Professional Documents
Culture Documents
Dwi Aryo F.
Ericko Lazuardi
R.Rayda Razaq H.
Tities Jendrayu S.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya karena kami dapat menyelesaikan
tugas kami membuat makalah Bahasa Indonesia tentang SASTRA .
Makalah ini kami buat sebaik – baiknya karena untuk memenuhi nilai tugas harian kami. Dan tak
lupa kami ucapkan Terima kasih kepada Guru Bahasa Indonesia dan dukungan dari teman – teman kami
yang telah mendukung dan membantu kami untuk menyelesaikannya.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah pengetahuan. Sekian
Terima kasih .
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
SASTRA
I. A. Definisi Sastra
Sastra adalah perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan adalah media pemikiran
yang tercurah melalui bahasa, bahasa yang bisa direpresentasikan dalam bentuk tulisan, media
lain bisa saja berbentuk gambar, melody musik, lukisan ataupun karya lingkungan binaan
(arsitektur). Sastra menjadi bagian dari budaya masyarakat. Sastra yang memuat materi yang
tinggi dipelihara secara turun-temurun oleh para pujangga, banyak yang secara lisan karena
media tulisan sangat terbatas, hanya daun lontar.
Secara etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta, dibentuk dari akar kata sas- yang
berarti mengarahkan, mengajar dan memberi petunjuk. Akhiran –tra yang berarti alat untuk
mengajar, buku petunjuk..
Secara harfiah kata sastra berarti huruf, tulisan atau karangan. Kata sastra ini kemudian diberi
imbuhan su- (dari bahasa Jawa) yang berarti baik atau indah, yakni baik isinya dan indah
bahasanya. Selanjutnya, kata susastra diberi imbuhan gabungan ke-an sehingga menjadi
kesusastraan yang berarti nilai hal atau tentang buku-buku yang baik isinya dan indah
bahasanya.
Selain pengertian istilah atau kata sastra di atas, dapat juga dikemukakan batasan / defenisi
dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda satu sama lain. Kenyataan ini
mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan hanya sekedar istilah yang menyebut fenomena yang
sederhana dan gampang. Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah
kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya berdasarkan aktivitas
manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun bangsa. Sastra dipandang
sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat
menghasilkan sastra. Sedang orang lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan
cara mendengar atau membacanya.
Batasan sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis).
Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan
model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
ARISTOTELES murid PLATO memberi batasan sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama,
ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum formalisme Rusia, sastra adalah sebagai gubahan
bahasa yang bermaterikan kata-kata dan bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang. Rene
Welleck dan Austin Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal :
1. Segala sesuatu yang tertulis
2. Segala sesuatu yang tertulis dan yang menjadi buku terkenal, baik dari segi isi maupun
bentuk kesusastraannya
3. Sebagai karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan bermediumkan
bahasa.
B. Fungsi Sastra
Fungsi Sastra Abdul Wachid B.S. secara eksplisit mengemukakan dalam buku kumpulan esai
sastranya berjudul “Sastra Pencerahan” (2005) bahwa sastra berfungsi sebagai media
perlawanan terhadap slogan omong-kosong tentang sosial kemasyarakatan. Sapardi (1979)
mengemukakan tiga hal yang harus diperhatikan yaitu:
a) Sudut pandangan ekstrim kaum Romantik misalnya menganggap bahwa sastra sama
derajatnya dengan karya pendeta atau nabi; dalam anggapan ini tercakup juga pendirian
bahwa sastra harus berfungsi sebagai pembaharu dan perombak.
b) Dari sudut lain dikatakan bahwa sastra bertugas sebagai penghibur belaka; dalam hal ini,
gagasan “seni untuk seni” tak ada bedanya dengan praktek melariskan dagangan untuk
mencapai best seller.
c) Semacam kompromi dapat dicapai dengan meminjam sebuah slogan klasik: sastra harus
mengajarkan sesuatu dengan cara menghibur.
Fungsi sastra, menurut sejumlah teoretikus, adalah untuk membebaskan pembaca dan
penulisnya dari tekanan emosi. Mengekspesikan emosi berarti melepaskan diri dari emosi itu.
Contohnya ketika penonton drama dan pembaca novel yang bisa mengalami perasaan lega
dalam artian bisa melepaskan emosinya. Namun hal ini masih dipertanyakan karena banyak
novel yang ditulis atas dasar curahan emosi penulisnya sehingga pembaca pun bisa merasakan
emosi yang menekan penulisnya.
b. Sastra Baru
Sastra baru adalah karya sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga
sudah tidak asli lagi.
