Professional Documents
Culture Documents
Standar Kompetensi :
5. Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai
aspek kehidupan
Kompetensi Dasar :
5.1. Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan pewarganegaraan
di Indonesia.
5.2. Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
5.3. Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku.
A. PENDAHULUAN
1
akan berakibat langsung terhadap warganya untuk bisa menikmati hak-
haknya sebagai warga negara.
Siapapun warganya dan dimanapun negaranya, tentu ingin hidup
aman dan sejahtera. Setiap warga negara ingin hak-haknya juga
diberikan oleh negara adalah sama tanpa membeda-bedakan ras,
agama, gender, golongan, budaya dan suku. Jika hal ini benar-benar
mampu ditangkap oleh para pembuat kebijakan, tentu saja setiap warga
negara akan merasakan adanya ketenangan hidup. Dan pada gilirannya,
semangat nasionalisme dan patriotisme warga negara akan semakin
kokoh dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
dalam menuju kejayaannya.
Fokus Kita :
Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang bersama-sama
mendiami suatu wilayah tertentu. Secara hukum, rakyat
merupakan warga negara dalam suatu negara yang memiliki ikatan
hukum dengan pemerintah. Rakyat sebagai warga negara adalah
mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari
2
penduduk yang memiliki status kewarganegaraan disebut
sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditandai dengan
kepemilikan Akte Lahir atau Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi
yang telah berumur 17 tahun ke atas. Warga Negara Asing
(WNA) yang menetap di Indonesia karena suatu pekerjaan, juga
disebut sebagai penduduk.
Bukan Penduduk, adalah mereka yang berada di dalam suatu
wilayah negara hanya untuk sementara waktu (tidak
menetap). Contoh : para turis mancanegara atau tamu-tamu
instansi tertentu di dalam suatu negara.
2. Asas Kewarganegaraan
Dalam menentukan status kewarganegaraan lazim digunakan
stelsel aktif dan pasif. Menurut stelsel aktif, seseorang akan menjadi
warga negara suatu negara dengan melakukan tindakan-tindakan
hukum tertentu secara aktif. Sedangkan menurut stelsel pasif,
seseorang dengan sendirinya menjadi warga negara tanpa harus
melakukan tindakan hukum tertentu
Berkaitan dengan stelsel tersebut diatas, seseorang dalam suatu
negara pada dasarnya memiliki hak opsi dan hak repudiasi. Hak Opsi
adalah hak untuk memilik suatu kewarganegaraan (dalam stelsel
aktif). Sedangkan Hak Repudiasi adalah hak untuk menolak suatu
kewarganegaraan (dalam stelsel pasif)
Sedangkan penentuan Kewarganegaraan dapat dibedakan
menurut Asas Ius Sanguinis dan Asas Ius Soli.
a. Ius Soli, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
menurut daerah atau negara tempat di mana ia dilahirkan.
Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia
akan menjadi warga negara A, walaupun orang tuanya
3
adalah warga negara B. Asas ini dianut oleh negara Inggris,
Mesir, Amerika, dan lain-lain.
b. Ius Sanguinis, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang menurut pertalian darah atau keturunan dari
orang yang bersangkutan. Jadi, yang menentukan
kewarganegaraan seseorang ialah kewarganegaraan orang
tuanya, dengan tidak mengindahkan di mana ia sendiri dan
orang tuanya berada dan dilahirkan. Contoh: Seseorang
yang dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga
negara B, maka orang tersebut tetap menjadi warga negara
B (dianut oleh negara RRC).
Fokus Kita :
Adanya ketentuan-ketentuan yang tegas mengenai
kewarganegaan adalah sangat penting bagi tiap warga negara,
karena hal itu dapat mencegah adanya penduduk yang a-
patride dan yang bi-patride. Ketentuan-ketentuan itu penting
pula untuk membedakan hak dan kewajiban-kewajiban bagi
4
undang ini.
c. Asas Kewarganegaraan Tunggal, adalah asas yang menentukan
satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
d. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas, adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuaio
dengan ketentuan yang diatur dengan undang-undang ini.
5
4. Orang-orang yang berasal dari negara lain yang hukum
keluarganya sama dengan hukum keluarga Belanda
(Amerika, Australia, Rusia, dan Afrika Selatan), dan
keturunan mereka yang tersebut di atas.
Golongan Timur Asing, yang terdir atas :
1. Golongan Cina (Tionghoa), dan
2. Golongan Timur Asing bukan Cina (orang Arab, India, Pakistan,
Mesir, dan lain-lain).
Golongan Bumiputera (Indonesia), yang meliputi:
1. Orang-orang Indonesia asli serta keturunannya yang tidak memasuki
golongan rakyat lain, dan
2. Orang yang mula-mula termasuk golongan rakyat lain, lalu masuk
dan menyesuaikan hidupnya dengan golongan Indonesia asli.
