa dapat diartikan
”kaum, bani” (Kuraisy, Israel) atau ”kasta” (Ksatria, Brahmana, Sudra).
Kamus Umum Bahasa Indonesia/1994.

Berikut ini pendapat beberapa ahli kenegaraan ternama dalam mendefinsikan


sebuah bangsa :
 Hans Kohn (Jerman)
Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa
merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara eksak.
 Ernest Renan (Perancis)
Bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari dua hal, yaitu rakyat yang
harus bersama-sama menjalankan satu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus
mempunyai kemauan atau keinginan hidup untuk menjadi satu.
 Otto Bauer (Jerman)
Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai kesamaan karakter.
Karakteristik tumbuh karena adanya kesamaan nasib.
 F. Ratzel (Jerman)
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya
rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).

8
 Jalobsen dan Lipman
Bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan kesatuan politik (political
unity).
 Bung Karno (disampaikan dalam pidatonya pada tanggal, 1 Juni 1945)
Yang disebut bangsa yaitu :
1) Ras, yaitu sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri jasmaniah sama yang
dibawa sejak lahir.
2) Volk, yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai kesamaan dalam
kebudayaan.
3) Natie, yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai persamaan kesadaran
bernegara dan kesadaran berpolitik tanpa membedakan ras atau volk, bahkan
tidak lagi membedakan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Info Kewarganegaraan
DEFINISI BANGSA
Definsi-definsi bangsa, berkisar dari yang menekankan faktor-faktor
”obyektif” seperti bahasa, agama, adat istiadat, wilayah dan institusi, sampai
definisi yang sepenuhnya menekankan faktor-faktor ”subyektif”, seperti sikap,
persepsi, dan sentimen.
 Definisi yang menekan pada faktor obyektif, disampaikan oleh Josep Stalin
yang mengatakan bahwa ”suatu bangsa terbentuk secara historis, merupakan
komunitas rakyat yang stabil yang terbentuk atas dasar kesamaan bahasa,
wilayah, kehidupan ekonomi, serta perasaan psikologis yang terwujud dalam
budaya bersama”.
 Definisi yang menekankan pada faktor subyektif, disampaikan oleh Benedict
Anderson yang mengatakan bahwa ”bangsa adalah suatu komunitas politik
yang terbayang (imagined community) dalam wilayah yang jelas batasnya dan
berdaulat”. Sedangkan menurut Anthony D. Smith, bangsa adalah suatu
komunitas manusia yang memiliki nama, menguasai suatu tanah air, memiliki
mitos-mitos dan sejarah bersama, budaya publik bersama, perekonomian
tunggal dan hak serta kewajiban bersama bagi semua anggotanya.

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 1

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Makna manusia (Aspek manusia,


Tipologi, Manusia sebagai makhluk individu dan sosial, serta Ras manusia),
kemudian Bangsa, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau
pernyataan sebagai berikut :

9
1. Apa sajakah perbedaan pokok manusia bila dilihat berdasarkan pendekatan-
pendekatan sebagai berikut :

No Pendekatan Uraian Singkat Komentar


Materialism
e
1.
Antropologi
k
Materialism
2.
e Biologik
Idealisme
3. Antropologi
k

2. Berikan penjelasan tentang Tipologi manusia berdasarkan kepribadian tentang


peranan faktor-faktor berikut dalam kehidupan sehari-hari !
a. Bakat : ............................................................................................................
...............
............................................................................................................
...............
b. Karakter : ............................................................................................................
...............
.............................................................................................................
...............

3. Pada setiap diri manusia secara kodrati telah diberikan akal, pikiran, perasaan dan
keyakinan sehinga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan mempertahankan
hidupnya. Beri penjelasan singkat pada kolom di bawah ini !

Fungsi Pokok Akal dan Pikiran Fungsi Pokok Perasaan dan


Keyakinan
.............................................................. ................................................................
..... .........
.............................................................. ................................................................
..... .........
.............................................................. ................................................................
..... .........
.............................................................. ................................................................
..... .........

4. Berikan tanggapan penjelasan, adakah di dunia ini ras manusia yang dikatakan
paling unggul atau
hebat ! ...................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................

1
5. Tuliskan persamaan dan perbedaan pengertian bangsa menurut Ernest Renan dan
Otto Bauer !

Persamaan Perbedaan
................................................................. ...................................................................
......... ........
................................................................. ...................................................................
......... ........
................................................................. ...................................................................
......... ........
................................................................. ...................................................................
......... .........

3. Makna Negara
a. Pengertian Negara
Secara etimologis, "negara" berasal dari bahasa asing Staat (Belanda,
Jerman), atau State (Inggris). Kata staat maupun state berakar dari bahasa Latin, yaitu
status atau statum yang berarti "menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri,
dan menempatkan". Kata status juga dapat diartikan sebagai sesuatu keadaan yang
menunjukkan sifat atau keadaan tegak dan tetap. Sementara itu, Niccolo
Machiavelli memperkenalkan istilah La Stato dalam bukunya "II Principe" yang
mengartikan negara sebagai kekuasaan. Buku itu juga mengajarkan bagaimana
seharusnya seorang raja memerintah dengan sebaik-baiknya.
Kata "negara" yang lazim digunakan di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta
nagari atau nagara, yang berarti wilayah, kota, atau penguasa. Pada masa Kerajaan
Majapahit abad XIV, seperti tertulis dalam buku Negara Kertagama karangan
Mpu Prapanca (1365), digambarkan tentang pemerintahan Majapahit yang
menghormati musyawarah, hubungan antardaerah, dan hubungan dengan negara-
negara tetangga.

Fokus Kita :
Negara adalah organisasi yang di dalamnya ada rakyat, wilayah yang permanen, dan
pemerintah yang berdaulat (baik ke dalam maupun ke luar). Dalam arti luas,
negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang diatur secara
konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.

Berikut ini pengertian negara menurut beberapa pakar kenegaraan :

No Nama Tokoh Pendapat Yang Dikemukakan


1. George Jellinek Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok
manusia yang mendiami wilayah tertentu.

2. G.W.F. Hegel Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai


sintetis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan
universal.

3. Mr. Kranenburg Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena adanya

1
kehendak dari suatu golongan atau bangsa.

4. Karl Marx Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis/
kapitalis) untuk menindas atau mengeksploitasi kelas yang
lain (proletariat/ buruh).

5. Logemann Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja)


yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara
masyarakat tertentu dengan kekuasaannya. Organisasi itu
adalah ikatan-ikatan fungsi atau lapangan-lapangan kerja
tetap.

6. Roger F. Soltau Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority)


yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas
nama rakyat.

7. Bellefroid Negara adalah suatu masyarakat hukum, suatu persekutuan


hukum yang menempati daerah tertentu dan yang
diperlengkapi dengan kekuasaan tertinggi untuk mengurus
kepentingan bersama.

8. Mr. Soenarko Negara adalah suatu jenis dari suatu organisasi


masyarakat yang mengandung tiga kritetia, yaitu harus ada
daerah, warga negara, dan kekuasaan tertentu.

9. R. Djokosoetono Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan


manusia ; yang berada di bawah suatu pemerintahan yang
sama.
ORGANISASI KEKUASAAN :
10. Mr. M. Nasrun Menurut J.H.A.
Negara Logeman,
adalah suatu negara
bentukadalah suatu hidup
pergaulan organisasi
tertentu
kekuasaan yang bertujuan mengatur dan menyelenggarakan
(khusus) yang harus memenuhi tiga syarat pokok: rakyat
masyarakat dengan
tertentu, kekuasaan
daerah tersebut.
tertentu, dan Sedangkan
pemerintah menurut
yang berdaulat.
pandangan Kranenburg, negara adalah suatu organisasi
11. Ibnu Chaldun kekuasaan
Negara yang diciptakansuatu
merupakan oleh sekelompok manusia
tubuh yang persis yang
sama seperti
disebuttubuh
bangsa.
manusia. Tubuh manusia mengalami masa lahir dan
tumbuh (groi), ada masa muda dan dewasa (bloei), serta ada
masa tua dan mati (vergaan).

12. Hans Kelsen Negara adalah


ORGANISASI suatu: pergaulan hidup bersama dengan
POLITIK
tata paksa.
Negara adalah suatu organisasi politik yang berbeda dengan
organisasi lain, karena negara memiliki kedaulatan tertinggi
dan keanggotaannya bersifat mengikat semua orang. Untuk
hal tersebut maka negara membutuhkan hukum. Tokohnya
Robert Mc. Iver. negara oleh para ahli, berikut ini adalah
TINJAUAN
Dari beberapa pengertian tentang
klasifikasi pengertian negara yang ditinjau dari sudut pandang : organisasi
NEGARA
kekuasaan, organisasi politik, organisasi kesusilaan dan suatu integritas antara
pemerintah dengan rakyat.
ORGANISASI KESUSILAAN :
Dalam pandangan G.W.F. Hegel, negara adalah suatu
organisasi kesusilaan yang timbul dari sintesa antara
kemerdekaan universal dengan kemerdekaan individual.

INTEGRALISTIK :
Menurut pandangan tokoh teori ini, negara merupakan suatu
integritas antara pemerintah dengan rakyat. Negara mengatasi
seluruh golongan dalam masyarakat dan merupakan suatu 1
kesatuan yang organis. Tokoh teori adalah B. Spinoza, Adam
Muller, dan di Indonesia Soepomo.
Info Kewarganegaraan
POLIS ATAU NEGARA KOTA
Istilah negara, sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno yang disebut ”Polis” atau
”negara kota”. Menurut Aristoteles (384 – 322), dalam bukunya Politica, Polis berfungsi
sebagai tempat tinggal bersama warga negara dan pemerintah dan sebagai benteng untuk
menjaga keamanan dari serangan musuh. Plato, sebagai guru Aristoteles, melihat bahwa
negara ada karena adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam yang
mendorong mereka untuk bekerja sama guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Pada negara kota atau polis, sudah dikenal pemerintahan dengan sistem ”demokrasi
langsung”. Menurut perkiraan para ahli sejarah, sebagai sebuah bentuk organisasi politik dan
sosial yang baru, Polis Yunani terbentuk pada abad ke 8 SM dan mencapai puncaknya pada
abad ke 5 SM. Kehancuran Polis Yunani, diperkirakan pada abad ke 4 SM, ketika Alexander
Agung berkuasa dan memperakpandakan tatanan polis yang sudah ada. Sementara peradaban
Yunani Kuno sendiri dimulai kira-kira pada 1200 SM, yaitu dari periode ketika peradaban
Mycenaean hancur, sampai 323 SM (ketika Alexander Agung wafat).
Polis atau negara kota di Yunani kuno yang terkenal adalah Sparta (berbentuk oligarki
militer) dan Athena (berbentuk demokrasi) yang memungkinkan partisipasi rakyat dalam
berbagai persoalan politik. Konsep ”pemerintahan oleh rakyat” ini, terutama Athena,
memberi nuansa kebebasan dan harmoni. Perkembangan polis Yunani dapat dibagi dalam
dua tahap :
1. Periode Kuno, Polis ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
a. Otoritas publik lemah;
b. Keluarga besar dianggap paling kuat dalam masyarakat;
c. Masing-masing negara kota (polis) terdiri atas raja, sebuah dewan, dan sebuah majelis.

1
Semuanya merupakan warga negara pria dewasa;
d. Tiran tidak diakui atau ditolak.
2. Setelah Periode Kuno :
Terjadi perubahan pengaturan kekuasaan, hak dan kewajiban rakyat. Setiap kebijakan
diputuskan dalam diskusi terbuka. Agar berfungsi, masyarakat membutuhkan ”perasaan”
sebagai satu komunitas dan kemauan yang teguh para anggota untuk hidup menurut
aturan-aturan tradisional tertentu. Perubahan hanya mungkin dilakukan melalui proses
debat terbuka dan konsensus (kesepakatan). Tidak setiap orang adalah warga negara.
Syarat menjadi warga negara adalah : harus pria dewasa yang nenek moyangnya orang
Yunani dan berasal dari Polis tertentu. Anak-anak, para budak dan orang asing dianggap
bukan warga negara. Hanya warga negara yang memiliki hak-hak istimewa sebagai
berikut :
a. Hak untuk memilih;
b. Hak untuk memiliki properti;
c. Hak untuk mengadakan perjanjian perkawinan secara legal dengan sesama warga
negara;
d. Hak untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan (seperti berbicara, dan
turut serta dalam pemungutan suara).

b. Sifat Hakekat Negara


Berdirinya suatu negara, sangat berkaitan erat dengan adanya keinginan
manusia yang membentuk suatu bangsa karena adanya berbagai kesamaan ras,
bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Hakekat berdirinya suatu negara, sangat
penting artinya bagi rakyat atau bangsa yang membutuhkan wadah yang dapat
menjamin kelangsungan hidupnya. Menurut Prof. Miriam Budiardjo (1984), sifat
hakekat negara mencakup hal-hal sebagai berikut :

Fokus Kita :
Sifat Hakekat negara berkaitan erat dengan dasar-dasar terbentuknya negara,
norma dasar (fundamental norm) yang menjadi tujuan, falsafah hidup yang ingin
diwujudkan, perjalanan sejarah dan tata nilai sosial-budaya yang telah
berkembang di dalam negara.

1) Sifat Memaksa
Negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuatan fisik secara
legal. Sarana untuk itu, adalah polisi, tentara, dan alat penjamin hukum
lainnya. Dengan sifat memaksa ini, diharapkan semua peraturan perundangan
yang berlaku ditaati supaya keamanan dan ketertiban negara tercapai. Bentuk
paksaan yang dapat dilihat dalam suatu negara adalah adanya UU Perpajakan
yang memaksa setiap warga negara untuk membayar pajak dan bila melanggar,
akan dikenakan sanksi hukum tertentu.

2) Sifat Monopoli
Negara mempunyai sifat monopoli, yaitu dalam menetapkan tujuan bersama
masyarakat. Misalnya, negara dapat mengatakan bahwa aliran kepercayaan atau
partai politik tertentu dilarang karena dianggap bertentangan dengan tujuan
masyarakat.

3) Sifat Mencakup Semua (All-Embracing)

1
Semua peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah untuk semua orang
tanpa kecuali. Hal itu perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar
ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha negara ke arah tercapainya
masyarakat yang dicita-citakan akan gagal.

Info Kewarganegaraan
HAKEKAT NEGARA
Sejak kata ”negara” diterima sebagai pengertian yang menunjukkan
organisasi bangsa yang bersifat teritorial (kewilayahan) dan mempunyai
kekuasaan tertinggi, yang perlu ada untuk menyelenggarakan kepentingan
bersama dan mencapai tujuan bersama, sejak itu pula kata ”negara” ditafsirkan
dalam berbagai arti berikut ini.
 ”Negara” dipakai dalam arti penguasa, yaitu orang-orang yang melakukan
kekuasaan tertinggi atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal dalam
suatu wilayah tertentu;
 ”Negara” dipakai dalam arti persekutuan rakyat, yaitu suatu bangsa yang
hidup dalam suatu daerah, di bawah kekuasaan yang tertinggi menurut kaidah-
kaidah hukum yang sama.
Dari dua penafsiran tentang pengertian di atas, kita dapat membedakan pula
pengertian negara dalam arti formal dan material sebagai berikut :
 Dalam arti formal, negara diartikan sebagai organisasi kekuasaan dengan
suatu pemerintahn pusat. Negara dalam pengertian ini diartikan sebagai
pemerintah (staat-overheid). Karakteristik dari negara formal adalah
kewenangan pemerintah untuk menjalankan paksaan fisik secara ilegal.
(Umumnya dilaksanakan pada negara-negara Komunis).
 Dalam arti material, negara diartikan sebagai masyarakat (staat-
gemenschaap) atau negara sebagai persekutuan hidup. (Umumnya
dilaksanakan pada negara-negara demokrasi).