Contoh sastra lama : fabel, sage, mantra, gurindam, pantun, syair, dan lain-lain.
Sastra Baru
Sastra baru adalah karya sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga
sudah tidak asli lagi.
Contoh sastra baru : novel, biografi, cerpen, drama, soneta, dan lain sebagainya.
a. Unsur ekstrinsik ini meliputi: latar belakang kehidupan penulis, keyakinan dan
pandangan hidup penulis, adat istiadat yang berlaku pada saat itu, situasi politik
(persoalan sejarah), ekonomi, dsb.
Tema
Tokoh dalam cerita. Karakter dapat berupa manusia, tumbuhan maupun benda.
Karakter utama: tokoh yang membawakan tema dan memegang banyak peranan dalam
cerita
Karakter pembantu: tokoh yang mendampingi karakter utama
Protagonis : karakter/tokoh yang mengangkat tema
Antagonis : karakter/tokoh yang memberi konflik pada tema dan biasanya berlawanan
dengan karakter protagonis. (Ingat, tokoh antagonis belum tentu jahat)
Karakter statis (Flat/static character) : karakter yang tidak mengalami perubahan
kepribadian atau cara pandang dari awal sampai akhir cerita.
Karakter dinamis (Round/ dynamic character): karakter yang mengalami perubahan
kepribadian dan cara pandang. Karakter ini biasanya dibuat semirip mungkin dengan
manusia sesungguhnya, terdiri atas sifat dan kepribadian yang kompleks.
Catatan: karakter pembantu biasanya adalah karakter statis karena tidak digambarkan
secara detail oleh penulis sehingga perubahan kepribadian dan cara pandangnya tidak pernah
terlihat secara jelas.
Karakterisasi
Konflik adalah pergumulan yang dialami oleh karakter dalam cerita dan . Konflik ini
merupakan inti dari sebuah karya sastra yang pada akhirnya membentuk plot. Ada empat
macam konflik, yang dibagi dalam dua garis besar:
Konflik internal
Individu-diri sendiri: Konflik ini tidak melibatkan orang lain, konflik ini ditandai dengan gejolak
yang timbul dalam diri sendiri mengenai beberapa hal seperti nilai-nilai. Kekuatan karakter akan
terlihat dalam usahanya menghadapi gejolak tersebut
Konflik eksternal
Setting
Plot
Eksposisi : penjelasan awal mengenai karakter dan latar( bagian cerita yang mulai
memunculkan konflik/ permasalahan)
Klimaks : puncak konflik/ ketegangan
Falling action: penyelesaian
Simbol
Simbol digunakan untuk mewakili sesuatu yang abstrak. Contoh: burung gagak
(kematian)
Sudut pandang
Orang pertama: penulis berlaku sebagai karakter utama cerita, ini ditandai dengan
penggunaan kata “aku”. Penggunaan teknik ini menyebabkan pembaca tidak
mengetahui segala hal yang tidak diungkapkan oleh sang narator. Keuntungan dari
teknik ini adalah pembaca merasa menjadi bagian dari cerita.
Orang kedua: teknik yang banyak menggunakan kata ‘kamu’ atau ‘Anda.’ Teknik ini
jarang dipakai karena memaksa pembaca untuk mampu berperan serta dalam cerita.
Orang ketiga: cerita dikisahkan menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti: mereka
dan dia.
A. PROSA
Artikel
Esai
Biografi
PROSA NON FIKSI
Otobiografi
Surat
Buku harian
PROSA
Dongeng
Fabel
PROSA LAMA
Hikayat
Legenda
PROSA FIKSI
Mite
Cerpen
Novel / Roman
1. Prosa lama
Prosa lama adalah karya sastra daerah yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau
kebudayaan barat. Dalam hubungannya dengan kesusastraan Indonesia maka objek
pembicaraan sastra lama ialah sastra prosa daerah Melayu yang mendapat pengaruh barat.
Hal ini disebabkan oleh hubungannya yang sangat erat dengan sastra Indonesia. Karya
sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan. Disebabkan karena
belum dikenalnya bentuk tulisan. Dikenal bentuk tulisan setelah agama dan kebudayaan
Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Melayu mengenal tulisan. Sejak itulah sastra tulisan
mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah
sastra Indonesia mulai ada.
Bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah:
a. Mite adalah dongeng yang banyak mengandung unsur-unsur ajaib dan ditokohi oleh
dewa, roh halus, atau peri. Contoh Nyi Roro Kidul
b. Legenda adalah dongeng yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat.
