You are on page 1of 2

JENIS-JENIS FRASE

Frase dapat dijeniskan-jeniskan. Salah satunya penjenisan yang lazim adalah


penjelasan berdasarkan distribusi unsur dalam kalimat. Berdasarkan cara itu, frase dibedakan
menjadi dua jenis, yakni frase endosentris dan frase eksosentris. Kedua jenis frase itu dapat
dipahami dari contoh berikut.
Ibu saya sedang memasak di dapur. Kalimat tersebut terdiri dari tiga frase, yakni ibu
saya, sedang memasak, dan di dapur. Unsure inti dalam frase pertama adalah ibu dan dalam
frase kedua adalah memasak, dan di dapur. Kedua unsure inti ternyata memiliki distribusi
yang sama dengan frase-frase yang dibentuknya. Frase ibu saya dapat diganti dengan ibu dan
frase sedang memasak dapat diganti memasak sehingga kalimat berikut merupakan kaliamt
yang gramatikal (berterima)
Ibu memasak di dapur
Kodisi tersebut tidak berlaku bagi frase di dapur. Unsur di atau unsure dapur pada
frase itu tidak dapat berdistribusi sama dengan distribusi frase yang dibentuknya. Frase di
dapur tidak dapat diganti oleh di atau dapur. Hal ini dapat terbukti dari tidak gramtikalnya
bentuk berikut.
*Ibu memasak di
*Ibu memasak dapur

Frase yang unsure pusatnya mampu berdistribusi sama (paralel) dengan frase yang
dibentuknya disebut frase endosentris, sedangkan frase yang unsure pusatnya tidak mampu
berdistribusi sama dengan unsure frase yang dibentuknya disebut frase eksosentris. Verhaar
(1982:113) mendefinisikan frase endosentris sebagai frase yang berdistribusi parallel dengan
pusatnya, sedangkan frase eksosentris sebagai frase yang berdistribusi komplementer dengan
pusatnya.
Tes untuk membedakan dua jenis frase itu adalah kategori frase dan unsure intinya,
atau sebaliknya. Sebuah frase merupakan frase endosentris jika unsure pusatnya berkategori
sama dengan frase bentukannya. Atau sebaliknya, frase endosentris adalah frase yang
berkategori sama dengan kategori unsure pusatnya.
Berdasarkan criteria tersebut dapat dipahami jika frase preposisional dan frase
konjungsional tidak termasuk frase endosentris dan termasuk frase eksosentris. Frase
preposisiona merupakan frase yang terdiri dari preposisi dan unsure inti berkategori nomina
atau frase nomina, seperti yang tampak pada contoh berikut:
(1) dari negara saya
ke terminal bus
di meja hijau
Frase konjungsional berawal dengan unsure konjungsi dan diikuti unsure lain yang
bisa berupa kata atau frase berkategori lain, sperti pada contoh berikut:
(1) dengan pisau
untuk bapak saya
sampai besok pagi
Anggota frase yang menyertai konjungsi itu dapat pula berupa kalimat seperti yang
tampak pada contoh-contoh berikut:
(1) kalau saya mempunyai uang
karena filmnya tidak baik
sejak saya disini
untuk membuktikan bahwa frase-frase konjungsi tersebut merupakan frase
eksosentris, contoh-contoh kalimat berikut patut disimak. Perhatikan frase yang dicetak
miring.
(1) Anak itu mengupas mangga dengan pisau.
(2) Buku ini saya beli untuk bapak saya.
(3) Kalau mempunyai uang, saya akan membeli sepeda.
(4) Sejak saya di sini, belum pernah terdengar keributan.
Unsure inti (sumbu) frase-frase dalam contoh tersebut tidak dapat berdistribusi sama
atau paralel dengan frase yang ditempatinya. Hal itu terbukti dari ketidakgramatikalan
bentuk-bentuk berikut ini.
*Anak itu mengupas mangga pisau.
* Buku ini saya beli bapak saya.
* Saya mempunyai uang, saya akan membeli sepeda?
* Saya di sini, belum pernah terdengar keributan.
STRUKTUR FRASE
Sebagai satuan sintaksis, frase memiliki sejumlah kemungkinan struktur . Dengan
menggunakan symbol K untuk kata dan F untuk frase, dan KL untuk klausa, struktur itu
memiliki kemungkinan
(1) F = K + K
(2) F = K + F
(3) F = F + K
(4) F = F + F
(5) F = K + KL
Frase-frase berikut berturut-turut merupakan contoh setiap struktur tersebut,
(1) buku pelajaran
buku itu
(2) buku sejarah bangsa
pimpinan perusahaan asing
(3) negara kita ini
kerja keras kami
(4) pertemuan kita hari ini
kenangan manis teman-teman kita
(5) tempat saya menginap
jika Allah mengizinkan
Setiap jenis frase memiliki pola struktur yang berbeda dengan pola struktur antar
frase yang lain. Selain itu,setiap jenis frase, pola strukturnya berbeda dengan pola struktur
jenis frase yang sama dalam bahasa lain.
Sumber: I.G.N. Oka dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Dikti

You might also like