You are on page 1of 9

PERBEDAAN INDIVIDUAL

(INDIVIDUAL DIFFERENCES)
Oleh :
NUR FADLI HAZHAR FACHRIAL

Ringkasan
Definisi dan Pemahaman
Topik tentang individual differences ini mengkaji mengenai karakteristik
manusia sebagai individu yang utuh tidak dapat dibagi (undivided), tidak dapat
dipisahkan yang memiliki ciri-ciri yang khas. Karena adanya ciri-ciri yang khas itulah
yang menyebabkan manusia satu dengan yang lainya dikatakan individu yang berbeda.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakter keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologis maupun faktor sosial psikologis. Karakteristik yang berkaitan dengan
perkembangan biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang karakteristik yang
berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu
keluarga ayah dan garis keluarga ibu. Sejak saat terjadinya pembuahan atau konsepsi
kehidupan yang baru itu secara berkesinambungan dipengaruhi oleh banyak dan
bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang. Tiap-tiap perangsang tersebut
baik secara terpisah maupun terpadu dengan rangsangan yang lain semuanya membantu
perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya tingkah laku manusia yang
dibawa sejak lahir. Hal itu akhirnya membentuk pola karakteristik tingkah laku yang
dapat diwujudkan seseorang sebagai individu yang berkarakteristik berbeda dengan
individu-individu lain.
Individu menunjukan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau
perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perorangan.
Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lainya. Perbedaan inilah yang
disebut perbedaan individual (individual differences). Pendapat dari Lindgren (1980 :
578) dikutip oleh Prof. H Sunarto : perbedaan dalam “perbedaan individual”
menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Bidang-bidang perbedaan
Kecenderungan individu untuk berbeda terukur kedalam kelompok sekitar rata-
rata dari suatu distribusi dan sebagian kecil terkelompok ke dalam titik ekstrem yang
harus menjadi kajian penting terhadap karakter individual bersangkutan. Garry 1963
(Oxendine, 1984 : 317) mengkategorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang
berikut:
1. Perbedaan fisik
Usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penghelitan dan
kemampuan bertindak
2. Perbedaan sosial
Termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga dan suku
3. Perbedaan kepribadian
Termasuk watak, motif, minat, dan sikap
4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah
Perbedaan-perbedaan tersebut berpengaruh terhadap mereka dirumah maupun di
sekolah. Gejala yang dapat diamati adalah bahwa mereka menjadi lebih atau kurang
dalam bidang tertentu dibanding dengan orang lain. Sebagian manusia lebih mampu
dalam bidang seni, atau bidang ekspresi lain seperti olah raga dan keterampilan,
sebagian lain dapat lebih mampu dalam bidang kognitif atau yang berkaitan dengan
teknologi
Menurut Bloom, proses belajar baik disekolah maupun diluar sekolah
menghasilkan 3 (tiga) kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy Bloom yaitu :
1. Kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pengusaan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang
pengamatan dan penyerapan terhadap suatu objek, berarti ia menguasai sesuatu
yang diketahui dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi dan pengetahuan
yang diorganisir secara sistematik untuk menjadi miliknya.
Kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi tiap-tiap orang, pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil
belajar dan hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawa dan
pengaruh lingkungan (faktor dasar dan ajar).
2. Kemampuan afektif dan
Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda, kemampuan
berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah fikiranya
dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan
sistematis. Kemampuan berbahasa tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor
kecerdasan dan faktor lingkungan selain faktor lainya seperti faktor fisik
terutama organ berbicara.
3. Kemampuan psikomotorik.
Kecakapan motorik atau kemampuan Psikomotorik merupakan kemampuan
untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat
untuk melakukan kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut terjadi karena kerja saraf
yang sistematis. Alat indera menerima rangsangan tersebut diteruskan melalui
saraf sensoris ke saraf pusat (otak) untuk diolah dan hasilnya dibawa oleh saraf
motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk geraka-gerakan atau kegiatan.
Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan
tingkat kemampuan berfikir. Karena tingkat pertumbuhan fisik dan tingkat
kemampuan berfikir setiap orang berbeda-beda, maka hal ini membawa akibat
terhadap kecakapan motorik setiap individu yang berbeda-beda pula.
4. Perbedaan dalam latar belakang
Perbedaan latar belakang dan pengalaman seseorang dapat mempelancar atau
menghambat prestasinya. Pengalaman-pengalaman belajar yang dimiliki anak
dirumah mempengaruhi kemauan untuk berprestasi dalam situasi belajar yang
disajikan. Minat dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran
tertentu, kebiasaan kerjasama, kecakapan atau kemauan untuk berkonsentrasi
pada bahan-bahan pelajaran semuanya merupakan faktor-faktor perbedaan
diantara para siswa. Faktor-faktor tersebut kadang-kadang berkembang akibat
sikap-sikap anggota keluarga dirumah dan lingkungan sekitar
5. Perbedaan dalam bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan
tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapat rangsangan dan
pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak dapat berkembang sama sekali
manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang.
Perkembangan bakat dimiliki secara individual. Meskipun inteligensi umum
merupakan faktor dari hampir semua atau bahkan semua bidang penampilan
atau performansi namun hasil tes inteligensi yang selama ini dilaksanakan belum
terkait dengan beberapa bidang belajar seperti keterampilan motorik, musik, seni
dan olahraga. Hasil tes inteligensi lebih banyak berhubungan dengan
keberhasilan atau kemampuan bidang akademik.
6. Perbedaan dalam kesiapan belajar
Kondisi fisik yang sehat dalam kaitanya dengan kesehatan dan penyesuaian diri
yang memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman disertai dengan rasa ingin
tahu yang amat besar terhadap orang-orang dan benda-benda membantu
perkembangan berbahasa dan belajar yang diharapkan. Sikap apatis, pemalu dan
kurang percaya diri akibat dari kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh dan
latar belakang yang miskin pengalaman, mempengaruhi perkembangan
pemahaman dan ekspresi diri.
PERKEMBANGAN MANUSIA
(HUMAN DEVELOPMENT)
Oleh
Nur Fadli Hazhar Fachrial

