You are on page 1of 17

YAYASAN SWADIRI BHAKTI

AKADEMI TEKNIK PEMBANGUNAN NASIONAL


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOMORFOLOGI LAPANGAN
DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD AKBAR

NIM : 09.02.0032

DIKECAMATAN BINUANG
KABUPATEN TAPIN
KAL – SEL

Banjarbaru

2010
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I. Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………… 1
1.2. Maksud dan Tujuan ……………………………………… 2
1.3. Metode penulisan ………………………………………… 2
1.4. Batasan Masalah …………………………………………. 2

BAB II. Tinjauan Umum 3


2.1. Dasar Teori ………………………………………………. 3
2.2. Geologi Regional Kalimantan Selatan …………………… 3
a. Geologi daerah pemetaan ……………………………… 4
b. Statigrafi ………………………………………………. 5
c. Struktur geologi ……………………………………….. 5

BAB III. Pembahasan Kegiatan Lapangan 6


3.1. Stasiun I
3.1.1. Singkapan (Out crop) ……………………………… 6
3.1.2. Kesimpulan ………………………………………… 6
3.2. Stasiun II
3.2.1. Morfologi daerah perbukitan ………………………. 9
3.2.2. Kesimpulan ………………………………………… 9
3.3. Stasiun III
3.3.1. Bentang alam sungai ………………………………. 11
3.3.2. Kesimpulan ………………………………………… 11
3.4. Stasiun IV
3.4.1. Goa batu hapu (Goa batu gamping/Kapur) ……….. 12
3.4.2. Kesimpulan ………………………………... 12

BAB IV. Penutup


4.1. Kesimpulan ……………………………………………… 13
4.2. Saran-saran ……………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

PETA
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan
kuasa serta pertolongan-nyalah sehingga kami sebagai mahasiswa yang menjalankan praktikum
dapat menyelesaikan laporan praktikum lapangan “Geomorfologi” ini sebagai mana mestinya.

Dan para mahasiswa yang melaksanakan praktikum tidak lupa mengucapkan teima kasih
yang sebesar besarnya,kepada :

1. Bapak Ir. Haring saloh, selaku Direktur ATPN Banjarbaru.

2. Bapak M.Yulian noor ST.MSi selaku dosen mata kuliah “Geomorfologi” di ATPN
Banjarbaru.

3. Para assisten praktikum “Geomorfologi” yang telah membantu dan memberikan


masukan pada kami.

4. Serta rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
praktikum “Geomorfologi” didaerah binuang dan sekitarnya.

Akhir kata kami sebagai mahasiswa yang melaksanakan praktikum berharap semoga
nantinya dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru Juli 2010


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Bekang


Sejarah tentang ilmu geomorfologi dikenal sejak zaman Yunani kuno. Pertama
kali orang eropa memakai suatu istilah dari isografi yang diartikan sebagai ilmu tentang
isi rangkuman iklim, metereologi, oceanografi, dan geografi. Tetapi para ahli Amerika
cendeung menggunakan istilah geomorfologi, karena ilmu ini sangat erat kaitannya
dengan ilmu geologi.
Geoorfologi berasal dari kata Yunani yang arti “Geo” adalah Bumi, “Morpho”
adalah bentuk, serta “logos” juga adalah ilmu, jadi geomorfologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang bentuk bumi atau roman muka bumi. Dan ilmuan teus meneliti
tenang kejadian yang terjadi pada bumi ini,seprti gempa bumi, erosi, ledakan gunung
berapi atau pngangkatan atau juga penurunan suatu dataran terjad dalam proses yang
sangat lama serta kejadian yang lain, yang berhubungan dengan bumi.
Pada tahun 485 – 425 SM, muncul perkiraan perubahan yang terjadi pada
permukaan air laut sebagai salah satu gejalanya dalah sumber dari geologi dari mesir
yang dikemukakan oleh Herodatus dan dia juga dikenal sebaga bapak
GEOMORFOLOG. Sedangkan filosopfi yang lain juga seperti Aristototeles, Stablo,
Senaca yang semuanya Menerangkan juga tentang gejala-gejala dialam sebagai suatu
kutukan tuhan atau dikenal denagn teori, mala petaka. Kemudian muncul filsafat
KATADSTROFISMA ( CUVEIR) padatahunn 1767 – 1832 yang menyaakan bahwa
kajian ilmu geolog yang terbentuk secara mendadak, hal ini di dukung oleh beberapa
kajian ilmu geologi yang terbentuk secara cepat sekali, seperti letusan gunung api,
longsor, aliran larva panas, daratan – daratan menurun pendapat ini terjadidialam.
Bentuk roman muka bumi dapat dinyatakan dengan besaran dari ilmu matematis
seperti kita kenal dalamilmu geomorfologi yang bersifat kuantitatif, adapun untuk
mempelajari dari permukaan bumi dipakai konsep morfologi yaitu :
-Konsep kesinambungan
Segala suatu gejal slamyang terjadi sekarang juga terjadi pada masa
lampau, bias dalam intensitas yang sama atau berbeda.
-Konsep kontrol morfologi
Mempelajari suatu bentang alam pada suatu wilayah dengan
mengontrol daerah tersebut.

