Professional Documents
Culture Documents
BAB III
KETERBUKAAN DAN KEADILAN DALAM
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Standar Kompetensi:
3. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani.
Kompetensi Dasar:
3.1. Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
3.2. Menganalisis dampak penyelenggaraa pemerintahan yang tidak transparan.
3.3. Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
A. PENDAHULUAN
Contoh; seorang karyawan yang hanya menuntut hak kenaikan upah tanpa diimbangi
peningkatan kualitas kerjanya tentu dianggap sebagai pemeras. Sebaliknya seorang majikan
yang terus menerus memeras tenaga pegawainya tanpa memperhatikan kenaikan upah dan
peningkatan kesejahteraan pekerjanya, maka cenderung disebut telah memperbudak orang
lain.
b. Keadilan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata keadilan yang berasal dari kata dasar
“adil”, mempunyai arti kejujuran, kelurusan dan keikhlasan yang tidak berat sebelah.
Sehingga keadilan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang tidak berat sebelah
atau tidak memihak dan tidak sewenang-wenang.
Sedangkan di dalam Ensiklopedi Indonesia, disebutkan bahwa kata “adil” (bahasa
Arab ; ‘adl) mengandung pengertian sebagai berikut :
Tidak berat sebelah atau tidak memihak ke salah satu pihak.
Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus
diperolehnya.
Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah,
bertindak jujur dan tepat menurut peraturan atau syarat dan rukun yang telah
ditetapkan. Tidak sewenang-wenang dan maksiat atau berbuat dosa.
Orang yang berbuat adil, kebalikan dari fasiq (orang yang tidak mengerjakan
perintah).
Pengertian kata “adil” yang lebih menekankan pada “tindakan yang tidak
berdasarkan kesewenang-wenangan”, maka sesungguhnya pada setiap diri manusia telah
melekat sumber kebenaran yang disebut hati nurani. Tuhanlah yang menuntun hati
nurani setiap manusia beriman agar sanggup berbuat adil sesuai dengan salah satu sifat-
Nya yang Maha Adil. Kata “keadilan” dapat juga diartikan sebagai suatu tindakan yang
tidak berdasarkan kesewenang-wenangan; atau tindakan yang didasarkan kepada norma-
norma (norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, maupun norma hukum).
Fokus Kita :
Berdasarkan pemahaman kita tentang kata “keadilan”, maka sudah seharusnya kita
mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan martabatnya tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
serta warna kulit. Hal ini berarti kita seharunya mengembangkan sikap-sikap :
Saling mencintai sesama manusia.
Tenggang rasa atau tepa salira, dan
Tidak sewenang-wenang terhadap orang lain.
3
Banyak ahli yang mencoba memberikan pendapat tentang kata “adil” atau keadilan.
Namun sebagaimana yang kita ketahui, mereka berdasarkan sudut pandang masing-
masing akan terdapat perbedaan, walaupun demikian akan tetap pada dasar-dasar atau
koridor yang sama. Berikut ini beberapa pengertian keadilan menurut para ahli.
Aristoteles
Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan menusia, kelayakan yang di maksud
adalah titik tengah antara kedua ujung ekstrim, tidak berat sebelah dan tidak
memihak. Menurut Aristoteles terdapat 5 (lima) jenis keadilan, yaitu:
Plato
Keadilan di proyeksikan pada diri manusia sehingga orang yang dikatakan adil
adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Dalam pandangan Plato, keadilan dapat dibedakan atas :
Keadilan moral, yaitu suatu perbuatan yang dapat dikatakan adil secara moral
apabila telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang (selaras) antara hak
dan kewajibannya.
Contoh; seorang karyawan yang menuntut kenaikan upah dengan diimbangi
peningkatan kuaitas kerjanya.
Keadilan prosedural.
Suatu perbuatan dikatakan adil secara prosedural jika seseorang telah mampu
melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan.
