You are on page 1of 12

MAKALAH KIMIA

PENERAPAN SEL VOLTA DAN ELEKTROLISIS


DALAM KEHIDUPAN DAN INDUSTRI

Dosen Pembimbing :
Anik Yuni Hartini, SPd

Disusun Oleh :
1. Moh. Hadi Suharmoko (2009184202B0328)
2. Mochamad Marzuki (2009184202B0325)
3. Mistinaningsih (2009184202B0314)
4. Nurhalimah (2009184202B0354)
5. Nur Laila (2009184202B0352)

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA (MATEMATIKA 2 B)


SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI SITUBONDO
Tahun Ajaran 2009/2010
Bab I
Pendahuluan
I. Latar Belakang
Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan proses dari reaksi kimia.
Salah satunya adalah reaksi kimia yang bisa menimbulkan energi listrik yang bisa memudahkan
manusia dalam melakukan kegiatannya. Misalnya saja kami ambil contoh dalam industri
pembuatan baterei, Aki, dan lain-lain yang bisa mengantarkan Arus Lisrik. Serta hubungan
elektrolisis terhadap Kehidupan dan Industri.
Reaksi Kimia yang bisa menghantarkan Listrik berhubungan sekali dengan sel
elektrokimia, Karena dalam sel elektrokimia terjadi reaksi antara ion anode dan ion katode yang
bisa menghantarkan arus listrik. Dalam sel elektrokimia dibagi menjadi dua jenis yaitu sel volta
dan sel elektrolisis. Sel volta merupakan hasil dari reaksi redoks spontan diubah menjadi energi
listrik. Sedangkan Sel Elektrolisis energi listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi kimia
tak spontan. Berikut ini kami akan membahas tentang penerapan sel volta dan elektrolisis
dalam kehidupan dan industri.

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Penerapan Sel Volta pada Aki dan Baterai beserta Contohnya ?
2. Bagaimana Proses kimia bereaksi dan menghasilkan Energi Listrik ?
3. Reaksi Apa saja yang terjadi saat ion anode dan ion katode bertemu ?
4. Apa saja penerapan dan contoh penggunaan Elektrolisis dalam Industri ?
5. Bagaimana Aplikasi Elektrolisis pada Produksi zat, pemurnian logam dan penyepuhan?

III. Tujuan Dan Manfaat


Kita dapat mengetahui tentang proses Reaksi kimia dalam menghasilkan Energi listrik
serta penggunaannya, sehingga kita dapat mengenal lebih dekat tentang aplikasi nyata kimia
dalam kehidupan dan industri, serta dapat menambah minat kita dalam proses pembelajaran
kimia tersebut. Kita juga dapat mengetahui kegunaan bahan-bahan kimia pada Aki dan baterai,
pemurnian logam, dan penyepuhan.

Bab II
Pembahasan
A. Penerapan Sel Volta Dalam pembuatan Baterai.
Sebagaimana kita ketahui bersama,
beberapa dekade ini terakhir ini, teknologi
elektronika berkembang sangat pesat. Berbagai
peralatan seperti telepon seluler, komputer,
laptop, kamera digital, bahkan alat pacu jantung
terus mengalami perkembangan teknologi
dengan adanya inovaso-inovasi baru. Salah satu
faktor pendukung kemajuan teknologi
elektronika tersebut ialah tersedianya baterai
bekinerja tinggi. Dua diantaranya yaitu baterai
nikel-metal hidrida (Ni-MH), dan baterai
Litium.
Baterai adalah contoh Sel Volta yang tidak asing bagi kita. Baterai tersebut digolongkan
kedalam baterai primer yaitu baterai yang dirancang untuk sekali pakai, dan baterai sekunder
yaitu baterai yana dapat diisi ulang. Baterai kering (Sel Leclanche) ditemukan pertama kali oleh
George Leclanche yang mendapat hak paten atas penemuan itu pada tahun 1866.
Sel Leclanche tergolong baterai sel primer. Terdiri dari suatu casing berbentuk silinder
dari logam Zink yang berfungsi sebagai anode. Sebagai katode yaitu grafit yang ditanam dalam

pasta dari campuran batu kawi ( MnO 2 ), salmiak (NH 4 Cl), karbon (C) dan sedikit air.
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam baterai kering sebenarnya lebih rumit, tetapi pada garis
besarnya adalah sebagai berikut.

