Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
SISTEM HUKUM DAN
PERADILAN INTERNASIONAL
Standar Kompetensi:
5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional.
Kompetensi Dasar:
5.1. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional.
5.2. Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara
penyelesaian oleh Mahkamah Internasional.
5.3. Menghargai putusan Mahkamah Internasional.
A. PENDAHULUAN
Hukum
Persamaan Perdata Perbedaan
Kedua- Dalam hukum
duanya Internasi perdata
mengatur onal dan internasional,
hubungan- Hukum persoalan
hubungan Publik berkaitan dengan
antar Internasi hukum perdata,
persoalan- onal sedangkan dalam
persoalan hukum publik
yang intgernasional
melintasi KONVENSI persoalan
batas-batas WINA 1969 berkaitan dengan
negara. hukum publik.
Masih terdapat hukum kebiasaan
Bahwa ruang lingkup internasional (hukum tidak tertulis) yang
HUKUM TERTULIS HUKUM TIDAK TERTULIS
hukum internasional ruang lingkupnya hanya untuk perjanjian
hanya berlaku untuk antar negara.
4. Hukum
perjanjian-perjanjian antar
Internasional Dalam Arti
Perjanjian-perjanjian antar negara dengan
Modern
negara. subjek hukum lain, ada pengaturan tersendiri
Terwujudnya Hukum
Menghasilkan seperti
suatu Internasional perjanjian
yang kita antar
kenal negara dan
sekarang
merupakan hasil kerja
perjanjian tertulis organisasi-organisasi internasional.
yang keras para pakar hukum dunia yang
dikenal dengan nama
mengadakan konferensi di Wina Dalamtahun 1969 atas
perjanjian tidak prakarsa PBB. Hasil
tertulis (International
Vienna Convention
konferensi tersebuton the
menyepakati sebuahNot
Agreement naskah hukum
in Written internasional,
Form), contohnya
Law of Treaties. adalah Prancis
baik yang menyangkut lapangan Hukum Perdata Internasional (1973) mengadakan
maupun
PerjanjianHukum percobaan nuklir di Atol Aruboa (percobaan
Publik Internasional.
Internasional
Secara garis
tertulis tundukbesar, Hukum
pada bom nuklir pertama
Internasional di Lautan
dapat Pasifik),
dibagi dua, banyak
yaitu
Hukum
ketentuan InternasionalhukumTertulis dan Hukum Internasional bahkan,
menuai protes dari negara lain Tidak
kebiasaanyang internasional masalahnya diajukan kepada Mahkamah
Tertulis, terwujud dalam bentuk Perjanjian Internasional.
dan yurisprudensi atau Internasional di Den Haag. Mahkamah
prinsip-prinsip hukum Internasional mengeluarkan keputusan agar
umum. Contoh: Pada Prancis membatalkan percobaannya. Akan
tahun 1990, Pemerintah tetapi, Prancis tetap melakukannya. Setelah
RI dan Australia telah Prancis menyadari kesalahannya, Presiden
menandatangani suatu Prancis George Pompidow mengeluarkan
traktat tertulis tentang pernyataan bahwa peledakan ini untuk yang
batas landas kontinen dan pertama dan terakhir kalinya.
eksplorasi di Celah Timor Dengan pernyataan tersebut, Prancis tidak
yang dikenal dengan lagi melakukan percobaan sejenis dan bila
“Perjanjian Celah Timor”. ingkar janji, negara lain dapat menuduh,
memprotes dan mengadakan tuntutan.
Catatan :
Bahwa yang termasuk ke dalam perjanjian tidak tertulis adalah
perjanjian-perjanjian yang dilakukan secara lisan disertati
catatan-catatan tertulis atau nota resmi, nota pribadi dari
pejabat Negara yang bersangkutan.
5
yang mengadakan.
2. EGALITY RIGHTS
Pihak yang saling mengadakan hubungan itu berkedudukan sama.
3. RECIPROSITAS
Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas
setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif maupun positif.
4. COURTESY
Asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara.
5. RIGHT SIG STANTIBUS
Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang
mendasar/fundamental dalam keadaan yang bertalian dengan
perjanjian itu.