6
Kerajaan Belanda, mereka berhak memilih
kewarganegaraan Belanda dalam waktu dua
tahun setelah tanggal 27 Desember 1949.
c. Orang Cina dan Arab yang lahir di Indonesia atau
sedikitnya bertempat tinggall enam bulan di
wilayah RI dan dalam waktu dua tahun sesudah
tanggal 27 Desember 1949 menyatakan memilih
menjadi warga negara Indonesia.
d. Orang Belanda yang dilahirkan di wilayah RI atau
sedikitnya bertempat tinggal enam bulan di
wilayah RI dan yang dalam waktu dua
tahun sesudah tanggal 27 Desember 1949
menyatakan memilih warga negara Indonesia.,
7
Negara Indonesia;
c. Anak yang lahir dari perkawinan
yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing;
d. Yang lahir dari perkawinan yang
sah dari seorang ayah warga negara asing
dan ibu Warga Negara Indonesia;
e. Anak yang lahir dari perkawinan
yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia; tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal
ayahnya tidak memberikan
kewargaanegaraan kepada anak tersebut;
f. Anak yang lahir dalam tenggang
waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah
dan ayahnya warga negara Indonesia;
g. Anak yang lahir di luar
perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia;
h. Anak yang lahir di luar
perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara asing yang diakui oleh seorang ayah
Warga Negara Indonesia sebagai anaknya
dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun
atau belum kawin;
i. Anak yang lahir di wilayah
negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan
ayah dan ibunya;
j. Anak yang baru lahir yang
ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak
diketahui;
k. Anak yang lahir di wilayah
negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewargane-garaan
atau tidak diketahui keberadaannya.
l. Anak yang dilahirkan di luar
wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara
Indonesia yang karena ketentuan dari negara
tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan.
m. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah
dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau
8
menyatakan janji setia.
Penugasan Praktik 1
Kewarganegaraan
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Kewarganegaraan
Republik Indonesia (Rakyat dalam suatu negara, Asas 9
Kewarganegaraan, Penduduk dan Warga Negara Indonesia, UU
Kewarganegaraan, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab
pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :
1. Berikan pengertian kembali yang dimaksud rakyat di dalam
suatu negara !
1
.....................................................................................................................
.....................................................
.....................................................................................................................
.....................................................
Fokus Kita :
Hak dan kewajiban warga negara Indonesia secara
konstitusional telah dijamin di dalam Undang-Undang Dasar
1945. Beberapa acuan yang dapat kita pedomani sebagai
bukti adanya hak dan kewajiban warga negara Indonesia
dapat dilihat pada peraturan perundangan yang berlaku.
1
Hak dasar sebagai suatu bangsa yang Kewajiban dasar sebagai
merdeka dan berdaulat serta bebas warga negara dalam berbagai
dari segala macam bentuk bidang kehidupan, antara
penjajahan (Pembukaan UUD lain :
1945, alinea I), dan hak dasar a. menjunjung tinggi nilai-
sebagai warga negara dalam nilai kemanusiaan dan keadilan
berbagai bidang kehidupan, (Pembukaan UUD 1945, alinea I),
antara lain : b. menghargai nilai-
a. menyatakan diri nilai persatuan,
sebagai warga negara dan kemerdekaan dan
penduduk Indonesia atau kedaulatan bangsa
ingin menjadi warga negara (Pembukaan UUD 1945, alinea
suatu negara (Pasal 26), II),
b. bersamaan kedudukan c. menjunjung tinggi
di dalam hukum dan dan setia kepada
pemerintahan (Pasal 27 ayat konstitusi negara dan
(1)), dasar negara (Pembukaan UUD
c. memperoleh pekerjaan 1945, alinea IV),
dan penghi-dupan yang d. setia membayar
layak (Pasa127 ayat (2)), pajak untuk negara (Pasal
d. kemerdekaan 23 ayat 2),
berserikat, berkumpul, e. wajib menjunjung
mengeluarkan pikiran lisan tinggi hukum dan
dan tuli-san (Pasal 28), pemerintahan dengan
e. Mempertahankan hidup tidak ada kecualinya (Pasal
dan kehidu-pannya sebagai 27 ayat 1),
hak asasi manusia (Pasal f. wajib ikut serta
28A) dalam usaha pertahanan
f. jaminan memeluk salah dan keamanan negara
satu agama dan pelaksanaan (Pasal 30 ayat (1)),
ajaran agamanya masing- g. wajib menghormati
masing (Pasal 29 ayat (2)), bendera negara Indonesia
g. ikut serta dalam usaha sang merah putih (Pasal
pertahanan dan keamanan 35),
negara (Pasal 30),
h. mendapat pendidikan h. wajib menghormati
(Pasal 31), bahasa negara bahasa
i. mengembangkan Indonesia (Pasal 36),
kebudayaan nasio-nal (Pasal i. wajib menjunjung
32), tinggi lambang negara
j. berhak dalam Garuda Pancasila dengan
mengembangkan usaha- semboyan Bhinneka
usaha bidang ekonomi (Pasal Tunggal Ika (Pasal 36A),
33) dan j. wajib menghormati
k. memperoleh jaminan lagu kebang-saan
pemeliharaan dari Indonesia Raya (Pasal
pemerintah sebagai fakir 36B).
miskin (Pasal 34).
