You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejalan dengan lajunya perkembangan dunia usaha dan majunya sebuah
negara, maka ditandai dengan meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat yang
mengakibatkan kebutuhan permodalan. Dalam suatu organisasi khususnya pada
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dapat dituangkan dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga, yang kemudian lebih dijabarkan lagi dalam rencana
kerja tahunan dan rencana kerja lima tahun. Bank sebagai lembaga keuangan
diharapkan dapat menghimpun dana dari masyarakat untuk dipergunakan sebagai
sumber modal dalam pembiayaan pembangunan. Bank juga merupakan lembaga
keuangan yang berfungsi memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang.
Tujuan BPR antara lain menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Dengan demikian
BPR mempunyai peran yang strategis yang disebabkan oleh fungsinya sebagai
suatu wahana yang dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
tabungan dan deposito, dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada pihak
yang membutuhkannya serta melaksanakan kegiatan lainnya dibidang perbankan.
Masalah-masalah yang dihadapi bank dalam pemberian kredit tidak hanya
disebabkan oleh kelalaian saja, tetapi juga disebabkan adanya penyelewengan-
penyelewengan yang dilakukan oleh pegawai bank yang bersangkutan.
Pengamanan yang terjamin dapat dilakukan apabila dalam perusahaan tersebut
terdapat pengendalian intern terhadap pemberian kredit dan pengembalian kredit.
Struktur pengendalian intern merupakan rangkaian proses yang dijalankan
entitas, yang mana proses tersebut mencakup berbagai kebijakan dan prosedur
sistematis, bervariasi dan memiliki tujuan utama menjaga keandalan pelaporan
keuangan entitas, menjaga efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan serta

1
menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku (Abdul Halim, 2003:
197).
B. Ruang Lingkup Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah struktur pengendalian intern bagian kredit yang diterapkan di bank
telah dilaksanakan dengan efektif?
2. Bagaimana struktur pengendalian intern bagian kredit pada PD BPR BKK
Tasikmadu?

C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan
likuiditas bank terhadap kredit macet dan bagaimana cara mengantisipasinya.
2. Untuk menilai struktur pengendalian intern terhadap kebijaksanaan
pemberian dan pengembalian kredit yang dilakukan PD BPR BKK
Tasikmadu.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi PD BPR BKK Tasikmadu
Sebagai bahan pertimbangan dalam usaha penilaian perbankan dalam
pemberian kredit dan penilaian debitur dalam pengembalian kredit yang lebih
baik guna menentukan kebijakan-kebijakan bank selanjutnya.
2. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan pertimbangan dan sumbangan pemikiran untuk
mempraktekkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dan untuk
menambah wawasan mengenai masalah-masalah yang dihadapi perbankan.
3. Bagi Pembaca
Sebagai bahan bacaan untuk memperluas dan menambah pengetahuan
pembaca.

2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
a. Pengertian Audit
Pengertian struktur pengendalian intern menurut SPAP (Standar
Profesional Akuntan Publik) pada SA 319 Par 06 Struktur Pengendalian
intern adalah sebagai berikut:
“Struktur pengendalian intern merupakan rangkaian proses yang
dijalankan entitas, yang mana proses tersebut mencakup berbagai
kebijakan dan prosedur sistematis, bervariasi dan memiliki tujuan
utama menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas, menjaga
efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan serta menjaga
kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.”
(Abdul Halim, 2003: 197).

Sedangkan menurut Mulyadi, 1992: 68


Pengertian struktur pengendalian intern adalah suatu organisasi terdiri
dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan
jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai.

Struktur pengendalian intern yang efektif memiliki 2 pengendalian yang baik,


yaitu:
1. Pengendalian administratif
2. Pengendalian akuntansi

Untuk lebih jelasnya berikut ini uraian kedua pengendalian di atas


1. Pengendalian Administratif
Pengendalian administratif yaitu pengendalian yang ditunjukkan
untuk mendorong efisiensi operasional dan menjaga diikutinya kebijakan
perusahaan. Pengendalian administrasi berupa rencana organisasi serta
prosedur-prosedur juga catatan-catatan yang berhubungan dengan proses
pembuatan keputusan yang membawa kepada tindakan pimpinan
perusahaan untuk menyetujui atau memberi kewenangan terhadap
transaksi-transaksi.