SUMBER
HUKUM INTERNASIONAL
Fokus Kita :
Sumber-sumber hukum internasional adalah diperuntukan bagi
masyarakat internasional. Masyarakat Internasional adalah suatu
masyarakat negara-negara atau bangsa-bangsa yang anggotanya
didasarkan atas kesukarelaan dan kesadaran, sedangkan
di wilayah dari
wilayah yang
didudukinya.
Penugasan Praktik 1
Kewarganegaraan
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Pengertian, Asal Mula,
Asas-asas dan Subyek Hubungan Internasional, serta hubungan
antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional, dilanjutkan
Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai
berikut :
Aliran Monoisme
Dengan tokohnya Hanz Kelsen dan Georges Scelle. Menurut
aliran ini semua hukum merupakan satu sistem kesatuan hukum yang
mengikat individu-individu dalam suatu negara ataupun terhadap
negara-negara dalam masyarakat internasional. Menurut aliran
13
Aliran Dualisme
Dengan tokohnya Triepel dan Anzilotti, Aliran ini beranggapan
bahwa hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua
sistem terpisah yang berbeda satu sama lain. Menurut aliran dualisme
perbedaan kedua hukum tersebut disebabkan pada :
a. Perbedaan Sumber Hukum
Hukum nasional bersumber pada hukum kebiasaan dan hukum
tertulis suatu negara, sedangkan hukum internasional berdasarkan
pada hukum kebiasaan dan hukum yang dilahirkan atas kehendak
bersama negara-negara dalam masyarakat internasional.
b. Perbedaan Mengenai Subjek
Subjek hukum nasional adalah individu-individu yang terdapat
dalam suatu negara, sedangkan subjek hukum hukum internasional
adalah negara-negara anggota masyarakat internasional
c. Perbedaan Mengenai Kekuatan Hukum
Hukum nasional mempunyai kekuatan mengikat yang penuh dan
sempurna jika dibandingkan dengan hukum internasional yang
lebih banyak bersifat mengatur hubungan negara-negara secara
horizontal.
Nega
ra
Nega
Penjajaka B,C,
ra
n D
A
dst.
Perunding Penandatang
an anan
Perumusan Penerima
naskah an
PENGESAHAN
PERJANJIAN
INTERNASION
AL
Pengertian Ratifikasi
Dalam Konvensi Wina tahun 1969 tentang Hukum (perjanjian)
internasional, disebutkan bahwa dalam pembuatan hukum (perjanjian)
baik bilateral maupun multilateral dapat dilakukan melalui tahap-
17
Fokus Kita :
Dalam Ensiklopedi Indonesia, Ratifikasi (Latin : ratificare =
mensahkan), yaitu pengesahan suatu dokumen negara oleh
parlemen, khususnya pengesahan undang-undang perjanjian antar
negara, dan persetujuan hukum internasional.
Penugasan Praktik
Carilah sumber informasi lain baik dari2 buku, koran, majalah,
Kewarganegaraan
internet, buletin dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :
Rumuskan kembali pemahaman tentang proses ratifikasi hukum
Internasional menjadi hukum nasional !
Berikan alasan penjelasan, mengapa di dalam pelakasanaan
perundingan suatu perjanjian internasional terlebih dahulu dilakukan
oleh delegasi yang dipimpin serorang menteri !
Berikan penjelasan makna “penandatangan” suatu perjanjian
internasional !
Berikan penjelasan, mengapa suatu ratifikasi (pengesahan)
perjanjian internasional ada yang dengan Undang-Undang dan ada
yang cukup dengan Keputusan Presiden !
Berikan penjelasan bagaimana ratifikasi suatu perjanjian
internasional menurut Pasal 11 UUD 1945 !
20
8. Peradilan Internasional
Peradilan Internanasional, dilaksanakan oleh Mahkamah
Internasional yang merupakan salah satu organ perlengkapan PBB
yang berkedudukan di Den Haag (Belanda). Para anggotanya terdiri
terdiri atas ahli hukum terkemuka, yakni 15 orang hakim yang dipilih
dari 15 negara berdasarkan kecakapannya dalam hukum. Masa
jabatan mereka 9 (sembilan) tahun, sedangkan tugasnya antara lain
selain memberi nasihat tentang persoalan hukum kepada Majelis
Umum dan Dewan Keamanan, juga memeriksa perselisihan atau
sengketa antara negara-negara anggota PBB yang diserahkan kepada
Mahkamah Internasional.
