Professional Documents
Culture Documents
1. PEDOMAN Belum ada Pedoman Seperangkat pertimbangan berupa Pedoman penelitian 1. Menjadikan karya penelitian memenuhi standar struktur penulisan
PENYUSUNAN TEKNIS Penyusunan Teknis Disain yang saling kait mengait dapat berupa subjek manusia, .
DISAIN RISET Riset Kebijakan lingkungan, materi dan fisibilitas lain sehingga 2. Referensi minimal untuk struktur penulisan penelitian berikutnya
KEBIJAKAN, rekomendasi yang dihasilkan dapat dilingkungan BNP2TKI.
PT. Bramuda Cosultindo dipertanggungjawabkan kepada publik.
2. KAJIAN SINGKAT Masih adanya kesimpang Klasifikasi status kesiapan lembaga pelayanan, sebagai Untuk mempercepat kesiapan Lounching KTKLN pada berbagai unit
KESIAPAN PENERBITAN siuran opini yang meragukan berikut: kerja BP3TKI/P4TKI serta SDM pendukungnya, perlu diambil
KARTU TENAGA KERJA mengenai kesiapan 1. Siap 12 lokasi (70,59%) yang terdiri dari BNP2TKI langkah-langkah sebagai berikut :
LUAR NEGERI (KTKLN), penerbitan KTKLN Jakarta; BP3TKI Medan; BP3TKI Pekanbaru; BP3TKI
PT. Wangga Karya Yasa Palembang; BP3TKI Semarang; BP3TKI Yogyakarta; 1. Melakukan konsolidasi Internal Pimpinan BNP2TKI dengan PT.
Persada BP3TKI Surabaya; BP3TKI Kupang; BP3TKI Pura Barutama dan PT. Telkom untuk mempersiapkan lounching
Pontianak; BP3TKI Nunukan; BP3TKI Banjarbaru; KTKLN.
BP3TKI Makasar. 2. Melakukan konsolidasi akhir dengan Kepala BP3TKI/P4TKI dan
2. Siap dengan catatan 3 lokasi (17,65%); adalah penanggung jawab teknis sistem aplikasi.
BNP3TKI Aceh dan BNP3TKI Mataram; BNP3TKI 3. Melakukan pelatihan bagi PPTKIS yang belum mengikuti
Bandung pelatihan.
3. Kurang siap 1 lokasi (5,88%) yaitu P4TKI Tanjung 4. Melakukan proses start awal pemberlakuan KTKLN mulai 5
Pinang (lima) hari sebelum lounching dengan didampingi oleh PT.
4. Belum siap 1 lokasi (5,88%) yaitu BP3TKI Jakarta Telkom dan PT. Pura Barutama.
(sedang dalam proses tender hardware)
3. KAJIAN PEMBENAHAN Pelayanan Debarkasi 1. Implementasi Pelaksanakan Undang-Undang 1. Komitmen pimpinan puncak yang bertanggung jawab dalam
PELAYANAN pemulangan TKI di T-3 Nomor. 39 Tahun 2004, belum di tunjang oleh pengelolaan terminal III terhadap penertiban, perbaikan, dan
PEMULANGAN TKI DI masih belum memenuhi penerbitan Peraturan Pemerintah yang mengatur peningkatan citra terminal III
TERMINAL 3 BANDARA harapan tentang Tata Cara Pelaksanaan Undang-undang 2. Penegakan hukum, disiplin, dan pemberian sanksi yang tegas
SOEKARNO HATTA, sebagaimana diatur dalam tata urutan aturan kepada pihak-pihak yang secara langsung melakukan tindakan
PT. Karang Pola Mandiri Perundang-undangan. tidak terpuji maupun pihak-pihak yang bekerjasama dengan pihak
yang merugikan TKI
2. UU No. 39 Tahun 2004, terutama pasal 75, ayat 1 3. Peningkatan efektivitas sistem pengawasan yang memungkinkan
dan 2, pasal 77, ayat 1 dan 2, pasal 8 huruf (h) pasal dapat memantau dan memonitor segala bentuk penyalahgunaan
7 huruf (e) dan Inpres Nomor 6 Tahun 2006, huruf A wewenang
program no 3 dan huruf C program nomor 1 dan 2 4. Pembinaan dan peningkatan kesejahteraan pegawai yang
masih belum optimal di jadikan rujukan/ pedoman berhubungan langsung dengan para mantan TKI, baik dengan
dalam Kebijakan yang dikeluarkan Menakertrans pembinaan rutin maupun peningkatan pendapatan TKI
mengenai pelayanan kepulangan TKI-LN di Terminal 5. Sosialisasi dengan media yang mudah dipahami oleh mantan TKI
II dan III. dengan leaflet, brosur dan sejenisnya yang memuat tips bagi TKI
selama di terminal III, dalam perjalanan dan hal teknis/ non teknis
3. Pelaksanaan Kepmenaker tentang kepulangan TKI- yang terkait dengan pemulangan.
LN melalui Terminal III di tingkat Dirjen hanya
didasarkan atas Skep Dirjen belum ada Juklak dan
Juknisnya.
