Professional Documents
Culture Documents
Standar Kompetensi :
1. Menganilisis hubungan dasar negara dengan konstitusi.
Kompetensi Dasar :
4.1. Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi
4.2. Mengalisis substansi konstitusi negara
4.3. Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik
Indonesia
4.4. Menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara
1. Pendahuluan
------------------------ Gambar Yang Berhubungan Dengan Konstitusi ----------------------
Bagi suatu negara yang akan berdiri dan berdaulat, terlebih dahulu harus mampu memenuhi
persyaratan konstitutif dan deklaratif. Persyaratan konstitutif yang ada dan harus dipenuhi yaitu
mencakup a) memiliki wilayah atau daerah dengan batas-batas tertentu, b) adanya rakyat yang
bersatu, dan c) pemerintah yang berdaulat. Untuk suatu negara yang akan memproklamirkan
kemerdekaannya, sudah barang harus telah mempersiapkan kelengkapan negara untuk
kepentingan pengaturan kehidupan negara sesuai yang direncanakan.
Salah satu persyaratan yang mendasar adalah dibuatnya konstitusi negara yang akan dijadikan
sebagai pedoman atau ”aturan main” dalam penyelenggaraan kehidupan negara, yakni “dasar
negara”. Dasar negara merupakan filsafat negara (political philosophy) yang berkedudukan
sebagai sumber segala sumber hukum atau sumber dari tata tertib dalam negara. Filsafat negara
merupakan sikap hidup, pandangan hidup, dan suatu sistem nilai yang tidak dapat dibuktikan
kebenaran dan kesalahannya.
Dasar negara dan sekaligus filsafat hidup negara republik Indonesia adalah Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara, mempunyai makna sebagai pedoman dasar untuk mengatur
penyelenggaraan ketatanegaraan negara yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehinggga
semua peraturan hukum / ketatanegaraan yang bertentangan dengan Pancasila harus dicabut.
Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, dalam bentuk peraturan perundang-
undangan bersifat imperatif (mengikat) bagi :
a. penyelenggaran negara,
b. lembaga kenegaraan,
c. lembaga kemasyarakatan,
d. warga negara Indonesia dimanapun berada, dan
e. penduduk di seluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia.
Salah satu perwujudan Pancasila sebagai dasar negara, dituangkan di dalam konstitusi
“Undang-Undang Dasar 1945”. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah “konstitusi” (constitution),
sering disamakan dengan istilah di Indonesia “Undang-Undang Dasar”. Padahal istilah konstitusi
mempunyai arti yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan – baik yang tertulis
1
maupun tidak – yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintah
diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Fokus Kita :
Sebagai dasar negara, Pancasila tercantum di dalam Alinea IV Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yang merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat
disebut juga sebagai ideologi negara atau filsafat negara.
2. Pengertian Konstitusi
Menurut para ahli, antara “Konstitusi” dengan “Undang-Undang Dasar” ada yang
berpendapat sama, tetapi ada juga yang berpendapat berbeda. Kata Konstitusi secara
etimologis berasal dari bahasa Latin (constitutio), ”constitution” (Inggris), ”constituer”
(Perancis), ”constitutie” (Belanda), dan ”Konstitution” (Jerman). Dalam pengertian
ketatanegaraan, istilah Konstitusi mengandung arti undang-undang dasar, hukum dasar atau
susunan badan.
Suatu Konstitusi adalah menggambarkan seluruh sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu
berupa kumpulan peraturan yang mementuk, mengatur atau memerintah negara. Praturan-
peraturan tersebut ada berbentuk tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang, perturan
tersebut juga bersumber dari peraturan yang tidak tertulis seperti norma, kebiasaan, adat
istiadat, dan konvensi di masyarakat. Khusus untuk konvensi, meskipun peraturan tersebut
tidak tertulis, namun bukan berarti tidak efektif dalam mengatur kehidupan negara.
Dalam perkembangan politik dan ketatanegaraan, istilah konstitusi mempunyai 2 (dua)
pengertian sebagai berikut :
a. Dalam pengertian luas, ”Konstitusi” berarti keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar
atau hukum dasar (droit constitunelle). Konstitusi seperti halnya hukum, ada yang dalam
bentuk dokumen tertulis ada juga yang tidak tertulis. Konstitusi dapat berupa dokumen
tertulis, atau juga berupa campuran dari dua unsur tersebut. Tokoh yang mempelopori
Bolingbroke.
2
b. Dalam pengertian sempit (terbatas), ”Konstitusi” berarti piagam dasar atau undang-undang
dasar (loi constitunelle), yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar
negara, contoh UUD 1945. Jadi konstitusi dalam arti sempit, merupakan sebagian dari
hukum dasar sebagai satu dokumen tertulis yang lengkap. Tokoh yang mempelopori
adalah Lord Bryce dan C.F. Strong.
Konstitusi
Herman Heller Konstitusi ≠ UUD
Pendapat
Oliver Cromwell
Lasalle Konstitusi = UUD
Struycken
a. Herman Heller
Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari pada Undang-Undang Dasar. Konstitusi
sebenarnya tidak hanya bersifat yuridis semata-mata, tetapi juga sosiologis dan politis.
Dalam konstitusi, terkandung 3 (tiga) pengertian sebagai berikut :
Die politische verfassung als gesselchaffliche wirklichkeit, artinya konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan
Die verselbstandigte rechtverfassung, mencari unsur-unsur hukum dari konstitusi yang
hidup dalam masyarakat untuk dijadikan kaidah hukum.
Die geschriebene verfassung, adalah menuliskan konstitusi dalam suatu naskah sebagai
peraturan perundang-undangan yang paling tinggi derajatnya yang berlaku dalam suatu
negara.
b. Oliver Cromwell
Undang-Undang Dasar itu sebagai “instrument of government” yaitu bahwa undang-
undang dibuat, sebagai pegangan untuk memerintah dan disinilah timbul identifikasi dari
pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar.
c. Lasalle (dalam “Uber Verfassungwesen”)
Bahwa konstitusi yang sesungguhnya menggambarkan hubungan antara kekuasaan yang
terdapat di dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di dalam
masyarakat, misalnya Kepala Negara, angkatan Perang, Partai politik, Buruh Tani,
Pegawai dan sebagainya.
d. Struycken
Konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, hanya berbeda dengan yang lain menurut
pendapatnya, bahwa Konstitusi memuat garis-garis besar dan asas tentang organisasi dari
pada negara.
e. K.C. Wheare (dalam Modern Constitution)
Secara garis besar konstitusi dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
Konstitusi yang semata-mata berbicara sebagai naskah hukum, yaitu suatu ketentuan
yang mengatur ”the rule of the constitution”.
