Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan, amakan rakyat dan bangsa Indonesia
telah menetapkan tujuan nasional dari perjuangan untuk mengisi kemerdekaannya, yaitu
sebagaimana tertuang dalam jiwa dan semangat darim pembukaan Undang-undang Dasar 1945
ialah:
Masyarakat adil dan makmur berdasarkan apncasila dalam wadah Negara kesatuan Republik
Indonesia dan dalam lingkungan suasana persahabatan dan perdamaian dunia.
Sejarah menunjukkan bahwa usaha dan kegiatan untuk merealisasikan tujuan nasional yang
merupakan perngejawantahan dari seluruh rakyat dan bangsa Indonesia tersebut kurang mencapai
hasil karena adanya usaha-usaha yang hendak menyelewengkan perjuangan rakyat dan bangsa
Indonesia. Penyelewengan-penyelewengan dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia mencapai
puncaknya dengan pecahnya pemberontakan G 30 S/PKI. Penyelewengan ini tidak saja meliputi
bidang administrasi, ekonomi, politik, sosial-budaya, hankam, kan tetapi telah lebih jauh daripada
itu ialah meyelewengkan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Keadaan yang
demikian itu menimbulkan reaksi yang spontan dari kekuatan pendukung Pancasila nyang
menghendaki dihentikannya penyelewengan-penyelewengan tersebut serta diluruskannya kembali
arah perjuangan rakyat dan bangsa Indonesia menuju kepada tujuan nasional yang telah ditetapkan.
1
Upaya pertahanan dan keamanan nasional haruslah menjamin tercegahnya atau teratasinya
hal-hal yang langsung atau tidak langsung dapat mengganggu jalannya pembangunan nasional.
Hal-hal yang langsung dapat mengganggu jalannya pembangunan nasional, adalah gangguan
keamanan dalam negeri dan ancaman terhadap kemerdekaan, kedaulatan dan integritas RI,
sedangkan hal-hal yang bersifat tidak langsung adalah keamanan dunia umumnya dan
keamanan di kawasan Asia Tenggara khususnya.
Perang sebagai jalan pemecahan terakhir hanya dilakukan dalam keadaan terpaksa oleh
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, daya upaya untuk memperoleh dan mempertahankan
keadaan aman dan damai harus selalu dilakukan oleh segenap rakyat bersama ABRI.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Hal ini merupakan dasar dari sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Pelaksanaannya diatur dengan memenuhi keadilan dan pemerataan dalam menjalankan tugas
pertahanan dan keamanan nasional. Dalam sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta,
ABRI yang tumbuh dari rakyat serta bersama dalam kemanunggalan dengan rakyat menegakkan
dan mengisi kemerdekaan bangsa, menjadi inti dalam sistem tersebut.
Pertahanan dan keamanan nasional yang disusun berdasarkan sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta akan mampu mensukseskan perjuangan nasional pada umumnya,
pembangunan nasional pada khususnya dan mengamankannya dari setiap ancaman, sehingga
usaha bangsa dalam mencapai tujuan nasional dapat berlangsung dalam suasana damai, aman,
tenteram, tertib dan dinamis.
2
Kekaryaan Angkatan Bersenjata RI sebagai kekuatan sosial, bersama kekuatan sosial
lainnya, memikul tugas dan tanggung jawab perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan dan
memperjuangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembinaan kemampuan ABRI
sebagai kekuatan sosial diarahkan agar Angkatan Bersenjata RI dalam kemanunggalannya
dengan rakyat, mampu secara aktif melaksanakan kegiatan pembangunan nasio-nal, serta dapat
meningkatkan peranannya dalam memperkokoh ketahanan nasional. Di samping itu, operasi Bakti
ABRI meru- pakan peluang untuk menyumbangkan sesuatu yang berharga kepada masyarakat.
3
BAB II
ISI
Pertahanan NKRI merupakan masalah bangsa Indonesia yang akan dilakukan dengan cara
(Indonesia) sendiri (yang spesifik), dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi obyektif
bangsa dan negara Indonesia, pandangan hidup bangsa dan budaya bangsa.
1. Umum
Pertahanan NKRI merupakan masalah bangsa Indonesia yang akan dilakukan dengan cara
(Indonesia) sendiri (yang spesifik), dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi obyektif
bangsa dan negara Indonesia, pandangan hidup bangsa dan budaya bangsa. Pertahanan Negara
Indonesia merupakan instrumen dari politik nasional, terutama politik keamanan nasional.
Dalam rangka integrasi ABRI, pada Nopember 1966 Seminar Hankam menetapkan Doktrin
Hankamnas dan Doktrin Perjuangan ABRI "Catur Dharma Eka Karma" disingkat Cadek. Seminar
Hankam tersebut juga menghasilkan Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Hankamnas dan
Wawasan Nasional. Dengan Wawasan Nusantara ini ABRI tidak menonjolkan kepentingan suatu
matra dan kepentingan salah satu bidang perjuangan (politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam).