Pemahaman konsep pertumbuhan dan perkembangan


Beberapa buku memaknai pertumbuhan sering diartikan sama dengan
perkembangan sehingga kedua istilah itu penggunaanya seringkali dipertukarkan
(interchange) untuk makna yang sama. Untuk itulah perlu dipertegas kembali istilah
pertumbuhan dan perkembangan itu. Pertumbuhan diberi makna dan digunakan untuk
menyatakan perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif semakin besar dan atau
panjang. Sedangkan istilah perkembangan diberi makna dan digunakan untuk
menyatakan perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek sosial.
Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan
perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek, sosial, bahasa, bakat khusus,
nilai dan moral serta sikap.

Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih
panjang dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga dewasa.
1. Pertumbuhan sebelum lahir
Dimulai dari proses pembuahan (pertemuan sel telur dan sperma) yang
membentuk sel kehidupan yang disebut embrio dan berukuran setengah
centimeter (berumur 1 bulan), umur 2 bulan panjang embrio membesar menjadi
2,5 cm dan disebut janin/fetus. Setelah umur kandungan 3 bulan janin tersebut
sudah berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil.
2. Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan
sebelum lahir. Selama tahun pertama ukuran panjang badanya akan bertambah
sepertiga dari ukuran panjang semula dengan berat badan bertambah hingga 3
kali nya. Setiap bagian fisik seseorang individu akan terus mengalami perubahan
karena pertumbuhan, sehingga masing-masing komponen tubuh akan mencapai
tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya.
Pertumbuhan dan perkembangan fungsi biologis setiap orang memiliki pola dan
urutan yang teratur. Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak akan
mempengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara langsung pertumbuhan fisik
seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak
langsung pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan mempengaruhi
bagaiman anak ini memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang
orang lain.