4
2. Pengendalian Akuntansi
Pengendalian akuntansi meliputi rencana organisasi serta prosedur
juga catatan-catatan yang berhubungan dengan pengaman harta kekayaan
perusahaan dan dipercayainya catatan-catatan.
Sehingga dalam pengendalian ini dilakukan penyusunan sedemikian rupa
untuk meyakinkan bahwa:
a. Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau
wewenang pimpinan, baik yang bersifat umum maupun khusus.
b. Transaksi-transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan
dibuatnya ikhtisar-ikhtisar keuangan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi.
c. Penguasaan aktiva perusahaan diberikan hanya dengan persetujuan
dan wewenang pimpinan.
d. Jumlah aktiva/ harta perusahaan seperti yang tercantum dalam catatan
perusahaan dicocokkan dengan aktiva/ harta yang ada pada waktu
yang tepat.

b. Pengendalian Intern
Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
antara lain: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi
operasi dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
(Abdul Halim, 2003: 197).

c. Komponen Pengendalian Intern


Komponen-komponen pengendalian intern menurut COSO
(Communitte of Sponsoring Organizing) terdiri dari lima komponen yang
saling berkaitan antara lain:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penaksiran risiko
3. Aktivitas pengendalian

5
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan

Dari lima komponen-komponen di atas dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian intern menyediakan disiplin dan struktur.
Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada
didalam organisasi tersebut.
2. Penaksiran resiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap
risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya membentuk suatu dasar
untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifikasi organisasi,
analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan
pelaporan keuangan yang disajikan sesuai prinsip akuntansi yang
berterima umum.
3. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang
diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas.
4. Informasi dan komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan,
dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang
memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi
sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan,
menggabungkan, menganalisa, mengklasifikasi, mencatat dan
melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas aset dan kewajiban.

6
5. Pemantauan
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu.
Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat
waktu dan pengembalian tindakan koreksi.

B. Tinjauan Skripsi Terdahulu


Sri Sutamah (2002) Alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta
melakukan penelitian tentang “Evaluasi Efektivitas Struktur Pengendalian Intern
dalam Sistem Pemberian Kredit pada BPR BKK Jekulo Kudus.” Pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah pelaksanaan pengendalian
intern dalam sistem pemberian kredit sudah dilaksanakan dengan efektif.”
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisa data kualitatif
yaitu analisa yang menyangkut tentang penerapan teori-teori yang ada dalam
struktur pengendalian intern (lingkungan pengendalian, sistem akuntansi,
prosedur pengendalian).
Kendar Suyati (2000) alumnus STIE St. Pignatelli Surakarta melakukan
penelitian tentang “Evaluasi Struktur Pengendalian Intern sebagai Peningkatan
Efektivitas Usaha dalam Sistem Pemberian Kredit Pada BPR BKK Banyudono”.
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pengendalian kredit
telah dilaksanakan oleh BPR BKK Banyudono khususnya kredit usaha kecil dan
untuk menganalisa apakah pengendalian kredit yang diterapkan pada BKK BPR
Banyudono khususnya kredit usaha kecil sudah efektif serta memberikan saran
apabila pengendalian kredit pada BPR tersebut masih terdapat kelemahan.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode komparatif yaitu suatu
metode yang membandingkan antara teori pengendalian kredit dengan
pelaksanaan pengendalian kredit pada BPR BKK Banyudono

7
C. Perumusan Hipotesis
Menurut Kuncoro (2003: 100) hipotesis adalah suatu penjelasan sementara
tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan
terjadi.
Adapun hipotesis sementara dalam penelitian ini adalah:
Bahwa dengan menggunakan analisis struktur pengendalian intern maka dapat
diketahui tingkat kepuasan para kreditor maupun debitor dalam meminjam uang
atau menyimpan uangnya di bank.
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul:
“Analisis Struktur Pengendalian Intern Perbankan Terhadap Kebijaksanaan
Pemberian dan Pengambilan Kredit Pada PD. BPR BKK Tasikmadu Colomadu”

8
BAB III
PENUTUP

A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian dengan judul “Analisis Struktur Pengendalian Intern
Perbankan Terhadap Kebijaksanaan Pemberian dan Pengembalian Kredit
Pada PD. BPR BKK Tasikmadu Colomadu” termasuk jenis penelitian studi
kasus dan lapangan yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang
berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti
serta interaksinya dengan lingkungan.

