You are on page 1of 18

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat litifikasi dari bahan
rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau hasil kegiatan organisme.
Kenampakan yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah perlapisan,
struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin,
mengandung fosil dan masih banyak lagi.

1.2 Penggolongan dan Penamaan Batuan Sedimen

Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2


golongan, yaitu:

a. Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari


pengendapan kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku,
metamorf ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua.

b. Batuan Sedimen Nonklastik

Batuan sedimen nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil


reaksi kimia ataupun hasil kegiatan organisme.
1.3 Cara Pemerian Batuan Sedimen

Sekepal batuan

kristalin

 Batuan beku Batuan


 Batuan metamorfik sedimen
 Batuan sedimen non
klastik
komposisi

foliasi
Batuan sedimen
Batuan sedimen
silisiklastik
karbonat
Batuan metamorfik
berfoliasi
Batuan beku Batuan sediment
Batuan metamorf klastik campuran
non foliasi

Ukuran  Breksi /
Kekerasan konglomerat
butir  Batupasir
& BJ  Batulanau
 Batulempun
g

Batuan  Breksia
Batuan konglemerat
sediment non
sedimen klastik  Sandstone
 2 mm = kalsidurit  Siltstone
 2-0,06 mm =
kalkarenit
 < 0.06 mm =
1.4 Pemerian Batuan Sedimen Klastik

1.4.1 Tekstur Batuan Sedimen Klastik

1. Ukuran Butir (Grain Size)

Tabel 1.1 Tabel ukuran butir batuan sedimen

Besar butir (mm) Nama butiran

> 256 Bongkah (boulder)

64 – 256 Brangkal (couble)

4 – 64 Kerakal (pebble)

2–4 Kerikil (gravel)

1–2 Pasir sangat halus (very coarse)

0,5 – 1 Pasir kasar (coarse)

0,25 – 0,5 Pasir menengah (medium)

0,125 – 0,25 Pasir halus (fine)

0,06 – 0.125 Pasir sangat halus (very fine)

0,004 – 0,06 Lanau (silt)

< 0,004 Lempung (clay)

2. Pemilahan (Sorting)
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir
penyusun batuan endapan / sedimen. Dalam pemilahan
dipergunakan pengelompokkan sebagai berikut :

a. Terpilah baik (well sorted), diperlihatkan oleh ukuran besar


butir yang seragam pada semua komponen batuan sedimen.
b. Terpilah buruk (poorly sorted), merupakan kenampakan pada
batuan sedimen yang memiliki besar butir yang beragam
dimulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah.
c. Terpilah sedang, adakalanya seorang peneliti menggunakan
pemilahan ini untuk mewakili kenampakan yang agak
seragam.
3. Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya
bagian tepi butiran pada batuan sedimen klastik sedang sampai
kasar. Kebundaran itu dibagi menjadi :

a. Membundar sempurna (well rounded), hampir semua


permukaan cembung
b. Membundar (Rounded), umumnya memiliki permukaan
bundar, ujung-ujung dan tepi butiran cekung
c. Agak membundar (Subrounded), permukaan umumnya datar
dengan ujung-ujung yang membundar
d. Agak menyudut (Sub angular), perkukaan datar dengan
ujung-ujung yang tajam
e. Menyudut (Angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung
butir runcing dan kasar.
4. Kemas (Fabric)
Yaitu banyak sedikitnya rongga antar butir pada batuan
sedimen.

a. Kemas Tertutup, batuan sedimen yang memiliki sedikit


ruang antar butir
b. Kemas Terbuka, adanya banyak ruang atau rongga antar
butir yang cenderung tertutup yang memiliki ukuran butir pasir
halus hingga lempung karena pada ukuran tersebut cenderung
sekali memiliki ruang antar butir.
1.4.2 Struktur Batuan Sedimen Klastik
Pada batuan sedimen mempunyai banyak struktur yang diakibatkan
oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Macam struktur
dalam batuan sedimen :

a. Perlapisan sejajar : bidang perlapiusan saling sejajar


b. Perlapisan pilihan : susunan butir berubah teratur
dari halus ke kasar dalam arah vertikal
c. Perlapisan silang siur : perlapisan yang membentuk sudut
d. Perlapisan pada bidang perlapisan : terbentuknya
dapat diakibatkan oleh penggerusan, pembebanan atau penguapan
e. Laminasi : perlapisan sejajar dengan ketebalan < 1 cm
f. Gelembur gelombang : terbentuk karena pergerakan air atau angin
g. Cetak beban : cetakan akibat pembebanan pada sedimen yang masih
plastis
h. Bekas jejak organisme : bekas rayapan, rangka, atau tempat berhenti
binatang
1.4.3 Komposisi Mineral

1. Fragmen

Frakmen adalah bagian butiran yang berukuran lebih besar, dapat


berupa pecahan-pecahan batuan, mineral, cangkang fosil dan zat organik.