Sepanjang perjalanan sejarahnya doktrin Hankam selalu mengalami pengembangan. Pada tahun
4
1991 Cadek ditata kembali dan disesuaikan dengan perkiraan perkembangan masa mendatang,
menjadi dua doktrin yaitu:
a. Doktrin "Pertahanan Keamanan Negara" sebagai Doktrin Dasar yang disahkan oleh Menteri
Pertahanan, dan
b. Doktrin "Perjuangan TNI ABRI (Catur Dharma Eka Karma)", sebagai Doktrin Induk yang
disahkan oleh Pangab.
Di era reformasi berdasarkan UUD RI 1945 (Amandemen) Bab III Pasal 10, 11, 12 dan Bab
XII Pasal 30 telah ditetapkan UU No. 3 tahun 2002. Sishankamrata diubah menjadi Sistem
Pertahanan Semesta (Sishanta). Selanjutnya mengacu pada UU No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan dan UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI Doktrin Perjuangan TNI ABRI Cadek diubah
menjadi Doktrin TNI "Tri Dharma Eka Karma" (Tridek).
Beberapa isu lain yang sering dikemukakan para pemikir di bidang pertahanan NKRI antara lain
adalah:
a. Adanya kekhawatiran bahwa Komando Teritorial yang mendampingi Pemerintahan Sipil akan
digunakan tidak hanya untuk maksud penyelenggaraan pertahanan, tetapi juga sebagai
tumpuan untuk memperkuat pemerintahan yang berkuasa.
5
b. Apakah Sishankamrata dapat diimplementasikan? Padahal dalam jangka panjang kondisi TNI
sebagai kekuatan inti Sishankamrata jumlah dan kualitas pasukannya yang dapat dikatagorikan
profesional serta anggaran latihan, sistem senjata yang tergolong modern masih terbatas dan
tidak memadai dihadapkan pada luasnya posisi-posisi strategis yang harus dipertahankan di
seluruh Nusantara.
c. Apakah Sishankamrata masih relevan untuk dipertahankan sebagai konsep pertahanan NKRI?
Atau diambil konsep lain seperti yang dikehendaki oleh mereka yang terobsesi oleh sistem
pertahanan negara asing (adikuasa).
d. Menghadapi berbagai isu tersebut, dewasa ini diperlukan kejelasan bagaimana kehendak
bangsa dalam menjalankan pertahanan negara.
Tulisan hasil sarasehan Alumni Akmil ini diharapkan dapat menjawab berbagai pertanyaan
tersebut dan dapat pula memberikan pencerahan kepada generasi muda TNI untuk dijadikan bekal
pengabdiannya kepada Negara dan Bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Indonesia merupakan negara hukum, oleh sebab itu untuk memenuhi aspek legalitas, sistem
pertahanan keamanan yang merupakan bagian dari sistem pemerintahan negara diselenggarakan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Doktrin Hankamrata sebagai strategi dari Hankamnas
yang merupakan penjabaran dari Pancasila sebagai falsafah bangsa adalah doktrin dasar yang digali,
dikembangkan oleh TNI(AD) dari hasil pengalamannya dalam memperjuangkan, merebut dan
mengisi kemerdekaan NKRI yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagai ajaran,
asas, prinsip serta konsep yang mendasar dan diyakini kebenarannya, berdasarkan hasil pemikiran
terbaik, doktrin ini mengalir dari pandangan hidup bangsa dan dikembangkan secara nalar dan
dinamis dengan pengalaman dan teori sehingga kebenarannya bersifat relatif hakiki dan berjangka
panjang. Oleh karena itu Doktrin Hankamrata harus menjiwai ketentuan perundang-undangan
penyelenggaraan pertahanan negara.
6
pedoman, petunjuk. Dengan kata lain, apabila ketentuan perundang-undangan memberikan
kekuatan hukum terhadap upaya-upaya dalam segenap dinamika tata kehidupan nasional sesuai
doktrin, tetapi doktrin memberikan panduan instrumental bagi proses mencapai sasaran. Seharusnya
UU memberikan kekuatan hukum pada pelaksanaan doktrin, tidak malahan membatasi ruang gerak
dan menghambat implementasi doktrin.
a. UUD RI 1945 (Amandemen) BAB III Pasal 10, 11, 12 dan Bab XII Pasal 30;
b. UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
c. UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI;
d. Keputusan Panglima TNI No. KEP/2/I/2007 tgl. 12 Januari 2007 tentang Tri Dharma Eka
Karma (Tridek).