4
a. Ciri-ciri Keterbukaan
5
Fokus Kita :
Adil adalah sendi pokok di dalam soal hukum. Setiap orang dimanapun negaranya,
harus merasakan keadilan. Perbedaan tingkat dan kedudukan sosial, perbedaan derajat dan
keturunan, tidak boleh dijadikan alasan untuk memperbedakan hak seseorang di hadapan
hukum baik hukum Tuhan maupun hukum yang dibuat oleh manusia.
Dalam rangka jaminan keadilan di dalam suatu negara diperlukan peraturan yang disebut
Undang-undang atau hukum. Hukum merupakan suatu sistem norma yang mengatur
kehidupan dalam masyarakat. Oleh karena itu apabila ada seseorang yang merasa
mendapatkan ketidak adilan, maka ia berhak mengajukan tuntutan.
Setiap masyarakat memerlukan hukum, dikatakan “di mana ada masyarakat disana ada
hukum” (ubi societes ini ius). Hukum diciptakan untuk mencegah agar konflik yang terjadi
dipecahkan secara terbuka. Pemecahannya bukan atas dasar siapa yang kuat, melainkan
berdasarkan aturan (hukum) yang tidak membedakan antara orang kuat dan orang lemah.
Dalam Arti Formal Bahwa keadilan menuntut agar hukum berlaku,
Berdasarkan hal tersebut, maka keadilan merupakan salah satu ciri hukum dan jaminan
secara umum. Semua orang dalam situasi yang
keadilan hanya bisa tercapai apabila hukum diterapkan dengan tanpa memperhatikan aspek
sama diperlakukan secara sama. Dengan kata lain
subjektifitas.
hukum tidak mengenal pengecualian. Oleh karena
Dalam hukum, tuntutan keadilan memiliki dua arti yaitu;
itu dihadapan hukum kedudukan orang adalah
sama. Inilah yang disebut dengan “kesamaan
Tuntutan kedudukan”.
Keadilan Bahwa hukum harus adil. Adil di sini adalah adil
yang dianggap oleh masyarakat. Jadi bukan
sekedar secara formal saja seperti apa yang tertulis
itu adil. Itulah sebabnya perlu adanya penyesuaian
antara keputusan sidang dan penilaian masyarakat,
Dalam Arti walaupun sidang peradilan itu telah selesai. Oleh
Material karena itu, apabila yang diputuskan oleh
pengadilan dirasakan tidak adil, maka reaksi
masyarakat akan timbul.
7
i. Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum. Dalam asas ini bahwa tindakan aktif dan
positif dari pejabat administrasi negara adalah penyelenggaraan kepentingan umum.
Kepentingan umum meliputi kepentingan nasional, yaitu kepentingan bangsa,
masyarakat, dan negara. Berdasarkan asas ini, kepentingan umum harus lebih
didahulukan daripada kepentingan individu, yaitu memberikan hak mutlak pada hak-hak
pribadi.
Jaminan keadilan bagi warga negara, dapat ditemukan dalam beberapa contoh peraturuan
perundang-undangan antara lain sebagai berikut :
a. Undang-Undang Dasar 1945 :
1) Bidang Hukum dan Pemerintahan (Pasal 27);
2) Bidang Politik (Pasal 28);
3) Bidang Hak Asasi Manusia (Pasal 28A – 28J);
4) Bidang Keagamaan (Pasal 29);
5) Bidang Pertahanan Negara (Pasal 30);
6) Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (Pasal 31 dan 32);
7) Bidang Kesejahteraan Sosial (Pasal 33 dan 34).
b. Undang-Undang :
1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP).
2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung.
9
1. Berikan ulasan pengertian kembali tentang “adil atau keadilan” sesuai pendapat anda dan
tokoh-tokoh terkenal !
Pendapat anda tentang
Keadilan ? ......................................................................................................
...............................................................................................................................................
....................
No Tokoh Uraian Singkat
1. Socrates .........................................................................................................
...............
.........................................................................................................
10
...............
.........................................................................................................
Thomas ...............
2.
Hobbes .........................................................................................................
...............
