Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata I
untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
Nama : Nuri Handayani
NIM : 1201401018
Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari : Rabu
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas
Hari : Jumat
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Pembimbing II
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi atau tugas akhir ini benar-
benar hasil karya sendiri dengan sumbangan pemikiran dari Drs. Khomsun
Nurhalim, M. Pd Dosen Pembimbing I dan Drs. Sawa Suryana Dosen
Pembimbing II, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Nuri Handayani
NIM. 1201401018
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Janganlah pernah meminta apapun jika tiada pernah memberi.
Jangan pernah menyesal pemberianmu tiada pernah kembali kecuali kamu
tiada pernah mengikhlaskan.
Lakukan apa yang dapat kau lakukan karena nafas berhenti itu berarti mati.
Persembahan:
Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah
kepada Allah SWT, skripsi ini penulis
persembahkan kepada :
Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah
memberikan doa, cinta, kasih sayang, dan
segalanya;
Drs. Khomsun Nurhalim, M. Pd dan Drs. Sawa
Suryana;
Kakakku tersayang (Muhammad Mirzah);
Calon suamiku tercinta (Mas Anto);
Teman-teman Hidayah Cost dan Venus Cost;
Teman-teman seperjuanganku “Angakatan 2001”
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah.
Taman Balita Klub Merby;
Almamater UNNES.
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
berjudul “Pola Pembelajaran Taman Penitipan Anak di Taman Balita Klub Merby
(Studi Kasus Taman Balita Klub Merby Jl. Pandanaran II/ 2D semarang)”.
penyusunan skripsi ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
2. Drs. Achmad Rifa’i RC, M. Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
5. Taman Balita Klub Merby yang telah memberikan ijin penelitian dan
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah
vii
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga
Dengan penyusunan skripsi ini penulis berharap semoga skripsi ini dapat
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5
E. Definisi Operasional.................................................................... 5
A. Pola Pembelajaran
ix
3. Tipe Belajar ............................................................................ 23
4. Komponen Pembelajaran........................................................ 27
1. Pengertian TPA....................................................................... 40
A. Pendekatan Penelitian.................................................................. 67
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
7. Evaluasi................................................................................... 133
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 143
LAMPIRAN....................................................................................................... 150
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ................ 49
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
Semarang.
1
xv
bekerja di tempat pengasuhan anak sudah memiliki keterampilan,
pendidikan dan pemahaman khusus. Dia berpendapat, penitipan anak
masih lebih baik dibandingkan dengan pendidikan di rumah yang
belum tentu ajaran pendidikan dan pengawasannya. Dengan catatan,
lokasi penitipan tidak terlalu jauh dari lokasi orang tua bekerja”.
karena ibunya harus bekerja sepanjang hari. Sekarang ini, memasukkan anak
balita dalam program TPA lebih banyak dipengaruhi oleh alasan trend atau
mode sehingga seringkali lupa untuk melihat pada kebutuhan sebenarnya dari
sang anak.
Tujuan orang tua yang sibuk bekerja menitipkan anaknya adalah agar
berjalan efektif apabila anak dalam kondisi senang dan bahagia. Bermain
Melalui kegiatan bermain, anak dapat belajar apa saja, behkan tanpa ia sadari.
xvi
Taman Balita Klub Merby merupakan taman penitipan anak yang
(balita) saja tetapi anak balita juga mendapatkan pelayanan pendidikan. Hal
tersebut merupakan salah satu kelebihan dari Taman Balita Klub Merby.
3. Disediakan Mother’s Room bagi para orang tua yang ingin berkonsultasi
balita mereka;
5. Taman Balita Klub Merby terletak di pusat kota yaitu Jl. Pandanaran II/
2D Semarang.
Balita Klub Merby (Studi Kasus Taman Balita Klub Merby Jl. Pandanaran II/
2D Semarang)”.
xvii
B. Rumusan Masalah
dan evaluasi?
2. Apakah yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat dari pola
C. Tujuan Penelitian
xviii
D. Manfaat Penelitian
1. Segi Teoritis
penitipan anak.
2. Segi Praktis
E. Definisi Operasional
1. Pola
2. Pembelajaran
sebagai berikut:
Secara Umum
xix
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
Secara Khusus
Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan)
perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau
reinforcement (penguatan).
bermakna).
xx
pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya
bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi,
pengembangan intelektual, emosional dan sosial”.
selama anak balita tersebut ditinggal bekerja oleh orang tuanya (Hibana S.
Rahman, 2002:59).
Taman Balita Klub Merby merupakan taman penitipan anak yang tidak
masih balita. Taman Balita Klub Merby beralamat di Jl. Pandanaran II/ 2D
xxi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Pembelajaran
1. Teori Belajar
perilaku yang dapat diamati dan dapat diukur (dalam Slamet Suyanto,
di dalam diri anak, seperti bagaimana otak bekerja. Teori ini dapat
anak.
8
xxii
kali daging akan diberikan, bel dibunyikan dan anjing mengeluarkan
air liur. Bahkan ketika bel dibunyikan tanpa daging, anjing juga
kali ada anak yang menjawab pertanyaan, guru memberi pujian, atau
sebaliknya setiap kali ada anak yang nakal, maka guru memberi
terwujud.
xxiii
2) Operant Conditioning Theory
hukuman (punishment).
stimulus.
xxiv
Sejalan dengan Hull, B. F. Skinner, menerjemahkan
tersebut.
merupakan hal yang sangat disukai anak. Jangan sampai anak yang
xxv
apa yang menurut guru adalah hukuman bagi siswa dianggap
sebagai hadiah.
menerangkan perubahan yang terjadi di dalam diri anak. Teori ini lebih
Suyanto, 2003:96).
semua rangsang pada saat yang sama dapat diterima oleh indera,
xxvi
kecuali rangsangan tersebut merupakan satu kesatuan. Indera
xxvii
Implikasi teori persepsi bagi pembelajaran antara lain guru
sama dengan apa yang dikatakan guru. Anak memiliki LTM yang
persepsi. Apa yang menurut guru sudah jelas, belum tentu jelas bagi
anak.
informasi yang tidak penting akan dibuang atau diabaikan. Jadi LTM
adalah memori yang dapat disimpan dan dapat bertahan dalam waktu
yang lama. LTM bisa juga terlupakan jika tidak pernah digunakan.
tertata aakan sulit untuk diingat. Oleh karena itu untuk memudahkan
xxviii
dengan menunjukkan bahwa sesuatu yang menarik atau menyita
perhatian anak.
a) Teori Piaget
xxix
b) Teori Neo-Piagetian
sebelumnya.
masalah (schema).
xxx
3) Teori Jerome Bruner
xxxi
Menurut teori ini, dalam proses belajar siswa
sudah dipunyai siswa. Jadi dalam proses belajar tersebut, siswa harus
aktif.
otak anak bukan seperti wadah yang kosong dimana guru dapat
menuangkan apa saja kedalamnya, tetapi otak anak ibarat lilin yang
xxxii
c. Social Learning Theory
yaitu orang atau teman yang sedang berinteraksi dengan anak. Anak
xxxiii
meliputi struktur sosial seperti keluarga dan sekolah. c) tingkat
masyarakat tersebut.
