You are on page 1of 16

MUDAHNYA MEMELIHARA KUCING RAS

Karya ilmiah ini dikerjakan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir Semester 2 Pelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia.

Oleh:

Danny Firmansyah (XI.IPA)

SMAN 102 JAKARTA

2010

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis “Mudahnya Memelihara Kucing Ras”

Disusun oleh :

Danny Firmansyah atas persetujuan guru Sastra Indonesia, Ibu Marshinta

Telah disahkan pada

Hari :

Tanggal :

Pembimbing

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa

yang telah memberikan hidayahnya kepada saya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Saya

juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya dalam

pembuatan karya ilmiah ini dan berbagai sumber yang telah saya pilih sebagai data dan fakta

pada karya ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa saya hanyalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai

hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula

dengan karya ilmiah ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal dapat saya deskripsikan

dengan sempurna dalam karya tulis ini. Namun saya melakukannya semaksimal mungkin dengan

kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki. Saya akan menerima semua kritik dan saran
tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya ilmiah saya di masa datang. Saya

berharap hasil karya ilmiah saya dapat membantu para pembaca dalam memelihara kucing dan

perawatan minimalnya. Karena karya ilmiah yang saya buat kali ini adalah untuk menyelesaikan

tugas akhir dari mata pelajaran Sastra Indonesia yang diberikan Ibu Marshinta selaku guru Sastra

kepada saya, maka saran dan perbaikan dari Ibu adalah suatu kehormatan bagi saya untuk

melakukan yang lebih baik lagi.

Penulis

Danny Firmansyah

2
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan untuk :

Seluruh pembaca, seluruh siswa SMAN 102 Jakarta, dan juga untuk menyelesaikan tugas akhir

semester II pelajaran Sastra Indonesia.

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan……………………….........................................……………………………………..

…….1

Kata

Pengantar…………………………………………………………………………............................................2

Halaman Persembahan………………………………………………………….…..

…..........................................3

Daftar Isi………………………………………………………………………………...............................................3

Abstraksi…………………………………………………………………………………...........................................4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah…………………………………………………………............................................5

1.2 Pembatasan Masalah……………………………………….

……………………….........................................5

1.3 Perumusan Masalah………………………………………………….…….

……….........................................5

1.4 Tujuan Penulisan……………………………………………..……………………..........................................5

1.5 Metode Penelitian………….

……………………………………………………… .........................................5

BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian…………………………………......................................................................…………..6

2.2 Sumber

Data……………………........................................................................................................6

2.3 Teknik Pengumpulan data.................

…………………......................................................................6

2.4 Teknik Analisis Data........................................………………………………………………………………..6

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Cerita kucing……………………………………......................................................................…………..7

3
3.2 Ras kucing………………………........................................................................................................7

3.3 Memilih Kucing Ras Sesuai Keinginan

………………….....................................................................9

3.4 Perlengkapan Dalam Memelihara Kucing .........………………………………………………………………

10

3.5 Penyakit toxoplasma. ................................……………………………………………..

…………………....12

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan……………………………………......................................................................

…………...14

4.2

Saran………………………...............................................................................................................14

BAB V DAFTAR PUSTAKA………………………..................................................………………………….

…..14

ABSTRAKSI

Karya tulis ini dibuat dan dimakalahkan dengan tujuan untuk memberi petunjuk pembaca

dalam memelihara seekor kucing, dalam hal ini adalah kucing ras. Ras kucing ada banyak, dan

dalam hasil penelitian ini saya menyebutkan beberapa diantaranya, terutama adalah ras kucing

yang sering diminati banyak orang. Dalam hasil penelitian ini juga dibahas penyakit – penyakit

yang disebabkan oleh kucing. Kucing yang dulunya adalah hewan yang dipuja sebagai dewa,

karena telah menghapus penyakit yang melanda Mesir dengan membunbuh tikus – tikus yang

merupakan penyebar penyakit tersebut. Diharapkan dengan disetujuinya hasil karya ilmiah saya

ini, dapat menambah wawasan pembaca dan juga dapat menghindari penyakit yang paling ditakuti

dari seekor kucing, yaitu Toxoplasma dan Rabies.