2. Matrik (masa dasar)

Matriks adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan
terletak diantaranya sebagai masa dasar. Dapat berupa pecahan batuan, mineral
atau fosil.

3. Semen
Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir
sedimen, dapat berbentuk amorf dan kristalin. Bahan-bahan sedimen yang lazim
adalah :

a. Semen karbonat (kalsit dan dolomite)


b. Semen silika (kalsedon, kuarsit)
c. Semen oksida besi (limonit, hematit dan siderit)
Namun pada sedimen berbutir halus (lempung dan lanau) semen umumnya tidak
hadir karena tidak adanya rongga antar butiran.

1.5 Pemerian Batuan Sedimen Non Klastik

1.5.1 Tekstur Batuan Sedimen Non Klastik

1. Kristalin

Terdiri dari kristal – kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristal


yang saling mengunci satu sama lain.

Nama Butir Besar Butir (mm)


Berbutir kasar 2
Bebutir sedang 1/16
Berbutir halus 1/256
Berbutir sangat halus < 1/256

2. Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal – kristal atau
metamorf (nonkristalin).

1.5.2 Struktur Batuan Sedimen Non Klastik

1. Fossiliferous, struktur yang menunjukkan adanya fosil

2. Oolitik, dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik,


bersifat konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.

3. Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.

4. Konkresi, sama dengan oolitik namun tidak konsentris.


5. Cone in cone, struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan
kerucut per kerucut.

6. Bioherm, tersusun oleh organisme murni insitu.

7. Biostorm, sejenis bioherm namun bersifat klastik.

8. Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri


khasnya adalah rekahan – rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan
lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang memuai celah –
celahnya terisi oleh mineral karbonat.

9. Goode, banyak dijumpai pada batu gamping, berupa rongga – rongga


yang berisi kristal – kristal yang berupa kalsit maupun kuarsa yang
tumbuh ke arah pusat rongga tersebut.

10. Styolit, kenampakan bergerigi pada batu gamping sebagai hasil pelarutan.

1.5.3 Komposisi Mineral Batuan Sedimen Non Klastik

Komposisi mineral batuan sedimen nonklastik cukup penting dalam


menentukan penamaan batuan. Pada batuan sedimen jenis nonklastik biasanya
komposisi mineralnya sederhana yaitu bisa terdiri dari satu atau dua macam
mineral.

Sebagai contoh komposisi mineral pada:

Batu gamping : Kalsit, dolomit

Chert : Kalsedon

Gypsum : Mineral gypsum

Anhidrit : mineral anhidrit

1.6 Pemerian Batuan Sedimen Karbonat


Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang
dominan (lebih dari 50%) terdiri dari batugamping yang terbentuk dari
pengendapan mineral – mineral atau garam – garam karbonat, yang secara umum
meliputi batugamping dan dolomit.

a. Batugamping Klastik :
Batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detritur
batugamping asal. Contoh : Kalsirudit, Kalkarenit, Kalsilutit.

b. Batugamping Non Klastik :


Terbentuk dari proses kimia maupun aktivitas organisme dan umum
monomineralik.

Dapat dibedakan :

 Hasil Biokimia : bioherm, biostorm


 Hasil Larutan Kimia : travertine, tufa
 Hasil Replacement : batugamping fosfat, batugamping
dolomit, dll.
1.6.1 Pemerian Batu Gamping Klastik

a. Tekstur Batu Gamping Klastik

Sama pada pemerian batuan sedimen klastik, hanya saja istilahnya


meliputi:

Nama Butir Ukuran Butir (mm)

Rudite >1

Arenit 0,062 – 1

Lutite < 0,062

b. Struktur Batu Gamping Klastik

Pemerian sama halnya dengan pada batuan sedimen klastik.