1
Berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban dasar sebagai warga
negara, penting untuk dipahami dalam pelaksanaan demokrasi yang
berdampak pada penyelenggaraan negara dan stabilitas politik
negara. Untuk itu, sebagai salah satu perwujudan pelaksanaan hak
dan kewajiban warga negara dalam berdemokrasi, setiap warga
negara dituntut untuk menunjukan sikap positif dalam pengembangan
nilai-nilai Demokrasi Pancasila yang mencakup sebagai berikut :
a. Melaksanakan hak pilih dan dipilih dalam pemilihan umum;
b. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan Republik Indonesia;
c. Mensukseskan pemilihan umum yang jujur dan adil;
d. Melaksanakan GBHN dan Ketetapan-Ketetapan MPR lainnya;
e. Bermusyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan yang
menyangkut kepentingan bersama;
f. Saling mendukung dalam usaha pembelaan negara;
g. Saling menghormati kebebasan dalam hidup beragama;
Berikut ini contoh hak dan kewajiban warga negara Indonesia
dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
a. Hak dibidang politik, misalnya mempunyai hak untuk memilih
dipilih, mendirikan dan memasuki suatu organisasi sosial politik,
dan ikut serta dalam pemerintahan.
b. Hak di bidang pendidikan, misalnya mempunyai hak untuk
memperoleh pendidikan, mengembangkan karir pendidikan,
mendirikan lembaga pendidikan swasta, dan ikut serta menangani
pendidikan.
c. Hak di bidang ekonomi, misalnya setiap warga negara mempunyai
hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh penghidupan yang
layak, hak memiliki barang, dan hak untuk berusaha.
d. Hak di bidang sosial budaya, misalnya setiap warga negara
Indonesia mempunyai hak untuk mendapat pelayanan sosial,
kesehatan, pendidikan penerangan hak untuk mengembangkan
bahasa, adat-istiadat dan budaya daerah masing-masing, dan hak
untuk mendirikan lembaga sosial budaya.
Tanggungjawab warga negara dalam pelaksanaan Demokrasi
Pancasila antara lain sebagai berikut;
a. Setiap warga negara Indonesia bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan sistem Demokrasi Pancasila.
b. Setiap warga negara Indonesia bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan pemilihan umum secara langsung, umum, bebas dan
rahasia serta jujur dan adil
c. Setiap warga negara Indonesia bertanggungjawab atas
pelaksanaan hukum dan pemerintahan RI.
d. Setiap warga negara Indonesia bertanggungjawab atas usaha
pembelaan negara.
e. Setiap warga negara Indonesia bertanggungjawab atas pelaksaan
hak-hak asasi manusia, mempertahankan, dan mengisi
kemerdekaan Indonesia.
3. Dalam Peraturan Perundangan Lain
Penerapan prinsip-prinsip hak dan kewajiban warga negara akan
diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan yang
1
berlaku. Berikut ini akan disebutkan beberapa hak dan
kewajiban warga negara dalam bidangbidang tertentu yang
berkaitan dengan kehidupan kenegaraan.
a. TAP. MPR No. IV/ MPR / 1983 Jo. UU No. 5 Tahun 1985 tentang
Referendum, yaitu warga negara berhak memberikan
persetujuan / menolak adanya keinginan MPR untuk mengubah UUD
1945 (Pasal 37 ayat 1 UUD 1945). Pasca Orde Baru Ketetapan ini
dicabut dengan TAP MPR No. VIII/ MPR/ 1998, sehingga
masalah perubahan UUD sepenuhnya menjadi wewenang
MPR.
b. UU No. 3 Tahun 1975 Jo. UU No. 3 Tahun 1985 dan diubah
dengan UU No. 2/1999 tentang Partai Politik serta UU No. 8
Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan, yaitu warga
negara berhak menentukan pilihannya untuk menjadi salah
satu anggota Parpol. Selain itu, warganegara juga berhak
mendirikan organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan
dalam mewujudkan aspirasi-aspirasi kelompoknya. Untuk
yang terakhir ketentuan tentang Partai Politik dikeluarkan
dengan UU No. 31 Tahun 2002.
c. UU No. 15 Tahun 1969 Jo. UU No. 4 Tahun 1975 Jo. UU No. 1 Tahun 1985
kemudian diganti dengan UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilu, yaitu
adanya hak warga negara dalam Pemilu, baik sebagai hak
pilih aktif (memilih) maupun hak pilih pasif (dipilih).
d. UU No. 11 Tahun 1966 Jo. UU No. 21 Tahun 1982 Jo. UU No. 40 tahun 1999
tentang Pers, yaitu warga negara mempunyai hak dalam
mengeluarkan pikiran lisan atau tulisan baik melalui media
masa, media cetak maupun media elektronik.
e. UU No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman, yaitu adanya hak menolak dikenakan
penangkapan tanpa perintah yang sah, hak praduga tak
bersalah (presumtion of innocence), hak memperoleh bantuan
hukum, dan sebagainya. Untuk selanjutnya tentang
Kekuasaan Kehakiman diperbaharui dengan keluarnya UU
No. 35 Tahun 1999 dan UU No.4 Tahun 2004.
f. UU No. 20 Tahun 2002 tentang Pokok-Pokok Pertahanan dan
Keamanan, yaitu kewajiban membela negara dengan ABRI
(sekarang TNI dan Polri) sebagai tulang punggungnya.
Selanjutnya sesuai dengan semangat reformasi ketentuan
tentang Pertahanan Negara diganti dengan UU No.3 Tahun
2002. Sedangkan khusus untuk Kepolisian Negara, diatur
tersendiri dengan UU No.2 Tahun 2002.
