Professional Documents
Culture Documents
Standar Kompetensi :
6. Menganalisis Sistem Politik di Indonesia.
Kompetensi Dasar :
6.1. Mendeskripsikan supra struktur dan infra struktur politik di Indonesia.
6.2. Mendeskripsikan perbedaan sistem politik di berbagai negara.
6.3. Menampilkan peran serta dalam sistem politik di Indonesia.
A. PENDAHULUAN
1
A. SISTEM POLITIK
Sebelum kita memahami tentang apa dan bagaimana tentang sistem politik, alangkah
baiknya jika pemahaman tentang ”sistem” dan ”politik” terlebih dahulu telah diketahui.
Meskipun dalam kehidupan sehari-hari istilah ini sering dijumpai, namun penjelasan lebih
lanjut tentang sistem dan politik akan diuraikan sebagai berikut.
Fokus Kita :
Pengertian Sistem dalam Webster,s New Collegiate Dictionary teridiri dari kata “syn”
dan “histanai” (greek) yang berarti to place together, menempatkan bersama. Dijelaskan
lebih lanjut bahwa system is a complesx of ideas, principle etc forming a coherent whole,
as the American system of government yang artinya adalah suatu kumpulan pendapat-
pendapat, prinsip-prinsip dan lain-lain yang membentuk suatu kesatuan yang berhubung-
hubungan satu sama lain, seperti sistem pemerintahan Amerika.
Prof. Pamudji mengartikan ”sistem” sebagai suatu kebulatan atau keseluruhan yang
kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh. Suatu kebulatan atau
keseluruhan yang utuh, di mana di dalamnya terdapat komponen-komponen yang pada
gilirannya merupakan sistem tersendiri yang mempunyai fungsi masing-masing, saling
berhubungan satu sama lain menurut pola, tata atau norma tertentu dalam rangka mecapai
suatu tujuan.
Sistem dapat pula diartikan sebagai kumpulan fakta-fakta, pendapat-pendapat,
kepercayaan-kepercayaan dan lain-lain yang disusun dalam suatu cara yang teratur; seperti
sistem filsafat. Ada juga yang mengartikan bahwa sistem selalui dimulai dari suatu tempat
dan diakhiri di tempat lain pula. Kalau kita kaitkan langsung dengan sistem politik bukanlah
pekerjaan gampang, sebab sistem politik bukan diatur oleh orang perorangan, tapi oleh
peranan yang telah melembaga. Jadi sistem dianggap sebagai ”pola yang relatif tetap” dri
hubungan antara manusia yang melibatkan makna yang luas dari kekuasaan, aturan-aturan
dan kewenangan.
Kata ”politik” berasal dari kata Yunani ”polis” yang berarti kota yang berstatus
negara/negara kota, seperti dalam Webster,s New Collegiate Dictionary, berasal dari kata
“polis” yang berarti “city state” – negara kota. Segala aktivitas yang dijalankan oleh Polis
untuk kelestarian dan perkembangannya disebut “politike techne” (politika). Berdasarkan
pengertian tersebut, maka politik pada hakikatnya “the art and science of government” atau
seni dan ilmu memerintah.
Dalam pengertian umum, politik adalah “macam-macam kegiatan dalam suatu sistem
politik/negara yang menyangkut proses menentukan dan sekaligus melaksanakan tujuan-
tujuan sistem itu”. Dapat juga pengambilan keputusan mengenai apa yang menjadi tujuan
sistem politik, seleksi dari beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas tujuan-tujuan
yang telah dipilihnya. Politik juga merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam
negara. Dalam sudut pandang yang berbeda, politik dapat diartikan sebagai berikut :
1. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional.
2
2. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(teori klasik Aristoteles).
3. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara.
4. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat.
5. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaskanaan kebijakan
publik.
Fokus Kita :
Sistem politik dapat diartikan sebagai seperangkat interaksi yang diabstrasikan
dari totalitas perilaku sosial melalui nilai-nilai yang disebarkan untuk suatu
masyarakat. Suatu sistem politik harus mempunyai kemampuan untuk
mempertahankan kehidupan (viability), langgeng dan berkelanjutan serta mempunyai
dorongan alamiah (propensity) bertahan (persisting) dalam segala kondisi
lingkungan yang menekannya sampai batas tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sistem politik
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarakat, baik ke dalam maupun keluar.
b. Penerapan nilai-nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan.
3
c. Penggunaan kewenangan atau kekuasaan, baik secara sah ataupun tidak.
UMPAN BALIK
Dampak
kebijaksanaan
pemerintah
Sistem Budaya
Politik
MASUKAN (Input) HASIL (Output)
Referensi Kebijaksanaan Struktur Politik Kebijaksanaan
sarana kekuasaan Pengem- Integ- pemerintah
bangan rasi
Politik
Dampak
kebijaksanaan
pemerintah
UMPAN BALIK
SISTEM 4
TEKNIS
3. Macam-macam Sistem Politik
Macam-macam sistem politik yang hendak diuraikan, sesungguhnya merupakan tipe,
atau model yang mendasarkan pada sudut kesejarahan dan perkembangan sistem politik dari
berbagai negara yang disesuaikan dengan perkembangan kultur dan struktur masyarakatnya.
Almond dan Powell, membagi 3 (tiga) katagori sistem politik yakni :
a. Sistem-sistem primitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar
istirahat). Sistem politik ini sangat kecil kemungkinannya untuk mengubah
peranannya menjadi terspesialisasi atau lebih otonom. Sistem ini lebih
mencerminkan suatu kebudayaan yang samar-samar dan bersifat keagamaan
(parachiale).
b. Sistem-sistem tradisional dengan struktur-struktur bersifat pemerintahan politik
yang berbeda-beda dan suatu kebudayaan “subyek”.
c. Sistem-sistem modern di mana struktur-struktur politik yang berbeda-beda
(partai-partai politik, kelompok-kelompok kepentingan dan media massa)
berkembang dan mencerminkan aktivitas budaya politik “participant”.
Alfian, mengklasifikasikan sistem politik menjadi 4 (empat) tipe, yakni :
a. Sistem politik otoriter/totaliter
b. Sistem politik anarki
c. Sistem politik demokrasi
d. Sistem politik demokrasi dalam transisi.
5
Identitas Primordial (sara). Bersifat sakral. Bersatu dalam Campur tangan
Bersama Pemimpin lam- Ideologi sebagai perbedaan. pemerintah
bang kebersama- agama politik. begitu luas.
an.
Legitimasi Otokrat, berdasar Totaliter, doktri- Rule of law dan Belum ada pola/
Kewena- tradisi. ner dan paksaan. konstitusional. pihak penguasa.
ngan.
6
Menurut Almond dan Coleman terdapat bermacam-macam sistem politik yang
terpenting, khususnya yang banyak berlaku di negara-negara berkembang. Diantara sistem
politik yang ada antara lain sebagai berikut :
Nama Sistem
No Uraian/Keterangan
Politik
a. Demokrasi Demokrasi Politik adalah suatu sistem di mana ada kekuasaan
Politik legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang berfungsi. Kekuasaan
legislatif dipiliih secara periodik dalam pemilu yang bebas. Badan
tersebut mengontrol eksekutif. Terdapat macam-macam kelompok
dengan kepentingan yang sama yang otonom, partai-partai politik,
dan sarana-sarana yang bebas untuk pembentukan pendapat/opini.
b. Demokrasi Struktur formal sistem ini boleh dikatakan sama dengan demokrasi
Terpimpin politik. Karena kesulitan tertentu diusahakan untuk menyesuaikan
dengan struktur formal dan prakteknya untuk menjalin ada
pemerintahan secara efektif. Di sini kekuasaan lebih terkonsentrasi
kepada eksekutif dan ikatan kekuasaan eksekutif lebih erat dengan
partai pemerintah dengan ruang gerak terbatas kepada oposisi.
Pendapat umum didominasi oleh pemerintah.
7
Kata demokrasi dalam sistem politik, memiliki makna umum yaitu : adanya
perlindungan hak asasi manusia, menjunjung tinggi hukum, tunduk terhadap kemauan
orang banyak, tanpa mengaikan hak golongan kecil agar tidak timbul diktator mayoritas.
Sebuh sistem politik demokrasi yang kuat, yaitu apabila bersumber pada “kehendak
rakyat” dan bertujuan untuk mencapai kebaikan atau kemaslahatan bersama. Untuk itu,
demokrasi selalu berkaitan dengan persoalan perwakilan kehendak rakyat.
Sistem politik demokrasi, menurut Bingham Powel, Jr. ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili
keinginan rakyatnya, artinya klaim pemerintah untuk patuh pada aturan hukum
didasarkan pada penekanan bahwa apa yang dilakukan merupakan kehendak rakyat.
b. Pengaturan yang mengorganaisasikan perundingan (bargaining)untuk memperoleh
legitimasi dilaksanakan melalui pemilihan umum yang kompetitif. Pemilihan dipilih
dengan interval yang teratur, dan pemilih dapat memilih diantara beberapa alternatif
calon. Dalam praktiknya, paling tidak terdapat dua partai politik yang mempunyai
kesempatan untuk menang sehingga pilihan tersebut benar-benar bermakna.
c. Sebagian besar orang dewasa dapat ikut serta dalam proses pemilihan, baik sebagai
pemilih maupun sebagai calon untuk menduduki jabatan penting.
d. Penduduk memilih ecara rahasia dan tanpa dipaksa.
e. Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar, seperti kebebasan berbicara,
berkumpul, berorganisasi dan kebebasan pers. Baik partai politik yang lama maupun
yang baru dapat berusaha untuk memperoleh dukungan.
1. Berikan pengertian tentang “sistem politik” sesuai pendapat anda dan tokoh-tokoh
terkenal !
Pendapat anda tentang sistem
politik ? ............................................................................................
...............................................................................................................................................
...................
2. Di dalam salah satu pengertian politik dikatakan bahwa politik merupakan seni dan ilmu
untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Berikan
penjelasn singkatnya !
a. Secara
Konstitusional : ..............................................................................................................
...
8
.........................................................................................................................................
...................
b. Nonkonstitusional : .........................................................................................................
...............
.........................................................................................................................................
...................
3. Dalam perkembangan lebih lanjut tentang macam-macam sistem politik, terdapat antara
lain Oligarki Totaliter dan Oligarki Tradisional. Beri penjelasan singkat pada kolom di
bawah ini!