Konstitusi yang bukan saja mengatur ketentuan-ketentuan hukum, tetapi juga
mencantumkan ideologi, aspirasi, dan cita-cita politik, ”the statement of idea”,
pengakuan kepercayaan, suatu beloosfsbelijdenis dari bangsa yang menciptakannya.
3
Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi, nampak pada gagasan dasar, cita-cita
dan tujuan negara yang tertuang di dalam Mukadimah atau Pembukaan Undang-Undang Dasar
suatu negara. Dari dasar negara inilah, kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk
peraturan perundang-undangan akan diatur dan diwujudkan. Salah satu perwujudan dalam
mengatur dan menyelenggarakan kehidupan ketatanegaraan suatu negara, adalah dalam bentuk
Konstitusi atau Undang-Undang Dasar.
Fokus Kita :
Konstitusi atau Undang-Undang Dasar dapat diartikan “Peraturan dasar negara dan yang
memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber dari pada perundanng-
undangan yang lainnya “
4
1. Sifat dan Fungsi Konstitusi Negara
Sifat pokok konstitusi negara adalah flexible (luwes) dan rigid (kaku). Konstitusi
dikatakan flexible, yaitu bila pembuat konstitusi menetapkan cara perubahan tidak berat,
dengan pertimbangan perkembangan masyarakat sehingga mudah mengikuti perkembangan
jaman (contoh Inggris dan Selandia Baru). Sedangkan konstitusi yang bersifat rigid, yaitu bila
pembuat konstitusi menetapkan cara perubahan sulit dengan maksud agat tidak mudah dirubah
hukum dasarnya (controh Amerika, Kanada, Jerman dan Indonesia ). Perhatikan bagan di
bawah ini !
K
O Flexible/Luwes Ditentukan
N Sifat Umum Dengan
S Ukuran
T Rigid / Kaku
I
T Cara Merubah
U Konstitusi
S Apakah Konstitusi itu mudah atau
I tidak mengikuti perkembangan
jaman
Fungsi pokok Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindung. Gagasan
ini dinamakan Konstitusionalisme.
Menurut Carl J. Friedrich, bahwa Konstitusionalisme merupakan gagasan dimana
pemerintah sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat,
tetapi yang dikenakan beberapa pembatgasan yang diharapkan akan menjamin bahwa
kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang
mendapat tugas untuk memerintah. Pembatasan-pembatasan ini tercermin dalam Undang-
Undang Dasar.
Fokus Kita :
Jadi dalam hal ini, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khusus dan
merupakan perwujudan atau manifestasi dari hukum yang tertinggi yang harus ditaati,
bukan hanya oleh rakyat, tetapi oleh pemerintah serta penguasa sekalipun.
5
Sedangkan di negara-negara Asia-Afrika pada umumnya, Undang-Undang Dasar
merupakan salah satu atribut yang melambangkan kemerdekaan. Di antara negara-negara itu,
ada yang menganggap Undang-Undang Dasar sebagai suatu dokumen yang mempunyai arti
yang khas (konstitusionalisme), seperti negara Filipina, India, termasuk juga Indonesia.
Dengan memperhatikan sifat dan fungsi Konstitusi atau Undang-Undang Dasar, maka
setiap Undang-Undang Dasar memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif dan
yudikatif.
b. Hak-hak asasi manusia (biasa disebut Bill of Right) kalau berbentuk naskah tersendiri.
c. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar.
d. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari Undang-Undang Dasar.
b. Cara Merubah
No Dengan Cara Keterangan
1. Oleh Badan Dilakukan oleh Badan Legislatif, hanya harus dengan
Legislatif/ Perun- syarat yang lebih berat dari pada jika Badan Legislatif
dangan Biasa ini membuat undang-undang biasa (bukan Undang-
Undang Dasar).
2. Referandum Yaitu dengan jalan pemungutan suara diantara rakyat
yang mempunyai hak suara (masa orde baru
Referandum diatur di dalam UU No.5 Tahun 1985).
3 Oleh Badan Khusus Harus diadakan oleh suatu badan khusus yang
pekerjaannya hanya untuk mengubah Undang-Undang
Dasar saja.
4. Khusus di Negara Perubahan UUD itu baru dapat terjadi jika mayoritas
Federasi negara-negara bagian dari federasi itu tadi menyetujui
perubahan itu.
1. Berikan penjelasan kembali yang dimaksud dengan “Dasar Negara” menurut pendapat
anda dan tokoh-tokoh terkenal !
Pendapat anda tentang Dasar
Negara ? ...................................................................................
7
..................................................................................................................................................
........
2. Berikan penjelasan yang dimaksud dengan dasar negara merupakan “filsafat negara” yang
berkedudukan sebagai “sumber tertib hukum dalam negara” !
a. Filsafat
negara : ..............................................................................................................................
.....
............................................................................................................................................
....................
b. Sumber tertib hukum dalam
negara: ................................................................................................
............................................................................................................................................
....................
3. Dalam perkembangan dan pemahaman tentang “Konstitusi” dan “Undang-Undang Dasar” ada yang
berpendapat sama, tetapi ada juga yang berpendapat sama. Tuliskan persamaan dan perbedaannya !
5. Tuliskan hal-hal yang mendasari (alasan penjelasan) suatu konstitusi negara dilakukan
perubahan atau tidak !
8
.................................................................... ......................................................................
.......... .........
.................................................................... ......................................................................
.......... .........
Fokus Kita :
Pembukaan UUD 1945, bagi bangsa Indonesia merupakan sumber motivasi dan aspirasi,
tekad dan semangat bangsa Indonesia, serta cita hukum dan cita moral yang ingin
ditegakkan dalam lingkungan nasional maupun internasional.
Oleh karena vitalnya kedudukan Pembukaan UUD 1945, Pembukaan UUD 1945 dijadikan
norma fundamental. Rumusan kata dan kalimat yang terkandung di dalamnya tidak boleh
diubah oleh siapapun, termasuk MPR hasil pemilu. Pengubahan Pembukaan UUD 1945 berarti
pengubahan esensi cita moral dan cita hukum yang ingin diwujudkan dan ditegakkan oleh
bangsa Indonesia.
9
tertulis (convensi) dan terpisah yang dinamakan Pokok Kaidah Negara yang fundamental
(Staatsfundamentalnorm).
Pokok Kaidah Negara yang fundamental menurut ilmu hukum tata negara mempunyai
beberapa unsur mutlak antara lain :
a. Dari segi terjadinya, yaitu ditentukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam
suatu bentuk pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak Pembentuk Negara untuk
menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar-dasar negara yang dibentuknya.
b. Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok negara yang dibentuk sebagai berikut :
1) Dasar tujuan negara (tujuan umum dan tujuan khusus).