2) Albert Bandura
Theory (teori belajar sosial). Fokus dari teori ini adalah bagaimana
2003:126).
xxxiv
merupakan bukti bahwa anak telah belajar tentang karakter tersebut
kita menciptakan model yang baik bagi anak. Guru dan orang tua
harus dapat menjadi model yang baik bagi anak. Anak akan sangat
2. Pengertian Pembelajaran
xxxv
Menurut Teori Behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon
(tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang
berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement (penguatan).
Menurut Teori Kognitif, pembelajaran adalah cara guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal
dan memahami apa yang sedang dipelajari.
Menurut Teori Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru untuk
memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih
mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu pola gestalt (pola
bermakna).
Menurut Teori Humanistik, pembelajaran adalah memberikan
kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara
mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Jadi pembelajaran adalah usaha pendidik membentuk tingkah
laku yang diinginkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berpikir agar peserta didik lebih mudah mengorganisasikan
(mengaturnya) sesuai dengan minat dan kemampuannya.
3. Tipe Belajar
xxxvi
yang dilakukan peserta didik bisa rasional, reflektif, dan/ atau
emosional.
peserta didik yang secara sadar melakukan respons yang tepat terhadap
hubungan antara dua stimulus atau lebih dengan berbagai respons yang
respons dan stimulus itu saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya.
xxxvii
f. Kegiatan belajar konsep (Concept Learning). Tipe kegiatan belajar
Tipe kegiatan belajar ini berkaitan dengan kegiatan peserta didik dalam
masalah.
xxxviii
hakikatnya menghasilkan beberapa konsep. Belajar kaidah melalui
telah dimilikinya. Dengan kata lain, tipe belajar ini menekankan pada
dalam tipe belajar ini, yaitu prinsip pemecahan masalah dan langkah
tinggi.
terhadap objek itu, apakah berarti atau tidak bagi dirinya. Hasil belajar
xxxix
perasaan. Sikap dapat dipelajari dan dapat diubah melalui proses
belajar.
memiliki rangkaian urutan gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat, dan
dilihat dari segi proses dan dapat pula dilihat dari segi hasil. Dari segi
prinsip, dan kegiatan belajar pemecahan masalah. Ada pula lima tipe
4. Komponen Pembelajaran
xl
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:48), sebagai
lain:
a. Tujuan
tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
bernilai normatif.
xli
umum. Masing-masing lembaga mempunyai tujuan institusional
b. Bahan Pembelajaran
xlii
Bahan dan perlengkapan belajar anak bukanlah yang rumit dan sulit,
karena sifat dasar anak adalah ingin tahu dan selalu ingin mencoba.
yang dia lihat, dia dengar dan dia rasakan, ingin ditiru dan diulang.
Bahan dan perlengkapan belajar anak harus aman dari segi bahan,
xliii
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:51),
2003:102-103).
xliv
pengasuh TPA akan menyediakan sejumlah mainan yang dapat
suatu lagu, bersama bermain jari dan bermain dalam lingkaran adalah
d. Metode
yang ditetapkan.
beberapa metode yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini,
antara lain:
1) Bermain
xlv
(Kak Seto, 2004:54). Melalui bermain yang menyenangkan anak
2) Bercerita
sebagainya.
3) Bernyanyi
xlvi
segala pikiran dan isi hatinya. Menyayi merupakan bagian dari
ungkapan emosi.
bertanya disebabkan rasa ingin tahu dan ini merupakan bagian dari
xlvii
bermain dengan benda-benda mainannya seolah-olah merupakan
yang jelas antara alat peraga dan alat permainan. Alat peraga berfungsi
xlviii
Di pedesaan, lingkungan alam penuh dengan alat
bahan yang dapat diperoleh dari lingkungan alam seperti: air, pasir,
xlix
a) Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat
penggunaan cat.
e) Sifatnya konstruktif.
f. Sumber Belajar
l
Sumber belajar yang dapat berupa tempat yang sebenarnya di mana
Perpustakaan
Nara sumber
Para tokoh dan ahli diberbagai bidang merupakan salah satu sumber
nara sumber.
Media cetak
li
Perkembangan media elektronik khususnya televisi akan menambah
Alat peraga
g. Evaluasi
dunia pendidikan.
lii
Menurut Soemiarti Patmonodewo (2003:151), memberikan
laporan tentang anak kepada orang tuanya adalah bagian dari tugas
yang telah dicapai pada setiap pertemuan yang dilaporkan kepada orang
tua dalam waktu tertentu. Dasar penilaian mengacu pada hasil karya
1. Pengertian TPA
liii
TPA adalah lembaga kesejahteraan sosial yang memberikan
pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan, dan pendidikan bagi anak
balita selama anak balita tersebut ditinggal bekerja oleh orang tuanya
(Hibana S. Rahman, 2002:59).
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (1990), day care adalah
sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya dilakukan pada saat
jam kerja. Day care merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh
anak di luar rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana
asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Dalam hal ini,
day care hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan
sebagai pengganti asuhan orang tua (dalam Soemiarti Patmonodewo,
2003:77).
Jadi TPA adalah salah satu bentuk organisasi program PAUD
yang memberikan pelayanan kepada anak balita dalam bentuk peningkatan
gizi, pengembangan intelektual, emosional, dan sosial yang dilakukan
selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang
dapat dilaksanakan secara lengkap.
2. Jenis Pelayanan TPA
liv
a. Perawatan
b. Asuhan
penciptaan kelompok.
c. Bimbingan
d. Makanan (Food)
f. Pakaian (Clothing)
lv
g. Kesehatan (Health)
kemampuan berobat.
h. Pendidikan (Education)
lvi
2) Sehat jasmani dan rohani.
Posyandu.