Penugasan Praktik 2 majalah, internet, buletin


Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran,
Kewarganegaraan
dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :
Rumuskan kembali yang dimaksud dengan manusia, bangsa dan
negara !
Berikan penjelasan hubungan antara adanya manusia, bangsa dan
negara di dalam suatu wilayah tertentu !
Berikan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kriteria bahwa suatu manusia
(rakyat) di dalam suatu wilayah tertentu disebut sebagai bangsa dan
negara !
Berikan pendapat atau pandangan anda berkaitan dengan praktik-
praktik sifat hakekat negara Indonesia di sekitar wilayah/daerah anda
sendiri !

c. Terjadinya Negara
Pada umumnya ada 3 (tiga) pendekatan dalam mempelajari terjadinya negara,
yaitu : melalui pendekatan teoritis, proses pertumbuhan primer dan sekunder,
serta secara faktual.

1
1) Pendekatan Teoritis
Terjadinya negara secara teoritis, adalah pendekatan yang didasarkan pada
pendapat-pendapat para ahli yang masuk akal dari berbagai hasil penelitian.
Secara ringkas pendekatan teoritis dapat dilihat pada matrik di bawah ini.

Teori Tokoh Ajaran Yang Dikemukakan


Teori 1. Agustinus 1. Negara ada karena kehendak Tuhan, hal
Ketuhanan 2. F.J Stahl ini didasarkan pada kepercayaan bahwa
3. Haller segala sesuatu terjadi karena kehendak
4. Kranenburg Tuhan.
5. Jean Bodin 2. Terbagi dalam Teori Ketuhanan
Langsung dan Tidak Langsung :
a. Teori Ketuhanan Langsung :
Bahwa suatu negara pada awalnya
ada karena sudah kehendak Tuhan
langsung, sehingga beranggapan
Raja adalah merupakan ”penjelmaan
Tuhan, utusan Tuhan, Dewa bahkan
Tuhan sendiri”.
Contoh : Kaisar Tenno Heika
Jepang dianggap sebagai keturunan
Dewa Matahari dan Raja Fir’auan
di Mesir Kuno mengaku dirinya
Tuhan.
b. Teori Ketuhanan Langsung :
Bahwa negara ada memang sudah
kehendak Tuhan, namun tidak
secara langsung melainkan melalui
penciptaan manusia terlebih dahulu,
yang kemudian menjadi raja. Raja
memerintah atas nama Tuhan. Pada
negara modern, dapat diketahui
melalui Konstitusinya negaranya
dengan mencantumkan kalimat ” by
the grace of Good” (Atas berkat
rahmat Tuhan Yang Maha Esa).
Teori 1. Thomas 3. Negara terjadi karena adanya kontrak
Perjanjian Hobbes sosial (perjanjian masyarakat).
Masyaraka 2. John Locke Masyarakat mengadakan perjanjian
t 3. J.J. Rousseau untuk membentuk negara dan
4. Montesquieu menyerahkan sebagian kedaula-tannya
kepada negara untuk menyeleng-
garakan kepentingan masyarakat.

4. John Locke, bahwa pada tahap I


perjanjian antar individu yang diadakan
untuk membentuk negara (pactum
unionis). Pada tahap II, perjanjian

1
diadakan dengan penguasa (pactum
subjectiones). Negara yang dikehendaki
”monarki konstitusional”.
5. Thomas Hobbes, menghendaki
”monarki absolut”.
6. J.J. Rousseau, (disebut Bapak
Kedaulatan Rakyat) menghendaki
bahwa raja hanyalah mandataris rakyat
dan karena itu dapat diganti.
Toeri 1. Horald J.  Negara terbentuk atas dasar kekuasaan,
Kekuasaan Laski dan kekuasaan adalah ciptaan mereka
2. Leon Duguit yang paling kuat dan berkuasa.
3. Karl Marx
4. Oppenheimer  L. Duguit, seseorang karena
5. Kallikles kelebihanya atau keistimewaannya baik
karena fisik, kecerdasan, ekonomi
maupun agama dapat memaksakan
kehendaknya kepada orang lain.
 Karl Marx, negara dibentuk untuk
mengabdi dan melindungi kepentingan
kelas yang berkuasa, yaitu kaum
kapitalis.
Teori 1. Vonthering a. Kedaulatan Negara :
Kedaulatan 2. Paul Laband Kekuasaan tertinggi ada pada negara,
3. G. Jellinek bukan pada kelompok orang yang
menguasai kehidupan negara, dan
negaralah yang menciptakan hukum
untuk mengatur kepentingan rakyat.
1. Krabbe b. Kedaulatan Hukum :
Hukum memegang peranan dalam
negara, hukum lebih tinggi dari negara
yang berdaulat.
Teori 1. Plato A. Hukum alam bukan buatan negara,
Hukum 2. Aristoteles melainkan kekuasaan alam yang
Alam 3. Agustinus berlaku setiap waktu dan tempat, serta
4. Thomas bersifat universal dan tidak berubah.
Aquinas B. Aristoteles, manusia adalah zoon
politicon. Dari hakikat manusia seperti
ini, terben-tuklah berturut-turut
“Keluarga  Masyarakat 
Negara”.
C. Agustinus, negara terjadi karena
adanya keharusan untuk menebus dosa
orang-orang yang ada di dalamnya.
Negara yang baik mewujudkan cita-cita
agama agama, yakni keadilan.
D. Plato, terjadinya negara secara evolusi.

1
E. Thomas Aquinas, negara merupakan
lembaga alamiah yang diperlukan
manusia untuk menyelenggarakan
kepentingan umum.

b. Pertumbuhan Primer dan Sekunder


Terjadinya negara berdasarkan pendekatan pertumbuhan primer secara
ringkas dapat kita lihat pada bagan di bawah ini.

Suku/Persekutu
an Masyarakat
(genootschaft)

Keraja Negara Negara


an Nasion Demokras
(Rijk) al i

Keterangan :
1. Fase Genootschaft
Kehidupan manusia diawali dari sebuh keluarga, kemudian berkembang luas
menjadi kelompok-kelompok masyarakat hukum tertentu (suku). Sebagai
pimpinan, kepala suku bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
kehidupan bersama. Kepala suku merupakan primus interpares (orang
pertama di antara yang sederajat) dan memimpin suatu suku, yang kemudian
berkembang luas baik karena faktor alami maupun karena penaklukan-
penaklukan.

2. Fase Kerajaan (Rijk)


Kepala suku sebagai primus interpas kemudian menjadi seorang raja dengan
cakupan wilayah yang lebih luas. Untuk menghadapi kemungkinan adanya
wilayah/suku lain yang memberontak, kerajaan membeli senjata dan
membangun semacam angkatan bersenjata yang kuat sehingga raja menjadi
berwibawa. Dengan demikian lambat laun tumbuh kesadaran akan
kebangsaan dalam bentuk negara nasional.

3. Fase Negara Nasional


Pada awalnya negara nasional diperintah oleh raja yang absolut dan
tersentralisasi. Semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan perintah raja.
Hanya ada sati identitas kebangsaan Fase demikian dinamakan fase nasional.

4. Fase Negara Demokrasi


Rakyat yang semakin lama memiliki kesadaran kemudian tidak ingin
diperintah oleh raja yang absolut. Ada keinginan rakyat untuk mengendalikan
pemerintahan dan memilih pemimpinannya sendiri yang dianggap dapat
mewujudkan aspirasi mereka. Fase ini lebih dikenal dengan ”kedaulatan
rakyat”, yang pada akhirnya mendorong lahirnya negara demokrasi.
1
Menurut pendekatan pertumbuhan sekunder, negara sebelumnya telah
ada. Namun karena adanya revolusi, intervensi, dan penaklukan, munculah
negara yang menggantikan negara yang ada tersebut. Kenyataan terbentuknya
negara secara sekunder tidak dapat dipungkiri, meskipun cara terbentuknya
kadang-kadang tidak sah menurut hukum.
Contoh: lahirnya Negara Indonesia setelah melewati revolusi panjang
yang mencapai klimaksnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Lahirnya negara
Indonesia otomatis yang mengakhiri pemerintahan Nederlands Indie (Hindia
Belanda) di Indonesia, dan negara lain kemudian mengakuinya baik secara de
facto maupun secara de jure.

c. Pendekatan Faktual
Pendekatan faktual adalah pendekatan yang didasarkan pada kenyataan-
kenyataan yang benar-benar terjadi, yang diungkap dalam sejarah (kenyataan
historis). Pendekatan faktual antara lain mencakup:
 Occopatie (Pendudukan)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai
kemudian diduduki dan dikuasai oleh suku atau kelompok tertentu.
Contoh: Liberia yang didiami oleh budak-budak negro kemudian menjadi
negara merdeka pada tahun 1847.

 Fusi (Peleburan)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah
mengadakan perjanjian untuk saling melebur menjadi negara baru
Contoh : Terbentuknya Federasi Kerajaan Jerman pada tahun 1871.

 Cessie (Penyerahan)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan
perjanjian tertentu.

Contoh: Wilayah Sleewijk diserahkan oleh Austria kepada Prussia (Jermanz0


karena adanya perjanjian bahwa negara yang kalah perang harus memberikan
negara yang dikuasainya kepada negara yang menang. Austria adalah salah
satu negara yang kalah pada Perang Dunia I.

 Accesie (Penarikan)
Pada mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai atau
timbul dari dasar laut (delta). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh
sekelompok orang sehingga akhirnya membentuk negara.
Contoh: Negara Mesir yang terbentuk dari delta sungai Nil.

 Anexatie (Pencaplokan/Penguasaan)
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai (dicaplok) oleh bangsa
lain tanpa reaksi berarti.
Contoh: ketika dibentuk pada tahun 1948, negara Israel banyak mencaplok
daerah Palestina, Suriah, Yordania, dan Mesir

 Proclamation (Proklamasi)

1
Hal ini terjadi karena pendudukan pribumi dari suatu wilayah yang diduduki
oleh bangsa lain mengadakan perjuangan (perlawanan) sehingga berhasil
merebut kembali wilayahnya dan menyatakan kemerdekaan.
Contoh: Negara Republik Indonesia yang merdeka pada tanggal 17 Agustus
1945 dari penjajahan Jepang dan Belanda.

 Innovation (Pembentukan Baru)


Suatu negara baru muncul di atas wilayah suatu negara yang pecah karena
suatu hal dan kemudian lenyap.
Contoh: Negara Columbia yang pecah dan lenyap. Kemudian di wilayah
negara tersebut muncul negara baru yaitu Venezuela dan Columbia Baru.

 Separatisme (Pemisahan)
Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula
menguasainya, kemudian menyatakan kemerdekaan.
Contoh: Pada tahun 1939 Belgia memisahkan diri dari Belanda dan
menyatakan kemerdekaan.

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 3

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Makna Manusia, Bangsa dan


Negara, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu
Membaca dan Menulis.
Langkah-langkah :
Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 – 4 orang.
Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik pembelejaran.
Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan dan menemukan
ide pokok serta memberi tanggapan terhadap wacana/kliping, dan ditulis
pada lembar kertas.
Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
Buatlah kesimpulan bersama.
Penutup.

C. UNSUR-UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA DAN NEGARA SERTA


PENGAKUAN DARI NEGARA LAIN

1. Unsur-Unsur Terbentuknya Bangsa


Menurut Hans Kohn, kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya faktor-faktor
obyektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni kesamaan keturunan,
wilayah, bahasa, adat istiadat, kesamaan politik, perasaan dan agama. Dengan
demikian, faktor obyektif terpenting terbentuknya suatu bangsa adanya kehendak atau
kemauan bersama atau ”nasionalisme”.
Contoh : Terbentuknya bangsa Indonesia dengan kebhinekaan suku, agama, ras dan
golongan yang terbentang dari sabang sampai merauke telah teruji dalam
kurun waktu lebih dari 3 abad. Pada masa penjajahan Belanda selama 350
tahun dan Jepang 3,5 tahun, meskipun dengan berbagai politik pecah belah

2
dan adu domba (devide et impera), namun tidak mampu memisahkan niat,
tekad, jiwa dan semangat bangsa Indonesia dalam membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.

Friedrich Hertz (Jerman) dalam bukunya Nationality in History and Politich


mengemukakan bahwa ada empat unsur yang berpengaruh dalam terbentuknya suatu
bangsa, yaitu :
a. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial,
ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi, dan solideritas.
b. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya, yaitu
bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dalam
negerinya.
c. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian atau kekhasan.
Contoh : menjunjung tinggi bahasa nasonal yang mandiri.
d. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam mengejar
kehormatan, pengaruh dan prestise.

Info Kewarganegaraan
TERBENTUKNYA BANGSA AMERIKA

Bangsa Amerika, telah tumbuh dari sejumlah koloni yang bertebaran disana-sini
pada abad ke-17 menjadi sebuah negara yang mencakup seluruh benua dengan jumlah
penduduk lebih dari 235 juta jiwa. Negara ini telah menggelar wilayahnya jauh ke
lingkaran Arktik sampai ke Alaska serta ke Samudra Pasifik sampai ke Hawaii.
Amerika telah menjadi negara pertanian, industri, dan sekaligus berteknologi tinggi.
Sesungguhnya, karena tekad dan semangat serta nasionalisme rakyatlah yang telah
menjelmakan Amerika Serikat menjadi sebuah negara besar, dan bukan karena
teknologi komputer dan robotnya.
Sejak semula, bangsa Amerika telah mengalami banyak ujian sebagai berikut :
1. Para pemukim pertama, berupaya memapankan diri mereka di lahan kosong yang
subur , tetapi acapkali kejam.
2. Para perintis, menaklukkan daerah barat yakni dengan perjuangan yang terus
menerus melawan bencana alam (kekeringan, banjir, topan dan gempa bumi)
3. Mereka telah berhasil mengatasi kesengsaraan akibat perang saudara, yakni
pertumpahan darah antara sesama saudara sebangsa.
Rakyat Amerika telah menyaksikan perubahan negara itu dari sebuah negeri yang
berdiri sendiri dan terpencil menjadi sebuah negara adikuasa pada abad ke-20 yang
terlibat dalam dua perang dunia dan 4 perang besar di Asia (Korea dan Vietnam) serta
di Irak dan Afganistan.
Bangsa Amerika memiliki rakyat yang Bhineka Tunggal Ika . Hampir tidak ada
kelompok ras yang tidak diwakili dalam jumlah yang besar di Amerika. Tidak mungkin
kita memahami Amerika Serikat tanpa mempertimbangkan kebhinekaan
penduduknya, yang justru memberikan sumbangan berupa tradisi dan kekuatan,
meskipun ketegangan antara kelompok, acapkali menimbulkan problema tersendiri.

2
2. Unsur-Unsur Terbentuknya Negara
Suatu negara dapat terbentuk, apabila memenuhi unsur-unsur minimal konstitutif.
Unsur konstitutif, merupakan syarat mutlak yang harus ada untuk mendirikan negara,
yakni berupa : adanya rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat. Adapun unsur lain
yang tidak mutlak (formalitas untuk memperlancar dalam tata pergaulatan internasional)
yang dapat dipenuhi setelah negara tersebut berdiri, adalah pengakuan dari negara lain
(unsur deklaratif). Untuk lebih jelasnya, perhatikan bagan berikut :

KONSTITUTIF MUTLAK

RAKYAT WILAYAH PEMERINTAH


BERDAULAT

UNSUR-UNSUR
TERBENTUKNYA
TIDAK
NEGARA DEKLARATIF
MUTLAK

DE FACTO DE JURE

Menurut ahli kenegaraan Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu negara harus


memenuhi syarat-syarat : rakyat yang bersatu, daerah atau wilayah pemerintah yang
berdaulat dan pengakuan dari negara lain. Sedangkan menurut Konvensi Montevideo
(Uruguay) tahun 1933 yang merupakan konvensi hukum internasional, negara harus
mempunyai empat unsur konstitutif, yaitu sebagai berikut :
a. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga negara) atau bangsa (staatsvolk) ;
b. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan;
c. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yang berdaulat) atau pemerintahan yang
berdaulat; dan
d. Kesanggupan berhubungan dengan negara-negara lain.

Fokus Kita :
Berdasarkan unsur konstitutif, negara dipandang sebagai satu kesatuan politis
yang konkret, negara in concreto, sebagaimana terjelmanya negara dalam sejarah
sebagai bentuk pengelompokkan sosial, sebagai asosiasi manusia. Jadi, bukan
negara sebagai ide yang terlepas dari kenyataan sosialnya. Negara dipandang
sebagai gabungan antara penduduk, wilayah dan pemerintah.

