You are on page 1of 11

Sistem Politik Indonesia

PENDEKATAN DALAM ANALISIS SISTEM POLITIK

Analisis Sistem Politik Menurut David Easton


Pendekatan sistem politik pada mulanya terbentuk dengan mengacu pada pendekatan yang terdapat dalam ilmu eksakta. Adapun untuk
membedakan sistem politik dengan sistem yang lain maka dapat dilihat dari definisi politik itu sendiri. Sebagai suatu sistem, sistem politik
memiliki ciri-ciri tertentu. Perbedaan pendapat mulai muncul ketika harus menentukan batas antara sistem politik dengan sistem lain yang
terdapat dalam lingkungan sistem politik. Namun demikian, batas akan dapat dilihat apabila kita dapat memahami tindakan politik sebagai
sebuah tindakan yang ingin berkaitan dengan pembuatan keputusan yang menyangkut publik.

Input, Output, dan Lingkungan dalam Sistem Politik

Input dalam sistem politik dibedakan menjadi dua, yaitu tuntutan dan dukungan. Input yang berupa tuntutan muncul sebagai
konsekuensi dari kelangkaan atas berbagai sumber-sumber yang langka dalam masyarakat (kebutuhan). Input tidak akan sampai (masuk)
secara baik dalam sistem politik jika tidak terorganisir secara baik. Oleh sebab itu komunikasi politik menjadi bagian penting dalam hal ini.
Terdapat perbedaan tipe komunikasi politik di negara yang demokratis dengan negara yang nondemokratis. Tipe komunikas i politik ini
pula yang nantinya akan membedakan besarnya peranan dari organisasi politik.

Output merupakan keputusan otoritatif (yang mengikat) dalam menjawab dan memenuhi input yang masuk. Output sering
dimanfaatkan sebagai mekanisme dukungan dalam rangka memenuhi tuntutan-tuntutan yang muncul.

Pendekatan Struktural Fungsional Gabriel Almond

Pendekatan struktural fungsional merupakan alat analisis dalam mempelajari sistem politik, pada awalnya adalah pengembangan dari teori
struktural fungsional dalam sosiologi. Dalam pendekatan ini, sistem politik merupakan kumpulan dari peranan-peranan yang saling
berinteraksi. Menurut Almond, sistem politik adalah sistem interaksi yang terdapat dalam semua masyarakat yang bebas dan merdeka yang
melaksanakan fungsi-fungsi integrasi dan adaptasi (baik dalam masyarakat ataupun berhadap-hadapan dengan masyarakat lainnya). Semua
sistem politik memiliki persamaan karena sifat universalitas dari struktur dan fungsi politik. Mengenai fungsi politik ini, Almond
membaginya dalam dua jenis, fungsi input dan output.

Analisis Struktural Fungsional dalam Sistem Politik

Menurut Gabriel Almond, dalam setiap sistem politik terdapat enam struktur atau lembaga politik, yaitu kelompok kepentingan,
partai politik, badan legislatif, badan eksekutif, birokrasi, dan badan peradilan. Dengan melihat keenam struktur dalam setiap sistem politik,
kita dapat membandingkan suatu sistem politik dengan sistem politik yang lain. Hanya saja, perbandingan keenam struktur tersebut tidak
terlalu membantu kita apabila tidak disertai dengan penelusuran dan pemahaman yang lebih jauh dari bekerjanya sistem politik tersebut.

Suatu analisis struktur menunjukkan jumlah partai politik, dewan yang terdapat dalam parlemen, sistem pemerintahan terpusat atau federal,
bagaimana eksekutif, legislatif, dan yudikatif diorganisir dan secara formal dihubungkan satu dengan yang lain. Adapun analisis fungsional
menunjukkan bagaimana lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi tersebut berinteraksi untuk menghasilkan dan
melaksanakan suatu kebijakan.