4. IDENTIFIKASI MASALAH Beragam fenomena harapan Peran dan Fungsi Pemerintah 1. Terungkap masalah – masalah yang selama ini terjadi pada
DAN HARAPAN masyarakat diwilayah 1. Pelayanan birokrasi terhadap pengurusan dokumen CTKW baik selama pra, masa dan purna penempatan, juga apa
MASYARAKAT DI kantong TKI 50 responden menyatakan bahwa 6% menyatakan yang menjadi keinginan dan harapan dari CTKW, sehingga
WILAYAH KANTONG TKI sangat baik, 54% menyatakan baik, 34 % pemerintah ataupun swasta dapat mengambil peran yang nyata
(STUDI KASUS DI menyatakan kurang baik dan 6 % menyatakan tidak terutama dalam penentuan kebijakan dan tindakan yang akan
KABUPATEN SUKABUMI) baik. Terhadap penyampaian informasi dan diambil.
PT. Japaru Gama Karsa sosialisasi pengurusan dokumen TKI, 20 % 2. Pemerintah dapat memberikan informasi tentang keberadaan
menyatakan ada dan optimal, 66 % menyatakan ada masalah dan penyebab masalah yang dialami CTKW selama
dan kurang optimal dan 14 % menyatakan tidak ada. pra, masa dan purna penempatan sehingga dapat mengambil
suatu tindakan untuk meminimalisir keadaan tersebut.
2. Informasi dan sosialisasi Pengurusan Dokumen 3. Pihak swasta yang menangani masalah ini, dapat memberikan
TKI informasi tentang masalah yang dihadapi CTKW serta
50 responden menyatakan bahwa 20 % menyatakan keinginan dan harapan mereka sehingga dapat menyadari
Ya dan Optimal, 66 % Ya dan kurang optimal, kelemahan dari kinerjanya dan segera melakukan perbaikan.
sedangkan 14 % lainnya menyatakan tidak ada. 4. Masyarakat akademisi, dapat menjadi sumber informasi dan
inspirasi bagi penelitian selanjutnya agar diketahui faktor-faktor
3. Pelatihan dan pembinaan ketenagakerjaan penyebab dan mencari solusi dari permasalahan yang ada
terhadap CTKI secara lebih tuntas.
50 responden menyatakan bahwa 20% responden
menyatakan ya dan optimal, 58 % menyatakan ya
tapi kurang optimal sementara 22% meyatakan
tidak ada.
5 .Jasa percaloan
50 responden menemukan data bahwa 32%
responden mengatakan jasa percaloan dalam
pengurusan TKI masih di perlukan dan 68%
responden mengatakan jasa percaloan tidak
diperlukan
6. Sumber Informasi dan tatacara pengurusan TKI
50 responden di peroleh data bahwa sumber informasi
dan tata cara pengurusan menjadi TKI di peroleh 20%
dari pemerintah, 6% agen swasta yang formil, 40%
dari calo dan 34% dari teman/tetangga.
1. Pelayanan PPTKIS
50 responden terhadap pelayanan yang diberikan oleh
PPTKIS di peroleh data sebanyak 20 % menyatakan
sangat baik, 2% menyatakan baik, 78% menyatakan
kurang baik dan 0% menyatakan tidak baik.
Kondisi eksisting
2. Fungsi penghasilan
Produktivitas pemanfaatan uang hasil kerja
50 responden menyatakan 24% uang hasil kerja diluar
negeri selalu ditabungkan, 10% sering ditabungkan,
40% kadang-kadang ditabungkan, 26% tidak pernah
ditabungkan.
