Professional Documents
Culture Documents
03
Pembacaan
Besaran-besaran Listrik
Penyusun:
Editor:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun bahan ajar modul manual bidang
keahlian Multimedia dan Teknik Komputer dan Jaringan. Modul yang disusun
ini menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan kompetensi, sebagai
konsekuensi logis dari kurikulum SMA di edisi 2004 yang menggunakan
pendekatan kompetensi (CBT: Competency Based Training).
Sumber dan bahan ajar kurikulum SMK Edisi 2004 adalah modul, baik
modul manual maupun interaktif dengan mengacu pada Standar Kompetensi
Nasional (SKN) atau standarisasi pada dunia kerja dan industri. Dengan modul
ini, diharapkan digunakan sebagai sumber belajar pokok oleh peserta didik
untuk mencapai kompetensi kerja standar yang diharapkan dunia kerja dan
industri.
Modul ini disusun melaui beberapa tahapan proses, yakni mulai dari
penyiapan materi modul, penyusun naskah secara tertulis, kemudian disetting
dengan bantuan alat-alat komputer, serta divalidasi dan diujicobakan empirik
secara terbatas. Validasi dilakukan dengan teknik telaah ahli (expert-
judment), sementara ujicoba empirik dilakukan pada beberapa peserta didik
SMK. Harapannya modul yang telah disusun ini, merupakan bahan dan
sumber belajar yang berbobot untuk membekali peserta diklat kompetensi
kerja yang diharapkan. Namun demikian, karena dinamika perubahan di dunia
industri begitu cepat terjadi, maka modul ini masih akan selalu dimintakan
masukan untuk bahan perbaikan atau direvisi agar supaya selalu relevan
dengan kondisi lapangan.
Pekerjan berat ini dapat terselesikan tentu dengan banyaknya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak yang perlu diberikan penghargaan dan
ucapan terima kasih. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini tidak berlebihan
bilamana disampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang sebesar-
I. PENDAHULUAN
a. Deskripsi........................................................................... 1
b. Prasarat ............................................................................ 1
c. Petunjuk Penggunaan Modul ............................................... 1
d. Tujuan Akhir...................................................................... 2
e. Kompetensi ....................................................................... 3
f. Cek Kemampuan................................................................ 4
II. PEMELAJARAN
B. Kegiatan Belajar
III. EVALUASI
KUNCI JAWABAN
IV. PENUTUP.............................................................................. 63
FIS.01
FIS.02
FIS.03
FIS.13
FIS.14
FIS.18 FIS.16
FIS.15
FIS.19 FIS.17
FIS.20
FIS.21
FIS.22
FIS.23
FIS.24
Modul.FIS.03 Mengukur Besaran-besaran Listrik vii
FIS.25
FIS.27 FIS.28
DAFTAR JUDUL MODUL
GLOSSARY
ISTILAH KETERANGAN
Ampere Satuan kuat/besar arus listrik
Ampermeter Instrumen pengukur kuat arus listrik
Coulomb Satuan muatan listrik
Elektromagnit Magnit listrik
Elektrodinamis Sifat kelistrikan yang bergerak
Elemen Sel listrik = sumber arus listrik searah
Energi Kemampuan melakukan usaha/kerja
Farad Satuan kapasitas pada kapasitor
Flux Garis gaya magnit
Frekwensi Getaran listrik tiap detik
Galvanometer Instrumen pengukur arus lemah/kecil
Henry Satuan induktansi pada induktor
Instrumen Alat ukur
Isolasi Penyekat, bahan sekat
Kapasitas Isi muatan
Kapasitor Komponen listrik yang berfungsi untuk menyimpan muatan
Kalibrasi Penyesuaian/menyamakan
Kilo watt Satuan daya listrik
Kilo watt hour Satuan energi listrik
KWh-meter Instrumen pengukur energi listrik
Kwadratis Berfungsi kwadrat
Ohm Satuan tahanan/hambatan
Ohmmeter Instrumen pengukur tahanan listrik
Paralel sejajar
Peredam Alat/sistem untuk mengurangi/menghambat (suara, gaya,
gerakan, dsb)
Potensial Tegangan pada suatu titik
Prinsip Azas, dasar, pokok
Periodik Berubah berkala secara teratur
Rectifier Penyearah arus
A. Deskripsi
B. Prasyarat
Agar dapat mempelajari modul ini anda harus telah dapat
memahami besaran-besaran listrik dan satuannya, mengenal alat-alat ukur
listrik sekaligus mampu mengoperasikannya. Mampu melakukan
pengukuran besaran-besaran listrik misalnya arus, tegangan dan
hambatan untuk sumber arus kecil. Dan juga harus mempelajari modul
yang berkaitan dengan pengukuran besaran-besaran fisika yang lain
sehingga menambah pengetahuan terhadap teknik pengukuran.