Tujuan umum, tercakup dalam kalimat untuk memajukan kesejahteraan umum dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Di mana tujuan umum ini berhubungan dengan masalah
hubungan antara bangsa (hubungan luar negeri) atau politik luar negeri Indonesia
yang bebas aktif.
Tujuan Khusus, Tercakup dalam kalimat “melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan ini bersifat khusus dalam
angka tujuan bersama ialah menuju masyarakat adil dan makmur.
2) Ketentuan diadakannya Undang-Undang dasar yang tersimpul dalam kalimat,
”Maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia”.
3) Bentuk negara, yaitu bentuk “Republik yang berkedaulatan Rakyat”.
4) Dasar filsafat negara (asas kerohanian) Pancasila yang tercakup dalam kalimat
“….dengan berdasar kepada: Ke-Tuhanan Yang Maha Esa; Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dengan demikian Pembukaan UUD 1945 telah memenuhi syarat sebagai Pokok
kaidah Negara yang fundamental. Dalam hubungannya dengan pasal-pasal UUD 1945
(batang tubuh UUD 1945), Pembukaan UUD 1945, mempunyai kedudukan sebagai
berikut :
a. Dalam hubungan dengan tertib hukum Indonesia, maka Pembukaan UUD 1945
mempunyai kedudukan yang terpisah dari batang tubuh UUD 1945. Dalam
kedudukan sebagai Pokok Kaidah Negara yang fundamental, Pembukaan UUD
1945 mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada batang tubuh UUD 1945.
b. Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan mempunyai
kedudukan lebih tinggi dan terpisah dari batang tubuh UUD 1945.
c. Pembukaan merupakan Pokok Kaidah Negara yang fundamental yang menentukan
adanya UUD Negara tersebut, jadi merupakan sumber hukum dasar.
d. Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental, mengandung pokok-pokok pikiran yang harus diciptakan atau
diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka jelaslah bahwa UUD 1945 memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
1
a. Karena sifatnya tertulis, maka rumusannya juga jelas merupakan hukum positif
yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun mengikat bagi
setiap warga negara.
b. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan
harus dilaksanakan secara konstitusional.
c. UUD 1945, termasuk pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia
merupakan Undang-Undang yang tertinggi, disamping sebagai alat kontrol terhadap
norma-norma hukum yang lebih rendah dalam hirarki tertib hukum Indonesia.
1
Kedua Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan yang dicapai oleh
kemerdekaan Indonesia telah bangsa Indonesia adalah melalui
sampailah pada saat yang perjuangan pergerakan dalam
berbahagia dengan selamat melawan penjajah.
sentausa mengantarkan rakyat Adanya momentum yang harus
Indonesia ke depan pintu dimanfaatkan untuk menyatakan
gerbang kemerdekaan Negara kemerdekaan.
Indonesia yang merdeka, Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir
bersatu, berdaulat, adil dan perjuangan, tetapi harus diisi dengan
makmur. mewujudkan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu , berdaulat, adil dan
makmur.
Ketiga Atas berkat rahmat Allah Yang Motivasi spiritual yang luhur bahwa
Maha Kuasa dan dengan kemerdekaan kita adalah berkat
didorongkan oleh keinginan rahmat Allah Yang Mahakuasa.
luhur, supaya berkehidupan Keinginan yang didambakan oleh
kebangsaan yang bebas, maka segenap bangsa Indonesia terhadap
rakyat Indonesia menyatakan suatu kehidupan yang berkesinam-
dengan ini kemerdekaannya. bungan antara kehidupan material dan
spiritual, dan kehidupan di dunia
maupun akhirat.
Pengukuhan pernyataan Proklamasi
Kemerdekaan.
Keempat Kemudian daripada itu untuk Adanya fungsi dan sekaligus tujuan
membentuk suatu Pemerintah negara Indonesia, yaitu :
Negara Indonesia yang a. melindungi segenap bangsa
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
darah Indonesia dan untuk b. memajukan kesejahteraan umum,
memajukan kesejahteraan c. mencerdaskan kehidupan bangsa,
umum, mencerdaskan kehidu- dan
pan bangsa, dan ikut melaksa- d. ikut melaksanakan ketertiban
nakan ketertiban dunia yang dunia yang berdasarkan
berdasarkan kemerdekaan, kemerdekaan, perdamaian abadi,
perdamaian abadi dan keadilan dan keadilan sosial.
sosial, maka disusunlah Kemerdekaan kebangsaan Indonesia
Kemer-dekaan Kebangsaan yang disusun dalam suatu Undang-
Indonesia itu dalam suatu Undang Dasar.
Undang-Undang Dasar Negara Susunan/ bentuk negara Republik
Republik Indo-nesia, yang Indonesia .
terbentuk dalam suatu susunan Sistem pemerintahan negara, yaitu
Negara Republik Indonesia berdasarkan kedaulatan rakyat
yang berkedaulatan rakyat (demokrasi).
dengan berdasarkan kepada : Dasar Negara Pancasila
Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia,
dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan /per-
wakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan
1
sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
1
moral rakyat yang luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa
dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan demikian, apabila kita perhatikan dari keempat pokok pikiran tersebut tampak
bahwa pokok-pokok pikiran itu tidak lain adalah pancaran dari dasar falsafah negara
Pancasila. Pokok-pokok pikiran dijelmakan ke dalam pasal demi pasal Batang Tubuh
Undang-Undang Dasar 1945.
Saat ini nilai-nilai luhur Pancasila telah dikhianati. Rakyat kecewa karena nilai-nilai
luhur Pancasila lebih banyak dijadikan retorika politik. ”Meskipun sejak reformasi
bergulir Pancasila sudah jarang disebut, itu bukan berarti filsafat bangsa Indonesia itu
diganti”, kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Syafi’i Ma’arif di
depan undangan forum Pancasila di Jakarta. ”Sedangkan dalam perbuatan, nilai-nilai itu
dikhianati tanpa rasa malu. Yang terjadi adalah pengkhianatan terhadap Pancasila dalam
praktik, ” tutur Syafi’i.
Dalam kehidupan kolektif berbangsa, nilai-nilai Pancasila tidak lagi menuntun
perilaku warga. Mestinya sila pertama, Ketuhana Yang Maha Esa, dijadikan payung
moral oleh semua warga. ”Benar masjid, gereja, pure, klenteng dan tempat ibadah lain
banyak pengunjungnya. Tetapi apakah kehadiran orang ditempat itu ada pengaruhnya
dalam memperbaiki perilaku kita sebagai individu atau kolektif ? Saya sangat
meragukan,” tuturnya. Pertambahan jumlah tempat ibadah tidak memiliki korelasi positif
dengan perubahan perilaku ke arah kebaikan dan kejujuran. Hal itu merupakan persoalan
serius yang mendera bangsa Indonesia, dengan pertunjukkan kemunafikan yang menerpa
bangsa Indonesia.
