You are on page 1of 20

AKAL FIKIRAN adalah ANUGERAH TUHAN yang paling besar

AKAL hendaklah dipadukan dengan

AJARAN UGAMA melalui WAHYU untuk menyingkap ALAM GHAIB yang tidak dapat
diterokai oleh AKAL BIASA

INSAN - NASIA - LUPA

Dalam mengendalikan DIRI telah LUPA


Melakukan pekerjaan tidak betul dari segi AKHLAK
UNTUK TIDAK LUPA
Manusia perlu MENGINGATI(BERZIKIR)
Menggunakan AKAL mencari IKHTIAR
Memilih perkara-perkara yang BAIK
Tingkahlaku hasil dari IKHTIAR adalah AKHLAK MULIA

Sikap

Cabaran Kepimpinan
Dan
Pengurusan Kurikulum

Falsafah/
Visi & misi
Fizikal
Tenaga pengajar
Pengaruh luar
Budaya
Murid tidak
Menguasai 3M
Pelaksanaan kursus
Jurang

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam
satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem
pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan
pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara
menyeluruh.

Diversifikasi Kurikulum
Pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan, potensi, dan kondisi daerah
maupun sekolah memerlukan penerjemahan dari pihak sekolah maupun daerah tentang mau
ke mana pendidikan di sekolah maupun di daerah itu. Pemerintah pusat tidak memiliki
kemampuan untuk menerjemahkan ini sehubungan dengan kompleksitas dan variasi masing-
masing daerah dan sekolah. Kemampuan untuk menerjemahkan kebutuhan, potensi, kondisi
daerah, dan sekolah sehingga menjadi kurikulum sekolah masing-masing harus dimiliki oleh
"stakeholder" daerah dan sekolah tersebut. Kemampuan ini diharapkan mampu membuat
pengembangan kurikulum sekolah terus menerus berkembang sehingga menjadi kurikulum
yang sesuai untuk sekolah dan daerah tersebut. Oleh karena itu bukan hanya penyusunan
kurikulum sekolah saja yang penting, tetapi kemampuan untuk melakukan pengembangan
kurikulum yang terus menerus lebih penting lagi. Siklus (penyusunan, pelaksanaan, evaluasi)
dalam pengembangan kurikulum untuk mencapai kesempurnaan harus berjalan baik di
tingkat sekolah maupun daerah. Stakeholder di daerah dan sekolah harus tahu kurikulum
macam apa yang diperlukan oleh mereka.
Diposkan oleh KURIKULUM PENDIDIKAN di 02:00 0 komentar
Label: Kurikulum

Pengembangan Kurikulum

Kebijakan Pengembangan Kurikulum


Perubahan wewenang pengembangan kurikulum nasional ini tidak menjadikan Pusat
Kurikulum kehilangan pekerjaan. Tugas Pusat Kurikulum berubah antara lain menjadi
membantu sekolah untuk mampu menyusun kurikulum sekolah masing-masing. Pekerjaan ini
bukan pekerjaan yang ringan karena saat ini di Indonesia ada 43.461 SD; 12731 SMP, 4499
SMA, 2655 SMK, belum termasuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Luar Biasa dan
madrasah. Banyaknya sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia tidak memungkinkan Pusat
Kurikulum membantu sekolah satu persatu. Harus ada strategi agar sekolah mampu
menyusun kurikulum masing-masing.
Dengan adanya hak maupun tanggung jawab sekolah untuk menyusun kurikulum masing-
masing yang disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi dan kekhasannya maka diperlukan
upaya untuk memberdayakan sekolah dan daerah agar mereka mampu memahami kebutuhan,
kondisi dan kekhasan masing-masing. Harapannya adalah agar mereka dapat
mengembangkan kurikulum yang mampu menjadi tulang punggung dalam meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia daerah tersebut melalui pendidikan yang berdaya saing
nasional bahkan internasional sesuai dengan potensi dan kebutuhan masing-masing, baik
dalam menciptakan sekolah bertaraf internasional, sekolah berbasis keunggulan lokal,
sekolah mandiri maupun sekolah standar.

Diposkan oleh KURIKULUM PENDIDIKAN di 01:56 0 komentar


Label: Kurikulum
Rabu, 27 Agustus 2008

Kurikulum berbasis Kompetensi

Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai.


