Professional Documents
Culture Documents
Tabel. 4.1.
Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Gunungkidul
Sebagai Pelaksana Urusan Pemerintahan Daerah
URUSAN SKPD PELAKSANA SKPD PELAKSANA
NO
PEMERINTAHAN TAHUN 2009 S/D SEKARANG SEBELUM TAHUN 2009
Wajib (W) Bidang :
1 Pendidikan Dinas Pendidikan, Pemuda, Dinas Pendidikan
dan Olahraga
26 Perpustakaan
Pilihan (P) Bidang :
1 Kelautan dan Dinas Kelautan dan 2000 : Dinas Pertanian
Perikanan Perikanan Tanaman Pangan
dan Perikanan
2 Pertanian - Dinas Tanaman - Dinas Pertanian
Pangan dan Tanaman Pangan
Hortikultura dan Hortikultura
- Dinas Peternakan - Dinas Peternakan
3 Kehutanan Dinas Kehutanan dan Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Perkebunan
4 Energi dan Sumber Dinas Perindustrian, 2006 : Kantor Pertambangan
Daya Mineral Perdagangan, Koperasi, dan dan Energi
Pertambangan
5 Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata dan
Pariwisata Kebudayaan
6 Industri Dinas Perindustrian, 2000 : Dinas Perekonomian
Perdagangan, Koperasi, dan 2006 : Dinas Perekonomian,
Pertambangan Perindustrian,
Perdagangan, dan
Koperasi
7 Perdagangan - Dinas Perindustrian, 2005 : Dinas Perekonomian
Perdagangan, Koperasi, 2006 : Dinas Perekonomian,
dan Pertambangan Perindustrian,
A. URUSAN WAJIB
1. BIDANG PENDIDIKAN
a. Program dan Kegiatan
Urusan pemerintahan wajib bidang pendidikan di Kabupaten Gunungkidul
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Selain urusan wajib
bidang pendidikan, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga juga melaksanakan
urusan wajib bidang kepemudaan dan olahraga. Dengan demikian Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga menjadi SKPD yang melaksanakan 2 (dua)
Secara umum, nilai capaian akhir dari program dalam bidang kepemudaan dan
olah raga adalah sebesar 95,99%. Meskipun demikian masih banyak yang harus
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk meningkatan capaian akhir
program sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
2. BIDANG KESEHATAN
Secara umum, seluruh program dan kegiatan dalam bidang lingkungan hidup
sebagaimana telah diuraikan di atas telah dapat berjalan dengan baik dengan kategori
nilai capaian sangat berhasil/berhasil dengan tingkat capaian 85%-100%.
9. BIDANG STATISTIK
a. Program dan Kegiatan
Urusan pemerintahan wajib bidang statistik di Kabupaten Gunungkidul
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Selain urusan
wajib bidang bidang statistik, Bappeda juga melaksanakan urusan wajib bidang
Rp. 22.176.000,-
Bermotor
7) Denda Retribusi Izin
Trayek
Rp.
368.060,-
Adapun realisasi masing – masing program dan kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan, yang
terdiri dari kegiatan-kegiatan :
1) Peningkatan pengelolaan terminal angkutan darat.
Anggaran yang disediakan sebesar Rp. 57.200.000,- dan terealisasi sebesar
Rp. 57.109.900,- dengan tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 99,84%. Output
kegiatan berupa terlaksananya pelayanan jasa usaha terminal yang tertib dan
teratur. Hasil dari kegiatan berupa meningkatnya jasa usaha terminal dan
penerimaan retribusi /PAD. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar
93,97%.
2) Peningkatan pengelolaan perparkiran.
Anggaran yang disediakan sebesar Rp. 10.875.000,- dan terealisasi sebesar
- Inspektorat Daerah
a. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan :
1) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD.
2) Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran.
3) Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
b. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian,
dengan kegiatan :
1) Pelaksanaan pengawasan internal secara
berkala.
2) Penanganan kasus pengaduan di lingkungan
pemerintah daerah.
3) Pengendalian manajemen kebijakan Kepala
Daerah.
4) Inventarisasi temuan pengawasan.
5) Tindak lanjut hasil temuan pengawasan .