2+
( aq )
Anode : Zn (S)  Zn + 2e

Katode : 2MnO 2(S ) + 2NH 4+


( aq ) + 2e  Mn 2 O 3(S ) + 2NH 3(aq) + H 2 O l

2+
Amonia (NH 3 ) yang terbentuk di katode akan bereaksi dengan sebagian ion Zink (Zn )
yang terbentuk di anode.
2+
( aq ) 3 42+
Zn + 4 NH ( aq ) + Zn(NH 3 ) ( aq )
Potensial satu sel Leclanche adalah 1,5 volt. Sel Leclanche disebut juga sel kering asam

karena adanya NH 4 Cl yang bersifat asam. Keuntungan dari sel Leclanche adalah harganya
relatif murah, praktis dan aman (tidak rusak/bocor). Kelemahan yaitu bahwa dayanya menurun
cepat jika digunakan untuk arus yang relatif besar. Hal ini terjadi karena ion-ion yang terbentuk
memerlukan waktu untuk berdifusi menjauhi elektrodenya. Jika penggunaannya dihentikan
sementara, maka kemampuannya akan meningkat kembali karena ion-ion sudah berdifusi.
Kelemahan sel Leclanche Lainya adalah sel ini tidak dapat diisi ulang.

Gambar Bagian Dalam Baterai :

B. Penerapan Sel Volta Dalam pembuatan Aki.


Aki adalah jenis baterai yang banyak digunakan
untuk kendaraan bermotor. Aki menjadi bahan pilihan yang
praktis karena dapat menghasilkan listrik yang cukup besar
dan dapat diisi kembali. Aki terdiri dari beberapa sel yang
dihubungkan seri, sehingga potensialnya menjadi lebih besar.
Setiap sel aki mempunyai potensial sebesar 12 Volt (6 sel),
tetapi tersedia juga ukuran 6 Volt, 24 atau bankan 32 Volt.
Sel aki terdiri atas anode Pb (timbel = timah hitam)

dan katode PbO 2 (timbel (IV) oksida), keduanya


merupakan zat padat yang dicelupkan dalam larutan asam
sulfat sehingga tidak perlu memisahkan anode dan katode. Dengan demikian, tidak diperlukan
jembatan garam, yang perlu dijaga adalah jangan sampai kedua elektrode tersebut saling
bersentuhan.
Reaksi pemgosongan aki ;
− +
( aq ) ( aq )
Anode : Pb (S) + HSO 4  PbSO 4 (S ) + H + 2e
− +
( aq ) ( aq )
Katode : PbO 2(S ) + HSO 4 + 3H + 2e  PbSO 4 (S ) + 2H 2 O (l ) +

− +
( aq ) ( aq )
Pb (S) + PbO 2(S ) + 2HSO 4 + 2H  2PbSO 4 (S ) + 2H 2 O (l )

Selama reaksi pengosongan aki berlangsung, asam sulfat dikonsumsi dan dihasilkan air
reaksi tersebut mengakibatkan kadar asam sulfat dalam larutan berkurang. Dengan demikian,
rapatan atau masa massa jenis larutan juga berkurang. Aki bari diisi, mengandung larutan massa
jenis sekitar 1,25-1,30g/mL. Apabila massa jenis larutan turun sampai 1,20g/mL maka aki perlu
diisi kembali. Keuntungan aki adalah dapat diisi ulang sedangkat kelemahan aki adalah karena
beratnya dan bentunya yang besar.