Internalisasi nilai-nilai Pancasila juga belum terjadi secara efektif. Jangan ditanya lagi
bagaimana keadaannya di dunia politik praktis. ”Kenyataannya sungguh sangat
memprihatinkan. Politik menjadi mata pencarian karena lapangan kerja lain amat sulit
didapatkan,” katanya. Di depan forum yang dihadiri oleh mantan Wakil Presiden
Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno serta mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin,
Syafi’i mengungkapkan contoh lain, seperti rapuhnya penghayatan terhadap sila kedua.
Artikulasi sila ketiga dalam praktik pemerintahan pun memprihatinkan.
Nilai-nilai demokratis sebagaimana tertuang di dalam sila keempat juga dikhianati.
Demokrasi tidak membuat warga bangsa semakin merdeka. Itu disebabkan para elit
politik tidak toleran dan mau menang sendiri. ”Secara formal konstitusional Pancasila
berada pada puncak, tetapi dalam realitas kita mengkhianatinya secara kolektif.
Akibatnya, budaya saling percaya antara sesama anak bangsa semakin menghilang,”
katanya.
Syafi’i juga melihat sulitnya menemukan tipe pemimpin yang mau bersusah payah,
bekerja keras membela bangsa dan negara. Demokrasi berjalan dengan setengah liar dan
kebanyakan politisi tidak bertanggung jawab.
1
6. Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku di Indonesia.
Tentang tata urutan peraturan perundangan yang berlaku Indonesia, sejak orde lama, orde
baru hingga sekarang ini telah mengalami beberapa perubahan. Pada awalnya tercantum di
dalam TAP MPRS No.XX/MPRS/1966, Selanjutnya dikukuhkan kembali dengan TAP MPR
No.V/MPR/1973, dan TAP MPR No.IX/MPR/1978. Di era reformasi, dirubah dengan
keluarnya TAP MPR Nomor III/MPR/2003 adalah sebagai berikut :
Undang-Undang Dasar 1945
Adalah peraturan negara tertinggi, yang memuat ketentuan-ketentuan pokok menjadi
sumber bagi peraturan perundangan lain yang dikeluarkan oleh negara. UUD hanyalah
sebagian hukum dasar tertulis.
Ketentuan-ketentuan yang tercantum didalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945
adalah ketentuan-ketentuan yang tingkatnya tertinggi dan pelaksanaannya dilakukan
dengan Ketetapan MPR, Undang-undang, dan Keputusan Presiden.
Ketetapan MPR
Ketetapan MPR adalah keputusan yang diambil dalam sidang-sidang MPR yang
memuat ketentuan-ketentuan secara garis besar, agar nantinya mudah dilaksanakan.
Ketetapan MPR mempunyai kekuatan hukum ke dalam (anggota MPR) dan ke luar (bukan
anggota MPR). Ketetapan MPR dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
a) Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang legislatif, yang
dilaksanakannya dengan undang-undang, dan
b) Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang eksekutif, yang
dilaksanakan dengan Keputusan Presiden.
Di samping ketetapan MPR, sidang MPR juga menghasilkan keputusan MPR.
Keputusan MPR hanya mempunyai kekuatan ke dalam (anggota MPR).
Undang-undang
Undang-undang adalah peraturan atau perundangan untuk melaksanakan UUD atau
Ketetapan MPR. Undang-undang yang dibentuk berdasarkan ketentuan UUD dinamakan
undang-undang organik. Contohnya, seperti tercantum dalam pasal 5 ayat 1 UUD 1945,
yaitu Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR.
Rancangan undang-undang dapat dibuat atas inisiatif DPR maupun Presiden. Dalam
hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah
sebagai pengganti undang-undang (pasal 22 UUD 1945). Peraturan ini harus mendapat
persetujuan dari DPR. Apabila tidak, peraturan pemerintah itu harus dicabut.
1
Peraturan Pelaksana Lainnya
Peraturan pelaksana lainnya adalah peraturan seperti: Peraturan Menteri, Instruksi
Menteri, dan lain-lain yang harus dengan tegas berdasar dan bersumber pada peraturan
perundangan yang lebih tinggi.
a) Peraturan Menteri adalah peraturan yang ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan
untuk masing-masing departemen.
b) Keputusan Menteri adalah keputusan yang ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan
untuk kepentingan lingkungan departemennya, misalnya melakukan/meresmikan
pengangkatan-pengangkatan dalam lingkungan departemen yang bersangkutan.
c) Instruksi Menteri adalah instruksi yang ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan
untuk melaksanakan Peraturan Menteri atau Keputusan Menteri.
Semua peraturan atau perundangan yang tersebut di atas, adalah bentuk peraturan
perundangan negara Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 untuk
tingkat pusat. Yang berada di tingkat daerah, ditetapkan oleh pemerintah daerah yang
bersangkutan atas persetujuan DPRD. Peraturan daerah tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang tingkatnya lebih tinggi.
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Kedudukan Pembukaan UUD 45, dan Tata
Urutan Peraturan Perundangan, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu
Membaca dan Menulis.
Langkah-langkah :
Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 – 4 orang.
Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik pembelejaran.
Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.
Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
Buatlah kesimpulan bersama.
Penutup.
Harus kita akui, semenjak orde baru berkuasa maka pelaksanaan UUD 1945 telah
menghasilkan produk peraturan perundang-undangan (khususnya bidang politik).1
Diakui atau tidak, orde baru juga telah menggariskan benang merah bagi perwujudan
dan mekanisme pelaksanaan demokrasi Pancasila yang semakin jelas.
a. Mekanisme Konstitusional Demokrasi Pancasila
Pola mekanisme pelaksanaan demokrasi Pancasila, bersumber kepada konstitusi
atau Undang-Undang Dasar 1945. Dalam penyelenggaraan pemerintah negara,
Indonesia menganut faham “Konstitusionalisme”. Hal ini dapat kita lihat pada
Pembukaan UUD 1945 “…. maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar …..”
Perihal mekanisme demokrasi Pancasila telah tercantum di dalam penjelasan UUD
1945, dan dijabarkan lebih lanjut dalam sistem pemerintahan negara sebagai berikut :
1) Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat).
2) Indonesia menggunakan sistem konstitusional.
3) Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR.
4) Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah majelis.
5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6) Menteri negara adalah pembantu Presiden ; Menteri negara tidak bertanggung
jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7) Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
b. Lembaga-lembaga Kenegaraan
Lembaga-lembaga kenegaraan sesuai dengan UUD 1945 (Amandemen) adalah
Majelis Permusyawaratan Rakyat (Pasal 2 – 3), Presiden (Pasal 4 – 16), Dewan
Perwakilan Rakyat (Pasal 19 – 22B), Badan Pemeriksa Keuangan (Pasal 23E dan 23F)
dan Mahkamah Agung (Pasal 24A).