Diposkan oleh KURIKULUM PENDIDIKAN di 23:01 0 komentar
Label: KBK, Kurikulum berbasis kompetensi

Kurikulum Internasional

ACT Education Solutions. International Curriculum. Specialists. 100 Kunjungan Terakhir bisa
kita pelajari dari pendidikan.tv
Diposkan oleh KURIKULUM PENDIDIKAN di 22:58 0 komentar
Label: education solution

Kurikulum Pendidikan Damai

"Kurikulum Pendidikan Damai" adalah kurikulum perdamaian pertama yang dikembangkan


di Indonesia yang diambil dari sudut pandang perdamaian sebagaimana yang dirilis pada
www.pendidikan-damai.org
HAKEKAT KURIKULUM
PENGERTIAN
 Defenisi berbeda-beda, tapi ada kesamaan satu fungsi “kurikulum adalah alat
untuk mencapai tujuan pendidikan”.
 Berasal dari bahasa latin “currere” berarti lapangan perlombaan lari.
 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar. (UU Sisdiknas)/UU No. 20 Th. 2003.

Seperangkat rencana “bahwa di dalamnya berisikan berbagai rencana
yang berhunungan dengan proses pembelajaran”.

Pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran “
bahan pelajaran yang
diatur oleh pusat (kurnas) dan oleh daerah setempat (kurmulok)”.

Pengaturan cara yang digunakan “cara mengajar yang dipergunakan ada
berbagai macam , misalnya ceramah, diskusi, demonstrasi, inquiri, recitasi.
Jenis terminologi dalam kurikulum :
1. Core Curriculum
Core artinya inti, dalam kurikulum berarti pengalaman belajar yang harus
diberikan baik yang berupa kebutuhan individual maupun kebutuhan umum.
2. Hidden Curriculum
Berarti kurikulum yang tersembunyi
yang tidak direncanakan, tidak
diprogramkan, tetapi mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

 Terminologi kurikulum menurut Robert S. Zais :


 Curriculum Fondation; disebut juga asas-asas kurikulum, mengingat bahwa
dalam menyusun kurikulum memperhatikan filsafat bangsa yang dinamis,
keadaan masyarakat beserta kebudayaannya, hakikat anak dan teori belajar.
 Curriculum construction; konstruksi kurikulum membahas berbagai komponen
kurikulum dengan berbagai pertanyaan.
 Curriculum development; perkembangan kurikulum membahas berbagai macam
model pengalaman kurikulum selanjutnya.
 Curriculum implementation; membicarakan seberapa jauh kurikulum dapat

dilaksanakan. Oleh karena itu yang perlu dipantau adalah proses pelaksanaannya dan
evaluasinya. Selanjutnya atas dasar evaluasi perlu tidaknya kurikulum direvisi untuk
penyempurnanaan.

 Curriculum enggineering; disebut juga pembinaan kurikulum, yaitu proses yang

memaksa untuk memfungsikan sistem kurikulum di sekolah. Dalam sistem ini ada tiga fungsi,
yaitu : menghasilkan kurikulum melaksanakan kurikulum, dan menilai keefektifan kurikulum
dan sistemnya.

 Terminologi kurikulum menurut Taba :


 Curriculum revition; terdiri dari curriculum improvement dan curriculum change.

Curriculum improvement (penyempurnaan kurikulum) menekankan perubahan- perubahan pada


aspek-aspek tertentu tanpa mengubah konsep dasae pada kurikulum tersebut. Curriculum change
(perubahan kurikulum) menekankan pada perubahan bentuk pada rangka, rancangan, tujuan isi,
luas bahan kurikulum, dan keaktifan belajar.

 Curriculum theory

Berisikan berbagai konsep kurikulum atas dasar filsafat yang dianut oleh para penulisnya. Teori
kurikulum selalu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat.

 Curriculum history
Membahas berbagai macam kurikulum pada masa yang lalu, sebagai bahan
pertimbangan pengonsepan kurikulum yang akan datang.
 Curriculum planning

perencanaan kurikulum membahas berbagai penyiapan data, langkah-langkah yang akan


ditempuh, kendala-kendala yang mungkin timbul, berbagai faktor pendukung, dan dasar hukum
yang dipakai.
 Curriculum evaluation

Membahas berbagai kegiatan memonitor, baik proses maupun produknya pada pelaksanaan
kurikulum dengan maksud mencari data untuk keperluan revisi lebih lanjut. Dalam penilaian
kurikulum ada empat hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

o
Reflective evaluation; penilaian kurikulum sebelum kurikulum
dilaksanakan.
o

Try out evaluation; kurikulum agar sebelum dilaksanakan dicobakan terlebih dahulu pada skala
kecil pada beberapa sekolah yang dianggap mewakili untuk diketahui berbagai kelemahan dan
dijadikan bahan pertimbangan untuk diadakan revisi.