SOSIALISASI, BUDAYA POLITIK DI INDONESIA, DAN EKONOMI POLITIK INDONESIA

Sosialisasi Politik di Indonesia


Dalam kegiatan belajar ini ada tiga hal yang dikemukakan. Pertama, mengenai pengertian sosialisasi politik. Kedua, mengenai proses
sosialisasi politik di Indonesia, dan ketiga, mengenai agen-agen sosialisasi politik yang berperan dalam penyebaran nilai-nilai politik ke
dalam masyarakat.
Pada bagian pertama dijelaskan mengenai proses sosialisasi secara umum, kemudian juga dibahas tahapan psikologi politik, dan juga
tahapan sosialisasi politik. Setelah pembahasan sosialisasi politik di Indonesia juga dibahas mengenai agen-agen sosialisasi politik

1
Budaya Politik di Indonesia
Klasifikasi budaya politik oleh Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, terdiri atas budaya politik parokial, budaya politik
subjek/kaula, dan budaya politik partisipan. Sedangkan budaya politik menurut Austin Ranney dibedakan atas orientasi kognitif dan
preferensi politik.

Ada beberapa unsur yang berpengaruh atau melibatkan diri dalam proses pembentukan budaya politik nasional,
yaitu sebagai berikut.

1. Unsur sub-budaya politik yang berbentuk budaya politik asal.


2. Aneka rupa sub-budaya politik yang berasal dari luar lingkungan tempat budaya politik asal itu berada.
3. Budaya politik nasional itu sendiri.

Tahapan perkembangan budaya politik nasional menurut Sjamsuddin, antara lain sebagai berikut (Rahman, 1998:
58).

1. Budaya politik nasional yang tengah berada dalam proses pembentukannya.


2. Budaya politik nasional yang sedang mengalami proses pematangan. Dalam tahapan ini, pada dasarnya budaya politik nasional sudah
ada, tetapi masih belum matang.
3. Budaya politik nasional yang sudah mapan, yaitu budaya politik yang telah diakui keberadaannya secara nasional.
4. Ada dua sudut pandang untuk melihat budaya politik yang dikaitkan dengan struktur sosial, yaitu secara vertikal maupun horizontal.
Terakhir ada tiga kelompok yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap sistem politik Indonesia, yaitu kelompok agama,
kelompok suku bangsa, dan kelompok ras.

Ekonomi Politik
Ilmu ekonomi politik mempelajari tentang hubungan timbal balik antara transaksi ekonomi dengan perilaku politik. Para ahli ekonomi
politik melihat bahwa dalam hubungan antara negara dan pasar terdapat struktur atau anatomi, nilai-nilai, kebutuhan, dan kepentingan yang
bervariasi, yang pada gilirannya dapat menimbulkan interaksi yang beragam antara negara dengan pasar. Penjelasan singkat di atas pada
dasarnya memberikan gambaran bahwa pembagian sistem ekonomi ke dalam kapitalisme dan sosialisme merupakan penyederhanaan
masalah (simplifikasi). Dalam praktiknya, sejumlah negara tertentu sulit untuk dapat dimasukkan ke dalam kategori kapitalisme maupun
sosialisme. Di sinilah letak pentingnya studi tentang ekonomi politik, untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan
antara ekonomi dengan politik.

Dinamika Ekonomi Politik di Indonesia


Dinamika hubungan antara negara dengan pasar sejak Indonesia berdiri hingga era reformasi diwarnai oleh fluktuasi penguatan peran
negara. Negara sempat memiliki pengaruh dominan di dalam sistem politik pada masa Demokrasi Terpimpin dan juga pada masa boom
minyak semasa kepemimpinan Orde Baru. Di luar periode tersebut, pasar mampu mendorong negara membuat kebijakan yang
memungkinkan akumulasi kapital yang cenderung lebih banyak menguntungkan para pemilik modal (investor). Kekuatan pasar yang luar
biasa dalam menghadapi negara dapat ditemukan dalam kasus krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 hingga
1998.

PARTISIPASI POLITIK DAN PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA

Partisipasi Politik
Partisipasi politik oleh para sarjana di negara Barat sering hanya dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memberikan input bagi
pengambil kebijakan menuruti aturan main yang berlaku. Definisi yang demikian membuat partisipasi politik di negara-negara berkembang
sulit dikategorikan sebagai bentuk partisipasi politik. Untuk mengatasi hal tersebut, Huntington mencoba mengatasi dengan mengatakan
bahwa partisipasi yang tergolong negatif di mata para sarjana di negara-negara berkembang pada dasarnya termasuk pula bentuk partisipasi
politik. Kecenderungan mobilisasi di masyarakat negara-negara berkembang menjadi ciri khas yang melekat karena karakteristiknya yang
khas selain tidak bekerjanya sistem politik secara baik untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat memberikan input tanpa takut
diintimidasi oleh pemerintah.