Penugasan Praktik 2
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah,
Kewarganegaraan
internet, buletin dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut
:
Rumuskan kembali bagaimana kedudukan warga Indonesia di
depan hukum !
Berikan penjelasan apa sesungguhnya yang dimaksud hak-hak
dasar dan kewajiban dasar sebagai warga negara !
Berikan sekurang-kurangnya 3 (tiga) contoh hak dan kewajiban
warga negara dalam kehidupan berdemokrasi Pancasila ! 1
Berikan pendapat atau pandangan anda dari sudut pandang
HAM tentang kedudukan warga negara Indonesia dihadapan
4. Pewarganegaraan di Indonesia
Menurut Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 yang dapat
memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia adalah
sebagai berikut :
a. Mereka yang menjadi warga negara menurut undang-
undang / peraturan/ perjanjian yang terlebih dahulu telah berlaku
(berlaku surut),
b. Kelahiran (asas ius soli),
c. Adopsi melalui Pengadilan Negeri (menyangkut anak orang
asing di bawah umur 5 tahun),
d. Anak-anak di luar perkawinan dari seorang wanita
Indonesia,
e. Pewarganegaraan (naturalisasi),
f. Setiap orang asing kawin dengan seorang laki-laki
Indonesia,
g. Anak-anak yang belum berumur 18 tahun / belum kawin mengikuti
ayah atau ibunya (asas ius sanguinis),
h. Anak orang asing dan tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayah
atau ibunya yang orang asing itu dapat menjadi warga negara RI setelah berumur
21 tahun atau sudah kawin melalui pernyataan.
xx) 5 xxx)
4 xxx)
5 3
1
mengajukan kembali permohonannya di lain waktu, tapi bila dikabulkan
maka ia harus mengucapkan sumpah atau janji setia di hadapan
Pengadilan Negeri atau Perwakilan Diplomatik RI.
Selanjutnya, pewarganegaraan akan diumumkan oleh
Menteri Kehakiman dalam Berita Negara. Apabila dalam waktu
3 bulan setelah hari ditetapkan SK Menteri Kehakiman si
pemohon tidak mengucapkan sumpah/janji setia, maka
keputusan itu dengan sendirinya batal (demi hukum).
Dalam memperoleh kewarganegaraan selain melalui cara
naturalisasi, dapat juga dengan cara berikut :
a. Kelahiran, yaitu pada dasarnya siapa saja yang lahir di
Indonesia adaiah warga negara RI (asas ius soli),
b. Pengangkatan, yaitu pengangkatan anak berusia lima tahun
ke bawah secara sah (adopsi) oleh orang tua angkatnya
maka anak tersebut dapat memperolehi kewarganegaraan
RI,
c. Dikabulkan permohonannya, yaitu permohonan yang
dikabulkan oleh Menteri Kehakiman seperti orang asing yang
lahir dan bertempat tinggal di wilayah RI tetapi tidak
mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan
ayahnya.
d. Akibat perkawinan, yaitu suatu perkawinan antara warga
asing dengan pria WNI. Dalam hal ini si istri akan
memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Apabila prianya
warga negara asing sedangkan wanitanya WNI, maka wanita
(istri) tesebut akan kehilangan kewarganegaraan RI bila
dalam waktu 1(satu) tahun setelah perkawinan tidak
menyatakan menjadi Warga Negara Republik Indonesia.
1
tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diperoleh melalui
pewarganegaraan atau naturalisasi, yaitu kepada orang asing
yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan
alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan
Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda
1
menyatakan janji setia pada waktu yang telah ditentukan
sebagai akibat kelalaian Pejabat, pemohon dapat mengucapkan
sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan Pejabat lain
yang ditunjuk Menteri;
j. Pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dilakukan di
hadapan Pejabat; dan pejabat tersebut membuat berita acara
pelaksanaan pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia;
k. Paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia, Pejabat
menyampaikan berita acara pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia kepada Menteri. Sumpah atau
pernyataan janji setia adalah sebagai berikut :
Yang mengucapkan sumpah, lafal sumpahnya sebagai berikut :
Demi Allah/demi Tuhan Yang Maha Esa, saya bersumpah
melepaskan seluruh kesetiaan saya kepada kekuasaan asing,
mengakui, tunduk, dan setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan akan membelanya dengan
sungguh-sungguh serta akan menjalankan kewajiban yang
dibebankan negara kepada saya sebagai Warga Negara
Indonesia dengan tulus dan ikhlas.
1
Bonus Info Kewarganegaraan
UU KEWARGANEGARAAN, ANTARA UTOPIA DAN REALITA
2
kenyataannya di daerah Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia
atau SKBRI tetap saja dipakai. Selain masyarakat, para birokrat daerah,
terutama di Dinas Catatan Sipil dan Imigrasi, saatnya mendapatkan
sosialisasi undang-undang tersebut.
Sebenarnya, diskriminasi terhadap etnis Tionghoa telah dihapuskan
sejak terbit Keppres Nomor 56 Tahun 1999 yang mengatakan SKBRI tidak
berlaku lagi. Setelah itu muncul Inpres Nomor 4 Tahun 1999, Surat Wakil
Presiden, Surat Mendagri, dan Surat Edaran Dirjen Imigrasi yang intinya
menghilangkan SKBRI. Kenyataannya, di lapangan SKBRI tetap saja
dipakai. Dengan demikian, sesungguhnya pemerintah sudah punya
kemauan yang baik untuk menghapuskan diskriminasi dengan
mengeluarkan berbagai aturan.