4
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan penulisan, dan metode penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Kucing bagi sebagian orang adalah hewan yang anggun. Banyak orang yang ingin

memelihara hewan lucu ini. Namun beberapa faktor dapat menghalangi seseorang untuk
memeliharanya. Antara lain adalah harga kucing ras yang relatif mahal, apalagi yang memiliki

surat dan sertifikat. Ada juga yang berpendapat bahwa memelihara kucing berarti menambah

jumlah anggota keluarga. Penyakit toxoplasma yang biasanya ditakuti para wanita. Perawatan

kucing yang relatif ekstra perhatian, dan sebagainya. Maka dari itu saya melakukan penelitian ini

untuk menjawab pertanyaan atas keraguan orang – orang yang ingin memelihara kucing ras.

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam pembatasan masalah ini, penulis akan menjelaskan bagaimana cara merawat dan
memelihara kucing ras dengan benar.

1.3 Perumusan Masalah

a. Bagaimana memilih kucing ras yang sesuai dengan keinginan kita?

b. Apakah syarat yang harus dimiliki untuk dapat memelihara kucing ras?

5
c. Apa itu toxoplasma?apa penyebabnya?dan bagaimana cara pencegahannya?

1.4 Tujuan Penulisan

• Mengetahui jenis – jenis kucing ras yang ada di dunia dan sifat identiknya.

• Mengetahui cara merawat kucing ras dengan benar.

• Mengetahui cara menghindari penyakit toxoplasma yang ditularkan dari seekor kucing.

1.5 Metode Penulisan

Pada penulisan karya tulis ini saya menggunakan 2 metode, yaitu metode observasi

berdasarkan pengalaman pribadi. Dan yang kedua adalah metode kepustakaan, yang saya lakukan

dengan mengumpulkan informasi dari beberapa sumber bu

BAB II
METODE PENELITIAN

Pada bab 2 ini aka dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan

data dan teknik analisa data.

2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian korelatif. Saya sebagai

penulis menghubungkan data-data yang ada dan juga berdasarkan pengalaman yang dimiliki juga.

Sehingga diharapkan penelitian ini bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.

2.2 Sumber Data

Sumber data yang saya punya adalah beberapa buku yang digunakan sebagai referensi

untuk membuat karya ilmiah ini.

2.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah dengan referensi

dari beberapa buku/buku yang saya punya. Dan isi dari hasil data tersebut dicari dalam buku

referensi tersebut.

2.4 Teknik Analisis Data

6
Saya menggunakan sumber data dari buku dan pengalaman yang saya miliki. Cara saya

menganalisis data yang ada adalah dengan membaca buku yang saya peroleh, lalu memastikan

data berdasarkan landasan teori dan kenyataan yang memang saya alami dalam menjalankan

informasi yang ada. Lalu saya uji kebenarannya, dan saya hitung jumlah datanya. Data yang ada

saya hubungkan satu dengan yang lain. Terakhir saya menuangkannya dalam karya ilmiah ini.

BAB III
MEMELIHARA KUCING RAS

3.1 Cerita Kucing

Banyak masyarakat di dunia ini yang memelihara kucing, termasuk masyarakat Indonesia.

Sama dengan hewan lainnya, kucing juga memiliki sejarah panjang dalam hidupnya. Orang Mesir

Kuno yang kaya dengan budaya menganggap kucing sebagai penjelmaan dewa. Hubungan

manusia dan kucing diduga sejak 8000 SM ketika hidup manusia masih mengembara (berpindah-

pindah), mulai menetap, dan bertani. Bukti-bukti ini diperkuat dengan ditemukannya kuburan

manusia bersama kucing di Pulau Cypruss yang diperkirakan dikubur pada tahun 6000 SM. Tulang

kucing juga ditemukan di Jericho yang dikubur pada tahun 6700 SM dan di Indus Valley, Harappu

yang dikubur pada tahun 2000 SM.

Cerita kucing di Mesir mengisahkan bahwa dahulu negeri Mesir dilanda suatu wabah

penyakit yang tidak diketahui penyebabnya. Penyakit ini menyebabkan kematian dalam jumlah

besar. Tidak ada seorang tabib pun di negeri tersebut mampu menyembuhkannya. Suatu hari,

kucing milik salah seorang penduduk Mesir memangsa semua tikus yang banyak berkeliaran.

Lambat laun tikus-tikus tersebut musnah seiring dengan hilangnya wabah penyakit misterius

tersebut. Penduduk Mesir menyimpulkan bahwa tikus-tikus tersebut adalah penyebab wabah

penyakit yang banyak menewaskan penduduk. Atas kejadian itu, penduduk Mesir menganggap

kucing sebagai dewa penolong bagi mereka.