Prosesgeomorfologi adalah perubahan yang trjadi secarafisik maupun kimiawi


yang menybabkan perubahan bentuk muka bumi. Penyebab itu yaitu adanya tenaga yang
berasal dari dalam bumi yang disebut juga dengan tenaga eksogen, kedua tenaga ini
bekerja secara bersamaan bentuk muks bumi, tenaga eksogen untuk membagun dan
sedangkan tenaga endogen cenderung merusak.
1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan diadakan praktikum ini adalah memenuhi dri mata kuliah
geomorfologi pada Akademi Teknik Pembangunan Nasional Banjarbaru. Tujuannya
adalah agar kita dapat mengidentifiasi serta menggambar dan juga mengetahui tentang
geomorfologi, seperti bentuk muka bumi dan sebagainya sehingga kita dapat mengetahui
secara jelas dan rinci tentang geomorfolog terseut.

1.3. Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipakai adalahsesuai dengan apa yang ada ditulis, kemudian
diberi pengertian sesuai yang tercamtum didalam buku panduan dan penulisan dilakukan
secara objektif yang artinya sumberdata berasal dari buku panduan dan data lapangan
yang dilakukan secara langsung.

1.4. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang didapatkan didalam laporan praktkum kali ini adalah
mencakup materi tentang geomorfologi saja.
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Dasar Teori


Struktur terdiri dari batuan sedimen dan metamorf, terdiri dari batuan gamping, batu
kapur, lempung, batu bara dll….., cekungan Barito dan cekungan Kutai cekungn tempat batu
bara terakumulasi. Batu bara yang kualitasnya sangat prospek. Formasi Tanjung dan Formasi
Warukin diendapkan pada bagian dalam dan mendekati tepian cekungan. Formasi Dahor yang
diendapkan di pinggiran cekungan adalah sebagai pembawa lapisan batubara yang kurang
berkualitas serta sumberdayanya lebih kecil untuk skala eksploitasi yang lebih besar. Toporafi di
wilayah binuang terdiri atas daerah morfologi perbukitan, perbukitan bergelombang, dan
morfologi dataran.