2
a. Rakyat
Rakyat merupakan unsur terpenting negara, karena rakyatlah yang pertama kali
berkehendak membentuk negara. Secara politis, rakyat adalah semua orang yang
berada dan berdiam dalam suatu negara atau menjadi penghuni negara yang tunduk
pada kekuasaan negara itu. Pembagian rakyat di dalam negara, dapat dilihat bagan
berikut ini.

Fokus Kita :
Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa
persamaan, dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Secara
hukum, rakyat merupakan warga negara dalam suatu negara yang memiliki ikatan
hukum dengan pemerintah.

WARGA
NEGARA
PENDUDUK
RAKYAT BUKAN WARGA
NEGARA

BUKAN
PENDUDUK

Pembedaan rakyat berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu di dalam


suatu negara, yaitu penduduk dan bukan penduduk.
 Penduduk, adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu
wilayah negara (menetap) untuk jangka waktu yang lama. Secara sosiologis,
penduduk adalah semua orang yang pada suatu waktu mendiami wilayah negara.
Biasanya, penduduk adalah mereka yang lahir secara turun-temurun dan besar di
dalam suatu negara. Di Indonesia, penduduk yang memiliki status
kewarganegaraan disebut sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditandai
dengan kepemilikan Akte Lahir atau Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi yang
telah berumur 17 tahun ke atas. Warga Negara Asing (WNA) yang menetap di
Indonesia karena suatu pekerjaan, juga disebut sebagai penduduk.
 Bukan Penduduk, adalah mereka yang berada di dalam suatu wilayah negara
hanya untuk sementara waktu (tidak menetap). Contoh : para turis mancanegara
atau tamu-tamu instansi tertentu di dalam suatu negara.
Sedangkan pembedaan rakyat berdasarkan hubungannya dengan pemerintah
negaranya, yaitu warga negara dan bukan warga negara.
 Warga Negara, adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan
anggota dari suatu negara, dengan status kewarganegaraan warga negara asli atau
warga negara keturunan asing. Warga negara juga dapat diperoleh berdasarkan
suatu undang-undang atau perjanjian yang diakui sebagai warga negara (melalui
proses naturalisasi).

2
 Bukan Warga Negara (orang asing), adalah mereka yang berada pada suatu
negara tetapi secara hukum tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan,
namun tunduk pada pemerintah di mana mereka berada. Contoh : Duta Besar,
Konsuler, Kontraktor Asing, dan sebagainya).
Warga negara dan bukan warga memiliki hak dan kewajiban yang berbeda.
Contoh : warga negara dapat memiliki tanah atau mengikuti pemilu, suatu hak yang
tidak dimiliki oleh orang yang bukan warga negara.

b. Wilayah
Wilayah merupakan unsur mutlak suatu negara sebagai tempat berhuninya rakyat
(warga negara) dan tempat berlangsungnya pemerintahan yang berdaulat. Jika warga
negara merupakan dasar personel suatu negara, maka “wilayah” merupakan landasan
material atau landasan fisik negara. Suatu bangsa yang berpindah-pindah (nomaden)
tidak akan mempunyai negara, walaupun mereka memiliki warga dan penguasa
sendiri.

Fokus Kita :
Luas wilayah suatu negara, ditentukan oleh perbatasanya. Di dalam batas-batas
itu, negara menjalankan yurisdiksi teritorial (kewenangan hukum kewilayahan)
atas orang dan benda yang berada dalam wilayah itu, kecuali beberapa golongan
orang dan benda yang dibebaskan dari yurisdiksi itu. Contoh : tempat tinggal
perwakilan diplomatik.

Wilayah suatu negara, secara umum dapat dibedakan atas : wilayah daratan,
wilayah lautan, wilayah udara dan wilayah ekstrateritorial.

 Wilayah Daratan
Wilayah daratan, merupakan wilayah di permukaan bumi dengan batas-batas
tertentu dan di dalam tanah di bawah permukaan bumi. Wilayah daratan tidak
sepenuhnya dapat dimiliki sendiri oleh suatu negara, karena ada kalanya harus
berbagi dengan negara lain meskipun ada di dalam satu benua atau satu pulau.
Batas wilayah suatu negara dengan negara lain di darat, dapat berwujud
sebabagai berikut :
1) Batas Alamiah, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang terjadi
secara alami dalam bentuk : sungai, danau, pegunungan, lembah, dan hutan.
2) Batas Buatan, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang sengaja
dibuat oleh manusia dalam bentuk : pagar tembok, kawat berduri, tiang
tembok, pos penjagaan dan patok.
3) Batas secara Geografis, yaitu batas wilayah suatu negara dengan negara lain
yang dapat ditentukan melalui batas-batas secara geofisika, yang dapat
dihitung dengan adanya garis lintang dan bujur dalam bola dunia. Misalnya
letak negara Indonesia secara geografis berada pada lintang 60 LU, 110 LS, 950
BB – 1410 BT.

2
Batas-batas suatu wilayah daratan, baik yang mencakup dua negara atau lebih
pada umumnya ditentukan melalui suatu perjanjian atau traktat seperti contoh
berikut ini.
 Traktat antara Belanda dan Inggris pada tanggal, 20 Juli 1891 dalam
menentukan batas wilayah Hindia Belanda di Pulau Kalimantan.
 Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai garis batas
dengan Papua Nugini yang ditandatangani pada tanggal, 12 Februari 1973.

------ ada gambar perbatasan negara Indonesia dengan negara lain ------

Penugasan Praktik 4
Kewarganegaraan
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin
dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :
Rumuskan kembali bagaimana suatu bangsa secara sosiologis
maupun politis dapat terbentuk !
Berikan penjelasan hubungan antara adanya manusia dengan
terbentuknya bangsa di dalam suatu negara tertentu !
Berikan penjelasan kembali mengapa unsur konstitutif, merupakan
unsur mutlak dalam berdirinya suatu negara !
Berikan sekurang-kurangnya
Berikan sekurang-kurangnya
2 (dua) contoh
2 persamaan
(dua) contoh
dan berbedaan
persamaanantara
dan
warga
berbedaan
negara dengan
antara warga
bukan warga
negaranegara
denganberdasarkan
bukan wargahaknegara
dan kewajibannya
berdasarkan
! hak dan kewajibannya !
Identifikasikan kembali dalam bentuk apa sajakah batas suatu negara
dengan negara lain !

 Wilayah Lautan
Wilayah lautan merupakan perairan berupa samudra, laut, selat, danau dan
sungai dalam batas wilayah negara. Tidak semua negara memiliki lautan, oleh
sebab itu khusus bagi Negara Republik Indonesia dengan luas wilayah 2/3 terdiri
dari lautan hal ini merupakan karunia Tuhan yang patut disyukuri. Negara yang
tidak memiliki lautan disebut land locked. Sedangkan negara yang memiliki
wilayah lautan dengan pulau-pulau di dalamnya disebut archipelago state.
Pembahasan mengenai batas-batas wilayah lautan, awalnya ada dua konsepsi
(pandangan) pokok mengenai wilayah lautan, yaitu res nullius dan res communis.
1) Res Nullius, yaitu konsepsi yang menyatakan bahwa laut itu dapat diambil
dan dimiliki oleh setiap negara. Konsepsi ini dikembangkan oleh John
Sheldon (1584 – 1654) dari Inggris dalam bukunya Mare Clausum atau The
Right and Dominion of The Sea.

2
2) Res Communis, yaitu konsepsi yang beranggapan bahwa laut itu adalah milik
masyarakat dunia sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki oleh masing-
masing negara. Konsep ini dikembangkan oleh Hugo de Groot (Grotius) dari
Belanda (1608) dalam bukunya Mare Liberum (laut bebas). Karena konsepsi
inilah Grotius kemudian dianggap sebagai Bapak Hukum Laut
Internasional.
Dewasa ini, yang dijadikan dasar hukum masalah wilayah kelautan suatu
negara adalah berpedoman pada Hasil Konferensi Hukum Laut Internasional
III tahun 1982 di Montigo By (Jamaika) yang diselenggarakan oleh PBB yaitu
UNCLOS (United Nations conference on The Law of The Sea). Konferensi
tersebut ditandatangani pada tanggal 10 Desember 1982 oleh 119 negara peserta
(117 negara dan 2 organisasi kebangsaan di dunia).

---- ada gambar wilayah laut negara Indonesia dengan batas-batasnya


------

No Batas Lautan Pengertian/Uraian


1. Laut Teritorial Wilayah laut yang menjadi hak kedaulatan penuh suatu
(LT) negara pantai dengan lebar wilayah 12 mil, diukur
berdasarkan garis lurus yang ditarik dari garis dasar
pantai ketika air surut ke arah laut bebas.

2. Zona Bersebe- Wilayah laut yang lebarnya 12 mil dari laut teritorial.
lahan (ZB) Jadi, jika suatu negara telah memiliki wilayah teritorial
sejauh 12 mil, maka wilayahnya menjadi 24 mil laut
diukur dari pantai. Di dalam wilayah ini, suatu negara
pantai dapat mengambil tindakan dan menghukum
pihak-pihak yang melanggar undang-undang bea cukai,
fiskal, imigrasi dan ketertiban negara.

3. Zona Ekonomi Wilayah laut suatu negara pantai yang batasnya 200 mil
Eksklusif ke laut bebas. Negara pantai dapat mengambil kekayaan
(ZEE) alam lautan dan melakukan kegiatan ekonomi tertentu.
Negara lain bebas berlayar atau terbang di atas
wilayahnya itu, serta bebas pula memasang kabel dan
pipa di bawah lautan ini. Negara pantai pantai yang
bersangkutan dapat menangkap nelayan asing yang
kedapatan menangkap ikan dalam ZEE-nya.

4. Landas Wilayah daratan di bawah permukaan laut di luar laut


Kontinen (LK) teritorial dengan kedalaman 200 M atau lebih. Hal ini
dimaksudkan untuk kepentingan penguasaan dan
yurisdiksi kekayaan dalam dasar laut dengan negara
tetangga.

5. Landas Benua Wilayah lautan suatu negara yang lebarnya lebih dari
(LB) 200 mil laut. Dalam wilayah ini, suatu negara boleh
mengadakan eksplorasi dan eksploitasi dengan
kewajiban membagi keuntungan dengan masyarakat

2
Internasional

Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang batas wilayah laut berdasarkan


hasil Konferensi Hukum Laut Internasional III 1982, perhatikan gambar berikut.

(Z (LB
(LT)
B) (ZE ≥ )200
12 12 E)
200 Mil
Mil Mil Mil
LAU
DARATAN T
NEGARA
(B)

200
(LANDAS
M
KONTINEN)

Perihal landas kontinen, pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 17


Februari 1969, telah mengeluarkan Deklarasi tentang “Landas Kontinen” dengan
kebiasaan praktik negara dan dibenarkan pula oleh Hukum Internasional bahwa
suatu negara pantai mempunyai penguasaan dan yurisdiksi yang eksklusif atas
kekayaan mineral dan kekayaan lainnya dalam dasar laut dan tanah di dalamnya
di landas kontinen.
Pemerintah Indonesia merasa penting untuk menyelesaikan soal-soal garis
landas kontinen dengan negara tetangga sebelum ditemukan deposit (endapan
mineral) agar penyelesaiannya lebih mudah melalui cara-cara damai sebagai
wujud semangat kebijaksanaan bertetangga yang baik (good neighborhood
policy). Beberapa contoh hasil perjanjian landas kontinen yang telah
ditandatangani, antara lain :
1) Perjanjian RI – Malaysia tentang Penetapan Garis Batas Landas Kontinen
Kedua Negara (di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan) ditandatangani pada
tanggal 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku tanggal 7 November 1969.
2) Perjanjian RI – Thailand tentang landas kontinen Selat Malaka bagian Utara
dan Laut Andaman, ditandatangani tanggal 17 Desember 1971 dan berlaku
mulai tanggal 7 April 1972.
3) Persetujuan RI – Australia tentang penetapan atas batas-batas dasar laut
tertentu di daerah Laut Timor dan Laut Arafuru sebagai tambahan pada
persetujuan tanggal 18 Mei 1971, dan berlaku mulai tanggal 9 Oktober 1972.

Info Kewarganegaraan
PRAKTIK KENEGARAAN BATAS LAUT

2
Praktik-praktik kenegaraan masa lalu memperlihatkan adanya
kecenderungan pemilikan wilayah laut oleh negara-negara tertentu, walaupun
pemilikan tersebut harus memperhatikan kepentingan masyarakat dunia dalam
bentuk kebebasan pelayaran. Pada tahun-tahun berikutnya, semua negara
sepakat bahwa mereka dapat memiliki laut sepanjang pantainya, tetapi laut lepas
harus bebas bagi semua orang. Perkembangan lebih lanjut, tuntutan terhadap
lebar laut negara-negara pantai tidak sama karena tiap negara mempunhyai
tujuan atau kepentingan yang berbeda.
Menurut konsepsi umum yang sekarang berlaku, demi menjamin
keselamatan negara setiap negara berhak mengklaim bagian laut tertentu yang
berbatasan dengan daratan sebagai bagian wilayahnya (laut teritorial). Dalam
laut teritorial semua ketentuan negara yang bersangkutan dapat diberlakukan.
Pada awal penentuan lebar wilayah laut teritorial terjadi silang pendapat.
Australia dan Kanada, menetapkan lebar laut 3 mil (1 mil = 1852 m),
sedangkan Elsavador menetapkan 200 mil. Negara Indonesia berdasarkan
Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie 1939, menentukan lebar
wilayah lautnya hanya 3 mil, diukur dari garis terendah pantai tiap pulau di
Indonesia.
Dalam perjuangan untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
pada tanggal 13 Desember 1957 menetapkan ”Deklarasi Juanda” berdasarkan
konsepsi negara kepulauan (archipelago state concept) yang dipertegas dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) No. 4 Tahun 1960.
Dengan demikian, dinyatakan bahwa wilayah lebar laut = 12 mil diukur dari
garis pangkal lurus (straight base line) dan semua pulau yang ada di dalamnya
dianggap sebagai satu kesatuan yang utuh. Hal ini kemudian diikuti dengan
peraturan pelaksana mengenai ”lalu lintas damai kendaraan laut asing” dalam
bentuk Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 tahun 1962.
Sebagian besar negara memiliki wilayah laut. Negara-negara yang tidak
memiliki wilayah laut (land locked), antara lain : Afghanistan, Myanmar
(Burma), Swiss, Mongolia, dan Uganda.

 Wilayah Udara
Wilayah udara adalah udara yang berada di wilayah permukaan bumi di atas
wiliyah darat dan laut. Pasal 1 Konvensi Paris 1919 meenyatakan bahwa negara-
negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan eksplorasi dan eksplotasi di
wilayah udaranya, misalnya untuk kepentingan radio, satelit, dan penerbangan.
Kemudian Konvensi Chiacago 1944 (Pasal 1) menyatakan ”Bahwa setiap
negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan ekslusif di ruang udara di atas
wilayahnya”.
Berdasarkan undang-undang Negara Indonesia No. 20 Tahun 1982, batas
wilayah kedaulatan dirgantara yang termasuk orbit geo-stationer adalah setinggi
35.671 km. Berikut ini pandangan beberapa ahli mengenai batas wilayah udara.

------------------------------ ada gambar “Geo Stasioner Orbit”

1) Lee
Menurut Lee, lapisan atmosfir dalam jarak tembak meriam yang dipasang di
darat, dianggap sama dengan udara teritorial negara. Di luar jarak tembak itu

2
adalah udara bebas, dalam arti dapat di lalui oleh semua pesawat udara negara
mana pun.
2) Von Holzen Dorf
Menurut Dorf, ketinggian ruang udara adalah 1.000 meter dari titik
permukaan bumi yang tertinggi.
3) Henrich’s
Menurutnya, negara dapat berdaulat di ruang armosfir selama masih terdapat
gas atau partikel-partikel udara atau pada ketinggian 196 mil. Di luar atmosfir,
negara tidak lagi mempunyai kedaulatan.