7
Menjelang abad ke-18 atau akhir abad ke-17, pandangan penduduk dunia mengenai

kucing mulai membaik. Kucing yang semula diidentikan sebagai penyihir mulai hilang seiring

dengan semakin banyaknya orang-orang yang berpendidikan. Kucing mulai dianggap sebagai

hewan yang menguntungkan karena dapat memburu dan mengusir tikus yang berkeliaran di

lingkungan rumah.

3.2 Ras Kucing

Secara sederhana, rasa kucing dapat dibedakan berdasarkan kondisi bulunya, yaitu bulu

pendek (shorthair), bulu sedang(semi-longhair), bulu panjang (longhair), dan bulu yang tidak

umum. Contoh kucing dari tiap jenis bulunya akan disebutkan dibawah.

A. Bulu pendek

a. Exotic

Merupakan variasi dari ras persia berbulu pendek. Standar rasnya sama dengan persia

kecuali ukuran bulunya saja yang pendek.

b. Siamese

Siamese merupakan kucing asli dari Thailand. Kucing siam mempunyai bentuk tubuh yang

langsing dan anggun dengan warna kontras di ujung-ujung tubuh seperti kaki, ekor, telinga,

mulut,hidung dan sekitar mata (colour point). Kepala relatif kecil, berbentuk segitiga dengan

moncong yang mancung, mata biru dihiasi dengan telinga yang lebar. Bentuk tubuh yang

panjang, langsing berotot ini dibungkus dengan bulu pendek dan halus. Kucing ras ini

mempunyai sifat aktif dan selalu ingin tahu, kadang-kadang bisa sedikit berisik.

c. Abyssinian

Orang menganggap bahwa kucing ras ini adalah ras tertua dan dipercaya sebagai ras

keturunan dari zama Mesir Kuno. Ciri-ciri dari kucing Abyssinian adalah Tubuhnya berotot,

memiliki lengkungan leher serta bahu yang indah, mata dengan bentuk menyerupai almond

dan telinganya yang besar.Kaki panjang dan langsing, kepala berbentuk segitiga dan ada

sudut-sudut yang agak membulat. Selain itu kucing Abyssinian sangat penurut kepada

manusia. Dia seperti ingin tahu apa yang dilakukan oleh manusia. Karena menurutnya jenis

kucing ini dia mudah dilatih.

B. Bulu sedang (Semi-longhair)

8
a. Angora

Kucing ini merupakan ras yang tergolong tua untuk jenis bulu panjang. Masyarakat

Indonesia mengenal pertama kali ras kucing berbulu panjang dari Angora. Makanya

masyarakat umumnya sering menyebut kucing Persian dengan bahasa kucing Angora. Ciri

khasnya adalah bulu dibagian ekornya lebih panjang dibandingkan dengan bulu lainnya.

Namun bulu panjangnya tidak setebal kucing Persia.

b. Ragdoll

Kucing eksotis satu ini manja dan suka disayang. Mudah akrab dan pandai menarik

perhatian. Bawaannya tenang, terkadang cukup atraktif bila diajak bercanda dan bermain.

Saat didekati, kucing Ragdoll terlihat makin senang. Disela-sela kaki nampak bulu lebat dan

seperti rumbai-rumbai. Pada bagian bawah atau sekitar perut bawah, bulu halus, lembut dan

panjang nampak menjuntai.

c. Scottish Fold

Kucing ini berasal dari Scottlandi. Kucing ini memiliki tubuh yang besar, bahkan kucing

Scottish Fold berumur 4 bulan saja bisa mengalahkan besar tubuh kucing Angora dewasa.

Cirinya yang paling khas adalah telinganya yang merebah atau menutup, tidak seperti kucing

lain. Dengan pipi yang nampak penuh dan hidung peseknya, muka kucing ini nampak makin

bundar. Saat diajak bercanda, kucing penurut inipun selalu memainkan ekornya ke segala

arah.

C. Bulu panjang(Longhair)

 Persia

Kucing ras yang memiliki tingkat penggemar tertinggi di dunia. Karena sifatnya yang

tenang, suaranya halus memberikan kesan anggun terhadap keseluruhan penampilan. Kucing

ini tergolong pemalas karena waktu aktif bergeraknya rata-rata hanya 4 jam dalam sehari,

selain itu diisi oleh tidur panjangnya sepanjang hari.

D. Bulu yang tidak umum

 Spinx

9
Sphinx biasa disebut kucing aneh karena tidak memiliki bulu satupun pada kulitnya! Yang

tentu aja membuatnya menjadi tak tahan dingin seperti “teman-teman”-nya yang lain.