2.2. Geologi Regional Kalimantan Selatan


Propinsi Kaslimantan Selatan menempati bagian tenggara pulau Kalimantan dengan
beberapa pulau kecil yang secara geografis terletak pada posisi koordinat 114º19’13”-116º33’28”
LS dan 1º21’19”-4º10’14” BT. Bentang alam Kalimantan Selatan cukup beragam ditandai
dengan bentuk adanya pegunungan yang menempati bagian tengah dan timur Kalimantan
Selatan terpisah, Tepatnya menempati Tinggian Meratus, Gunung Kukusan (563m) dan Gunung
Sebatung (725m). Pada sayap-sayap pegunungan ditempati secara berangsur perbukitan, daerah
bergelombang dan dataran.
Penelitian Geologi menunjukan bahwa daratan-daratan di Wilayah Propinsi Kalimantan
Selatan disusun oleh berbagai macam batuan. Daerah Kalimantan Selatan mempunyai sejarah
Geologi yang unik dan menarik. Unik karena sejarah geologi Kalimantan Selatan dimulai sejak
Zaman Kapur Awal (144-166 Juta Tahun lalu) yang diawali dari kondisi lingkungan laut dalam.
Menarik karena Bumi Kalimantan Selatan senantiasa dalam keadaan labil akibat gerakan-
gerakan lempeng atau lapisan batuan dibawah permukaan Bumi.
Tektonik lempeng merupakan salah satu teori geologi yang dapat membantu
memecahkan permasalahan geologi Kalimantan Selatan senantiasa dipengaruhi adanya
tumbukan antara lempeng Benua eurasia – Micro Sunda dan Lempeng Samudra Australia.
Diawali pada Zaman Kapur awal (145 Juta tahun lalu) dimana oleh adanya tumbukan
lempeng menyebabkan Kalimantan Selatan pada saat itu berada pada lingkungan laut dalam,
sedang daratan masih jauh berada di Wilayah Barat laut Kalimantan selatan.
Bersamaan proses tektonik tersebut berlangsung proses pengendapan sedimen tertua di
Kalimantan Selatan yaitu formasi Paniungan. Zaman Kapur Tengah(110-90Juta tahun lalu)
aktivitas Vulkanik. Vulkanik klasik dan sedimentasi batu gamping kelmpok alino berlangsung.
Tak lama kemudian disusul oleh adanya gerak tektonik cukup kuat untuk mengalihkan batuan
beku ofiolit sebagai batuan kerak samudra ke atas kelompok alino. Zaman Kapur Atas kelompok
alino, diterobos oleh batuan beku bersifat granit – basa dan segera sesudahnya diikuti oleh
pengendapan Formasi Menungggul diatas kelompok batuan beku ofiolit tersebut.
Akhir kapur akhirnya terjadi proses pengangkatan yang menempatkan Kalimantan
Selatan menjadi daratan untuk pertama kalinya.
Zaman Tersier merupakan periode sedimentasi pada suatu paparan dimana daratan yang
tadinya terbentuk terkikis oleh erosi.
Akhir Miosen ditandai dengan pengangkatan batuan tua berumur kapur membentuk
tubuh Tinggian Meratus dan beberapa tinggian lainnya seperti Tinggian Kukusan dan Tinggian
Sebatung. Pada saat inilah Kalimantan Selatan secara regional menjadi daratan untuk kedua
kalinya. Kala Pliosen sehingga Zaman Kuarter(2 juta tahun lalu hingga sekarang) proses erosi
terus berlangsung pada bagian daratan termasuk puncak pegunungan. Pada gilirannya hasil erosi
terendapkan sebagai kipas Alluvial Formasi Dahor dan diikuti pengendapan Aluvium seperti
tampak pada sekarang. Hasil Erosi selektif pada akhirnya memberikan kenampakan adanya
daerah pegunungan perbukitan,daerah bergelombang dan daratan di Kalimantan Selatan.
Berdasarkan geologi regional (Heryanto dan Sanyoto, 1987; Bishop, 1980; Damarwan
Sumardi, drr., 1988) daerah penyelidikan termasuk kedalam Anak Cekungan Pasir bagian dari
Cekungan Kutai dan Anak Cekungan Asam-Asam bagian dari Cekungan Barito. Cekungan Kutai
membentang di sepanjang timur tepian benua (continental margin) Kalimantan. Di bagian barat
Cekungan Kutai di batasi oleh tinggian Kucing (Kucing High) dan paparan sunda (Sunda
Shield), dan dipisahkan dari Cekungan Tarakan oleh Pematang Mangkalihat (Mangkalihat
Ridge). Dibagian selatan Cekungan Kutai dipisahkan dari Anak Cekungan Asam-Asam dan
Anak Cekungan Pasir oleh Pegunungan Meratus (Meratus Mountain).
Cekungan Kuati terdiri atas batuan sedimen berumur Eosen dan sedimen Resen, tebal
seluruhnya >9000 m, serta tersusun oleh batuan dasar cekngan berupa batuan beku dan batuan
sedimen berumur Mesozoik/Tersier Awal (Darmawan sumardi, drr..,1988). Proses penurunan
cekungan (subsidence) yang yang terjadi selama Eosen Awal hingga Oligosen Bawah
menyebabkan adanya akumulasi lapian-lapisan ransgresi sedimen ke dalam Cekungan Kutai.
Proses transgresi ini mencapai puncaknya pada Oligosen Akhir di bagian barat dan Miosen Awal
di bagian timur Cekungan Kutai. Proses pengangkatan tektonik (tectonic uplift) Tinggian kucing
yang terjadi selama waktu Oligosen akhir menyebabkan pengendapan lapisan regresi sedimen di
Cekungan Kutai. Akhir dari proses ini, terjadi pengendapan sedimen resen terutama tersebar di
sepanjang garis-pantai Kalimantan Timur.
a. ) Geologi Daerah Pemetaan
Daerah silidiki telah dipetkan oleh penyidik sebelumnya yang termasuk pada peta geologi
lembar banjamasin, skala 1:250.000 (sikumbang, drr 1994) dan peta geologi lembar binuang,
skala 1:250.000 (rustadi, drr., 1995). Secara regional daerah selidiki termasuk bagian dari
cekungan kutai dan cekungan betito. Cekungan-cekungan tersebut telah diketahui sebagai tempat
terdapat endapan-endapan batubara yang ekonomis. Lapisan batuan dari Formasi Tanjung,
Warukn dan Formasi Dahor adalah batuan pembawa batubara tersebut.
b.) Statigrafi
Pada cekungan Kutai terdapat Formasi-formasi batuan sedimen pembawa lapisan
batubara. Formasi batuan sedimen tertua yaitu Formasi Tanjung berumur Eosen yang tidak
selaras menindih alas-batuan berumur Pra-Tresie.
Formasi Tanjung terdiri atas batuan sedimen klastika kontinen yang berselngan dengan material
laut dan napal. Batuan sedimen dari Formasi Tanjung ini diendapkan selama tahap awal terjadi
transgrasi laut Tersier. Miosen Bawah.
Formasi Berai terdiri atas lapisan tebal batugamping, masif, berwarna abu-abu terang, terdapat
moluska dan koral. Sebaran Formasi Berai ini menerus ke arah selatan pada anak Cekungan
Asam-Asam di Kalimantan Selatan.
Formasi Warukin diendapkan selama proses regresi, menindih Formasi Berai. Formasi Warukin
berumur Miosen Tengah hingga Miosen atas yang umumnya terdiri atas batuan sedimen Klasik
berbutir halus, batulempung dan sedikit batulanau dan batupasir, serta lapisan batubara. Pada
kala yang lebih muda diendapkn secara tidak selaras.
Formasi Dahor berumur Plio-Plistosen. Formasi Dahor terdiri dari atas batu pasir dan sedikit
batuan sedimen klastik berbutir halus, serta lapisan lignit. Formasi Dahor ditindih oleh sedimen
kuarter berupa sedimen klastik hasil rombakan batuan sebelumnya.
c.) Struktur Geologi
Indikasi struktur geologi didaerah Binuang dan Rantau sedikit sekali tersingkap
kepermukaan. Hal ini disebabkan daerah studi ditutup oleh endapan aluvial yang cukup tebal.
Dari bentang alam dan sebaran lapisan batuan struktur geologi regional memberikan indikasi
pada daerah kajian.
Indikasi struktur perlpatan yang secara umum mempunyai pola arah sumbu lipatan barat-daya-
timurlaut dapat dijumpai dengan tersingkapnya endapan tua seperti Formasi Tanjung di lokasi
batulicin, dan batuan Pra-Tersier di P. laut. Selain itu kemiringan lapisan bauan juga
menunjukkan adanya struktur lipatan dan sesar. Struktur geologi lainya yang tersingkap di
sekitar batulicin berupa lipatan seret (drag-fold). Struktur ini adlah sebagai indikasi adanya
struktur lipatan dan sesar naik.
BAB III
PEMBAHASAN
KEGIATAN LAPANGAN