Ada dua teori tentang konsepsi wilayah udara yang dikenal saat ini, yaitu
sebagai berikut :
1) Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory)
a) Kebebasan ruang udara tanpa batas. Menurut teori ini, ruang udara itu
bebas dan dapat digunakan oleh siapa pun. Tidak ada negara yang
mempunyai hak dan kedaulatan di ruang udara.
b) Kebebasan udara terbatas. teori ini bersumber dari hasil sidang Institut
de Droit International pada sidang di Gent (1906), Verona (1910), dan
Madrid (1911). Menurut teori ini:
 Setiap negara berhak mengambil tindakan tertentu untuk memlihara
keamanan dan keselamatannya.
 Negara kolong (negara bawah, subjacent state) hanya mempunyai hak
atas wilayah/zona teritorial.

2) Teori Negara Berdaulat di Udara (The Air Sovereagnty)


a) Teori Keamanan, menyatakan bahwa suatu negara mempunyai
kedaulatan atas wilayah udaranya sampai yang diperlukan untuk menjaga
keamanannya. Teori ini dikemukakan oleh Fauchille (1901). Fauchille
menetapkan bahwa ketinggian wilayah udara adalah 1.500 m. Namun
pada tahun 1910, ketinggian diturunkan menjadi 500 m.
b) Teori Pengawasan Cooper (Cooper’s Control Theory). Menurut Cooper
(1951), kedaulatan negara ditentukan oleh kemampuan negara yang
bersangkutan untuk mengawasi ruang udara yang ada di atas wilayahnya
secara fisik dan ilmiah.
c) Teori Udara (Schacter). Menurut teori ini, wilayah udara itu haruslah
sampai suatu ketinggian di mana udara masih cukup mampu mengangkat
(mengapungkan) balon dan pesawat udara.

 Wilayah Ekstrateritorial
Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang berada di luar
wilayah negara itu. Menurut hukum internasional, yang mengacu pada hasil
Reglemen dalam Kongres Wina (1815) dan kongres Kongres Aachen (1818),
“perwakilan diplomatik suatu negara di negara lain merupakan daerah
ekstrateritorial”.
Daerah ekstrateritorial mencakup :
1) Daerah perwakilan diplomatik di suatu negara

2
Yaitu, tempat perwakilan suatu negara lain. Di tempat tersebut berlaku
larangan bagi alat negara yang dituju (polisi dan penjabat kehakiman) untuk
masuk tanpa izin. Daerah ini juga bebas dari pengawasan dan sensor terhadap
setiap kegiatan yang dilaksanakan di wilayah perwakilan tersebut.
2) Kapal yang berlayar di bawah bendera suatu negara
Hal ini berlaku baik di laut lepas maupun di laut teritorial negara lain. Sebuah
ka-pal dengan bendera tertentu diibaratkan sebagai pulau terapung (Floating
land).

Fokus Kita :
Di dalam suatu wilauah ekstrateritorial, seorang duat besar memiliki hak
ekstrateritorial (selain hak kekebalan diplomatik) yaitu hak kedaulatan atas
bangunan, gedung dan halaman keduataan sampai batas pagar. Tidak
seorangpun boleh memasuki halaman keduataan tanpa izin dari negara atau

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 5


Setelah mempelajari materi-materi tentang : Wilayah Lautan, Wilayah Udara dan
Wilayah Ekstrateritorial, Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :
Negara Indonesia memiliki wilayah laut yang luas dari Sabang
sampai Merauke, tuliskan sekurang-kurangnya 3 (tiga) contoh kelebihan
dan kekurangannya !
Berikan penjelasan, dampak apa sajakah yang akan ditimbulkan jika
suatu negara tidak memiliki teknologi ruang angkasa/udara !
Berikan penjelasan, mengapa di dalam suatu wilayah ekstrateritorial
para duta besar memiliki hak ekstrateritorial !

c. Pemerintah Yang Berdaulat


Suatu pemerintahan yang berkuasa atas seluruh wilayah dan segenap
rakyatnya disebut “kedaulatan” atau sovereignity. Kata kedaulatan atau “daulat”
berasal dari kata daulah (Arab) sovereignity (Inggris), souvereiniteit (Perancis),
supremus (Latin), dan souvranita ((Italia), yang berarti “kekuasaan tertinggi”.
Kekuasaan yang dimiliki pemerintah mempunyai kekuatan yang berlaku ke dalam
(interne-souvereiniteit) dan ke luar (externe-souvereiniteit).
Menurut Jean Bodin (1500-1596), seseorang filsuf Perancis, kedaulatan
adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu negara.
Kedaulatan mempunyai sifat-sifat pokok sebagai berikut :
1) Asli, artinya kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
2) Permanen, artinya kekuasaan itu tetap ada selama negara itu berdiri sekalipun
pemegang kedaulatan berganti-ganti.
3) Tunggal (bulat), artinya kekuasaan itu merupakan satu-satunya kekuasaan
tertinggi dalam negara yang tidak diserahkan atau dibagi-bagikan kepada
badan lain.
4) Tidak terbatas (absolut), artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan
lain. Bila ada kekuasaan lain yang membatasinya, maka kekuasaan tertinggi
yang dimilikinya akan lenyap.

3
Fokus Kita :
Kedaulatan adalah, kekuasaan tertinggi dalam suatu negara yang berlaku
terhadap seluruh wilayah dan segenap rakyat negara itu. Dalam pengertian
lain, kedaulatan dapat diartikan sebagai kekuasaan tertinggi negara (dulu :
raja atau ratu) atas pemerintahan negara itu (Kamus Umum Bahasa
Indonenesia). Jadi, pemerintah yang berdaulat adalah pemerintah yang
memiliki kekuasaan tertinggi dalam mengatur rakyat dan negaranya baik
secara internal maupun eksternal.

Pemerintah adalah lembaga, atau orang yang bertugas megnatur dan


memajukan negara dengan rakyatnya. Pemeriantah dalam rati organ, dapat
dibedakan dalam arti sempit dan dalam arti luas.
 Pemerintah dalam arti sempit, adalah suatu badan yang berwenang
melaksanakan kebijakan negara atau perlengkapan negara yang melaksanakan
fungsi pemerintahan saja (eksekutif). Badan ini terdiri atas presiden, wakil
presiden dan para menteri (kabinet) yang menjalankan peraturan perundangan
yang dibuat oleh/bersama lembaga legislatif.
 Pemerintah dalam arti luas, adalah keseluruhan alat perlengkapan negara
yang memegang kekuasaan negara yaitu meliputi kekuasaan eksekutif,
legislatif dan yudikatif.
Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, kedaulatan yang dimiliki
pemerintah dapat dibedakan sebagai berikut :
 Kedaulatan ke dalam, artinya pemerintah memiliki kewenangan tertinggi
dalam mengatur dan menjalankan organsasi negara sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
 Kedaulatan ke luar, artinya pemerintah berkuasa bebas, tidak terikat dan
tidak tunduk kepada kekuatan lain. Pemerintah harus pula menghormati
kekuasaan negara yang bersangkutan dengan tidak mencampuri urusan dalam
negerinya.

Info Kewarganegaraan
TINJAUAN TENTANG KEDAULATAN
Dalam tinjauan Hukum Tata Negara, kedaulatan diartikan sebagai
kekuasaan pemerintah negara yang tertinggi dan mutlak. Kedaulatan dapat
terbagi atas :
a. Kedaulatan teritorial, yaitu kedaulatan mengenai daerah kekuasaan yang
mencakup wilayah : darat, perairan (laut, danau, sungai) dan udara.
b. Kedaulatan personil, yaitu menyangkut para kaula negara, warga negara dan
penduduk atau rakyat.
Dalam tinjauan Hukum Internasional, kedaulatan diartikan sebagai
kemerdekaan suatu negara terhadap negara-negara lain. Sejajar dengan
kemajuan umat manusia, pengertian kedaulatan kemudian juga mengalami
perkembangan. Dengan terbentuknya PBB sesudah Perang Dunia II, tumbuh
pula kesadaran umat manusia, sesama bangsa dan antar negara. Umat manusia

3
mulai menyadari bahwa kemerdekaan negara dan kemerdekaan seseorang
sebagai inti pengertian tentang kedaulatan juga dibagasi oleh kemerdekaan
orang lain.

Dalam praktik-praktik kedaulatan suatu negara, terdapat beberapa teori


tentang kedaulatan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu teori kedaulatan
Tuhan, teori kedaulatan raja, teori kedaulatan negara, teori kedaulatan hukum dan
teori kedaulatan rakyat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan matrik berikut ini.

Toeri, Tokoh, Perkemba- Uraian pokok-pokok


Keterangan
ngan dan Latar Belakang ajaran
1. Teori Kedaulatan  Teori ini beranggapan  Ethiopia, masa
Tuhan bahwa raja atau penguasa Raja Haile
a. Agustinus memperoleh kekuasaan Selassi (Ia`me-
b. Thomas Aquinas tertinggi dari Tuhan. rasa diri dipilih
c. Marsillius oleh Tuhan).
 Kehendak Tuhan
d. F.J. Stahl
menjelma ke dalam diri  Belanda de-
 Berkembang pada raja atau penguasa (Paus). ngan raja-raja
abad V-XV Oleh sebab itu, mereka yang
dianggap sebagai utusan mengang-gap
 Dilatarbelakangi oleh Tuhan, atau titisan dewa. diri sebagai
perkembangan agama wakil Tuhan,
Kristen dan maraknya  Segala peraturan yang By the grace
Pantheisme (paham dijalankan oleh penguasa
of God (Atas
yang menyatakan bersumber dari Tuhan.
Rah-mat
bahwa Tu-han bukan Oleh sebab itu, rakyat
Tuhan).
sebuah pribadi, harus patuh dan tunduk
melainkan bah-wa kepada perintah penguasa.  Jepang pada
semua hukum, ke- masa Kaisar
kuatan, manifestasi Tenno Heika
yang ada di dunia ini yang dianggap
adalah Tuhan (menye- sebagai titisan
tarakan alam dengan Dewa Mata-
Tuhan). hari.
2. Kedaulatan Raja  Kedaulatan negara terletak  Perancis pada
1) N. Machiavelli di tangan raja sebagai pen- masa Louis
2) Jean Bodin jelmaan kehendak Tuhan. XIV (1643-
3) Thomas Hobbes 1715) dengan
 Raja juga merupakan
ucapannya
4) Hegel
baya-ngan dari Tuhan L’ Etat Cest
 Berkembang sekitar (Jean Bodin). moi yang
abad XV.
 Agar negara kuat, raja berarti, negara
 Dilatarbelakangi oleh harus berkuasa mutlak dan adalah saya.
perkembangan tidak terbatas (N.
kekuasa-an yang sudah Machiavelli).
bergeser dari Gereja
(Paus) ke raja.  Raja berada di atas
undang-undang. Rakyat
harus rela menyerahkan
hak-hak asasi dan

3
kekuasaannya secara
mutlak kepada raja
(Thomas Hobbes).

3. Kedaulatan Raja  Kekuasaan pemerintah  Tsar di Rusia


a. George Jellinek bersumber dari kedaulatan yang totaliter,
b. Paul Laband negara (staats dan diguling-
 Berkembang antara souvereiniteit). kan pada tahun
abad XV-XIX. 1917 melalui
 Negara dianggap sebagai Revolusi Bol-
 Diilhami oleh gerakan sumber kedaulatan yang
Renaissance dan shevik (Okto-
memiliki kekuasaan tidak
ajaran Niccolo ber) dengan
terbatas.
Machiavelli tentang paham komu-
negara sebagai pusat  Karena negara itu abstrak, nis
kekuasaan. kekuasaannya diserahkan  Jerman semasa
kepada raja atas nama
Hitler, dan
negara.
Italia masa B.
 Negaralah yang Mussolini me-
menciptakan hukum. Oleh rasa sebagai
sebab itu, negara tidak pusat kekuatan
wajib tunduk kepada negara dan
hukum. memerintah
secara
totaliter-
sentralistik.

4. Kedaulatan Hukum  Bahwa kekuasaan hukum  Negara Eropa


(Nomokrasi) (rechtssouvereiniteit) dan Amerika
merupa-kan kekuasaan pada umumnya
a. Krabbe
tertinggi di dalam negara. menganut teori
b. Immanuel Kant
hukum murni.
c. Kranenburg  Kekuasaan negara
 Berkembang setelah bersum-ber pada hukum,  Indonesia
Revolusi perancis. sedang-kan hukum menganut teori
bersumber dari rasa negara hukum
 Diilhami oleh sembo- keadilan dan kesadaran modern.
yan Revolusi perancis: hukum.
Liberte, Egalite, dan
Fraternite.  Pemerintah (negara) hanya
berperan sebagai penjaga
malam yang melindungi
hak asasi manusia dan
tidak boleh mencampuri
urusan sosial-ekonomi
masyarakat (negara
hukum murni- Immanuel
Kant).
 Negara seharusnya
menjadi negara hukum.
Artinya, setiap tindakan
negara harus didasarkan

3
atas hukum (H. Krabbe).
 Selain sebagai penjaga
malam, negara berfungsi
dan berkewajiban mewu-
judkan kesejahteraan
rakyat (welfare state-
Kranenburg).
5. Kedaulatan Rakyat  Rakyat merupakan  Diterapkan di
a. Solon kesatuan yang dibentuk hampir semua
b. John Locke oleh individu-individu negara, namun
c. Montesquieu melalui perjanjian pelaksanaanny
d. J.J. Rousseau masyarakat (social a sangat
 Berkembang mulai contract) tergan-tung
abad XVII-XIX pada re-zim
hingga sekarang.
 Rakyat sebagai pemegang
yang ber-
kekuasaan tertinggi mem-
kuasa,
 Banyak dipengaruhi berikan sebagian haknya
ideologi, &
oleh teori kedaulatan kepada penguasa untuk
kebudayaan
Hukum yang menem- kepentingan bersama.
masing-masing
patkan rakyat tidak
hanya sebagai obyek,  Penguasa dipilih dan negara.
tetapi juga subyek ditentukan atas dasar
dalam negara kehendak rakyat/ umum
(demokrasi). (volonte generale) melalui
perwakilan yang duduk di
dalam pemerintahan.
 Pemerintah yang berkuasa
harus mengembalikan
hak-hak sipil kepada
warganya (civil rights).

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 6


Setelah mempelajari materi-materi tentang : Makna Negara (pengertian, sifat
hakikat negara dan terjadinya negara ), Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa dan
Negara (rakyat, wilayah darat, wilayah laut, wilayah udara dan wilayah
ekstrateritorial), dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau
pernyataan sebagai berikut : 3
1. Apa sajakah perbedaan pokok tentang makna (pengertian) negara berdasarkan
hal-hal berikut :
No Pengertian Uraian Singkat
................................................................................................
Secara .............
1.
Etimologis. ................................................................................................
.............
................................................................................................
Pendapat
.............
2. Mr.Soenark
................................................................................................
o
.............
................................................................................................
Pendapat .............
3.
Kranenburg ................................................................................................
.............
Dari ketiga pendapat tersebut di atas, menurut anda manakah yang paling sesuai
dengan kenyataan yang ada ! Berikan
alasannya : ................................................................
...................................................................................................................................
...................

2. Berikan penjelasan tentang sifat hakikat negara “Mencakup Semua” atau all
embracing !
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
......................................
Berikan 2 (dua) contoh yang ada di sekitar wilayah
anda : .................................................
...................................................................................................................................
...................

3. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke,


memiliki batas-batas wilayah laut dengan negara tetangga. Tuliskan nama-nama
batas laut tersebut !

Laut Bagian Selatan Laut Bagian Utara Laut Bagian Barat


...................................... ......................................... ..........................................
..... ...... .....
...................................... ......................................... ..........................................
..... ...... .....
...................................... ......................................... ..........................................
..... ..... .....

4. Berikan tanggapan penjelasan, bagaimanakah suatu negara dalam penguasaan


ruang udara jika tidak memiliki teknologi ruang angkasa yang
memadai! ..................................................................................................................
....................................

3
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................

5. Tuliskan persamaan dan perbedaan Teori Kedaulatan Hukum dan Teori


Kedaulatan Rakyat dalam praktik penyelenggaraan negara !