Tulislah semua jenis kegiatan yang anda lakukan di dalam tabel kegiatan di
bawah ini. Jika ada perubahan dari rencana semula, berilah alasannya
kemudian mintalah tanda tangan kepada guru atau instruktur anda.
Tanda
Jenis Tempat Alasan
Tanggal Waktu Tangan
kegiatan Belajar Perubahan
Guru
1. Kegiatan Belajar 1
b. Uraian Materi
Besaran adalah keadaan dan sifat-sifat benda yang dapat diukur.
Besaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu besaran dasar (pokok) dan
besaran turunan. Besaran dasar (pokok) adalah besaran yang tidak dapat lagi
dinyatakan dengan besaran lain yang lebih sederhana. Sedang besaran
turunan adalah besaran yang dapat dinyatakan atau diturunkan dari besaran
dasar (pokok). Dalam fisika dikenal 7 macam besaran dasar (pokok) yaitu
panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus, suhu, jumlah zat dan intensitas
cahaya. Sedangkan contoh untuk besaran turunan, beberapa diantaranya:
kecepatan, percepatan, gaya, energi, daya, momentum dan sebagainya.
Sifat-sifat fisis suatu benda dapat dipelajari secara kualitatif dan
kuantitatif. Untuk mempelajari sifat dan keadaan benda secara kuantitatif
diperlukan pengukuran. Hasil pengukuran dinyatakan dalam bilangan dan
satuan. Setiap besaran memiliki satuan yang berbeda dengan besaran
lainnya. Penggunaan satuan-satuan dalam kaitan antara besaran yang satu
dengan yang lain perlu diatur, suatu sistem yang mengatur penggunaan
satuan-satuan disebut sistem satuan.
Tabel 1.
Beberapa besaran pokok dalam SI
Tabel 2
Besaran-besaran listrik untuk arus searah
Besaran Simbol Satuan Singkatan
Kuat arus I Ampere A
Tegangan E Volt V
Tahanan R Ohm ?
Daya listrik W Watt W
Usaha/kerja A Wattjam Wh
Untuk arus bolak balik, rumus-rumus di atas dapat dipakai apabila arus
dan tegangannya selaras atau cos ? = 1.
Tabel 3
Besaran-besaran untuk arus bolak-balik
1. Galvanometer
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya arus listrik pada suatu rangkaian dan biasanya tidak
berskala atau skalanya tidak dilengkapi nilai. Konstruksi galvanometer seperti
pada gambar 1.
N A
S
S
2. Ampermeter (ammeter)
Untuk keperluan praktek dengan dasar yang sama dengan galvanometer,
dibuat ampermeter yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengukur kuat
arus listrik dengan skala yang disebut mili ampermeter. Alat ukur ini
ditunjukkan seperti gambar 3.
3. Voltmeter
Alat ini digunakan untuk mengukur beda potensial dalam suatu
rangkaian listrik. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu
komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan dengan dengan
kedua titik yang tegangannya akan diukur sehingga terhubung secara paralel
dengan komponen tersebut.
Seberapa akurat pengukuran tegangan ini tergantung pada hambatan
voltmeter. Jika hambatan dalam voltmeter besar, maka arus yang melewati
voltmeter akan sangat kecil sehingga pengaruh voltmeter pada rangkaian
sangat kecil. Oleh karena itu idealnya hambatan dalam voltmeter harus besar
tak terhingga. Pada gambar 4 ditunjukkan gambar voltmeter dan simbolnya.