6) Koordinasi pengawasan yang lebih
komprehensip.
7) Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan .
8) Review laporan keuangan daerah.
c. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan
Aparatur Pengawasan, dengan kegiatan :
1) Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa
dan aparatur pengawasan.
2) Pelatihan Teknis Pengawasan dan penilaian
akuntabilitas kinerja.
- Inspektorat Daerah
Anggaran Rp. 2.904.193.112,18,- untuk alokasi belanja tidak langsung
Rp. 1.933.663.612,18,- dan belanja langsung Rp. 970.529.500,-
- Kecamatan
Anggaran Rp. 20.620.826.742,67,- untuk alokasi belanja tidak langsung
Rp. 16.753.617.242,67,- dan belanja langsung Rp. 3.867.209.500,00,-
- Inspektorat Daerah
a. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia, dengan
kegiatan :
1) Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 41.750.000,- dan terealisasi
Rp. 30.326.000,- (72,63%). Output kegiatan berupa terlaksananya bimbingan
teknis pelatihan dan kursus-kursus aparatur pengawasan. Realisasi tingkat capaian
kinerja kegiatan sebesar 100%.
b. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan :
1) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
- Kecamatan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan,
Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah
kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan
kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi
daerah dan menyelenggrakan tugas umum pemerintahan.
Ketentuan ini telah ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Gunungkidul Nomor 14 Tahun 2008 tentang pembentukan, Susunan Organisasi,
Kedudukan, dan Tugas Kecamatan, Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan
kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah untuk menangani
sebagian urusan otonomi daerah. Disamping itu Kecamatan juga menyelenggarakan
Tabel. 4.3.
Anggaran Belanja Langsung APBD
Kecamatan se Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009
Pelaksanaan program dan kegiatan bidang kearsipan dalam tahun 2009 sebagai
berikut :
a. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan, dengan kegiatan :
B. URUSAN PILIHAN
2) Pemeliharaan
rutin/berkala tempat
pelelangan ikan.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 101.250.000,-, terealisasi Rp. 100.350.000,-
(99,11%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%. Output
kegiatan berupa terlaksananya operasional UPT TPI, pemenuhan peralatan TPI,
dan terselenggaranya pelatihan manajemen pengelolaan TPI dengan hasil berupa
meningkatnya PAD dan retribusi TPI, kenyamanan pelelangan ikan, dan
meningkatnya kemampuan manajerial TPI.
5) Revitalisasi pelabuhan
perikanan dan pangkalan
pendaratan.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 88.950.000,-, terealisasi Rp. 88.950.000,-
(100%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%. Output
kegiatan berupa meningkatnya dukungan terhadap PAD dengan hasil berupa
terlaksananya intensifikasi PAD.
c. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, dengan
kegiatan :
1) Pengembangan sistem rantai dingin..
Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 84.600.000,-, terealisasi Rp. 81.370.000,-
(96,18%) dengan realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%. Output
kegiatan berupa terlaksananya pelatihan CCS, pengadaan kendaraan roda dua
sarana pemasaran ikan dengan hasil berupa meningkatnya mutu produk hasil
perikanan dan rantai pemasaran produk perikanan.
5) Faktor permodalan
Modal usaha sangat dibutuhkan masyarakat pelaku perikanan dan kelautan dalam
mengembangkan usahanya yang selama ini sering menjadi kendala untuk usaha
budidaya ikan, penangkapan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Untuk itu
dinas menyediakan penguatan modal (BANSOS) penyalurannya dilaksanakan UPP
(Unit Pelayanan Pengembangan) Mino Handayani senilai Rp. 800 juta merupakan
kredit lunak untuk mengembangan budidaya ikan, Subsidi benih ikan senilai Rp. 400
juta dan BANSOS Pesisir senilai Rp. 85 juta untuk kelompok pengelola perbengkelan
dan warung ikan. Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Swamitra Mina kerja sama
dengan Bank Mandiri merupakan pelayanan kredit lunak untuk mengembangkan
usaha bagi masyarakat pesisir yang sudah berlangsung sejak tahun 2006.