2
Perkembangan Partisipasi Politik di Indonesia
Partisipasi politik dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat di suatu negara. Masyarakat Indonesia yang memiliki karakteristik, seperti
pendidikan rendah, ekonomi kurang baik dan kurang memiliki akses informasi membuat pola partisipasinya cenderung dimobilisasi.
Karakteristik tersebut belum mendorong masyarakat untuk membangun suatu pola partisipasi yang mandiri. Sejak merdeka, elite-elite
partai cenderung menggunakan cara-cara mobilisasi ataupun penetrasi ke masyarakat untuk mendukung partai politik tertentu. Demokrasi
parlementer yang dinilai memiliki ruang publik dan kebebasan politik yang memadai juga ditandai dengan intervensi elite lokal maupun
pusat untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.

PARTAI POLITIK, KELOMPOK KEPENTINGAN, DAN KELOMPOK PENEKANAN DALAM SISTEM


POLITIK INDONESIA

1. Partai Politik, Kelompok Kepentingan, dan Kelompok

Partai politik merupakan struktur atau lembaga yang menyalurkan dan mengartikulasikan berbagai kepentingan (tuntutan dan aspirasi) yang
berasal dari lingkungan masyarakat Indonesia ke dalam sistem politik. Kepentingan dan aspirasi yang diajukan partai politik tersebut
merupakan energi bagi sistem politik untuk membuat pelbagai kebijaksanaan. Jika partai politik ikut dalam Pemilu untuk merebut atau
mempertahankan kekuasaan terutama dalam kaitannya dengan kekuasaan legislatif maka lain halnya dengan kelompok kepentingan dan
kelompok penekan. Kedua aktor politik ini berada di luar sistem politik dan juga tidak bisa mengikuti pemilu. Walaupun demikian,
kelompok ini tidak bisa dipandang remeh dalam mempengaruhi proses pembuatan undang-undang dan juga pembuatan kebijakan.

2. Partai Politik, Kelompok Kepentingan, dan Kelompok Penekanan dalam Sistem Politik Indonesia
Peranan partai politik di masa Demokrasi Pancasila tetap sama seperti pada masa Demokrasi Terpimpin. Partai politik hanya memiliki
peranan yang kecil dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari sedikitnya anggota partai politik dalam
lembaga legislatif maupun lembaga eksekutif. Bahkan pada Kabinet Pembangunan III sudah tidak ada lagi menteri yang berasal dari partai
politik. Militer dan birokrat merupakan kelompok yang mendominasi jabatan menteri.

Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya peranan partai politik pada masa Demokrasi Pancasila adalah pendekatan ekonomi yang dipilih
oleh Rezim Soeharto, diberlakukannya beberapa peraturan yang menyangkut kehidupan kepartaian, menguatnya peranan Golkar, dan juga
konflik internal dalam tubuh partai politik.

Sistem Politik Indonesia

Terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik :

1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kemampuan SDA biasanya masih
bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah,
pertambangan yang ketika datang para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah berupa pajak.
Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.

2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian rupa untuk dapat didistribusikan
secara merata, misalkan seperti sembako yang diharuskan dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat. Demikian pula
dengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan tingkah laku individu dan kelompok maka dibutuhkan
adanya pengaturan. Regulasi individu sering memunculkan benturan pendapat. Seperti ketika pemerintah membutuhkan maka
kemudian regulasi diperketat, hal ini mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.

4. kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif membuat kebijakan yang akan
diterima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sistem.

5. kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output, output berupa kebijakan pemerintah
sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas
responsif.

3
Pengertian Kapabilitas Sistem Politik: Adalah Kemapuan system politik dalam bidang ekstraktif, distributive, regulative,
simbolik, responsive dan dalam negari dan internasional untuk mencapai tujuan nasional sebagai mana termaktub dalam
pembukaan UUD45

Definisi sistem politik Secara Umum :


Ilmu yang mengakaji tentang hubungan kekuasaan , baik sesama warga negara , antar warga negara maupun hubungan sesama
negara

STRUKTUR POLITIK
Politik adalah Alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.
Kekuasaan berarti kapasitas dalam menggunakan wewenang, hak dan kekuatan fisik.