Formative evaluation; setelah try out didesiminasikan ke sekolah-sekolah yang lebih luas lagi,
dimonitor tahap demi tahap, komponen demi komponen, kemudian diadakan evaluasi.

o
Summative evaluation; mengevaluasi secara keseluruhan baik prosesnya
maupun produknya.
 Kurikulum muatan lokal; karena bervariasinya situasi dan kondisi di Indonesia,
pemerintah menyerahkan berbagai studi yang bahannya di dapat dari daerah
setempat koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat.
BAB I HAKIKAT KURIKULUM
 Pengertiankurikulum
Istilah kurikulum pertama kali digunakan dalam bidang olahraga yang merupakan jarak yang
harus
ditempuh oleh seorang pelari yang berasal dari zaman Yunani kuno yang berasal dari katacu r ir
dan
curere.
Padadasarnyakurikulum memiliki tigadimensipengertian:
1. Kurikulum sebagai mata pelajaran
Pengertiankurilulum sebagaimatapelajarandan isipelajarandapatditemukandari

definisi yang dikemukakan oleh Robert M.Hutchins (1936) yang menyatakan  The curriculum

shouldi nclude grammar, reading, theotoric logic and mathematic andaddition at the secondary

leveli ntroduce the greet books of the western word.

2. Kurikulum sebagai pedoman belajar


Seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik didalam maupun diluar sekolah , asal
kegiatan tersebut berada dibawah tanggung jawabguru (sekolah).
Alexander Taylor (1956)  The curriculum in the sumtotal of the schoolseffort to
influencelearningwether in the classroom ,on theplayground o r atschool.
3. Kurikulum sebagai rencana belajar
Hilda Taba (1962)  Acurriculumisa plan for learning, therefore what is known a bout
thelearningprocess and thedevelopmentof the individual has b earingon theshapingof a
curriculum.
 PerandanFungsiKurikulum
Menurut Hamalik ( 1990), kurikulum memiliki tiga peran, yaitu:
1.Peran Konservatif

Melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu yang berperan dalam

merangkai berbagai pengaruh yang dapat merusaknilai-nilai luhur masyarakat , sehingga

keajekan dan identitas masyarakat akan tetapte rpelihara dengan baik.

2.Peran Kreatif
Kurikulum mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa
untuk mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kegiatan
social masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis. 3.Peran Kritis dan Evaluatif

Kurikulumharus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu


yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut Mcneil (1990),isi kurikulum memiliki e mpat
fungsi , yaitu:
1.Fungsi pendidikan Umum (Common andg e ne raleducation)

Fungsi pendidikan umum yaitufungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik

untuk mempersiapkan peserta didikag ar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung

jawab sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab.

2. Fungsi Suplementasi (Suplementation)


Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada
setiap siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.
3 . Eksplorasi (Exploration)

Kurikulumharus menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing

siswa. Siswa belajar sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga memungkinkan mereka a kan

belajar tanpa a danya paksaan.


4. Fungsi keahlian (Spesialization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan
keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum, Alexander Inglis ( dalam Hamalik, 1990) mengemukakan
enam
fungus kurikulum untuk siswa:
1. Fungsi Penyesuain (The adjustive or a daptive function)
Kurikulumharus mengantar siswa agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan
social masyarakat.
2. Fungsi Integrasi (The integrating function)
Kurikulumharus dapat mengembangkan pribadi siswa secara utuh.
3. Fungsi Diferensiasi (The differentiating function)
Kurikulumharus dapat melayani setiap siswa denagn segala keunikannya.
4. Fungsi Persiapan ( The preparation f unction)
Kurikulumharus dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak, baik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi , maupun untuk kehidupan di masyarakat
5. Fungsi Pemilihan (The selective function)
Kurikulum yang dapat memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk belajar
sesuai dengan bakat dan minatnya.
6. Fungsi Diagnostik (The diagnostic function)
Fungsi untuk mengenal berbagai kelemahan dan kekuatan siswa.
 Kurikulun dan Pengajaran
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan pendidikan , serta isi
yang harus dipelajari.
Pengajaran adalahproses y ang terjadidalam interaksibelajardanmengajar antar guru d an
siswa.
Peter F. Oliva(1992),menggambarkankemungkinan hubungankurikulum danpengajaran
dalam beberapa model:

1. Model Dualistic

2. Model Berrkaitan

3. Model Konsentris

4. Model Siklus

 Kurikulumideal, kurikuluma ctual dan Tersembunyi


Kurikulumideal yaitu kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai
acuan atau p edoman guru d alam p roses b elajarmengajar.
Kurikulumactual yaitu kurikulum yang secara nyata /ri il dapat dulaksanakan oleh guru sesuai
dengan keadan atau kondisi yang ada.
Kurilulumte rsembunyi memiliki makna yaitu:
1. Kurikulumte rsembunyi dapat dipandang sebagai tujuan yang tidakte rtulis, a kan tetapi

pencapaiannya perlu dipertimbangkan oleh setriapguruag ar kualitas pembelajaran lebih

bermakna

2. Kurikulumtersembunyi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang terjadi tanpa direncanakan

terlebih dahulu yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mencapai pencapaian tujuan

pembelajaran.

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS


Page 4
 Peran guru d alam p engembangankurikulum
Murray printr (1993), mencatat peran guru dalam level ini adalah sebagai:
1. Implementers
Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada
2. Adapters
Peran guru s ebagai adapters,lebihdari hanyasebagaipelaksanakurikulum, akan tetapi
juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan
daerah.
3. Developers
Peransebagaipengembangkurikulum , guru m emilikikewenangandalam m endesain
sebuah kurikulum
4. Researchers
Dalam pelaksanaan peran sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji
berbagai komponen kurikulum

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS


Page 5
BAB II LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
 HAKIKATPENGEMBANAGN KURIKULUM
Pengembangankurikulum pada hakikatnya adalahproses p enyusunan rencana tentang isidan

bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Atas dasar itu, maka

pengembangan kurikulumadalah proses kegiatan yang disengaja dan dipikirkan untuk


menghasilakan sebuah kurikulum sebuah pedoman dalam proses dan penyelenggaraan

pembelajaran oleh guru di sekolah.

Orientasi pengembangan kurikulum menurut Seller menyangkut enamaspek, yaitu:


1. Tujuan pendidikan menyangkut arah kegiatan pendidikan.
2.Pandangan tentang aspekanak
3.Pandangan tentang proses pembelajaran

4.Pandanagan tentang lingkungan

5. Konsepsi tentang pandanagn guru

6. Evaluasi belajar

Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan isi pengembangan kurikulum,
1. Rentangan kegiatan (Range of Activity
Pengembangan isikurikulum biasanyadiawalidengan rancangankebijakan
kurikulum, rancangan bidang studi, program pengajaran, unit pengajaran, dan
rencanapem belajaran.
2. Tujuan Kelembagaan (Institusional urpose)
Pengembangankurikulum selamanya harus sejalandengan visidanmisisekolah
yang bersangkutan, karena kurikulum pada hakikatnya disusun untuk mencapai
tujuansekolah.
 Prinsip-prinsip p engembangankurikulum
1.Pri nsip Relevansi
Membawa siswa agar dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta
membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan
tuntutandan harapanmasyarakat.
2.Pri nsip Fleksibilitas
Kurikulumharus bersifat lentur ataufleksibel. Artinya kurikulumi tuharus bisa
dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada.
3.Pri nsip Kontinuitas
Prinsip inimengandungpengertianbahwaperlu dijagasalingketerkaitandan
kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan.
4. Efektifitas
Prinsip efektifitas b erkenaandengan rencanadalam suatu kurikulum dapatdilaksanakan
dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
5. EfisiensiPrinsip efesiensiberhubungandenganperbandingan antara tenaga,waktu,suara, adan
biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh
 Landasan Pengembangan Kurikulum
Ada tiga landasan pengembanagan kurikulum, yaitu:
1. Landasa filisofis dalam pengembangan kurikulum
Ada e mpat fungsi filsafat dalam proses pengembangan kurikulum;
a) F ilsafatdapatmenentukan arahdan tujuanpendidikan
b) Filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai
c) F ilsafatdapatmenentukanstrategi atau carapencapaian tujuan.
2. Landasan Psikologis dalam pengembangan kurikulum
a. Psikologiperkembangan anak
Tahap-tahap perkembangan kognitit menurut Piaget terdiri dari 4fase, yaitu
a. S ensorimotoryangberkembangdarim ulailahirsampai2 tahun
b.Praoperasional, mulai dari 2 sampai 7ta hun
c. Operasional konkret,berkembangdari7 s ampai11 tahun,dan
d. Operasionalformal, yang dimulai dari 11 sampai dengan 14tahun keatas.
b.Psikologi Belajar
3. Landasan Sosiologis-Teknologis dalam pengembangan Kurikulum
a. K ekuatansosial y angdapatmempengaruhikurikulum
b. Kemajuan IPTEK sebagai bahan pertimbangan penyusunan kurikulum