3.1. STASIUN I
3.1.1. Singkapan (out crop)
Koordinat stasiun I tempat ditemukan singkapan LS 03°09’08” BT 155°06’58”
dan peta geologi LS =0,49° BT=3,57°. Mempunyai morfologi kuat, Elevasi=52 m diatas
permukaan laut dan terletak di formasi Tanajung (tet) dengan Strike = 231°E dan Dip =
23° dan tinggi singkapan 8,7 m. Litologi di daerah singkapan tersebut terdapat soil,
lempung, batu pasir dan sisipan batubara. Vegetasi disekitar singkapan berupa pepohonan
dan semak belukar,dan disana Ekosistem yang masih bagus.
3.1.2. Kesimpulan
Singkapan meupakan batuan serta mineral-mineral yang timbul dari sisi gunung
atau bukit. Terjadinya karenakan oleh karena adanya erosi dari tanah di permukaannya,
karena adanya curah hujan yang tinggi, serta pengkisan dari tanah dipermukaan.
Sehingga mineral-mineral dan batuan tersebut dapat dlihat dari sisi gunung atau
bukit.Oleh karena suatu erosi tanah permukaan.
Dari kegiatan hasil penyelidikan disimpulkan bahwa formasi batuan yang berkembang
didaerah tersebut adalah sebagai berikut :
Formasi Tanjung (Tet) tersusun oleh beberapa jenis batuan sedimen antara lain :
1.) Lapisan atas (Top soil)
Pasir kuarsa yang berwarna abu-abu sampai kuning kecoklatan, berbutir halus sampai
kasar bentuk butir membulat tanggung dan mamiliki ketebalan bervariasi.
2.) Pasir Lempung
Mengandung mineral kuarsa yang berbutir halus-kasar, terdapat sisipan tipis
batulempung. Terdpat pada bagian atas formasi Tanjung.
3.) lempung
Warna abu-abu terang sampai gelap, kekerasan sedang. Pada bidang kntak dengan
batubara banak terdapat cerat/pita karbon.
4.) Batubara
Warna hitam, warna hitam megkilat goresan hitam kecoklatan, keras, cleat
sedang, mengandung sedikit mineral pyrite dan dammar, pecahan concoidal sampai sub-
concoidal.

