Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN KOMUNITAS
Disusun oleh :
KELOMPOK 11
RATNA PRATIWI (220110080005)
IN IN SUCI SHALIHAHESFI (220110080006)
LUCKY JULIANA PERTIWI (220110080012)
RODIAH (220110080027)
ROLA OKTORINA (220110080061)
LIDYA MARISA INGAI (220110080065)
KURNIAWATI (220110080124)
MILDAM KASSIUS WHERWINE (220110080128)
SALAS AULADI (220110080138)
MELISA SEVTIYANA (220110080139)
LIA DEBORA (220110080142)
KAROLUZ Y. W. WANGI (220110080158)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
KASUS I
1. Pengkajian
1.1 Data inti :
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas : -
b. Data demografi :
- Total jumlah penduduk : 525 jiwa
- Jenis kelamin : pria : 250 jiwa
wanita : 275 jiwa
- Usia : balita dan bayi : 15% (78 jiwa)
6 – 14 tahun : 12% (63 jiwa)
produktif (15-49): 58% (303 jiwa)
- Status perkawinan :-
- Ras atau suku :-
- Bahasa :-
- Tingkat pendapatan :-
- Pendidikan :-
- Pekerjaan :-
- Agama :-
- Komposisi keluarga :-
c. Vital statistik :
- CDR (angka kematian kasar) : 1,3%
- Penyebab kematian :-
- Angka pertambahan anggota :-
- TFR (rata-rata total kesuburan) : 1,7%
d. Status kesehatan komunitas :
- Mortalitas : 1,3%
- Morbiditas : 1,7%
- IMR :-
- MMR :-
Kesimpulan : (status kesehatan dikelompokkan berdasarkan kelompok
usia: bayi, balita, usia sekolah, remaja, lansia. Kelompok
khusus: ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit
kronis, penyakit menular)
Pengkajian berikut:
a. Keluhan saat ini yang dirasakan oleh komunitas: -
b. Tanda-tanda vital (TD, nadi, pernafasan, suhu) : -
c. Kejadian penyakit:
- ISPA : 25% (131 – 132 orang)
- Diare : 15% (78 – 79 orang)
- Hipertensi : 10% (52 -53 orang)
- Rematik (lumpuh) : 25% (131 – 132 orang)
d. Riwayat penyakit keluarga :
Penderita hipertensi memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
- Pola pemenuhan nutrisi : -
- Pola pemenuhan cairan dan elektrolit : -
- Pola isitirahat dan tidur : -
- Pola eleminasi : -
- Pola aktivitas gerak : -
- Pola pemenuhan kebersihan diri : menggunakan air sungai sebagai
sumber air bersih dan MCK
f. Status psikososial :
- Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan : -
- Hubungan dengan orang lain : -
- Peran di masyarakat : -
- Kesedihan yang dirasakan : -
- Stabilitas emosi : -
- Penelantaran anak oleh lansia : -
- Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal perilaku tindak
kekerasan : -
- Status pertumbuhan dan perkembangan : -
- Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan : -
- Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan : -
- Pola perilaku tidak sehat : merokok, minum kopi, alkohol, obat, dll
Analisa data
No. Data Subjektif Data Objektif Masalah kesehatan
1. Lingkungan yang - ISPA 20%, diare 15% Timbulnya penyakit
kurang sehat di - 57% penduduk menular (diare & ISPA)
RW 14 Kel. Y menggunakan air sungai behubungan dengan
sebagai sumber air bersih sumber air tidak
dan MCK memenuhi syarat dan
- 90% penduduk memiliki kurangnya pengetahuan
rumah semi permanen dan masyarakat dalam
9% tidak permanen memelihara lingkuangan
yang memenuhi syarat
kesehatan
2. Masyarakat RW - 10% hipertensi , 60% Terjadinya penurunan
14 Kel. Y penderita hipertensi derajat kesehatan pada
mengalami memiliki riwayat keluarga warga RW 141 Kel. Y
keluhan berbagai hipertensi berhubungan
penyakit - 2% penduduk mengalami dengankurangnya
kelumpuhan akibat pengetahuan masyarakat
rematik dalam memelihara
kesehatan
2.3.1.3 Penanganan
Berikut ini beberapa tips untuk penanganan ISPA secara umum:
a. Istirahat yang cukup
b. Berikan anak minum lebih banyak, terutama bila anak batuk dan
demam (lihat artikel Batuk dan Demam).
c. Berikan obat penurun panas bila demam (lihat artikel Demam)
d. Hindari penularan ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan:
menutup mulut dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan
sabun setelah batuk/bersin, gunakan masker (bila anak cukup
kooperatif), hindari kontak terlalu dekat dengan bayi atau manular.
e. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak
diperlukan apabila ISPA yang disebabkan infeksi virus. Penggunaan
antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan kekebalan bakteri
terhadap antibiotik tersebut.
f. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak. Diskusikan dengan
dokter anda mengenai manfaat dan risiko obat tersebut apabila akan
diberikan pada anak anda (lihat artikel Batuk).
g. Kenali tanda-tanda gawat darurat
h. Pemberian makanan
i. Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-
ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
j. Pemberian minuman
k. Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih
banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak,
kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
l. Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal
dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan
hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan
menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan
tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak
berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk
maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.
Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan
diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan
benar selama 5 hari penuh.
Untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah
2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan
ulang
2.3.1.4 Pencegahan
2.3.1.4.1 Pencegahan primer :
a. Mengusahakan agar anak mempunyai gizi yang baik
b. Mengusahakan kekebalan anak dengan imunisasi
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
e. Pengobatan segera
Pemberantasan ISPA yang dilakukan adalah :
• Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.
• Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
• Immunisasi
Sedangkan kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader kesehatan adalah
diharapkan dapat membedakan kasus pneumonia (pneumonia berat dan
pneumonia tidak berat) dari kasus-kasus bukan pneumonia sehingga
dapat :
1. Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal penyakit batuk
pilek biasa (bukan pneumonia) serta penyakit pneumonia kepada
ibu-ibu serta perihal tindakan yang perlu dilakukan oleh ibu yang
anaknya menderita penyakit.
2. Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus batuk pilek
(bukan pneumonia) dengan tablet parasetamol dan obat batuk
tradisional obat batuk putih.
3. Merujuk kasus pneumonia berat ke Puskesmas/Rumah Sakit
terdekat.
4. Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi kader-kader di
daerah-daerah yang terpencil (atau bila cakupan layanan
Puskesmas tidak menjangkau daerah tersebut) dapat diberi
wewenang mengobati kasus-kasus pneumonia (tidak berat) dengan
antibiotik kontrimoksasol.
5. Mencatat kasus yang ditolong dan dirujuk
b. Pilek
Jika anak tersumbat hidungnya oleh ingus maka usahakanlah
membersihkan hidung yang tersumbat tersebut agar anak dapat
bernafas dengan lancar. Membersihkan ingus harus hati-hati agar tidak
melukai hidung.
• Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional
yaitu jeruk nipis 1/2 sendok teh dicampur dengan kecap atau madu
1/2 sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
• Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-
ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
• Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya)
lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan
dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang
diderita.
• Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu
tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek,
bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan
dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan
lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup
dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak
memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas
kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain
tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut
diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita
yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak
dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang
2.3.2 DIARE
2.3.2.1 Definisi
Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar
berkali-kali dalam satu hari yang melebihi batas normal dan tinja atau feses
yang keluar berupa cairan encer atau kental disertai angin / kentut dari
dalam perut.
2.3.2.2 Etiologi
• Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus)
gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir,
berbau asam.
• GE ( flu perut) terbanyak karena virus.
• Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. ----Memerlukan
antibioka sebagai terapi pengobatan.
• Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut.------
perlu antiparasite
• Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare
terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi
dokter anda.
• Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah
minum susu tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-
produk yang terbuat dari susu sapi.
• Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ;
misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.
2.3.2.3 Penanganan
a. Minum Air Putih yang Banyak
Sering-seringlah minum air putih yang banyak karena dengan
sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang
harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap setelah BAB
minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan
sudah dimasak.
Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk
membantu pembentukan energi dan menahan diare / berak setelah habis
BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu
merangsang asam lambung.
• Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu
penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada
beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang
mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan
darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu
siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri,
bawang dan bawang putih.
Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat
dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah
(hipertensi).\
b. Pengobatan hipertensi :
• Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix
(Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan
proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium
berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan
konsumsi potasium harus dilakukan.
• Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}.
Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan
darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan
memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
• Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine),
Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu
obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau
Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga
memperlebar pembuluh darah.
2.3.3.3Pencegahan
2.3.3.3.1 Pencegahan Primer :
• Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari
• Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak perbanyak
aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan. Berdasarkan penelitian
oleh Clinical and Public Health Advisory from the National High
Blood Pressure Education Program Amerika Serikat bahwa
penurunan berat badan sebesar 4,4 kg dapat menurunkan tekanan darah
sampai dengan 7.0 mmHg dan aerobik selama 30 menit setiap hari bisa
menurunkan tekanan darah sampai 4.05 mmHg.
• Kurangi konsumsi alkohol.
• Konsumsi Minyak ikan. Telah diketahui bahwa peningkatan konsumsi
minyak ikan yang mengandung Asam Lemak (omega-3) dapat
menurunkan tekanan darah secara signifikan terutama bagi mereka
yang menderita diabetes.
• Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah
tapi kalsium juga cukup membantu.
• Promosi kesehatan meliputi kegiatan dasar gaya hidup sehat: gizi yang
baik dan kebersihan, olahraga dan istirahat, dan menghindari risiko
kesehatan dan lingkungan.
• Membuat perubahan lingkungan, seperti meningkatkan keselamatan
dan kemurnian makanan dan air dan memberikan imunisasi
2.3.4 REUMATIK
2.3.4.1 Definisi
Reumatik adalah penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan
nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang, jaringan ikat
dan otot). Bagian tubuh yang diserang biasanya pada persendian di jari,
lutut, pinggul, dan tulang punggung.
Penyakit ini ditandai oleh peradangan sinovium yang menetap,
suatu sinovitis proliferatifa kronik non spesifik. Dengan berjalannya waktu,
dapat terjadi erosi tulang, destruksi (kehancuran) rawan sendi dan
kerusakan total sendi. Akhirnya, kondisi ini dapat pula mengenai berbagai
organ tubuh.
2.3.4.2 Etiologi
Penyakit reumatik ini tidak berhubungan dengan stroke tetapi
berhubungan dengan gaya hidup, pekerjaan, imunitas dan beberapa
penyakit berhubungan dengan genetika.
2.3.4.3 Penanganan
• Obat bagi penderita reumatik mempunyai dua tujuan, yaitu
menghilangkan nyeri maupun gejala peradangan serta bila mungkin
menghentikan progresivitas penyakit dan mencegah komplikasi. Untuk
reumatik dianjurkan menggunakan obat penghilang rasa sakit
sederhana semacam paracetamol atau aspirin Obat ini tidak
mempengaruhi proses peradangan yang terjadi. Sehingga hanya
berguna untuk keluhan nyeri ringan dan bukan untuk pengobatan
jangka panjang.
• Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Obat golongan ini mampu
menanggulangi gejala dan dapat menekan proses peradangan,
meskipun tidak dapat menghentikan proses penyakit. Sampai saat ini
OAINS memang dapat digunakan pada semua keluhan reumatik, baik
pada sendi maupun di luar sendi. Tapi paling bermanfaat pada
reumatik di luar sendi. Dengan catatan, perlu dibantu dengan
fisioterapi maupun suntikan kortikosteroid pada persendian. Beberapa
penyakit reumatik tertentu membutuhkan pengobatan spesifik bahkan
terdapat beberapa penyakit yang membutuhkan pengobatan
kortikosteroid jangka panjang dan obat sejenis kemoterapi.
• Celecoxib adalah obat rematik golongan COXIBX COX-2 (specific
inhibitors atau penghambat COX-2) produksi PT Pfizer Indonesia
yang mampu menghambat secara spesifik enzim COX-2 yang
berkaitan dengan nyeri dan peradangan, sehingga lebih aman terhadap
lambung dibandingkan dengan obat anti nyeri rematik ns-NSAID.
Celecoxib juga mengatasi gangguan radang sendi dengan profil
keamanan dalam hal saluran cerna bagian atas (upper gastrointestinal)
yang lebih baik dibandingkan dengan obat golongan ns-NSAID, serta
keamanan dalam hal kardiovaskular yang sebanding dengan ns-
NSAID.
• Menghangatkan persendian yang sakit. Ada bermacam cara
pemanasan yang dapat dilakukan oleh setiap penderita di rumah. Salah
satu di antaranya dengan cara mengompres. Sediakan air hangat dalam
mangkuk dan handuk kecil. Celupkan handuk ke dalam air dan tekan-
tekankan pada persendian yang terganggu tersebut. Ulangi cara ini
berkali-kali sampai bagian yang sakit berkurang rasa nyerinya.
• Memasukkan air panas ke dalam botol. Kompreskan botol hangat
ini pada persendian yang sakit, sampai terasa nyaman. Sinar matahari
pun dapat dipakai untuk memanaskan persendian punggung yang sakit.
Untuk cara ini, dibutuhkan alas tidur yang menyerap panas, misalnya
terpal. Jemurlah alas ini di bawah sinar matahari sampai beberapa
lama, kemudian berbaringlah di atas terpal hangat ini dengan nyaman.
• Senam rematik. merupakan latihan gerak tubuh atau program
olahraga ringan yang terdiri dari beberapa tahapan seperti pemanasan,
latihan inti satu (low impact untuk menguatkan kerja jantung dan paru-
paru), latihan inti dua (latihan dasar pencegahan dan terapi rematik),
dan pendinginan," ungkapnya.
Dengan melakukan latihan ini secara teratur dan benar, diharapkan
penderita rematik dapat bebas dari gejala penyakit rematik berupa
kekakuan sendi dan nyeri. Selain itu, Pfizer juga menyarankan agar
senam ini dibarengi dengan konsultasi kepada dokter untuk
mendapatkan hasil yang maksimal serta menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan.
2.3.4.4 Pencegahan
2.3.4.4.1 Pencegahan primer :
a. Menjaga agar asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan dari laut dalam.
Perempuan yang makan paling sedikit 2 saji makanan kaya asam
lemak omega-3 seperti tuna dan mackerel berkemungkinan lebih
kecil 43% mendapatkan rematik. Omega-3 mengatasi inflamasi
dan bahkan dapat mengatasi gen tertentu yang bisa menyebabkan
mengembangkan rematik.
Selain minyak ikan atau untuk penggantinya makan sumber
omega-3 lainnya seperti walnut, flax, dan suplemen.
b. Mengkonsumsi vitamin C. Dalam sebuah studi, orang-orang yang
mendapatkan kurang dari 56 mg vitamin C per hari,
berkemungkinan 3 kali lebih besar mengembangkan rematik
dibanding yang mendapatkan 95 mg, jumlah dalam jeruk. Riset
menunjukkan, vitamin C, sejenis antioksidan, terutama kuat dalam
menyapu radikal-radikal bebas yang menyebabkan inflamasi pada
sendi.
c. Hindari merokok. Merokok termasuk salah satu resiko rematik.
Merokok dapat memicu serangan pada sistem imun yang
menyebabkan penyakit ini. Pada kenyataannya, sebuah studi
mengungkapkan, merokok meningkatkan resiko sampai dua kali
lipat mengembangkan rematik.
d. Menjaga berat badan agar tetap stabil.
Berat badan, harus selalu dikontrol. Dengan mengontrol berat
badan, berarti telah melakukan pencegahan rematik. Pasalnya,
bobot badan yang berlebihan akan membebani tubuh, lutut, dan
sendi. Bagi penderita rematik, mengurangi berat badan justru
dapat mengurangi risiko rematik.
http://inalessy.blogspot.com/2010/04/pencegahan.html
http://informasitips.com/zinc-mineral-esensial-untuk-kesehatan
http://smartpatient.wordpress.com/2010/02/05/infeksi-saluran-napas-akut-
ispa/