Reaksi Pengisian Aki :


Elektrode Pb (Sebagai katode)
+ −
( aq ) ( aq )
PbSO 4 (S ) + H + 2e  Pb (S) + HSO 4

Elektrode PbO 2 (sebagai anode)


− +
( aq ) ( aq )
PbSO 4 (S ) + 2H 2 O (l )  PbO 2(S ) + HSO 4 + 3H + 2e +

− +
( aq ) ( aq )
PbSO 4 (S ) + 2H 2 O (l )  Pb (S) + PbO 2(S ) + 2HSO 4 + 2H

C. Penerapan Sel Volta Dalam pembuatan Baterai Litium.


Litium merupakan logam yang sangat ringan dan mempunyai potensial reduksi yang
sangat negatif, yaitu -3.05 volt (bandingkan dengan logam Zink yang potensial reduksi yaitu
-0,76 volt ). Kedua sifat tersebut merupakan keunggulan logam litium untuk digunakan sebagai
anode dalam sel volta. Akan tetapi masalah utama penggunaan litium ialah bahwa litium sangat
reaktif, bereaksi hebat dengat air membentuk litium hidroksida dan gas hidrogen.

2Li (S) + H 2 O (l )  LiOH (aq) + H 2(g )

Oleh karena itu, untuk penggunaan litium diperlukan media tak berair. Hal ini menjadi
mungkin pada tahun 1970-an yaitu dengan ditemukannya sejenis pelarut organik yang dapat
melarutkan garam litium. Sejak itu, berbagai jenis baterai litium berhasil dibuat, baik jenis sel
primer maupun sel sekunder. Salah satu baterai litium dari jenis yang tidak dapat diisi ulang
yaitu baterai litium mangan dioksida. Reaksi Elekrode dan selnya sebagai berikut :

+
Anode : Li  Li + e
+
Katode : MnO 2 + Li + e  MnO 2 Li +

Reaksi Sel : Li + MnO 2  MnO 2 Li

Baterai Li-MnO 2 mempunyai


tegangan jepit 3,4 volt, tetapi turun menjadi 2,8
volt selama digunakan. Potensial baterai Li-

MnO 2 sekitar dua kali lebih besar dari pada


potensial baterai kering biasa. Oleh karena
massa jenisnya yang relatif kecil, baterai litium
dapat menghasilkan energi lebih dari dua kali
lipat dibandingkan baterai kering biasa untuk
massa yang sama. Baterai litium juga dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama serta dapat
menghasilkan arus besar, sehingga baik digunakan untuk kamera.

D. Elektrolisis pada pembuatan Rayon.


Elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elekrolisis, listrik digunakan
untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Salah satu contoh reaksi elektrolisis pada sel
merkuri yang biasanya digunakan dalam pembuatan rayon.
Dalam pembuatan Rayon, diperlukan NaOH dengan kemurnian yang tinggi. Suatu
proses elektrolisis yang dapat menghasilkan NaOH dengan kemurnian yang lebih tinggi adalah
sel merkuri, seperti yang terlihat pada gambar 5. dalam sel merkuri digunakan merkuri (raksa)
sebagai katode, sedangkan pada anode digunakan grafit.

Reaksi yang terjadi dalam sel merkuri adalah sebagai berikut.


+
( aq )
Katode : Na + e  Na (dalam Hg)

( aq )
Anode : 2Cl  Cl 2(aq) + 2e

o
Meskipun potensial reduksi (E ) natrium lebihnegatif dari pada potensial reduksi air, ternyata
yang mengalami reduksi di
katode adalah natrium.

Hal ini terjadi karena overpotensial gas hidrogen pada elektrode merkuri sangat besar
sehingga reduksi air menjadi lebih sukar. Natrium terbentuk di katode berupa larutan dalam
merkuri.Dengan menggunakan pompa sirkulasi, larutan natrium dalam merkuri ini dialirkan ke
bagian lain dan direaksikan dengan air,sehingga terbentuklah NaOH.

2Na (dalamHg) + 2H 2 O (l )  2NaOH (aq) + H 2(g ) + H (g)l

Merkuri yang sudah bebeas, dialirkan kembali keruang katode.