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS


Page 7
BAB IIINDESAIN KURIKULUM

Yang dimaksud denagn desain adalah rancangan , pola, atau model. Mendesain

kurikulum berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai dengan misi dan

visi sekolah.

Eisner dan Vallance (1974), membagi desain menjadi lima jenis


1. Model pengembangan proses kognitif

2. Kurikulum sebagai teknologi

3. Kurikulumaktualisasi diri

4. Kurikulumrekonstruksi social

5. Kurikulumrasionalisasi a kademis.

McNeil membagi (1977), membagi desain kurikulum menjadi e mpat model, yaitu:
1. Model kurikulumhumanistis

2. Kurikulumrekonstruksi sosial

3. Kurikulumt eknologi

4. Kurikulum subjekakademik

 Desain Kurikulum Disiplin ilmu


Terdapat tiga bentukorganisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:
1. Subject centeredcurriculum
Bahan atauisi kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah
2. Correlated Curriculum

Mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah, akan tetapi mata pelajaran- mata pelajaran yang

memiliki kedekatan atau mata pelajaran sejenis dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang

studi (Broadfield).

3. Integrated Curriculum
Padaorganisasikurikulum yangmenggunakanmodel integrated, tidak l agi
menampakkan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi.

Nunung Rahayu Anas/071404151/ ICP CLASS


Page 8
 Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat
Ada tiga perspektif desain kurikulum yang brerorientasi pada kehidupan masyarakat, yaitu:
1.Perspektif Status Quo (The status qou perspective)

Rancangan kurikulumini diarahkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat.

Dalam perspektif ini kurikulum merupakan perencanaan untuk memberikan pengetahuan dan

keterampilan pada anak didik sebagai persiapan menjadi orang dewasa yang dibutuhkan dalam

kehidupan masyarakat.

2.Perspektif Pembaharuan ( The reformis perspective)


Dalam perspektif ini, kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan
kualitas masyarakat itu sendiri.
3.Perspektif Masa Depan ( The futurist Perspective)
Model kurikulumin i lebih mengutamakan kepentingan social daripada kepentingan

individu. Setiapi ndividuha rus mampu mengenali berbagai permasalahan yang ada di

masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan yang sangat cepat.

 Desain kurikulum Berorientasi pada Siswa

Yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantuanak

didik. Dalam mendesain kurikulum berorientasi pada siswa, Alice Crow (Crowand Crow, 1955),

menyarankan hal-hal sebagai berikut;

1. Kurikulumha rus disesuaikan dengan perkembangan anak


2. Isi kurikulumha rus mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap
3. Anak ditempatkan sebagai subjek belajar yang berusaha belajar sendiri
4. Diusahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat
perkembangan mereka
Desain kurikulum yang berorientasi pada anak didik, dapat dilihat minimal dari dua
perspektif, yaitu:
1.Perspektif kehidupan anak di masyarakat
Kurikulum
berorientasi
pada
ank
dalam
perspektif
kehidupan
dimasyarakat,mengharapkan materi kurikulum yang dipelajari disekolah serta
engalaman belajar disesuaikan dengan kebutuhan anak sebagai persiapan agr
mereka dapat hidup di masyarakat.
2.Perspektif Psikologis

Dalam kurikulum yang berorientasi kepada siswa, sering diartikan juga sebagi kurikulum

yang bersifat humanistic, yang muncul sebagai reaksi terhadap proses pendidikan yang hanya

mengutamakan segi intelektual.