e. Relevansi Sishankamrata Saat Ini
Sebagai landasan logis bagi pemahaman tentang Sishankamrata adalah persepsi yang
komprehensif bahwa sistem kehidupan berbangsa-bernegara mencakup berbagai dimensi yang
fundamental dan eksistensial seperti ideologi, ekonomi, politik, sosial, budaya serta pertahanan dan
keamanan (Hankam). Oleh karena bersifat saling terkait dan tidak dapat saling meniadakan
(mutually exclusive) tetapi justru saling komplementer dan interdependen, maka pembangunan
dimensi-dimensi tersebut harus digulirkan secara maksimal untuk mencapai hasil optimal dengan
prinsip “saling mendukung dan menguatkan”. Misalnya pembangunan politik dan ekonomi dapat
berjalan baik manakala situasi Hankamnas bersifat positif-kondusif. Sebaliknya, pembangunan
Sishankamnas tidak mungkin berjalan tanpa dukungan dimensi-dimensi lainnya.
7
Sishankamnas – sebagaimana sistem kehidupan bangsa lainnya (politik, ekonomi dan
sebagainya) – dibangun dan digerakkan untuk menunjang upaya pembangunan atau transformasi
nasional menuju tercapainya Cita-Cita/Tujuan Nasional. Untuk mencapai Tujuan Nasional (Tunas)
tersebut terdapat banyak aspek yang harus dilindungi, dijaga/dikawal dan diimplementasikan yakni
berbagai Kepentingan Nasional (Kepnas). Dengan apakah Kepnas dikawal, dilindungi dan
diimplementasikan? Jawabannya, dengan sistem kehidupan nasional (Sisnas), dan dalam konteks ini
adalah Sishankamnas. Pertanyaan berikutnya, bagaimakanakah Sishankamnas sebagai bagian
integral dari Sisnas itu didesain? Ada dua hal yang harus dijadikan bahan pertimbangan. Pertama,
harus ada ada berbagai instrumen bangsa yang memang perlu untuk digunakan dalam kerangka
tersebut seperti falsafah bangsa, falsafah bangsa tentang perang, politik luar negeri dan sebagainya.
Kedua, harus dilakukan penilaian (assesment) atau telah tajam terhadap lingkungan strategis
(Lingstra) yang terus berkembang secara dinamis termasuk mengikuti kemajuan Ilpengtek, yang
darinya kita dapat merumuskan potensi ancaman atau ancaman potensial terhadap bangsa-negara,
seperti dipaparkan pada bab-bab sebelumnya.
Menghadapi kondisi kehidupan bangsa yang memiliki sekian banyak ancaman potensial,
niscaya perlu pembangunan dan pengerahan total potensi dan kekuatan bangsa secara efektif.
Dengan demikian, Sishankamrata merupakan konsep dan doktrin yang tetap relevan dalam
kehidupan bangsa kita sebagai wadah, isi dan tata laku pertahanan nasional di masa depan dengan
revisi nilai instrumental agar tetap relevan dan kontekstual. Apalagi Sishan semacam ini juga
dijadikan konsep pertahanan di banyak negara maju seperti Swiss, Israel, Singapura, Prancis dan
lain-lain.
Logika atau basis argumentasi Sihankamrata dapat digambarkan sekilas dengan mengacu
pada kebiasaan umum (habitus universal) dalam Rekayasa Sishan. Idealnya, sebuah negara
memiliki Sishan di mana kekuatan riil yang dimilikinya lebih unggul daripada kekuatan yang
mengancam (ancaman potensial). Jika belum dapat mencapai kekuatan ideal tersebut maka biasanya
dibangun aliansi dalam rangka memelihara balance of power. Namun bila hal itu pun tidak dapat
dilakukan maka tidak ada pilihan lain selain “Perang Rakyat”. Bagi Indonesia, membangun
kekuatan ideal masih jauh dari mungkin karena terhadang kendala anggaran. Untuk beraliansi
membangun pakta pertahanan pun tidak mungkin karena prinsip politik luar negeri yang bebas-
aktif. Dengan demikian, langkah realistis yang merupakan pilihan logis adalah Sishankamrata (total
defence).
Memang, isu tentang relevansi Sishankamrata dengan dinamika perubahan situasi dan
kondisi sudah terjadi sejak lama. Disadari bahwa Doktrin memang harus berkembang sejalan
8
dengan perkembangan situasi dan kondisi khususnya perkembangan Ilpengtek, namun dari segi lain
Sishankamrata yang merupakan hakikat dari Doktrin Dasar Hankamnas dan dirumuskan
berdasarkan pengalaman, penghayatan para perumusnya yang langsung mengalami sendiri
perjuangan TNI(AD) dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia
yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 tetap harus dipertahankan. Sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta merupakan pengembangan dari doktrin perang wilayah yang pertama
kali dicetuskan pada seminar Seskoad I pada Desember 1960. Dengan berpedoman pada
pengalaman perang merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI yang
diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, setelah disesuaikan dengan kondisi baru dirumuskan
Konsep Doktrin Perang Wilayah/Perang Rakyat Semesta.