5.) lempung
Warna abu-abu terang sampai gelap, kekerasan sedang. Pada bidang kntak dengan
batubara banak terdapat cerat/pita karbon.

Out Crop STA 1

Out Crop STA 1


KETERANGAN

λλλλλλλλλλλλλλλλλλλλλλλλλ

TOP SOIL λλλλλλλλλλλλλλλλλλλλ

λλλλλλλλλλλλλλλλλλλλλλλλλ
−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙

PASIR LEMPUNG −∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙

−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙−∙
-----------------------------

LEMPUNG -----------------------------

-----------------------------
........................................

PASIR SEDANG ........................................


........................................

.............................................

PASIR HALUS ...........................................

............................................
.......................................
.......................................
PASIR KASAR
.......................................
.......................................

BATU BARA

-----------------------------
LEMPUNG -----------------------------

-----------------------------
3.2. STASIUN II
3.2.1. Morfologi daerah perbukitan
Koordinat stasiun II LS=03°09’21,8” BT=115°06’53,2”dan peta geologi
LS=1,34° BT=3,28°.
Dengan Kompas geologi Hunting lokasi : Puncak tertinggi pertama terdekat pada
stasiun 1 stasiun 1 = 215º(Backshoot) dan 335 º(Backshoot) dari gunung damar.
Mempunyai morfologi bergelombang kuat, Elevasi 102 m diatas
permukaan laut, terletak diantara formasi Tanjung (tet) dan (Kvpi).
Pergunungan dari arah timur dan tara, perbukitan menjadi satu, lembah
berhadapan (sinklin) dan berlawanan (Antiklin), perbukitan yang memiliki
hubungan batuan yang searah (Homoklin), termasuk dalam batuan beku
vulkanik, dan vegetasi semak-semak.
3.2.2. Kesimpulan
Morfologi yang terbentuk secara umum adalah dataran aluvial dan
perbukitan bergelombang dengan kisaran ketinggian antara 50-550 m di atas
muka laut. Tahapan sungai yang ada bervariasi dari tahapan muda ke tua, muda
bagian hulu perbukitan dan tua pada daerah dataran atau muara sungai. Pola
struktur regional mempengaruhi kondisi geologi setempat dengan sedikit sekali
pengaruh struktur lokal.