Oligarki Totaliter Oligarki Tradisional
.................................................................... ....................................................................
.......... ..........
.................................................................... ....................................................................
.......... ..........
.................................................................... ....................................................................
.......... ..........
.................................................................... ....................................................................
.......... ..........
4. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa dalam sistem politik faktor input dan output
sangat berpengaruh terhadap kebijaksanaan
pemerintah ! ..........................................................................
...............................................................................................................................................
....................
...............................................................................................................................................
....................
...............................................................................................................................................
....................
5. Tuliskan pendapat Almond berkaitan dengan ciri-ciri umum sistem politik di bawah ini,
dan jelaskan sesuai pendapat anda !
9
Pada setiap sistem politik negara-negara dunia, akan selalu dijumpai adanya struktur
politik. Struktur politik di dalam suatu negara, adalah pelembagaan hubungan organisasi
antara komponen-komponen yang membentuk bangunan politik. Struktur politik sebagai
bagian dari struktur yang pada umumnya selalu berkenaan dengan alokasi nilai-nilai yang
bersifat otoritatif, yaitu yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.
Permasalahan politik menurut Alfian, dapat dikaji melalui berbagai pendekatan yaitu
dapat didekati dari sudut kekuasaan, struktur politik, komunikasi politik, konstitusi,
pendidikan dan sosialisasi politik, pemikiran dan kebudayaan politik.
Fokus Kita :
Struktur adalah suatu cara bagaimana sesuatu itu disusun/dibangun atau merupakan
pola peranan yang kait-mengkait atau hubungan yang sudah mapan diantara orang
seorang dan atau organisasi. Di dalam suatu situasi, struktur ini relatif mempunyai unsur-
unsur yang stabil, seragam dan terpola.
Sistem politik yang pada umumnya berlaku di setiap negara, meliputi dua struktur
kehidupan politik yakni ; Infra Struktur Politik dan Supra Struktur Politik.
Fokus Kita :
Partai politik sering dianggap sebagai salah satu atribut negara demokrasi
modern, karena diperlukan kehadirannya bagi negara-negara yang berdaulat. Bagi
negara-negara yang merdeka dan berdaulat, eksistensi partai politik merupakan
prasyarat baik sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi rakyat, juga terlibat
langsung dalam proses penyelenggaraan negara melalui wakil-wakilnya yang duduk
dalam badan-badan perwakilan rakyat.
1
berusaha untuk mengendalikan pemerintahan agar supaya dapat melaksanakan program-
programnya dan menempatkan/mendudukkan anggota-anggotanya dalam jabatan
pemerintah. Suatu partai politik berusaha untuk memperoleh kekuasaan dengan dua cara;
pertama, ikut serta dalam pelaksanaan pemerintahan secara sah, dengan tujuan bahwa
dalam pemilu memperoleh suara mayoritas dalam badan legislatif. Dan kedua, mungkin
bekerja secara tidak sah/melakukan subversib untuk memperoleh kekuasaan tertinggi
dalam negara yaitu melalui revolusi atau coup d`etat.
Berdasarkan perjalanan sejarah kehidupan partai politik di Indonesia, secara garis
besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Masa Pra Kemerdekaan
Organisasi modern pertama di Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap
penjajah (tidak secara fisik) adalah Budi Utomo yang di dirikan di Jakarta pada
tanggal 20 Mei 1908. Pada awalnya, organisasi ini berkembang di kalangan pelajar
dalam bentuk studieclub dan organisasi pendidikan. Namun dalam perkembangan
berikutnya menjadi partai-partai politik yang didukung kaum terpelajar dan massa
buruh tani.
Berikut adalah partai-partai yang berkembang sebelum kemerdekaan dengan tiga
aliran besar, yaitu Islam, Nasionalis, dan Marxisme/Komunisme.
No Nama Parpol Uraian / Keterangan
1. Sarekat Islam Partai Sarekat Islam (SI) dianggap pelopor partai yang
(1912), beraliran Islam. Hal yang menarik dari partai SI, adalah
Muhammadiyah mampu mengidentifikasi dirinya dengan aspirasi politik
(1912) Bumi Putera untuk memperjuangkan kemerdekaan.
2. PKI (1921) Partai yang bercorak ideologi Marxisme/Komunisme,
awalnya berhasil mempengaruhi massa rakyat dengan
memperke-nalkan analisa Lenin dan Bucharin tentang
imperalisme sebagai tingkat terakhir dari kapitalisme. PKI
awalnya mencoba mempelopori perjuangan anti
kolonialisme /imperialisme. Namun pada tahun 1926-
1927 kehilangan simpati rakyat setelah melakukan
pemberontakan berdarah.
3. Indische Partij Merupakan partai yang beraliran nasionalisme dengan
(1912), PNI perjuangan utama adalah untuk mencapai kemerdekaan
(1927) ,Partai dari kolonialisme/imperialisme bangsa penjajah.
Indonesia (1931), Golongan nasionalis yang dipersonifikasikan dengan
Partai Ra-kyat Sukarno-Hatta, dianggap sebagai rival utama golongan
Indonesia/ PRI Islam karena digerakan oleh kaum terpelajar yang berasal
(1930), Partai dari berbagai agama dan golongan. Dilihat dari
Indonesia Raya/ pengikutnya, merupakan runner up dari setelah golongan
Parindra (1931). Islam, kendatipun tokoh-tokohnya belum melebihi dari
golongan Islam sekaliber Mohammad Natsir.
1
dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tersebut, dapat diklasifikasi sejumlah partai politik
yang ada sebagai berikut :
1) Dasar Ketuhanan : a) Partai Masjumi, b) Partai Sjarikat Indonesia, c) Pergerakan
Tarbiyan Islamiah (Perti), d) Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Nahdlatul Ulama
(NU)
dan e) Partai Katholik.
2) Dasar Kebangsaan : Alfian, mengelompokkan partai
Partai Nasional Indonesia (PNI) politik hasil Pemilu 1955, sebagai
Partai Indonesia Raya (Parindra) berikut :
Persatuan Indonesia Raya (PIR) 1. Aliran Nasionalis : PNI,
Partai Rakyat Indonesia (PRI) PRN, PIR Hazairin, Parindra,
Partai Demokrasi Rakyat (Banteng) Partai Buruh, SKI, dan PIR-
Partai Rakyat Nasional (PRN) Wongsonegoro.
Partai Wanita Rakyat (PWR) 2. Partai Islam : Masjumi, NU,
Partai Kebangsaan Indonesia (Parki) PSII, dan Perti.
Partai Kedaulatan Rakyat (PKR) 3. Aliran Komunis : PKI,
Serikat Kerakyatan Indonesia (SKI) SOBSI dan BTI.
Ikatan Nasional Indonesia (INI) 4. Aliran Sosialis : PSI, dan
Partai Rakyat Jelata (PRJ) GTI.
Partai Tani Indonesia (PTI) 5. Aliran Kristen : Partai
Wanita Demokrasi Indonesia (PTI)
3) Dasar Marxisme :
Partai Komunis Indonesia (PKI)
Partai Sosialis Indonesia
Partai Murba
Partai Buruh
Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)
4) Dasar Marxisme :
Partai Demokrat Tionghoa (PTDI)
Partai Indonesia Nasional (PIN)
Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
Salah satu ciri utama kehidupan politik masa demokrasi liberal ditandai dengan
pergantian kabinet yang berulang kali rata-rata berumur 8 (delapan) bulan. Persaingan
antar elit partai politik besar (nasionalis, Islam dan Komunis), telah membawa negara
pada instabilitas politik berkepanjangan. Hal ini berakibat mandeknya pembangunan
ekonomi dan rawannya keamanan, karena perhatian lebih ditujukan pada pembenahan
bidang politik.
Melihat konflik yang berkepanjangan di tubuh Badan Konstituante dalam
merumuskan UUD yang bersifat tetap tidak segera terwujud, mendorong Presiden
Soekarno menggunakan kekuasaan ekstra-konstitusional dengan Dekrit Presiden 5 Juli
1959 yang selanjutnya melahirkan demokrasi terpimpin. Dalam kurun waktu 1959 –
1965, tampak antara Soekarno, PKI dan TNI AD saling bersaing, sementara itu partai
politik lain kurang menunjukkan aset yang berarti dalam percaturan politik.
Fokus Kita :
Pemilu Tahun 1955, mengangkat posisi NU dan PKI ke panggung politik dan
mendesak PSI ke luar, karena partai ini sangat merosot dalam perolehan suara. Karena
tidak ada partai yang mayoritas dalam pemilu, membuka peluang adanya koalisi.
Kondisi semacam ini menjadi salah satu penyebab sering terjadinya pergantian
kabinet, dalam bahasa Orde Baru tidak mungkin menyelenggarakan pembangunan
1
ekonomi karena perhatian lebihn banyak ditujukan pada pembenahan bidang politik.
PKI dengan kelihaiannya telah mampu memobilisasi massa sampi pelosok desa
dengan kader-kadernya yang militan dengan memberi keyakinan kemenangan segera
diraih, akhirnya melakukan pengucilan kekuatan TNI dan melakukan pemberontakan G
30S/PKI dengan jatuhnya 7 (tujuh) korban perwira tinggi dan menengah TNI – AD. Dari
malapetaka G 30S/PKI, mendorong segenap potensi bangsa yang terdiri dari Militer,
Angkatan 66, Umat Islam dan ditambah kekuatan sosial keagamaan lain bergerak
menumpas PKI. Kehancuran Orde lama ditandai dengan surutnya politisi sipil dari
gelanggang politik dan naiknya peranan militer yang oleh Alfian, diberi istilah dengan
“format politik baru”.
Pada pemilu tahun 1987 dan 1992 dengan diberlakukannya UU No.3 Tahun 1985,
Partai Politik dan Golkar ditetapkan hanya mempergunakan satu-satunya asas yaitu
Pancasila dengan tujuan agar setiap kontestan setiap pemilu lebih berorientasi pada
program kerja masing-masing. Penerapan asas tersebut, berlangsung sampai dengan
pelaksanaan pemilu 1997. Fakta memperlihatkan, bahwa selama pemilu Orde Baru
Golkar selalu dominan. Dalam Pemilu 1971 Golkar meraih (62,8%), tahun 1977 (62,1%),
1
tahun 1982 (64,3%), tahun 1987 (73,2%), tahun 1992 (68,1%) dan pada tahun 1997
(70,2%).