Selain Yugoslavia, negara yang dijadikan acuan dalam perumusan Sistem Hankamrata
adalah Vietnam. Untuk itu TNI-AD pernah mengirimkan suatu misi militer ke Hanoi mempelajari
sistem pertahanan serta perlawanan rakyat sebagai bahan perbandingan.2 Dengan menggunakan
pertahanan teritorial, Vietnam melakukan perang rakyat semesta berhasil mengusir tentara
pendudukan Perancis. Dengan mengandalkan kekuatan rakyat, pada Mei 1954 pejuang Vietnam di
bawah pimpinan Jenderal Vo Nguyen Giap dengan transportasi yang sederhana (sepeda dan kuda)
mengangkut artileri berat dan artileri pertahanan udara melalui hutan lebat dimalam hari untuk
menempati kedudukan di pegunungan sekitar Dien Bhien Phu, kemudian menyerang dan mengusir
tentara Perancis yang jauh lebih unggul dalam teknologi dan persenjataan. Bahkan dengan
9
melakukan Perang Rakyat Semesta yang berkepanjangan (berlarut) dari tahun 1959 sampai tahun
1975, berkat kepemimpinan Ho Chi Minh yang kharismatik, People's Army of Vietnam (PAVN)
berhasil mengusir tentara AS yang jauh unggul dalam persenjataan.
Beberapa contoh perang terkini yang menjadi bukti keberhasilan Sishanrata antara lain
adalah:
a. Serangan masif yang dilakukan oleh tentara AS yang dilakukan untuk menangkap pemimpin
pemberontak Somalia ternyata gagal, bahkan tentara AS yang unggul dalam persenjataan dan
profesionalisme itu harus ditarik mundur karena besarnya korban dan kerugian yang dialami.
b. Pasukan AS tidak dapat mentuntaskan hasil serangannya ke Irak, bahkan korban besar terus
berjatuhan. Korban tentara AS yang tewas dalam perang Irak dewasa ini telah mendekati angka
3000 orang sebagian besar justru terjadi setelah Saddam Hussein tertangkap. Bahkan dewasa ini
Pemerintah AS dibayangi kegagalan tujuan invasinya ke Irak karena ketidaksanggupannya
mengatasi kekacauan yang terus terjadi.
c. Meskipun pasukan NATO berhasil meruntuhkan pemerintahan Taliban di Afghanistan namun
sisa-sisa pasukan Taliban masih tetap aktif dan merupakan ancaman aktual bagi pasukan NATO
di Afganistan. Bahkan Afganistan berpotensi untuk perang saudara kembali apabila pasukan
NATO ditarik dari Afganistan.
d. Meskipun politis Rusia tetap menguasai Chechnya tetapi gangguan dari gerilyawan Chechnya
yang mengakibatkan korban-korban yang besar di pihak pasukan Rusia terus terjadi.
e. Kekuatan bersenjata Palestina dari segi persenjataan dan profesionalisme militer (Sistek), kalah
jauh dari kekuatan bersenjata Israel, namun perlawanan rakyat semesta Palestina yang berupa
gerakan Intifada (Sissos) masih menyulitkan Israel dalam mengendalikan wilayah Palestina di
West Bank dan Gaza Strip. Di samping korban fisik, dari aspek ekonomi, gerakan intifada yang
berupa ketidakpatuhan masyarakat terhadap hukum penjajah, pemogokan umum, grafitti,
barikade di jalanan, dan pelemparan batu dalam demonstrasi oleh para pemuda serta boikot
10
terhadap industri mikro, industri jasa dan pariwisata telah menimbulkan kerugian dalam jumlah
yang besar di pihak Israel.
Sishankamrata erat kaitannya dengan jatidiri TNI sebagai kekuatan utama. Bahwa
pengalaman TNI dengan ke-khas-an jatidirinya dalam merebut, mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan secara bersamaan telah melahirkan suatu sistem pertahanan yang sesuai dengan
kondisi geografi, demografi dan budaya bangsa Indonesia yang dikenal dengan Pertahanan
Keamanan Rakyat Semesta (Hankamrata). Dengan demikian maka pada dasarnya antara jatidiri
TNI dengan doktrin Hankamrata terdapat kaitan timbal balik yang erat, karena doktrin Hankamrata
disusun dengan memperhatikan jatidiri TNI sebagai komponen utama sistem, dan sebaliknya
keberhasilan doktrin Hankamrata tergantung kepada kadar komitmen TNI terhadap jatidirinya
sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional.