3. Prosentase tabungan
Kebiasaan menabung untuk kepentingan jangka
panjang, dari 50 responden menyatakan uang hasil
kerja selama menjadi TKI di prosentasikan dinyatakan
2% ditabung seluruhnya,12 % ditabung sebagian
besar,82% ditabung sebagian kecil,45% meyatakan
sebanding dengan pengeluaran,
4. Pemanfaatan keuangan
50 responden terhadap pemanfaatan uang hasil kerja
TKI di temukan data sebagian besar responden
menyatakan di pergunakan untuk memenuhi
keperluan rumah tangga, di urutan kedua terbesar
adalah membeli asset berupa tanah, di urutan ketiga
terbesar untuk menyekolahkan anak, selanjutnya
untuk modal usaha, memperbaiki rumah, dan paling
sedikit di pergunakan untuk pembelian kendaraan
5. Tanggapan masyarakat
50 responden mengenai tanggapan masyarakat
terhadap TKI selama kembali berada dalam
lingkungan masyarakat dinyatakan bahwa 78%
menghargai, 22% kurang menghargai, 0% tidak
menghargai.
5. INVENTARISASI Belum tersedia Inventarisasi Pertama, PK dan besaran upah yang menggambarkan Pertama, Dalam upaya menertibkan standar PK, agar PK tidak
BESARAN UPAH TKI besaran upah TKI adanya standar PK masih bermasalah, yaitu tidak bersifat sepihak dan ada jaminan pada waktu membuatnya
BERDASARKAN berdasarkan kontrak dipenuhinya standar pembuatan PK yang mengharuskan melibatkan TKI, maka direkomendasikan kepada BNP2TKI untuk
KONTRAK PERJANJIAN perjanjian kerja PK dibuat dan disetujui oleh kedua belah pihak. mempersyaratkan secara tegas dalam pembuatan PK itu harus
KERJA Indikasi terlihat dari: melibatkan TKI yang bersangkutan, dan jika perlu harus dilakukan
PT. Alfriz Auliatama ¾ Kenyataannya PK lebih ditentukan sepihak oleh pendampingan oleh perwakilan pemerintah bagi TKI yang
pihak majikan yang berkolaborasi dengan pihak agen membutuhkannya.
dan PPTKIS.
¾ PK yang pada umumnya masih tergolong sangat Pendamping TKI sekaligus berfungsi sebagai pengawas atau saksi
rendah dibandingkan living cost dan take home pay dalam PK tersebut. Jika persyaratan ini dilanggar, maka harus
yang diterima oleh TKI. diberikan sanksi yang tegas berupa penindakan terhadap pihak
yang melanggar tersebut. Sedangkan mengenai standar besaran
¾ Standar upah yang diberlakukan oleh beberapa upah dalam PK yang masih belum dilaksanakan sebagaimana
negara, terutama di Kawasan Timur Tengah dan mestinya, maka direkomendasikan kepada BNP2TKI untuk segera
Malaysia di Kawasan Asia Pasifik dinilai sangat membentuk tim khusus pengawasan bersama di negara
rendah, bahkan tergolong tidak manusiawi setempat. Untuk mengefektifkan pengawasan dalam hal
dibandingkan beban kerja yang sangat berat diterima pembayaran upah TKI perlu dipersyaratkan kepada pihak majikan
oleh TKI. bahwa ia harus membayar upah TKI setiap bulan dengan cara
¾ Besaran upah itu juga sangat tidak logis apabila mentranfernya ke rekening bank milik TKI minimal 50 persen
dilihat dari segi waktu lamanya standar upah itu telah dan 50 persennya lagi bisa langsung diserahkan secara cash
diberlakukan, tanpa ada perubahan, sedangkan kepada TKI.
kondisi kehidupan saat ini segalanya telah berubah,
termasuk kemajuan ekonomi yang dicapai oleh Adapun berkaitan dengan masalah rendahnya standar upah yang
negara-negara yang bersangkutan. diberlakukan di masing-masing negara tempat TKI bekerja,
BNP2TKI perlu segera mengambil langkah proaktif
¾ Dari segi besaran upah yang tertuang di dalam memperjuangkan terbentuknya tim yang merumuskan kembali
kontrak sekarang ini, pada umumnya dianggap cukup standar besaran upah itu sehingga segera ada penyesuaian dan
besar karena persoalan nilai kurs rupiah saat ini kenaikan upah TKI. Berikut dalam kajian ini dirumuskan usulan
posisi baik. kenaikan upah TKI berdasarkan nominal mata uang dari masing-
masing negara, sebagai berikut.