Ketika berbicara struktur politik maka yang akan diperbincangkan adalah tentang mesin politik sebagai lembaga yang dipakai
untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan jenisnya mesin politik terbagi dua yaitu :


1. Mesin politik Informal
- Pengelompokan atas persamaan sosial ekonomi
- Golongan petani merupakan kelompok mayoritas (silent majority)
- Golongan buruh
- Golongan Intelegensia merupakan kelompok vocal majority
- Persamaan jenis tujuan seperti golongan agama, militer, usahawan, atau seniman
- Kenyataan kehidupan politik rakyat seperti partai politik, tokoh politik, golongan kepentingan dan golongan penekan.

2. Mesin politik formal


Mesin politik formal berupa lembaga yang resmi mengatur pemerintahan yaitu yang tergabung dalam trias politika :
- Legislatif
- Eksekutif
- Yudikatif

Sistem Politik Demokrasi di Indonesia adalah


Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktikkan ide ten-tang demokrasi walau bukan tingkat kenegaraan, masih tingkat desa.
Disebut demokrasi desa.Contoh pelaksanaan demokrasi desa pemilihan kepala desa dan rembug desa. Inilah demokrasi asli.
Demokrasi desa mempunyai 5 ciri.
Rapat, mufakat, gotong royong, hak mengadakan protes bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut
Mempergunakan pendekatan kontekstual, demokrasi di Indonesia adalah demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila ini oleh karena Pancasila sebagai ideology negara, pandangan hidup bangsa Indonesia, dasar negara
Indonesia dan sebagai identitas nasional Indonesia. Sebagai ideology nasional, Pancasila sebagai cita-cita ma-syarakat dan
sebagai pedoman membuat keputusan politik. Sebagai pemersatu masyarakat yang menjadi prosedur penyelesaian konflik.
Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila sbb:

1. Kedaulatan rakyat;
2. republik
3. Negara berdasar atas hukum
4. Pemerintahan yang konstitusional
5. Sistem perwakilan
6. Prinsip musyawarah
7. Prinsip ketuhanan

Perbedaan Sistem Politik Indonesia dengan Sistem Politik di Indonesia:


Sistem Politik Indonesia adalah sistem politik yang berlaku di indonesia, sedangkan Sistem Politik Indonesia adalah sistem
politik yang pernah dianut oleh Indonesia yang berdasarkan nilai budaya indonesia yang bersifat turun temurun dan juga bisa
diadopsi dari nilai budaya asing yang positif bagi pembangunan sistem politik indonesia

Menurut Almond, Sistem Politik adalah interaksi yang terjadi dalam masyarakat yang merdeka yang menjalankan fungsi
integrasi dan adaptasi.

4
Menurut Rober A. Dahl, Sistem politik adalah pola yang tetap dari hubungan – hubungan antara manusia yang melibatkan
sampai dengan tingkat tertentu, control, pengaruh, kekuasaan, ataupun wewenang.

Sistem politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yanh
menunjukan suatu proses yang langsung memandang dimensi waktu (melampaui masa kini dan masa yang akan datang).

Lingkungan Internal sistem politik :


-Linngkungan Fisik , Kondisi Geografis wilayah yang luas yang menentukan strategi politik dan meliter
- dan sumber kekayaan alam ( hutan . laut )

Perbedaan Sistem Politik di berbagai Negara:


1. Sistem Politik di Negara Komunis: Bentuk pemerintahannya yang ssentralistik, peniadaan hak milik pribadi, peniagaan
hak- hak sipil dan politik tidak adanya mekanisme politik yang terbuka, tidak adanya oposisi , serta terdapat pembatasan
terhadap arus informasi dan kebebasan berpendapat .
2. Sistem Politik di Negara Liberal : Bercirikan kebebasan berfikir bagi tiap individu atau kelompok , pembatasan
kekuasaaan , khususnya dari pemerintahan dan agama, penegak hukum, petukaran gagasan yang bebas , sistem
pemerintahan yang transparan yang didalamnya terdapat jaminan hak-hak kaum minoritas.
3. Sistem Politik indonesia berdasarkan nilai- nilai kedaulatan rakyat, Negara berdasrkan hukum, bentuk republik, pemerintah
berdasarkan konstitusi, yang bertanggung jawab,melakukan sistem pemilihan lansung dan dengan sistem pemerintahan yang
presidentil.