Oleh sebab itu maka Sishankamrata yang dilaksanakan melalui Sistem Perang Berlarut yang
mengkombinasikan penggunaan Sistem Senjata Teknologi (Sistek) didukung oleh sikap politik
seluruh rakyat yang anti agressor sebagai Sissos, diyakini mempunyai prospek untuk dapat
digunakan menghadapi musuh yang kuat yang berhasil menduduki bagian-bagian tertentu dari
wilayah darat NKRI.
Kedua : TUJUAN HANKAMNAS adalah menjamin keamanan dalam negeri dan turut serta
memelihara perdamaian dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
11
Ketiga : KEBIJAKSANAAN HANKAMNAS adalah mencegah dan menangkal gangguan
terhadap keamanan dalam negeri; menangkal perang dalam berbagai bentuk dan
perwujudannya yang mungkin ditujukan terhadap Negara Republik Indonesia,
termasuk perang terbatas; dan apabila penangkalan tidak berhasil, mengatasi
gangguan terhadap keamanan dalam negeri, menghalau atau menghancurkan musuh
dengan mendasarkan pada kemampuan sendiri.
Prinsip ekonomi perlu diterapkan sebaik mungkin dalam usaha pertahanan dan
keamanan; di samping itu efektivitas untuk menghadapi keadaan darurat harus tetap
terjamin. Dalam keadaan aman dan damai dipelihara kekuatan pertahanan dan keamanan
yang relatif kecil tetapi efisien, yang dalam keadaan darurat harus dapat dikembangkan
dengan cepat. Keperluan akan kemampuan pengembangan kekuatan ini menghendaki agar
12
dirumuskan suatu sistem cadangan, yang mencakup kekuatan lapangan beserta segenap
unsur, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukungnya.
3. Dislokasi kekuatan
Perhatian yang lebih besar harus diberikan kepada kekuatan pemukul, yang perlu
memperoleh latihan-latihan terus-menerus dengan dukungan fasilitas yang sebaik
mungkin. Daerah-daerah latihan yang cukup luas di luar Jawa yang sekaligus dijadikan
pangkalan bagi satuan-satuan, perlu memperoleh prioritas yang tinggi dalam pembangunan
pertahanan dan keamanan nasional.
13
4. Perundang-undangan
Hak, kewajiban dan kehormatan turut serta dalam pembelaan negara dari setiap
warganegara Indonesia, harus dilaksanakan dalam bentuk keadilan dan pemerataan
menjalankan tugas pertahanan dan keamanan. Peranan rakyat sebagai sasaran maupun
pelaku dalam perang total, menghendaki pembinaan mental dengan mendapatkan prioritas
yang tinggi. Ideologi Pancasila dan nilai-nilai bangsa harus tertanam dengan teguh
dalam alam pikiran, sehingga mewujudkan suatu ketahanan mental yang tangguh. Keahlian
dan ketrampilan melakukan pekerjaan harus dibina agar setiap orang dapat menjalankan .
tugasnya dengan sempurna.
6. Kekaryaan
Hubungan timbal balik yang sangat erat antara bidang keamanan dan kesejahteraan
nasional, menghendaki agar pembangunan ABRI tidak semata-mata diarahkan kepada
pembentukan kekuatan pertahanan dan keamanan. Pembangunan ABRI hendaknya juga
diarahkan agar memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai kekuatan sosial, yang bersama
14
dengan kekuatan-kekuatan sosial lainnya dapat menanggapi dan mengatasi permasalahan-
permasalahan nasional sebagai suatu kebulatan, sehingga dapat mewujudkan ketahanan
nasional yang utuh.
Pembinaan kemampuan ABRI sebagai kekuatan sosial diarahkan agar ABRI mampu
untuk bersama-sama kekuatan sosial lainnya secara aktif melaksanakan kegiatan-kegiatan
pembangunan nasional serta meningkatkan peranannya secara aktif dalam memperkokoh
ketahanan nasional.
Kekaryaan ABRI yang merupakan penjelmaan jiwa dan semangat pengabdian ABRI
sebagai kekuatan sosial, bersama kekuatan sosial lainnya memikul tugas dan tanggung jawab
perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan dan memperjuangkan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
7. Manejemen Hankam
8. Pemanfaatan Peluang
Pemanfaatan peluang pada hakekatnya adalah suatu usaha untuk memperkecil atau
meniadakan pertentangan yang sering terjadi antara tuntutan kesejahteraan nasional dan
keamanan nasional. Perencana-perencana pada semua tingkat harus selalu waspada untuk
mengidentifikasikan setiap peluang yang muncul, serta siap memanfaatkan semua kesem -
patan yang bisa menghemat penggunaan sumber daya, memperkecil kerugian, atau
menghasilkan kegunaan tambahan.
