You are on page 1of 5

c 


 

Adanya keterbukaan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi sulit bahkan tidak mungkin untuk menepis dan
mengendalikan setiap informasi yang masuk. Dengan demikian, era keterbukaan secara tidak
langsung akan mengakibatkan mengecilnya ruang dan waktu. Negara dituntut untuk lebih aktif
dalam rangka menyaring dan mengendalikan setiap informasi yang masuk.
Keterbukaan adalah keadaan yang memungkinkan ketersediaan informasi yang dapat diberikan
dan didapat oleh masyarakat luas. Keterbukan merupakan kondisi yang memungkinkan
partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara.
Di samping itu, keterbukaan juga akan mengakibatkan batas-batas teritorial suatu negara menjadi
kabur. Kecanggihan teknologi dan informasi membuat batas-batas teritorial suatu negara menjadi
tidak berarti. Seseorang akan dengan mudah memberikan dan menerima informasi sesuai dengan
keinginannya. Pada akhirnya keterbukaan akan mengakibatkan hilangnya diferensiasi
(perbedaan) sosial.
Akan tetapi, keterbukaan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di suatu negara. Di lihat
dari aspek sosial budaya, keterbukaan akan memberikan ruang gerak bagi masuknya budaya-
budaya barat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia. Dilihat dari aspek
ideologi, keterbukaan akan memberikan ruang bagi tumbuh dan berkembangnya ideologi-
ideologi dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian suatu bangsa Indonesia. Oleh sebab itu,
munculnya era keterbukaan akan membawa dampak yang sangat buruk apabila kita tidak dapat
mempersiapkan diri.
  
  
Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai dengan
haknya. Yang menjadi hak setiap orang adalah diakuai dan diperlakukan sesuai dengan harkat
dan martabatnya, yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajibannya, tanpa membedakan
suku, keurunan, dan agamanya. Hakikat keadilan dalam Pancasila, UUD 1945, dan GBHN, kata
adil terdapat pada:

1. Pancasila yaitu sila kedua dan kelima


2. Pembukaan UUD 1945 yaitu alinea II dan IV
3. GBHN 1999-2004 tentang visi

Keadilan berasal dari kata adil. Menurut W.J.S. Poerwodarminto kata adil berarti tidak berat
sebelah, sepatutnya tidak sewenang-wenang dan tidak memihak.

y        

1. Keadilan Komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang yang tidak melihat jasa-jasa
yang dilakukannya.
2. Keadilan Distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang
telah dibuatnya.
3. Keadialn Kodrat Alam adalah memberi sesuatusesuai dengan yang diberikan orang lain
kepada kita.
4. Keadilan Konvensional adalah seseorang yang telah menaati segala peraturang
perundang-undangan yang telah diwajibkan.
5. Keadilan Menurut Teori Perbaikan adalah seseorang yang telah berusaha memulihkan
nama baik orang lain yang telah tercemar

y         

1. Keadilan Moral, yaitu suatu perbuatan dapat dikatakan adila secara moral apabila telah
mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajibannya.
2. Keadilan Prosedural, yaitu apabila seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil
berdasarkan tata cara yang telah diterapkan.

y     menjelaskan suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan


dengan perjanjian yang disepakati.
y O menambahkan keadilan legalitas atau keadilan hukum yaitu suatu keadan
dikatakan adil jika sesuai ketentuan hukum yang berlaku

Keterbukaan dalam pengertian sikap dan perilaku yang dilakukan pemerintah dewasa ini
merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari. Sebagai contoh adalah keterbukaan arus
informasi di bidang hukum. Keterbukaan arus informasi di bidang hukum penting agar setiap
warga negara mendapatkan suatu jaminan keadilan.
Sikap keterbukaan juga menuntut komitmen masyarakat dan mentalitas aparat dalam
melaksanakan peraturan tersebut. Kesiapan infrastruktur fisik dan mental aparat sangat
menentukan jalannya ³jaminan keadilan´.
Sesungguhnya keadilan bermula dari adanya pertentangan antara kepentingan individu dan
kepentingan kelompok. Pertentangan kepentingan akan menyebabkan pertikaian, bahkan
peperangan antara sesama manusia. Oleh sebab itu, keberadaan keadilan adalah untuk
mempertimbangkan pertentangan secara teliti melalui perangkat peraturan-peraturan (hukum)
untuk mewujudkan suatu perdamaian. Dengan kata lain, dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara masalah keadilan menjadi masalah penting dalam rangka
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam konteks berbangsa dan bernegara, keadilan merupakan hak mutlak bagi setiap warga
negara. Pemerintah harus mampu menegakkan keadilan bagi setiap warga negaranya. Keadilan
tersebut harus menyangkut semua aspek kehidupan, baik keadilan hukum, politik, maupun
kesejahteraan ekonomi

Dalam mewujudkan suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang demokratis maka hal yang
paling utama yang harus diwujudkan oleh pemerintah adalah transparansi (keterbukaan). Adapun
indikasi dari suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang transparan (terbuka) adalah apabila
di dalam penyelenggaraan pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai
proses kelembagaan. Berbagai informasi harus disediakan secara memadai dan mudah
dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi. Kepemerintahan
yang tidak transparan, cepat atau lambat cenderung akan menuju ke pemerintahan yang korup,
otoriter, atau diktator.

Akibat penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan diantaranya:

1. kesenjangan antara rakyat dan pemerintah akibat krisis kepercayaan


2. menimbulkan prasangka yang tidak baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3. pemerintah tidak berani bertanggungjawab kepada rakyat
4. tidak adanya partisipasi dan dukungan rakyat sehingga menghambat proses
5. pembangunan nasional
6. hubungan kerjasama internasional yang kuarang harmonis
7. ketertinggalan dalam segala bidang.

Untuk itu diperlukan suatu penyelenggaran pemerintahan yang baik dan terbuka.
Penyelenggaraan negara yang baik dapat menciptakan pemerintahan yang baik (good
governance). Dan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, ada beberapa asas yang perlu
diperhatikan, yaitu:

1. Asas Kepastian Hukum


2. Asas Tertib Penyelenggaran Negara
3. Asas Kepentingan Umum
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proposionalitas
6. Asas profesionalitas
7. Asas Akuntabilitas

Penyelenggaraan pemerintahan negara Republik Indonesia dilakukan oleh pemerintah atau


penyelenggara negara. Penyelenggara negara menurut Undang-Undang RI No. 28 Tahun 1999
tentang Pentelenggara Negara yang Bersih, dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme adalah
pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislative, dan yudikatif, dan pejabat lain
yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c        


       

Di dalam iklim demokrasi saat ini, sikap terbuka penting untuk dilaksanakan. Sikap terbuka ini
akan mendukung proses demokratisasi di Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
sikap terbuka harus dilaksanakan oleh setiap warga negara, termasuk oleh pemerintah. Hal ini
penting agar keterbukaan tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat tetapi lebih jauh lagi
keterbukaan harus juga berjalan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Setiap penyelenggaraan
pemerintahan harus dilakukan secara terbuka dan dapat dipantau oleh warga negara. Dengan
dilakukannya hal ini maka kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam
penyelenggaraan negara dapat diperkecil.

Sikap terbuka adalah sikap untuk bersdia memberitahukan dan sikap untuk bersedia menerima
pengetahuan atau informasi dari pihak lain. Sikap terbuka ini dapat ditunjukkan dengan
dukungan pemerintah terhadap kebebasan pers. Dengan adanya kebebasan pers diharapkan akses
informasi warga negara terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai contoh setiap
pengambilan keputusan yang diambil oleh pemerintah dapat dipantau terus oleh warga negara.
Pers sendiri diharapkan dapat memberikan informasi yang aktual dan tepat kepada warga negara.
Selain itu, sikap netral harus terus dipertahankan oleh pers. Pers diharapkan tidak menjadi alat
bagi pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya.

                

Ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, pertentangan, kesenjangan dan disintegrasi


bangsa. Dalam kehidupan berbangsa, ketidakadilan dapat menimbulkan perilaku anarkis dan
pertikaian antar golongan, bahkan dalam pertikaian antar suku bangsa dapat menyebabkan
perpecahan wilayah. Sedangkan dalam kehidupan bernegara, perbuatan tidak adil dapat
menyebebkan negara mengalami hambatan dalam menjalankan roda pemerintahan sehingga
mengalami keterpurukan dan berdampak pada penderitaan rakyat. Dengan demikian keadilan
adalah persyaratan bagi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan negara kita.

           


  

Sebagai warga negara, kita harus ikut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan jaminan
keadilan. Jaminan keadilan bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah. Partisipasi
warga negara juga mutlak diperlukan. Partisipasi secara dua arah diperlukan agar jaminan
keadilan dapat berjalan dengan efektif. Partisipasi warga negara dalam upaya peningkatan
jaminan keadilan dapat dilakukan dengan melakukan cara-cara berikut ini.

1. Menaati setiap peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.


2. Menghormati setiap keputusan hukum yang dibuat oleh lembaga peradilan.
3. Memberikan pengawasan terhadap jalannya proses-proses hukum yang sedang
berlangsung.
4. Memberi dukungan terhadap pemerintah dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan.
5. Memahami dan menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara.

Dengan partisipasi pemerintah dan warga negara dalam meningkatkan jaminan keadilan
diharapkan rasa keadilan dapat benar-benar dirasakan oleh warga negara. Selain itu, terwujudnya
rasa keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat mendorong terjadinya
pemerataan kesejahteraan di Indonesia. Hal ini sangatlah penting mengingat masih banyak
terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup mencolok dalam masyarakat. Tujuan pemerintah untuk
mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial harus terwujud.

  

Pemerintahan sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan,


melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari
lembaga-lembaga dimana mereka ditempatkan.
Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan dan
lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan rakyat dan negara.

Government dari bahasa Inggris dan Gouvernment dari bahasa Perancis yang keduanya berasal
dari bahasa Latin, yaitu Gubernaculum, yang berarti kemudi, tetapi diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia menjadi Pemerintah atau Pemerintahan dan terkadang juga menjadi Penguasa.

Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan
legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam ari
sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif.
(C.F. Strong)

Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh Negara dalam
menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan Negara sendiri; jadi tidak diartikan
sebagai Pemerintah yang hanya menjalankan tugas eksekutif saja, melainkan juga meliputi tugas-
tugas lainnya temasuk legislatif dan yudikatif.

Pemerintahan adalah lembaga atau badan public yang mempunyai fungsi dan tujuan Negara,
sedangkan pemerintahan adalah lembaga atau badan-badan publik dalam menjalankan fungsinya
untuk mencapai tujuan Negara (Ermaya Suradinata)

 

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum
serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan.
Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia. Sebagai contoh: Republik,
Monarki / Kerajaan, Persemakmuran (Commonwealth). Dari bentuk-bentuk utama tersebut,
terdapat beragam cabang, seperti: Monarki Konstitusional, Demokrasi, dan Monarki Absolut /
Mutlak.

You might also like