Persamaan Perbedaan
.............................................................. ................................................................
......... .........
.............................................................. ................................................................
......... .........
.............................................................. ................................................................
......... .........
.............................................................. ................................................................
......... .........

d. Pengakuan Dari Negara Lain


Pengakuan dari negara lain (deklaratif) meskipun bukan merupakan unsur
pembentuk (konstitutif), namun dalam tata hubungan internasional sangat diperlukan.
Sebab dalam tata hubungan internasional, status sebagai negara merdeka merupakan
prasyarat yang harus dipenuhi. Suatu negara yang baru merdeka, memerlukan
pengakuan dari negara lain karena beberapa pertimbangan berikut ini :
 Adanya kekhawatiran akan kelangsungan hidupnya baik karena ancaman dari
dalam (melalui kudeta) maupun karena intervensi dari negara lain.
 Ketentuan hukum alam yang tidak bisa dielakkan bahwa suatu negara tidak dapat
bertahan hidup tanpa bantuan dan kerja sama dengan bangsa lain. Ketergantungan
terhadap bangsa-banga lain itu sangat nyata, misalnya dalam memecahkan
masalah-masalah ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.

Fokus Kita :
Pengakuan (recognition) dari negara lain, adalah perbuatan bebas oleh satu
negara atau lebih negara untuk mengakui keberadaan suatu wilayah yang dihuni
suatu masyarakat manusia yang secara politis terorganisasi, tidak terikat pada
negara yang lebih dulu ada serta mampu melaksanakan kewajaibanpkewajiban
menurut hukum internasional, dan dengan tindakan ini mereka (negara-negara
yang memberi pengakuan) menyatakan kehendak untuk memandang wilayah itu
sebagai salah satu anggota masyarakat internasional.

UNSU
Pengakuan dari negara lain, dapat bersifat de facto, bisa
R juga bersifat de jure.
Pengakuan de facto bisa bersifat tetap, bisa juga bersifat
DEKL sementara; sedangkan
pengakuan de jure bersifat tetap, bisa juga bersifat penuh.
ARAT Untuk lebih jelasnya,
perhatikan bagan berikut : PENG
IF
AKUA
DE DE
FAC N JUR
BERSI
TO DARI E
BERSI
FAT NEGA
FAT
SEME RA
TETA
NTAR LAIN 3
BERSI P
BERSI
A
FAT FAT
TETA PENU
Keterangan :
1) Pengakuan secara De Facto
Pengakuan secara de facto diberikan kalau suatu negara baru sudah
memenuhi unsur konstitutif dan juga telah menunjukkan diri sebagai pemerintah
yang stabil. Pengakuan secara de facto adalah pengakauan tentang kenyataan
(fakta) adanya suatu negara. Pengakuan ini bisa berlanjut pada terjalinnya
hubungan dengan negara yang memberi pengakuan tersebut. Pengakuan secara de
facto dapat dibedakan menjadi :
a) Pengakauan de facto bersifat sementara
Artinya, pengakuan yang diberikan oleh suatu negara tanpa melihat bertahan
tidaknya negara tersebut di masa depan. Kalau ternyata negara baru tersebut
kemudian jatuh atau hancur, negara itu akan menarik kembali pengakuannya.
b) Pengakuan de facto bersifat tetap
Artinya, pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara hanya bisa
menimbulkan hubungan di bidang ekonomi dan perdagangan (konsul).
Sedangkan hubungan untuk tingkat duta belum dapat dilaksanakan.

2) Pengakuan secara De Jure


a) Pengakauan de jure bersifat tetap
Artinya, pengakuan dari negara lain berlaku untuk selama-lamanya setelah
melihat adanya jaminan bahwa pemerintahan negara baru tersebut akan stabil
dalam jangka waktu yang cukup lama.
b) Pengakauan de jure bersifat penuh
Artinya, terjadinya hubungan antara negara yang mengakui dan diakui
meliputi hubungan dagang, ekonomi dan diplomatik. Negara yang mengakui
berhak menempati konsuler atau membuka keduataan.

Info Kewarganegaraan
PERIHAL PENGAKUAN DARI NEGARA LAIN
Menurut Oppenheim, pengakuan dari suatu negara tgerhadap negara lain
semata-mata merupakan syarat konstitutif untuk dapat menjadi An International

3
Person. Dengan demikian pengakuan secara de facto dapat sitingkatkan menjadi
pengakuan secara de jure atau judicalfact.
Dalam kenyataan, setiap negara mempunyai pandangan yang berbeda
mengenai pengakuan de facto dan de jure. Misalnya, negara Indonesia tetap
memandang pengakuan dari negara lain hanya sebagai unsur deklaratif. Karena
itu, meskipun belum ada negara yang mengakui negara Republik Indonesia pada
awal mula terbentuknya, negara Indonesia tetap berdiri sebagai negara dengan
harkat dan martabat yang sama dengan negara lain.
Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan baru diakui
oleh negara lain beberapa tahun kemudian (misalnya, negara Mesir : Juni 1947,
Lebanon : Juni 1947, Suriah dan Irak : Juli 1947, Afghanistan : September
1947, Arab Saudi : November 1947, Uni Soviet : Mei 1948, dan Belanda :
Desember 1948). Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru
mengakuinya pada tanggal 28 September 1950, sebagai anggota yang ke 60.

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 7


Simak baik-baik wacana berikut ini !

TNI Amankan Perbatasan RI – Australia


Frekuensi pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia dan Australia
ditingkatkan meski ketegangan hubungan kedua negara telah berangsur-angsur
menurun. Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto menyampaikan hal itu usai
memimpin upacara peringatan HUT ke-60 TNI Angkatan Udara (AU) di Jakarta,
Minggu (9/4).
”(Ada) tambahan personel ke perbatasan RI-PNG dan RI-Australia, tapi tidak
ada penambahan pasukan di Papua,” kata Panglima TNI. Menurut Djoko, pihaknya
akan menggelar pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain.
Terutama, yang dianggap memiliki tingkat kerawanan tinggi seperti Selat Merauke
yang berbatasan dengan Australia.

Berdasarkan wacana tersebut di atas, Sumber


jawablah pertanyaan-pertanyaan
: Media berikut !
Indonesia, 11/4/2006.

1. Tuliskan pendapat atau pandangan anda dari judul wacana “TNI Amankan
Perbatasan RI –
Australia” ! ................................................................................................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
2. Tuliskan nama-nama daerah darat/laut yang menjadi perbatasan antara
Indonesia dengan Papua Nugini dan Indonesia dengan
Australia ! ................................................

3
................................................................................................................................
..................
................................................................................................................................
..................

3. Jelaskan pendapat anda, adakah kepentingan Australia yang sering mengangkat


“isu Papua” jika dilihat dari segi ekonomi dan politik !
a. Ekonomi : .........................................................................................................
...............
.........................................................................................................
...............
b. Politik : .........................................................................................................
...............
.........................................................................................................
...............

4. Menurut Panglima TNI Marsekal Djoko Sutanto, bahwa di wilayah perbatasan


Indonesia-Papua Nugini dan Indonesia-Australia dewasa ini masih dianggap
rawan. Tuliskan faktor-faktor penyebab kerawanan
tersebut ! ...................................................
................................................................................................................................
..................
................................................................................................................................
..................
................................................................................................................................
..................
................................................................................................................................
..................
5. Tuliskan pendapata anda, bagaimana solusi yang baik untuk menyelesaikan
masalah kerawanan di perbatasan Indonesia-Papua Nugini dan Indonesia-
Australia !
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................

Info Kewarganegaraan
TERBENTUKNYA NEGARA INDONESIA
Istilah “Indonesia” untuk pertama kalinya ditemukan oleh seorang etnologi
Inggris bernama James Richardson Logan tahun 1850. Kemudian juga oleh G.W.
Earl yang menyebutnya “Indonesians” dan “Melayu-nesians” bagi penduduk
kepulauan Melayu. Kata Indonesia terdiri dari kata “Indus” (Latin = Hindia) dan
“Nesos” (Yunani = pulau) atau “nesioi” – jamak, berarti “pulau-pulau”). Dengan

3
demikian, kata Indonesia berarti pulau-pulau Hindia. Pada tahun 1862 istilah
Indonesia digunakan oleh orang Inggris yang bernama Maxwell dalam karangannya
yang berjudul, “The Island of Indonesia” (“Kepulauan Indonesia”). Maxwell
memakai istilah Indonesia dalam rangka ilmu bumi. Akhirnya pada tahun 1884
seseorang etnolog Jerman yang bernama Adolf Bastian memakai juga istilah
Indonesia itu. Ia memakainya dalam rangka etnologi.
Disamping bernama Indonesia, kepulauan kita terkenal pula dengan nama
Nusantara. Kata Nusantara berasal dari bahasa Jawa Kuno, “nusa” berarti “pulau” dan
“antara” yang berarti “hubungan”. Jadi Nusantara berarti, “rangkaian pulau-pulau”.
Dalam perkembangan selanjutnya kedua nama itu digunakan untuk memberi
nama kepulauan kita. Secara politis, nama Indonesia lebih banyak digunakan. Istilah
Indonesia untuk pertama kalinya digunakan oleh Perhimpunan Indonesia.
Perhinpunan Indonesia adalah suatu organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar
Indonesia di negeri Belanda (1980). Organisasi itu pada mulanya bernama Indishe
Vereeniging. Kemudian nama itu diganti menjadi Indonesiche Vereeniging (1922).
Akhirnya organisasi itu bernama Perhimpunan Indonesia (1922). Mereka menemukan
istilah Indonesia itu dari kuliah-kuliah hukum adat yang diberikan oleh Prof.
Cornelis van Vollenhoven.
Kongres Pemuda II di Jakarta tahun 1928 menggunakan istilah Indonesia dalam
rangka persatuan bangsa. Hal ini dapat kita lihat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928. Istilah Indonesia secara resmi digunakan sebagai nama negara pada tanggal 17
Agustus 1945, dengan diumumkannya proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Rangkaian kepulauan Indonesia terletak pada garis Bujur Timur 95 – 140 derajat
dan 6 derajat Lintang Utara – 11 derajat Lintang Selatan. Kepulauan Indonesia
menempati kedudukan strategis. Sebab, kepulauan Indonesia terletak diantara dua
benua (Australia – Asia ) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik).

Sumber : Buku PMP Kelas 3, Dirjen Dikdasmen –


Depdikbud, 1980.

D. FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA


1. Fungsi Negara
Negara sebagai sebuah organisasi dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat,
memiliki fungsi yaitu, sebagai pengatur kehidupan dalam negara untuk menciptkan
tujuan-tujuan negara. Menurut para ahli kenegaraan, fungsi-fungsi negara mencakup hal-
hal berikut :
 Sebagai Stabilisator, yaitu untuk menjaga ketertiban (law and order) untuk mencapai
tujuan bersama dan mencegah berbagai bentrokan dan perselisihan dalam
masyarakat.
 Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Pada masa sekarang, fungsi
ini dianggap sangat penting terutama bagi negara-negara baru atau sedang
berkembang.
 Mengusahakan pertahanan untuk menangkal kemungkinan serangan dari luar. Negara
harus dilengkapi dengan alat-alat pertahanan yang kuat dan canggih.

4
 Menegakkan keadilan, yang dilaksnakan melalui badan-badan peradilan.

Fokus Kita :
Fungsi Negara pada umumnya, adalah meliputi fungsi : melaksanakan
penertiban; fungsi mengusahakan kesejahteraan; fungsi pertahanan; dan fungsi
menegakkan keadilan.

1) Fungsi Negara Menurut Para Ahli


Para ahli hukum kenegaraan memiliki pandangan yang khas tentang fungsi negara
sebagai berikut :
 John Locke, membagi fungsi negara menjadi 3 (tiga) :
1) Fungsi Legislatif, yaitu membuat peraturan.
2) Fungsi Eksekutif, yaitu melaksanakan peraturan.
3) Fungsi Federatif, yaitu mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang serta
damai.
Menurut John Locke, fungsi mengadili temasuk bagian tugas dari eksekutif.

 Montesquieu, menyatakan bahwa fungsi negara mencakup tiga tugas pokok:


1) Fungsi Legislatif, yaitu membuat undang-undang.
2) Fungsi Eksekutif, yaitu melaksanakan undang-undang.
3) Fungsi Yudikatif, yaitu mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi
mengadili).
Teori ini dikenal dengan teori “Trias Politica”. Masing-masing fungsi ini terpisah
satu dengan yang lainnya.

 Van Vollen Hoven, menyatakan bahwa fungsi negara mencakup empat tugas
pokok:
1) Regeling, yaitu membuat peraturan.
2) Bestuur, yaitu menyelenggarakan pemerintahan.
3) Rechtspraak, yaitu fungsi mengadili.
4) Politie, yaitu fungsi menjamin ketertiban dan keamanan.

 Goodnow, membagi fungsi negara menjadi dua tugas pokok:


1) Policy Making, yaitu membuat kebijakan negara pada waktu tertentu untuk
seluruh masyarakat.
2) Policy Executing, yaitu melaksanakan kebijakan yang sudah ditentukan.
 Mohammad Kusnardi, S.H., membagi fungsi negara menjadi dua bagian:
1) Menjamin ketertiban (law and order).
Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat, negara harus menjamin terciptanya ketertiban. Negara bertindak
sebagai stabilisator.
2) Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Dewasa ini fungsi ini sangat penting. Setiap negara berusaha meningkatkan
taraf hidup masyarakat secara ekonomis.

 G.A. Jacobsen dan M.H. Lipman, berpendapat bahwa ada 3 fungsi negara :

4
3) Fungsi Esensial, yaitu fungsi yang diperlukan demi kelanjutan negara. Fungsi
ini meliputi :
a) memelihara angkatan perang untuk mempertahankan serangan dari luar
atau untuk menindas pergolakan dalam negeri;
b) memelihara angkatan kepolisian untuk memberantas kejahatan;
c) memelihara pengadilan untuk mengadili pelanggaran hukum;
d) mengadakan hubungan dengan luar negeri, dan
e) mengadakan pemungutan pajak.
4) Fungsi Jasa, yaitu aktivitas yang mungkin tidak akan ada apabila tidak
diselenggarakan oleh negara. Salah satu contohnya, adalah pemeliharaan fakir
miskin, atau pembangunan jalan-jalan dan jembatan.
5) Fungsi Perniagaan. Fungsi ini dapat dilaksanakan oleh individu dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan. Fungsi ini dapat pula dilaksanakan
oleh negara dengan pertimbangan bahwa modal swasta tidak mencukupi atau
negara ingin memperluas penyelenggaraan berbagai fungsi di seluruh wilayah.
Di antara contoh fungsi ini adalah jaminan sosial, pencegahan pengangguran,
perlindungan deposito di Bank, penyelenggaraan pos dan telepon.

 R.M. Mac Ivar, berpendapat bahwa fungsi negara sebagai berikut :


1) Fungsi memelihara ketertiban (order) dalam batas-batas wilayah negara.
Ketertiban dipelihara demi perlindungan. Tujuannya adalah untuk melindungi
warga negara yang lemah.
2) Fungsi konservasi (penyelamatan) dan perkembangan, bahwa negara dengan
seluruh alat perlengkapannya dapat menjalankan fungsi-fungsi yang dapat
dinikmati oleh generasi yang akan datang. Contoh, dalam hal pemeliharaan
hutan-hutan, danau, sungai, hasil pertanian, atau pengembangan industri.

a. Fungsi/Tugas Negara Secara Umum


1) Tugas Esensial :
Mempertahankan negara sebagai organisasi politik yang berdaulat. Tugas ini
meliputi tugas internal (memelihara perdamaian, ketertiban, dan ketentraman
dalam negara serta melindungi hak milik setiap orang) dan tugas eksternal
(mempertahankan kemerdekaan negara). Tugas essensial ini sering disebut tugas
asli dari negara sebab dimiliki oleh setiap pemerintah dan negara manapun di
dunia.

2) Tugas Fakultatif :
Meningkatkan kesejahteraan umum, baik moral, intelektual, sosial, maupun
ekonomi. Contoh: menjamin kesejahteraan fakir miskin, kesehatan, dan
pendidikan rakyat.