Fokus Kita :
Lembaga negara Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang dulu (sebelum
amandemen) tercantum di dalam Pasal 16 UUD 1945, dihapus dan sebagai
penggantinya untuk memberikan nasihat kepada Presiden sesuai dengan Pasal 16
UUD 1945 “Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur
Untuk mengetahui secara umum masing-masing lembaga kenegaraan sesuai dengan UUD 1945
(Amandemen), dapat dilihat di bawah ini !
2
(Pasal
13 ayat
1).
c. Meneri
ma duta
dari
negara
lain
(Pasal
13 ayat
3).
d. Member
i gelar,
tanda
jasa, dan
lain-lain
tanda
kehorma
tan
(Pasal
15).
Panglima Tertinggi
a. Memegan
g keku-
asaan
tertinggi
atas
Angkatan
Darat,
Angkatan
Laut, dan
Angka-
tan Udara
(Pasal
10).
b. Menyatak
an perang
dan mem-
buat
perdamai
an dengan
negara
lain
dengan
persetujua
n DPR
(Pasal 11
ayat 1).
c. Menyatak
an keada-
an bahaya
(Pasal
12).
3. Dewan Perwaki-lan Pemegang kekuasaan Alat kelengkapan DPR terdiri
Rakyat (DPR) Legislatif (pembuat UU) dari : Pimpinan DPR, Badan
Pasal 19 ayat 1 yang mencakup : Musyawarah, Komisi, Badan
UUD 1945, Memegang Urusan Rumah Tangga,
2
DPR dipilih kekuasaan Badan Kerja Sama antar
melalui Pemi- membentuk undang- Parlemen, dan Panitia
lu, dan susu- undang (Pasal 20 ayat Khusus.
nannya diatur 1). DPR berkewajiban
dengan UU. Membahas dan me- mengawasi tindakan Presiden
(Anggota DPR ada- nyetujui bersama dan/atau Wakil Presiden
lah sekaligus juga rancangan undang- dalam pelaksa-naan haluan
ang-gota MPR, undang yang diajukan negara. DPR berhak
(Pasal 2).. Dan oleh Presiden, dan mengajukan usul kepada
DPR bersidang Memiliki fungsi MPR untuk mengadakan
sedikitnya sekali da- legislasi, fungsi sidang istimewa, jika Presiden
lam setahun , (Pasal anggaran, dan fungsi dan / atau Wakil Presiden
19 ayat 3). pengawa-san (Pasal telah melakukan pelanggaran
20A ayat 1) hukum berupa pengkhianatan
Fungsi DPR dari terhadap negara, korupsi,
sudut pandang keta- penyuapan, tindak pidana
tanegaraan, berat lainnya, atau perbuatan
mencakup antara tercela.
lain : Hak-hak DPR mencakup :
a. Fungsi legislasi a. Hak Inisiatif, yaitu hak
atau pembuatan DPR untuk mengajukan
UU (legislative ranca-ngan undang-
of law making undang kepada Presiden /
func-tion). pemerintah (Pasal 21).
b. Fungsi kontrol b. Hak Angket, yaitu hak
(control DPR untuk mengadakan
function). penye-lidikan atas suatu
c. Fungsi kebijaksa-naan
perwakilan Presiden/pemerintah.
(representative c. Hak Budget, yaitu hak
func-tion). DPR untuk mengajukan
anggaran (RAPBN).
d. Hak Amandemen, yaitu
hak DPR untuk menilai
atau me-ngadakan
perubahan atas
Rancangan Undang-
undang.
e. Hak Interpelasi, yaitu
hak DPR untuk meminta
ketera-ngan kepada
Presiden.
f. Hak Petisi, yaitu hak DPR
untuk mengajukan perta-
nyaan atas kebijaksanaan
yang diambil pemerintah
/Presiden.
4. Badan Pemeriksa Pemegang kekuasaan Dalam pelaksanaan tugasnya,
Keuangan (BPK) Eksaminatif/Inspektif BPK terlepas dari pengaruh
Sesuai pasal yang mencakup : kekuasaan pemerintah, tetapi
23E – 23G UUD Menetapkan kebijak- tidak berdiri di atas pemerin-
1945, BPK sanaan atas tang-gung tah. Badan ini memeriksa
merupakan jawab keuangan semua pelaksanaan APBN
badan yang negara, baik jangka yang hasilnya diberitahukan
bertanggung panjang, jangka kepada DPR, DPD dan DPRD
jawab meme- menengah, maupun sebagai bahan peni-laian atau
riksa keuangan jangka pendek dan pengawasan dalam
2
negara. mengenda-likan pembahasan RAPBN tahun
pelaksanaannya. berikutnya.
Melakukan perben- Keanggotaan, susunan, dan
daharaan berdasarkan kedudukan badan ini diatur
peraturan perundang- dalam UU No.5/1973.
undangan yang Keanggotannya teridiri dari
berlaku. seorang ketua merangkap
Menetapkan kebijak- anggota, seorang wakil ketua
sanaan tugas penun- merangkap anggota, dan lima
jangnya, baik jangka orang anggota.
panjang, jangka Selain memeriksa keuangan
menengah, maupun negara, BPK juga mengatur
jangka pendek. tentang pajak serta hal-hal
keuangan lainnya sesuai
dengan undang-undang,
seperti mengenai kedudukan
Bank Sentral (UU
No.13/1968) dan pengaturan
usaha perbankan pada
umumnya (UU No.7/1992).
5. Mahkamah Agung Pemegang kekuasaan Lingkungan peradilan, dapat
(MA) Yudikatif (mengadili dibedakan sebagai berikut :
Dalam pasal 24 terhadap pelanggar a. Peradilan Umum (UU
UUD 1945 undang-undang). Dalam No.2 Tahun 1986).
disebutkan Pasal 28 - 29 UU b. Peradilan Agama (UU
bahwa kekua- No.14/1985, antara lain No.7 Tahun 1989).
saan kehaki- disebutkan : c. Peradilan Militer (UU
man dilaku-kan Memeriksa dan No.5 Tahun 1950), dan
oleh sebu-ah memutus : d. Peradilan Tata Usaha
Mahkamah a. permohonan Negara (UU No.5/1986).