Fokus Kita :
Mahkamah Agung Internasional, merupakan Mahkamah
Pengadilan tertinggi di seluruh dunia. Pengadilan internasional dapat
mengadili semua perselisihan yang terjadi antara negara bukan
anggota PBB. Dalam penyelesaian ini, jalan damai yang selaras
dengan asas-asas keadilan dan hukum internasional digunakan
untuk mengadili perselisihan kepentingan dan perselisihan
Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara,
berpedoman pada perjanjian-perjanjian internasional (traktat-traktat
dan kebiasaan-kebiasaan internasional) sebagai sumber-sumber
hukum. Keputusan Mahkamah Internasional, merupakan keputusan
terakhir walaupun dapat diminta banding. Di samping pengadilan
Mahkamah Internasional, terdapat juga pengadilan arbitrasi
internasional. Arbitrasi internasional hanya untuk perselisihan
hukum, dan keputusan para arbitet tidak perlu berdasarkan peraturan
hukum.
Dalam hukum internasional dikenal juga istilah Adjudication, yaitu
suatu teknik hukum untuk menyelesaikan persengkataan internasional
dengan menyerahkan putusan kepada lembaga peradilan. Adjudikasi
berbeda dari arbitrasi, karena adjudikasi mencakup proses
kelembagaan yang dilakukan oleh lembaga peradilan tetap,
sementara arbitrasi dilakukan melalui prosedur ad hoc. Lembaga
peradilan internasional pertama yang berkaitan dengan adjudikasi
adalah permanen Court of International Justice (PCJI) yang
berfungsi sebagai bagian dari sistem LBB mulai tahun 1920 hingga
1946. PCJI dilanjutkan dengan kehadiran International Court of
Justice (ICJ), suatu organ pokok PBB.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Internasional_untuk_Bekas_Yu
goslavia
Fokus Kita :
Sengketa-sengketa yang ditimbulkan baik antara lain karena faktor
politis atau batas wilayah (perbatasan), merupakan faktor potensial
timbulnya ketegangan dan sengketa internasional yang dapat
memicu terjadi perang terbuka. Hal ini sudah terjadi dibeberapa
belahan dunia, antara lain ; di Korea, Kambaoja, Vietnam, Afrika,
kawa-san Timur
Tengah dalam
konflik dengan
Palestina.
2. Peran Mahkamah Internasional dalam
Menyelesaikan Sengketa Internasional
Mahkamah internasional adalah badan PBB yang berkedudukan di Den
Haag (Belanda) Mahkamah dapat bersidang di tempat lain kalau
dianggap perlu. Masa bersidang diadakan setiap tahun kecuali waktu-
waktu libur. Sidang-sidang lengkap pada prinsipnya dihadiri oleh 15
anggota, tetapi quorum dengan 9 anggota sudah cukup untuk mengadili
suatu perkara. Biasanya mahkamah bersidang dengan 11 anggota tidak
termasuk hakim-hakim ad hoc.
Mahkamah memilih ketua dan wakil ketua untuk masa jabatan tiga
tahun dan dapat dipilih kembali. Mahkamah juga mengangkat panitera
dan pegawai-pegawai lain yang dianggap perlu. Adapun bahasa-bahsa
resmi yang digunakan menurut pasal 39 Statuta, harus Prancis dan
Inggris. Namun, atas permintaan salah satu dari pihak yang bersengketa,
mahkamah dapat mengizinkan penggunaan bahasa lain.