2
Indonesia; dari negara asing tersebut;
j. Mengangkat sumpah g. Tidak diwajibkan tetapi turut serta
atau menyatakan janji dalam pemilihan sesuatu yang
setia kepada negara bersifat ketatanegaraan untuk suatu
asing; negara asing;
k. Turut serta dalam h. Mempunyai paspor atau surat yang
pemilihan sesuatu yang bersifat paspor dari negara asing
bersifat ketatane-garaan atau surat yang dapat diartikan
untuk suatu negara asing; sebagai tanda kewarganegaraan
l. Mempunyai paspor dari yang masih berlaku dari negara lain
negara asing; dan atas namanya;
m. Bertempat tinggal di i. Bertempat tinggal di luar wilayah
luar negeri selama 5 negara Republik Indonesia selama 5
tahun berturut-turut (lima) tahun terus-menerus bukan
dengan tidak dalam rangka dinas negara, tanpa
menyatakan alasan yang sah dan dengan sengaja
keinginannya untuk tidak menyatakan keinginannya
tetap men-jadi warga untuk tetap menjadi Warga Negara
negara Indonesia kecuali Indonesia sebelum jangka waktu 5
jika ia ada dalam dinas (lima) tahun itu berakhir, dan setiap
negara Republik 5 (lima) tahun berikutnya yang
Indonesia. bersangkutan tidak mengajukan
pernyataan ingin tetap menjadi
Warga Negara Indonesia kepada
Perwakilan Republik Indonesia yang
wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal yang bersangkutan padahal
perwakilan Republik Indonesia
tersebut telah memberitahukan
secara tertulis kepada yang
bersangkutan, sepanjang yang
bersang-kutan tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan.
2
“Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia”
(Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006)
1. Makna Persamaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sadari bahwa setiap manusia
selain kodratnya sebagai makhluk pribadi adalah juga sebagai
makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, sangat merasakan bantuan,
pertolongan dan bantuan dari orang lain. Untuk mewujudkan dirinya
sebagai makhluk sosial tersebut, maka timbul perasaan dan sikap
ingin dihormati dan dihargai orang lain. Dengan dihormati dan
dihargai tersebut, maka setiap manusia merasakan adanya
pengakuan dari orang lain, dari kelompok atau masyarakat sekitar.
Penting bagi setiap manusia untuk dapat mengembangkan sikap
hormat dan menghargai orang lain agar di dalam kehidupannya
terwujud kerukunan dan kerja sama yang baik sehingga tercapai
keingin kedamaian dan ketenteram hidup. Karena setiap manusia
sangat mendambakan suasana kehidupan yang akrab, ramah dan
penuh kedamaian.
Fokus Kita :
Berdasarkan pendekatan kultural, bangsa Indonesia
sesungguhnya sangat memahami makna ”persamaan” hidup
dengan senantiasa mengedepankan nilai-nilai saling menghormati
dan menghargai antar sesama manusia tanpa membedakan suku,
agama, ras dan antar golongan melalui semboyan Bhinneka Tunggal
Ika yang sampai sekarang ini masih melekat dan tertanam kuat
Persamaan, merupakan perwujudan kehidupan di dalam
masyarakat yang saling menghormati dan menghargai orang lain
2
dengan tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antar
golongan (SARA). Timbulnya berbagai suasana tidak nyaman dan
ketakutan bagi setiap manusia (masyarakat) di suatu tempat, karena
adanya segelintir orang yang mempunyai keinginan/kepentingan
tertentu dengan cara-cara yang tidak beradab (melanggar nilai, norma
dan moral). Miskinnya pengetahuan dan pemahaman tentang
kehidupan yang beradab serta kehidupan sosial-budaya yang
terkebelakang, sering menjadi penyebab ”makna persamaan” hilang
dan berubah menjadi ”diskriminasi”.
Di negara-negara berkembang pada umumnya (termasuk
Indonesia), memaknai ”persamaan hidup” lebih bersifat kultural
karena faktor adat istiadat dan budaya yang diterapkan secara turun
temurun. Rasa penghormatan dan penghargaan tulus yang kita
terima, terutama pada masyarakat di pedesaan yang masih menjaga
dan memelihara dengan baik adat-istiadat dan budaya mereka.
Namun di kota-kota besar pada umumnya dengan masyarakatnya
yang sudah sangat kompleks (heterogen) dan multi kultural, tentu
tidak banyak yang diharapkan.
2
b. Nilai Gotong Royong
Pada sebagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai gotong royong
masih sangat kuat dipertahankan sebagai wujud kepedulian dan
mau membantu sesama. Bentuk perbuatan gotong royong seperti ;
membantu dalam membangun rumah, bersama-sama membuat
jembatan, menolong yang kena musibah bencana alam, menjaga
keamanan bersama (ronda/siskamling) dan sebagainya, merupakan
wujud ”jaminan persamaan hidup” dengan tidak membeda-
bedakan status sosial maupun suku, agama, ras dan antar
golongan.