Agung dan lain- kasasi MA merupakan peradilan ter-
lain badan b. sengketa tentang tinggi yang memberikan
kehaki-man kewenangan me- putusan terakhir yang dapat
menurut ngadili, dimintakan kasasi (untuk
undang-undang c. permohonan pe- membatalkan atau menguat-
(MA dan badan ninjauan kembali kan keputusan peradilan
pera-dilan lainnya putusan Pengadi- tingkat di bawahnya.
adalah pemegang lan yang telah Dalam TAP. MPR No.III/
kekuasaan memperoleh ke- MPR /1978 disebutkan bahwa
kehakiman yang kuatan hukum MA dapat memberikan
mer-deka atau lepas tetap. pertimbangan dalam bidang
dari pengaruh Memutus permoho- hukum, baik diminta atau
kekuasaan nan kasasi terhadap tidak kepada lembaga-
pemerintah) putusan Pengadilan lembaga tinggi negara serta
Tingkat Banding atau mempunyai wewenang
Tingkat Terakhir dari menguji secara material
semua Lingkungan (judicial riview) terhadap
Peradilan. peraturan perundang-
undangan di bawah undang-
undang.
Kekuasaan kehakiman, meru-
pakan kekuasaan negara yang
merdeka untuk menyeleng-
garakan peradilan guna mene-
gakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila, demi
2
terselenggaranya negara
hukum Republik Indonesia.
Fokus Kita :
Konstitusi pada negara liberal, negara tidak boleh campur tangan dalam urusan pribadi,
ekonomi, dan agama warganya. Tujuan pembentukan negara hanya berfungsi sebagai
“Penjaga Malam” (Nachtwakerstaat), yaitu sekadar menjaga keamanan dan ketertiban
inidividu serta menjamin kebebasan seluas-luasnya dalam memperjuangkan
kehidupannya. Konsep liberalisme, banyak diterapkan di sebagian besar negara-negara
2
Negeri Inggris tidak mempunyai konstitusi tertulis, oleh sebab itu dianggap
memudahkan pemerintah untuk menyesuaikan tindakan-tindakan dan lembaga-lembaganya
sesuai dengan tuntutan zaman tanpa mengalami kesulitan dalam prosedurnya. Apabila
terdapat perbedaan pokok mengenai tindakan pemerintah, kedua belah pihak secara retorik
dapat kembali pada prinsip-prinsip “konstitusional” dan perbedaan biasanya diselesaikan
oleh kekuatan politik terkuat.
Bila soal persengkataan langsung berakhir, maka semua pihak yang bersengketa akan
mau menerima resolusi terhadap tindakan-tindakan pemerintah yang dipersengkatakan
pada masa lalu itu sebagai bagian dari praktik kelembagaan pada masa sekarang ini
(yurisprudensi). Kekuasaan pemerintah Inggris tergantung pada raja (bukan secara
pribadi), maksudnya adalah bahwa raja berperan sebagai simbol kolektif bagi lembaga-
lembaga pemerintah dalam sistem Inggris. Negara Inggris merupakan salah satu negara
yang menerapkan konstitusinya berdasarkan konsep-konsep liberalisme.
b. Lembaga-Lembaga Kenegaraan
Raja atau ratu sebagai pemegang tahta kerajaan, hanya berfungsi dalam segi-segi
pemerintahan yang bersifat seremonial (keupacaraan). Ratu harus memberi persetujuan
resmi terhadap undang-undang yang telah disahkan oleh parlemen, tetapi ia tidak boleh
menyatakan pendapatnya tentang undang-undang itu secara terbuka. Ratu juga
bertanggung jawab atas penunjukkan Perdana Menteri dan pembubaran parlemen
sebelum masa pemilihan.
Kekuasaan dan hak-hak istimewa raja/ratu, sebenarnya tergantung pada Perdana
Menteri dan Kabinetnya. Menteri-menteri kabinet berasal dari partai mayoritas dalam
Majelis Rendah (House of Commons). Sedangkan raja/ratu secara otomatis menduduki
jabatan warisan dalam Majelis Tinggi (House of Lord).
No Lembaga Negara Tugas Pokok Keterangan
1. Badan Eksekutif Pemegang kekuasaan Ek- Ratu/raja, pemegang tahta kerajaan
(Whitewall) sekutif ada pada (Perdana yang hanya berfungsi dalam segi-segi
Terdiri dari Menteri) yang mencakup pemerintahan yang bersifat seremonial
raja/ratu yang antara lain : (keupacaraan).
tak dapat di- a. Memimpin kabinet Perdana Menteri sewaktu-waktu dapat
ganggu gugat yang para anggotanya mengadakan pemilu baru, sebelum
(simbolis), dan telah dipilihnya masa jabatan Parlemen yang lamanya 5
2
kekuasaan se- sendiri. (lima) tahun berakhir. Secara formil,
sungguhnya ada b. Membimbing Majelis raja/ ratulah yang membubarkan
pada Perdana Rendah. parlemen dan mengintruksikan
Menteri. c. Menjadi penghubung diadakannya pemilu baru, akan tetapi
dengan raja/ ratu. atas saran perdana menteri.
d. Memimpin partai
Wewengan perdana menteri ini dapat
mayoritas.
digunakan dalam keadaan di mana
kabinet dikenakan mosi tidak percaya
dan seharusnya meletakkan jabatan.
Perdana menteri dapat menolak untuk
berbuat demikian dan memutuskan
untuk menyerahkan keputusan terakhir
langsung kepada rakyat dalam suatu
pemilihan umum. Selain itu juga dapat
digunakan pada saat partainya
populer dengan harapan dapat
berkuasa kembali. Wewenang inilah
yang sangat memperkuat kedudukan
Perdana Menteri (eksekutif) terhadap
badan legislatif.
Inggris merupakan negara kesatuan
(unitary state) dan juga kerajaan
(united kingdom) yang Perdana
Menterinya memiliki jabatan dan
kedudukan yang kuat terhadap
parlemen.
2. Badan Legislatif Parlemen dalam sistem Para anggota Parlemen dari Majelis
(Parlemen) pemerintahan di Inggris me- Rendah, mayoritas mendukung rencana-
Parlemen terdiri miliki peran sebagai berikut : rencan kabinet yang berkuasa guna
dari dua kamar a. Menilai secara kontinyu mendukung partainya dalam badan
(bicameral), rekan-rekan se-partai eksekutif. Sedangkan dari Majelis Tinggi
yaitu : House of yang duduk di kabinet. yang anggotanya turun temurun, dapat
Com-mons b. Mempersiapkan bidang mengajukan atau merubah undang-undang.
(Majelis Rendah), legislasi atas dasar
dan House of kebijaksanaan menteri. Terdapat konvensi, bahwa menteri harus
Lord (Majelis c. Mengawasi pelaksanaan diambil dari keanggotaan badan legislatif
Tinggi). undang-undang. dengan tidak melepas jabatan di legislatif.
d. Menyatakan gagasan- Hal ini dimaksudkan agar adanya
gagasan politik. hubungan yang erat antara badan legislatif
e. Memaparkan argumen- dengan badan eksekutif guna
tasi-argumentasi politik memperlancar jalannya program
kepada para pemilih. pemerintah.