I Rd
RV
E
R Rd
I’
RV
E
A: skala
B: koreksi titik nol
A C: pengatur jarum
D: skakelar
E: kutub positif negatif
B
F: kontrol panel
F G: colokan
C
D
E
Skala terbaca
nilai yang terukur = x Batas Ukur
Skala maksimum
contoh:
Batas ukur suatu alat adalah 250 volt, jarum penunjuk berada pada skala 65
sedangkan skala maksimumnya 100. nilai terukurnya adalah:
65/100 x 250 volt = 162,5 volt.
c. Rangkuman
? Besaran adalah keadaan dan sifat-sifat benda yang dapat diukur
sedang satuan adalah pembanding dalam kegiatan pengukuran.
? Dalam besaran listrik, yang merupakan besaran pokok adalah arus
sedangkan besaran yang lain adalah besaran turunan yang diturunkan
dari besaran pokok tersebut.
? Alat ukur listrik adalah alat untuk mengukur besaran-besaran listrik.
? Alat ukur listrik dapat dibedakan berdasarkan efek-efek antara lain
Magnetis, Elektrodinamis, Elektromagnetis, Termall, Kimia,
Elektrostatis.
? Alat ukur listrik yang sering digunakan adalah galvanometer (pengukur
arus listrik yang kecil), amperemeter (pengukur arus listrik menengah
hingga besar), voltmeter (pengukur tegangan), Ohm meter (pengukur
tahanan), dan multimeter (pengukur arus, tegangan, dan hambatan).
d. Tugas
1. Paparkan langkah-langkah pengukuran arus listrik, tegangan dan
hambatan dengan menggunakan multimeter !
2. Gambarkan sebuah tahanan depan yang dirangkai pada ampermeter
dan voltmeter!
f. Kunci Jawaban
1. Peran satuan dalam kegiatan pengukuran adalah sebagai
pembanding dalam kegiatan pengukuran sehingga dari satuan kita
dapat mengetahui hasil pengukuran secara jelas.
2. Tegangan merupakan energi yang dipergunakan oleh muatan untuk
berpindah dari satu titik ke titik yang lain. Sedangkan harga muatan
dapat dihitung dari kuat arus yang mengalir selama selang waktu
tertentu. Berdasarkan analisis tersebut tampak bahwa besaran
tegangan merupakan besaran turunan dari arus. Untuk menjelaskan
bahwa hambatan juga merupakan besaran turunan dari besaran
pokok arus dapat dianalisis dari hukum Ohm, bahwa hambatan
merupakan perbandingan antara besaran tegangan dan besaran arus.
Berdasarkan hukum tersebut, jelas bahwa hambatan juga merupakan
besaran turunan.
3. Galvanometer memiliki batas ukur yang rendah sehingga tidak bisa
mengukur arus maupun tegangan yang sedang dan tinggi.
g. Lembar Kerja
Memahami cara membaca skala dan menggunakan alat ukur listrik
(galvanometer, ampermeter, voltmeter dan ohmeter)
1. Alat
? Galvanometer 1 buah
? ampermeter DC 0-100 mA 1 buah
? voltmeter DC 0-10 V 1 buah
? tahanan geser 0-10 ? 1 buah
? saklar 1 buah
2. Bahan
? kabel penghubung 5 buah
? sumber tegangan DC 12 volt 1 buah
? Resistor 5 buah
3. Keselamatan Kerja
a. Pastikan semua alat ukur dan bahan dalam kondisi baik.
b. Ikuti langkah-langkah percobaan dengan benar.
c. Pakailah alas kaki yang terbuat dari karet saat melakukan
kegiatan.
d. Hati-hati pada saat merangkaikan, sircuit harus dalam keadaan
terputus.
V
R Rv
A
Er s
b. Uraian Materi
Ish Rsh
IA
A
I A B
RA
Gambar 12.
Sebuah ampermeter dengan hambatan dalam RA dan hambatan dalam Rsh
b) Pengukuran tegangan
Sebagai pengukur tegangan dipergunakan voltmeter. Pada dasarnya
voltmeter dan ampermeter adalah sama, sebab untuk simpangan
penunjukannya berdasarkan besar arus yang melewati alat ukurnya.