2. Pengertian keadilan menurut Plato, bahwa orang adil adalah orang yang “mengendalikan
diri” dan perasaannya “dikendalikan oleh akal”. Berikan penjelasan singkatnya !
a. Mengendalikan
diri: ....................................................................................................................
.........................................................................................................................................
...................
b. Dikendalikan oleh
akal: .............................................................................................................
.........................................................................................................................................
...................
3. Dalam pelaksanaan jaminan keadilan bagi setiap warga negara, akan sejalan dengan
supremasi hukum, demokratisasi dan hak-hak asasi manusia. Beri penjelasan singkat
pada kolom di bawah ini hubungannya dengan sikap keterbukaan !
Supremasi Hukum Hak-hak Asasi Manusia
.................................................................... ....................................................................
.......... ..........
.................................................................... ....................................................................
.......... ..........
.................................................................... ....................................................................
.......... ..........
.................................................................... ....................................................................
.......... ..........
......... ..........
.................................................................... ....................................................................
......... ..........
C. DAMPAK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG TIDAK
TRANSPARAN
Pemerintah
b. Offe
Bahwa pemerintahan merupakan hasil dari tindakan administratif dalam berbagai
bidang dan bukan merupakan hasil dari pelaksanaan tugas pemerintah berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang ditetapkan sebelumnya; tetapi lebih merupakan
hasil dari kegiatan produksi bersama (coproduction) antara lembaga pemerintahan
dengan klien masing-masing.
Dewasa ini, sudah banyak negara yang meninggalkan pola penyelenggaran pemerintahan
tradisional yang lebih mendasarkan pada persepektif hubungan yang bersifat “top-down”,
atau pendekatan “aturan-pusat-rasional” (Rule-Central-Rule Approach). Pemerintahan
12
sekarang, mulai menyadari pentingnya peran swasta dan masyarakat untuk secara bersama-
sama mewujudkan tujuan nasional secara kolaboratif, sehingga terjadi perubahan paradigma
dimana pola-pola yang dikembangkan lebih banyak “bottom up” dan kemitraan. Untuk lebih
jelasnya perubahan paradigma dan pengaruhnya terhadap hubungan antara pemerintah,
swasta dan masyarakat dapat dilihat pada gambar di bawah ini !
Government Governance
Pemerintah
Pemerintah
Swasta Masyarakat
Swasta Masyarakat
2. Karakteristik Pemerintahan
Dalam masyarakat modern atau post-modern dewasa ini, pola pemerintahan yang dapat
dikembangkan sesuai dengan karakteritiknya masing-masing adalah sebagai berikut :
a. Kompleksitas, yaitu dalam menghadapi kondisi yang kompleks, maka pola
penyelenggaraan pemerintahan perlu ditekankan pada fungsi koordinasi dan komposisi.
b. Dinamika, yaitu dalam hal ini pola pemerintahan yang dapat dikembangkan adalah
pengaturan atau pengendalian (steering) dan kolaborasi (pola interaksi saling
mengendalikan diantara berbagai aktor yang terlibat dan atau kepentingan dalam sesuatu
bidang tertentu.
c. Keanekaragaman, yaitu masyarakat dengan berbagai kepentingan yang beragam dapat
di atasi dengan pola penyelenggaraan pemerintahan yang menekankan pada pengaturan
(regulation) dan integrasi atau keterpaduan (integration).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan
pemerintahan (governing) dapat dipandang sebagai “intervensi perilaku politik dan
sosial yang berorientasi hasil, yang diarahkan untuk menciptakan pola interaksi yang
stabil atau dapat diprediksikan dalam suatu sistem (sosial-politik), sesuai dengan
harapan ataupun tujuan dari para pelaku intervensi tersebut”.
Fokus Kita :
Wujud Kepemerintahan yang baik (good governance), adalah penyelenggaraan
pemerintahan negara yang solid dan bertanggung-jawab, serta efisien dan efektif,
dengan menjaga mensinergiskan interaksi yang konstruktif diantara domain-domain
negara, sektor swasta dan masyarakat (society).