Kedudukan parlemen kuat, karena
keanggotannya selain diisi orang-orang
dari partai yang menang dalam pemilu juga
Perdana Menteri berasal dari kalangan
mereka selama kepercayaan masih
diberikan.
PERDANA MENTERI
DEWAN MENTERI-MENTERI Keterangan :
(KABINET) : Mosi tidak percaya dari
pihak legislatif (parlemen)
Untuk lebih memperjelas gambaran tentang sistem pemerintahan kepada pemerintah
parlementer model
PARLEMEN
Kerajaan Inggris, dapat dilihat pada bagan di bawah ini ! (eksekutif)
: Pertanggungjawaban dari
Pemilihan Artikulasi pihak eksekutif (PM dan
Umum Kepentingan Kabinetnya) kepada
parlemen (legislatif) 2
PEMILIH
3. Kontitusi Pada Negara Komunis
Komunisme merupakan aliran politik yang menganut ajaran Karl Marx dan
Friedrich Engel dalam naskah yang diperunutukan bagi kaum komunist di London dengan
judul Manifesto Komunist yang dibuat di Brusel pada tahun 1847.
Dalam naskah tersebut dierangkan, bahwa dasar Historis Materialisme ialah segala
sejarah manusia semenjak dunia terkembang, merupakan perjuangan kelas melawan kelas.
Sejarah yang terakhir adalah perjuangan kelas antara kaum borjuis melawan kelas
proletariat (kaum buruh) yang dimenangkan oleh kaum proletariat.
Fokus Kita :
Golongan komunis selalu bersikap ambivalent terhadap negara. Karl Marx,
berpendapat tentang negara bersifat negatif. Ia beranggapan bahwa negara sebagai suatu
alat pemaksa (instrumen of coercion) yang akhirnya akan melenyap sendiri dengan
munculnya masyarakat komunis. Kata Marx dan Engels : “Negara tak lain tak bukan
hanyalah mesin yang dipakai oleh satu kelas untuk menindas kela lain”.
2
Gagasan monisme (sebagai lawan dari pluralisme)
Gagasan ini menolak adanya golongan-golongan di dalam masyarakat sebab dianggap
bahwa setiap golongan yang berlainan aliran pikirannya merupakan perpecahan. Oleh
sebab itu persatuan harus dipaksakan dan oposisi ditindas.
Kekerasan dipandang sebagai alat yang sah guna mencapai komunisme.
Pelaksanaan pemaksaan dipakai dalam dua tahap. Pertama, terhadap musuh
diselenggarakan suatu diktatur yang kejam di mana oposisi dimusnahkan sampai ke akar-
akarnya. Kedua, bagi pengikutnya sendiri yang kurang insaf. Mereka diindoktrinasi
secara luas, terutama ditujukan kepada angkatan muda.
Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme.
Alat kenegaraan, seperti : polisi, tentara, kejaksaan dipakai untuk diabdikan kepada
pencapaian komunisme (mobilization system). Campur tangan negara sangat luas dan
mendalam di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Di bidang hukum, tidak
dipandang sebagai “a good in itself” akan tetapi sebagai alat revolusi untuk mencapai
masyarakat komunis.
b. Lembaga-Lembaga Kenegaraan
Republik Rakyat Cina, berdiri pada tahun 1949 dengan menumbangkan Dinasti Cing.
Tetapi baru pada tahun 1954, secara mapan Konstitusi Cina ditetapkan dalam Konggres
Rakyat Nasional yang menyebutkan antara lain “bahwa demokrasi rakyat dipimpin oleh
kelas pekerja dalam hal ini dikelola oleh Partai Komunis Cina sebagai inti kepemimpinan
pemerintahan”.
Untuk lebih jelasnya tentang struktur sistem pemerintahan pusat di Republik Rakyat
Cina (RRC) dapat dilihat pada bagan dibawah ini !
3
Struktur Sistem Pemerintahan Pusat di Republik Rakyat Cina (RRC)
Ekonomi China tumbuh 9,8 persen pada tahun 2005 atau lebih tinggi dari yang
diperkirakan sebelumnya. Ekonomi China kini berada di urutan ke enam di dunia,
menggusur posisi Italia dan kini sedang berusaha menyalip posisi Inggris dan Perancis di
urutan keempat dan kelima sebagai perekonomian terbesar di dunia. Perkiraan awal
menyebutkan pertumbuhan ekonomi China hanya tumbuh 9,4 persen. Namun,
pemerintah melakukan survei terhadap sektor jasa yang selama ini tidak terlalu
dipandang oleh Pemerintah China sebagai kekuatan ekonomi.
Pertumbuhan besar terjadi di sektor jasa, seperti turisme, perbankan dan asuransi.
Sektor ini sudah lama diabaikan pemerintah sehubungan dengan sistem statistik yang
sudah usang sehingga tak bisa mencatat aktivitas di sektor jasa. Sistem statistik ini lebih
menyandarkan perhitungan atas kegiatan di sektor bisnis, termasuk jam kerja penuh
karyawan. Padahal, statistik seperti itu juga jarang sekali dilakukan oleh perusahaan
swasta dan perusahaan pemerintah. Penelitian yang dilakukan terhadap 30 juta
perusahaan oleh Biro Pusat Statistik nasional, hasilnya memperlihatkan produksi
domestik bruto (PDB) China pada tahun 2004 juga meningkat 16,8 persen dibandingkan
dengan tahun 2003. Pada tahun 2004, PDB China hampir mencapai 16 triliun yuan
(setara dengan 2 triliun dollar AS).
Hal itu menunjukkan besaran ekonomi China telah menggantikan posisi Italia sebagai
kekuatan ekonomi terbesar keenam di dunia. Kekuatan ekonomi terbesar dunia sekarang
ini adalah AS, Jepang, Jerman, diikuti Inggris dan Perancis. Dengan aliran investasi yang
3
terus mengarah ke China, bukan tidak mungkin China akan menggusur Inggris dan
Perancis dalam waktu dekat. Demikian disampaikan kantor berita China, Xinhua
mengutip dari Wakil Menteri Pembangunan dan Komisi Reformasi Ou Xinqian.
1. Antara Konstitusi di negara liberal dengan negara komunis memiliki perbedaan pokok baik secara
teroritis maupun penerapannya. Tuliskan hal-hal yang anda ketahui berikut ini :
2. Berikan penjelasan kedudukan lembaga legislatif dan eksekutif pada negara liberal
(Inggris) dan Komunis (RRC) !
a. Pada negara liberal
(Inggris) : ..................................................................................................
......................................................................................................................................