Kupingnya yang panjang merupakan ciri khas dari kucing yang masuk dalam daftar hewan

langka.

3.3 Memilih Kucing Ras Sesuai Keinginan

Sebelum memutuskan untuk membawa kucing ke rumah, perlu mempertimbangkan

beberapa hal sebagai berikut.

1) Apakah Anda memelihara kucing sekadar untuk teman bermain atau untuk tujuan

pembiakan atau kompetisi?

2) Siapkah Anda dengan segala biaya yang harus dikeluarkan untuk memberi makan dan

perlindungan kesehatan yang diperlukannya?

Saat ini di Indonesia terdapat berbagai jenis kucing yang dipelihara, baik ras murni

maupun campuran. Semua tergantung dari selera anda dalam memilih kucing.

a. Kucing untuk Teman Bermain

Jika tujuannya ada untuk sekadar teman bermain, bukan suatu masalah yang besar

untukmemilih jenis ras yang dipeliharanya. Jika anda menyukai kucing yang aktif, pilihannya ada

Siamese untuk kucing bulu pendeknya, dan Norwegian Forest untuk pilihan kucing bulu

panjangnya. Atau jika anda lebih menyukai kucing yang bertempramen tenang dan tidak ribut,

pilihannya adalah British Shorthair untuk pilihan kucing bulu pendeknya, dan Persia atau Ragdoll

sebagai pilihan kucing bulu panjangnya.

b. Kucing untuk mengikuti kompetisi

Bagi anda yang ingin memelihara kucing untuk mengikuti kompetisi, pilihan awal adalah

memilih jenis kucing yang anda inginkan. Caranya sama dengan memilih kucing untuk teman

bermain seperti yang saya tulis diatas. Namun yang perlu diperhatikan disini adalah, kucing yang

dipelihara ini harus memiliki kelengkapan sertifikat silsilah kucing sebagai bukti sah atas

kemurnian rasnya tersebut dilihat dari silsilah nenek moyangnya. Karena syarat kucing untuk

kompetisi biasanya adalah kucing dengan ras asli(bukan hasil kawin silang 1 ras kucing dengan ras

kucing lain). Dan juga kucing yang untuk kompetisi harus dirawat khusus untuk menjaga nilai dari

kucing itu sendiri, sehingga diperlukan perhatian lebih dari sang pemiliknya.

10
c. Kucing untuk dibiakkan

Sama halnya dengan memelihara kucing untuk kontes, pemilik harus menyediakan waktu

luang yang banyak untuk merawat kucingnya. Selain itu, pemilik juga harus menguasai cara

pembiakan yang benar agar kucing-kucing yang dihasilkannya berkualitas baik.

3.4 Perlengkapan Dalam Memelihara Kucing

Dalam memelihara kucing, hal-hal yang perlu diperhatikan ada beberapa, diantaranya

adalah sebagai berikut.

a. Tempat tidur

Yang terpenting adalah tempat tidur tersebut dapat memberikan rasa nyaman agar kucing

dapat tidur dengan tenang. Tempat tidur ini sebenarnya bisa dibuat sendiri dari bahan

sederhana, yaitu menyediakan kotak kardus atau keranjang rotan yang dilapisi kertas koran di

bagian dasarnya dan handuk bekas. Boleh juga disediakan selimut atau sweater untuk

penghangat. Kandang sebaiknya jangan terbuat dari bahan yang suka mereka cakar seperti

foam karena berbahaya jika termakan kucing.

b. Tempat makan dan minum

Tempat makan dan minum untuk kucing harus dipilih yang mudah dicapainya. Tempat

makan dan minum bisa berupa mangkuk atau piring yang terbuat dari keramik atau kaleng.

Mangkuk yang dipergunakan jangan terlalu dalam atau pinggirnya terlalu tinggi. Namun,

ukurannya cukup untuk menyimpan makanan seekor kucing. Setiap kucing sebaiknya

disediakan satu mangkuk supaya mereka dapat makan sesuai dengan porsinya.

c. Kotak pasir

Secara naluri, kucing dapat menggunakan kotak pasir untuk tempat kotorannya. Sejak

kecil, anak kucing sudah mulai mengamati induknya menggunakan kotak pasir sehingga tidak

sulit untuk melatihnya. Perlu kotak yang cukup luas dengan kedalaman yang sedang, karena

pasir mungkin akan berserakan saat kucing berusaha menutup kotorannya. Kotoran kucing

sebaiknya dibuang setiap hari dan pasirnya diganti jika basah. Biasanya kucing tidak mau

menggunakan kotak pasir yang kotor.