c. Komposisi Batu Gamping Klastik


Terdapat juga pemerian fragmen, matrik, dan semen hanya terdapat
perberdaan istilah, yaitu :

1) Allochem : adalah fragmen yang tersusun oleh kerangka atau butiran


klastik abrasi batu gamping yang sebelumnya telah ada.
Macam – macam Allochem :

- Skeletal (Kerangka Organisme), berupa cangkang binatang atau


kerangka hasil pertumbuhan
- Interclas, merupakan butiran – butiran dari hasil abrasi
batugamping yang telah ada.
- Pisolit, merupakan butiran – butiran oolit yang berukuran lebih
dari 2 mm
- Pellet, fragmen menyerupai oolit tetapi tidak menunjukkan
struktur konsentris
2) Mikrit : Merupakan agregat halus berukuran 1 – 4 mikron, berupa
kristal - kristal karbonaterbentuk langsung dari sedimentasi t terbentuk
secara biokimia atau kimia langsung dari presipitisasi dari air luat dan
mengisi rongga antar butir.
3) Sparit : Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan
rekahan, berukuran halus (0,02 – 0,1 mm), dapat terbentuk langsung
dari sedimentasi secara insitu atau rekristalisasi dari mikrit.

1.6.2 Pemerian Batu Gamping Non Klastik

Pemeriannya sama dengan pemerian pada batuan sedimen non klastik lainnya,
hanya saja dalam jenis batuan memakai Karbonat Non Klastik.

1.7 Batu Lempung

Batulempung merupakan sebagai bahan galian C, seiring semakin


pesatnya pembangunan maka permintaan akan semen pun semakin tinggi pula
dimana batulempung merupakan salah satu bahan baku dalam industri semen,
Dengan demikian keberadaan Batulempung pun akan terus dicari
Batulempung menurut Pettijohn (1975) adalah batuan yang pada
umumnya bersifat plastis, berkomposisi hidrous alumunium silikat (2H2OAL2O3.
2SiO2) atau mineral lempung yang mempunyai ukuran butir halus (batulempung
adalah batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir kurang dari 0,002 atau
1/256 mm).

Ingram (1953), (vide Pettijohn, 1975) mendefinisikan batulempung


sebagai batuan yang berstrutur masif yang komposisinya lebih banyak dari lanau.
Sedangkan menurut William dkk., 1954, batulempung adalah batuan sedimen
klastik yang mempunyai ukuran butir lempung, termasuk di dalamnya butiran
yang mempunyai diameter kurang dari 1 atau 2 mikron dan secara dominan
disusun oleh silika.

Karena ukuran butirnya yang sangat halus maka sulit untuk mendeskripsi
batulempung secara megaskopis maupun mikroskopis, sehingga analisis kimia
merupakan informasi yang penting untuk mengetahui komposisi batulempng.
Komposisi dominan pada batulempung adalah silika (Pettijohn,1975), yang
merupakan bagian kelompok mineral lempung, yang pada umumnya berasal dari
feldspar. Unsur besi pada batu lempung hadir sebagai oksida, berupa pirit atau
markasit dan siderit. Jumlah oksida besi pada batu lempung biasanya tercermin
pada warna dari batuan tersebut. Selain mineral mineral tersebut di atas karbonat
juga sering dijumpai pada batulempung. Mineral karbonat pada batulempung
dapat berupa bahan-bahan organik, anorganik atau kombinasi dari keduanya
(Ehlers dan Blatt, 1980),antara lain:

1. Residual Clay

Merupakan hasil pelapukan yang masih insitu atau belum mengalami


transportasi. Ciri-ciri fisik dari batuan ini tergantung pada iklim, pengairan
dan batu induknya. Batulempung jenis ini dijumpai disekitar batu
induknya dan pada umumnya mempunyai mutu yang lebih baik
dibandingkan dengan transported clays (Sukandarrumidi, 1999).
2. Transported Clay

Batulempung yang sudah tertransportasi dapat berasal dari tiga sumber


yaitu:

1. Produk dari abrasi

2. Produk dari pelapukan yang tertransportasi

3. Pencampuran unsur kimia dan bio kimia

Batulempung ini selama proses pengendapan atau pengangkutan


sangat mungkin dikotori oleh mineral yang berukuran halus antara lain
kuarsa, oksida besi dan bahan organisme (Sukandarrumidi, 1999).