Pembangunan PPDN (Premium Packet Dealer untuk Nelayan) pada tahun 2007
sebagai peningkatan pelayanan penyediaan BBM bagi nelayan di lokasi pendaratan
ikan sehingga akan mempermudah nelayan mendapatkan BBM dengan harga
standard, Penumbuhan Kedai Pesisir yang menyediakan kebutuhan hidup (sembako)
bagi masyarakat pesisir dan peralatan tangkap begi nelayan dengan harga standard
pasar, sehingga masyarakat dengan mudah dapat memenuhi kebutuhannya.
Disamping itu penumbuhan Koperasi Mina di 3 lokasi pendaratan ikan, yaitu Pantai
a. BIDANG PERTANIAN
Alokasi APBD untuk belanja langsung bidang pertanian sub bidang tanaman
pangan dan hortikultura tahun 2009 sebesar Rp. 4.755.872.250,- terealisasi
Rp. 4.592.874.856,- (96,57%). Selain pendanaan yang bersumber dari APBD, terdapat
program dan kegiatan yang bersumber dari APBN dengan total anggaran
Rp. 7.851.130.000,- dan terealisasi Rp. 7.703.561.381,- (94,44%). Untuk pendapatan,
tahun 2009 ditarget sebesar Rp. 13.000.000,- yang berasal dari Kebun Dinas Siraman dan
Karangmojo. Dari target tersebut terealisasi sebesar Rp. 13.173.650,- atau 101,34% .
Akan tetapi jika dibandingkan dengan capaian realisasi PAD tahun 2008 yang
sebesar Rp. 439.695.200,-, maka terjadi penurunan realisasi PAD di tahun 2009.
Beberapa penerimaan yang melebihi target berasal dari retribusi pemeriksaan kesehatan
hewan dan jasa rumah potong hewan. Sedangkan penerimaan dari retribusi penjualan
produksi usaha daerah belum sesuai target karena peternak penggemukan sapi potong
belum melunasi pinjamannya walaupun sudah dilakukan penagihan secara intensif.
sebesar 100%.
Meskipun capaian kinerja berada pada kategori sangat berhasil, dalam sub bidang
peternakan masih terdapat berbagai hambatan/permasalahan yang perlu mendapatkan
pemecahan bersama. Beberapa hal yang menjadi kendala antara lain sebagai berikut :
1) Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pengadaan dan droping bibit rumput
adalah tidak serentak dengan datangnya musim penghujan di tiap wilayah serta adanya
pedatan hujan. Untuk mengatasi pedatan hujan dilakukan penundaan droping rumput
dan setelah hujan turun terus-menerus baru diberikan.
2) Isu wabah penyakit utamanya AI diantisipasi dengan pengawasan kesehatan ternak
ayam secara lebih sungguh-sungguh.
3) Permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan vaksinasi hewan/ternak, antara lain
terbatasnya petugas dan minimnya informasi masyarakat mengenai macam-macam
penyakit hewan menular. Untuk mengatasinya dilakukan, penyediaan brosur tentang
penyakit hewan, bimbingan dan pelatihan vaksinasi bagi masyarakat umum terutama
peternak yang tergabung dalam kelompok.
4) Permasalahan penggemukan sapi belum bisa maksimal dalam jangka waktu 10 bulan,
dikarenakan dana pinjaman baru dapat direalisasikan pada bulan Maret padahal bulan
Desember harus sudah dikembalikan dan awal pemeliharaan di musim kemarau
sehingga kondisi ketersediaan pakan kurang. Untuk mengatasi ini dilakukan
pembinaan kepada peternak untuk efisiensi pemberian pakan dserta melakukan
pengolahan limbah pertanian dijadikan pakan ternak bergizi
5) Tenaga medik veteriner dan dokter hewan Poskeswan/Laboratorium Kesehatan
Hewan belum semua terisi.
6) Keterbatasan keberadaan sapronak karena tergantung pabrik luar daerah.
7) Masuknya produk asal ternak dan ternak hidup dari luar negeri.
8) Tingginya prosentase pemotongan ternak betina produktif.