d. Tempat menggaruk

11
Sudah naluri kucing melakukan aktivitas menggaruk untuk mengasah kukunya agar mudah

ketika melompat. Sediakan beberapa tempat untuk menggaruk yang terbuat dari sepotong

kayu yang lunak dan dililit dengan tali dari sabut atau ditutupi dengan karpet. Letakkan di

beberapa tempat yang mudah mereka capai selama bermain supaya perabotan rumah

terhindar dari sasaran garukan kucing.

e. Mainan

Kucing memang senang bermain sebagai salah satu aktivitasnya untuk membakar

kelebihan energi di dalam tubuhnya. Menyediakan mainan untuk kucing cukup penting jika kita

sibuk dan tidak punya cukup waktu untuk mengajak mereka bermain. Bisa juga mengajak

bermain kucing dengan menggunakan seutas tali kegiatan ini sudah cukup membuat kucing

menikmati permainannya. Melatih kucing aktif melompat bisa dilakukan dengan cara

mengikatkan mainan di ujung tali, lalu digantungkan menyerupai akat pancing.

f. Kandang

Kandang hanya dibutuhkan jika akan mengajak kucing bepergian atau membawanya ke

dokter hewan ketika mereka sakit. Ukuran kandang sebaiknya dipilih yang cukup membuat

kucing merasa nyaman. Bahan kandang terbuat dari plastik atau kawat. Bagian dasarnya

dilapisi dengan handuk atau selimut. Kandang tersebut dilengkapit dengan tempat makan dan

minum.

3.5 Penyakit Toxoplasma

A. Apa itu toxoplasma?

Toxoplasma adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit darah (protozoa). Pengobatan
medis kadang gagal, sehingga bayi lahir cacat: menderita hidrosepalus, mikrosepalus, pengapuran
otak, usus keluar, jari tangan putus, dan katarak. Dari pengalamannya, Anda Juanda mampu
mengatasi penyakit ini.

Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang tergolong
dalam coccidia. Hospes definitif parasit ini adalah kucing, sedangkan manusia sebagai hospes
perantara. Hospes berarti organisme hidup tempat tumbuh-kembang agen penyakit.

Pada hospes perantara, perkembangan parasit dalam usus kucing menghasilkan ookista
yang dikeluarkan bersama dengan tinja kucing. Ookista ini menjadi matang dan infektif dalam
waktu 3-5 hari di tanah.

B. Pencegahan pada kucing


 Periksakan kucing kesayangan anda ke dokter hewan. Tes laboratorium untuk toxoplasma
biasanya menggunakan antibodi dari darah kucing. Untuk daerah Jakarta tes biasanya
dilakukan di Rumah sakit hewan Jakarta (ragunan) atau dinas peternakan. Biaya tes
berkisar Rp 200-300 ribu.
 Kucing yang positif terinfeksi toxoplasma harus diberi obat. Obat yang diberikan biasanya
berupa antibiotik clyndamicin. Konsultasikan hal ini dengan dokter hewan anda.
 Jangan berikan makanan berupa daging atau ikan yang masih mentah.

12
 Kucing yang mengkonsumsi makanan komersial berupa makanan kering atau kalengan
dan selalu berada di dalam rumah, sangat jarang bahkan tidak akan pernah terinfeksi
toxoplasma.
 Bersihkan kotak litter pasir/kotoran kucing setiap hari.
 Cegah kucing berburu tikus atau berkeliaran diluar rumah.
 Cegah kucing peliharaan anda kontak dengan kucing liar.
 Selalu jaga kebersihan dan kesehatan kucing kesayangan anda.

C. Pencegahan pada manusia secara umum dan pada ibu hamil

Agar ibu hamil terhindar dari infeksi toksoplasmosis, ikuti langkah-langkah pencegahan
infeksi sedini mungkin:

 kucing atau binatang piaraan yang ada di rumah segera bawa ke dokter hewan, untuk
mengetahui apakah binatang peliharaan terinfeksi parasit toksoplasma secara aktif atau
tidak
 Apabila kucing atau binatang piaraan tersebut terlihat sakit mungkin masih dalam masa
penularan selama kurun 6 minggu sebaiknya dititipkan ketempat penitipan bintang.
 Jangan biarkan bintatang peliharaan anda memburu mangsanya sendiri diluar rumah ,dan
jangan berikan makanan daging mentah.
 Jangan mengadakan kontak langsung, baik dengan kandang maupun kotoran hewan
piaraan. Mintalah orang lain untuk membersihkannya. Jika terpaksa harus membersihkan
sendiri, pakailah sarung tangan, dan cucilah tangan Anda sampai bersih. Jangan lupa untuk
member-sihkan kandang kucing setiap hari.
 Hindari mengkonsumsi daging mentah, setengah matang atau minum susu yang belum
disterilkan.