Karena ukurannya yang halus batulempung pada umumnya terbentuk


pada daerah yang mempunyai arus lemah. Batulempung ini terbentuk pada
lingkungan darat maupun laut, contoh di daerah dataran banjir, delta, danau,
lagun dan laut (Ehlers dan Blatt, 1980). Batulempung yang terbentuk pada
daerah yang berbeda mempunyai kenampakan fisik yang berbeda pula
(Dixon, 1992). Batulempung yang terbentuk di laut pada umumnya
mempunyai perlapisan yang tebal, mengandung fosil laut dalam, atau
binatang yang hidup di laut dangkal yang kemudian tenggelam setelah mati.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Batuan Sedimen

Praktikum menyimpulkan batuan sedimen merupakan batuan yang


terjadi akibat litifikasi dari bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi
kimia atau hasil kegiatan organisme.Dari batuan sedimen ini Kenampakan
yang paling menonjol adalah perlapisan, struktur internal dan eksternal
lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin, mengandung fosil dan masih
banyak lagi.

Dari hasil atau cara terjadinya batuan sedimen dapat dibagi menjadi 2
golongan, yaitu:

a. Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari pengendapan


kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku, metamorf
ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua.
b. Batuan sedimen nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil reaksi
kimia ataupun hasil kegiatan organisme.

Dari acara praktikum kali ini praktikan mengamati serta


mendeskripsikan batuan sedimen khususnya batugamping foram,
batugamping merah, dan batu lempung. pada praktikum ini, kami
menggunakan loupe (kaca pembesar) dan larutan HCl untuk
mengidentifikasikan batugamping foram, batugamping merah, sehigga dapat
membedakan dengan jenis-jenis dan ciri-ciri batuan yang lain.

2.2 Batugamping Foram

Batugamping foram adalah salah satu jenis batuan sedimen yang


terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme.
Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik
(penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang
terpresipitasi dan replacement). Karena proses inilah maka batugamping
foram masuk dalam klasifikasi batuan sedimen nonklastik.

Pada saat praktikan kami mengamati batu foram ini dan memperhatikan
batu ini, ternyata batuan ini berwarna coklat kekuningan. Dari hasil kajian
pustaka yang kami lakukan,ternyata batuan ini berwarna coklat kekuningan
karena dipengaruhi oleh komposisi mineral yang terkandung dalam batu ini.
Komposisi mineral pada batu ini yakni terbentuk dari monomineralik
karbonat. Monomineralik karbonat merupakan hasil campuran dari dua
mineral yakni mineral kalsit dan dolomit.Menurut peraktikan yang kami
lakukan,ternyata mineral yang sangat dominan dalam batu ini adalah mineral
kalsit karena adanya campuran mineral dolomit yang merata sehingga
warnanya menjadi coklat kekuningan.

Setelah kami mengamati batu ini dan membandingkannya dengan


dasar teori yang ada maka praktikan menyimpulkan bahwa batugamping
foram ini memiliki struktur fosiliferus. Batu ini bertekstur fosiliferus sebab
batu gamping foram yang diamati oleh praktikan memiliki fosil atau
komposisi yang terdiri dari fosil (sedimen organik) yang berupa kerang yang
terkumpul pada batu ini.Tekstur dari batuan ini amorf. Hal ini terjadi karena
batu rijang yang diamati oleh praktikan terdiri dari mineral yang tidak
membentuk atau amorf,non kristalin.

2.3 Batugamping Merah

Batugamping merah merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang


terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme.
Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik
(penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang
terpresipitasi dan replacement). Hal inilah yang menyebabkan batugamping
merah masuk dalam klasifikasi batuan sedimen nonklastik.

Pada saat praktikan mengamati dan memperhatikan batu gamping


merah ini,ternyata batuan ini berwarna merah. Dari hasil kajian pustaka yang
kami lakukan ternyata batuan ini berwarna marah hal ini dipengaruhi oleh
komposisi mineral yang terkandung dalam batu ini. Komposisi mineral pada
batu ini yakni terbentuk dari monomineralik karbonat. Monomineralik
karbonat merupakan hasil campuran dari dua mineral yakni mineral kalsit dan
dolomit.Menurut praktikan mineral yang paling dominan dalam batu ini
adalah mineral dolomit. Karena mineral ini memiliki warna yang khas yaitu
merah.