¾ Sebenarnya, gaji mereka hanya cukup untuk mereka
yang masih sendiri. Jika mereka bekerja dengan USULAN BESARAN UPAH TKI
membawa keluarga, gaji yang diterima tidak akan DI BEBERAPA NEGARA TUJUAN PENEMPATAN
mencukupi untuk menghidupi seluruh keluarga.
NO. NEGARA JABATAN UPAH USULAN
Kedua, pemahaman TKI terhadap isi PK, khususnya di PENEMPAT PEKERJA LAMA UPAH BARU
sektor PL-RT yang menggambarkan masih rendahnya AN AN
tingkat pemahaman mereka terhadap isi PK tersebut.
1. Singapura Domestic SIN $ 350 SIN$ 450-
Hal ini disebabkan:
Helper X Rp6.289,- 500
¾ Latar belakang pendidikan TKI yang pada umumnya (Rp2.201.1 (Rp2.830.05
masih di bawah standar. 50) 0—
¾ Persiapan mereka bekerja di luar negeri yang sangat 3.144.500)
minim, termasuk persiapan dalam penguasaan 2. Taiwan Caretake NT $ NT$ 18.000-
bahasa asing di negara tujuan. r 15.840 20.000
¾ Untuk beberapa negara tujuan TKI seperti Hongkong, X Rp285,- (Rp5.130.00
Korea Selatan, dan Taiwan ternyata di dalam PK-nya (Rp4.514.4 0—
hanya menggunakan satu bahasa negara setempat 00) 5.700.000)
yang kebanyakan tidak dipahami oleh TKI. 3. Malaysia Women RM 450 RM 650-750
Worker X Rp (Rp1.774.50
Ketiga, mengenai kasus-kasus yang berkaitan dengan 2.730,- 0—
PK, seperti terjadinya pelanggaran hukum dan HAM (Rp1.228.5 2.047.500)
yang serius karena tidak diserahkannya dokumen PK 00)
kepada TKI. 4. Uni Women US$ 160 US$ 200-
Emirat Worker X Rp9.074,- 250
Hal ini banyak menimpa para TKI, terutama di Kawasan Arab (Rp1.451.8 (Rp1.814.80
Asia Pasifik, seperti Malaysia, Taiwan dan Singapura. 40) 0—
Dokumen PK biasanya dikuasai dan ditahan begitu saja 2.268.500)
oleh pihak agen luar negeri sehingga dalam banyak
5. Saudi Women SAR 600 SAR 1.000-
kasus TKI menjadi tidak berdaya menuntut haknya,
Arabia Worker X Rp2.300,- 1.200
termasuk hak upah sebagaimana telah dituangkan di
(Rp1.380.0 (Rp2.300.00
dalam PK. Hak upah TKI yang sering dilanggar oleh para
majikan (users) yaitu hak upah bulanan yang tidak 00) 0—
dibayar atau dibayar tetapi di bawah standar (under paid) 2.760.000)
dan upah lembur atau kompensasi kelebihan jam kerja 6. Yordania Women US $200 US$ 225-
(over time) yang tidak dibayarkan sesuai dengan PK. Worker X Rp9.074,- 250
(Rp1.814.8 (Rp2.041.65
00) 0--
2.268.500)
7. Oman Women US $150 US$ 200-
Worker X Rp9.074,- 250
(Rp1.361.1 (Rp1.814.80
00) 0—
2.268.500)
8. Qatar Women US $200 US$ 225-
Worker X Rp9.074,- 250
(Rp1.814.8 (Rp2.041.65
00) 0--
2.268.500)
9. Korea Pekerja WON WON 3.600-
Selatan Pabrik 3.480/jam 4000/jam
X Rp8.5,- (Rp
(Rp5.916.0 6.120.000—
00/bln) 6.800.000)/
bln
10. Kuwait Women DINAR 45 DINAR 75-
Worker X 100
Rp28.500,- (Rp2.137.50
(Rp1.282.5 0—
00) 2.850.000)
11. Hongkong Women HK$ 3.480 HK$ 3.750-
Worker X Rp1.167,- 4000
(Rp4.061.1 (Rp4.376.25
60) 0—
4.668.000)
6. PENELITIAN JALUR Disinyalir TKI illegal marak 1. Minimnya lapangan kerja, ledakan penduduk,dan 1. Pembenahan pada tahap pengadaan / prosedur Rekruitment
PEMBERANGKATAN TKI melalui jalur pemberangkat masalah kemiskinan. TKI.