Intelek
Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak.
Karena fikiran pada dasarnya menunjukan fungsi otak. Maka ketentuan intelektual yang
lazim disebut dengan kemampuan berfikir dipengaruhi oleh kematangan otak yang
mampu menunjukan fungsinya secara baik. Perkembangan lebih lanjut tentang
perkembangan intelek ini ditunjukan pada perilakunya yaitu tindakan menolak dan
memilih sesuatu. Tidakan itu berarti telah mendapatkan proses mempertimbangkan,
evaluasi sampai kemampuan menarik kesimpulan dan keputusan. Fungsi ini akan terus
berkembang mengikuti kekayaan pengetahuanya tentang dunia luar dan proses belajar
yang dialaminya sehingga pada saatnya seseorang akan berkemampuan melakukan
peramalan atau prediksi. Perkembangan kognitif seseorang menurut Pieget (Sarlito,
1991 : 81) mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap I (pertama) : Masa sensor motor (0,0 – 2,5 tahun)
Masa ketika bayi mempergunakan sistem penginderaan dan aktivitas motorik
untuk mengenal lingkunganya. Bayi memberikan reaksi motorik atas
rangsangan-rangsangan yang diterima berupa refleks.
2. Tahap II (kedua) : Masa pra operasional (2,0 – 7,0 tahun)
Kemampuan untuk menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep.
Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak akan melakukan tindakan-
tidakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah lewat. Misalnya melihat dokter
berpraktek maka akan dapat bermain “dokter-dokteran”
3. Tahap III (ketiga) : Masa konkreto prerasional (7,0 – 11,0 tahun)
Masa ini seorang anak sudah dapat melakukan berbagai macam tugas yang
konkret. Anak telah mulai mengembangkan tiga macam operasi berfikir yaitu :
Identifikas (mengenali sesuatu), Negasi (mengingkari sesuatu), Reprokasi
(mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal).
4. Tahap IV(keempat) : Masa operasional (11,0 – dewasa)
Usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berfikir abstrak dan
hipotesis. Pada tahap ini seseorang akan bisa memperkirakan apa yang mungkin
terjadi.

Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh
manusia. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia banyak hal yang
dibutuhkanya. Kebutuhan tersebut ialah kebutuhan Jasmani dan kebutuhan Rohani.
Kebutuhan tersebut ada yang bersifat prima dan sekunder. Jika kebutuhan itu dapat
dipenuhi dengan baik maka ia akan “senang” dan “puas”. Sebaliknya apabila tidak
dapat dipenuhi akan merasa “kecewa” dan “sedih”. Emosi merupakan gejala perasaan
disertai dengan perubahan atau perilaku fisik, seperti marah ditunjukan dengan teriakan
atau gembira akan meloncat-loncat atau tertawa lebar dan sebagainya.

Sosial
Sejalan dengan pertumbuhan badanya, bayi yang telah menjadi anak dan
seterusnya menjadi orang dewasa akan mengenal lingkungan lebih luas, mengenal
banyak manusia. Perkenalan dengan orang lain dimulai dengan mengenal ibunya,
kemudian mengenal ayah dan saudara-saudaranya dan akhirnya mengenal manusia
diluar keluarganya. Akhirnya manusia akan mengenal kehidupan bersama, kemudian
bermasyarakat saling bantu membantu.

Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang senantiasa
berkomunikasi dengan dunia sekitarnya. Sejak bayi manusia telah berkomunikasi
dengan dunia luar. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai
tanda, gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain.

Bakat khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang
individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan kemampuan itu dapat
berkembang dengan baik. Definisi yang dikemukakan oleh Guilford (Sumadi : 1984)
bakat mencakup 3 (tiga) dimensi yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotot, dan
dimensi intelektual. Ketiga dimensi itu mencakup dalam pengeinderaan, ketepatan dan
kecepatan menangkap makna, kecepatan dan ketepatan bertindak serta kemampuan
berfikir inteligen. Seseorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati, sebab
kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusu
merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam bidang seni, olah
raga atau keterampilan.

Sikap, Nilai dan Moral


Tujuan akhir dari proses belajar dikelompokan menjadi tiga sasaran yaitu
penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif) dan penguasaan
psikomotorik. Semakin berkembang fisik dan psikis, seorang anak mulai dikenali
terhadap nilai-nilai, ditunjukan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus
dilakukan dan yang dilarang. Menurut Piaget pada awalnya penilaian perilaku dan
tindakan masih bersifat “paksaan” dan anak belum mengetahui maknanya, akan tetapi
seiring perkembangan inteleknya berangsur-angsur anak mulai mengikuti berbagai
ketentuan yang berlaku di dalam keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Sunarto, Prof. Dr. H., Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : PT. Rineka Cipta Jakarta.,

2006.

Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, Jakarta : Rajawali Press, 1989

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Penerbit Rajawali, 1984

Wolfolk, A.E and Nicolich, L.M. Educational Psychology for Teachers, New Jersey :

Prentice Hall Inc. 1984

Lindgren, Henry Clay., Educational Psychology in The Classroom (6 edition)., New

York : Oxfor University Press, 1980

Oxendine, Joseph B., Psychology Of Motor Learning. New Jersey : Prentice Hall Inc.,

1984

You might also like