Setelah kami mengamati batu ini dan membandingkannya dengan


dasar teori yang ada maka praktikan menyimpulkan bahwa batugamping
foram ini memiliki struktur fosiliferus. Batu ini bertekstur masif karena batu
gamping merah yang kami amati pada saat praktikan tidak memiliki struktur
atau ketebalan lebih dari 120 cm.Dari hasil pengamatan yang kami lakukan
batugamping merah ternyata memiliki tekstur lanau Batu ini masuk dalam
golongan lanau karena ukuran butir batuan ini 1/16-1/256 mm. atau dalam
istilah petrologinya adalah (silt). Sedangkan dari segi pemilahannya batu ini
memiliki pemilahan yang baik sebab ukuran serta besar butirnya memiliki
ukuran yang seragam.Sedangkan dari segi kebundaran batu ini memiliki
kebundaran rounded (membundar) karena pada umumnya permukaan-
permukaan bundar,ujung-ujung dan tepi-tepi butiran bundar Sedangkan dari
segi kemasnya, batu ini memiliki kemas yang tertutup. Batu ini memiliki
kemas yang tertutup sebab batu ini memiliki butiran yang saling bersentuhan
satu sama lainnya sehinngga tidak ada celah yang terbuka.

2.4 Batu Lempung

Batu lempung merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang


terbentuk dari pengendapan kembali (resedimentation) detritus atau pecahan
batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf, sedimen.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis
(disintegrasi) maupun secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan
tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.

Setelah praktikan kami mengamati dan memperhatikan batu ini,


ternyata batuan ini berwarna abu-abu. Berdasarkan kajian pustaka yang
dilakukan praktikan ditemukan ternyata batuan ini berwarna putih kehijau-
hijauan, karena dipengaruhi oleh komposisi mineralnya. Batu lempung
memiliki komposisi mineral yang tunggal yakni mineral lempug. Salah satu
ciri khas dari mineral lempung ini adalah abu-abu.

Setelah praktikan mengamati batu ini dan membandingkannya


dengan dasar teori yang ada maka praktikan menyimpulkan bahwa batu
lempung ini memiliki struktur masif.

Dari hasil praktikan batu ini memiliki tekstur yang dapat dilihat
dengan menggunakan empat sudut pandang, yakni dari segi ukuran butirnya,
pemilahannya, kebundarannya, dan kemasnya. Ukuran butir batu pasir ini
masuk dalam golongan lempung. Batu ini masuk dalam golongan lempung
sebab ukuran butir batuan ini < 1/256 mm atau dalam istilah petrologinya
adalah medium clay. Sedangkan dari segi pemilahannya batu ini memiliki
pemilahan yang baik sebab ukuran serta besar butirnya memiliki ukuran yang
seragam. Dari segi kebundarannya, batu ini memiliki kebundaran yang sub
angular (menyudut tanggung). Batu ini memiliki kebundaran sub angular
sebab permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam. Sedangkan
dari segi kemasnya, batu ini memiliki kemas yang tertutup. Batu ini memiliki
kemas yang tertutup sebab batu ini memiliki butiran yang saling bersentuhan
satu sama lainnya sehinngga tidak ada celah yang terbuka.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Batu sedimen

Setelah praktekum mengamati,batuansedimen adalah batuan yang terjadi


akibat litifikasi dari bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau
hasil kegiatan organisme.
Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen nonklastik.

Secara detail ada 6 golongan utama batuan sedimen, yaitu golongan


detritus kasar, golongan detritus halus, golongan karbonat, golongan silika,
golongan evaporit, dan golongan batu bara.

3.2 Batu gamping foram

Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu ini ternyata batu


Batugamping foram adalah salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari
hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme.Hal inilah yang
menyebabkan batugamping foram masuk dalam klasifikasi batuan sedimen
nonklastik

3.3 Batugamping Merah

Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu ini,


Batugamping merah merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang
terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme.

3.4 Batu Lempung

Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu ini, Batu lempung


merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan
kembali (resedimentation) detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat
berupa batuan beku, metamorf, sedimen.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://batuan-sediment.blogspot.com/2008/12/bgp.htm
2. http://klastik.wordpress.com/2006/11/19/prospek-batu-lempung-dimasa-kini/
3. Suharwanto H. Penuntun Praktikum mineralogi Petrologi (prodi teknik
lingkungan upn “veteran” Yogyakarta). Yogyakarta.

You might also like