Untuk lebih jelasnya tentang perbandingan perolehan suara partai peserta pemilu
selama Orde Baru dalam perolehan Jumlah Suara dan Kursi yang diperoleh setiap OPP
(Organisasi Peserta Pemilu), dapat dilihat pada tabel di bawah ini !
Era orde baru mengalami anti klimaks kekuasaan setelah pada tahun akhir tahun 1997
negara Indonesia mengalami krisis moneter yang selanjutnya berkembang menjadi krisis
multidimensi karena terperangkap hutang luar negeri yang besar dan banyaknya praktik-
praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang melibatkan pejabat birokrasi dan
pengusaha.
1
12. Partai Demokrasi Indonesia 36. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
13. Perjuangan (PDIP) 37. Partai Uni Demokrasi Indonesia
14. Partai Abul Yatama 38. Partai Buruh Nasional
Partai Kebangsaan Merdeka (PKM) Partai Musyawarah Kekeluargaan
15. Partai Demokrasi Kasih Bangsa 39. Gotong Royong (MKGR)
16. PDKB) 40. Partai Daulat Rakyat
17. Partai Amanat Nasional (PAN) 41. Partai Cinta Damai
18. Partai Rakyat Demokrat (PRD) 42. Partai Keadilan dan Persatuan
19. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 43. (PKP)
20. Partai Katolik Demokrat Partai Solideritas Pekerja Seluruh
21. Partai Pilihan Rakyat (Pilar) 44. Indonesia (SPSI)
22. Partai Rakyat Indonesia (PARI) 45. Partai Nasional Bangsa Indonesia
23. Partai Politik Islam Masyumi Partai Bhineka Tunggal Ika
24. Partai Bulan Bintang (PBB) 46. Partai Solideritas Uni Nasional
25. Partai Solideritas Pekerja 47. Indonesia (SUNI)
Partai Keadilan 48. Partai Nasional Demokrat (PND)
Partai Nahdlatul Ulama Partai Ummat Muslimin Indonesia
Partai Pekerja Indonesia
Sistem multipartai sederhana mesti tercipta lewat Pemilihan Umum 2009, Sistem
multipartai dalam Pemilu 1999 dan 2004 sudah cukup digunakan sebagai bahan
pelajaran dalam proses transisi demokrasi. Pandangan itu disampaikan Wakil Sekjen
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sutradara Ginting dan Wakil Sekjen Partai
Golkar Priyo Budi Santoso secara terpisah di Jakarta. Keduanya sependapat sistem
multipartai sederhaana didasari pada pertimbangan perlunya stabilitas pemerintahan
sistem presidential. Sepanjang jumlah partai politik banyak, pemerintahan cenderung
tidak stabil dan tidak produktif.
Penyederhanaan partai harus dilakukan lewat seleksi alam, dipandu mekanisme
yang demokratis, dan tidak top-down. “Multi partai sekarang ini hanya hebat dalam
ingar bingar demokrasi, tapi tidak bisa membangun ekonomi,” kata Priyo. Sutradara
menilai ambang batas (electoral threshold) pada Pemilu 1999 dan 2004 tidak sejalan
dengan ide multipartai sederhana. Parpol yang tidak mempunyai ambang batas tetap
saja punya wakil di DPR atau DPRD. Fenomena khas Indonesia itu bisa dipahami
karena kedua pemilu itu merupakan pemilu masa transisi.
Mestinya, ketentuan ambang batas diterapkan secara konsekuen, parpol yang tidak
memenuhinya tidak bisa mengirimkan wakilnya duduk di lembaga legislatif dan itu
diberlakukan dipusat ataupun di daerah. Cara itu sekaligus akan menegaskan adanya
parpol dengan basis lokal (political party with local base). Secara tidak langsung,
prinsip itu juga akan memangkas egoisme elite karena adanya “paksaan” berkoalisi
dengan parpol lain. Parpol yang lolos ambang bataspun mesti terbuka menampung
kader berkualitas dari parpol yang tidak lolos ambang batas.
Priyo menyebutkan, penyederhaan parpol bisa dimulai dengan penetapan sistem
pemilu. Sistim distrik memang memungkinkan penyederhanaan lebih cepat. Namu bisa
1
juga diintrodusir larangan membentuk parpol baru, kecuali untuk daerah khusus. Ketua
Partai Demokrat Anas Urbaningrum secara terpisah menyebutkan, electoral threshold
yang cocok di Indonesia adalah untuk seleksi pemilu berikutnya, bukan pola hilangnya
kursi bagi parpol yang tidak memenuhi ambang batas itu. Pola ambang batas dengan
hilangnya kursi kurang cocok dengan asas representasi karena kursi di lembaga
legislatif merupakan perwujudan dari perolehan suara.
Fokus Kita :
Suatu kelompok kepentingan, adalah “setiap organisasi yang berusaha
mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah tanpa, pada waktu yang sama, berkehendak
memperoleh jabatan publik”. (Gabriel A. Almond).
b. Kelompok Non-Assosiasonal
Kelompok kepentingan non-asosiasional, biasanya jarang yang terorganisir rapi
dan kegiatannya bersifat kadang kala. Ini mungkin berwujud kelompok-kelompok
keluarga dan keturunan atau etnik, regional, status dan kelas yang menyatakan
kepentingan secara kadang kala melalui individu-individu, klik-klik, kepala keluarga
atau pemimpin agama, dan semacam itu. Misalnya, keluhan dari delegasi informal
suatu kelompok linguistik mengenai bahasa pengantar di sekolah, permintaan dari
1
beberapa tuan tanah kepada seorang birokrat dalam suatu klub sosial informal tentang
tarif hasil pertanian dan sebagainya.
Pertemuan-pertemuan sosial, pesta-pesta tidak resmi, dan semacamnya seringkali
menciptakan situasi yang memungkinkan pembicaraan tawar-menawar (bargaining)
antara para pembuat keputusan dan kelompok-kelompok warga negara yang memiliki
kepentingan yang sama.
c. Kelompok Institusional
Organisasi-organisasi seperti partai politik, korporasi bisnis, badan legislatif,
militer, birokrasi, dan gereja seringkali mendukung kelompok kepentingan
institusional atau memiliki anggota-anggota yang khusus bertanggung jawab
melakukan kegiatan lobbying. Kelompok ini bersifat formal dan memiliki fungsi-
fungsi politik atau sosial lain di samping artikulasi kepentingan. Tetapi, baik sebagai
badan hukum maupun sebagai kelompok-kelompok lebih kecil dalam badan hukum
itu (seperti fraksi-fraksi badan legislatif, klik-klik perwira, departemen, dan klik-klik
ideologis dalam birokrasi). Kelompok semacam ini bisa menyatakan kepentingannya
sendiri maupun mewakili kepentingan dari kelompok-kelompok lain dalam
masyarakat. Bila kelompok-kelompok kepentingan institusional sangat berpengaruh,
biasanya akibat dari basis organisasinya yang kuat.
Klik-klik militer, kelompok-kelompok birokrat, dan pemimpin-pemimpin partai
sangat dominan di negara-negara belum maju, di mana kelompok kepentingan
asosiasional sangat terbatas jumlahnya atau tidak efektif. Misalnya, di banyak negara
baru di Asia dan Afrika pemerintahan hasil pemilihan umum seringkali dijatuhkan
dan diganti oleh rezim-rezim militer otoriter.
d. Kelompok Assosiasonal
Kelompok asosiasional meliputi serikat buruh, federasi kamar dagang atau
perkumpulan usahawan dan insdustrialis, paguyuban etnik, persatuan-persatuan yang
diorganisir oleh kelompok-kelompok agama, dan sebagainya. Secara khas kelompok
ini menyatakan kepentingan dari suatu kelompok khusus, memakai tenaga staff
profesional yang bekerja penuh, dan memiliki prosedur teratur untuk memustuskan
kepentingan dan tuntunan.
Kegiatan politik utama dari kelompok asosiasional antara lain melakukan tawar
menawar (bargaining) di luar saluran-saluran partai politik dengan pejabat-pejabat
pemerintah tentang peraturan pemerintah dan usul rencana undang-undang di
parlemen. Mereka juga berusaha mempengaruhi opini masyarakat dengan
mengiklankan kampanye-kampanye, misalnya, penentangan terhadap usaha
nasionalisasi perusahaan tertentu.
Pelaksanaan kegiatan kelompok kepentingan di dalam suatu negara akan sangat
bergantung kepada sistem politik pemerintah dalam hal sistem kepartaiannya. Kiprah
suatu kelompok kepentingan, akan sangat berbeda pada negara yang menganut sistem
kepartaian tunggal dan sistem kepartaian dua partai/ lebih (dwi atau multi parti). Untuk
lebih jelasnya perhatikan pada matrik di bawah ini.
1
Rakyat dipaksa menerima satu ideologi Ideologi diterima sebagai pedoman
yang menggiring ke arah pola tingkah tingkah laku yang perlu
laku yang seragam. dikembangkan dalam berbagai aspek
Aspirasi rakyat/kebebasan dalam kehidupan.
berbicara dan media komunikasi pers Adanya kebebasan berbicara dan
sangat dibatasi pemerintah. media komunikasi yang didukung
Rakyat sering dimobilisir ke arah aksi struktur masyarakat yang
politik yang sudah digariskan penguasa. demokratis.
Pemerintah sering membuat suasana Tersedianya saluran untuk
yang secara psikologis menakutkan berhubungan dengan pusat-pusat
rakyatnya. pemerintahan.
Pola kelompok kepentingan tidak lebih Akses dalam mencapai tujuan-tujuan
hanya sekedar pendukung kelompok kebijakan umum, jauh lebih luas.
yang mapan saja. Kelompok kepentingan berperan
seba-gai saluran yang meningkatkan
fungsi wakil-wakil dalam proses
pembuatan keputusan.
Kelompok kepentingan pada negara totaliter (partai tunggal), pada umumnya dianut
oleh negara komunis (Rusia, RRC, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan lain-lain). David
Lane, (seorang analisis politik) mengidentifikasi ada sebanyak 5 (lima) kategori
kelompok kepentingan di Uni Soviet (Rusia) sebagai berikut :
a. Elite politik, seperti anggota-angota politbiro.
b. Kelompok-kelompok institusional, seperti serikat-serikat dagang.
c. Kelompok-kelompok pembangkang yang setia, seperti para dokter dan guru.
d. Pengelompokkan-pengelompokkan sosial yang tidak terorganisir dalam satu
kesatuan, seperti petani dan tukang.
e. Kelompok-kelompok yang tidak terorganisir dalam satu kesatuan, yang bukan
merupakan bagian dari aparat Soviet (Rusia), atau yang mempunyai jarak dengan
rezaim penguasa, seperti kelompok intelektual yang menentang rezim atau anggota
sekte-sekte keagamaan tertentu.