15
Berikut ini ada beberapa pendapat atau pandangan tentang wujud kepemerintahan
yang baik (good governance), yaitu :
World Bank (2000), good governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen
pemerintahan yang solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar yang efisien, penghidaran salah alokasi dana investasi dan
pencegahan korupsi, baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin
anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas
swasta.
UNDP, memberikan pengertian good governance sebagai suatu hubungan yang
sinergis dan konstruktif di antara negara, sektor swasta dan masyarakat.
Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000, kepemerintahan yang baik adalah
kepemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip
profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi,
efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
Modul Sosialisasi AKIP (LAN & BPKP 2000), good governance merupakan
proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public
goods and services. Good governance yang efektif, menuntut adanya “alignment”
(koordinasi) yang baik dan integritas, profesionalisme serta etos kerja dan moral
yang tinggi. Agar kepemerintahan yang baik menjadi realitas dan berhasil
diwujudkan, diperlukan komitmen dari semua pihak, pemerintah dan masyarakat.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa good governance
bersenyawa dengan sistem administrasi negara, maka upaya untuk mewujudkan
kepemerintahan yang baik merupakan upaya melakukan penyempurnaan sistem
administrasi negara yang berlaku pada suatu negara secara menyeluruh. Dalam kaitan
ini Bagir Manan menyatakan bahwa “sangat wajar apabila tuntutan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik terutama ditujukan pada pembaharuan
administrasi negara dan pembaharuan penegakan hukum”.
Hal ini dikemukakan karena dalam hubungan dengan pelayanan dan
perlindungan rakyat ada dua cabang pemerintahan yang berhubungan langsung
dengan rakyat, yaitu adminstrasi negara dan penegak hukum.
9) Bervisi Strategis (Strategic Vision), yaitu para pemimpin dan masyarakat memiliki
persepektif yang luas dan jangka panjang dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan manusia dengan memahami aspek-aspek historis, kultural, dan
kompleksitas sosial yang mendasari perspektif mereka.
10) Saling Keterkaitan (Interrelated), yaitu adanya saling memperkuat dan terkait
(mutually reinforcing) dan tidak bisa berdiri sendiri.
Fokus Kita :
Berdasarkan teori, prinsip-prinsip good gavernance menurut UNDP 1997, dapat
diberlakukan di negara manapun dalam pencapaian tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Mungkin hanya negara-negara yang pemerintahannya
korup, otoriter, atau diktator (Bad Governance) saja yang pasti tidak mau dan tidak
akan sanggup menjalankan prinsip-prinsip tersebut.
Fokus Kita :
Pemerintah merupakan organ negara yang berfungsi sebagai pengatur kehidupan
dalam negara demi tercapainya tujuan negara. Pemerintah diselenggarakan dalam
rangka pencapaian kesejahteraan bersama bagi warga masyarakat.
Politik dan Resiko yang berdomisili di Hongkong, yaitu “Political and Risk Consultancy
(PERC), Indonesia “berhasil mengukir prestasi” sebagai negara yang paling korup di
Asia.
Nampaknya tidak salah lagi, bahwa di bawah rezim orde baru yang berkuasa kurang
lebih selama 32 (tiga puluh dua) tahun telah membawa Indonesia ke jurang kehancuran
krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dampak semua ini adalah merupakan akumulasi
dari pemerintahan yang dikelola dengan tidak transparan, sehingga masalah Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN) telah meracuni semua aspek kehidupan dan mencakup
hampir semua institusi formal maupun non formal. Pada saat itu, bukan hal rahasia
karena sering muncul di mass media antara lain adanya “mafia peradilan” sehingga vonis
hakim dapat dibeli, pemilihan kepala daerah atau pejabat yang diwarnai “politik uang”
sehingga berakibat setelah terpilih bagaiamana mengembalikan “modal” dengan
berbagai cara, dan sebagainya.
1) Sebab-Sebab Korupsi
Mengenai sebab-sebab terjadinya korupsi, hingga sekarang ini para ahli belum
dapat memberikan kepastian apa dan bagaimana korupsi itu terjadi. Tindakan korupsi
bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri, melainkan ada variabel lain yang ikut
berperan. Penyebabnya dapat karena faktor interl si pelaku itu sendiri, maupun dari
situasi lingkungan yang “memungkin” bagi seseorang untuk melakukannya.