Perbedaan terletak pada cara menghubungkan dengan rangkaian, voltmeter
dihubungkan secara sejajar (paralel) sedangkan ampermeter dihubungkan
secara deret (seri) dengan rangkaian. Prinsip hubungan voltmeter dalam
rangkaian seperti pada gambar 13.
B : Beban
V B
V : Voltmeter
__
: Sumber tegangan searah
atau bolak-balik
Gambar 13.
Volt meter dirangkai secara paralel dengan sumber tegangan dan beban.
E : Sumber tegangan
Rs Rs : Tahanan depan
E B Rm: Tahanan alat ukur
(voltmeter)
V Rm
B : Beban
c) Pengukuran Tahanan
Di antara parameter yang terdapat pada rangkaian listrik terdapat suatu
kompanen yang disebut sebagai tahanan. Menurut hukum Ohm, besar nilai
tahanan dapat ditentukan kerugian tegangannya dengan arus yang melalui
tahanannya. Untuk mengukur suatu tahanan dapat dilakukan dengan
menghubungkan sebuah sumber tegangan secara seri dengan ampermeter
dan hambatan yang akan diukur seperti tampak pada gambar 15.
Ohmmeter
E Rx
Gambar 15.
Rangkaian pengganti sebuah Ohmmeter untuk mengukur nilai hambatan Rx
P
I1 I1
R1 R2
G
I2 I2
Rs Rx
d. Tugas
1. Gambarkan skema sebuah rangkaian dengan ampermeter yang
dirangkai dengan shunt untuk mengukur kuat arus!
2. Gambarkan skema sebuah rangkaian dengan Voltmeter yang
dirangkai dengan shunt untuk mengukur tegangan!
e. Tes Formatif
1. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik,
tegangan dan tahanan?
2. Mengapa ampermeter harus dipasangkan dengan shunt secara
paralel pada saat digunakan untuk mengukur arus listrik?
f. Kunci Jawaban
1. Ampermeter untuk mengukur kuat arus, voltmeter untuk mengukur
tegangan dan Ohmmeter untuk mengukur tahanan, yang ketiga alat
ini bisa dikumpulkan menjadi satu alat yang dikenal dengan
multimeter.
2. Sebagai pembagi arus dan untuk mencegah kenaikan suhu pada
instrumen pengukur karena pengaruh arus yang mengalir dalam
rangkaian.
3. Pemasangan shunt pada ampermeter dirangkai paralel sedang pada
voltmeter shunt dirangkai secara seri.
4. 90 k?
5. Nilai tahanan sama dengan perbandingan antara tegangan dan kuat
arus yang mengalir dalam rangkaian. Sehingga jika nilai-nilai tersebut
dapat ditentukan maka nilai tahananpun dapat dicari.
6. Keselamatan Kerja
a. Pastikan semua alat ukur dan bahan dalam kondisi baik.
b. Ikuti langkah-langkah percobaan dengan benar.
c. Pakailah alas kaki yang terbuat dari karet saat melakukan
kegiatan.
d. Hati-hati pada saat merangkaikan, sirkuit harus dalam keadaan
terputus.
7. Langkah kerja
a. Merangkai alat-alat seperti gambar di bawah ini dan pastikan
semua alat dan bahan sudah terangkai sempurna.
V
R Rv
A
S s
b. Uraian Materi
a) Pengukuran Daya
Daya yang dipergunakan oleh beban pada rangkaian besarnya ialah: W
= I2 . R atau W = E . I dengan satuan volt ampere atau watt. Menurut
ketentuan rumus di atas dapat difahami bahwa daya listrik mengandung
komponen tegangan dan arus yang besarnya berbanding lurus dengan hasil
perkalian kedua komponen tersebut. Untuk hambatan listrik yang konstan
besar daya listrik sebanding dengan kuadrat tegangan ataupun kuadrat arus
seperti tampak pada kurva berikut:
P P
I V
Gambar 17.
(a) Kurva daya terhadap kuat arus, (b) Kurva daya terhadap tegangan.
I I
Ib Ib
A A
Ia Iv Ia
V V
R R
(a) (b)
I : Arus utama Ib : Arus pada beban
Iv : Arus pada voltmeter Ia : Arus melalui ampermeter
Gambar 18.