Pada negara yang menerapkan sistem dua partai, disiplin partai baik dalam parlemen
maupun kabinet relatif lebih ketat dan hal ini merupakan kendala tersediri terutama untuk
mendukung sepenuhnya program-program kelompok-kelompok tertentu. Siasat yang
sering digunakan oleh kelompok kepentingan biasanya dengan mensponsori atau
menolak sama sekali amandemen undang-undang. Tidak bisa dipungkiri bahwa
kelompok kepentingan dapat memainkan peranan yang cukup penting pada negara-
negara yang menganut sistem dua partai.
Di negara berkembang pada umumnya, dan khususnya di Indonesia masyarakat yang
tergabung dalam kelompok kepentingan biasanya sensitif terhadap isu politik dalam
lingkup kelompok politik yang sempit. Masyarakat masih dibatasi realita hak politiknya
(terutama masa orde baru) oleh para pemegang kekuasaan negara/pemerintah, dengan
asumsi demi stabilitas politik. Nampak bahwa pada masa itu pemegang kekuasaan
negara/pemerintah cukup tangguh mengendalikan kehidupan politik supaya terdapat
keleluasaan bagi proses pembangunan bidang kehidupan lainnya. Hal ini berakibat
timpangnya distribusi sumber daya politik dan masyarakat menjadi ketergantungan
dengan elite politik, sehingga kedewasaan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan
positif dalam proses politik terhambat.
1
Namun pasca orde baru (tahun 1998) yang disebut dengan era reformasi, telah
membawa masyarakat dalam tumbuhkembangnya partisipasi politik “demokratisasi”
setelah selama 32 tahun dikekang dengan berbagai instrumen politik dan peraturan
perundangan. Berkembangnya sistem politik di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari
peran kelompok kepentingan yang selama orde baru berkuasa berseberangan, terutama
dari kalangan akademisi, politikus, lembaga swadaya masyarakat, pengusaha dan
sebagainya.
1
Penugasan Praktik Kewarganegaraan 2
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin dan
sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :
Rumuskan kembali yang dimaksud dengan infra struktur politik yang pada
umumnya ada pada sistem politik negara-negara di dunia !
Berikan alasan penjelasan, mengapa pasca kemerdekaan dikeluarkan Maklumat
Pemerintah tanggal 3 November 1945 !
Berikan alasan penjelasan hal-hal yang mendorong pada masa pemerintah Orde
Baru, partai-partai politik disederhanakan !
Jelaskan dengan alasan, mengapa pada era reformasi bangsa Indonesia
menghendaki kembali munculnya banyak partai politik !
Berikan penjelasan singkat perbedaan pokok peran dan fungsi kelompok
kepentingan di Indonesai pada masa pemerintahan : Orde Baru dan Era
Reformasi !
2
kelompoknya dan menguntungkan kelompok lain, dengan berbagai cara mereka akan
berusaha menghalang-halangi.
Kelompok penekan, kadang-kadang muncul lebih dominan dibanding dengan partai
politik, manakala partai politik peranannya tidak bisa lagi diharapkan untuk mengangkat isu
sentral yang mereka perjuangkan. Kondisi inilah yang mendorong kelompok penekan tampil
kedepan sebagai alternatif terkemuka. Untuk memperbesar pengaruh, mereka acapkali
berusaha menciptakan image masyarakat yang baik terhadap kelompoknya, yakni dengan
menampilkan program-program kemasyarakatan berupa aksi sosial, aksi politik guna
menumbuhkan kesadaran politik masyarakat. Tidak jarang mereka menampilkan aktivitas
rekreatif, olahraga dan kepemudaan serta menerbitkan laporan-laporan kegiatannya dalam
media massa. Hal ini dilakukan untuk menciptakan pendapat umum yang menguntungkan
kelompoknya.
Fokus Kita :
Media komunikasi politik apabila disajikan secara komunikatif, hal ini akan
memberi efek bukan saja informatif tetapi juga komunikan akan mengerti dan tahu serta
bersedia menerima suatu paham atau keyakinan tertentu. Dewasa ini media cetak dan
elektronik kian dituntut terlibat dalam proses demokratisasi yang tidak hanya sebagai
alat artikulasi kepentingan masyarakat, akan tetapi juga mampu menjadi mitra
pemerintah. Oleh sebab itu, posisi media komunikasi politik sekarang ini diharapkan
mampu mencari, mengolah dan mengedarkan informasi secara berimbang dan
bertanggung jawab.
Ada beberapa terori komunikasi yang membahas tentang peranan komunikasi yang
membahas tentang peranan komunikasi massa dalam pembangunan.
2
hati) perhatian, penelaahan, perubahan sikap atau tindakan, terhadap
pesan itu; dan bahwa faktor sosial budaya dapat menghalangi,
mengaburkan atau bahkan menghapus sama sekali pesan-pesan
media itu.
4. The Pragmatic Komunikasi massa harus mampu menyesuaikan diri dengan
Posisition berbagai macam data dan hipotesa dari segala situasi dan
(Pandangan kultural. Ia mengakui bahwa media massa mungkin saja tidak
Pragmatis) berpengaruh, meskipun berpengaruh tetapi terbatas atau sangat
berpengaruh, tergantung pada kondisi-kondisi yang ada. Ia tidak
menolak kemungkinan efek-efek media yang langsung maupun
tidak langsung melalui orang-orang yang berpengaruh besar,
kemungkinan efek-efeknya yang segera bisa diukur maupun
efek-efek jangka panjang melalui pertambahan yang hampir-
hampir tidak dapat dilihat.
2
a. Transformasi dari peranan-peranan non-politis kepada suatu situasi dimana mereka
menjadi cukup berbobot memainkan peranan-peranan politik yang bersifat khusus.
b. Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan tugas-tugas politik yang selama ini
belum pernah mereka kerjakan, walaupun mereka telah cukup mampu untuk mengemban
tugas seperti itu. Proses pengangkatan itu melibatkan baik persyaratan status maupun
penyerahan posisi khusus pada mereka.
Fokus Kita :
Secara umum pengangkatan tokoh-tokoh politik, dilegitimasi melalui penjelmaan
nilai-nilai sebuah sistem, baik sistem otokrasi, oligarki, monarki, aristokrasi, totaliter
maupun demokrasi. Disamping itu ada tujuan-tujuan lain yang sifatnya terpadu yaitu
identifikasi diri, prestise internasional dan kebangkitan kebudayaan bangsa.
Faktor sebab dan akibat yang dapat berpengaruh dalam proses pengangkatan tokoh-tokoh
politik adalah sebagai berikut :
2
diktator atau otoriter. Kriteria dan persyaratan politik lain dalam sistem politik masyarakat
yang sudah maju adalah “representativitas”. Tugas-tugas politik diluncurkan sekaligus
didesak oleh beberapa kelompok yang berpengaruh dan memiliki wakil-wakilnya, seperti
juru bicara dan wali-wali lainnya yang berperan dalam sistem. Pada negara-negara yang
sedang berkembang pengelompokan masih didasarkan atas persamaan daerah, suku bangsa,
bahasa dan agama. Ada juga yang berdasarkan persamaan profesi, dan keahlian tertentu.
2
b. Sistem politik mampu menyelesaikan ketegangan, dalam arti dapat mendamaikan
perselisihan, konflik dan perbedaan pendapat yang selalu timbul dalam masyarakat
dengan cara dan prosedur yang sedapat mungkin memuaskan semua pihak. Cara-cara
penyelesaian berupa konsultasi, perundingan/negosiasi dan pencairan alternatif terbaik,
melalui musyawarah untuk mufakat merupakan cara penyelesaian yang sangat
menguntungkan semua pihak untuk menyelesaikan ketegangan.
c. Perubahan-perubahan, dalam arti memiliki kemampuan adaptasi yang besar untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan-perkembangannya yang terjadi baik di dalam
negeri maupun dalam rangka hubungan internasional yang bersifat interdependesi dan
interrelasi antar negara.
d. Sistem politik harus mampu mewujudkan tujuan nasional, dalam arti kristalisasi
keinginan anggota masyarakat menjadi tekad yang harus dicapai dan menentukan cara
untuk mencapai tujuan itu. Hal ini bisa berupa Garis-garis Besar Haluan Negara dan
peraturan perundang-undangan lainnya sebagai dasar yuridis formal dalam upaya
meraihnya.
e. Sistem politik harus mampu mengintegrasikan dan menjamin keutuhan seluruh sistem
sosial, karena ancaman, hambatan terhadap sistem sosial yang berupa rasa ketidakpuasan,
keresahan, ketegangan, perpecahan/disentegrasi merupakan masalah yang harus
diselesaikan oleh sistem politik itu sendiri.
Supra Struktur politik di negara Indonesia sejak bergulirnya gerakan reformasi tahun
1998 sampai dengan tahun 2006, telah membawa perubahan besar di dalam sistem politik
dan ketatanegaraan republik Indonesia. Era reformasi disebut juga sebagai “Era Kebangkitan
Demokrasi”. Presiden B.J. Habibie dalam pidato kenegaraan di hadapan DPR/MPR pada
tanggal 15 Agustus 1998, antara lain menyebutkan :
a. Esensi Reformasi Nasional, adalah koreksi terencana, melembaga dan berkesinambungan
terhadap seluruh penyimpangan yang telah terjadi dalam bidang ekonomi, politik dan
hukum.
b. Sasarannya, adalah agar bangsa Indonesia bangkit kembali dalam suasana yang lebih
terbuka, lebih teratur dan demokratis. Penetapan sasaran ini dilandasi oleh kesadaran
bahwa “penyakit utama” rezim Orde Baru adalah dikenal Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN) yang telah terbukti mengakibatkan lemahnya daya tahan bangsa dan negara di
segala bidang, terutama bidang ekonomi, politik dan hukum.
Program reformasi yang digulirkan oleh pemerintahan B.J. Habibie (sebagai peletak
dasar) dan K.H. Abdurahman Wahid (sebagai penerus), dalam bidang politik dapat
disebutkan sebagai berikut :
2
Menegakkan kembali demokrasi yang
bertumpu pada partisipasi aktif rakyat.