Berikut adalah pendapat ahli berkaitan dengan faktor-faktor penyebab terjadinya
tindak korupsi.
2) Ciri-Ciri Korupsi
Penyalahgunaan wewenang dengan jalan korupsi, nampaknya tidak hanya
didominasi oleh oknum aparat pemerintah, akan tetapi institusi lain juga melakukan
hal sama dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Melibatkan lebih dari satu orang
Pelaku tidak terbatas pada oknum pegawai pemerintah, tetapi juga di swasta.
Sering digunakan bahasa “sumir” untuk menerima uang sogok, yaitu : uang kopi,
uang rokok, uang semir, uang pelancar, salam tempel, uang pelancar baik dalam
bentuk uang tunai, benda tertentu atau wanita.
Umumnya bersifat rahasia, kecuali jika sudah membudaya.
24
Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik yang selalu tidak
berupa uang.
Mengandung unsur penipuan yang biasanya ada pada badan publik atau
masyarakat umum.
1. Uang Tip, yaitu sama dengan budaya “amplop” yakni memberikan uang ekstra
kepada seseorang karena jasanya/pelayanannya. Istilah ini muncul karena pengaruh
budaya barat, yakni pemberian uang ekstra kepada pelayan di restoran atau di hotel.
2. Angpao, pada awalnya muncul untuk menggambarkan kebiasaan yang dilakukan
oleh etnis Cina yang memberikan uang dalam amplop kepada penyelenggara pesta.
Dalam perkembangan selanjutnya, hingga saat ini istilah ini digunakan untuk
menggambarkan pemberian uang kepada petugas ketika mengurus sesuatu, dimana
pemberian ini bersifat tidak resmi atau tidak ada dalam peraturan.
3. Uang Administrasi, yaitu pemberian uang tidak resmi kepada aparat dalam proses
pengurusan surat-surat penting atau penyelesaian perkara/kasus agar cepat selesai.
4. Uang Diam, yaitu pemberian dana kepada pihak pemeriksa agar kekurangan pihak
yang diperiksa tidak ditindaklanjuti. Uang diam biasanya diberikan kepada oknum
anggota dewan di daerah (DPRD) ketika memeriksa pertanggung jawaban pejabat
daerah (Bupati/Walikota atau Gubernur) agar lolos pemeriksaan.
5. Uang Bensin, yaitu uang yang diberikan sebagai balas jasa atas bantuan yang
diberikan oleh seseorang. Istilah ini kerap digunakan dalam situasi informal
(akrab). Misalnya A minta bantuan B untuk membeli sesuatu, lalu si B melontarkan
25
Sumber :
www.transparansi.or.id.
Fokus Kita :
Dr. Leden Marpaung, S.H., dalam buku “Tindak Pidana Korupsi” 2001,
menyebutkan tentang upaya pencegahan (prevensi) tindak pidana korupsi, yaitu
antara lain mencakup : mental dan budi pekerti, sistem, perilaku masyarakat,
perundang-undangan, manajemen, dan kesejahteraan aparat negara/pemerintah.
10. Tanggung jawab kurang. Badan tidak punya tanggung jawab pada masyarakat
sebagaimana mestinya. Karena itu, dapat menjadi badan yang justru membungkam orang
yang mengkritik pemerintahan.
E de Speville
Sumber : Bertrand ; “Why do anti corruption agencies fail”, Wina, Austria, April
KESIMPULAN
2000.