9) Lemahnya posisi peternak unggas terhadap penyediaan sapronak dan pemasaran hasil
3. BIDANG KEHUTANAN
a. Program dan Kegiatan
Akibat peraturan ini maka jenis-jenis tersebut, untuk pengangkutannya sebagian tidak
lagi melalui proses pengukuran dan pengujian oleh petugas Dinas Kehutanan.
a. Adanya Peraturan Menteri Kehutanan nomor P 55/Menhut-II/2006
BAB IV Bagian kesatu tentang Jenis-jenis dokumen angkut pada
Pasal 13 ayat (1) d. Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO). Dari
peraturan ini maka untuk kayu olahan pengusaha penggergajian
kayu bisa melakukan pengiriman sendiri tanpa melalui pengukuran
dan pengujian oleh petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan.
b. Terdapat Kebijakan dari Departemen Kehutanan tentang
pembatasan dan pengendalian pendistribusian Dokumen SKSKB,
dalam rangka pengendalian laju eksploitasi Sumber Daya Hutan,
sebagai salah satu pendekatan Pelestarian Sumber Daya Alam.
c. Berkembangnya Industri Pengolahan Kayu di wilayah Kabupaten
Gunungkidul, sehingga sebagian pruduksi Hutan Rakyat terserap
sebagai bahan baku industri tersebut. Pengangkutan Kayu di
dalam wilayah Kabupaten tidak menggunakan SKSKB ( Surat
Keterangan Sahnya Kayu Bulat ), tetapi hanya menggunakan Surat
Urusan pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral merupakan salah
satu urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten
Gunungkidul dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan
Pertambangan. Sebagai bagian dari unit kerja, urusan bidang energi dan sumber daya
mineral dilaksanakan oleh satu SKPD yang mengampu ketugasan urusan wajib bidang
koperasi dan usaha kecil dan menengah serta urusan pilihan bidang industri dan
bidang perdagangan.
Tujuan pembangunan bidang energi dan sumber daya mineral yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009 adalah :
1) Meningkatkan pengelolaan dan pengusahaan pertambangan bahan
galian, air tanah, geologi tata lingkungan dan energi.
2) Mengembangkan, menyesuaikan, dan menyusun perangkat regulasi
pertambangan umum, air bawah tanah, geologi tata lingkungan dan
Energi
3) Mewujudkan peningkatan kualitas manajemen dan penyelenggaraan
pelayanan publik.
4) Memelihara dan meningkatkan konstribusi pertambangan bahan galian
dan air tanah bagi penerimaan daerah dengan mempertimbangkan
prinsip konservasinya.
5) Meningkatkan pengusahaan pertambangan bahan galian dan air tanah
yang berwawasan lingkungan, keselamatan an kesehatan kerja,
konservasi dan pengembangan masyarakat.
6) Meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan energi baru terbarukan
7) Meningkatkan pengembangan ketenaglistrikan daerah.
Dengan sasaran pembangunan bidang energi dan sumber daya mineral adalah :
1) Tertingkatkannya pengelolaan dan pengusahaan pertambangan bahan galian, air tanah,
geologi tata lingkungan dan energi.
2) Terpenuhinya pengembangan, penyesuaian, dan penyusunan perangkat regulasi
pertambangan umum, air bawah tanah, geologi tata lingkungan dan Energi
3) Terwujudnya peningkatan kualitas manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik.
4) Tertingkatnya konstribusi pertambangan bahan galian dan air tanah bagi penerimaan
daerah dengan mempertimbangkan prinsip konservasinya.
5) Tertingkatnya pengusahaan pertambangan bahan galian dan air tanah yang
berwawasan lingkungan, keselamatan an kesehatan kerja, konservasi dan
Sedangkan untuk pendapatan, bidang energi dan sumber daya mineral berhasil
menyumbang PAD sebesar Rp. 360.000,- dan tidak mencapai target yang ditetapkan
sebesar Rp. 850.000,- (42,35%). Penghasilan ini bersumber dari Retribusi Iuran Tetap
Pertambangan dari target Rp. 550.000,- terealisasi Rp. 360.000,- sedangkan Retribusi Ijin
Usaha Pertambangan Bahan Galian dan Retribusi Kuasa Pertambangan tidak
mendapatkan pemasukan karena tidak ada yang mengajukan ijin.