Posyandu.
lvii
Standar pelayanan untuk istirahat adalah tidur yang
membutuhkan sarana yaitu perlengkapan tidur.
lviii
b. Pelayanan Perawatan Kesehatan Anak
3) Penanggulangan Kecelakaan
di rumah tangga.
lix
4) Preventif
vitamin A, B Komplek.
5) Kuratif
Obat-obatan P3P seperti: obat turun panas, obat batuk putih, oralit,
gentian violet, salep hitam (Iontiol), Salep 2-4/ salep 88, dan Tetes
mata.
lx
kecelakaan dan cidera. dan Cidera pada Usia Balita
di rumah tangga.
4. Preventif a. Imunisasi lengkap pada Jadwal: Lihat tabel 2.2a.
bayi dan anak;
b. Imunisasi TT pada ibu
hamil;
c. Pemberian obat cacing; Obat cacing 6 bulan sekali
dengan petunjuk dokter.
d. Pemeriksaan gigi dan 3 s.d 6 bulan sekali.
mulut;
e. Pemeriksaan tubuh; 1 minggu s.d 1 bulan sekali.
f. Pemberian vitamin A, B 1 minggu sekali secara
Komplek, C bergantian.
5. Kuratif a. Pertolongan Pertama Obat-obat P3K, Kotak Obat,
pada Kecelakaan Tensoplast, Gunting, Obat
meliputi: luka lecet dan merah, Kapas, Providon
luka bakar; Iqdine, Verban.
b. Pertolongan Pertama Obat-obatan P3P seperti:
pada Penyakit (P3P), Obat turun panas, Obat
meliputi: panas/ demam, batuk putih, Oralit, Gentian
batuk pilek, diare, Violet, Salep hitam (Iontiol),
sariawan, infeksi kulit Salep 2-4/ salep 88, Tetes
(koreng, bisul, kadas, mata
kudis), dan mata merah.
Tabel 2.2: Pelayanan Perawatan Kesehatan Anak (dalam Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan pada Taman Penitipan Anak,
2001:18-19)
imunisasi anak usia 2 bulan adalah BCG. Jenis imunisasi anak usia 3
bulan adalah DPT I dan Polio. Jenis imunisasi anak usia 4 bulan adalah
DPT II dan Polio. Jenis imunisasi anak usia 5 bulan adalah DPT III dan
imunisasi anak usia 12 bulan adalah DPT IV dan Polio. Jenis imunisasi
imunisasi anak usia 5 tahun adalah DPT V dan Polio. Jenis imunisasi
anak usia lebih dari 5 tahun adalah HiB dan Varicella (Cacar).
lxi
2 bulan BCG
3 bulan DPT I + Polio
4 bulan DPT II + Polio
5 bulan DPT III + Polio
9 bulan Campak/ meases
12 bulan DPT IV + Polio
15 bulan MMR (Muasles, Mumps, Rubella)
5 tahun DPT V + Polio
- HiB
- Varicella (Cacar)
Tabel 2.2a: Jadwal Imunisasi pada Anak (dalam Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan pada Taman Penitipan
Anak, 2001:23)
kemampuan bermasyarakat.
cerita, alat musik, radio, tape, TV, boneka, alat masakan, alat olah raga,
sikat gigi, alat pertukangan, gelas minum, balok bangunan, puzzle, alat
lxii
menggambar, batu-batuan, alat meronce, gambar seri, biji-bijian, alat
untuk menganyam.
anak.
lxiii
Sarana yang dibutuhkan dalam pelayanan ini adalah model
rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
lxiv
T. Raka Joni mengartikan strategi belajar adalah pola dan
mengajar.
3) Pola dan urutan umum perbuatan guru dan murid itu merupakan
ditetapkan.
lxv
b. Strategi Pembelajaran TPA
sebagai pola dan urutan umum perbuatan pendidik dan anak balita
dituliskan:
lxvi
4. Model Pendidikan dan Pengasuhan TPA
1) Program Pendidikan
mengintergasikan keduanya.
2) Prinsip-prinsip Pendidikan
lxvii
Program pendidikan disesuaikan dengan usia, minat,
belajar bermakna.
3) Proses Pendidikan
lxviii
5) Metode Pendidikan
7) Penilaian Pendidikan
yang diberikan langsung kepada anak usia dini atau keluarga untuk
lxix
memenuhi kebutuhan dasar anak dan terwujudnya hak-hak asasi anak
lxx
pengasuh agar anak terjamin, terlindungi dari tindakan serta situasi
lxxi
permainan (menyentuh, mengenal, dan mencoba
benda-benda).
e. Memberikan pengalaman nyata bagi anak.
3. Proses Pendidikan
a. Minimal 2 jam @ 45 menit per hari.
b. Minimal 3 kali pertemuan per minggu.
c. Disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan
kondisi anak.
4. Pengelolaan Proses Pendidikan
a. Merumuskan tujuan program pendidikan.
b. Mengarahkan proses pendidikan.
c. Menggunakan metode yang tepat.
d. Merumuskan pencapaian kompetensi.
5. Metode Pendidikan
a. Metode Pokok: Bermain
b. Metode Pelengkap: metode latihan, bercerita atau
mendongeng, nyanyian, piknik/ wisata,
penugasan, dan bermain peran.
6. Penyiapan Sarana Pendidikan
a. Disesuaikan dengan tema.
b. Dapat memanfaatkan bahan yang tersedia di
sekitarnya.
7. Penilaian Pendidiakan
a. Setiap empat bulan sekali (caturwulan).
b. Berdasarkan pada pencapaian perkembangan
anak.
c. Laporan perkembangan anak dalam bentuk
uraian tentang perkembangan anak yang telah
dicapai pada setiap pertemuan yang dilaporkan
kepada orang tua dalam waktu tertentu.
d. Mengacu pada hasil karya dan kegiatan anak
selama proses pendidikan secara kontinu.
mereka.
lxxii
Relevansi pengelolaan dalam penyelenggaraan lembaga TPA
ialah mengikuti sistem terbuka, dengan sistem ini diharapkan adanya
kejelasan antara input, transformasi dan output yang menjadi target dari
lembaga, sehingga sangat memungkinkan lembaga dapat berkembang dan
diterima masyarakat disamping memudahkan dalam memberikan
pembinaan.
Analisis penyelenggaraan TPA sebagai sistem organisasi
terbuka dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Masukan yang diperlukan:
lxxiii
kelembagaan, dan penyelenggaraan pendidikan secara holistik
baik dalam bentuk catatan hasil belajar maupun karya dari proses
lingkungannya.
lxxiv
(online: www.plsp.go.id)
b. Usia 2-3 tahun, beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia ini
lxxv
disekitarnya; 2) Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa;
pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar
anak.
lxxvi
Menunjukkan gerak refleks survival.