Fokus Kita :
Dalam prosedur penyelesaian sengketa internasional melalui
Mahkamah Internasional, dikenal dengan istilah Adjudication, yaitu
suatu teknik hukum untuk menyelesaikan persengkataan internasional
dengan menyerahkan putusan kepada lembaga peradilan. Adjudikasi
berbeda dari arbitrase, karena adjudikasi mencakup proses
kelembagaan yang dilakukan oleh lembaga peradilan tetap, sementara
Fokus Kita :
Mahkamah Internasional bertanggung jawab untuk
menyelesaikan setiap kasus yang diajukan kepadanya oleh
negara yang menerima jurisdiksi Mahkamah dalam kasus khas
atau negara yang menerima kewajiban jurisdiksi berdasarkan
Peraturan Tambahan. Mahkamah Internasional juga dapat
memberikan pandangan mengenai masalah hukum yang
2) Klausula Opsional
Pasal 36 ayat 2 statuta mengatakan bahwa negara-negara pihak
statuta, dapat setiap saat menyatakan menerima wewenang wajib
mahkamah dan tanpa persetujuan khusus dalam hubungannya
dengan negara lain menerima kewajiban yang sama dalam semua
sengketa hukum megenai:
a) penafsiran suatu perjanjian
b) setiap persoalan hukum internasional
c) adanya suatu fakta yang bila terbukti akan merupakan
pelanggaran terhadap kewajiban internasional;
d) jenis atau besarnya ganti rugi yang harus dilaksanakan
karena pelanggaran dari suatu kewajiban internasional.
27
Keterangan :
a. Telah terjadi pelanggaran HAM/kejahatan humaniter
(kemanusiaan) di suatu negara terhadap rakyat/negara lain.
b. Ada pengaduan dari korban (rakyat) dan pemerintahan
negara yang menjadi korban terhadap pemerintahan dari
negara yang bersangkutan karena didakwa telah melakukan
pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter lainnya.
c. Pengaduan disampaikan ke Komisi Tinggi HAM PBB atau
melalui lembaga-lembaga HAM internasional lainnya.
d. Pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan,
pemeriksaan, dan penyidikan jika ditemui bukti-bukti kuat akan
terjadinya pelanggaran HAM atau kejahatan kemanusiaan
lainnya, maka pemerintahan dari negara yang didakwa
melakukan kejahatan humaniter dapat diajukan ke Mahkamah
Internasional atau Pengadilan Internasional.
e. Dimulailah proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi.
Fokus Kita :
Mahkamah Internasional dengan kesepakatan negara yang
bersengketa dapat juga mengajukan keputusan ex aequo et bono
(didasarkan pada keadilan dan keterbukaan dan bukan didasarkan
pada hukum). Keputusan Mahkamah Internasional diperoleh melalui
suara mayoritas yang tidak dapat banding.
Penugasan Praktik 3
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Penyebab Timbulnya
Kewarganegaraan
Sengketa Internasional dan Cara Penyelesaian Oleh
Mahkamah Internasional, lakukan Strategi Pembelajaran
dengan Penugasan Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan
Menulis.
Langkah-langkah :
Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 4 – 5 orang.
Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik pembelejaran.
Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan dan menemukan
ide pokok serta memberi tanggapan terhadap wacana/kliping, dan
ditulis pada lembar kertas.
Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
Buatlah kesimpulan bersama.
Penutup.
D.MENGHARGAI KEPUTUSAN MAHKAMAH INTERNASIONAL
Pihak-Pihak
No Yang Uraian Kasus atau Kejadian Keterangan
Terlibat
1. Amerika Tahun 1906, tentara Amerika telah Para pelaku
Serikat di melakukan kejahatan perang kejaha-tan
36
PERNYATAAN PERS
DR. N. HASSAN WIRAJUDA
MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA
Bismillahirahmaanirrahiim.
Assalaamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Hari ini, pada sidang yang dimulai pada pukul 10 pagi waktu Den Haag,
atau pukul 4 sore waktu Jakarta, Mahkamah Internasional atau
International Court of Justice pda pukul 17:45 (WIB) telah
mengeluarkan keputusannya tentang kasus sengketa kedaulatan atas
Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan antara Indonesia dan Malaysia.