1 2
3 4

5 6

7 8

Foto diambil dari STA 2 (Berputar 360°)


3.3. STASIUN III
3.3.1. Bentang Alam Sungai
Koordinat stasiun III LS=03°09’18,5” BT=115°06’16,9” dan peta geologi
LS=1,14° BT= 1,04° Elevasi=42 m diatas permukaan laut. Tempat sungai stadia
tua di tandai dengan aliran air yang deras dari arah hulu ke hilir,air yang berbau
asam,lapisan batuan yang kecil kurang dari 3 cm dan lebih dari 3 cm dan terletak
pada pormasi Kvpi.
3.3.2. Kesimpulan

Bentang alam sungai adalah dimensi panjang,lebar,dan tinggi sungai.Dalam


parameternya bentang alam ini dapat dijelaskan tentang bagian–bagian dan bentuk
–bentuk dan pola–pola aliran sungai dengan beberapa macam stadia khususnya
pada masalah yang berkaitan dengan sungai.
Sungai stadia Dewasa

Sungai stadia Dewasa


3.4. STASIUN IV
3.4.1. Goa Batu Hapu (Goa batu kapur/gamping)

Koordinat stasiun IV LS=03°07’36,3” BT=115°10’33,2” dan peta geologi LS=2,23°


BT=2,64°. Elevasi 71 m diatas permukaan laut. Terletak pada pormasi berai. Batu gamping
yang terdapat pada goa batu hapu sangat mudah bereaksi dengan adanya lubang-lubang
hole. Di goa batu hapu terdapat pula batu gamping yang terjadi setelah pelapukan dan
sesudah pelapukan. Terdapat stalagtit dan stalagmid dipintu masuk goa serta didalam goa,
stalagtit dan stalagmid terjadi dari hasil pelapukan batu gamping (Batu Kapur). Didalam
goa terdapat sarang kelelawar dan ditanah atau lantai goa terdapat kotoran kelelawar.
Vegetasi diatas bukit dan lereng batu gamping terdapat pohon-pohon, semak belukar, dan
lain-lain. Goa batu hapu mempunyai pilar-pilar yang indah hasil dari pelapukan batu
gamping.

3.4.2. Kesimpulan

Pembentukan batu gamping di goa batu hapu membutuhkan waktu yang sangat
lama, mungkin terjadi berjuta-juta tahun yang silam dan sekarang terdapat adanya goa batu
kapur yang datangnya melalui peroses yang begitu sangat lama. Pembentukan stalagtit dan
stalagmid terjadi karena curah hujan yang masuk melalui celah-celah singkapan (out crop)
batu gamping hasilnya terjadi pelapukan.

Pilar yang terdapat didalam goa batu hapu Pilar yang terdapat didalam goa batu hapu

BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Jadi dalam praktikum ni yang di jumpai di lapangan, out crop (singkapan) dari batuan
yang banyak di temukan di daerah perbukitan, dimana singkapan tersebut terjadi karena
proses endapan delta.
Di atas bukit kami dapat melihat perbukitan yang memiliki hubungan yang searah, batuan
beku vulkanik dan terletak diantara Tet dan Kvpi.
Di jumpai pula sungai dengan strukturnya yang mempunyai ciri dari sungai stadia muda,
di tambah aliran yang deras dari arah hulu ke hilir, air yang terdapat disungai berbau, dan
terjadinya gangguan terbalik di tandai adanya kekar pada batuan yang ada disungai.
4.2. SARAN-SARAN
Untuk praktikum lapangan yang di adakan di areal Binuang, tepatnya di goa batu hapu,
saya sebagai praktikan mengucapkan banyak-banyak terimakasih atas kesempatan
pembelajaran yang di berikan, dan mengenal macam-macam istilah dan kaitan yang ada
di dunia pertambangan. Saya sebagai praktikan mengucapkan banyak-banyak terimakasih
kepada Assisten dan Dosen-dosen yang telah membimbing, sekian dan terimakasih,
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
- Buku panduan praktikum geomorfologi ATPN Banjarbaru.

- Dosen dan team Assisten pengarah praktikum lapangan geomorfologi 2007 ATPN
Banjarbaru.

You might also like