Bagan hubungan voltmeter dan amperemeter pada pengukuran daya
Iv
Im
Beban
Gambar 19. Bagan hubungan kumparan wattmeter
I
Ib
Im
Beban
Gambar 20.
Hubungan wattmeter pada pengukuran beban jaringan
I cos ? E
o
? I sin ?
I2 I1
I
R
Beban
Kopel = K E I cos ?
Pesawat induksi sangat terpengaruh oleh perubahan frekuensi dan akan
menyebabkan perubahan-perubahan arus foucolt (pusat). Kecuali itu
menyebabkan perubahan-perubahan reaktansi pada kumparan-kumparannya.
Sebagai akibat lanjutan ialah I1 dan I2 mengalami juga perubahan geseran
fasenya. Kalau hal ini sampai terjadi akan menyebabkan kesalahan
penunjukkan. Untuk memperoleh ketelitian pemakaiannya perlulah dilakukan
cara penyambungan agar selisish fase benar-benar 90o.
Hubungan ini dapat dilakukan dengan menambahkan suatu tahanan R
yang diparalel dengan kumparan S yang mempunyai reaktansi X dan tahanan
R. Kedua rangkaian cabang ini disambungkan seri dengan sebuah kumparan
peredam (Kp).
Wattmeter pada dasarnya digunakan sebagai pengukur daya listrik tetapi
dapat juga sebagai detektor. Jika pada komponen suatu unit terjadi
kebocoran disebabkan pembebanan, unit tersebut akan menyerap daya lebih
banyak daripada dalam keadaan biasa. Hal semacam ini akan banyak terjadi
K Wh-meter Induksi
poros
pencatat
ZL = R2 ? X L 2
Dimana:
Q = muatan listrik dalam coulomb
C = kapasitas kondensator dalam Farad
E = Tegangan dalam Volt
Apabila dalam kondensator ini dialiri arus bolak-balik sesaat (i), maka jumlah
muatannya:
Q = I dt………………………..i = dQ/dt
Dari penjabaran dalam teori listrik arus bolak-balik di dapat bahwa
1 1
atau merupakan tahanan terhadap arus I dan yang disebut
?C 2? fC
1
reaktansi kapasitip (XC) maka dapat ditulis: XC =
2? fC
ZC ? R2 ? X C
2
A = Ampermeter
V C = Kondensator (kapasitor)
f RL B = Sumber tegangan dari
B
baterei
RL = Relai
C
A
E
C = kondensator A = ampermeter
V = voltmeter E = tegangan
I
Besarnya arus I = E 2 ? f C, sehingga f ?
E 2? C
Dengan C diketahui, I dan E dari hasil penunjukkan, maka f dapat dicari.
Pengukuran frekuensi juga dapat dilakukan dengan cara mekanis, yaitu
menggunakan sonometer. Jika dawai sonometer yang tegak lurus medan
magnit ladam dialiri arus bolak-balik (AC) dawai akan mendapat gaya yang
arahnya berganti-ganti vertikal ke atas dan ke bawah. Perubahan arah gaya
pada dawai sesuai dengan frekwensi atau perubahan arah arus bolak-balik
tersebut.
Dengan mengatur panjang dawai sedemikian rupa sehingga perubahan
arah gaya sama dengan nada dasar dawai, maka dawai akan bergetar dengan
frekwensi:
1 mg
f ? ( )
L ?
dengan:
f: nada dasar dawai = frekwensi arus AC.
L: panjang dawai yang menimbulkan nada dasar.
m: massa beban.
g: percepatan gravitasi bumi.
? : massa persatuan panjang tali dawai.
d. Tugas
1. Hitunglah energi listrik yang digunakan oleh alat-alat elektronik
dirumah anda dengan mencatat daya yang dimiliki dan rata-rata waktu
pemakaian selama satu bulan, cocokkan dengan angka yang tertera
pada kWh meter yang dipasangkan di rumah anda!
2. Rancanglah sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengukur daya
listrik dari sebuah lampu dengan menggunakan ampermeter dan
voltmeter.
e. Tes Formatif
1. Jelaskan pengertian daya listrik dan energi listrik?
2. Bagaimana hubungan antara daya listrik terhadap energi listrik?
3. Pada sebuah lampu tertulis harga 110 V, 50 W. Jelaskan pengertian
harga tersebut.