Peluang untuk turut serta mengurangi kepadatan penduduk daerah yang satu, dan
menambah di daerah yang lain, harus dimanfaatkan secara bersungguh-sungguh dalam upaya
pertahanan dan keamanan. Pemindahan satuan-satuan dari Jawa ke pangkalan-pangkalan
baru yang permanen di daerah-daerah yang kurang penduduknya, harus segera dapat
dimulai. Pangkalan-pangkalan baru tersebut agar diusahakan dapat berfungsi sebagai
pusat-pusat perkembangan daerah.
Peluang untuk turut serta mendorong usaha perkembangan industri nasional dan
perluasan kesempatan kerja, harus diusahakan secara bersungguh-sungguh dengan sebanyak
mungkin melaksanakan pengadaan periengkapan pertahanan dan keamanan pada industri di
dalam negeri.
Permasalahan Hankamnas yang sangat luas dan rumit yang harus dihadapi ABRI,
menyebabkan bahwa sebagai suatu organisasi, ia memiliki kemampuan menanggapi
permasalahan-permasalahan yang luas, baik dalam bidang keamanan maupun bidang
kesejahteraan nasional.
16
memusuhi Negara dan Bangsa Indonesia maupun yang merencanakan agresi dengan cara apapun
juga, bahwa mere-ka tidak akan dapat mencapai tujuan atau maksudnya. Daya tangkal
demikian terutama akan harus bersandar pada kekuatan rakyat Indonesia seluruhnya, yang
harus memiliki ketahanan ideologis dan mental yang tangguh untuk menolak serta melawan
setiap usaha yang dapat membahayakan kelangsungan hidup Bangsa Indonesia, ideologi
Pancasila, nilai-nilai nasional lainnya dan integritas wilayah Negara Republik Indonesia.
Daya tangkal ini kemudian harus dibulatkan dengan membangun kekuatan-kekuatan yang
nyata maupun potensiil, yang secara integral mewujudkan kemampuan-kemampuan yang sanggup
melaksanakan berbagai tugas umum yang terkandung dalam kebijaksanaan pertahanan dan
keamanan nasional, sekaligus menegakkan hak serta kedaulatan negara atas wilayahnya
berdasarkan Wawasan Nusantara.
Kekuatan rakyat terlatih yang merata di seluruh wilayah Negara dan nyata dapat
dirasakan, berwujud masa rakyat yang militan, spontan, didasari ketahanan ideologi Pancasila
dan rasa cinta terhadap tanah air, untuk menentang setiap usaha atau gejala yang
membahayakan, melawan musuh yang mengancam kelangsungan hidup negara dan bangsa
Indonesia, tanpa mengenal menyerah.
a. Angkatan Perang dengan kekuatan siap kecil dan cadang an yang cukup, yang
sanggup menghadapi situasi yang dapat timbul di masa depan, dan menjalankan
berbagai tugas lainnya yang dapat dibebankan kepadanya, termasuk pelaksanaan hak
serta kedaulatan negara atas seluruh wilayahnya.
b. Polri yang sanggup menjalankan tugas pengamanan dan penertiban masyarakat;
penyelamatan jiwa-raga dan hartabenda; mencegah dan menindak penyimpangan
hukum; serta menjalankan berbagai tugas lainnya yang dapat dibe bankan
kepadanya.
2. Program Hankamnas
Program Utama Kekuatan Pertahanan menjadi titik perhatian utama dari segenap upaya
pembinaan pertahanan di masa yang akan datang. Pertimbangan segi ekonomi dan efisiensi,
dihadapkan pada efektivitas pelaksanaan tugas- tugas umum, menuntut agar TNI-AD
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap peningkatan kemampuan Bala Pertahanan
Wilayah, sedangkan TNI-AL dan TNI AU meningkatkan kemampuan Bala Pertahanan
Terpusat Dan Angkutan Terpusat. Peningkatan kemampuan Kekuat an Pertahanan ini
disertai upaya untuk meningkatkan kemampuan organisasi komando dan pengendalian antar
Angkatan. Untuk seluruh Kekuatan Pertahanan ini perlu dibangun atau ditingkatkan fasilitas-
fasilitas pangkalan, baik yang berupa pangkalan operasi maupun asrama kesa tuan, yang
lokasinya sedapat mungkin disesuaikan dengan rencana pengembangan wilayah. Program
Utama ini terdiri dari Program Bala Pertahanan Wilayah, Program Bala Pertahanan
Terpusat, Program Angkutan Terpusat, Pro-gram Bala Cadangan dan Program Intelijen,
dan Komunikasi Terpusat.
Program ini meliputi kegiatan peningkatan kemampuan kepolisian daerah untuk dapat
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, mampu memberikan pelayanan dan
penyelenggaraan penyelamatan masyarakat, penanggulangan gangguan terhadap ke-
amanan dan ketertiban masyarakat serta kemampuan penegakan hukum yang dapat
menindak, membuktikan di depan pengadilan dan melaksanakan putusan pengadilan atas
perbuatan penyimpangan terhadap hukum.