 Cuci sampai bersih sayuran dan buah-buahan sebelum Anda konsumsi.


 Segeralah konsultasikan ke dokter bila Anda kemungkinan terinfeksi parasit toksoplasma
akibat binatang peliharaan dirumah.

13
BAB IV
PENUTUP

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab III dapat disimpulkan bahwa:

a) Kucing di dunia ini memiliki jenis ras yang sangat banyak. Masing-masing rasnya pun

memiliki ciri tersendiri, baik itu fisik atau kepribadiannya.

b) Bagi anda yang ingin memelihara kucing, dapat memilih jenis ras yang sesuai dengan selera

anda. Karena kucing memiliki banyak ras, sehingga tidak terlalu sulit bagi anda untuk

memilihnya. Misalnya anda ingin memelihara kucing yang tenang, namun anda malas untuk

melakukan perawatan rambut kucing, anda bisa memilih kucing ras Exotic, yaitu kucing

Persia yang identik dengan sifatnya yang tenang dan anggun, namun bulunya yang pendek.

c) Memelihara kucing yang terpenting adalah menjaga kesehatan kucing dengan memberi

makan dengan porsi yang cukup, mengajak main kucing, memandikannya minimal 2 minggu

sekali, dan melakukan pemeriksaan rutin(vaksin) yang terjadwal.

d) Penyakit toxoplasma yang merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari seekor kucing.

Namun penyakit tersebut hanya muncul pada kucing yang tidak terawat, bahkan pada

kucing yang mengkonsumsi makanan kemasan, hampir tidak mungkin tertular penyakit

14
tersebut. Sehingga yang terpenting adalah menjaga kebersihan lingkungan anda dan sang

kucing itu sendiri.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan karya ilmiah ini saya ingin memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

a) Jika anda ingin membeli kucing, ada hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

 Tingkah laku kucing lincah dan aktif

 Mata cerah dan bersih dari kotoran-kotoran yang biasa menempel di sudut mata

 Gigi putih bersih bebas dari tar-tar gigi

 Telinga bersih dari kotoran dan kutu telinga

 Kuku-kukunya terawat dengan baik

 Bulunya sehat, bersih, dan bebas dari kutu dan penyakit kulit

 Kulit hidung cukup basah

 Jika diraba tulang punggungnya cukup gemuk

 Nafasnya lancar dan tidak sesak

 Badannya tidak mengeluarkan bau yang tidak sedap

 Tidak ada tanda-tanda bekas diare yang menempel di bulu sekitar ekor.

b) Memandikan kucing minimal 2 minggu sekali. Caranya dengan menyirami tubuh kucing

dengan air hangat lalu dibilas, dan diberi shampoo khusus atau shampoo bayi. Lalu dilap

dengan handuk dan dikeringkan menggunakan hairdryer.

c) Kandang kucing harus sering dibersihkan. Jika kotor, segera bersihkan dan dijemur. Hal ini

juga berlaku pada pasir tempat kucing membuang kotoran. Ini dapat mencegah penyakit

yang dapat ditimbulkan dan menyerang kucing, bahkan menyerang manusia.

d) Usahakan kucing mendapatkan vaksin dari dokter hewan, dan dilakukan secara rutin

setiap 1 tahun sekali. Karena dengan melakukan hal tersebut dapat mencegah penyakit

15
yang mungkin menyerang kucing pada umumnya. Seperti panleucopenia, rhinotrachietis,

rabies, atau bahkan toxoplasma.

e) Bagi ibu hamil usahakan kurangi kontak langsung dengan kucing atau perabotannya. Bila

terpaksa, gunakan sarung tangan. Yang terpenting adalah selalu jaga kebersihan

lingkungan anda ataupun lingkungan sang kucing.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Susanty, Ir. Yulian (2007). Memilih dan Merawat Kucing Ras. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Tim Redaksi Majalah Satwa Kesayangan (2006). Album Kucing Indonesia. Jakarta: Gita Pustaka.

16

You might also like