4. Bagaimana jika lampu dengan harga 110 V, 50 W dihubungkan dengan
tegangan 220 V?
5. Apakah yang dimaksud dengan reaktansi induktif pada induktor dan
reaktansi kapasitif pada kapasitor dikaitkan dengan frekwensi?
6. Jelaskan teknik pengukuran frekwensi dengan menggunakan
ampermeter dan voltmeter?
7. Jelaskan teknik pengukuran frekwensi secara mekanis?
f. Kunci Jawaban
1. Daya listrik adalah energi listrik yang digunakan oleh komponen listrik
per satuan waktu. Sedangkan energi listrik sendiri diartikan sebagai
besar daya terpakai oleh beban atau yang dikeluarkan oleh generator
selama waktu tertentu.
1 mg
f ? ( )
L ?
A B
SONOMETER
A
s Rtg
A. TES TERTULIS
A. TES TERTULIS
1. Adanya gaya antara dua kawat berarus atau gaya antara dua kumparan
yang dilalui arus.
2. Hubungan jembatan, pengukuran tahanan isolasi, mengetahui adanya arus
induksi diri, arus induksi timbal balik pada kumparan, untuk mengetahui
kapasitas sebuah kapasitor dsb.
3. 5 Volt
4. 0,1 ohm
5. Untuk memperkecil arus yang mengalir dalam voltmeter saat digunakan
untuk mengukur tegangan dalam suatu rangkaian.
6. Berdasarkan prinsip bahwa R = V/I
7. 20 lampu
8. 90 kWh.
9. Reaktansi induktif berbanding lurus sedang reaktansi kapasitif berbanding
terbalik dengan frekwensi.
10. Dengan menggunakan sonometer
Nama Peserta :
No. Induk :
Program keahlian :
Nama Jenis Pekerjaan :
PEDOMAN PENILAIAN
No Aspek Penilaian Skor Skor perolehan Keterangan
maksimum
(1) (20 (3) (4) (5)
Perencanaan
? Persiapan alat dan bahan 2
I ? Pengenalan terhadap alat ukur 3
yang digunakan.
Sub Total 5
Model Susunan
? Merangkai alat dan bahan 5
II
sesuai dengan gambar
Sub Total 5
Proses (Sistematika dan Cara
Kerja) 7
? Cara melakukan pengukuran 7
? Cara membaca skala 7
ampermeter 7
III
? Cara membaca skala voltmeter 7
? Cara menuliskan hasil
pengukuran
? Cara menganalisis data
Sub Total 35
Kualitas Hasil Kerja
? Rangkaian yang disusun sesuai 5
? Data-data yang diperoleh 20
IV sesuai 10
? Kegiatan diselesaikan dengan
waktu yang telah ditentukan
Sub Total 35
Sikap/Etos Kerja
? Tanggung jawab 2
? Ketelitian 3
V
? Inisiatif 3
? Kemandirian 2
Sub Total 10
Laporan
? Sistematika penyusunan 4
laporan 6
VI ? Ketepatan merumuskan
simpulan
Sub Total 10
otal 100
Sikap/Etos Kerja
? Tanggung jawab - Merapikan kembali alat dan 2
bahan yang telah digunakan.
- Tidak merapikan alat setelah 1
melaksanakan kegiatan.
Laporan
? Sistematika penyusunan - Laporan disusun sesuai dengan 4
laporan sistematika.
- Laporan disusun tanpa 2
sistematika.
VI
? Ketepatan merumuskan - Simpulan sesuai dengan tujuan. 6
simpulan - Simpulan tidak sesuai tujuan. 3
Giancoli, D.C., 1995, PHYSICS (Fourth Edition). New Jersey: Prentice Hall.
Halliday, D., Resnick, R., 1994. PHYSICS, terjemahan: Pantur Silaban dan
Erwin Sucipto. Jakarta: Erlangga.
Zitzewitz, P.W., Davids, M., Guitry, N.D., Hainen, N.O., Kramer, C.W, Nelson,
J.B., Nelson, Jim, 1999. PHYSICS, Principles and Problems (Teacher
Wraporound Edition). USA GLENCOE McGraw-Hill.