Kebutuhan pemindahan strategis Polri dipenuhi oleh Angkutan Terpusat dari Program
Utama Kekuatan Pertahanan.
20
4) Program Bantuan Keamanan Masyarakat
Program ini meliputi kegiatan peningkatan administrasi dan manajemen yang terutama
diprioritaskan pada fungsionalisasi dan efisiensi segenap badan pertahanan dan
keamanan; menyempurnakan sistem manajemen sehingga mewujudkan suatu
pembinaan partisipatif di semua tingkat, dengan menyusun sistem administrasi dan
manajemen yang memadai, lengkap dan menyeluruh, yang mampu menjamin
efisiensi penggunaan segenap sumber daya.
Sishan(kam)rata telah diyakini masih sangat relevan untuk digunakan sebagai strategi
Hankamnas dalam melindungi segenap bangsa dan tanah tumpah darah Indonesia sehingga harus
didukung oleh semua pihak komponen bangsa baik dalam tahap persiapan maupun tahap
operasionalnya agar sistem tersebut efektif untuk menyelamatkan keutuhan NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
22
TNI-AD sebagai bagian tidak terpisahkan dari TNI sebagai Komponen Utama dalam
Sishan(kam)rata harus dapat mengambil peran dalam persiapan dan operasional Sishan(kam)rata
tersebut sesuai dengan tugas pokoknya. Tugas pokok TNI-AD adalah “mempertahankan wilayah
daratan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Peran yang dapat dilakukan oleh TNI-AD baik sebagai kekuatan pertahanan, kekuatan
moral maupun kekuatan kultural dalam melaksanakan Sishan(kam)rata dalam tahap persiapan
maupun tahap operasional adalah sebagai berikut:
1) Pada tahap persiapan peran TNI-AD lebih bersifat membantu Departemen yang
bertanggung jawab untuk menghadapi ancaman yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia
2) Dalam tahap operasional Sishan(kam)rata peran TNI-AD dapat sebagai pelaku operasi
pertahanan dan ofensif (sebagai kekuatan Pertahanan) dan dapat juga berperan membantu
departemen atau instansi yang bertanggung jawab untuk mengatasi ancaman yang masuk
kewilayah Indonesia.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokoknya dalam pelaksanaan sishan(kam)rata maka TNI-
AD harus membangun posturnya secara memadai yang berlandaskan kepada jatidiri TNI-AD
sebagai Tentara Pejuang, Tentara Rakyat dan Tentara Nasional yang profesional dengan
melakukan penambahan kekuatan dan peningkatan kemampuan serta memoderenisasi
persenjataan, perlengkapan dan transportasinya.
Untuk dapat membangun postur TNI-AD yang memadai agar dapat melaksanakan tugas
pokoknya dalam pelaksanaan sishan(kam)rata, maka harus didukung oleh sistem pembinaan jatidiri
TNI (AD) yang baik, sistem pendidikan yang baik, kesejahteraan prajurit yang memadai dan sistem
pembinaan kemanunggalan TNI-Rakyat yang baik.
Penghayatan terhadap Jatidiri TNI sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang dan
Tentara Nasional akan mempengaruhi profesionalisme prajurit tersebut baik perorangan
maupun dalam kesatuan,yang akan tercermin dalam pengamalan Sapta Marga dan Sumpah
prajurit dalam pelaksanaan tugasnya sehari hari. Dengan demikian nilai nilai dalam jati diri
TNI tersebut harus dipelihara dan dibina agar tetap dapat memberikan dorongan moril dan
moral kepada prajurit dalam melaksanakan tugasnya. Pembinaan jati diri dapat dilakukan
di kesatuan maupun di lembaga pendidikan
23
2) Sistem pendidikan yang baik
Untuk mendapatkan prajurit yang selalu menjunjung nilai yang terkandung dalam
jatidiri TNI sebagai Tentara Rakyat, Pejuang dan nasional dapat dimulai dari perekrutan
(terutama rekrut calon perwira), pendidikan pembentukan (terutama pendidikan calon
perwira) dan pembinaan selanjutnya.
Sistem pengadaan personil (Rekrutmen) Calon Taruna Akmil merupakan titik kritis
dalam proses pembentukan perwira di lingkungan TNI-AD , oleh karena itu Calon Taruna
Akmil harus bersumber dari rakyat yang berkualitas melalui kampanye ke seluruh daerah
dan bersaing dengan perguruan tinggi, selanjutnya melalui sistem seleksi yang baik yang
jauh dari politik uang maupun “model sponsorship” dari pihak tertentu
Sistem pendidikan perwira akan menentukan hasil didik dari lembaga tersebut, oleh
karena itu sistem pendidikan perwira harus mendapat perhatian dari pimpinan TNI-AD
sehingga pendidikan harus didukung oleh tenaga pendidik, kurikulum, sarana pendukung
dan lingkungan yang memadai,dan methode yang baik sesuai tuntutan kebutuhan di
lapangan.