Esensi nilai gotong royong adalah adanya keinginan kuat dalam
setiap anggota masyarakat dalam meringankan beban orang lain,
sehingga mampu hidup mandiri layaknya masyarakat lain.
c. Nilai Ramah Tamah
Kebiasaan dalam pergaulan hidup yang mengembangkan sopan
santun dan ramah tamah, merupakan salah satu ciri khas bangsa
Indonesia yang membedakan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Salah satu keunggulan dan sekaligus kebanggaan warisan nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia yang harus dilestarikan kepada generasi
penerus bangsa adalah sikap sopan dan ramah kepada siapapun
tamu yang hadir yang memiliki itikad baik. Banyak bangsa lain jika
berkunjung ke tempat-tempat wisata atau ke daerah-daerah
tertentu di Indonesia sangat terkesan dengan sikap sopan dan
ramah tamah tersebut.
Esensi sikap sopan dan ramah tamah adalah adanya ketulusan
melakukan suatu perbuatan dengan berprasangka baik terhadap
orang lain baik yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal.
Terdapat juga keinginan untuk membantu dan bekerja sama
dengan mengedepankan rasa hormat dan penghargaan kepada
orang lain tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan antar
golongan. Dengan demikian, sesungguhnya nilai sopan santun dan
ramah tamah sangat memberi peluang dan kesempatan dalam
memberikan jaminan persamaan hidup yang tulus kepada siapapun
mereka yang hadir bersama-sama untuk hidup di dalam
masyarakat.
2
Esensi rela berkorban dan cinta tanah air dalam jaminan
persamaan hidup adalah bahwa dalam kehidupan manusia ada
rasa kebanggaan yang mendalam jika sanggup melakukan
pengorbanan untuk kepentingan orang lain atau bangsa dan
negara sebagai wujud rasa cinta yang tulus dan mendalam.
Fokus Kita :
Dasar Negara Pancasila yang digali dari nilai-nilai luhur
masyarakat dan bangsa Indonesia telah dipilih dan ditetapkan
sebagai pandangan hidup (way of life) dan filsafat hidup dalam
penyelenggaraan negara di Indonesia baik yang mencakup bidang
politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan keamanan.
2
Dengan semangat kebangsaan yang tinggi baik internal maupun
eksternal untuk memperoleh jaminan persamaan hidup di dunia,
bangsa Indonesia telah melakukan berbagai upaya-upaya nyata
untuk mendorong bangsa-bangsa lain terutama di Asia dan Afrika
untuk memperoleh hak kemerdekaannya. Hal ini dilakukan melalui
banyaknya hubungan bilateral dan kerja sama multilateral dalam
wadah Gerakan Negara-Negara non Blok, ASEAN, PBB dan
sebagainya.
Demikian di dalam alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945, yang
antara lain berbunyi “ ........ .......... Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, dan seterusnya. Pada kalimat
”melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia”, hal ini mengandung makna merupakan wujud keinginan
kuat dari penyelenggara negara untuk mampu memberikan
jaminan persaman hidup yang berkeadilan sosial baik internal
bangsa Indonesia maupun partisipasi aktif terhadap dunia
internasional. Jadi, jelaslah bahwa perihal jaminan persaman hidup
di Indonesia secara konstitusional seperti yang termaktub di dalam
Pembukaan UUD 1945, telah secara eksplisit dinyatakan untuk
selanjutnya diimplementasikan ke dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Sila-Sila Pancasila
Pengakuan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia, juga telah
dirumuskan secara filosofis dalam dasar negara Pancasila melalui
sila-sila Pancasila sebagai berikut :
N Sila-Sila Uraian/Keterangan
o Pancasila
1. Ketuhanan Yang Bahwa segala agama dan kepercayaan
Maha Esa. yang berada di Indonesia terpusat pada
Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh sebab
itu, makna utama dalam sila pertama ini
yaitu adanya pengakuan persamaan
jaminan hidup bagi warga negara
Indonesia untuk bergama dan
melaksanakan ajaran agamanya sesuai
dengan keyakinan masing-masing.
Siapapun warga dan agamanya harus
saling menghormati dan menghargai
sehingga terwujud toleransi dalam
kehidupan umat beragama.
2. Kemanusiaan Yang Menunjukkan ekspresi bangsa Indonesia
Adil dan Beradab. yang mempunyai keinginan kuat bahwa
dalam aspek-aspek hubungan antar
2
manusia adanya jaminan persaman hidup
dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, berdasarkan moralitas yang
adil dan beradab.
3. Persatuan Dengan dasar persatuan dan kesatuan
Indonesia. Indonesia, maka setiap bangsa Indonesia
mampu meletakkan kepentingan,
keselamatan bangsa dan rakyat di atas
kepentingan diri sendiri dan golongan.
Bahwa setiap warga negara harus
sanggup memberikan jaminan
persamaan hidup antar warga dan siap
berkorban untuk bangsa dan negara atas
dasar cinta tanah terhadap bangsanya.
4. Kerakyatan yang Merupakan keinginan hidup berbangsa
dipim-pin oleh dan bernegara yang demokratis baik
hikmah kebi- dalam arti formal maupun material
jaksanaan dalam berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
permu- dan moralitas kemanusiaan yang adil dan
syawaratan/perwa beradab dengan senantiasa menjunjung
kilan. tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.