ILEGAL MELAUI RUTE an rute Entikong Kal-Bar 2. Lemahnya pengawasan mulai proses recruit, 2. Penertiban Calo-calo dan PPTKIS di Kota Pontianak dan
ENTIKONG (KALBAR) KE pengurusan dokumen dan penempatan. Entikong dan diikuti penegakan Hukum.
SERAWAK (MALAYSIA 3. Implementasi kebijakan yang masih tersendat 3. Proses penempatan yang fair dan transparan.
TIMUR) ditingkat pelaksanaan. 4. Penertiban dan pengawasan ketat oleh BP3TKI Kalimantan
PT. Zagad Total Solusi 4. Perbedaan persepsi antara Indonesia dan Malaysia Barat.
menyangkut TKI, Indonesia berpandangan TKI melalui 5. Percepatan pendirian kantor BP3TKI Kal-Bar di Entikong.
pendekatan perburuhan sedangkan Malaysia 6. Koordinasi pemangku kepentingan dan instansi terkait di Kalbar.
menggunakan pendekatan keimigrasiaan. 7. Pelaksanaan program sosialisasi daerah perbatasan.
7. USAHA Menggali manfaat kerjasama Pertama; penguatan kerjasama bilateral dan multilateral
Dua strategi dasar bagi BNP2TKI yang perlu diperhatikan dalam
MEMANFAATKAN Regional Timur Tengah antara pemerintah Indonesia dengan negara-negara
rangka meningkatkan kualitas penempatan TKI, yaitu : penataan ke
KERJASAMA REGIONAL kaitannya dengan peningkat tujuan TKI.
dalam (inward looking) dan penataan ke luar (outward looking).
TIMUR TENGAH DALAM an kualitas penempatan
Penataan ke dalam meliputi serangkaian program yang fokusnya
RANGKA Mandatory access on Consular Notification atau MCN,
adalah:
MENINGKATKAN perjanjian MCN diatur masalah pemindahan/transfer
KUALITAS jenazah, korban kekerasan, dan lain-lain. Hingga saat ini Pertama, melibatkan instansi dan departemen terkait dalam
PENEMPATAN telah dilakukan pembicaraan mengenai MCN dengan meningkatkan kualitas penempatan TKI. Para stake holders
PT. Pratiwi Adhiguna beberapa negara, yaitu Australia, Malaysia, Amerika berkewajiban memikirkan bersama dan secara terus menerus
Consultan Serikat, Belanda, Yunani dan Jepang. berupaya menangani secara baik, cermat dan terencana
keseluruhan pelayanan bagi upaya peningkatan kualitas
Untuk negara-negara di kawasan Timur Tengah hal ini penempatan TKI, dimana BNP2TKI bertindak sebagai decision
belum terlihat, terkecuali dengan Kuwait yang telah maker.
mengindikasikan kesediaannya untuk membuat
Kedua, penguatan lembaga penempatan TKI ke luar negeri. Dalam
perjanjian MCN dengan Indonesia.
hal ini Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
Kerjasama bilateral maupun multilateral berbasis (PPTKIS) bertindak sebagai lembaga yang bertanggung jawab
dalam hal penempatan dan pelayanan TKI. Jumlah PPTKIS
kawasan tampaknya perlu secara terus menerus
dilakukan oleh BNP2TKI dengan cara memperluas mitra pemegang SIUP/SIPPTKI saat ini cukup banyak, yaitu lebih dari 477
negara kerjasamanya. Pemanfaatan kerjasama secara perusahaan. Namun dari jumlah itu, yang tergolong baik masih
multilateral melalui organisasi-organisasi internasional rendah.
perlu dilakukan secara maksimal oleh pemerintah
Untuk memperbaiki citra pelayanan dan penempatan Calon Tenaga
Indonesia terkait dengan penempatan TKI di negara-
negara kawasan Timur Tengah, mengingat peluang Kerja Indonesia (CTKI), BNP2TKI perlu melakukan evaluasi bagi
untuk menjalin kerjasama regional itu sangat terbuka PPTKIS berbasis kinerja dengan mengutamakan prinsip Balance
Score Card. Hasil evaluasi tersebut bisa ditingkatkan menjadi rating
lebar, misalnya kerjasama antara pemerintah Indonesia
dengan OKI (Organisasi Konfresi Islam), dimana bagi PPTKIS yang berkategori baik, sedang, maupun buruk
Indonesia adalah salah satu anggota di dalamnya. dalam hal pelayanan dan penempatan CTKI ke luar negeri.
8.