Kurikulum pendidikan perwira TNI-AD (khususnya di Akmil) harus mampu
membentuk hasil didik (perwira) sebagai prajurit sejati yang memiliki jati diri sebagai
Tentara Rakyat, Pejuang dan nasional, dengan demikian kurikulum di pendidikan perwira
titik beratnya harus “military science“ di samping materi sosial dan materi kejuangan
sebagai materi pendukung untuk kepentingan pengembangan diri setelah lulus namun
jumlahnya tidak lebih dari 30% dari keseluruhan kurikulum pendidikan pembentukan
perwira.
3) Kesejahteraan yang memadai
Perwira hasil didik dari pendidikan Perwira adalah sebagai prajurit sejati yang
memiliki jati diri sebagai Tentara Rakyat, pejuang dan nasional dengan dedikasi yang
tinggi, namun dedikasi yang tinggi saja tidak akan cukup untuk melaksanakan tugas apabila
tidak ditunjang dengan kesejahteraan yang memadai.
Kondisi faktual kesejahteraan prajurit masih sangat memprihatinkan masih belum
dapat memenuhi kebutuhan minimal baik kebutuhan biologis maupun psychologisnya
sehingga masih sering dijumpai prajurit TNI-AD yang tidak dapat maksimal dalam
pengabdiannya.
Memperhatikan kondisi aktual tersebut diharapkan negara dapat memperhatikan
kesejahteraan prajurit dengan memenuhi kebutuhan biologis secara minimal. Sedangkan
organisasi TNI-AD dapat memberikan dan mengusahakan kebutuhan lainnya seperti
kebutuhan harga diri/martabat dan kebutuhan aktualisasi diri dari prajurit melalui
24
Komandan Satuan masing-masing. Dengan terpenuhinya kesejahteraan minimal tersebut
diharapkan prajurit TNI-AD akan dapat mendukung TNI-AD dalam melaksanakan tugas
Pokoknya dalam mempertahankan keutuhan NKRI yang berdasar Pancasila dan UUD
1945.
4) Sistem pembinaan kemanunggalamn TNI-Rakyat yang baik
Mengingat sistem pertahanan yang digunakan oleh bangsa Indonesia adalah
sishan(kam)rata yang akan melibatkan seluruh kekuatan rakyat maka upaya TNI-AD untuk
membina hubungan baik dengan masyarakat harus mendapat perhatian yang seksama, TNI-
AD sebagai tentara rakyat harus selalu ada bersama rakyat dan berjuang bersama rakyat dan
untuk kepentingan rakyat.
Keberhasilan sistem pembinaan kemanungalan TNI(AD) dengan rakyat akan
menentukan keberhasilan TNI-AD melaksanakan tugas Pokoknya dalam pelaksanaan
sishan(kam)rata.
Komando Kewilayahan sebagai pelaku pembinaan Teritorial dan pembinaan
kemanunggalan TNI(AD) dengan rakyat harus tetap ada karena Komando Kewilayahan
inilah sebagai pendukung terbesar dari keberhasilan Sishan(kam)rata di Indonesia.
25
26
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
a. Hakikat Sishankamrata adalah sistem pertahanan dengan membagi wilayah Indonesia
dalam Pola Operasi Pertahanan dan Pola Operasi Keamanan Dalam Negeri (Opskamdagri)
b. Potensi dan kekuatatan Hankamrata adalah ketahanan nasional yaitu kemampuan dan
ketangguahan bangsa Indonesia di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
hankam untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia yang berdasar
Pancasila dan UUD 1945.
c. Hankamrata bersifat total dalam subyek (pelaksana/pelaku), obyek (sasaran bukan hanya
militer tapi juga non-militer), dan metode dengan TNI sebagai komponen utama dan rakyat
sebagai komponen dasar untuk menghadapi segala bentuk ancaman.
B. Saran
Diharapkan TNI-AD bersama kekuatan komponen bangsa lainnya bersatu-padu dalam
mengambil peran untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari aneka ancaman tersebut
untuk menyelamatkan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 demi mencapai
tujuan nasional.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan selalu bersama dengan TNI-AD dalam
melaksanakan tugas dan perannya demi kepentingan seluruh rakyat, bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
27
DAFTAR PUSTAKA
Lemhanas dan Direktorat Pendidikan Tinggi P&K, Kewiraan Untuk Mahasiswa, PT Gramedia,
Jakarta, 1989.
http://www.organisasi.org
http://www.naynienay.wordpress.com
28