You are on page 1of 4

Gigi Geraham Bungsu, Perlukah Dicabut?

Drg Djoko Micni,SpBM,FICOI dan Drg Yeanne Rosseno

Gigi bungsu / wisdom teeth/ geraham ketiga/ impacted teeth sering tumbuh tidak
sempurna sehingga perlu dicabut dengan operasi untuk mencegah komplikasi yang lebih
parah. Beberapa kalangan enggan melakukan tindakan operasi mengingat kekhawatiran
akan efek sampingnya.

Benarkah demikian?

Gigi geraham ketiga sering disebut juga gigi geraham bungsu erupsi atau tumbuh terakhir
yaitu antara umur 17-21 tahun. Gigi ini sering menimbulkan masalah karena mulai erupsi
di saat pertumbuhan rahang kita sudah berhenti sehingga tidak mendapat cukup ruangan
untuk erupsi. Dengan demikian gigi ini tumbuh tidak sempurna dengan posisi yang tidak
tepat atau impaksi.

gbr 1 ro-panoramic

Seorang ahli bernama Ricketts (1980) menyatakan bahwa evolusi manusia menyebabkan
berkurangnya ukuran rahang yang berhubungan dengan kondisi dan kebiasaan
diet/makanan. Jadi ukuran rahang manusia sekarang cenderung makin kecil sehingga
kasus gigi geraham bungsu yang impaksi sekarang cenderung meningkat.

gbr 2
Gigi geraham bungsu ini dapat saja tidak menimbulkan sakit saat atau sesudah erupsi
sehingga kita sering tidak menyadari adanya gigi tersebut. Namun setelah timbul gejala-
gejala seperti sakit kepala, telinga berdengung, sakit leher (gambar 2), rematik, kencing
manis, gangguan jantung, gangguan pada kulit, badan cepat lelah atau gejala-gejala lain
pada tubuh yang tidak bisa diobati maka gigi ini mulai dicurigai sebagai penyebab,
sehingga penderita dirujuk ke dokter gigi. Tindakan ini memang tepat mengingat gigi
bungsu bisa menimbulkan bermacam-macam masalah baik sistemik (seperti gejala-gejala
tersebut di atas) maupun gejala lokal, seperti:

1. Pericoronitis.

Posisi gigi yang belum erupsi sempurna akan memudahkan makanan, debris dan bakteri
terjebak di bawah gusi yang di bawahnya terdapat gigi bungsu sehingga menyebabkan
infeksi pada gusi yang disebut pericoronitis. Jika tidak segera ditangani infeksi tersebut
akan menyebar ke tenggorokan atau leher.

*gbr 3 pericoronitis *gbr 4 abses subkutan

2. Crowding gigi / gigi berjejal.

Gigi impaksi dapat mendorong gigi-gigi lain di depannya sehingga bergerak dan berubah
posisi.

*gbr 5 gigi crowding

3. Gigi berlubang

Posisi gigi impaksi sulit dijangkau sehingga sulit dibersihkan dan menjadi berlubang.
(gambar 6).

4. Merusak gigi depannya.

Tidak hanya gigi impaksinya saja yang berlubang tetapi gigi di depannya juga berlubang
karena sulit dibersihkan. (gambar 6)

*gbr 6 rontgen panoramic

5. Infeksi pada tulang sekitarnya.

6. Kista.

Para ahli menyatakan bahwa 50% kasus kista berhubungan dengan gigi geraham impaksi
pada rahang bawah. Mahkota gigi impaksi tumbuh dalam suatu selaput (gambar 1). Jika
selaput tersebut menetap dalam tulang rahang, dapat terisi oleh cairan yang akhirnya
membentuk kista yang dapat merusak tulang, gigi dan saraf. (gambar 7a, 7b, 7c)

* gbr 7a,7b,7c Kista

7. Tumor / Karsinoma.

*gbr 8 tumor
Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi maka kita perlu
mengetahui waktu terbaik gigi tersebut dicabut.

Kalsifikasi gigi geraham bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai
terbentuk umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui
rontgen pada umur 12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.(gambar 9)

*gbr 9 rontgen pasien

Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara
umur 12-18 tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. Tentu saja
persiapannya dilakukan rontgen foto sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi
geraham bungsu pada usia 12-18 tahun dikenal dengan pencabutan preventif dan ini
sangat dianjurkan mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga
memudahkan operasi dan mempercepat waktu penyembuhan dan menghindari
terkenanya saraf pada rahang (Gambar 10a dan 10b).

*gbr 10 a akar gigi, gbr 10b

Setelah operasi gigi geraham bungsu pasien akan mengalami pembengkakan 3-4 hari

yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk penyembuhan. Pasien tidak perlu
khawatir Karena pembengkakan yang tidak disertai demam bukan merupakan gejala
infeksi dan pembengkakan ini akan hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang
menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat antibiotika, analgetik / penahan
sakit dan obat anti inflamasi / anti radang. Selama pembengkakan pasien dapat makan
(lunak), aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja. Tapi tidak diperkenankan untuk
olah raga terlebih dahulu. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat
sudah dapat dihentikan.

Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu merupakan tindakan yang bijaksana
sebab mencegah komplikasi yang lebih buruk dan kekhawatiran akan efek operasi tidak
akan terjadi sebab dilakukan pada usia yang tepat.

You might also like