Pemberian ruang gerak yang luas
terhadap hak-hak untuk mengeluarkan
pendapat secara lisan maupun tulisan
yang diwujudkan antara lain dalam
bentuk : a. Dikeluarkannya UU No. 2/1999 tentang
a. pembentukan partai-partai politik “Partai Politik”.
dan organisasi lainnya. b. Dikeluarkannya UU No. 9/1998 tentang
b. Kebebasan unjuk rasa/demonstrasi “Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat”
dalam menyampaikan aspirasi. a. Dikeluarkannya Ketetapan MPR No.IX/
Menciptakan pemerintahan yang bersih, MPR/1998 tentang “Penyelenggaraan
berwibawa, dan bertanggung jawab Negara yang bersih dan bebas KKN”.
dengan cara : b. Keluarnya UU No. 5/1999 tentang “Pega-
a. bersih dari praktik-praktik Korupsi, wai Negeri yang menjadi anggota Partai
Kolusi dan Nepotisme (KKN). Politik”.
b. memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara adil dan merata.
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Infra Struktur Politik dan Supra Struktur
Politik, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.
Langkah-langkah :
Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 4 – 5 orang.
Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik pembelejaran.
Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.
Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
Buatlah kesimpulan bersama.
Penutup.
2
C. PERBEDAAN SISTEM POLITIK DI BERBAGAI NEGARA
1. Pendekatan Sistem Politik Negara
Untuk mengetahui adanya perbedaan sistem politik diberbagai negara, terlebih dahulu
perlu dipahami fungsi dari sistem politik tersebut. Terdapat 3 (tiga) fungsi politik yang
tidak secara langsung terlibat dalam pembuatan dan pelaksanaan pemerintahan (public
policy), tetapi sangat penting dalam menentukan cara bekerjanya sistem politik, yaitu
sebagai berikut :
a. Sosial Politik. Setiap sistem politik merupakan fungsi pengembangan dan
memperkuat sikap-sikap politik di kalangan penduduk umum, bagian-bagian dari
penduduk, atau melatih rakyat untuk menjalankan peranan-peranan politik,
administratif, dan judicial tertentu. Fungsi ini melibatkan keluarga, sekolah, media
komunikasi, lembaga keagamaan, pekerjaan dan berbagai struktur politik.
b. Rekrutmen Politik (Political Recruitment). Rekrutmen merupakan fungsi
penyeleksian rakyat untuk kegiatan politik dan masa jabatan pemerintahan melalui
penampilan dalam media kemunikasi, menjadi anggota organisasi, mencalonkan diri
untuk jabatan tertentu, pendidikan dan ujian.
c. Komunikasi Politik. Komunikasi Politik merupakan jalan mengalirnya informasi
melalui masyarakat dan melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem politik.
Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, dalam
mempelajari proses politik suatu negara diperlukan beberapa pendekatan sebagai berikut
:
2
Filsafat menjadi way of life dari masyarakat atau bangsa itu. Sistem
politik suatu bangsa/negara akan sulit dipisahkan dari way of
life masyarakat/ bangsanya. Suatu masyarakat yang dalam
hidupnya selalu mengutamakan kepentingan-kepentingan
masyarakat dan pola pikir yang menjunjung tinggi norma-
norma adat dan agama maka sistem politiknya tidak akan kepas
dari filsafat yang dianut oleh masyarakat/bangsanya.
2
2. Kondisi Kondisi masyarakat Inggris yang semula agraris feodal, dengan
Sosiologis cepat menyesuaikan menjadi masyarakat industri modern. Oleh
sebab itu, masyarakat Inggris dalam waktu cepat mampu
bersaing dengan negara –negara lain yang lebih dahulu merintis
ke arah industrialisasi. Hal ini dapat difahami, karena
sesungguhnya masyarakat Inggris adalah bangsa yang paling
”bersifat kekotaan” atau urban. Meskipun demikian, masyarakat
Inggris tetap menghendaki sistem monarki dengan satu raja dan
banyak bangsa.
6. Paham atau Penerapan ideologi negara Inggris yang juga pada umumnya
Ideologi yang dianut oleh negara-negara Eropa (Barat) adalah ideologi liberal.
diterapkan Masyarakat Inggris dalam kehidupan sehari-hari sangat
menghormati kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Meskipun
simbol kebebasan ada dalam berbagai bidang kehidupan,
namun mereka sangat mematuhi peraturan perundang-
perundangan. Negara Inggris tidak memiliki konstitusi tertulis,
namun jika terjadi perdebatan atas tindakan pemerintah,
biasanya diselesaikan oleh kekuatan politik terkuat. Kekuasaan
pemerintah Inggris tergantung pada raja/ratu, akan tetapi
raja/ratu tersebut hanya berperan sebagai simbol kolektif bagi
lembaga-lembaga pemerinah dalam sistem Inggris.
2
pemerintah memberikan perlindungan hukum yang baik dan
penghormatan terhadap hak-hak asasi warganegaranya. Aparat
penegak hukum tidaklah merasa sebagai wasit yang senantiasa
mengawasi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
maupun warganya. Aturan yang dibuat, ditaati oleh semua
komponen elit politik, pemerintah maupun masyarakat demi
jaminan keamanan dan kesejahteraan bersama.
3
kekuasaan politik, pada tingkat apapun, adalah lebih tinggi
daripada tuntutan unsur-unsur dalam masyarakat. Kesetiaan
harus diarahkan pada kepentingan kolektif dan bukan pada
ikatan-ikatan pribadi.
3
7. Pedoman Berdasarkan Konstitusi tahun 1954, organ wewenang negara
Konstitusi dan tertinggi dan pemegang wewenang legislatif satu-satunya dalam
Hukum sistem politik negara adalah ”Konggres Rakyat Nasional”
(KRN). KRN merupakan badan perwakilan yang terdiri dari
wakil-wakil yang dipilih oleh konggres tingkat provinsi,
angkatan bersenjata, dan orang-orang Cina perantauan. KRN
merupakan forum proses politik untuk mempelajari,
mendukung, dan mengesahkan tindakan-tindakan pimpinan
pusat yang melambangkan dukungan rakyat. Selain KRN,
organ administratif utama dalam struktur politik negara adalah
Dewan Negara yang terdiri dari Perdana Menteri, Wakil-wakil
Perdana Menteri dan kepala-kepala dari semua kementerian dan
komisi. Mereka merupakan pusat kekuasaan negara yang
sesungguhnya. Sedangkan Mahkamah Rakyat Tertinggi dan
Kejakasaan Rakyat Tertinggi, berdasarkan konstitusi
merupakan organ-organ pengadilan yang menyelidiki masalah-
masalah dan memberikan putusan pengadilan. Kejaksaan
mempunyai kekuasaan yang bebas, termasuk penyelidikan,
penuntutan, dan pengawasan secara umum terhadap semua
organ negara, termasuk pengadilan-pengadilan.
3
1. Latar Terjadinya negara kesatuan republik Indonesia telah melalui
Belakang perjalanan politik yang panjang. Bangsa Indonesia harus
Sejarah menghadapi kolonial Belanda selama lk. 350 tahun, dan bala
tentara Jepang selama lk. 3,5 tahun untuk mewujudkan
Proklamasi Kemerdekaan yang akhirnya terwujudnya pada
tanggal 17 Agustus 1945. Pasca proklamasi kemerdekaan, para
pemimpin Indonesia terlibat dalam proses politik dengan
mencari format berdasarkan demokrasi Pancasila. Namun
dalam perjalannya mengalami pasang surut politik kenegaraan,
karena pernah diterapkan demokrasi liberal (1949 - 1955),
demokrasi terpimpin (1955 – 1965) dan selanjutnya adalah
demokrasi Pancasila.
5. Pedoman Negara Indonesia sebagai salah satu negara yang merdeka dan
Filsafat berdaulat, berhak menentukan pandangan hidup, cita-cita dan
tujuan negaranya. Pandangan hidup bangsa Indonesia untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuannya. Pancasila dalam sistem
politik Indonesia, telah dijadikan dasar dan motivasi dalam
segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan
3
nasionalnya sebagaimana terkandung di dalam Pembukaan
UUD 1945.
3
d. Demokrasi ini harus bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di dalam
penjelasan UUD 1945.
Menurut Dardji Darmadiharjo, Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang
bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup Bangsa Indonesia yang perwujudannya
seperti dalam Pembukaan UUD 1945. Makna demokrasi Pancasila pada dasarnya adalah
perluasan keikutsertaan rakyat dalam berbagai kehidupan bermasyarakat dan kehidupan
bernegara yang ditentukan dalam peraturan perundangan yang berlaku. Aturan permainan
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara diatur secara melembaga. Keinginan-
keinginan rakyat dapat disalurkan, baik melalui lembaga-lembaga negara (suprastruktur)
maupun melalui organisasi politik, organisasi masa, dan media politik lainnya
(infrastruktur).
Demokrasi Pancasila tidak hanya meliputi demokrasi dibidang pemerintahan atau
politik (demokrasi dalam arti sempit), tetapi juga telah berkembang menjadi demokrasi
dalam arti yang luas, yaitu meliputi berbagai sistem dalam masyarakat, seperti sistem
politik ekonomi, sosial dan sebagainya.
Sistem politik Demokrasi Pancasila menghargai nilai-nilai musyawarah. Oleh karena
itu, kita pun harus memahami bagaimana tata cara bermusyawarah sebagai berikut:
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat;
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama;
d. Musyawarah harus diliputi oleh semangat kekeluargaan;
e. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan keputusan
musyawarah;
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur;
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, serta nilai-
nilai kebenaran dan keadilan.
Adapun tata cara musyawarah dalam berbagai kehidupan harus mengandung prinsip-
prinsip sebagai berikut :
a. Musyawarah bersumber pada paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
b. Setiap putusan yang diambil harus selalu dapat dipertanggungjawabkan dan sama
sekali tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 beserta penjelasan.
c. Setiap peserta musyawarah mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam
mengeluarkan pendapat.
d. Hasil musyawarah atau setiap putusan, baik sebagai hasil mufakat maupun
berdasarkan suara terbanyak harus diterima dan dilaksanakan.
e. Apabila cara musyawarah untuk mufakat tidak dapat mempertemukan pendapat yang
berbeda dan hal ini sudah diupayakan berkali-kali maka dapat digunakan cara lain,
misalnya cara pengambilan dengan keputusan suara terbanyak (voting).