KAJIAN UMUM DAN Kebutuhan data 1. Kondisi makro pasar tenaga kerja menggambarkan 1. Kajian/penelitian yang lebih mendetail dan mendalam untuk
INVENTARISASI inventarisasi potensi supply (penawaran) Tenaga Kerja di Indonesia. Dari mendapatkan sebuah model BLK ideal yang kedepannya dapat
POTENSI BLK / LLK BLK/LLK milik instansi lintas sini terlihat bahwa tingkat pengangguran di dalam bersinergis melakukan kerjasama dengan stakeholders lainnya
MILIK INSTANSI LINTAS sector dan BUMN negeri masih sangat tinggi. Pada bulan Februari 2007, dalam peningkatan kualitas TKI.
SEKTOR DAN BUMN tingkat pengangguran sebesar 9,75 persen.
PT.Wangga Karya Yasa 2. Pengembangan Kemitraan Strategis
Persada 2. Peningkatan kualitas TKI melalui program pendidikan a. Pengembangan Kemitraan Strategis disini termasuk juga
dan pelatihan, sehingga mereka mampu berkompetisi program kegiatan untuk mengembangkan BLK daerah
untuk bekerja pada sektor formal. dengn melibatkan pihak terkait khususnya pemerintah
daerah sendiri.
3. Permintaan pasar kerja dalam negeri sendiri. b. Penyusunan Konsep Kemitraan Strategis.
Penyerapan tenaga kerja menjadi hal yang sangat c. Sosialisasi dan Desiminasi Program.
strategis dalam pembangunan. Keanekaragaman d. Perancangan MoU Implementasi Program.
lapangan pekerjaan utama di Indonesia yang dapat
menyerap tenaga kerja ternyata sangat fluktuatif 3. Pengembangan ICT
dalam setiap aspek pada lapangan pekerjaan utama. a. Pengumpulan Data Sarana dan Prasarana
Ketenagakerjaan.
4. Pasar kerja lain selain di dalam negeri yang cukup b. Pembangunan Sistem Aplikasi Database.
potensial, dimaksud adalah job order yang berasal c. Pelatihan dan Intalasi ICT.
dari luar negeri yang ditujukan untuk para pencari d. Koordinasi Implementasi Kebijakan.
kerja dari Indonesia. Pada bulan September 2007, e. Pendanaan.
ada kurang lebih 582.272 job order yang berasal dari
berbagai kawasan serta untuk beranekaragam jenis
pekerjaannya. Dari sejumlah job order tersebut, yang
sudah mendapatkan SIP (Surat Ijin Pengerahan ) ada
kurang lebih sebesar 64.799.
5. Hal ini merupakan potensi jika diimbangi oleh
aksesibilitas info yang mudah sekaligus kemitraan
strategis yang seyogyanya dibangun diantara
stakeholders yang berkepentingan dalam peningkatan
kualitas TKI.
9. SIKAP MASYARAKAT Perspektif sikap masyarakat 1. Proposisi ”Responden dengan tingkat kepercayaan 1. Perbaikan pengetahuan publik tentang penempatan dan
TERHADAP korelasinya dengan dan pengetahuan yang tinggi terhadap objek perlindungan TKI, sudah mendesak untuk dilakukan
PENEMPATAN DAN penempatan dan penyikapan akan cenderung memiliki perasaan dan penyebarluasan informasi (information dissemination) secara
PERLINDUNGAN perlindungan TKI di luar kecenderungan tingkah laku yang positif terhadap sistematis.
TENAGA KERJA negeri. objek penyikapan (favorable). Sebaliknya, responden
INDONESIA DI LUAR dengan tingkat kepercayaan dan pengetahuan yang 2. Informasi yang disampaikan kepada publik harus memuat
NEGERI SUATU KAJIAN rendah terhadap objek penyikapan akan cenderung peluang pekerjaan di luar negeri, syarat dan prosedur untuk
MENGENAI ASPEK memiliki perasaan dan kecenderungan tingkah laku menjadi TKI, biaya dan kelengkapan dokumen, serta hak-hak dan
KOGNITIF, AFEKTIF DAN yang negatif terhadap objek penyikapan kewajiban TKI.