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
1. Suatu keadilan yang didasarkan pada 5. Asas yang menyatakan tindakan disiplin
perlakuan sama dengan tidak melihat yang dijatuhkan pejabat administrasi
jasa yang telah diberikan adalah … . negara harus sesuai dengan kesalahan
a. keadilan komulatif yang dibuatnya adalah asas … .
b. keadilan distributif a. kepastian hukum
c. keadilan kodrat alam b. keseimbangan
d. keadilan konvensional c. kesamaan
e. keadilan perbaikan d. perlakuan jujur
e. meniadakan akibat suatu keputusan
2. Menurut Socrates, keadilan tercipta
bila-mana setiap warga negara
merasakan bahwa pemerintah telah
melaksanakan .... 6. UU No. 30 Tahun 2002 adalah peraturan
a. masing-masing fungsinya perundangan tentang ....
b. masing-masing kewajibannya a. Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat
c. tugasnya dengan baik Negara
d. pengendalikan diri dengan baik b. Komisi Pemilihan Umum
e. perjanjian yang telah disepakati c. Komisi Konstitusi
d. Komisi Pemberantasan Tindak
3. Berikut ini yang bukan merupakan ciri- Pidana Korupsi
ciri keterbukaan adalah … . e. Komisi Ombudsman
a. hati-hati dalam menerima informasi
b. toleransi antar sesama pemeluk
7. Sendi pokok keadilan agar dapat
agama
dilaksanakan sebaik-baiknya di dalam
c. transparan dalam kebijakan publik
kehidupan masyarakat adalah ....
d. tidak merahasiakan sesuatu
e. selalu curiga terhadap arus a. Politik
perubahan b. Hukum
c. Kekuasaan
4. Keadilan yang menuntut agar hukum d. hak asasi manusia
berlaku secara umum dan sama untuk e. demokrasi
semua orang adalah … .
a. Formal 8. Menurut Kooiman, inti dalam
b. Material penyeleng-garaan pemerintahan dewasa
c. Yuridis ini mencakup hal-hal berikut ini, kecuali
d. Konvensional ....
e. Komutatif a. politik
33
C. Studi Wacana
Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan korupsi merupakan bentuk tindakan
34
terorisme atau tak lebih dari perbuatan teroris yang menghancurkan peradaban dunia.
“Korupsi itu adalah terorisme”, ujar Hidayat dalam deklarasi Aksi Resolusi dan
Referandum Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan (Sulsel) terhadap kejahatan yang
diselenggarakan di Makassar.
Pemerintah, katanya, telah menghukum para koruptor dan menusakambangkan mereka.
Meski demikian, pemerinah jangan cepat berbangga diri atau puas terhadap keberhasilan
yang telah dilakukannya, sebab para koruptor yang berhasil ditahan tersebut adalah mereka
yang tingkat korupsinya baru mencapai miliaran rupiah. “Masih banyak koruptor trilliunan
rupiah yang lari ke luar negeri dan ini menjadi masalah dan pekerjaan rumah bagi aparat
hukum,” ujar mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini.
Setelah anda membaca wacana di atas, berikan analisis, tanggapan atau pendapat !
1. Berdasarkan judul wacana tersebut, apa yang terfikir tentang korupsi yang ada di negara
Indonesia ?
2. Apa inti sari dari wacana di atas !
3. Mengapa Hidayat Nur Wahid menyamakan pelaku korupsi sama dengan terorisme ?
4. Langkah-langkah apa yang telah ditempuh pemerintah dalam memberikan pelajaran
kepada para koruptor ?
5. Menurut anda, mengapa masalah korupsi di Indonesia sulit untuk diberantas sampai
dengan tuntas ?
6. Berikan penjelasan, adakah hubungan antara korupsi dengan pemerintahan yang tidak
transparan !
7. Apasajakah indikator suatu instansi pemerintah yang melakukan korupsi, kolusi dan
nepotisme ?
8. Apa yang anda akan lakukan, jika kelak menjadi pejabat agar terhindar dari korupsi,
kolusi dan nepotisme ?
2. Carilah referensi lain baik dari buku, koran, buletin, majalah, internet dan sebagainya
yang menunjukkan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan jaminan keadilan.
Bentuklah kelompok sesuai dengan kebutuhan !
a. Rumuskan kembali yang dimaksud dengan jaminan keadilan !
b. Berikan contoh wujud partisipasi warga negara dalam upaya peningkatan jaminan
keadilan !
35