Cara pengambilan suara terbanyak (voting) dalam demokrasi Pancasila dilakukan
dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. Jika jalan musyawarah untuk mufakat sudah ditempuh secara maksimal, tetapi tidak
berhasil mencapai mufakat.
b. Musyawarah untuk mufakat tidak mungkin diusahakan lagi karena terjadi perbedaan
pendapat dan pendirian yang tidak mungkin lagi ditemukan atau didekatkan.
c. Karena faktor waktu yang mendesak sehingga harus segera diambil keputusan.
d. Sebelum dilakukan voting kepada semua peserta rapat diberikan kesempatan untuk
mempelajari pendirian-pendirian atau pendapat-pendapat yang berbeda itu.
3
e. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah sah jika diambil dalam
rapat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota rapat
(quorum) dan disetujui oleh lebih dari separuh jumlah anggota yang hadir memenuhi
quorum.
Setiap peserta musyawarah hendaknya menyadari bahwa yang menjadi tugas
utamanya bukan sekadar ikut musyawarah, melainkan turut bertanggungjawab atas
terlaksananya semua keputusan musyawarah. Adapun nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam setiap pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Legawa atau berlapang dada, artinya bahwa setiap peserta musyawarah harus secara
sadar menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah itu dengan sepenuh hati.
b. Religuis, artinya bahwa hasil musyawarah itu harus dapat dipertanggung jawabkan
secara moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c. Tenggang rasa, artinya bahwa dalam pelaksanaan musyawarah setiap peserta harus
mau mendengarkan pendapat orang lain walaupun pendapatnya tersebut kurang
berkenan dengan pendapat kita.
d. Keadilan, artinya bahwa dalam pengambilan keputusan hendaknya setiap peserta
musyawarah diperlakukan secara adil. Maksudnya, seluruh peserta diikutsertakan
secara layak sebagai peserta lainnya.
e. Kemanusiaan, artinya bahwa keputusan yang diambil hendaknya menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia jangan sampai merendahkan martabat manusia.
Berikut aspek - aspek yang terkandung dalam Demokrasi Pancasila yaitu sebagai
berikut :
a. Aspek formal
yaitu aspek yang mempersoalkan proses dan cara rakyat dalam menunjuk wakil-wakil
dalam badan-badan perwakilan rakyat dan pemerintahan serta cara mengatur
permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka dan jujur untuk mencapai
konsensus bersama.
b. Aspek materiil
yaitu aspek yang mengemukakan gambaran manusia dan mengakui harkat dan
martabatnya dan menjamin terwujudnya Indonesia sesuai dengan gambaran, harkat,
dan martabat manusia.
c. Aspek normatif (kaidah)
yaitu aspek yang mengungkapkan seperangkat norma-norma atau kaidah-kaidah yang
menjadi pembimbing dan kriteria dalam mencapai tujuan kenegaraan.
Dalam Demokrasi Pancasila terdapat beberapa norma penting yang harus
diperhatikan, yaitu keterbukaan, keadilan, dan kebenaran. Ketiga norma tersebut dapat
menjadi aturan permainan dalam melaksanakan Demokrasi Pancasila yang harus ditaati
oleh siapapun. Selain itu, norma tersebut harus didukung oleh aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Aspek Optatif
Aspek ini mengetengahkan tujuan atau keinginan yang hendak dicapai. Tujuan ini
meliputi tiga hal, yaitu terciptanya negara hukum, negara kesejahteraan, dan negara
kebudayaan.
2. Aspek Organisasi
Aspek ini mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksanaan Demokrasi
Pancasila. Wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai.
Organisasi ini meliputi organisasi sistem pemerintahan atau lembaga-lembaga negara
dan organisasi-organisasi sosial politik di masyarakat.
3
3. Aspek Kejiwaan
Aspek kejiwaan dalam Demokrasi Pancasila ialah semangat, yakni semangat para
penyelenggara negara dan semangat para pemimpin pemerintahan. Dalam jiwa
Demokrasi Pancasila dikenal beberapa aspek kejiwaan, yaitu :
a. Jiwa Demokrasi Pancasila pasif, yakni hak untuk mendapat perlakuan secara
Demokrasi Pancasila.
b. Jiwa Demokrasi Pancasila aktif, yakni jiwa yang mengandung kesediaan untuk
memperlakukan pihak lain sesuai dengan hak-hak yang diberikan oleh Demokrasi
Pancasila;
c. Jiwa Demokrasi Pancasila nasional, yakni jiwa objektif dan masuk akal tanpa
meninggalkan jiwa kekeluargaan dalam pergaulan masyarakat;
d. Jiwa pengabdiaan, yakni kesediaan berkorban demi menunaikan tugas jabatan
yang dipangkunya dan jiwa kesediaan berkorban untuk sesama manusia dan
warga negara.
3
guna menyalurkan aspirasi atau kehendak rakyat, membina pendidikan politik
para kader dan simpatisannya. Hal ini terdapat dalam UU No. 31 Tahun 2002
tentang partai politik.
Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)
Negara Republik Indonesia merupakan negara yang berkedaulatan rakyat, artinya
rakyat diakui sebagai sumber dan pendukung kedaulatan dalam negara.
Kedaulatan rakyat tersebut harus berdasarkan permusyawaratan perwakilan.
Dengan demikian, rakyat tidak secara langsung mengatur negara, melainkan
melalui wakil-wakilnya. Wakil-wakil rakyat tersebut memusyawarahkan segala
sesuatu yang menyangkut masalah kenegaraan. Untuk pengisian wakil-wakil
rakyat yang akan duduk dalam lembaga perwakilan rakyat (MPR, DPR, DPD, dan
DPRD), dilakukan melalui cara pemilihan umum. Pemilihan umum telah diatur
dalam UU No 12 Tahun 2003 tentang pemilihan umum. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa pemilihan umum merupakan perwujudan dari demokrasi
Pancasila.
3
.....................................................................................................
Sosial ..............
1.
Politik
.....................................................................................................
..............
.....................................................................................................
Rekruitmen ..............
2.
Politik
.....................................................................................................
..............
.....................................................................................................
Komunikasi ..............
3.
Politik
.....................................................................................................
..............
3. Dalam sistem politik negara Cina berdasarkan Konstitusi Tahun 1954, terdapat 3 elit
politik yang sangat berpengaruh. Berikan penjelasan singkat tugas pokok elit politik
tersebut !
Konggres Rakyat Dewan Mahkamah Rakyat
Nasional Negara Tertinggi
......................................... ......................................... ............................................
...... ...... ...
......................................... ......................................... ............................................
...... ...... ...
......................................... ......................................... ............................................
...... ...... ...
4. Berikan tanggapan penjelasan, bagaimanakah pola pembinaan dan proses politik pada
masyarakat Inggris yang dikenal sangat patuh kepada peraturan perundangan dan
disiplin dalam kehidupan sehari-
hari ! .......................................................................................................
.........................................................................................................................................
...................
.........................................................................................................................................
...................
3
Demokrasi Terpimpin Demokrasi Pancasila
................................................................. ...................................................................
......... .........
................................................................. ...................................................................
......... .........
................................................................. ...................................................................
......... .........
................................................................. ...................................................................
......... .........
D. PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA
Fokus Kita :
Dengan partisipasi politik, kita mengacu pada semua aktivitas yang sah oleh semua
warga negara yang kurang lebih langsung dimaksudkan untuk mempengaruhi
pemilihan pejabat pemerintahan dan/ atau tindakan-tindakan yang mereka ambil.
4
Pemberian Suara (voting) Pengajuan petisi
Diskusi politik Berdemonstrasi
Kegiatan kampanye Konfrontasi
Membentuk dan bergabung Mogok
dalam kelompok Kepentingan. Tindak kekerasan politik terhadap harta
Komunikasi individual dengan benda; perusakan, pemboman, pembaka-ran.
pejabat politik/administratif. Tindak kekerasan politik terhadap manu-
sia ; penculikan, pembunuhan, perang
gerilya /revolusi.
Dalam hal partisipasi politik, Rousseau menyatakan bahwa hanya melalui partisipasi
seluruh warga negara dalam kehidupan politik secara langsung dan berkelanjutan,
maka negara dapat terikat ke dalam tujuan kebaikan sebagai kehendak bersama.
Berbagai bentuk partisipasi politik tersebut dapat dilihat dari berbagai kegiatan warga
negara yg mencakup antara lain :
a. Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun organisasi masyarakat sebagai
bagian dari kegiatan sosial, sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut
menentukan kebijakan negara.
b. Lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai kontrol sosial maupun
pemberi input terhadap kebijakan pemerintah.
c. Pelaksanaan pemilu yang memberi kesempatan kepada warga negara untuk dipilih
atau memilih, misalnya : berkampanye, menjadi pemilih aktif, menjadi anggota
perwakilan rakyat, menjadi calon presiden yang dipilih langsung, dan sebagainya.
d. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada sistem
input dan output kepada pemerintah, misalnya : melalui unjuk rasa, petisi, protets,
demonstrasi, dan sebagainya.
Fokus Kita :
Bentuk-bentuk dan frekuensi partisipasi politik dapat dipakai sebagai ukuran
untuk menilai stabilitas sistem politik, integritas kehidupan politik,
kepuasan/ketidakpuasan warga negara.
Dari berbagai aktivitas-aktivitas ini, kita bisa melihat keberagaman aktivitas dalam
partisipasi politik. Dalam hal yang paling sederhana hingga yang kompleks, dari bentuk-
bentuk yang mengedepankan kondisi damai sampai tindakan-tindakan kekerasan. Namun
seluruh aktivitas ini termasuk dalam kerangka partisipasi politik, setiap tindakan yang
berhadapan dengan pembuat dan pelaksana lebijakan, dan partisipan terlibat untuk
mempengaruhi jalannya proses tersebut agar sesuai kepentingan dan aspirasinya.
Di tingkat individu, secara lebih spesifik Milbrath M.L. Goel mengidentifikasi tujuh
bentuk partisipasi politik individual:
4
pemimpin-pemimpin partai politik.
5. Party and Bekerja untuk partai politik atau kandidat, meyakinkan
Campaign Workers orang lain tentang bagaimana memilih, menghadiri
pertemuan-pertemuan, menyumbang uang pada partai
politik atau kandidat, bergabung dan mendukung partai
politik, dipilih jadi kandidat partai politik.