KONATIF (unfavorable)”
PT. Miranthi konsultan 3. Penyebarluasan informasi dapat dilakukan melalui berbagai
Permai 2. Temuan utama bahwa responden memiliki konteks komunikasi, dimulai dengan komunikasi massa (surat
kepercayaan dan pengetahuan yang cukup tinggi kabar lokal, radio lokal), lalu diikuti dengan kelompok (ceramah,
terhadap objek penyikapan (penempatan TKI), namun diskusi), dan akhirnya komunikasi tatap muka yang melibatkan
responden cenderung memiliki perasaan dan para tokoh masyarakat.
kecenderungan tingkah laku yang negatif terhadap
objek penyikapan. Temuan ini dapat menunjukkan 4. Kemudahan dan kenyamanan bagi para CTKI dalam mengurus
terdapatnya kesenjangan antara objek penyikapan dokumen kelengkapan harus menjadi prioritas perbaikan. Untuk
dan ekspektasi responden. mendekatkan jarak antara tempat pelayanan penempatan dan
perlindungan TKI dengan publik.
3. Tingkat pengetahuan dan kepercayaan responden
terhadap penempatan TKI cukup tinggi, namun 5. Idealnya, di tiap kecamatan terdapat desk pelayanan yang
pengetahuan responden tersebut tidak sepenuhnya memudahkan pengurusan penempatan TKI. Jika hal ini belum
valid dan akurat. Kebanyakan responden memperoleh memungkinkan, prioritas bisa ditempatkan pada wilayah-wilayah
informasi dari teman/tetangga/saudara yang pernah kantong TKI, atau wilayah-wilayah dengan tingkat pengangguran
bekerja di luar negeri dan sponsor/ calo. yang tinggi, atau wilayah-wilayah dengan akses transportasi dan
komunikasi yang terbatas.
4. Informasi yang diperoleh cenderung parsial, kurang
akurat, dan bahkan seringkali menyesatkan. 6. Perbaikan pelayanan penempatan TKI adalah kesederhanaan
dan kepastian prosedur. Dalam hal ini, perlu ada standarisasi
5. Tingkat keaktifan dan kemauan calon TKI untuk terhadap prosedur yang harus ditempuh oleh CTKI dan
mencari informasi, baik kepada instansi standarisasi terhadap waktu tempuh prosedur tersebut. Batas
ketenagakerjaan maupun pada PJTKI, cenderung waktu maksimal masa tunggu di tempat penampungan juga perlu
rendah. Kondisi ini dimanfaatkan oleh para calo/ ditetapkan untuk memberikan kepastian pada CTKI dan
sponsor yang beroperasi dengan mobilitas tinggi menghindarkan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
untuk melakukan persuasi kepada para calon TKI terjadi.
(CTKI) dengan agresif.
7. Salah satu upaya pembiayaan penempatan TKI ke luar negeri
6. Perasaan dan kecenderungan responden yang negatif yang dapat dilakukan adalah melalui jasa perbankan untuk
terhadap penempatan TKI di luar negeri turut didorong memberikan pinjaman kepada CTKI. Terkait dengan mediasi
oleh anggapan responden bahwa prosedur dan perbankan dalam pembiayaan penempatan TKI ke luar negeri,
proses penempatan TKI ke luar negeri adalah rumit, perlu dilakukan kajian kelayakan mengenai biaya yang
lama, dan mahal. Alasan utama lainnya adalah dkeluarkan dan keuntungan yang akan diperoleh. Dengan kajian
tingginya biaya yang diperlukan untuk penempatan kelayakan ini, masing-masing pihak (CTKI, kreditor, dan PPTKIS)
TKI ke luar negeri. dapat mengetahui secara jelas estimasi keuntungan yang akan
diperoleh dari penempatan tersebut. Upaya semacam ini perlu
7. Pilihan jabatan pekerjaan yang diminati oleh didorong dengan standarisasi dan transparansi struktur biaya
responden masih terbatas pada jabatan pekerjaan penempatan TKI.
tradisional. Kelompok jabatan pekerjaan yang paling
diminati oleh responden laki-laki adalah pekerja 8. Langkah-langkah promosi peluang pekerjaan sektor formal di luar
pabrik (28%), sedangkan kelompok jabatan pekerjaan negeri bagi tenaga kerja terdidik dan terlatih harus lebih didorong.
yang paling diminati oleh responden perempuan Upaya ini bisa dilakukan dengan menghimpun peluang-peluang
adalah penatalaksana rumah tangga (30%). Hal ini jabatan pekerjaan sektor formal yang tersedia di luar negeri.
mengindikasikan bahwa minat untuk bekerja di luar Selanjutnya, peluang-peluang jabatan tersebut tersebut
negeri masih terbatas pada tenaga kerja dengan ditawarkan kepada pasar tenaga kerja terdidik di Indonesia
tingkat pendidikan yang relatif rendah. melalui bursa-bursa kerja yang dilakukan secara berkala.