Pendekatan sistem politik menurut Almond dan Powell:


Pendekatan Tradisional . sistem politik yang memandang lembaga pemerintahan , kekuasaan dan keyakinan politik
sebagai dasar analisi sistem politik
Pendekatan prilaku : pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh sistem analisis perilaku. Dalam arti kata analisisnya lebih
didasrakan pada pernyataan , sikap dan prilaku individu , organisasi dan lembaga pemerintah yang sedang berjalan .
Pendekatan Pasca perilaku; pendekatan ini yang memiliki anggapan manusia makluk yang kreatif, pendekatan ini
adalah kelakuan struktural – fungsional dan analisa sistem dalam menekuni mencari ilmu pengetahuan yang emperis , kurang
memeprhatikan faktor- faktor lingkungan .

Peran serta masyarakat dalam politik adalah terciptanya masyarakat politik yang “Kritis Partisipatif” dengan ciri-ciri

a. Meningkatnya respon masyarakat terhadapkebijakan pemerintah


b. Adanya partisipasi rakyat dalam mendukung atau menolak suatu kebijakan politik
c. Meningkatnya partisipasi rakyat dalam berbagai kehiatan organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan kelompok-
kelompok penekan

JENIS-JENIS KELOMPOK KEPENTINGAN MENURUT GABRIEL A. ALMOND


1. Kelompok Anomic , kelompok yang terbentuk antara unsure-unsur dalam masyarakat secara spotan dan hanya seketika, tdk
memiliki nilai dan norma-morna yang mengatur, kelompok yang sering tumpang tindih dengan bentuk partisipasi politik
konvensional.
2. Kelompok Non Assosiasional, kelompok masyarakat awam dan tidak terorganisir dengan rapid an kegiatan bersifat
temporer.
3. Kelompok Institusional, kelompok yang memiliki struktur visi, misi tugas, serta sebagai artikulasi kepentingan
4. Kelompok Assosiasiona,kelompok ini terbentuk dari masyarakat dengan fungsi untuk mengartikulasi kepentingan
anggotanya kepada pemerintah atau pemerintah pemilik modal .
5.
SALURAN ARTIKULASI KEPENTINGAN
1.Demontrasi dan Tindakan kepentingan 2. Hubungan Pribadi 3. Perwakilan Lansung 4. Saluran Formal dan Institusional lainnya

Tujuan Didirikan Lembaga Interest Group ( Kelompok Kepentingan )


1. Untuk melindungi anggota dan kelompok nya dari adanya dominasi dan penyelewengan oleh pemerintah dan negara
2. Untuk menjadi wadah pemberdayaan bagi masyarakat dalam kehidupannya
3. Untuk menjadai wadah pengawasan dan pengamatan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah dan Negara
4. Untuk menjadi wadah kajian dan analisis bagi aspek pembangunan nasional dlm semua bidang kehidupan

5
Dan mempunyai sifat kelembagaan : Independen, Netral.Kritis, Mandiri,

Klasifikasi Interest Group ( Kelompok Kepentingan ) menurut organisasi masyarakat ditinjau dari segi agama, social
budaya, kemasyarakatan, kepemudaan profesi, kewanitaan , pendidikan :
1. Organisasi Kemasyarakatan . contonhnya : MKGR, Kosgoro, Soksi
2. Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan agama :, contonhnya , NU, Muhammadiah, Parmusi, KWI
3. Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan Kepemudaan : KNPI, PII, HMI
4. Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan social kedaerahan
5. Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan Profesi : Aliansi Jurnalistik Indonesia, PERHUMAS, PWI, FRI

Sistem Politik Di Indonesia - Presentation


1. PENGERTIAN POLITIK

o Austin Ranney mendefinisikan politik sebagai proses pembuatan kebijakan pemerintahan (public
policy)

o Harold D. Laswell menyebut bahwa politik itu menyangkut proses penentuan who get what, when
and how

o Ramlan Surbakti mendefiniskan politik sebagai proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat
untuk menentukan kebaikan bersama bagi masyarakat yang tinggal dalam satu wilayah tertentu

2. Sistem Politik INPUT PROSES OUTPUT UMPAN BALIK

3. Input, Proses dan Output

o Input dalam sebuah sistem politik adalah aspirasi masyarakat atau kehendak rakyat

 Tuntutan

 Dukungan

 Sikap apatis

6
o Proses dalam sistem politik mencakup serangkaian tindakan pengambilan keputusanbaik oleh
lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif dalam rangka memenuhi atau menolak aspirasi
masyarakat

o Output sistem politik berupa kebijakan publik

 Pemenuhan aspirasi masyarakat

 Penolakan/ketidaksediaan untuk memenuhi aspirasi masyarakat

4. Struktur Politik

o Struktur politik merupakan keseluruhan bagian atau komponen (yang berupa lembaga-lembaga)
dalam suatu sistem politik yang menjalankan fungsi atau tugas tertentu.