Kehidupan demokrasi dengan
memberikan jaminan persaman hidup
bagi setiap warga negara, merupakan
cita-cita luhur yang ingin diwujudkan
melalui konsensus adanya persamaan
politik, hukum, ekonomi dan sosial
budaya.
5. Keadilan sosial Dimaksudkan dalam rangka pengaturan
bagi se-luruh hubungan manusia dalam kehidupan
rakyat Indonesia. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur, materiap maupun spiritual.
Dalam pelaksanaan hubungan antar
manusia yang mencakup jaminan
persamaan hidup, semua bentuk
eksploitasi manusia oleh manusia lain
sangat dilarang. Sangat diharapkan agar
setiap anggota masyarakat mampu
menciptakan kondisi untuk semua
golongan mendapatkan kesempatan yang
sama dan berkeadilan menuju
penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
2
bernegara, sudah sangat jelas bahwa hal tersebut ingin segera
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Guna lebih mempertajam
keinginan penyelenggara negara dalam memberikan jaminan
persamaan hidup bagi warganya, berikut ini dapat dilihat pada
pasal-pasal UUD 1945 dan peraturan perundangan lainnya.
UUD
N
1945/Peraturan Isi/Uraian
o
Perundangan
1. Pasal 26 ayat (1) “Yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara”.
2. Pasal 27 ayat (1) “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya”.
3. Pasal 27 ayat (2) “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan”
4. Pasal 27 ayat (3) “Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”
5. Pasal 28 ”Kemerdekaan berserikat,
berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang”
6. Pasal 28A “Setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya”
7. Pasal 29 ayat (2) ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-
tiap penduduk untuk memeluk agama
masing-masing dan beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.”
8. Pasal 30 ayat (1) “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara”.
9. Pasal 31 ayat (1) “Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan”
10 Pasal 32 ayat (1) “Negara memajukan kebudayaan
. nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
11 Pasal 33 ayat (3) “Bumi dan air dan kekayaan alam yang
. terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-
3
besar kemakmuran rakyat”.
12 Pasal 34 ayat (1) “Fakir miskin dan anak-anak yang
. terlantar dipelihara oleh negara”.
13 UU No. 40 Tahun Jaminan kepada warga negara untuk
. 1999 mengeluarkan pikiran dan tulisan melalui
media massa “Pers”.
14 UU No. 3 Tahun Jaminan kepada warga negara dalam
. 2002 membela negara melalui “Pertahanan
Negara”.
15 UU No. 31 Tahun Jaminan kepada warga negara untuk
. 2002 mendirikan “Partai Politik”
16 UU No. 4 Tahun Jaminan kepada warga negara untuk hak
. 2004 praduga tak bersalah melalui “Kekuasaan
Kehakiman”.
Penugasan Praktik 4
Kewarganegaraan
Carilah sumber
sumberinformasi
informasilain
lainbaik
baik
daridari
buku,
buku,
koran,
koran,
majalah,
majalah,
internet,
internet,
buletinbuletin
dan dan
sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :
Rumuskan kembali
kembali bagaimana
makna persamaan
suatu bangsa
dalamsecara
kedududkan
sosiologissebagai
maupunwarga
politisnegara
dapat
terbentuk
dalam kehidupan
! bermasyarakat, berbangsa dan bernegara!
Berikan penjelasan
penjelasan hubungan
bahwa di antara
dalamadanya
nilai-nilai
manusia
budaya
dengangotong
terbentuknya
royong terkandung
bangsa di
dalam suatu
makna tentang
negara
jaminan
tertentu
persaman
! hidup !
Berikan penjelasan
penjelasan kembali
kembalibahwa
mengapaPembukaan
unsur konstitutif,
UUD 1945 merupakan
mempunyai unsur
citramutlak
moral
dalammendukung
yang berdirinya suatu
persmaan
negara
hak! antar bangsa di dunia !
Berikan
Berikan
sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya 2 (dua)
3 (tiga)
contoh
contohpersamaan
nilai-nilai dan
Pancasila
berbedaan
yang antara
berhubungan
warga
negara
erat dengan
dengan
jaminan
bukanpersamaan
warga negarahidup
berdasarkan
! hak dan kewajibannya !
Identifikasikan kembali
kembali dalam
pasal-pasal
bentuk di
apadalam
sajakahUUDbatas1945
suatuyang
negara
memuat
dengantentang
negara
lain ! persaman hidup sebagai warga negara !
jaminan
3
Sangat riskan bagi bangsa Indonesia yang dihuni oleh masyarakat
multi etnis dan budaya apabila ada sebagian masyarakat yang tidak
menghargai perbedaan (diskriminasi) dengan apapun alasannya.
Diskriminasi merupakan sikap dan perbuatan yang harus dihindari,
karena cepat atau lambat akan menjadi bom waktu perpecahan dan
sangat berpotensi terjadinya konflik vertikal (dengan penguasa) maupun
konflik horizontal (dengan sesama masyarakat). Dalam rangka
menghargai persaman kedudukan bagi setiap warga negara, perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Regulasi yang dilakukan oleh lembaga eksekutif maupun legistlatif,
sebelum disahkan sudah seharusnya dibuat dalam kajian akademis
yang memadai dan analisis-analisis psikologi sosial yang mendalam,
sehingga menghasilkan peraturan dan kebijakan yang tidak
diskriminatif yang dirasakan oleh sebagian warga negara/masyarakat.