2. Populasi dan Sampel


a. Populasi penelitian
Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,
benda-benda dan ukuran lain yang menjadi obyek penelitian atau
kumpulan seluruh obyek yang menjadi perhatian (Suharyadi, 2004: 323).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah staff yang
berkaitan dengan pekerjaan mulai dari yang menangani permohonan
kredit, pemberian kredit sampai peluasan kredit.
b. Sampel penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dan
dipergunakan untuk menentukan sifat-sifat dan ciri-ciri yang dikehendaki
dari populasi. Sampel merupakan sebagian kasus yang dipilih untuk
mewakili populasi yang bersangkutan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik non probability sampling yang meliputi purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Teknik ini
merupakan suatu metode pengambilan sampel yang didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan tertentu, yaitu bagaimana pengendalian

9
intern pemberian kredit dan bagaimana pengendalian intern
pengembalian kredit.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel penelitian adalah
pelaksanaan prosedur pengendalian intern dalam pemberian dan
pengembalian kredit sebagai pengukuran keefektifan pelaksanaan
pengendalian intern tersebut.

3. Metode Pengumpulan Data


a. Sumber data penelitian
1) Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh penulis dari daerah yang
diteliti dengan cara pengumpulan data dan penelitian yang
dilaksanakan langsung pada perusahaan tersebut. Data tersebut antara
lain:
- Data umum
Data umum yaitu data mengenai gambaran perusahaan secara
umum antara lain:
1. Sejarah dan perkembangan perusahaan
2. Struktur organisasi perusahaan
- Data khusus
1. Prosedur pemberian kredit
2. Prosedur penagihan kredit
2) Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari teori-teori,
pendapat para ahli serta hasil penelitian terdahulu yang mempunyai
hubungan dengan penyelesaian masalah.
Data tersebut antara lain data yang bersumber dari catatan atau
pustaka yang ada dalam perusahaan, literatur-literatur yang berkaitan
dengan permasalahan.

10
b. Teknik Pengumpulan Data
1) Penelitian lapangan
a. Observasi
Metode observasi dapat diartikan sebagai metode
pengamatan atau pencatatan dengan sistematis terhadap
fenomena yang diselidiki. Dengan pengertian di atas kiranya
dapat diambil suatu pengertian bahwa observasi adalah untuk
pengambilan data yang dilakukan untuk mempelajari sistem kerja
yang telah ada sehingga lebih memahami dan dapat mempelajari
permasalahan dengan baik.
b. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab secara langsung kepada:
- Pimpinan perusahaan
Untuk mengetahui sejarah perusahaan, struktur organisasi,
serta pengamanan dan pengawasan yang dilakukan terhadap
perusahaan.
- Bagian kredit
Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit dan prosedur
penagihan kredit. Pembayaran kredit dan keterlambatan serta
cara menghadapi nasabah yang terlambat membayar kredit.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah benda-benda yang dapat memberikan
berbagai macam keterangan tertentu. Dokumentasi ini dapat
berupa: surat-surat, undang-undang, buku-buku dan sebagainya.
2) Studi pustaka
Suatu usaha untuk memperoleh data dari buku ataupun dari
perpustakaan lain yang ada dan data-data diperoleh yang digunakan
sebagai landasan teori dalam pembahasan dan penyusunan skripsi.

11
4. Definisi Variabel
a. Definisi konseptual
Dalam definisi konseptual dikemukakan pengertian dari efektivitas
struktur pengendalian intern, struktur pengendalian intern pada sistem
pemberian kredit, efektivitas struktur pengendalian intern pada sistem
pengembalian kredit.
Adapun secara konseptual bahwa:
a. Efektivitas merupakan suatu tingkat keberhasilan (tolok ukur) dalam
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Jadi orientasi dan
efektivitas adalah tercapainya tujuan.
b. Sistem pengendalian intern yaitu suatu alat bantu bagi manajemen
dalam melaksanakan pengawasan, baik pengawasan langsung
maupun tidak langsung. Sistem pengendalian intern terbentuk dari
kebijakan dan prosedur sistem pengendalian intern yang dirancang
untuk memberikan manajemen suatu keyakinan yang memadai
bahwa tujuan dan sasaran yang penting bagi suatu usaha dapat
dicapai.
c. Efektivitas struktur pengendalian intern pada sistem pengendalian
kredit yaitu sistem penagihan yang terdiri dari 2 sistem yaitu nasabah
datang ke bank dan bank mendatangi nasabah.

b. Definisi operasional
Berdasarkan definisi konseptual di atas, maka dalam penelitian ini
efektivitas merupakan kemampuan suatu unit usaha mencapai tujuan
tertentu.
Sistem pengendalian intern berkaitan dengan lingkungan
pengendalian, prosedur pengendalian guna untuk mencapai peningkatan
efisiensi operasional yang mendorong dipatuhinya kebijakan-kebijakan
yang sudah disepakati oleh manajemen.

12
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk data-data
yang dimiliki oleh Bank Perkreditan Rakyat yang sudah terdokumen.
Bagian pertama yaitu tentang efektivitas sistem pengendalian intern
perkreditan. Tujuan dari pengendalian intern perkreditan adalah untuk
melakukan tindakan atas pemberian kredit sedini mungkin sebelum
pengikatan perjanjian kredit dilakukan sampai pelunasan kredit.
Bagian kedua yaitu melakukan penagihan dengan cara nasabah datang
ke bank atau pihak bank mendatangi nasabah.

6. Metode Analisis Data


Untuk menganalisis masalah yang telah dikemukakan sebelumnya
maka penulis dapat menganalisa data menggunakan metode analisa
komparatif atau metode perbandingan yaitu metode analisa yang dilakukan
dengan cara membandingkan antara struktur pengendalian intern pemberian
kredit dengan pengembalian kredit yang telah diterapkan oleh bank.
Dalam menganalisis data penuis melakukan analisa terhadap prosedur
pemberian kredit dan prosedur penagihan kredit serta berkaitan dengan
elemen struktur pengendalian intern.

B. Jadwal Pelaksanaan Penelitian


1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian
Gambar I
Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian
Jenis Februari Maret April Mei
Kegiatan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
A
B
C
D

Keterangan:
A : Persiapan dan penentuan obyek

13
B : Penentuan lokasi dan penyusunan proposal
C : Pengumpulan dan pengolahan data
D : Penyusunan laporan penelitian

2. Uraian Kegiatan
a. Persiapan dan Penentuan Obyek Penelitian
Minggu I sampai dengan ke IV bulan Februari tahun 2008 peneliti
melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1) Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi untuk
menentukan obyek penelitian beserta pengajuan judul skripsi.
2) Mencari obyek instansi/ lembaga atau perusahaan yang akan diteliti.
b. Orientasi Lokasi dan Penyusunan Proposal
Minggu I bulan Maret sampai dengan minggu I bulan April tahun 2008,
peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Setelah menentukan obyek penelitian, penulis menyampaikan surat
permohonan ijin pelaksanaan penelitian pada lembaga yang akan
dijadikan obyek penelitian.
2) Setelah memperoleh izin dari lembaga, peneliti berkonsultasi dengan
dosen pembimbing untuk penyusunan proposal penelitian.
c. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Minggu ke II bulan April sampai dengan minggu ke I bulan Mei tahun
2008, penulis melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data
penelitian.
d. Penyusunan Laporan Penelitian
Minggu ke III bulan April sampai dengan minggu ke IV bulan Mei tahun
2008, penulis melakukan penyusunan laporan penelitian.

3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka

14
- Abdul Halim, 2003, Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Edisi
Ketiga, Yogyakarta: AMP YKPN.

- Mudrajat Kuncoro, Ph.D. 2003, Metode Riset untuk Bisnis dan


Ekonomi, Edisi Pertama. Cetakan Pertama, Yogyakarta: AMP
YKPN.

- Mulyadi, 1992, Pemeriksaan Akuntansi, Edisi Empat, Cetakan


Pertama, Yogyakarta: STIE YKPN.

- Suharyadi dan Kuncoro S.K. 2004, Statistika Untuk Ekonomi dan


Keuangan Modern, Jakarta: Salemba Empat.

15

You might also like