Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Prinsip
Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes
1.3 Tujuan
1.Menentukan nilai tegangan permukaan suatu zat cair dengan
menggunakan metode berat tetes. Zat cair yang digunakan antara lain
alkohol, aseton, dan air.
2.Membuat grafik hubungan antara suhu terhadap tegangan suatu
permukaan.
3. Membandingkan tegangan permukaan yang didapat dari hasil percobaan
dengan tegangan permukaan literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F
γ =
L
F
γ =
2L
Pada zat cair yang adhesive berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil
daripada gaya adhesinya dan pada zat yang non-adhesive berlaku sebaliknya.
Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak
(θ ) yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan
dinding (lihat gambar 2.1). Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik
antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat
yang berbeda (adhesi). Harga dari sudut kontak ini berubah-ubah dari 0 sampai
180 derajat dan dibagi menjadi dua bagian yaitu : pada zat cair yang adhesive
besarnya sudut kontak ( θ ) : 0 < θ < 90 (derajat) dan pada zat cair non-adhesive
besarnya (θ ) : 90 < θ < 180 (derajat). Sedangkan besarnya tegangan permukaan
( γ ) yaitu :
γ = F / ( 2 π R cos q )
Dalam balon sabun, balon sabun biasanya berusia beberapa detik saja,
kemudian menjadi buyar sendiri atau karena menyentuh benda lain. Sering
digunakan untuk permainan anak-anak atau pertunjukan seni. Kulit balon sabun
terdiri atas lapisan tipis air yang terjebak diantara dua lapisan molekul, biasanya
sabun. Balon sabun terbentuk karena permukaan cairan (biasanya air) memiliki
tegangan permukaan, yang menyebabkan lapisan itu elastis. Namun balon yang
dibentuk dari cairan saja tidak stabil.
Balon sabun yang ditiupkan di udara dengan suhu dibawah -15oC akan
membeku ketika menyentuh, biasanya sabun sebuah permukaan. Udara di
dalamnya akan keluar secara perlahan melalui proses difusi hingga akhirnya balon
menciut. Namun, pada suhu dibawah -25oC, balon akan membeu di udara dan
dapat pecah ketika meyentuh tanah.
BAB III
HASIL PERCOBAAN
1 25 44,799
2 30 47,799
3 40 55,717
4 50 68,2
5 60 64,38
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
1. Suhu mempengaruhi nilai tegangan permukaan
2. Massa larutan menjadi berkurang ketika suhu meningkat
3. Molekul cairan bergerak lebih cepat ketika suhu meningkat
4. Grafik yang diperoleh tidak linier
DAFTAR PUSTAKA
1. Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit
Erlangga
LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN
A.1 Data gelas timbang dan larutan yang dipakai pada praktikum
Berat gelas timbang kosong = 9,9 gram
Alkohol 8% dalam 250 mL dan aseton 8% dalam 250 mL
A.2 Aseton
No Aseton 25 oC 30 oC 40 oC 50 oC 60 oC
1 Massa (gram) 11,6 11,6 11,5 11,4 11,5
2 Waktu (sekon) 6,06 10,05 17,09 5,01 3,08
Tabel A.2 Data percobaan pada aseton
A.3 Alkohol
No Alkohol 25 oC 48 oC 58 oC 68 oC
1 Massa (gram) 11,4 11,4 11,4 11,3
2 Waktu (sekon) 16,06 15,03 6,06 5,02
Tabel A.3 Data percobaan pada alkohol
A.4 Air
No Air 25 oC 48 oC 58 oC 68 oC
1 Massa (gram) 12,5 11,6 11,5 11,8
2 Waktu (sekon) 7,04 7,01 6,04 4,01
Tabel A.4 Data percobaan pada air
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN
Jawab
Volume alkohol=8100x 250 mL
= 20 mL
Jawab
Volume aseton=8100x 250 mL
= 20 mL
γ (25oC)=25-2030-20=X-73,871,8-73,8
= 510 =X-73,8-2
= 10 X =728
X = 72,8 dyne/cm
γ (48oC)=48-4050-40=X-70,168,2-70,1
= 810 =X-70,1-1,9
= -15,2=10 X-701
= 10 X =685,8
X = 68,58 dyne/cm
γ (58oC)=58-5060-50=X-68,266,8-68,2
= 810 =X-68,2-1,4
= -11,2=10 X-682
= 10 X =670,8
X = 67,08 dyne/cm
γ (68oC)=68-6070-60=X-66,865,0-66,8
= 810 =X-66,8-1,8
= -14,4=10 X-668
X = 65,36 dyne/cm
B.4 Menghitung interpolasi massa air untuk suhu 30oC, 40oC, 50oC, dan 60oC
m(30oC)=30-2548-25=X-12,511,6-12,5
= 523 =X-12,5-0,9
= -4,5=23 X-287,5
X = 12,304 gr
m(40oC)=40-2548-25=X-12,511,6-12,5
= 1523 =X-12,5-0,9
= -13,5=23 X-287,5
X = 11,913 gr
m(50oC)=50-4858-48=X-11,611,5-11,6
= 210 =X-11,6-1
= -2=10 X-116
X = 11,4 gr
m(60oC)=60-5868-58=X-11,511,8-11,5
= 210 =X-11,5-0,3
= 0,6=10 X-115
X = 11,56 gr
γ u=mumsγ s
γ u=41,99 dyne/cm
γ u=mumsγ s
γ u=1,5 gr1,7 grx 68,58 dyne/cm
γ u=60,51 dyne/cm
γ u=mumsγ s
γ u=62,89 dyne/cm
γ u=mumsγ s
γ u=48,16 dyne/cm
γ u=mumsγ s
γ u=44,799 dyne/cm
γ u=mumsγ s
γ u=47,87 dyne/cm
γ u=mumsγ s
γ u=1,6 gr2,013 grx 70,1 dyne/cm
γ u=55,717 dyne/cm
γ u=mumsγ s
γ u=68,2 dyne/cm
γ u=mumsγ s
γ u=64,38 dyne/cm
LAMPIRAN C
PROSEDUR KERJA
C.1 Alat
1. Gelas kimia 3 buah
3. Termometer 1 buah
4. Waterbath 1 buah
9. Stopwatch 1 buah
C.2 Bahan
1. Aquades
2. Alkohol
3. Aseton
4. Memanaskan waterbath
Pipa kapiler
6. Memanaskan larutan alkohol dan air pada waterbath dengan suhu yang sama
dengan air yaitu 25, 48, 58, dan 68 oC. Sedangkan aseton dipanaskan hingga suhu
25, 30, 40, 50, 60 oC.
7. Setelah suhu tercapai, masing- masing larutan dimasukan dalam alat percobaan
yang telah disusun, kemudian ketika cairan dibiarkan mengalir (setelah cairan
dimampatkan terlebih dahulu ) catat waktu yang diperlukan cairan untuk
meneteskan cairan sebanyak 15 tetes.