Penawaran peluang-peluang tersebut bisa juga diikutsertakan
8. Ekspresi kepercayaan terhadap BNP2TKI untuk dapat melalui bursa-bursa kerja yang sudah ada, yang diadakan oleh
memperbaiki operasionalisasi penempatan dan penyelenggara bursa kerja (event organizer) swasta.
perlindungan TKI cenderung tinggi.
10. IDENTIFIKASI Kebutuhan Pemetaan 1. Latar belakang pendidikan dan keterampilan TKI yang 1. Berdasarkan survey lapangan, kami tidak menemukan data TKI
PEMETAAN penyaluran TKI Di Kab. masih rendah membuat daya saing dan potensi TKI dari kecamatan, Disnaker Provinsi dan Kabupaten. Maka
PENYALURAN TKI DI Cianjur Jawa Barat dalam merebut pasar kerja luar negeri juga rendah BNP2TKI harus segera melakukan koordinasi untuk mendorong
KABUPATEN CIANJUR dan hanya bisa mengisi pasar kerja informal. pemerintahan daerah dan lembaga terkait agar melakukan
PT. Tribentang Consultant pemutakhiran data TKI didaerahnya.
Engineering 2. Adanya permasalahan yang dihadapi calon TKI,
diantaranya proses (waktu) pengajuan yang relatif 2. BNP2TKI harus lebih sering melakukan kegaiatan ke kantung-
lama sekitar 6 bulan dan biaya yang relatif besar kantung TKI mengingat sebagian besar responden tidak
antara 1-3 juta serta perlindungan dan penempatan mengetahui keberadaan BNP2TKI, salah satu cara yang
TKI yang kurang diperhatikan. strategis adalah dengan memasukkan kurikulum muatan lokal
tentang pelayanan, penempatan dan perlindungan TKI di luar
3. TKI di Kabupaten Cianjur sebagian besar adalah negeri.
calon TKI yang sudah pernah menjadi TKI, sehingga
secara spesifik calon TKI sudah relatif memahami 3. Mayoritas TKI yang dipekerjakan diluar negeri adalah
kondisi daerah tujuannya. perempuan dengan jenis pekerjaan sebagai pembantu rumah
tangga, maka perlu adanya pelatihan kerja bagi calon TKI yang
4. Minimnya lapangan pekerjaan dan rendahnya meliputi pelatihan keterampilan sesuai dengan bidang
pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan membuat pekerjaan, pelatihan keterampilan bahasa sesuai negara
motivasi CTKI penempatan dan juga pemberian pengetahuan tentang budaya
dan adat istiadat masyarakat setempat.
2. Penempatan
Program penempatan merupakan program yang
memanfaatkan jejaring BUMN di luar negeri.
Program ini dimaksudkan untuk memperluas jaringan
pasar TKI formal di luar negeri sehingga dapat
meningkatkan kuantitas penempatan TKI formal di
luar negeri.
12. EVALUASI BALAI Informasi proses pelatihan 1. Dari 260 BLK-LN, 181(70%) dapat disurvey dan 79 1. Hasil rating 95 Klasifikasi (sangat baik, baik, cukup)
LATIHAN KERJA LUAR BLK-LN dibawah standar (30%) tidak dapat disurvey. direkomendasi dapat melaksanakan pelatihan.
NEGERI TAHUN 2007
(Studi Tentang 2. Dari 181 BLK-LN yang dapat disurvey, peringkat 2. BLK-LN sebanyak 69 , direkomendasikan dapat melaksanakan
Pemeringkatan / Rating) BLK-LN sebagai berikut: pelatihan setelah melakukan pembenahan dalam batas
PT. Rudang Consultant a. 16 BLK-LN, predikat Sangat Baik (SB) waktu 3 bulan, apabila dalam batas waktu tersebut tidak
b. 42 BLK-LN, Baik (B) melakukan pembenahan maka BLK-LN tersebut akan
c. 37 BLK-LN, Cukup (C) dikeluarkan dari daftar BLK-LN yang direkomendasikan dapat
d. 69 BLK-LN, Kurang (K) melaksanakan pelatihan TKI-LN.( Terhitung tanggal 15 januari
e. 17 BLK-LN, Buruk (BR) 2008 s/d 15 April 2008), untuk BLK-LN katagori kurang akan tidak
diperkenankan melakukan pelatihan baru sebelum dilakukan
pembenahan dan rating ulang.