Dari pengukuran kinerja program yang dilaksanakan bidang energi dan sumber
daya mineral diperoleh hasil nilai capaian rata-rata sebagai berikut :
a. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak
Lingkungan, dengan kegiatan–kegiatan :
1) Pengawasan penertiban kegiatan pertambangan rakyat.
5. BIDANG PARIWISATA
a. Program dan Kegiatan
Urusan pemerintahan bidang pariwisata merupakan salah satu urusan pilihan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Gunungkidul mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga pemerintah
daerah di bidang pariwisata dan kebudayaan.
Pembangunan pariwisata yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul diarahkan untuk mewujudkan Pariwisata yang Berbudaya, Maju,
Berkembang Mendukung Terwujudnya Masyarakat Sejahtera.
Dalam rencana pengembangan dan pengelolaan kepariwisataan ditetapkan
beberapa sasaran sebagai berikut:
1) Mewujudkan tersedianya sarana dan prasarana obyek wisata umum dan kepuasan
wisatawan dengan ditandai meningkatnya kunjungan wisatawan.
2) Mengupayakan pelaku wisata dan pengelola pelayanan yang lebih baik, serta
terjadinya koordinasi stakeholder kepariwisataan.
Pelaksanaan program dan kegiatan bidang pariwisata selama tahun 2009 sebagai
berikut :
a. Program Pengembangan dan Pemasaran
Promosi Wisata, dengan kegiatan-kegiatan:
1) Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran
pariwisata.
Alokasi anggaran dalam APBD ditetapkan sebesar Rp. 112.130.000,- terealisasi
sebesar Rp. 90.530.000,- atau tingkat capaian kinerja keuangan sebesar 80,74%.
Kegiatan ini berupa upaya lebih memperkenalkan potensi obyek dan daya tarik
wisata yang ada di Kabupaten Gunungkidul dengan berbagai media promosi
seperti media cetak, elektronik serta pembuatan dokumentasi dan VCD seni
budaya. Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar 100%.
2) Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata.
Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 97.590.000,- terealisasi sebesar
Rp. 83.450.000,- atau 85,51%. Kegiatan ini berupa terlaksananya promosi potensi
wisata Kabupaten Gunungkidul dengan mengikuti Java Promo, travel dialog, dan
pelayanan Familirization . Realisasi tingkat capaian kinerja kegiatan sebesar
100%.
3) Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri.
6. BIDANG INDUSTRI
Urusan pemerintahan bidang industri merupakan salah satu urusan pilihan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan oleh
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertambangan. Bidang industri
merupakan salah satu bidang yang menjadi prioritas pembangunan di Kabupaten
Gunungkidul karena berkaitan erat dengan upaya penciptaan kesempatan kerja melalui
pengembangan industri kecil dan menengah, peningkatan kemampuan teknologi industri,
dan pengembangan sentra industri potensial.
7. BIDANG PERDAGANGAN
1. Program dan Kegiatan
Urusan pemerintahan bidang perdagangan merupakan salah satu urusan pilihan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan di Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan
oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertambangan dan Kantor
Pengelolaan Pasar. Bidang perdagangan merupakan salah satu bidang yang menjadi
prioritas pembangunan di Kabupaten Gunungkidul karena berkaitan erat dengan upaya
peningkatan pertumbuhan dan pengembangan dunia usaha dengan mengoptimalkan
sumber daya yang ada, dan peningkatan akses pemasaran produk baik di dalam
maupun ke luar negeri melalui pengembangan ekspor.
Dengan menggali segenap potensi perekonomian yang ada, penyelenggaraan
program dan kegiatan bidang perdagangan bertujuan untuk :
1) Meningkatkan kualitas manajeman dan penyelenggaraan pelayanan
publik. Dengan sasaran meningkatkan kinerja aparatur, penyediaan
data potensi daerah, dan pelaksanaan program kerja secara terpadu
dalam rangka pelayanan pada masyarakat.
2) Meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan dunia usaha dengan
8. BIDANG KETRANSMIGRASIAN
a. Program dan Kegiatan
Urusan pemerintahan bidang ketransmigrasian merupakan salah satu urusan
Tengah - Saptosari 1 3 - -
Jumlah 46 151 22 79
Jumlah Total 68 KK 230 Jiwa