Mengenali pengasuhnya.
asing.
disembunyikan.
jatuh.
lxxvii
3) Mulai mengembangkan memori jangka pendek dan jangka panjang.
membalik).
lxxviii
7) Mulai belajar melempar bola.
sosial.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
mendapatkan data yang mendalam dari fokus penelitian, maka penelitian ini
lxxix
dengan menghimpun data dalam keadaan sewajarnya, mempergunakan cara
angka-angka.
B. Rancangan Penelitian
Penitipan Anak di Taman Balita Klub Merby”, maka penelitian ini dirancang
dilaksanakan di Taman Balita Klub Merby dengan alamat Jl. Pandanaran II/
2D Semarang.
terutama ciri-ciri yang dapat membedakannya dari strategi yang lain, maka
(case) dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak
luar. Inti studi kasus yaitu kecenderungan utama diantara semua ragam studi
lxxx
kasus adalah bahwa studi kasus ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan
belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari
individu yang kemudian dari sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan hal yang
Penitipan Anak di Taman Balita Klub Merby” adalah sistem atau cara kerja
dari suatu peristiwa atau kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan pengasuh
C. Setting Penelitian
Pandanaran, dan Taman Balita Klub Merby di Jl. Pandanaran II/ 2D.
Taman Balita Klub Merby dengan alamat Jl. Pandanaran II/ 2D Semarang
karena ada beberapa alasan dan kriteria yang perlu diperhatikan. Alasannya
Taman Balita Klub Merby merupakan taman penitipan anak yang tidak hanya
lxxxi
merupakan salah satu kelebihan dari Taman Balita Klub Merby. Kelebihan-
3. Disediakan Mother’s Room bagi para orang tua yang ingin berkonsultasi
balita mereka;
5. Taman Balita Klub Merby terletak di pusat kota yaitu Jl. Pandanaran II/
2D Semarang.
D. Subyek Penelitian
orang.
lxxxii
4. Orang Tua Anak Balita, peneliti mengambil sampel dua orang tua anak
balita.
E. Fokus Penelitian
itu masih tetap dilakukan sewaktu peneliti sudah berada di latar penelitian.
Dengan kata lain fokus dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara,
lapangan.
lxxxiii
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula
berikut:
lxxxiv
Balita Klub Merby. Selain melakukan pengamatan, peneliti ikut
diri dan berpartisipasi dalam fokus yang sedang diteliti. Dengan observasi
partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan
sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
adalah suatu bentuk observasi khusus dimana peneliti tidak hanya menjadi
terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan
lxxxv
e. Act: perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu.
sebagai berikut:
Balita.
belajar.
pengasuhan TPA.
h. Goal: Visi dan misi TBKM, tujuan dan alasan orang tua menitipkan
lxxxvi
1 2 3
Observasi Terseleksi. Tahapan observasi dapat digambarkan sebagai
berikut:
aktor, aktivitas.
a. Observasi Deskriptif
sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum
semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Semua data direkam, oleh
karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang
lxxxvii
dilihat dari segi analisis maka peneliti melakukan analisis domain,
b. Observasi Terfokus
c. Observasi Terseleksi
yang mendalam.
2. Metode Wawancara
lxxxviii
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
a. Wawancara Terbuka
b. Wawancara Tersruktur
lxxxix
Pelaksanaan metode wawancara ini dilakukan selama penelitian
berlangsung yaitu pada bulan Oktober 2005. Setiap hari Senin sampai
terstruktur.
xc
3) Pendapat koordinator pelaksana tentang tujuan, bahan
kendala tersebut.
evaluasi.
pembelajaran TPA.
xci
3) Pendapat pengasuh tentang faktor pendukung dan penghambat
pembelajaran TPA.
3. Metode Dokumentasi
hal-hal yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, gambar/ foto, dan
antara lain: a) dokumen dan record merupakan dokumen yang stabil, kaya,
xcii
memiliki sifat yang alamiah; d) murah dan mudah diperoleh; dan e) tidak
tertulis yang meliputi: sejarah Taman Balita Klub Merby, letak geografis,
data pendidik, data pengasuh, data anak balita di Taman Balita Klub
menjadi dua, yaitu data utama dan data pendukung. Data utama diperoleh
dari para informan, yaitu orang-orang yang terlibat secara langsung dalam
wawancara mendalam (in dept interview) secara terbuka dan terstruktur, dan
dokumentasi.
xciii
Observasi dan wawancara dipedomani dan dikembangkan
108) yang diawali dengan observasi terfokus dan wawancara struktural serta
diakhiri dengan observasi selektif dan wawancara kontras (dalam Wiwik Puji
DESKRIPTIF
TERFOKUS
SELEKTIF
KONTRAS
STRUKTURAL
DESKRIPTIF
kondisi Taman Balita Klub Merby. Setelah itu dilakukan pengamatan yang
terfokus pada obyek yang akan diteliti mengenai pola pembelajaran TPA di
Taman Balita Klub Merby serta faktor pendukung dan penghambat dari
xciv
selektif untuk melihat bagaimana perumusan tujuan, penggunaan bahan
Balita untuk mengungkap fokus dari penelitian ini yaitu pola pembelajaran
TPA di Taman Balita Klub Merby yang meliputi aspek-aspek: tujuan, bahan
belajar, dan evaluasi. Serta faktor pendukung dan faktor penghambat dari
pembelajaran tersebut.
dapat memperjelas dari setiap kegiatan. Kegiatan ini terus berulang kali
hingga semua data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat terpenuhi.
G. Keabsahan Data
xcv
kriteria tertentu. Menurut Lexy J. Moleong (2002:173), ada empat kriteria
(confirmability).
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
teori.
balik derajat kepergayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton, 1987:331). Hal itu dapat
xcvi
yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang
biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
beberapa sumber data dengan metode yang sama (dalam Lexy J. Moleong,
2002:178).
penggunaan suatu tim penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik
ini. Cara lain ialah membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan
2002:178).
xcvii
Teknik triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi sebagai
diadakan cros cek antara satu informan dengan informan lain sehingga akan
dalam penelitian ini. Informasi yang diberikan oleh salah satu informan dalam
informan kedua. Apabila kedua jawaban yang diberikan itu sama, maka
jawaban itu dianggap sah. Apabila kedua jawaban saling berlawanan atau
berbeda, maka langkah alternatif sebagai solusi yang tepat adalah dengan
mencari jawaban atas pertanyaan itu kepada informan ketiga yang berfungsi
setiap fokus penelitian yang ada sehingga keabsahan data tetap terjaga dan
dapat dipertanggungjawabkan.
H. Analisis Data
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
xcviii
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
analisis dalam penelitian apapun, adalah cara berpikir. Hal itu berkaitan
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif yaitu analisis
1. Analisis Domain
sosial yang terdiri atas place, actor, dan activity (PAA), selanjutnya
dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek penelitian.
c
belum mendalam, masih di permukaan, namun sudah menemukan
2. Analisis Taksonomi
menjadi banyak. Oleh karena itu pada tahap ini diperlukan analisis lagi
yang diurai adalah domain yang telah ditetapkan menjadi fokus. Melalui
analisis ini, setiap domain dicari elemen yang serupa atau serumpun. Ini
terfokus.
3. Analisis Komponensial
ci
tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen
cii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini pada dasarnya merupakan data yang diperoleh melalui
metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pada bagian ini akan
dipaparkan tentang sejarah singkat berdirinya Klub Merby, latar belakang
berdirinya Taman Balita Klub Merby, gambaran umum Taman Balita
Klub Merby, struktur organisasi Taman Balita Klub Merby, ketenagaan,
identitas informan, dan hasil wawancara dengan informan.
1. Sejarah Singkat Berdirinya Klub Merby
yang menginjak 15 tahun ini, Klub Merby kini telah tumbuh menjadi
mulai dibukanya Klub Merby (yang pada awal kelahiran dikenal dengan
“coret-coret” ini tentu harus disalurkan secara tepat dan terarah sehingga
coretan menjadi bentuk lukisan yang tentu saja memiliki nilai seni
adalah mencari pelatih. Tidak mudah bagi perintis untuk dapat mencari
pelatih, karena dalam masa itu sama sekali belum ada “trend” untuk
ciii
juga ragu, akhirnya ditemukan seorang seniman Noehoni Harsono yang
bersedia menjadi pelatih pertama. Dengan murid 5 (lima) anak kecil yang
Semarang.
dan jadwal yang teratur, pelatihan ini mampu menjanjikan sesuatu yang
berbeda dari yang sudah ada. Kerinduan anak-anak untuk selalu berlatih
berdurasi 1,5 jam sudah dipadati peserta sebanyak 15 anak sesuai kapasitas
kelas dikembangkan menjadi tiga shift mulai dari pukul 15.00 WIB sampai
saksi bisu anak-anak menghasilkan karya seni yang polos dan lucu.
civ
adanya bentuk pelatihan semacam ini. Pelatihan semacam ini adalah yang
sebagai tempat Child Day Care yang merupakan sarana untuk membantu
mengasuh anak-anak bagi para orang tua yang bekerja. Dalam hal ini,
sekitarnya, Klub Merby membuka Kampus III yang bertempat di Jl. Ring
Merby juga membuka berbagai macam pelatihan baik itu bidangt seni
maupun ilmu umum. Tahun 2002, dibuka pelatihan musik: Biola dan
cv
Gitar. Setelah itu muncul juga pelatihan Clay, English, Mandarin, Acting,
atau umum yang mempunyai hobi di bidang tertentu, dibuka pula pelatihan
untuk para lansia yang berminat di bidang lukis, vocal, dan clay.
semua jenis kesenian. Dengan dipandu oleh lebih dari 35 pelatih yang
dan telah menghasilkan lebih dari 6000 alumni dengan segudang prestasi
DIVISI RUMPUN
1. Divisi Pelatihan 1. Rumpun Seni Lukis, meliputi Pra Pemula (PG),
Pemula (TK), Dasar A (SD 1-2), Dasar B (SD 3-5),
Lanjutan (SLTP/SLTA), Pra Uni, Hobby, Intensif,
Lansia, dan Perhatian Khusus.
cvi
2. Rumpun Seni Umum, meliputi Vokal, Musik, Biola,
Gitar, Drum, Keyboard, Piano, Recorder, Tari,
Acting, dan Clay.
3. Rumpun Ilmu Umum, meliputi Aksara, Sempoa,
KEC, Tuition, Mandarin, Sports dan Art, serta
Psikologi.
2. Divisi Child Day Care 1. Taman Bermain Balita, meliputi Tiny Class (1-2
tahun), Little Class (2-3 tahun), Happy Class (3-4
tahun), dan Smart Class (Persiapan TK).
2. Daily Homework Supervision (DHS), meliputi 1-2
Class, 3-4 Class, dan 5-6 Class.
3. Divisi College 1 Design, meliputi Interior dan Art.
(segera dibuka) 2 Language (Inggris dan Mandarin), meliputi Tourism,
Business, dan Secretary.
Tabel 4.1: Klasifikasi Kegiatan Klub Merby (Buku Semarak Klub Merby,
2004:18-19)
teman yang bekerja sebagai dokter. Teman beliau memiliki seorang anak
balita. Karena kesibukan orang tua, anak balita diasuh oleh seorang
balita tersedak ketika sedang makan. Pembantu pada saat itu tidak tahu apa
dunia. Hal tersebut yang membuat Ibu Grace tergugah hatinya. Beliau
menemukan ide yaitu bagaimana jika anak balita yang ditinggalkan orang
tua bekerja dititipkan pada taman penitipan anak yang dirancang agar anak
cvii
Taman Balita Klub Merby termasuk dalam Divisi Child Day Care.
beberapa kamar yang dilengkapi dengan tempat tidur mini untuk anak-
adalah:
b. Mencintai lingkungan;
cviii
pendidikan dan pengasuhan bagi balita untuk menjadi balita yang mandiri
berikut:
a. Cerdas
tubuhnya (sehat).
b. Ceria
c. Cerdik
d. Cekatan
menghadapi masalah.
e. Cermat
f. Cendekia
Tajam pikiran, cepat mengerti situasi, pandai mencari jalan keluar, dan
terpelajar.
g. Cantas
h. Cerah
cix
Jumlah anak balita yang dititipkan di Taman Balita Klub Merby
Dari 14 anak balita tersebut, ada 5 anak balita yang dititipkan sampai
day).
Dari 16 anak balita tersebut, ada 5 anak balita yang dititipkan sampai
Taman Balita Klub Merby memiliki beberapa tata tertib yang harus
1) Anak balita yang dititipkan harus sudah dapat berjalan. Jika belum
2) Anak balita datang dalam keadaan telah mandi pagi dan sarapan
pagi. Jika belum, anak balita harus dating sebelum pukul 08.00 WIB.
c) Rabu: Bebas
cx
b. Tata Tertib untuk Orang Tua Anak Balita
1) Penjemputan anak balita paling lambat pukul 17.15 WIB karena jam
lain: menulis identitas diri anak, foto copy akte kelahiran anak, foto
copy kartu keluarga, dan foto copy KTP kedua orang tua.
sebagai berikut:
Rp. 150.000
anak balita yang dititipkan dan orang tua anak balita tersebut, antara lain:
a. Gedung Sekolah
1) Lobby : 1 ruang
cxi
3) Ruang Kelas : 2 ruang
b. Mainan
1) Mainan Dalam
Anyaman busa, pola tani berdiri, alat musik berdiri, pola keluarga
boneka tangan, tea set meidi ks, tea set meidi ts, peraga buah-buahan,
boneka PON XVI, my big play, magic fun, Xmas, Xmas box.
2) Mainan Education
cxii
3) Mainan Luar
c. Perpustakaan
Buku cerita legenda, buku pengetahuan, buku cerita agama, buku cerita
d. Fasilitas Umum
Koordinator
Taman Balita Klub Merby
Koordinator Pelaksana
Taman Balita Klub Merby
Pendidik
Pengasuh
Gambar 4.1: Struktur Organisasi Taman Balita Klub Merby
cxiii
Berikut ini adalah ketenagaan dalam Taman Balita Klub Merby,
yaitu:
6. Identitas Informan
TERAKHIR
cxiv
Hasil penelitian mengenai “Pola Pembelajaran Taman Penitipan
Anak di Taman Balita Klub Merby (Studi Kasus Taman Balita Klub
Informan 1
Beliau adalah salah seorang pendidik di Taman Balita Klub Merby yaitu
a. Tujuan
(tujuan lembaga pendidikan) dalam hal ini tujuan Taman Balita Klub
cxv
Menurut pendapatnya mengenai tujuan kurikuler (tujuan bidang
Klub Merby.
cxvi
mengenal/ menyebutkan manfaat lingkungan sekolah dan alat-alat
b. Bahan Pembelajaran
cxvii
bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Sesuai dengan jadwal Taman
Balita Klub Merby, Senin adalah Day of Knowledge, Selasa adalah Day
of Skill, Rabu adalah Day of Health, Kamis adalah Day of Arts, dan
d. Metode
cxviii
e. Alat/ Media Belajar
(seperti air, pasir) dan jenis APE (seperti puzzle, balok, kubus, gelang
f. Sumber Belajar
perpustakaan, media cetak dan elekrtonik, alat peraga, dan nara sumber
(bila ada).
g. Evaluasi
evaluasi ini dilakukan secara harian dan setiap akhir bulan. Secara
anak hari itu kepada orang tua anak balita. Selain itu pendidik juga
dengan cara pendidik memberikan buku evaluasi kepada orang tua anak
buku tersebut untuk orang tua anak balita. Kemudian orang tua anak
cxix
Taman Balita Klub Merby sehingga terjadi komunikasi antara pihak
Taman Balita Klub Merby dengan orang tua anak balita. Tujuan
perkembangan anak.
Informan 2
Beliau adalah salah seorang pendidik di Taman Balita Klub Merby yaitu
a. Tujuan
(tujuan lembaga pendidikan) dalam hal ini tujuan Taman Balita Klub
cxx
Menurut pendapatnya mengenai tujuan kurikuler (tujuan bidang
cxxi
mengenal/ menyebutkan manfaat lingkungan sekolah dan alat-alat
b. Bahan Pembelajaran
aman.
cxxii
d. Metode
suatu peristiwa.
dengan baik.
cxxiii
alam, lingkungan sekitar, alat permainan modern, dan jenis APE
f. Sumber Belajar
Taman Balita Klub Merby adalah buku, audio visual, perpustakaan, dan
g. Evaluasi
pendidik, pengasuh dan orang tua anak balita. Tujuan evaluasi ini
terutama pada perilaku, sosialisasi, dan kemandirian (ke arah yang lebih
baik). Dilihat dari pertumbuhan anak balita yaitu motorik kasar dan
perkembangan anak balita yaitu anak balita menjadi lebih percaya diri,
pembelajarannya.
cxxiv
Informan 3
Ibu Yayuk. Alamat Ibu Yayuk adalah Jl. Syuhada Raya, Semarang.
pengasuhan di Taman Balita Klub Merby ada dua jenis yaitu secara full
day dan half day. Untuk yang full day, anak balita yang dititipkan selain
dijemput oleh orang tuanya pada sore hari yaitu pukul 17.00 WIB.
Sedangkan untuk yang half day, anak balita yang dititipkan hanya
pengasuhan ini biasanya mereka dijemput oleh orang tuanya pada siang
Balita Klub Merby tidak hanya untuk anak balita tetapi juga untuk
orang tua anak balita. Pelayanan yang diberikan kepada anak balita
Merby.
cxxv
Sedangkan pelayanan yang diberikan kepada orang tua anak
balita yaitu konsultasi kepada dokter dan psikolog yang ada di Taman
Balita Klub Merby. Orang tua anak balita dapat berkonsultasi tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak balita. Selain itu orang tua anak
rumah.
Merby untuk sistem pengasuhan secara full day ada 16 anak balita. Saat
ini anak balita yang mendapatkan system pengasuhan secara full day
kota Semarang. Meraka ada yang bekerja sebagai dokter, pegawai bank,
cxxvi
yang sering terjadi adalah tentang penjemputan anak balita lewat dari
yang telah ditantukan. Sebagian besar dari mereka pulang dari kantor
toleransi waktu sampai pukul 17.15 WIB. Tidak jarang para pengasuh
b. Sistem Evaluasi
balita pada hari itu. Jika orang tua anak balita tidak aktif menanyakan
Informan 4
cxxvii
1) Makan siang pada pukul 11.30-13.00 WIB
anak balita yang belum dapat makan sendiri maka akan disuapi oleh
lain.
tidur siang. Para pengasuh pun ikut menemani sampai anak balita
cxxviii
Setelah anak balita tidur, mereka bangun kemudian minum susu.
botol dan ada pula yang disuapi oleh pengasuh. Setelah itu anak
Anak balita yang sudah bersih dan rapi, menunggu orang tuanya
WIB.
b. Jenis Pengasuhan
orang tua anak balita dan dokter dilaksanakan setiap bulan sekali.