E. Elektrolisis pada Pemurnian Logam.


Contoh terpenting dalam pemurnian ini adalah tembaga. Sebagaimana kita ketahui,
pengguna utama tembaga adalah umtuk membuat kabel listrik. Untuk tujuan tersebut diperlukan
tembaga murni, sebab adanya pengotor dapat mengurangi konduktivitas tembaga. Akhirnya
akan timbul banyak panas dan akan membahayakan penggunaanya.
Pada pemurnian tembaga secara elektrolisis, maka tembaga kotor dijadikan sebagai
anode, sedangkan katode digunakan tembaga murni. Larutan elektrolit yang digunakan adalah

larutan CuSO 4 . Selama elektrolisis, te,baga dari anode terus-menerus dilarutkan kemudian
diendapkan pada katode.
2+
( aq ) 4 2−
CuSO 4 (aq)  Cu + SO ( aq )

2+
( aq )
Katode : Cu + 2e  Cu (S)

2+
( aq )
Anode : Cu (S)  Cu + 2e +

Cu (S)  Cu (S)
Anode Katode

Perak, emas, platina, besi, dan Zink biasanya merupakan pengotor tembaga. Perak, emas,
dan platina, mempunyai potensial lebih positif daripada tembaga. Dengan mengatur tegangan
selama elektrolisis, ketiga logam itu tidak ikut larut. Ketiga logam tersebut akan terdapat pada
lumpur anode. Hasil ikutan ini biasanya cukup untuk menutup biaya pemurnian tembaga itu.
Besi dan Zink yang mempunyai potensial elektrode lebih negatif daripada tembaga, akan ikut
2 2+
larut. Akan tetapi, ion-ionnya (Fe Dan Zn ) lebih sukar diendapkan, jadi tidak ikut
mengendap di katode.
F. Elektrolisis pada Penyepuhan.
Penyepuhan (electroplanting) dimaksudkan untuk melindungi logam terhadap korosi atau untuk
memperbaiki penampilan. Pada penyepuhan, logam yang akan disepuh dijadikan katode,
sedangkan logam penyepuhnya sebagai anode. Kedua electrode itu dicelupkan dalam larutan
garam dari logam penyepuh. Contoh, penyepuhan sendok yang digunakan sebagai katode,
sedangkan anode adalah perak murni. Larutan elektrilitnya adalah larutan perak nitrat. Pada
katode akan terjadi pengendapan perak, sedangkan perak pada anode terus-menerus larut.
+
Konsentrasi ion Ag dalam larutan tidak berubah.

+
( aq )
Katode (Fe) : Ag + e  Ag (S)

+
( aq )
Anode (Ag) : Ag (S)  Ag + e +

Ag (Anode)  Ag (Katode)
Bab III
Penutup

Kesimpulan
Elektrokimia terbagi dalam dua bagian, yaitu pemanfaatan reaksi kimia ( Reaksi
Redoks ) untuk menghasilkan listrik dan pemanfaatan arus listrik untuk melangsungkan reaksi
kimia. Pemanfaatan reksi redoks untuk menghasilkan listrik dilakukan dalam perangkat yang
disebut Sel Volta, sedangkan pemanfaatan arus listik untuk melangsungkan reaksi kimia
dilakukan dalam Sel Elektrolisis. Sel Volta tersedia dalam berbagai jenis Baterai antara lain:
Baterai Konvensional dan Baterai Modern berkinerja tinggi. Aki dan Baterai kering ( Sel
Leclanche ) termasuk dalam Baterai Konvensional, sedangkan Baterai Litium termasuk dalam
Baterai Modern berkinerja tinggi. Elektrolisis diaplikasikan dalam proses Penyepuhan,
Pemurnian Logam dan Pengolahan berbagai jenis zat kimia ( misalnya pada pembuatan Rayon ).

Saran
Pemanfaatan reaksi Redoks dapat ditemukan dalam berbagai benda dalam kehidupan
sehari-hari, oleh karena itu jika kita jeli untuk menemukan dan mempelajarinya, maka akan
dapat memberi banyak manfaat bagi Kita, selain juga untuk menambah pengetahuan.
Daftar Pustaka

www.id.wikipedia.org
Purba,Michael.2006.Kimia untuk SMA Kelas XII.Jakarta:Erlangga.
www.chem-is-try.org
www.google.com
Hadie ; spider_02z@plasa.com

You might also like