6. Community Activist Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan dengan masalah-
masalah lokal, membentuk kelompok untuk menangani
problem-problem lokal, keanggotaan aktif dalam organisasi-
organisasi kemasyarakatan, melakukan kontak terhadap
pejabat-pejabat berkenaan dengan isu-isu sosial.
7. Protesters Bergabung dengan dmonstrasi-demonstrasi publik di
jalanan, melakukan kerusuhan bila perlu, melakukan protes
keras bila pemerintah melakukan sesuatu yang salah,
menghadapi pertemuan-pertemuan protes, menolak
mematuhi aturan-aturan.
4
c. Keanggotaan aktif suatu organisasi politik.
d. Keanggotaan pasif suatu organisasi politik.
e. Keanggotan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-political ).
f. Keanggotan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political ).
g. Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya.
h. Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang politik.
i. Voting (pemberian suara).
Fokus Kita :
Tingkatan partisipasi politik, mencerminkan kapasitas partisipan dalam
berpartisipasi politik. Semakin tinggi tingkatan yang ditempati oleh seseorang
atau sekelompok orang, maka semakin tinggi pula tingkatan parisipasi politiknya.
Namun tidak demikian dengan lingkup partisipasi politiknya, semakin tinggi
malah semakin sedikit, artinya semkain mengerucut pada jumlah orang tertentu.
Voting merupakan tingkatan partisipasi politik terendah, yang membedakan satu
tingkat di atas orang yang apatis total, sementara di atasnya terdapat orang atau
sekelompok orang yang sering terlibat dalam diskusi-diskusi politik informal, yang
dalam lingkup atau proporsinya lebih rendah namun intensitasnya lebih tinggi. Posisi
puncak diduduki oleh warga negara yang menduduki jabatan politik atau
administratif, maka terseleksi dengan cukup ketat sehingga jumlahnya relatif sedikit
namun memiliki posisi yang cukup kuat untuk terlibat lebih jauh dalam proses-proses
politik dan aktivitas-aktivitas tersebut memiliki akibat yang cukup kuat terhadap
sistem politik.
HIRARKI
Menduduki PARTISIPASI
jabatan POLITIK
politik atau administratif
Menurut THALHA HI ABU
Mencari jabatan politik atau administratif
Keanggotaan aktif suatu organisasi politik
Keanggotaan pasif suatu organisasi politik
Keanggotaan aktif organisasi semu politik
Keanggotaan pasif organisasi semu politik
Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dsb.
Partisipasi dalam diskusi politik informal minat umum dalam
politik
Voting (pemberian suara)
4
Menurut Myron Weiner, bahwa paling tidak terdapat 5 (lima) hal yang dapat
menyebabkan timbulnya gerakan ke arah partisipasi yang lebih luas dalam proses politik
antara lain :
a. Modernisasi
Sejalan dengan berkembangnya industrialisasi, perbaikan pendidikan dan media
komunikasi massa, maka pada sebagian penduduk yang merasakan terjadinya
perubahan nasib akan menuntut berperan dalam kekuasaan politik.
b. Perubahan-perubahan Struktur Kelas Sosial
Salah satu dampak modernisasi adalah munculnya kelas pekerja baru dan kela
menengah yang semakin meluas, sehingga mereka merasa berkepntingan untuk
berpartisipasi secara politik dalam pembuatan keputusan politik.
c. Pengaruh Kaum Intelektual dan Komunikasi Massa Modern
Kaum intelektual (sarjana, pengarang, wartawan dan sebagainya) melalui ide-idenya
kepada masyarakat umum dapat membangkitkan tuntutan akan idenya kepad
masyarakat umum dapat membangkitkan tuntutan akan partisipasi massa dalam
pembuatan keputusan politik. Demikian juga berkembangnya sarana transportasi dan
komunikasi modern mampu mempercepat penyebaran ide-ide baru.
d. Konflik diantara Kelompok-kelompok Pemimpin Politik
Para pemimpin politik berkompetisi merebutkan kekuasaan. Sesungguhnya apa yang
mereka lakukan adalah dalam rangka mencari dukungan rakyat. Berbagai upaya yang
mereka lakukan untuk memperjuangkan ide-ide partiipasi massa dapat menimbulkan
gerakan-gerakan yang menuntut agar “hak-haknya” terpenuhi.
e. Keterlibatan Pemerintah yang Meluas dalam Urusan Sosial., Ekonomi, dan
Kebudayaan.
Perluasan kegiatan pemerintah dalam berbagai bidang membawa konsekuensi adanya
tindakan-tindakan yang semakin menyusup ke segala segi kehidupan rakyat. Ruang
lingkup aktivitas atau tindakan pemerintah yang semakin luas mendorong timbulnya
tuntutan-tuntutan yang terorganasir untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan
politik.
Fokus Kita :
Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk mewujudkan atau setidak-
tidaknya menyiapkan kader-kader yang dapat diandalkan untuk memenuhi
harapan masyarakat luas, dalam arti yang benar-benar memahami semangat
yang terkandung di dalam perjuangan sebagai kader bangsa. 4
Melalui pendidikan politik, diharapkan kader-kader anggota partai politik tersebut
akan memperoleh manfaat atau kegunaan :
1) Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan wawasan terhadap masalah-
masalah atau isu-isu yang bersifat politis.
2) Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan
partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.
b. Kesadaran Politik
Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik adalah suatu proses batin yang
menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi (hal terpenting)
urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Kesadaran politik
atau keinsafan hidup bernegara menjadi penting dalam kehidupan kenegaraan,
4
mengingat tugas-tugas negara bersifat menyeluruh dan kompleks sehingga tanpa
dukungan positif dari seluruh warga masyarakat, tugas-tugas negara banyak yang
terbengkelai.
Fokus Kita :
Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama, sangat tergantung pada
latar belakang pendidikannya. Kaum elit dan kelompok menengah, nampak
relatif lebih baik. Sedangkan kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya
rendah, diperlukan pembinaan yang intensif.
4
kesejahteeraan dan kemajuan bersama.
3. Sosial- Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan antara
Budaya lain :
a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan
prestasi belajar yang tinggi.
b. Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang melanggar
hukum , seperti misalnya tawuran, narkoba, merampok,
berjudi, dan sebagainya.
c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan
produktivitas tinggi untuk menunjang keberhasilan
pembangunan nasional.
4. Hankam Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam
kegiatan-kegiatan antara lain :
a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan
dan profesinya masing-masing.
b. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah
atau lingkungan tempat tinggalnya.
c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap
tegak negara republik Indonesia.
d. Menjaga stabilitas dan kemanan nasional agar pelaksanaan
pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Kebalikan dari partisipasi politik adalah sikap apatis. Seseorang dinamakan apatis
(secara politis), jika dia tidak mau ikut serta dalam berbagai kegiatan politik
kenegaraan di berbagai bidang kehidupan seperti tersebut di atas. Dengan demikian
sesungguhnya kegiatan-kegiatan pendidikan politik, kesadaran politik, dan
partisipasi politik masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan perlu terus
didorong dan ditingkatkan demi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan nasional.
c. Sosialisasi Politik
Studi tentang sosialisasi politik, telah menjadi bidang kajian yang sangat menarik
akhir-akhir ini. Ada dua alasan yang melaterbelakangi sehingga sosialisasi politik
menjadi kajian tersendiri dalam politik kenegaraan.
Pertama : Sosialisasi politik dapat berfungsi untuk memelihara suatu sistem, yaitu
agar stabilitas berjalan dengan baik dan positif. Dengan demikian
sosialisasi merupakan alat agar individu sadar dan merasa cocok dengan
sistem serta kultur (budaya) politik yang ada.
Kedua : Sosialisasi politik ingin menunjukkan relevansinya dengan sistem politik
dan data mengenai orientasi anak-anak terhadap kultur politik orang
dewasa, dan pelaksana-annya di masa mendatang mengenai sistem politik.
4
Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan
efektif adalah di dalam keluarga. Di mulai dari keluarga inilah antara orang tua
dengan anak, sering terjadi “obrolan” politik ringan tentang segala hal, sehingga
tanpa disadari terjadi tranfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang
diserap oleh si anak.
2) Sekolah
Di sekolah melalui pelajaran civics education (pendidikan kewarganegaraan),
siswa dan gurunya saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas
topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai politik teoritis maupun praktis.
Dengan demikian, siswa telah memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan
berpolitik secara dini dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang
akademis.
3) Partai Politik
Salah satu fungsi dari partai politik adalah dapat memainkan peran sebagai
sosialisasi politik. Ini berarti partai politik tersebut setelah merekrut anggota kader
maupun simpati-sannya secara periodik maupun pada saat kampanye, mampu
menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Partai politik harus mampu men-ciptakan “image” memperjuangkan
kepentingan umum, agar mendapat dukungan luas dari masyarakat dan senantiasa
dapat memenangkan pemilu.
4
2. Berikan penjelasan pentingnya partisipasi politik warga negara di dalam sistem
politik negara Indonesia !
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
......................................
Berikan 2 (dua)
KESIMPULAN contoh yang anda
E
ketahui : ................................................................................
.........................................................................................................................................
Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan fakta-fakta, pendapat-pendapat,
...................
kepercayaan-kepercayaan dan lain-lain yang disusun dalam suatu cara yang teratur;
seperti sistem filsafat. Ada juga yang mengartikan bahwa sistem selalui dimulai dari
3.suatu
Tingkatan
tempat Partisipasi
dan diakhiripolitik di tempat menurut David F. Roth dan Frank L. Wilson mencakup
lain pula.
hal – hal berikut. Beri penjelasan singkat !
Pengertian sistem politik secara sederhana dapat dikatakan sebagai interaksi yang
diabstrasikanAktivis dari seluruh tingkah lakuPartisipan masyarakat di dalam negaranya. Pengamat Sedangkan
macam-macamnya, ada yang otoriter,
......................................... anarkis, demokrasi, dan.........................................
............................................ sebagainya.
...... politik yang diterapkan
Sistem ...... di setiap negara, terdapat ...... perbedaan-perbadaan
.........................................
mendasar yang sangat dipengaruhi ............................................
oleh ideologi atau sejarah .........................................
terbentuknya negara
...... Oleh sebab itu, kita......
tersebut hendaknya dalam menghadapi ...... negara lain harus
......................................... ............................................ .........................................
proporsional.
...... ...... ......