Info Kewarganegaraan
PERBEDAAN FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA
Secara etimologis, antara kata “fungsi” dan “tujuan” memiliki makna yang
berbeda. Suatu tujuan tanpa fungsi adalah steril, dan fungsi tanpa tujuan adalah
mustahil. Bila kedua kata tersebut (fungsi dan tujuan) dikaitkan dengan negara maka
dapat bermakna sebagai berikut :

4
 Tujuan, menunjukkan apa yang secara ideal hendak dicapai oleh suatu negara,
sedangkan
 Fungsi, adalah pelaksanaan cita-cita tersebut dalam kenyataan.
Perbedaan antara fungsi dan tujuan, dapat disebutkan sebagai berikut :
Tujuan Fungsi
a. Mengutamakan adanya sasaran yang a. Menunjukkan keadaan gerak,
hendak dicapai, yang terlebih dahulu aktivitas dan termasuk dalam suasana
sudah ditetapkan. kenya-aan.
b. Menunjukkan dunia cita-cita, yakni b. Merupakan pelaksanaan dari tujuan
suasana ideal yang harus yang hendak dicapai tersebut.
diwujudkan. c. Bersifat riil (nyata).
c. Menjadi ide yang statis kalau sudah d. Bersifat konkrit (dapat dirasakan
ditetapkan. dalam kehidupan).
d. Bersifat abstrak – ideal.

2. Tujuan Negara
Tujuan negara sangat berhubungan erat dengan organisasi negara yang bersangkutan.
Tujuan masing-masing negara sangat dipengaruhi oleh tata nilai sosial budaya, kondisi
geografis, sejarah terbentuknya, serta pengaruh politik dari penguasa yang bersangkutan.
Pada umumnya, tujuan negara adalah untuk menciptakan kesejahteraan, ketertiban, dan
ketenteraman semua rakyat yang menjadi bagiannya.

Fokus Kita :
Tujuan negara, sangat penting artinya karena akan menjadi pedoman dalam
menyusun, mengatur, dan mengendalikan/mengerahkan segala kegiatan, seluruh
alat kelengkapan negara, dan kehidupan negara (rakyat). Menurut Roger F. Soltau,
tujuan negara itu memungkinkan rakyat untuk berkembang serta menyelenggarakan
daya ciptanya sebebas mungkin.

a. Pendapat Ahli Tentang Tujuan Negara


 Plato, bahwa tujuan negara adalah untuk memajukan kesusilaan manusia, baik
sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial.
 H.J. Laski, tujuan negara adalah untuk menciptakan keadaan yang di dalamnya
rakyat dapat mencapai keinginan-keinginannya secara maksimal.
 Thomas Aquinas dan Agustinus, tujuan negara adalah untuk mencapai
penghidupan dan kehidupan yang aman dan tenteram dengan taat kepada dan di
bawah pimpinan Tuhan. Pemimpin negara adalah wakil Tuhan karena kekuasaan
yang dimilikinya berasal dari Tuhan.

b. Teori-teori Tentang Tujuan Negara


Untuk lebih memahami tentang teori-toeri tentang tujuan negara, dapat dilihat
pada matrik di bawah ini.

Nama Teori, Tokoh Pokok-popok Pendapat Yang Penguasa Yang

4
dan Latar Dikemukakan Menerapkan
Belakangnya
1. Kekuasaan Negara  Rakyat dan negara harus berban- a. Atilla
(Lord Shang Yang, ding terbalik, bila negara ingin b. Jenghis Khan
seorang negarawan kuat maka rakyat harus lemah c. Timur Lenk
Tiong-kok/Cina dan sebaliknya. d. Kubhilai
Kuno) Khan
 Negara harus berusaha mengum-
√ Dilatarbelakangi
pulkan kekuasaan/kekuatan yang
oleh keadaan ne- sebesar-besarnya. Negara menyi-
geri Cina saat itu apkan militer yang kuat, disiplin
yang banyak me- dan loyal untuk menghadapi
ngalami pembe- bahaya-bahaya dari luar.
rontakan dan pe-
rang saudara.  Keselamatan dan kemakmuran
tidak diperlukan, yang penting
negara aman sentausa.
 Rakyat harus dijauhkan dari
kebu-dayaan, adat, musik,
nyanyian, hikayat, kebaikan,
kesusilaan, hormat pada orang
tua, kekera-batan, kejujuran, dan
sofisme (the ten evils).
Alasannya, semua itu dapat
melemahkan jiwa seseorang
(rakyat/prajurit).
2. Kekuasaan Negara  Menitik beratkan pada sifat priba- a. Fredderick
(N. Machiavelli di raja, yaitu agar dapat cerdik Agung.
1469 – 1527, seperti “kancil” dan menakut- b. Louis XIV
seorang pemikir dan nakuti rakyatnya seperti “singa”. c. Adolf Hitler
politikus dari Italia).  Pemerintah/penguasa boleh ber- d. B. Mussolini
√ Dilatarbelakangi
buat apa saja, asal untuk kepenti-
oleh keadaan ne- ngan negara dalam mencapai ke-
garanya saat itu kuasaan negara yang sebesar-
yang banyak me- besarnya.
ngalami pergola-
kan dan perpeca-  Siapu pun yang melawan
han. pemerin-tah/raja harus ditinak
tanpa kom-promi.
 Pemerintah menghalalkan segala
cara, meskipun harus melanggar
sendi-sendi kesusilaan dan kebe-
naran.
 Seorang penguasa yang cermat
tidak bertahan pada keyakinan
/kepercayaan yang berlawanan
dengan kepentingannya.
3. Perdamaian Dunia  Keamanan dan ketenteraman Memberikan ins-
(Dante Alighieri manusia dalam negara dapat pirasi bagi
1265 – 1321, dicapai apabila ada perdamaian terben-tuknya
seorang pemikir dunia, yan tidak terletak pada (Liga Bangsa-

4
besar dari Prussia – masing-masing penguasa atau Bangsa atau
Jerman) raja. LBB) dan
√ Dilatarbelakangi
 Dalam mencapai perdamaian selanjutnya
oleh adanya per- dunia, perlu dibentuk satu negara diganti menjadi
tentangan antara di bawah satu imperium (Raja Perserikatan
Kaisar dengan Bangsa-Bangsa
atau Kaisar).
Paus mengenai (PBB).
si-apa yang  Pembentukan imperium bertujuan
paling berhak untuk kepentingan kemanusiaan.
dalam ke-  Pembentukan masing-masing
kuasaan negara. negara merdeka hanya akan
menimbulkan peperangan.
4. Jaminan Atas Hak  Negara harus membentuk dan Banyak diterap-
dan Kewajiban mempertahankan hukum supaya kan di negara-
(Immauel Kant hak dan kemerdekaan warga negara Eropa dan
1724 – 1804, negara terpelihara. Amerika pada
seorang ahli hukum  Adanya hukum yang dirumuskan umumnya setelah
dari Jerman). dalam perundang-undangan, dan abad XVIII.
√ Dilatarbelakangi
hukum itu merupakan penjelmaan
oleh keadaan ne- kehendak umum (volonte
gara Eropa generale).
dalam suasana
pencera-han  Perlunya pemisahan kekuasaan
(enlightenment) antara eksekutif dan legislatif.
yang meagung-  Peranan negara : menajga keterti-
agungkan otono- ban hukum dan melindungi hak
mi dan serta kebebasan warganya.
kebebasan
individu.  Negara tidak boleh turut campur
dalam urusan pribadi dan
ekonomi warganya. Banyak
diterapkan di negara-negara
Eropa dan Amerika.
5. Negara  Negara bukan sekedar pemelihara Diterapkan di ke-
Kesejahteraan atau ketertiban hukum belaka, tetapi banyakan negara
Walfare State secara aktif mengupayakan kese- modern yang
(R. Kranenburg, jahteraan warga negaranya. menjunjung
seorang ahli hukum  tinggi demokrasi
Negara harus benar-benar bertin-
Jerman). dan menjamin
dak adil terhadap seluruh warga
√ Latar kese-imbangan
negaranya.
belakangnya antara
hampir sama  Negara hukum bukan hanya kepentingan indi-
dengan Teori Ja- untuk penguasa atau golongan vidu dan masya-
minan atas Hak tertentu saja, tetapi untuk rakat.
dan Kebebasan). kesejahteraan seluruh rakyat di
dalam negara.

4
Dalam perkembangannya, teori-teori tentang tujuan negara menjelma menjadi
paham-paham atau ideologi. Paham-paham tersebut adalah sebagai berikut :

a. Teori Fasisme
Kata fasisme berasal dari kata “fascio” yang berarti “kelompok politik”. Dari kata
ini muncul istilah Fascio de Combattimento yang berarti “Barisan Tempur”, yang
dipraktikkan di Italia pada zaman kediktatoran Mussolini (1883-1945). Mussolini
menjadi Perdana Menteri Fasis Italia dari tahun 1922-1943. Dengan demikian, tahun
1922 merupakan awal dimulainya praktik fasisme.
Secara umum, fasisme adalah sistem kediktatoran yang menempatkan negara di
tangan satu orang dan melarang setiap oposisi atau perlawanan. Secara lebih khusus,
fasisme adalah sistem pemerintah diktatorial Italia, yang kemudian terkenal dengan
nasionalisme ekstremnya. Nazisme adalah salah satu jenis fasisme.

Fokus Kita :
Menurut faham fasis, negara bukan ciptaan rakyat melainkan ciptaan orang kuat.
Bila orang kuat sudah membentuk organisasi negara, maka negara wajib
”menggembleng” dan mengisi jiwa rakyat secara totaliter, diktatorial, dan
nasionalisme. Paham ini pernah dianut oleh negara Italia (Benito Mussolini), Jerman
(Adolf Hitler) dan Jepang (Tenno Heika).

Sebagai suatu sistem pemerintahan dalam pencapaian tujuan, negara fasis memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1) Ditandai oleh kediktatoran satu partai yang kaku;
2) Adanya penindasan terhadap oposisi;
3) Menganut paham nasionalisme yang sempit;
4) Seluruh aspek kehidupan warga negara diatur, dikontrol, dan dikendlikan secara
ketat oleh pemerintah fasis yang sentralistis;
5) Moralitas sering diabaikan demi mencapai tujuan negara fasis;
6) Pengaturan perekonomian sangat sentralistis;
7) Tujuan negara fasis adalah “Imperium Dunia”. Pemimpin bercita-cita untuk
mempersatukan semua bangsa di dunia menjadi satu negara atau kekuatan bersama.

Info Kewarganegaraan

ASAL MULA KATA FASIS


Pada masa kekaisaran Roma, para magister (para hakim) membawa seikat tongkat
yang ditengah-tengahnya ditempatkan sebuah kapak yang kepalanya menonjol keluar
(fasci dalam bahasa latin). Fasci ini melambangkan otoritas mereka. Mussolini
menghidupkan kembali kata dan simbol itu di Italia pada tahun 1919.
Partai, pengikut, dan kelompok pejuangnya memakai nama fascist, dan seikat
tongkat itu menjadi logo partai. Pengikut Hilter di Jerman lebih suka menyebut diri
mereka Sosialis Nasional dari pada fasis. Meski demikian, kedua gerakan itu
(Fasisme Italia di bawah Mussolini dan Sosialisme Nasionalisme Jerman di bawah

4
Hilter) pada dasarnya sama.

b. Teori Individualisme
Teori ini muncul di tengah-tengah peradaban reformasi Barat, kurang lebih pada
abad XVII dan XVIII. Teori ini muncul sebagai antiklimaks kekuasaan monarki
absolut . pelopor paham individualisme (liberalisme) dalam bidang politik, antara lain
John Locke, Voltaire, Montesquieu, J.J. Rousseau, dan Immanuel Kant.
Para tokoh ini selalu menyuarakan liberti (kebebasan), egalite (persamaan), dan
fraternite (persaudaraan). Mereka juga mengembangkan pemikiran rasionalisme dan
humanisme sebagai buah dari “Revolusi Prancis” dan “Revolusi Industri”.
Individualisme dalam arti luas dapat dikatakan sebagai perjuangan menuju kebebasan
(liberaisme). Dalam bidang ekonomi, liberalisme baru muncul di abad XIX yang
dipelopori oleh Adam Smith (Bapak Kapitalisme). Dalam artian ekonomis,
individualisme adalah paham yang mengajarkan bahwa kebebasan individu dalam arti
kehidupan ekonomi tidak boleh dibatasi oleh peraturan pemerintah atau masyarakat.

Fokus Kita :
Dalam pandangan individualisme, kepentingan individu harus ditempatkan pada
tujuan hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran sebesar-
besarnya. Negara tidak boleh ikut campur tangan dalam urusan pribadi, ekonomi
dan agama warganya.
Seara politis, individualisme adalah paham yang mengajarkan bahwa negara ada
untuk individu, bukan individu untuk negara. Singkat kata, individualisme sangat
mengagung-angungkan kebebasan individu dalam mengejar kepentingan-
kepentingannya.
Menurut paham liberalisme, negara hanya berfungsi sebagai “Penjaga Malam”
(nachtwakerstaat), yaitu sekadar menjaga keamanan dan ketertiban individu serta
menjamin kebebasan individu yang seluas-luasnya dalam memperjuangkan
kehidupannya. Teori ini banyak diterapkan di Amerika Serikat dan sebagian besar
negara Eropa.

c. Teori Sosialisme
Sosialisme berkembang secara luas di daratan Eropa (terutama Eropa Timur),
menyusul maraknya “Revolusi Industri” sekaligus penghisapan ekonomi oleh kaum
kapitalis/borjuis terhadap kaum buruh/proletariat. Penghisapan yang dimaksud antara
lain :
 upah buruh rendah;
 jam kerja buruh yang tinggi;
 tidak adanya jaminan kesehatan;
 kemiskinan yang merajalela di kalangan kaum buruh.

Fokus Kita :
Kelahiran sosialisme, terkait erat dengan keberadaan kepitalisme yang sudah
sangat eksploitatif. Sosialisme menentang kemutlakan milik pribadi dan menyokong
pemakaian milik pribadi tersebut untuk kesejahteraan umum. Pelopor sosialisme
4
antara lain Etienne Cabet, Robert Owen, dan Albert Brisbane.
Melihat derap langkah kapitalisme yang semakin menjerat dan menghisap kaum
buruh itu, Karl Marx, seorang ahli ekonomi dan filsuf dari Prussia (Jerman),
terinspirasi untuk mengembangkan dan memberi tanda revolusioner pada sosialisme. Ia
menulis berbagai buku yang provokatif, yang isinya antara lain meramalkan bahwa
suatu saat kaum buruh dieksploitasi oleh kaum kapitalis akan menyadari nasibnya
sendiri dan berbalik untuk menyingkirkan kaum kapitalis melalui suatu revolusi. Hasil
dari revolusi itu adalah terciptanya sosialisme, dimana hak milik pribadi dan negara
dihapus, sarana-sarana produksi dan distribusi dimiliki secara bersama-sama, dan
terciptanya negara tanpa kelas.
Akan tetapi sosialisme bukanlah tahap akhir yang dicita-citakannya. Sebab, pada
tahap sosialisme, negara belum sepenuhnya hilang, hak milik pribadi pun belum
sepenuhnya dihapus, demikian pula kelas-kelas. Karena itu, ia lebih tepat menyebut
sosialisme sebagai tahap transisi menuju komunisme. Pada tahap komunisme, hak milik
pribadi, kelas-kelas, dan negara benar-benar dihapus; sarana-sarana produksi dimiliki
secara bersama-sama dan negara tanpa kelas tercipta.
Selama hidupnya, Mark sendiri tidak pernah menggerakkan revolusi. Tetapi
pengikut setianya, yaitu Lenin dan Stalin menerjemahkan teori Mark menjadi suatu
gerakan atau “aksi revolusioner”. Melalui revolusi yang berhasil pada bulan Oktober
pada tahun 1917 – yang lazim disebut Revolusi Oktober/revolusi Bolshevik-Lenin
( yang kemudian dilanjutkan oleh pengikutnya Stalin) mendirikan negara Uni Soviet
yang didasarkan pada paham komunisme, sekaligus menghancurkan pemerintah
kapitalis-feodalis lama, yaitu Tsar. Teman seperjuangan Mark adalah Friedrich
Engels.
Antara Sosialisme dan Komunisme, sebenarnya terdapat kesamaan dan perbedaan
pandang sebagai berikut :
Persamaan Sosialisme Perbedaan
dan Komunisme Sosialisme Komunisme
Negara mempunyai hak a. Negara masih a. Negara melakukan hak
campur tangan dalam mengakui hak milik milik pribadi atas alat
berbagai segi kehidupan pribadi atas alat produksi.
masyarakat. Hal ini produksi terbatas. b. Untuk menciptakan ke-
dilakukan demi tercapainya b. Untuk menciptakan ke- sejahteraan bersama
tujuan negara, yaitu sejahteraan bersama, secara revolusioner,
memberi kebahagiaan ne-gara menggunakan negara menghalalkan
yang sebesar-besarnya dan cara-cara damai. segala cara.
merata bagi setiap
anggota masyarakat. c. Keberadaan negara
c. Keberadaan negara di- hanya untuk sementara
perlukan untuk selama- waktu diperlukan.
lamanya.

d. Teori Integralistik

4
Paham integralistik (dari kata Integral: suatu keseluruhan, atau terdiri dari bagian-
bagian yang membentuk suatu keseluruhan) ingin menggabungkan kemauan rakyat dan
penguasa (negara). Paham ini melihat negara dan warga negara sebagai suatu keluarga
besar. Menurut paham ini, negara merupakan susunan masyarakat yang integral, yang
anggota-anggotanya saling terkait sehingga membentuk satu kesatuan yang organis.
Teori ini dipelopori oleh Benedectus De Spinozoa, Adam Muller, dan Hegel.