o Tugas lembaga politik disebut fungsi

o Rangkaian keseluruhan fungsi disebut proses

o Rangkaian fungsi tersebut dalam bidang politik sehingga disebut proses politik

5. SISTEM POLITIK

o Merupakan kesatuan antara struktur dan fungsi-fingsi politik

o Stru ktur politik diibaratkan mesin sedangkan komponennya disebut fungsi

6. Fungsi Politik

o Perumusan kepentingan

o Pemaduan kepentingan

o Pembuatan kebijakan umum

o Penerapan kebijakan

o Pengawasan pelaksanaan kebijakan

7. Funsi Politik yang lain

o Komunikasi politik

o Sosialisasi politik

o Rekrutmen politik

8. Struktur Politik
7
o Suprastruktur menjalankan output

 Decision or rule making

 Rule application

 Rile adjudication

o Infrastruktur menjalankan input

 Interest articulate=perumusan dan pengajuan kepentingan

 Interest aggregation=pemaduan atau pengajuan kepentingan

9. Struktur Politik di Indonesia

o Sistem politik demokrasi berdasarkan Pacasila

 Kedaulatan rakyat

 Pelaksanaan kedaulatan melalui sistem perwakilan

 Didalam lembaa perwakilan selalu diusahakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan

10. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia

o Suprastruktur politik di Indonesia

 Lembaga pelaksana fungsi pembuatan kebijakan umum/legislatif

 Fungsi Legislasi

 Fungsi pengawasan/kontrol

 Fungsi anggaran

 Lembaga pelaksana fungsi penerapan kebijakan/eksekutif

 Lembaga fungsi pengawasan pelaksana kebijakan/yudikatif

11. Mahkamah Agung dan Makhamah Konstitusi

o Wewenang MA

8
 Mengadili pada tingkat kasasi

 Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang

 Melaksanakan wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang

o Wewenang MK

 Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir

 Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD

 Memutuskan pembubaran partai politik

 Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilu

12. Infrastruktur Politik di Indonesia

o Lembaga swadaya masyarakat (civil society)

 Community base organization seperti kelompok arisan, simpan pinjam

 Civics group contoh NU

o Partai Politik

 Fungsi

 Pendidikan politik

 Penciptaan iklim yang kondusif serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk
menyejahterakan masyarakat

 Penyerap. Panghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitutional

 Partisipasi politik warga negara

 Rekrutman politik dalam proses pengisian jabatan politik

o Media massa

13. Macam-Macam Sistem Politik

o Democracy is a form of government organized in accordance with the principles of polular


souvereignty, political equality, popular consultation and majority rule (Austin Ranney, 1982:278)

 Kedaulatan rakyat

9
 Persamaan politik

 Konsultasi rakyat

 Pemerintahan mayoritas (majority rule) David Beetham dan Kevin Boyle 91995:47
menyatakan adanya minoritas permanen=kelompok minoritas yang terbentuk atas dasar rasm
agama, bahasam entisitas atau ciri permanen lainnya

 Prinsip majority rule tidak cukup melindungi minoritas, oleh karena itu beberapa kebijakan
dijalankan

 Memberikan perwakilan proporsional

 Memberikan hak veto

 Memberikan otonomi khusus

o Otoriter/kediktatoran/totaliter artinya suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi untuk


memerintah dipegang dan dijalankan oleh satu orang/kelompok kecil elit

o Carl J friederich dan Zbiegniew Brzezinki, ciri-cirinya adalah

 Negara memiliki sebuah ideologi resmi

 Mempunyai satu partai massa tunggal

 Mengawasi seluruh kegiatan penduduk dan sistem teror

 Monopoli media massa

 Kontrol ketat dari militer

 Pengendalian terpusat

14. Partisipasi dalam Sistem Politik di Indonesia

o Konvensional

 Suara dalam pemilu

 Terlibat dalam kampanye

 Membentuk dan bergabung dalam organisasi kemasyarakatan

 Melakukan diskusi politik

 Melakukan komunikasi pribadi

10
o Non Konvensional

 Demonstrasi

 Mogok/boikot

 Pembangkangan sipil

11

You might also like