...................
......................................................................................................................................
...................
b. Pada negara komunis
(RRC) : ....................................................................................................
......................................................................................................................................
...................
......................................................................................................................................
...................
3. Konstitusi di negara komunis RRC, dibangun atas dasar nilai-nilai antara lain monisme, kekerasan
sebagai alat dan negara juga sebagai alat. Berikan penjelasan masing-masing !
Monisme Kekerasan Negara
......................................... ............................................ ............................................
.. ... ...
......................................... ............................................ ............................................
.. ... ...
......................................... ............................................ ............................................
.. .. ...
3
4. Berikan tanggapan penjelasan, bagaimanakah ketatanegaraan negara komunis RRC
yang jabatan perdana menterinya selalu dipegang oleh Ketua Parti Komunis China
(PKC) ! ..............................................................................................................................
..................................
............................................................................................................................................
....................
............................................................................................................................................
....................
5. Tuliskan persamaan dan perbedaan kedudukan konstitusi negara pada negara liberal (Inggris) dan negara
komunis (RRC) !
Persamaan Perbedaan
................................................................. ....................................................................
......... ....................................................................
................................................................. ....................
......... ....................................................................
................................................................. ..........
......... ....................................................................
................................................................. ..........
.........
Fokus Kita :
Dasar negara dan sekaligus filsafat hidup negara republik Indonesia adalah Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara, mempunyai makna sebagai pedoman dasar untuk mengatur
penyelenggaraan ketatanegaraan negara yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Fungsi pokok Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindung. Jadi dalam
hal ini, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khusus dan merupakan perwujudan
atau manifestasi dari hukum yang tertinggi yang harus ditaati, bukan hanya oleh rakyat, tetapi
oleh pemerintah serta penguasa sekalipun.
Dengan memperhatikan sifat dan fungsi Konstitusi atau Undang-Undang Dasar, maka
setiap warga negara seharusnya memiliki keinginan kuat untuk hal-hal berikut :
1. Budaya ”Taat Asas”
Taat asas, berarti patuh dan tunduk pada ”dasar atau prinisp-prinsip” konstitusi negara.
Bahwa dasar dibuatnya konstitusi negara adalah menjadi pedoman atau aturan main dalam
penyelenggaraan kehidupan negara, maka kita sudah seharusnya tunduk dan patuh kepada
3
siapapun yang menjadi penyelenggara pemerintahan negara. Taat asas, perlu dibudayakan
dengan harapan dapat memberikan pemahaman yang benar tentang bagaimana menjadi
warga negara yang baik sesuai dengan konstitusi negara yang dianut. Jika konstitusi negara
Indonesia berdasarkan Pancasila, maka siapapun warga negara Indonesia harus berupaya
untuk memahami makna Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2. Budaya ”Taat Hukum”
Dalam budaya taat hukum, berarti adanya keinginan (secara internal) dari setiap warga
negara untuk tunduk dan patuh terhadap semua produk peraturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Taat hukum, merupakan wujud perilaku bagi setiap warga yang
dengan penuh kesadaran untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atau yang mengaturnya. Taat hukum, penting untuk dibudayakan
dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan dapat terwujudnya kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang aman, tertib, sejahtera dan berkeadilan.
Agar konstitusi negara dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan dasar-dasar
pemahaman taat asas dan taat hukum, maka sangat diperlukan sikap positif dari setiap warga
negara sebagai berikut :
1. Bersikap Terbuka
Sikap terbuka atau transparan, merupakan sikap apa adanya berdasarkan yang dilihat, di
dengar, dirasakan dan dilakukan. Sikap terbuka sangat penting dilakukan sebagai upaya
menghilangkan rasa curiga dan salah faham sehingga dapat dipupuk rasa saling percaya
dan kerja sama guna menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan hidup. Dengan sikap
terbuka terhadap konstitusi negara, kita belajar untuk memahami keberadaan sebagai
warga negara yang akan melaksanakan ketentuan-ketentuan penyelenggara negara dengan
seoptimal mungkin.
2. Mampu Mengatasi Masalah
Setiap warga negara berupaya mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.
Sikap ini penting untuk dikembangkan karena akan mendidik kebiasaan dalam menghadapi
masalah yang biasanya hanya sebagai penonton, pengkritik atau menyalahkan orang lain
akan menjadi orang yang mampu memberi solusi (jalan keluar). Dengan kemampuan untuk
mengatasi masalah terhadap konstitusi negara, hal ini akan semakin memberikan iklim dan
susasana yang semakin baik dalam menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3
Negara Indonesia dengan wilayahnnya yang luas dan jumlah penduduknya terbesar
keempat di dunia, memiliki permasalahan yang lebih kompleks dalam berbagai bidang
kehidupan. Dalam penyelenggaraan kehidupan negara, sangat penting bagi warga negara
untuk mampu memahami situasi dan kondisi negara dalam setiap kebijakan yang diambil.
Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya dari negara.
Namun demikian, hak yang kita minta tentu saja harus realistis, karena setiap
penyelenggara negara mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Demikian juga terhadap
konstitusi negara, tentu saja kita harus mampu memahami keterbatasan pelaksanaannya
baik dari tingkat daerah sampai dengan pusat.
Tagihan Tugas :
1. Baca baik-baik studi kasus di atas, kemudian apa yang dapat anda komentari ?
2. Berikan beberapa argumentasi, mengapa pada masa orde baru PKI dilarang dan era
reformasi ini cenderung ada upaya untuk dicabut larangan secara konstitusional tentang
PKI !
3. Dalam upaya rekonsiliasi dengan PKI di Indonesia, prasyarat apa yang harus dipersiapkan
baik bagi orang-orang yang terlibat langsung PKI maupun anak dan turunannya, serta diri
kita sendiri ?
4. Sikap anda dari sudut pandang dasar negara Pancasila terhadap kasus tersebut diatas ?
D. Inquari
Ciri khas dari demokrasi konstitusional ialah gagasan bahwa pemerintah yang demokratis
adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-
wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah
tercantum dalam konstitusi ; maka dari itu sering disebut “pemerintah berdasarkan konstitusi”
(constitutional government).
Tagihan Tugas :
1. Gali informasi kembali yang dimaksud dengan demokrasi konstitusional !
2. Bagaimana suatu konstitusi dapat diterapkan baik oleh penguasa maupun warga
negaranya !
3. Dari sudut pandang “keadilan”, manakah yang lebih baik antara demokrasi konstitusional
(negara-negara liberal) dengan demokrasi rakyat (negara-negara komunis)!
4. Apa sajakah sikap positif yang harus dilakukan untuk tetap tegaknya konstitusi di
Indonesia yang berdasarkan demokrasi Pancasila, terutama untuk para penyelenggara
negara !