c. Kendala-kendala
cxxix
egois, sensitif, manja, kurang percaya diri, dan sifat-sifat kekanak-
lebih kepada anak balita tersebut tetapi tidak membuat iri hati kepada
Informan 5
Alamat Ibu Is adalah Jl. Mataram 653 Semarang atau di Merby Centre.
hari).
b. Jenis Pengasuhan
cxxx
untuk mandiri, bergaul dengan teman agar memiliki rasa kasih sayang
antara lain:
anak balita yang belum dapat makan sendiri maka akan disuapi oleh
lain.
cxxxi
Setelah anak balita balita mandi, mereka ganti pakaian kemudian
tidur siang. Para pengasuh pun ikut menemani sampai anak balita
botol dan ada pula yang disuapi oleh pengasuh. Setelah itu anak
Anak balita yang sudah bersih dan rapi, menunggu orang tuanya
WIB.
c. Kendala-kendala
dalam proses pengasuhan adalah bila anak balita sedang sakit maka
lebih. Selain itu bila anak balita buang air besar/ buang air kecil ketika
sedang tidur, maka kotoran mereka akan meninggalkan noda pada kain
sprei (bed cover). Karena kain sprei berwarna putih maka harus
cxxxii
Informan 6
Beliau adalah orang tua dari Viera (3 tahun). Namanya adalah MB. Indah
Klub Merby
Viera di Taman Balita Klub Merby adalah karena beliau bekerja dari
pagi sampai sore. Beliau juga tidak tega bila meninggalkan Viera
dengan pembantu saja di rumah selama beliau bekerja. Selain itu lokasi
Taman Balita Klub Merby dekat dengan kantor beliau. Adapun tujuan
beliau menitipkan Viera di Taman Balita Klub Merby yaitu agar Viera
cxxxiii
1) Orang tua memenuhi persyaratan Taman Balita Klub Merby antara
lain: menulis identitas diri anak, foto copy akte kelahiran anak, foto
copy kartu keluarga, dan foto copy KTP kedua orang tua.
sebagai berikut:
Rp. 150.000
pernah dititipkan di tempat penitipan anak lain pada usia 3 bulan. Jadi
Viera sudah terbiasa dengan suasana penitipan anak. Tetapi Viera perlu
cxxxiv
lingkungan. Dengan demikian perkembangan Viera saat ini menjadi
lebih baik karena Taman Balita Klub Merby dilengkapi dengan sarana
Balita Klub Merby, dia cenderung egois dan sulit bergaul dengan
teman-temannya. Tetapi saat ini dia sudah enjoy di Taman Balita Klub
Merby
perkembangan Viera.
Klub Merby setiap hari dan setiap bulan dengan cara langsung dan
cxxxv
d. Keberadaan Taman Balita Klub Merby
anak balita maupun orang tuanya agar para orang tua anak balita lebih
Informan 7
Beliau adalah orang tua dari Adnan Harimurti K (3 tahun) atau Ade.
Namanya adalah Lili Umiati. Ibu Lili bekerja sebagai pegawai swasta di
salah satu perusahaan besar di Semarang. Alamat Ibu Lili adalah Beringin
Klub Merby
di Taman Balita Klub Merby adalah karena beliau bekerja dari pagi
sampai sore. Beliau juga tidak tega bila meninggalkan Ade dengan
pembantu saja di rumah selama beliau bekerja. Selain itu lokasi Taman
Balita Klub Merby dekat dengan kantor beliau. Adapun tujuan beliau
menitipkan Ade di Taman Balita Klub Merby yaitu agar Ade lebih
manfaat selama Ade dititipkan di Taman Balita Klub Merby yaitu Ade
cxxxvi
mengalami banyak perubahan seperti cara berbicaranya dan
lain: menulis identitas diri anak, foto copy akte kelahiran anak, foto
copy kartu keluarga, dan foto copy KTP kedua orang tua.
sebagai berikut:
Rp. 150.000
cxxxvii
dapat berjalan dengan baik dan sudah dapat berbicara tetapi belum
lancer. Saat ini Ade mengalami banyak perubahan seperti dapat berjalan
dengan baik, lebih pintar berbicara, dan lebih sopan kepada orang lain.
Dengan demikian perkembangan Ade saat ini menjadi lebih baik karena
yang memadai.
rumah maka pihak Taman Balita Klub Merby ikut membantu mencari
Merby
perkembangan Ade.
Klub Merby setiap hari dan setiap bulan dengan cara langsung dan
cxxxviii
d. Keberadaan Taman Balita Klub Merby
Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian seperti telah dipaparkan
dimuka yang meliputi: pola pembelajaran taman penitipan anak di Taman
Balita Klub Merby yang meliputi aspek-aspek: tujuan, bahan
pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat/ media belajar,
sumber belajar, dan evaluasi, serta faktor pendukung dan faktor
penghambat dari pola pembelajaran taman penitipan anak di Taman Balita
Klub Merby.
1. Tujuan
Tujuan institusional dalam hal ini tujuan Taman Balita Klub Merby
adalah membantu para ibu dalam:
a. Membiasakan sopan santun dan budi pekerti;
cxxxix
f. Menemani belajar sambil bermain;
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:48), tujuan adalah
suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan
yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, dan gerakan kasar, serta
belajar.
cxl
f. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi,
Tujuan kurikuler ini dirumuskan oleh para pendidik di Taman Balita Klub
Merby.
cxli
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:51),
kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala
sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar.
Kegiatan belajar mengajar Taman Balita Klub Merby dilakukan
sesuai dengan jadwal yaitu:
07.30-08.30 WIB: Balita datang
Para orang tua mengantarkan anak balitanya ke Taman Balita Klub Merby.
Balita datang dalam keadaan sudah mandi dan makan pagi.
09.00-10.30 WIB: Pelatihan balita mandiri
Pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga kelas yaitu:
a. Tiny Class, untuk anak balita berusia 1-2 tahun.
cxlii
Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan bermain edukatif yang
menekankan tentang kesehatan.
cxliii
Metode bercakap/ berdialog dilakukan bersamaan dengan metode
bermain, bercerita, dan bernyanyi. Metode ini bermanfaat untuk
menambah kosakata yang dimiliki anak balita agar dapat berkomunikasi
dengan baik.
Metode bermain peran akan memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada anak balita untuk bermain peran dalam kehidupan sehari-
hari maupun dalam dongeng/ cerita guna mengembangkan imajinasinya.
5. Alat/ Media Belajar
6. Sumber Belajar
cxliv
7. Evaluasi
tua anak balita. Tujuan evaluasi ini adalah untuk memantau perkembangan
anak balita.
masing.
perkembangan anak hari itu kepada orang tua anak balita. Selain itu
pendidik juga memberitahu kepada orang tua anak balita tentang kegiatan-
cxlv
Dari hasil evaluasi ini dapat dilihat kemampuan anak balita
terutama pada perilaku, sosialisasi, dan kemandirian (ke arah yang lebih
baik). Dilihat dari pertumbuhan anak balita yaitu motorik kasar dan
motorik halus anak balita menjadi lebih baik. Dilihat dari perkembangan
anak balita yaitu anak balita menjadi lebih percaya diri, lebih mandiri, dan
cxlvi
Menurut Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan pada Taman
sebagai berikut:
anak balita.
intervensi.
cxlvii
8) Penanggulangan Kecelakaan
9) Preventif
10) Kuratif
cxlviii
kecelakaan dan cidera. dan Cidera pada Usia Balita
di rumah tangga.
4. Preventif g. Imunisasi lengkap pada Jadwal: Lihat tabel 2.2a.
bayi dan anak;
h. Imunisasi TT pada ibu
hamil;
i. Pemberian obat cacing; Obat cacing 6 bulan sekali
dengan petunjuk dokter.
j. Pemeriksaan gigi dan 3 s.d 6 bulan sekali.
mulut;
k. Pemeriksaan tubuh; 1 minggu s.d 1 bulan sekali.
l. Pemberian vitamin A, B 1 minggu sekali secara
Komplek, C bergantian.
5. Kuratif c. Pertolongan Pertama Obat-obat P3K, Kotak Obat,
pada Kecelakaan Tensoplast, Gunting, Obat
meliputi: luka lecet dan merah, Kapas, Providon
luka bakar; Iqdine, Verban.
d. Pertolongan Pertama Obat-obatan P3P seperti:
pada Penyakit (P3P), Obat turun panas, Obat
meliputi: panas/ demam, batuk putih, Oralit, Gentian
batuk pilek, diare, Violet, Salep hitam (Iontiol),
sariawan, infeksi kulit Salep 2-4/ salep 88, Tetes
(koreng, bisul, kadas, mata
kudis), dan mata merah.
Pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada orang tua
anak balita.
cxlix
3) Pembentukan perilaku: moral, agama, displin, perasaan/ emosi, dan
kemampuan bermasyarakat.
sebagai berikut:
diberikan kepada orang tua. Pelayanan ini akan membantu orang tua
cl
dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
anak.
berikut:
cli
Balita Klub Merby sudah sesuai dengan pembelajaran anak usia dini.
Alasannya adalah Taman Balita Klub Merby memiliki komponen
pembelajaran yang meliputi aspek-aspek: tujuan, bahan pembelajaran,
kegiatan belajar mengajar, metode, alat/ media belajar, sumber belajar, dan
evaluasi yang telah disesuaikan dengan pedoman penyelenggaraan
pendidikan pada taman penitipan anak. Berdasarkan data empirik di lapangan
maka terdapat beberapa faktor pendukung, antara lain:
1. Dilihat dari tujuan, tujuan pembelajaran dirancang sesuai dengan tema dan
beberapa kriteria yaitu relevan dengan kondisi anak, berwarna dan atraktif,
mengajar dilakukan dengan dua sistem yaitu 3 kali pertemuan dalam satu
minggu dan 5 kali pertemuan dalam satu minggu. Satu kali pertemuan
5. Dilihat dari alat/ media belajar, alat permainan yang digunakan ada dua
6. Dilihat dari sumber belajar, sumber belajar yang digunakan adalah sumber
belajar alamiah, perpustakaan, media cetak dan elektronik, dan alat peraga.
clii
7. Dilihat dari evaluasi, evaluasi dilakukan secara harian dan bulanan.
dengan perencanaan.
mengendalikan emosi secara wajar. Jumlah anak balita terlalu banyak dan
5. Dilihat dari alat/ media belajar, jumlah APE tidak sebanding dengan
6. Dilihat dari sumber belajar, sumber belajar seperti alat peraga kurang
lengkap.
7. Dilihat dari evaluasi, ada beberapa orang tua yang tidak kooperatif bila
cliii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendidik dan orang tua harus memberikan bimbingan kepada mereka. Pola
a. Tujuan
143
cliv
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sesuai jadwal yang telah dibuat
dengan persetujuan Pimpinan.
d. Metode
ingin tahu, berkaitan dengan aktivitas keseharian anak, aman dan tidak
clv
dalam satu minggu dan 5 kali pertemuan dalam satu minggu. Satu kali
e. Dilihat dari alat/ media belajar, alat permainan yang digunakan ada dua
alat peraga.
clvi
e. Dilihat dari alat/ media belajar, jumlah APE tidak sebanding dengan
f. Dilihat dari sumber belajar, sumber belajar seperti alat peraga kurang
lengkap.
g. Dilihat dari evaluasi, ada beberapa orang tua yang tidak kooperatif bila
B. Saran
kegiatan belajar mengajar, metode, alat/ media belajar, sumber belajar, dan
evaluasi maka diharapkan semua pihak yang terkait di Taman Balita Klub
Merby untuk selalu menjalin kerjasama dengan pihak luar seperti orang
Merby.
clvii
terutama APE dan pengadaan alat peraga serta meningkatkan fasilitas-
DAFTAR PUSTAKA
Agus Salim. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya
Agus Toto W. 2003. Tempat Bermain itu Bernama Penitipan Anak (1). Anak-anak
Malah Rajin Membuat PR, (Online), (http: // www. suaramerdeka.com/
harian/ 0303/ 13/ nas 8. Htm, diakses 20 Maret 2003)
Anggani Sudono. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan (untuk Pendidikan
Anak Usia Dini). Jakarta: PT. Grasindo
clviii
Catur Sri Sapanta. 2003. Pelayanan Sosial Taman Penitipan Anak. Studi Kasus di
Panti Sosial “Kasih Mesra” Demak. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang:
FIS UNNES
Hibana S. Rahman. 2002. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
PGTKI Press
Max Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP
Semarang Press
Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar
Baru Algensindo
Robert K. Yin. 2003. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Slamet Suyanto. 2003. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas
Negeri Yogyakarta. Tidak diterbitkan
clix
Sutrisno. 2004. Profil Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini. (PAUD). Studi
Kasus Kelompok Bermain di BP-PLSP JawaTengah. Skripsi tidak
diterbitkan. Semarang: FIP UNNES
Syaiful Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
clx