Fokus Kita :
Paham Integralistik, beranggapan bahwa negara didirikan bukan hanya untuk
kepentingan perorangan atau golongan tertentu saja, tetapi juga untuk kepentingan
seluruh masyarakat negara yang bersangkutan.

Di Indonesia, paham integralistik pertama kali dikemukakan oleh Prof. Dr.


Soepomo pada permulaan sidang BPUPKI (Badan Penyidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) pada tahun 1945. Menurut Soepomo, paham integralistik
merupakan aliran pemikiran yang paling sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia
yang bersifat kekeluargaan (paguyuban).
Gagasan Soepomo ini kemudian menjadi dasar terbentuknya Tujuan Negara
Republik Indonesia, seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV:
 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
 Memajukan kesejahteraan umum;
 Mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.

Info Kewarganegaraan

KELEMAHAN PAHAM INTEGRALISTIK


Salah satu kelemahan paham integralistik, adalah negara sering mengorbankan
kepentingan individu demi kepentingan negara atau bangsa secara keseluruhan. Sebab
menurut paham ini, individu ada untuk masyarakat/negara, bukan negara ada untuk
individu. Kebersamaan atau kekeluargaan begitu dijunjung tinggi. Demi kepentingan
masyarakat umum, misalnya rumah rakyat (kepentingan individu) dapat digusur demi
kepentingan pembangunan jalan raya (kepentingan umum) yang terkadang tanpa
diberikan ganti rugi yang memadai.
Hal lain yang nampak sepele, antara lain ditebangnya pohon mangga di depan
rumah dipotong begitu saja tanpa diberikan ganti rugi untuk atas nama “kepentingan
umum” demi memperlancar pembangunan tiang listrik.

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 8

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Fungsi Negara (Fungsi dan tugas


negara), Tujuan Negara ( pendapat tentang tujuan negara dan teori tujuan negara,
teori fasisme, teori individualisme, teori sosialisme dan teori integralistik),
dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai4
berikut :
1. Jelaskan fungsi-fungsi negara sebagai berikut :
Fungsi
Uraian Singkat Contoh
Negara
Sebagai .................................................................
Stabilisator........
.................................................................
........
Mengusahaka .................................................................
n ........
Kesejahteraan .................................................................
........
Menegakkan .................................................................
Keadilan ........
.................................................................
........
Dari ketiga fungsi tersebut di atas, menurut anda manakah di Indonesia yang
sudah diterapkan dengan baik ! Berikan
alasannya : .......................................................................
...................................................................................................................................
...................

2. Berikan penjelasan tentang tugas essensial negara !


...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
......................................
Berikan contoh masing-masing yang internal dan eksternal :
Internal : .................................................................................................................
...................
Eksternal : .................................................................................................................
..................

3. Teori-teori tentang tujuan negara, telah banyak dikemukakan oleh para ahli
kenegaraan. Tuliskan intisari pendapat dari teori tujuan negara sebagai berikut !

Kekuasaan Negara Perdamaian Dunia Negara Kesejahteraan


...................................... ......................................... ..........................................
..... ...... .....
...................................... ......................................... ..........................................
..... ...... .....
...................................... ......................................... ..........................................
..... ..... .....

4. Berikan tanggapan penjelasan singkat, bagaimanakah seorang Adolf Hitler


sangat bersemangat dalam menerapkan fasisme (Naziisme) di negaranya (Jerman)
!

5
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................

5. Tuliskan perbedaan pokok antara Teori Sosialisme dan Teori Komunsime


dalam praktik penyelenggaraan negara !

Teori Sosialisme Teori Komunsime


.............................................................. ................................................................
......... .........
.............................................................. ................................................................
......... .........
.............................................................. ................................................................
......... .........
.............................................................. ................................................................
......... .........

6. Berikan tanggapan penjelasan singkat, mengapa Indonesia lebih memilih “Teori


Integralistik” dalam penyelenggaran negara !
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................
...................................................................................................................................
...................

Tuliskan sekurang-kurangnya 2 (dua) kelemahan dalam penerapan teori


integralistik !
a. .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
....................................
b. .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
....................................

E. SIKAP SEMANGAT KEBANGSAAN (NASIONALISME DAN PATRIO-


ISME) DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA,
DAN BERNEGARA.

Setiap warga negara dari suatu negara, sudah barang tentu memiliki keterikatan
emosional dengan negara yang bersangkutan sebagai perwujudan rasa bangga dan memiliki

5
bangsa dan negaranya. Perasaan bangga dan memiliki terhadap bangsanya, akan mampu
melahirkan sikap rela berkorban untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan serta
kedaulatan negara. Hal ini merupakan bentuk keterikatan kepada tanah air, adat istiadat
leluhur, serta penguasa setempat yang menghiasi rakyat/warga setempat sejak lama atau
disebut dengan ”semangat kebangsaan”.
Semangat kebangsaan bagi setiap warga negara, harus dapat dijadikan motivasi spiritual
dan horizontal dalam mencapai kemajuan dan kejayaan bangsa, menjaga keutuhan serta
persaudaraan antar sesama. Dengan kita mengerti dan memahami pentingnya semangat
kebangsaan bagi setiap warga negara, diharapkan mampu melahirkan jiwa nasionalisme
(cinta tanah air) dan patriotisme (rela berkorban) dengan tetap menjunjung tinggi sikap-sikap
sebagai berikut :
a. Mengedepankan keserasian, keselarasan dan keharmonisasn hidup yang dilandasi oleh
nilai-nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa;
b. Mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan;
c. Menunjukkan kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara;
d. Mengedepankan sikap berkeadilan sosial dalam hidup berbangsa dan bernegara;
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, persaudaraan, kebersamaan, dan keharmonisan
dengan sesama;
f. Menghargai Hak Asasi Manusia (HAM), tidak diskriminatif dan bersikap demokratis;
g. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan keadaban manusia.

Fokus Kita :
"Kebangsaan" terbentuk dari kata "bangsa" yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, diartikan sebagai "kesatuan orang-orang yang bersamaan asal keturunan,
adat, bahasa dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri." Sedangkan
kebangsaan diartikan sebagai "ciri-ciri yang menandai asal bangsanya dan hal yang
menyangkut bangsa, kenasionalan, bendera, nyanyian dan pakaian."

Untuk lebih memahami tentang semangat kebangsaan, berikut ini akan diuraikan tentang
Nasionalisme dan Patriotisme.

1. Nasionalisme
Kata “nasionalisme” secara etimologis berasal dari kata “nasional” dan “isme”, yaitu
paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air,
memiliki rasa kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormataan bangsa. Menurut
Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme diartikan sebagai sikap politik dan sosial dari
kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa, dan
wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian, merasakan adanya kesetiaan
mendalam terhadap kelompok bangsa itu. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu
ikatan antar manusia yang didasarkan atas ikatan kekeluargaan, klan dan kesukuan.

Nasionalisme dalam makna persatuan dan kesatuan, yaitu merupakan bentuk sebuah
kesadaran keanggotaan di sautu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama
mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, kemakmuran, dan kekuatan
bangsa. Di dalam jiwa nasionalisme, tertanam sebuah keinginan untuk membangun negara
sesuai dengan cita-cita, harapan, dan kemampuan bangsa sendiri. Jiwa nasionalisme akan

5
menjelma dalam ideologi negara yang berlandaskan pada keinginan untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa dan negara secara utuh dan menyeluruh tanpa bergantung kepada
bangsa lain.
Pemahaman tentang nasionalisme, dapat dibedakan antara nasionalisme dalam arti
sempit dan dalam arti luas :

a. Nasionalisme dalam arti sempit


Nasionalisme disini diartikan sebagai perasaan kebangsaan atau cinta terhadap
bangsanya yang tinggi atau berlebih-lebihan, sehingga memandang bangsa lain lebih
rendah. Paham yang demikian sering dikenal dengan istilah Chauvinisme, misalnya
yang pernah dianut oleh bangsa Itali (masa B. Mussolini), Jepang (masa Tenno Haika)
dan Jerman (massa Hilter). Di masa Hitler berkuasa (1921 – 1945), mencanangkan
program Partai Nazi (Naziisme) yang berdasarkan nasionalisme sempit, rasisme
(terutama anti Yahudi), autoriterisme dan militerisme.
Gerakan chauvinisme Jerman, dilaksanakan dengan persenjataan, perluasan daerah
untuk merebut ruang hidup (labensraum) bagi ras leluhur (herrenrasse) Teuton, serta
pemulihan harga diri dengan pemerintahan militer yang bersatu – Ein Reich, Ein Volk,
Ein Fuhrer - (satu negara, satu bangsa dan satu pimpinan).

Fokus Kita :
Nasionalisme menurut Friedrich Hertz (Jerman), mengandung 4(empat) unsur,
yaitu : hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk mencapai kemerdekaan, hasrat
untuk mencapai keaslian, dan hasrat untuk mencapai kehormatan negara.
Nasionalisme merupakan hasil interrelasi dan interaksi antara berbagai faktor yang
meliputi faktor geografis, historis, dan kultural.

b. Nasionalisme dalam arti luas


Nasionalisme dalam pengertian luas, adalah perasaan cinta atau bangga terhadap
tanah air dan bangsanya dengan tetap menghormati bangsa lain karena merasa sebagai
bagian dari bangsa lain di dunia. Dalam melakukan kerjasama dengan negara lain,
harus mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan dan keselamatan
bangsanya, serta tetap memandang bangsa lain sama derajat dan terhormatnya
sebagaimana bangsanya sendiri. Oleh sebab itu, nasionalisme dalam arti luas
terkandung prinsip-prinsip : Kebersamaan, Persatuan dan kesatuan, Demokrasi atau
demokratis.
 Prinsip Kebersamaan
Penerapan prinsip kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu menuntut
kepada setiap warga negara agar memiliki sikap “pengendalian diri” untuk
mengarahkan aktivitasnya menuju kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang.
Nilai kebersamaan, menuntut setiap warga negara untuk menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.

 Prinsip Persatuan dan Kesatuan

5
Dalam penerapan prinsip persatuan dan kesatuan, terejawantahkan dalam bentuk
kesetiaan/loyalitas tertinggi hanya untuk kepentingan negara. Ini berarti setiap
warga negara harus mampu mengesampingkan kepentingan pribadi atau
golongannya yang dapat menimbulkan perpecahan dan anarkhis (merusak). Untuk
tetap tegaknya prinsip persatuan dan kesatuan, setiap warga negara harus mampu
mengedepankan sikap ; kesetiakawanan sosial, peduli terhadap sesama, solideritas
dan berkeadilan sosial.

 Prinsip Demokrasi/Demokratis
Prinsip demokrasi/demokratis, memandang bahwa setiap warga negara mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Karena hakikat semangat kebangsaan,
adalah adanya tekad untuk hidup bersama yang mengutamakan kepentiangan
bangsa dan negara yang tumbuh dan berkembang dari bawah untuk bersedia hidup
sebagai bangsa yang bebas, merdeka, bersatu, berkedaulatan, adil dan makmur.

5
Info Kewarganegaraan

NASIONALISME YANG DIPERLUKAN


Nasionalisme sebagai paham kemasyarakatan mau tidak mau bersifat
konstekstual. Masuk akal jika kita bertanya, nasionalisme macam apa yang kita
perlukan ?. Kita perlukan untuk menghadapi persoalan dan tantangan ke dalam
maupun keluar. Namun , paham dan sikap nasionalisme itu kita aktualisasikan
sekarang, alasannya kuat. Ambillah, misalnya, kondisi kita secara umum masih
terpuruk, bahkan disertai aneka bencana alam, penyakit, dan musibah yang
membuat perikehidupan kita bersama bertambah memprihatinkan.
Kita negara kaya alam, berpenduduk 220 juta, pernah menonjol di wilayah ini
karena perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Sekarang kita ketinggalan dari
Malaysia, Thailand, China, India, dan kini dari Vietnam. Namun, secara rasional,
kultural, dan emosional belum muncul sikap kita bersama untuk bangkit dan
mengejar ketinggalan itu.
Kondisi kita lebih cocok jika dilukiskan sebagai cenderung asyik di antara kita
sendiri, asyik berbeda pendapat, asyik kurang saling percaya, asyik saling
menyalahkan. Mengapa tidak bangkit bersama menghadapi dan mengejar
ketertinggalan ? Siapa kita ketuk hati dan pikirannya agar membawa kebangkitan
dan komitmen bersama mengejar ketinggalan itu ? Para pemimpin, pemerintah, elite
politik, partai, organisasi kemasyarakatan. Tidak kurang penting, adalah kesadaran
dan komitmen para pelaku bisnis.
Dalam kerangka kontekstual itu pula, tepat sambutan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono agar kita memahami perkembangan baru seperti globalisasi dengan
sikap rasional, dengan nasionalisme yang juga kontekstual (Kompas, Kamis 23
Maret). Diingatkan oleh Presiden agar kita jangan gamang menghadapi globalisasi.
Justru agar kita menyikapinya dengan cerdas, bijak, serta memanfaatkan peluang
bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Diingatkan pula, globalisasi membawa
serta hal-hal merugikan, sekaligus juga kesempatan yang agar kita pilih dan kita
manfaatkan secara kritis dan konstruktif, secara cerdas dan bijak.
Selanjutnya perlu juga ditegaskan, nasionalisme sebagai sikap bangsa berarti
mencintai sesama warga bangsa, tanah air, alam, dan seni budaya. Siap membela
negara dan kepentingan tetap kita perlukan. Meskipun sekali lagi, penghayatan dan
pelaksanaannya tak bisa terlepas dari perkembangan dan perubahan zaman. Lebih
jauh sikap cinta dan membela tanah air, warga dan budaya bangsa itu perlu
dijabarkan diberi makna yang aktual. Diantaranya dalam komitmen warga mengejar
pendidikan, membangun sikap budaya dan orientasi nilai yang menunjang
kemajuan.
Dinyatakan dalam sikap mendahulukan kepentingan umum dan kepentingan
bersama karena itu pantang menyalahgunakan kekuasaan, dan kesempatan pada
wilayah negara, pemerintahan, masyarakat, maupun bisnis. Diterjemahkan sebagai
disiplin, kerja keras, menghargai pendidikan, pandai mengelola uang, membangun
saling percaya, menghargai prestasi, bersetia kawan. Nasionalisme yang tetap
berakar, tulus, tetapi konstekstual, aktual, serta cerdas.
Sumber : Tajuk Rencana Kompas, 25/3/2006.