Contoh: Sangkuriang, SI Malin Kundang
c. Fabel adalah dongeng yang pelaku utamanya adalah binatang. Contoh: Kancil
d. Hikayat adalah suatu bentuk prosa lama yang ceritanya berisi kehidupan raja-raja
dan sekitarnya serta kehidupan para dewa. Contoh: Hikayat Hang Tuah.
e. Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Contoh: Cerita Pak Belalang.
f. Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang
dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam
2. Prosa Baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau
budaya Barat. Prosa baru timbul sejak pengaruh Pers masuk ke Indonesia yakni sekitar
permulaan abad ke-20. Contoh: Nyai Dasima karangan G. Fransis, Siti mariah karangan H.
Moekti.
Berdasarkan isi atau sifatnya prosa baru dapat digolongkan menjadi:
1. Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati,
mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara
mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman
terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita
tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota
Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam
2. Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup
pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil
hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa
atau Prof. Dr. B.I Habibie atau Ki hajar Dewantara.
3. Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.
4. Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh
Laut Biru Langit Biru karya Ayip Rosyidi
5. Kisah adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian
kemudian mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh:
Melawat ke Jabar – Adinegoro, Catatan di Sumatera – M. Rajab.
6. Cerpen adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan
manusia, pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh: Tamasya dengan Perahu
Bugis karangan Usman. Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus.
7. Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu
kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan
YB. Mangunwijaya.
8. Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya
dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu
yangs ifatnya objektif dan menghakimi.
9. Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama,
dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari
ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai
dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau
dinikmati.
10. Esei adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan
pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan,
renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik,
pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat
subjektif atau sangat pribadi.
B. Puisi
Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta
ditandai oleh bahasa yang padat. Unsur-unsur intrinsik puisi adalah
a. tema adalah tentang apa puisi itu berbicara
b. amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca
c. rima adalah persamaan-persamaan bunyi
d. ritma adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur
e. metrum/irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh
persamaan jumlah kata/suku tiap baris
f. majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun
maksimalisasi ekspresi
g. kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam, berapi-
api, dll.)
h. diksi adalah pilihan kata/ungkapan
i. tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
a. puisi lama
Ciri puisi lama:
1. merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
2. disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
3. sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
maupun rima
Yang termausk puisi lama adalah
1. mantra adalah ucapan-ucapan yangd ianggap memiliki kekuatan gaib
2. pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai
isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/nasihat, teka-teki, jenaka
3. karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
4. seloka adlah pantun berkait
5. gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi
nasihat
6. syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-
a-a-a, berisi nasihat atau cerita
7. talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
b. puisi baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku
kata, maupun rima.Menurut isinya, puisi dibedakan atas
1. balada adalah puisi berisi kisah/cerita
2. himne adAlah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
3. ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang ebrjasa
4. epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
5. romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
6. elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
7. satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
Membaca Puisi
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membaca puisi antara lain:
1. jenis acara: pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance-art, dll.,
2. pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema: perenungan, perjuangan,
pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan,
kemanusiaan, dll.,
3. pemahaman puisi yang utuh,
4. pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, meliputi poetry reading, deklamasi, dan
teaterikal
5. tempat acara: indoor atau outdoor,
6. audien,
7. kualitas komunikasi,
8. totalitas performansi: penghayatan, ekspresi( gerak dan mimik)
9. kualitas vokal, meliputi volume suara, irama (tekanan dinamik, tekanan nada, tekanan
tempo)
10. kesesuaian gerak,
11. jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, maka harus memperhatikan:
a) pemilihan kostum yang tepat,
b) penggunaan properti yang efektif dan efisien,
c) setting yang sesuai dan mendukung tema puisi,
d) musik yang sebagai musik pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi
C. Drama/Film
Drama atau film merupakan karya yang terdiri atas aspek sastra dan asepk pementasan.
Aspek sastra drama berupa naskah drama, dan aspek sastra film berupa skenario. Unsur
instrinsik keduanya terdiri dari tema, amanat/pesan, plot/alur, perwatakan/karakterisasi,
konflik, dialog, tata artistik (make up, lighting, busana, properti, tata panggung, aktor,
sutradara, busana, tata suara, penonton), casting (penentuan peran), dan akting (peragaan
gerak para pemain).
http://www.sastra-indonesia.com/2010/06/carut-marut-sejarah-sastra-indonesia/
http://endonesa.wordpress.com/lentera-sastra/karya-sastra-dan-periodenya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sastra_Indonesia
http://ensiklopedia.com/Sastra%20Indonesia%20-
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm
http://google.com/Bahasa%20dan%20Sastra%20Indonesia%20%20Periodisasi%20Sastra%20Indonesia.h
tm