2. Implementasi suatu kebijakan atau aturan, agar pelaksanaanya
dilakukan oleh aparat yang betul-betul memahami, proporsional dan
profesional. Hal ini penting untuk dipahami, agar pada saat terjadi
penindakan pelanggaran (law enforcement) mampu berlaku adil dan
sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan diperluas jangkauan dan
publikasinya agar warga masyarakat yang berkepentingan merasa
berperan aktif untuk memahami. Jika sosialisasi telah terpahami
dengan baik, warga masyarakat akan semakin cerdas untuk
melaksanakannya tanpa ada rasa curiga atau salah paham.
4. Masyarakat harus dilatih dan diberikan pembelajaran pentingnya
“taat asas” dan “taat aturan” sehingga dalam menyelesaikan suatu
masalah atau urusan adminstrasi tertentu betul-betul mematahu
rambu-rambu yang telah ditentukan. Jangan sampai ada diantara
mereka karena kenal sehingga semua urusan dapat dengan mudah,
sementara yang tidak punya akses atau kenalan merasa dipersulit
sehingga terjadi diskriminasi.
5. Aparatur penyelenggara negara/pemerintah dan masyarakat tidak
saling memberi peluang munculnya tindak Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN). Karena sesungguhnya KKN merupakan salah satu
sumber diskrimanasi perlakukan terhadap warga masyarakat, karena
ada yang diistimewakan dan sementara yang lain diacuhkan.
6. Keteladanan dan pembelajaran yang berkelanjutan dijalur
pendidikan melalui jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan
tinggi untuk melestarikan nilai-nilai budaya bangsa yang sangat
menghargai dan menghormati adanya perbedaan dalam masyarakat.
Perbedaan bukan untuk dipertentangkan, akan tetapi harus selalu
dicari titik temu sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
7. Aparat penegak hukum senantiasa mewaspadai dan antisipatif
terhadap potensi-potensi konflik yang mengarah pada perbedaan ras,
gender, golongan, budaya dan suku yang ada di dalam masyarakat.
Upayakan kejelian dalam pendeteksian dini sehingga segala sesuatu
dapat dicegah sebelum konflik muncul ke permukaan.
3
Siapapun warganya dan dimanapun negaranya, tentu ingin hidup
aman dan sejahtera. Setiap warga negara ingin hak-haknya juga
KESIMPULAN
diberikan oleh negaraF adalah sama tanpa membeda-bedakan ras,
agama, gender, golongan, budaya dan suku.
Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu. Secara hukum, rakyat merupakan warga
negara dalam suatu negara yang memiliki ikatan hukum dengan
pemerintah.
Rakyat di dalam suatu negara dapat dibedakan, berdasarkan
hubungannya dengan daerah tertentu di dalam suatu negara
(penduduk dan bukan penduduk). Sedangkan hubungannya dengan
pemerintah negaranya, yaitu warga negara dan bukan warga negara.
Adanya ketentuan-ketentuan yang tegas mengenai kewarganegaan
adalah sangat penting bagi tiap warga negara, karena hal itu dapat
mencegah adanya penduduk yang a-patride dan yang bi-patride.
Ketentuan-ketentuan itu penting pula untuk membedakan hak dan
kewajiban-kewajiban bagi warganegara dan bukan warganegara.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganega-raan Republik Indonesia, bahwa yang dimaksud
orang-orang bangsa Indonesia asli adalah orang-orang
Indonesia yang menjadi warga negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain
atas kehendak sendiri.
Hak dan kewajiban warga negara Indonesia secara
konstitusional telah dijamin di dalam Undang-Undang Dasar
1945. Beberapa acuan yang dapat kita pedomani sebagai bukti
adanya hak dan kewajiban warga negara Indonesia dapat dilihat
pada peraturan perundangan yang berlaku.
Berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban dasar sebagai warga negara,
penting untuk dipahami dalam pelaksanaan demokrasi yang
berdampak pada penyelenggaraan negara dan stabilitas politik negara.
Untuk itu, sebagai salah satu perwujudan pelaksanaan hak dan
kewajiban warga negara dalam berdemokrasi, setiap warga negara
dituntut untuk menunjukan sikap positif dalam pengembangan nilai-
nilai Demokrasi Pancasila.
Apabila ada orang asing yang ingin menjadi warga negara
Indonesia melalui proses naturalisasi, ia harus mengajukan permohonan
kepada Menteri Kehakiman melalui kantor pengadilan negeri setempat di mana
ia tinggal atau Kantor Kedutaan Besar RI bagi di luar negeri.
Persamaan, merupakan perwujudan kehidupan di dalam masyarakat
yang saling menghormati dan menghargai orang lain dengan tanpa
membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
Mengingat konstruksi yang dibangun oleh bangsa Indonesia dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bersumber dari
keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika, maka sudah menjadi kewajiban negara untuk
mampu memberikan “jaminan persamaan hidup” dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3
LATIHAN UJI KOMPETENSI
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
3
d. Nomor 14 Tahun 2006 e. 7 tahun tidak berturut-
e. Nomor 15 Tahun 2006 turut
Uraian
Berikan jawaban dengan singkat dan jelas pada pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini !