Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
SUPARDI, A.Ma
074 742 528
BAB I
PENDAHULUAN
pada suatu pokok bahasan, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran ini
siswa diarahkan agar dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis
secara konkret dan objektif yang berupa upaya membangkitkan aktivitas belajar
Model pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar mampu memotivasi siswa untuk
selalu aktif dan kreatif sehingga mereka sadar bahwa ilmu hanya dapat diperoleh
melalui usaha keras sekaligus menyadari makna dan arti penting belajar.
Kesalahan di atas tidak bisa hanya dibebankan kepada siswa saja, tetapi
sadar atau tidak menerapkan sikap otoriter, menghindari pertanyaan dari siswa,
penerima, pencatat dan pengingat. Oleh karena itu, guru hendaknya memiliki
pemahaman yang memadai tentang peserta didik yang menjadi sasaran tugasnya.
kemampuan, ketidakmampuan dan latar belakang peserta didik yang semua itu
tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam pada mata pelajaran, dan masa yang akan datang peserta didik akan
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang
kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur
penghargaan”.
a. Struktur tugas mengacu pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis kegiatan
b. Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa dan
tujuansiswalainnya,
anggota kelompok.
Dalam konteks ini, fungsi guru adalah mempermudah siswa untuk belajar,
bermakna secara signifikan bagi diri siswa secara holistik, tujuannya untuk
siswa secara fisik, mental (pemikiran, perasaan, sosial serta sesuai dengan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas
IV SDI Kamara menemukan bahwa prestasi siswa dalam bidang studi IPS
(lampiran 1). Kegagalan siswa dalam aktifitas belajar IPS disebabkan karena
penelitia tindakan kelas dengan judul peningkatan aktifitas belajar IPS dengan
sehingga termotivasi untuk belajar. Setiap individu merasa mendapat tugas dan
bermakna serta dapat mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan harapan
kurikulum.
dalam belajar IPS yang masih terbatas; 2) antara peneliti dan seluruh warga
1. Perumusan Masalah
2. Pemecahan Masalah
Dengan model ini diharapkan aktivitas konstributif dan inisiatif siswa dalam
meningkat.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan proposal ini adalah
sebagai berikut :
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis,
belajar siswa dalam mata pelajaran IPS meningkat serta keberanian siswa
c. Bagi guru lain, guru lain dapat menemukan strategi pembelajaran yang
secara monoton.
meningkat pula.
2. Manfaat teoritis :
STAD.
E. Indikator Keberhasilan
BAB II
HIPOTESIS TINDAKAN
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
perilaku adalah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar, jika
itu hasil belajar. Ada di antaranya terjadi dengan sendirinya, karena proses
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Oleh
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk.
3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap;
laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara
pengetahuan/informasi baru.
warga negara yang baik ,bertanggung jawab, serta dapat menjadi warga
yang cinta damai. Mata pelajaran IPS menurut UUSPN (2006) adalah materi
peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam
pada bidang ilmu yang berkaitan. Dan dimasa yang akan datang pesarta
12
harus mengetahui arti dari aktivitas itu sendiri. Ada beberapa teori yang
atau keadaan mengambil bagian dalam suatu aktivitas untuk mencapai suatu
mengajar yang dilakukan oleh guru mampu membawa siswa ke dalam suatu
situasi yang lebih kondusif karena siswa diharapkan lebih berperan serta,
siswa akan lebih mudah menerima ide-ide baru dan lebih kreatif sekaligus
13
sehingga inovasi yang timbul dari dalam diri siswa akan lebih mudah
diterima dan hal ini hanya dapat dirasakan oleh siswa yang mau bekerja
pada pelaksanaan pembelajaran ini. Hal ini merpakan komitmen oleh semua
Perasaan negatif dan antagonis yang sebelumnya dimiliki oleh individu tiap
ide dan cita-cita semua anggota kelompok dengan demikian akan tercipta
4. Pembelajaran Kooperatif
belajar.
sama lain.
Menurut Arends (dalam Khalik, Abdul & Pada, Amir, 1997: 11),
sebagai berikut:
belajar bersama. Dalam hal ini siswa bekerja sama dalam mencapai
17
yang diajarkan.
dalam kelompok belajar yang terdiri dari empat atau lima anggota
yang terjadi.
B. Kerangka Pikir
siswa. Dari uraian tersebut, maka kerangka pikir ini dapat digambarkan dengan
EVALUASI
C. Hipotesis Tindakan
siswa kelas IV SDI Kamara dalam mengikuti mata pelajaran IPS meningkat.
b. Jika model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan maka hasil belajar
siswa kelas IV SDI Kamara dalam mengikuti mata pelajaran IPS meningkat.
20
BAB III
B. Metodologi Penelitian
a. Pembelajaran
b. Jenis Penelitian
a. Setting Penelitian
di Kabupaten Barru.
b. Subjek Penelitian
Adapun subjek yang ingin diteliti adalah guru dan seluruh siswa
3. Fokus Penelitian
Adapun fokus perhatian dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas IV SDI Kamara dalam mengikuti mata pelajaran IPS
Pra Penelitian
Keadaan Awal
Refleksi
Siklus I
Refleksi
Siklus II
Refleksi
Siklus III
penelitian.
pelaksanaan tindakan.
b. Siklus I
1) Rencana Tindakan
pembelajaran IPS.
2) Pelaksanaan tindakan
3) Observasi
instrumen penelitian
pembelajaran dan hasil kerja atau hasil belajar siswa. Data yang
4) Refleksi
dalam pembelajaran.
c. Siklus II
1) Rencana Tindakan
pembelajaran IPS.
2) Pelaksanaan Tindakan
sama.
26
3) Observasi
instrumen penelitian.
pembelajaran dan hasil kerja atau hasil belajar siswa. Data yang
4) Refleksi
dan kelebihan yang muncul pada siklus dua dan menyepakati hal-hal
Teknik dan prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
dokumentasi.
dilakukan untuk melengkapi data yang diambil melalui teknik observasi serta
praktisi berupa pendapat atau saran pada saat pembelajaran berlangsung dengan
terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS dan hasil belajar
Nilai
Taraf Keberhasilan Kualifikasi
Angka
76 % – 100 % 5 Baik
56 % – 75 % 4 Cukup Baik
41 % – 55 % 3 Kurang Baik
0 % – 45 % 1 Tidak Baik
BAB IV
berjalan dengan baik. Terlihat guru kurang mampu mengelola pembelajaran dan
tugas mereka dalam pembelajaran kooperatif ini. Hal ini disebabkan kurangnya
motivasi dan bimbingan guru sehingga sebagian besar siswa bersifat pasif. Hanya
sebagian kecil saja siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik pada saat
kerja kelompok maupun pada saat diskusi kelas. Alokasi waktu yang tersedia
pada rencana pembelajaran tidak tercapai dengan tepat, dimana guru kurang
Pada siklus 2 guru telah mampu mengelola pembelajaran dengan cukup baik
dan siswa nampak sudah bisa beradaptasi dengan pembelajaran kooperatif. Guru
telah mampu membangkitkan motivasi belajar siswa dan bimbingan guru merata
pada semua siswa. Hanya sebagian kecil saja siswa yang terlihat pasif dalam
kegiatan pembelajaran baik pada saat kerja kelompok maupun pada saat diskusi
kelas. Pengaturan waktu sudah sangat baik sehingga KBM berjalan sesuai
skenario. Pada siklus 2 ini guru telah mampu mengatasi segala hal yang
31
Pada siklus 2 guru telah mampu mengelola pembelajaran dengan cukup baik
dan siswa nampak sudah bisa beradaptasi dengan pembelajaran kooperatif. Guru
telah mampu membangkitkan motivasi belajar siswa dan bimbingan guru merata
pada semua siswa. Sebagian besar siswa sudah aktif dalam kegiatan
pembelajaran baik pada saat kerja kelompok maupun pada saat diskusi kelas.
Pengaturan waktu sudah sangat baik sehingga KBM berjalan sesuai skenario.
Pada siklus 2 ini guru telah mampu mengatasi segala hal yang menghambat
secara efektif. Pada data hasil ulangan harian meningkat dari siklus 1 ke siklus 2,
pembelajaran kooperatif telah berlangsung secara efektif. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ibrahim (2000), bahwa model ini unggul dalam membantu siswa
meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang
berhubungan dengan hasil belajar. Didukung oleh pendapat Nur dkk. (2000)
32
bahwa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang
rendah, antara lain meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, rasa harga diri
berkurang, pemahaman yang lebih mendalam, motivasi lebih besar, hasil belajar
lebih tinggi, retensi lebih lama dan meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan
toleransi.
belajar siswa kelas IV SDI Kamara Kab. Barru meningkat. Terutama adanya
penghargaan ini telah memunculkan efek positif pada siswa. siswa semakin
antusias untuk belajar. Hal ini didukung oleh pendapat Nur (2001) bahwa salah
satu cara memunculkan motivasi pada siswa adalah menonjolkan hal yang
itu sebagai bahan dasar untuk membangun. Singkirkan hal negatif dengan jalan
1. Siklus 1
a. Rencana Tindakan
b. Pelaksanaan Tindakan
membaca LKS atau buku yang relevan. Pada saat pembentukan kelompok
siswa agak ribut dan ramai. Guru melakukan presentasi kelas dilanjutkan
2. Ada satu atau dua siswa pada masing-masing kelompok yang kurang
peduli terhadap kegiatan yang dikerjakan oleh teman yang lain. Guru
kelompok. Guru memberikan umpan balik atas kegiatan diskusi kelas dan
c. Observasi
penilaian terhadap guru dan siswa. Pengamatan dan penilaian terhadap guru
dengan cukup baik dengan rata-rata 7,1 dari 6,7 pada saat prapenelitian
Pada siklus 1 ini tidak semua siswa antusias mengikuti pelajaran. Hasil
d. Refleksi
ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dan diperbaiki untuk
yang telah dilaksanakan, guru telah berusaha tampil dengan baik dan
pembelajaran antara lain : guru kurang memotivasi siswa dalam belajar dan
tidak semua siswa terlibat dalam kegiatan kelompok. Untuk mengatasi hal
tersebut peneliti dan observer saling memberi masukan agar pada siklus
berikutnya guru tampil dengan lebih baik. Guru harus berusaha memberi
kelompok yang merasa tidak diperhatikan dan semua siswa terlibat secara
Dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran ada hal yang perlu
LKS, terutama pada pertemuan pertama. Ada satu atau dua siswa pada
36
dikerjakan oleh teman yang lain. Untuk mengantisipasi agar hal ini tidak
pada semua kelompok dan diharapkan terjadi pembagian tugas yang merata
2. Siklus 2
a. Rencana Tindakan
kunci jawaban .
tipe STAD.
b. Pelaksanaan Tindakan
masing-masing. Siswa tertib dan tidak begitu ramai. Guru meminta siswa
membaca LKS dan buku lain yang relevan. Hampir semua siswa
Begitu juga saat kegiatan diskusi kelompok dan diskusi kelas agar semua
tugas.
dinding kelas. Guru memberi nilai hasil kerja kelompok. Guru meminta
materi yang telah dipelajari secara lisan pada siswa yang ditunjuk. Guru
c. Observasi
7,9.
d. Refleksi
B. Pembahasan
Selama proses penelitian dari siklus 1 hingga siklus 2 terlihat pada setiap
SDI Kamara Kab. Barru, seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya adalah
yang mendapat nilai nilai 4-6 = 4 orang siswa (25%), yang memperoleh nilai 7-
8= 10 orang (62,5%), dan yang memperoleh nilai 9-10 = 2 orang siswa (12,5%)..
baik dan 10 orang siswa yang berkategori cukup baik dari 16 siswa yang
cukup dan kurang, hal tersebut disebabkan oleh adanya beberapa kelemahan
yaitu :
dalam LKS, terutama pada pertemuan pertama. Ada satu atau dua siswa pada
indikator
Dari hasil perbaikan, maka telah terjadi perubahan pada siklus II baik dari
segi hasil belajar maupun dari segi proses pembelajaran. Berdasarkan data yang
diperoleh dari penelitian tindakan kelas pada siklus II diperoleh data sebagai
berikut,
41
yang mendapat nilai 4-6 = 2 orang siswa (12,5%), yang memperoleh nilai 7-8 =
10 orang (62,5%), dan yang memperoleh nilai 9-10 = 4 orang siswa (25%).
yang tertera diatas, jelas bahwa hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan
hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II pada proses pembelajaran IPS dengan
BAB V
A. Simpulan
pada uraian sebelumnya, maka dapat dikemukakan simpulan bahwa hasil belajar
pada siswa kelas IV SDI Kamara Kab. Barru pada pembelajaran IPS secara
IPS, maka hasil belajar siswa dapat meningkat dikarenakan pada proses
3. Dengan menggunakan metode kooperatif type STAD siswa lebih aktif dan
kreatif.
kepada siswa pada materi pembelajaran IPS dan tersimpan dalam ingatan
B. Saran
43
menggunakan metode tutor sebaya karena telah terbukti dalam penelitian ini
bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN kamara Kab.Barru meningkat secara
signifikan.
kiranya senantiasa memberikan motivasi dan fasilitas kepada guru lainnya untuk
DAFTAR PUSTAKA
44
Kardi dan Nur. 2000. Pedoman Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta : Menara
Ilmu.
Khalik, Abdul & Pada, Amir. 2008. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas.
Parepare: Unit Pelaksana Program PGSD Parepare, FIP-UNM.
Nur dan Wikandari. 2000. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina
Aksara.
Suparno & Wardani, 1994. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: PT Rineka Cipta.
LAMPIRAN
45
Lampiran 1
Lampiran 2
48
LAMPIRAN 3
Format Penilaian
Lampiran 4
51
1. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mendeskripsikan berbagai bentuk peninggalan sejarah di
lingkungan setempat.
b. Siswa dapat menceritakan jenis-jenis peninggalan sejarah.
52
2. Materi Pokok
Berbagai peninggalan sejarah dan pelestariannya.
3. Metode Pembelajaran
Ceramah, penugasan, pengamatan dan Kooperatif type STAD.
1. Langkah Pembelajaran
SIKLUS Ke-1
a. Kegiatan Awal
Guru membuka kegiatan belajar-mengajar dengan salam dan apersepsi.
b. Kegiatan Inti
1) Guru meminta siswa membaca cerita rakyat yang berkaitan dengan terjadinya
suatu daerah di Indonesia pada buku Pengetahuan Sosial 4A. Setelah itu,
siswa dibentuk ke dalam kelompok belajar yang terdiri dari empat atau lima
anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin
yang berbeda.
2) Guru menjelaskan asal usul nama suatu tempat yang berkaitan dengan sejarah
terjadinya suatu tempat. Misalnya, sejarah terbentuknya kota Banyuwangi di
Jawa Timur yang berkaitan dengan legenda Patih Sidapala.
3) Siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk memastikan bahwa
semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran yang diberikan dan
mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya.
4) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berprestasi
b. Kegiatan Akhir
Guru meminta siswa untuk membuat sinopsis suatu cerita rakyat.
SIKLUS Ke-2
53
a. Kegiatan Awal
1) Siswa dibentuk ke dalam kelompok belajar yang terdiri dari empat atau lima
anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin
yang berbeda
2) Guru menjelaskan materi tentang bangunan peninggalan bersejarah. Di dalam
bangunan tersebut pernah terjadi suatu peristiwa bersejarah. Misalnya,
benteng tempat terjadinya suatu pertempuran atau pertemuan para tokoh.
2) Selanjutnya, guru meminta para siswa membaca berbagai jenis peninggalan
sejarah pada buku Pengetahuan Sosial 4A. Setelah selesai guru meminta
siswa menyebutkan jenis dan fungsi bangunan bersejarah pada bacaan
tersebut. Apabila ada jawaban yang salah, guru dapat mengoreksi jawaban
yang salah. Guru menjelaskan contoh bangunan bersejarah dan peristiwa
bersejarah yang terjadi di tempat tersebut. Misalnya, Gedung Merdeka di
Bandung tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
3) Guru menerangkan bahwa bangunan bersejarah tersebut sangat penting bagi
pewarisan nilai-nilai nasionalisme hingga perlu dilestarikan keberadaannya.
Guru meminta siswa mengamati lingkungan sekitar tempat tinggal siswa
yang memiliki peninggalan sejarah yang perlu di lestarikan.
4) Guru meminta tiap kelompok mengerjakan tugas pada buku Pengetahuan
Sosial mengenai perlunya menjaga kelestarian bangunan bersejarah.
c. Kegiatan Akhir
1) Apabila di sekitar sekolah atau tempat tinggal siswa terdapat bangunan
bersejarah, guru dapat menugaskan siswa secara berkelompok untuk
melakukan kunjungan di luar jam sekolah.
2) Hasil kunjungan kelompok tersebut disusun dalam bentuk tugas buku
Pengetahuan Sosial 4A. Selanjutnya, laporan kelompok tersebut dibacakan di
depan kelas dan dikumpulkan pada guru untuk dinilai.
6. Penilaian
a. Tes Lisan dan Tertulis (Aspek Kognitif)
Bentuk tes lisan dan tertulis dapat dilihat pada buku Pengetahuan Sosial 4A
halaman 116.
Siswa diharapkan mampu bercerita tentang cerita rakyat daerah
masingmasing.
Selain itu, bentuk penilaian ini dapat dilihat pada halaman 122.
Guru mengevaluasi cerita siswa dan memberikan penilaian.
Barru, 2009
Mengetahui:
Kepala SDI. Kamara No. 31 Barru Peneliti