 Desain Kurikulum Teknologis


Modelini difokuskan kepada efektivitas program, metode, dan bahan-bahan yang dianggap dapat

mencapai tujuan. Teknologi mempengaruhi kurikulum dapat dilihat dari dua sisi penerapan

hasil-hasilt eknologi dan penerapan teknologi sebagai suatu system.

BAB IV PENDEKATAN DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM


`
 Pendekatan PengembanganKurikulum
Pengembangankurikulum berartimenyusunseluruhperangkatkurikulum mulaidari
dasar-dasar kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program
pengajaran , sampai dengan pedoman-pedoman pelaksanaan (Macrocurriculum).
Dilihat dari cakupan pengembangannya a pakah curriculumconstruction ataucurriculum
improvement, adad uapendekatanyangdapatditerapkandalam p engembangank urikulum
1.Pendekatan Top Down
Dikatakan pendekatan Top Down, disebabkan pengembangn kurikulum muncul
atas inisiatifparapejabatpendidikan atau p ara administrator atau d ariparapemegang
kebijakan (pejabat). Selanjutnya, dengan menggunakan semacamg aris komando,
pengembangan kurikulum menetes kebawah.
2.Pendekatan Groosroots
Model Grassroots, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dari
guru-guru s ebagai implementor,kemudianmenyebarpadalingkunganyanglebihk uas,
makanya pendekatan ini dinamakan juga pengembangan kurikulum dari bawah keatas.
 Model-modelP e ng embangan Kurikulum

Model berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah berkomunikasi, atau sebagai

petunjuk yang bersifat perspektif untuk mengambil keputusan , atau sebagai petunjuk

perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.

Dalam pengembangan kurikulumadabeberapa model yang digunakan


1. Model Tyler
Modelin i lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum sesuai dengan
tujuandanmisis uatu institusipendidikan.
Menurut Tyler ada 4hal yang dianggapfundamental untuk menegembangkan
kurikulum.Pert ama, berhubungan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai;
kedua, berhubungan dengan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan; ketiga,
pengorganisasian pengalaman belajar, dan keempat, berhubungan dengan evaluasi.
2. Model Taba
Ada lima langkah pengembangan kurikulum modelt erbalik dari Taba:
Menghasilkan unit-unit percobaan melalui langkah-langkah:
a. M endiagnosis k ebutuhan
b. Memformulasikan tujuan
c. M emilih isi
d. Mengorganisasi i si
e. M emilihpengalamanbelajar
f. M engorganisasipengalamanbelajar
g. M enentukan alat evaluasisertaproseduryang harus dilakukansiswa
h. M engujikeseimbangan isik urikulum
3. Model Oliva
Menurut Oliva suatu model kurikulumha rus bersifat simple,
komprehensif dan sistematik.
4. Model BeauchampBeauchamp mengemukakan ada lima langkah dalam proses
pengembangan kurikulum
a. M enetapkanwilayah atau arenayang akanmelakukanperubahan
suatu kurikulum
b. Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses
pengembangan kurikulum.
c. M enetapkanproseduryang akanditempuh
d. Implementasi kurikulum
e. M elaksanakan evaluasik urikulum
5. Model Wheeler
Menurut Wheeler, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang
membentuk lingkaran. Wheeler berpendapat pengembangan kurikulumt erdiri
atas 5 tahap,yakni:

1. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus

2. Menentukan pengalaman belajar

3. Menentukan isi atau materi pembelajaran

4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi


belajar
5. Melakukan Evaluasi
6. Model Nicholls
Ada lima langkah pengembangan kurikulum menurut Nichools, yaitu:
1. Analisis situasi
2. Menentukan tujuan khusus
3. Menentukan dan mengorganisasi i si pelajaran
4. Menentukan dan mengorganiosasi metode
5. Evaluasi.
7. Model Dynamic Skillbeck
Skillbeck menjelaskan modelin i diperuntukkan untuk setiapguru yang
inginmengembangkank urikulum yangsesuaidengankebutuhansekolah.
Menurut Skillbeck langkah-langkah pengembangan kurikulumadalah:

1. Menganalisis situasi

2. Memformulasikan tujuan
3. Menyusun Prpgram

4. Interpretasi dan implementasi

5. Monitoring, feedback, penilaian, dan rekonstruksi.

Cabaran Kepimpinan
Dan
Pengurusan Kurikulum
Falsafah/
Visi & misi
Fizikal
Tenaga pengajar
Pengaruh luar
Budaya
Murid tidak
Menguasai 3M
Pelaksanaan kursus
Jurang
Perubahan
Sikap
DEFINISI KURIKULUM
•Plan pembelajaran secara keseluruhan yang
mengandungi satu perancangan secara am
tentang apakah yang hendak dilaksanakan
dalam sistem pendidikn negara

•Mengandungi OBJEKTIF, KANDUNGAN,


AKTIVITI P&P dan PENILAIAN
4. PROGRAM PERLAKSANAAN KO-KURIKULUM

Objektif

a. Kecemerlangan dalam ko-kurikulum memupuk perkembangan diri pelajar melalui


aspek psikomotor, kogmitif dan efektif.

b. Penglibatan pelajar dalam ko-kurikulum akan mengembangkan bakat, potensi dan


minat dalam bidang atau kegiatan yang dipilih.

c. Meningkatkan penguasaan kemahiran asas dalam bidang-bidang yang dipilih,


kebolehan mengurus dan kepimpinan.

d. Penglibatan dalam ko-kurikulum membantu proses penyuburan diribagi menjadikan


pelajar warganegara cemerlang yang berilmu pengetahuan, pengalaman, kemahiran asas,
kebolehan mengurus, dan kebolehan memimpin.

e. Memberi kesempatan kepada pelajar-pelajar memperolehi pengetahuan, pengalaman,


kemahiran asas, keboleahan mengurus dan kebolehan memimpin.

Mempertingkatkan lagi keupayaan dan pengiktirafan diri pelajar ke arah kecemerlangan


sama ada di peringkat sekolah, daerah, negeri dan kebangsaaan.

f. Meningkatkan disiplin pelajar melalui penyemaian dan pemupukan nilai dan sikap
positif selaras dengan Falsafah Pendidikan Negara.
g. Meningkatkan disiplin pelajar melalui penyemaian dan pemupukan nilai dan sikap
positif selaras dengan Falsafah Pendidikan Negara.

h. Menjadikan pelajar-pelajar individu yang bersifat inovatif dan kreatif.

i. Meningkatkan suasana sekolah yang lebih menarik dan mengambilkira pelajar dalam
melahirkan budaya cemerlang.

j. Meningkatkan penglibatan kerjasama dan sumbangan dua hala antara sekolah dengan
ibubapa dan masyarakat setempat.

k. Menyediakan pelajar-pelajar untuk melibatkan diri dalam kegiatan masyarakat dengan


penuh keyakinan.

5. STRATEGI/PERLAKSANAAN  

a. Setiap pelajar diwajibkan menganggotai persatuan berwajib, satu persatuan pilihan,


satu unit beruniform dan satu sukan.

b. Pelajar-pelajar baru (tingkatan 1 dan 4) didedahkan kepada berbagai aktiviti ko-


kurikulum semasa minggu orientasi, melalui taklimat, ceramah, demonstrasi dan
pertandingan-pertandingan. Mereka dibantu membuat pilihan yang sesuai dengan minat
dan kebolehan. Potensi dan bakat yang ada pada pelajar baru dapat dikesan dan diasah
selanjutnya.

c. Jadual Waktu Harian/Mingguan disusun untuk penggunaan masa yang optimum dalam
mengimbangi penglibatan kurikulum dan ko-kurikulum.

d. Program ko-kurikulum ini difokus pada aktiviti:

            i.  pidato/syarahan

            ii. perbahasan

            iii.forum remaja (isu semasa)

            iv. menulis esei

            v. olahraga

            vi.bolesepak/bola tampar/badminton


e. Mengadakan pertandingan dalaman: antara kelas-kelas, antara dorm dan
sebagainya.

f. Mengadakan pertandingan persahabatan :

            i. sekolah-sekolah di sekitar daerah, negeri mahupun kebangsaan

            ii.badan kerajaan dan swasta

g. Mengadakan kem bakat dan bina insan.

h. Mengumpulkan bahan rujukan (dalam bentuk media cetak dan elektronik) di


bilik kelas matapelajaran, Pusat Sumber atau Perpustakaan.

You might also like