Pada setiap sistem politik negara-negara dunia, akan selalu dijumpai adanya struktur
......................................... ............................................ .........................................
politik. Struktur politik di dalam suatu negara, adalah pelembagaan hubungan
...... ...... ......
organisasi antara komponen-komponen yang membentuk bangunan politik. Struktur
politik sebagai bagian dari struktur yang pada umumnya berlaku di setiap negara,
4.meliputi
Berikandua tanggapan
struktur penjelasan,
kehidupan pentingnya pendidikan politik warga Politiknegara dalam
politik yakni ; Infra Struktur dan Supra
sistem Politik. politik negara Indonesia dan berikan
Struktur
contohnya ! .....................................................................
Di.........................................................................................................................................
dalam kehidupan politik rakyat terdapat “kekuatan sosial politik masyarakat” yang
merupakan kekuatan politik riil yang disebut “infra struktur politik”. Infra struktur
...................
politk, mencakup 5 (lima) komponen sebagai berikut : a) partai politik (political
.........................................................................................................................................
party), b) kelompok kepentingan (interest group), c) kelompok penekan (pressure
...................
group), d) media komunikasi politik (political communication media), dan e) tokoh
5.politik
Berikan (political figure).
penjelasan singkat sebab-sebab timbulnya gerakan partisipasi politik dalam
Supra struktur politik (elit berikut
proses politik masyarakat ini !
pemerintah), merupakan mesin politik resmi di suatu
negaraPerubahan
sebagai penggerak
Strukturpolitik Kelas Sosialformal, danKelompok-kelompok
akan bersinggungan dengan Pemimpin lembaga-
Politik
lembaga negara yang ada, fungsi dan wewenang/kekuasaan antara lembaga yang satu
.................................................................
dengan lainnya. Suasana ini pada umumnya dapat ...................................................................
diketahui di dalam konstitusi atau
.........
undang-undang dasar dan peraturan perundangan-undangan ....... suatu negara.
................................................................. ...................................................................
Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda,
......... ....... oleh sebab itu untuk mempelajari
proses politik yang ada pada suatu negara diperlukan beberapa pendelatan antara lain :
................................................................. ...................................................................
pendekatan
......... sejarah, sosiologis, kultur/budaya, .......psycho-sosial/kejiwaan masyarakat,
filsafat, idelogi dan konstitusi/hukum yang diberlakukan. Sebagai contoh yang
................................................................. ...................................................................
mewakili
......... barat/liberal (negara Inggris), komunis (cina), dan negara Indonesia.
.......
.................................................................
Sistem politik demokrasi Pancasila, mengajarkan ...................................................................
kepada bangsa Indonesia agar dalam
menyelesaikan berbagai masalah diupayakan .......
......... menggunakan pendekatan musyawarah
mufakat, karena hal tersebut sebagai bagian dari implementasi prinsip-prinsip
demokrasi Pancasila yang dalam praktik kehidupan sehari lebih mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat.
Partisipai politik merupakan penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu
dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya mendorong individu
tersebut berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi, serta ambil bagian dalam
setiap pertang-gungjawaban bersama.
Suksesnya kegiatan kalender politik kenegaraan adalah apabila setiap warganya5
memiliki tingkat partispasi dan kesadaran politik yang baik. Karena hal tersebut,
merupakan penentuan sikap dan keterlibatan hasrat individu dalam situasi dan kondisi
LATIHAN UJI KOMPETENSI
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
1. Ciri utama dari sebuah sistem adalah 6. Salah satu bentuk partisipasi politik
berupa …. dalam bentuk non konvensional, adalah
a. kumpulan sejumlah fakta-fakta ….
b. proses penentuan dan pelaksanaan a. pemberian suara
c. kumpulan pendapat-pendapat ahli b. diskusi politik
d. wujud suatu kebulatan yang utuh c. membentuk kelompok kepentingan
e. seluruh yang komplek dan utuh d. mogok makan
e. komunikasi dengan pejabat politik
2. Kegiatan politik biasanya lebih banyak
dilaksanakan atau diimplementasikan 7. Aspek formal sistem demokrasi
untuk kepentingan …. Pancasila, dapat dilihat dalam bentuk
a. pribadi/perseorangan ….
b. organisasi kemasyarakatan a. pelaksanaan pemilu
c. partai politik semata b. asas kekeluargaan
d. organisasi profesional c. asas musyawarah
e. bangsa dan negara d. musyawarah mufakat
e. pengambilan keputusan
3. Penerapan sistem politik di dalam suatu
negara, harus bersifat …. 8. Demokrasi rakyat yang diterapkan di
a. memaksa untuk mengikat negara-negara komunis (Cina) pada
masyarakat umumnya, yakni mencita-citakan ….
b. memaksa agar semua orang a. pengekangan kebebasan individu
mematuhinya b. masyarakat tanpa kelas sosial
c. sukarela untuk menarik masyarakat c. melarang kebebasan beragama
d. memaksa agar negara memiliki d. kaum proletar yang berkuasa
wibawa e. masyarakat tanpa keteraturan
e. sukarela guna mencari simpati 9. Salah satu tujuan perlunya masyarakat
masyarakat memiliki partisipasi politik di dalam
4. Menurut Almond dan Powell, sistem negaranya yaitu …
politik dapat dikategorikan antara lain a. untuk mempengaruhi pemilihan
sebagai berikut : …. pejabat publik/pemerintahan
a. primitif, anarki dan modern b. melaksanakan kewajiban sebagai
b. tradisional, modern & demokrasi warga negara yang bertanggung
c. primitif, tradisional dan modern jawab
d. modern, tatoliter dan demokrasi c. mewujudkan sistem politik yang
e. tradisional, totaliter dan demokrasi berbasis pada perwakilan rakyat
d. untuk mengawasi sekaligus
5. Salah satu indikator kuatnya sebuah
mengontrol setiap peraturan yang
sistem politik demokrasi di suatu negara
ada
adalah ….
e. mengadakan pengawasan terhadap
a. mempunyai tujuan yang jelas
setiap keputusan pemerintah
b. adanya komunikasi politik yang baik
c. pemimpinnya bukan dari militer 10. Suatu aktivitas seseorang/ sekelompok
d. bersumber pada kehendak rakyat orang untuk belajar tentang politik dan
e. peran sipil lebih dominan mengembangkan orientasi politiknya
5
secara aktif dalam kehidupan politik c. Dinamika politik
dinamakan … . d. Sosialisasi politik
a. Sistem politik e. Komunikasi politik
b. Partisipasi politik
B. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Rumuskan kembali dari berbagai sumber yang dimaksud dengan sistem politik !
2. Jelaskan mengapa penerapan sistem politik di dalam suatu negara harus dipaksakan !
3. Berikan penjelasan, ciri-ciri umum sistem politik menurut Almond !
4. Jelaskan dengan memberi alasan, mengapa sistem politik pada negara-negara komunis
bersifat totaliter !
5. Apa yang dimaksud “legitimasi” dalam salah satu ciri sistem politik demokrasi menurut
Bingham Powel, Jr. ?
6. Dalam hal penerapan, jelaskan perbedaan orientasi tujuan partai politik di Indonesia pada
masa orde baru dan era reforamsi !
7. Jelaskan perbedaan tingkatan politik menurut pendapat David F. Roth dan Frank L.
Wilson, yaitu aktivis dan pengamat !
8. Pada akhir abad 20-an, gerakan partisipasi politik di Indonesia semakin meningkat,
berikan alasan penjelasannya !
9. Berikan penjelasan tentang pentingnya “pendidikan politik ! dalam kegiatan partisipai
politik di Indonesia !
10. Berikan masing-maing 2 (dua) contoh wujud sosialisasi politik baik di dalam keluarga,
sekolah maupun melalui partai politik !
C. Studi Kasus
PARTAI POLITIK ALAMI KRISIS,
DAYA ARTIKULASI MENURUN
Setelah pemilu (2004), daya artikulasi partai politik menurun. Tidak heran jika
sekarang kekuatan di luar negara muncul dengan kekuatan yang lebih kentara. Kondisi ini
memperlihatkan betapa partai politik sekarang mengalami krisis. Hal ini disampaikan oleh
pengamat Fachry Ali dalam diskusi tentang sikap partai politik terhadap masalah diplomasi
pertahanan dan keamanan nasional yang diselenggarakan Majelis Pakar Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) di Jakarta, Kamis 4 Mei 2006.
Menurut Fachry, partai politik memang sudah bisa menerima hasil pemilu. Namun,
pemerintah yang terpilih tidak mampu membuatg koalisi nasional secara besar-besaran.
“Problemnya, presiden terpilih yang berasal dari partai kecil akan bermasalah ketika
berhadapan dengan parlemen. Untungnya ada Jusuf Kalla, yang berhasil menguasai Golkar
sehingga bisa membuat stabilitas politik lebih kuat di parlemen,” ujarnya.
Sayangnya, partai seperti PPP hampir tidak bersuara pada kebijakan pemerintah dan
rakyat. Bahkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang sudah menempatkan
diri sebagai oposisi, tidak punya kepandaian menangkap esensi persoalan. Mereka tidak
5
punya kemampuan meluncurkan persoalan pada saat yang tepat. “Jadinya, fungsi oposisi
hampir tidak berjalan, dan yang dilakukan hanya hal-hal kecil. Padahal, PDIP potensial
tampil berhadapan dengan pemerintah, ujarnya.
Sumber : Harian Kompas, 5/5/2006
Tagihan Tugas :
1. Setelah disimak dan baca baik-baik, jelaskan kembali apa telah ditulis sesuai dengan
persepsi yang ada dibenak anda !
2. Berikan beberapa penjelasan indikasi tentang terjadinya “krisis” dan “menurunnya daya
artikulasi” partai politik di Indonesia pasca pemilu 2004 !
3. Jelaskan dengan memberi alasan, mengapa partai politik sebesar PPP dan PDIP kurang
mampu menangkap esensi persoalan bangsa dan negara dalam memberi usulan-usalan
konstruktif kepada pemerintah !
4. Tentukan langkah-langkah konkrit upaya-upaya dalam membangun artikulasi partai
politik guna meningkatkan kinerja di parlemen !
5. Berikan usulan konkrit, apa yang harus anda lakukan guna meningkatkan kinerja
pemerintah dengan mitra kerjanya parlemen :
a. Sebagai salah satu kelompok kepentingan !
b. Sebagai ketua suatu partai politik !
c. Sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat !
d. Sebagai Presiden Republik Indonesia !
5
5