5
2. Patriotisme
Makna “patriotisme” yang berasal dari kata “patriot” dan “isme”, merupakan sifat
kepahlawanan atau jiwa pahlawan (Indonesia) atau heroism dan patritism (Inggris),
yaitu sikap yang gagah berani, pantang menyerah dan rela berkorban (harta, jiwa/raga)
demi bangsa dan negara. Sikap patriotisme, merupakan sikap yang bersumber dari
perasaan sangat cinta kepada tanah air sehingga menimbulkan kerelaan berkorban
untuk bangsa dan negaranya.
Semangat patriotisme dapat melahirkan seorang pejuang sejati. Pejuang bangsa
yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku terpuji, cinta tanah air, dimana ia rela
mengorbankan segala-galanya bahkan nyawa sekalipun untuk kemajuan, kejayaan dan
kemakmuran tanah airnya. Pengejawantahan sikap patriotisme dapat dilaksanakan pada
masa darurat (perang) atau masa damai.

 Pada Masa Darurat (Perang)


Merupakan perjuangan dalam melawan penjajah dalam mewujudkan kemerdekaan,
kedaulatan, dan martabat bangsa dan negara. Setiap warga negara yang mampu,
berusaha mengangkat senjata, ikut bertempur secara fisik ke medan perang. Bagi
mereka yang lain, ada juga yang menjadi petugas dapur umum, menolong yang
terluka/meninggal, atau sumbangan dalam bentuk harta benda dan lain-lain. Semua
kegiatan tersebut, merupakan bukti sikap patriotik yang didasari oleh rasa cinta
tanah air atau semangat nasionalisme sebagai warga bangsa.

 Pada Masa Damai (Paska Kemerdekaan)


Setiap warga negara yang tidak mengalami masa perang (paska kemerdekaan),
dalam mewujudkan semangat patriotisme yang dilandasi oleh rasa nasionalisme
antara lain : mampu menegakkan hukum dan kebenaran, meningkatkan kemampuan
diri secara optimal, memajukan pendidikan dengan memberantas kebodohan dan
kemiskinan, memelihara persaudaraan dan persatuan, penguasaan terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan lain-lain.

5
Info Kewarganegaraan

PATRIOTISME
Dalam bahasa Yunani, “patritosme” berasal dari kata “patris” yang berarti
tanah air. Patriotisme berarti rasa kecintaan dan kesetiaan seseorang pada tanah
air dan bangsanya, kekaguman pada adat dan kebiasaannya, kebanggaan terhadp
sejarah dan kebudaya-annya, serta sikap pengabdian demi kesejahteraan. Di
dalamnya juga terkandung pengertian rasa kesatuan dan keanggotaan bagi
bangsanya; merupakan sikap atau perasaan wajar pada manusia, dari segala
bangsa, usia, dan jaman.
Hampir dalam sepanjang sejarah umat manusia, patriotisme merupakan cita-
cita sederhana tanpa pertautan politik tertentu. Menjadi lebih rumit sesudah terjadi
perkembangan baru dalam sarana angkutan dan perhubungan, juga ditemukannya
tank, senapan mesin, dan persenjataan baru lainnya. Patriotisme menjadi berjalin
dengan demokrasi dan nasionalisme. Patriotisme yang berlebihan menjurus ke
arah chauvinisme atau jingoisme, dapat terjadi pada setiap bangsa dan dalam
segala jaman.
Dalam akhir 1880-an bangsa-bangsa Barat merasa berutang budi, maka wajib
memajukan tanah jajahannya, dan dengan demikian mengalihkan kebudayaannya
pada rakyat jajahan. Pada pertengahan tahun 1900-an bangsa-bangsa Jerman dan
Italia di bawah Adolf Hilter dan Benito Mussolini merasa mempunyai tugas
patrotik untuk memperlebar batas-batas kawasan daerahnya. Sikap kebalikan
Patriotisme : kosmopolitisme.

3. Penerapan Semangat Kebangsaan


Pembahasan tentang patriotisme, tidak dapat dipisahkan dengan nasionalisme,
karena keduanya merupakan perwujudan semangat kebangsaan. Para penyelenggara
negara dituntut memiliki kemampuan dalam upaya menegakkan kebenaran dan
keadilan serta mengantisipasi berbagai ancaman negara baik dari dalam (separatisme,
konflik antar suku, anarkhisme, korupsi, Narkoba, dan lain-lain ) maupun dari luar
(intervensi, agresi, propaganda yang mendeskriditkan, dan lain-lain) demi keutuhan
negaranya, dan kepentingan rakyatnya. Semangat kebangsaan harus diimbangi dengan
nilai-nilai religius dan pengendalian diri agar tidak menimbulkan perpecahan, karena
saling merasa bahwa negara dan bangsanya dianggap paling penting untuk
diperjuangkan.
Semangat kebangsaan dalam arti luas, dapat diterapkan pada keluarga, sekolah dan
lingkungan masyarakat sekitar dengan cara :
a. Keteladanan
Keteladanan atau “teladan”, merupakan sikap dan perilaku yang patut dicontoh
atau ditiru karena perkataan dan perbuatannya. Keteladanan dapat diberikan di
berbagai lingkungan seperti di rumah (keluarga), di sekolah, instansi pemerintah
dan swasta, maupun dalam masyarakat luas. Dalam keteladanan, mulailah dari hal-
hal terkecil, dan dari diri sendiri. Contoh : bekerja keras dan disiplin dalam
mengejar prestasi, membayar pajak tepat waktu, mematuhi tata tertib berlalu lintas,
mau melakukan kerja bakti/gotong royong membersihkan lingkungan, tidak
melakukan korupsi, dan lain-lain.

5
b. Pewarisan
Pewarisan atau “warisan”, merupakan cara atau proses dalam menurunkan,
memberikan atau menyerahkan sesuatu kepada pihak lain. Pewarisan semangat
kebangsaan, adalah cara-cara menurunkan nilai-nilai, sikap dan perilaku terpuji
kepada generasi berikutnya (muda). Contoh : tulus ikhlas dalam membantu orang
yang terkena musibah, berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengemban
amanah, terbiasa belajar dan bekerja tepat waktu, dan lain-lain.

c. Ketokohan
Ketokohan atau “tokoh”, merupakan sosok seseorang yang terkenal dan
disegani karena pangaruhnya sangat besar di dalam masyarakat. Dalam semangat
kebangsaan, ketokohan perlu dijadikan sandaran pedoman (referensi) guna
memberikan motivasi dan semangat bagi generasi muda. Contoh : berupaya selalu
mengambil inisiatif dalam hal-hal kebaikan (kerja bakti, membantu sesama, dan
belajar), tidak cepat puas dalam suatu prestasi, ingin selalu memberikan yang
terbaik, rajin membantu atau sedekah kepada orang lain yang membutuhkan, dan
sebagainya.

5
F KESIMPULAN

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang telah diberikan akal,
fikiran, perasaan dan keyakinan sehingga ia mampu membedakan antara yang baik dan
buruk, yang benar dan yang salah. Makna manusia dalam kehidupan nyata, dapat dibedakan
antara lain sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Para ahli masih berbeda pendapat tentang rumusan suatu bangsa, namun secara umum dapat
diberikan makna bahwa suatu bangsa merupakan kumpulan orang yang memiliki kesamaan
keturunan, bahasa, adat istiadat, dan sejarahnya.
Secara umum, negara dapat dikatakan sebagai suatu organisasi yang di dalamnya ada
wilayah, rakyat dan pemerintah yang berdaulat. Di dalam memahami tentang makna negara,
perlu juga dilihat pendapat para ahli, sifat hakikat negara dan terjadinya negara baik secara
teoritis maupun secara faktual.
Unsur-unsur terbentuknya negara dapat dibedakan antara unsur konstitutif (wajib) dan unsur
deklaratif (pernyataan). Unsur konstitutif mencakup : rakyat, wilayah (darat, laut, dan udara),
pemerintah yang berdaulat serta wilayah ekstrateritorial. Sedangkan unsur deklaratif,
merupakan pengakuan dari negara lain yang diperlukan sebagai persyaratan dalam tata
hubungan internasional.
Setiap negara yang didirikan akan memiliki fungsi dalam pengaturan kehidupan negara guna
menciptakan tujuan-tujuan negara. Fungsi negara pada umumnya mencakup fungsi
melaksanakan penertiban, fungsi mengusahakan kesejahteraan, fungsi pertahanan, dan fungsi
menegakkan keadilan.
Tujuan didirikannya negara sangat penting dalam rangka menyusun, mengatur, dan
mengendalikan segala kegiatan bagi seluruh kelengkapan negara. Pada umumnya, negara
didirikan dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan, ketertiban, dan ketenteraman
semua rakyat yang menjadi bagiannya.
Dalam perkembangan teori-teori tentang tujuan negara, terdapat paham-paham atau ideologi
yang muncul dan telah diterapkan di banyak negara hingga sekarang ini. Di antara paham-
paham tersebut antara lain fasisme (negara di tangan satu orang), liberalisme (mengutamakan
kepentingan individual), dan sosialisme/komunisme (bersifat kolektif).
Negara Indonesia memilih paham integralistik, hal ini karena sesuai dengan kondisi bangsa
yang majemuk dan mengedepankan sifat kekeluargaan. Paham integralistik beranggapan
bahwa negara yang didirikan bukan hanya untuk kepentingan perorangan atau golongan
tertentu saja, namun untuk kepentingan seluruh masyarakat negara yang bersangkutan.
Paham kebangsaan sangat penting untuk dibangun dalam rangka memperkuat daya tahan
suatu bangsa untuk menghadapi berbagai ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Dengan
paham kebangsaan, diharapakan akan mampu melahirkan jiwa nasionalisme (cinta tanah air)
dan patriotisme (rela berkorban) dengan tetap menjunjung tinggi sikap-sikap antara lain :
keserasian, kepentingan dan keselamatan bangsa serta menghargai hak asasi manusia.
Penerapan semangat kebangsaan sangat penting untuk ditumbuhkembangkan bagi generasi
penerus bangsa (pelajar) baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat.
Adapun cara yang dapat dilakukan dalam penerapan semangat kebangsaan, antara lain
melalui : sikap keteladanan, sikap pewarisan dan sikap ketokohan. 5
LATIHAN UJI KOMPETENSI

A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !

1. Pendekatan manusia yang didasarkan c. secara bersama-sama


pada pernyataan bahwa manusia adalah d. di daerah yang sama
jasad yang tersusun dari bahan-bahan e. sudah lama menetap
material, disebut ..... 6. Pada negara yang terjadi berdasarkan
a. materialisme biologik pendekatan pertumbuhan primer dan
b. historis materialisme sekunder, tumbuhnya Primus interpares
c. idealisme materialisme adalah pada fase .....
d. materialisme antropologik a. genootschaft
e. Idealisme antropologik b. kerajaan (rijk)
c. negara otokrasi
2. Hal terpenting yang dapat membedakan d. negaras nasional
antara manusia dengan makhluk lain e. negara demokrasi
guna mempertinggi kualitas hidupnya
adalah sebagai berikut, kecuali ..... 7. Salah satu fungsi umum negara dalam
a. intuisi mengatur kehidupan negara adalah .....
b. akal a. melindungi hak milik dari setiap
c. pikiran orang
d. perasaan b. menegakkan keadilan dan kebenaran
e. keyakinan c. mengawasi aturan agar diaati
warganya
3. Tipologi manusia yang antara lain d. membuat dan melaksanakan
mempunyai jangkauan berfikirnya jauh peraturan
ke depan dan penuh cita-cita besar, e. menjamin kesejahteraan fakir miskin
adalah yang memiliki sifat .....
a. sanguinikus 8. Macam-macam bentuk batas buatan
b. flegmatikus wilayah daratan antara satu negara
c. gepasssioneerd dengan negara lain, yaitu antara lai
d. amorf sebagai berikut, kecuali .....
e. sentimentil a. pagar tembok
b. hutan buatan
4. Tokoh yang berpendapat bahwa bangsa c. kawat berduri
adalah kelompok manusia yang d. tiang tembok
memiliki kesamaan karakter dan nasib, e. patok kayu/batu
adalah .....
a. Hans Kohn 9. Pada negara yang memiliki wilayah laut
b. Ernest Renan yang luas, konsep laut res nullius, adalah
c. F. Ratzel konsepsi yang menyatakan bahwa laut
d. Jalobsen dan Lipman tersebut adalah .....
e. Bung Karno a. dapat dimiliki oleh negara
b. milik bersama semua negara
5. Menurut George Jellinek, negara meru- c. dimiliki negara yang besar
pakan organisasi kekuasaan dari d. dapat dimanfaatkan semua negara
sekelom-pok manusia yang telah e. tidak satupun negara yang memiliki
berkediaman .....
a. di wilayah tertentu 10. Penerapan semangat kebangsaan dalam
b. secara permanen arti luas, dapat dilakukan di dalam

6
keluarga, sekolah dan masyarakat luas, c. transparansi
dengan cara ..... d. kedisiplinan
a. demokratisasi e. sosialisas
b. ketokohan

6
B. SOAL ESSAY/URAIAN

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !


1. Berdasarkan kajian teori, tentang aspek
manusia dapat dibedakan dalam aliran 6. Unsur-unsur terbentuknya negara
materialisme, aliran spiritualisme dan konstititif terdiri dari rakyat, wilayah,
aliran dualisme. Tuliskan perbedaan dan pemerintah berdaulat. Berikan
pokok diantara ketiga aliran tersebut penjelasan, mengapa pada unsur
sesuai dengan pemahaman anda ! konstitutif rakyatlah yang dianggap
2. Berikan penjelasan pentingnya fungsi paling penting keberadaannya !
perasaan dan keyakinan manusia sebagai 7. Pemerintah Indonesia merasa penting
makhluk individu dan makhluk sosial ! untuk menyelesaikan masalah-masalah
3. Identifikasikan, unsur-unsur apa sajakah landas kontinen dengan negara tetangga.
yang ada dalam memaknai suatu bangsa Jelaskan yang dimaksud landas kontinen
yang secara umum ada pada bangsa- dan beri alasan mengapa hal tersebut
bangsa di dunia ! dianggap penting bagi bangsa
Indonesia !
4. Klasifikasi pengertian negara, dapat
ditinjau dari organisasi kekuasaan, 8. Jelaskan hubungan antara teori
organisasi politik, organisasi kesusilaan kedaulatan hukum (nomokrasi) dengan
dan integralistik. Manurut anda, teori kedaulatan rakyat dalam
manakah di antara tinjauan negara pandangan-pandangan para ahli
tersebut yang paling sesuai dengan kenegaraan !
kondisi negara Indonesia ? berikan 9. Berikan penjelasan tentang fungsi
alasannya ! negara Indoneisa pada umumnya dalam
5. Dalam teori terjadinya negara menegakkan keadilan yang dilaksanakan
berdasarkan pendekatan primer, terdapat melalui badan-badan peradilan !
fase kerajaan menjadi fase negara 10. Semangat kebangsaan harus tetap kita
nasional. Berikan penjelasan, bagaimana pertahankan dalam membela bangsa dan
hal tersebut dapat terjadi ! negara. Tuliskan 5 (lima) contoh
semangat kebangsaan yang paling sesuai
dengan daerah anda pada situasi
C. INQUIRI sekarang ini !

NASIONALISME BUKAN
BARANG JADI
Berdasarkan wacana tentang “Nasionalisme
Menurut Hilmar Farid, Bukan Barang Jadi”, berikan tanggapan
nasionalisme merupakan konstruksi penjelasan !
sosial dan politik, bukan realitas nyata. 1. Rumuskan kembali yang dimaksud
Artinya, nasionalisme bukanlah barang dengan nasionalisme !
jadi dan bukan pula warisan leluhur.
Sebuah persepsi yang begitu lama 2. Apa sesungguhnya inti sari pendapat
ditanamkan selama Orde Baru yang Hilmar Farid tentang nasionalisme !
mengatakan bangsa Indonesia 3. Tuliskan perbedaan perwujudan nasiona-
merupakan sesuatu yang pasti dan final. lisme pada masa orde baru dengan masa
Implikasi dari pemikiran ini adalah tidak sekarang (reformasi) !
pernah dibukanya peluang memikirkan
kembali konsep tentang bangsa.
Sumber : Kompas,
4. Jelaskan, mengapa nasionalisme bukan
merupakan barang jadi dan bukan pula
warisan leluhur !
5. Berikan penjelasan, benarkah masa orde
baru “tidak membuka peluang memikir-
kan kembali konsep tentang bangsa” !

You might also like