Mahkamah Internasional telah memutuskan bahwa Malaysia memiliki
kedaulatan atas Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan berdasarkan
pertimbangan “effectivitee”, yaitu bahwa Pemerintah Inggris telah
melakukan tindakan administratif secara nyata sebagai wujud
kedaulatannya berupa penerbitan ordonansi perlindungan satwa
burung, pungutan pajak terhadap pengumpulan telur penyu sejak
1930-an, dan operasi mercu suar sejak awal 1960-an. Sementara itu
kegiatan pariwisata yang dilakukan Malaysia hampir 15 tahun terakhir
tidak menjadi faktor pertimbangan. Pada pihak lain, Mahkamah
menolak argumentasi Indonesia yang bersandar pada Konvensi 1891
yang dinilai hanya mengatur perbatasan darat dari kedua negara di
Kalimantan. Garis paralel 4º 10' Lintang Utara ditafsirkan hanya
menjorok ke laut sejauh 3 mil dari titik pantai timur Pulau Sebatik
sesuai ketentuan hukum laut internasional pada waktu itu yang
menetapkan laut wilayah sejauh 3 mil. Sebaliknya, Mahkamah juga
menolaak argumentasi Malaysia mengenai perolehan kepemilikan atas
kedua pulau tersebut berdasarkan “chain of title” (rangkaian
kepemilikan dari Sultan Sulu).
Hampir tidak dapat dielakkan adanya rasa kecewa yang mendalam
bahwa upaya maksimal yang dilakukan oleh empat pemerintahan
Indonesia sejak tahun 1997 ternyata tidak membuahkan hasil seperti
39
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
d. e.
11 tahun Singapura
e. 10. UNCI (United Nation
9 tahun Commissioner for Indonesia)
9. Pulau Sipadan dan Ligitan (di pernah dibentuk oleh Dewan
Kalimantan), merupakan Keamanan PBB untuk
kepulauan yang pernah menyelesaikan sengketa
disengketakan antara negara antara Indonesia dengan ….
Indonesia dengan negara …. a.
a. Belanda
Filipina b.
b. Jepang
Australia c.Malaysia
c.Malaysia d.
d. Australia
Papua Nuguinea e.
Inggris
B. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat
dan jelas !
1.Berikan alasan, mengapa dalam kehidupan antar bangsa diperlukan
hukum internasional ?
2.Rumuskan kembali tentang hukum internasional dari berbagai
pendapat para ahli !
3.Berikan 2(dua) contoh tentang penerapan asas kebangsaan
kebangsaan dalam hukum internasional !
4.Jelaskan perbedaan antara hukum internasional tertulis dan tidak
tertulis !
5.Tuliskan kembali sumber-sumber hukum internasional berdasarkan
Pasal 38 Piagam Mahkama Internasional !
6.Jelaskan bagaimana proses ratifkasi yang dilakukan di negara
Indonesia !
7.Jelaskan bagaimana proses/prosedur penyelesaian sengketa
Internasional yang melibatkan 2(dua) atau lebih negara yang
terliibat !
8.Tuliskan kembali apa yang menjadi tugas dan fungsi Mahkamah
Internasional dalam upaya menyelesaikan sengketa-sengketa
internasional !
9.Jelaskan mengapa setiap bangsa atau negara menghendaki hidup
berdampingan secara damai!
10. Jelaskan dengan memberi alasan, mengapa kita harus menghormati
keputusan Mahkamah Internasional !
44
C. Studi Kasus
1. Setelah disimak dan baca baik-baik, jelaskan kembali apa telah ditulis
sesuai dengan persepsi yang ada dibenak anda !
2. Berikan beberapa penjelasan tentang judul berita yang dimaksud
“Tugas Pengadilan Internasional” dan hubungannya dengan tentara
Amerika Serikat yang ada di Kongo !
3. Jelaskan dengan memberi alasan, apa sesungguhnya yang dilakukan
Thomas Lubanga memimpin milisi Persatuan Patriot Kongo (UPC)
sehubungan dengan “keberadaan pengadilan internasional” !
4. Tentukan langkah-langkah nyata dalam upaya mengurangi konflik
atau sengketa internasional yang terjadi di Kongo !
5. Berikan usulan konkrit, apa yang harus anda lakukan guna
meningkatkan kesadaran para pemimpin di Kongo agar menghormati
hukum internasional, jika anda :
a. Sebagai salah satu rakyat Kongo !
b. Sebagai perwakilan tetap negara Indonesia
di PBB !
c. Sebagai salah satu hakim di Mahkamah
Internasional PBB !