You are on page 1of 3

Dayak

Dayak atau Daya adalah suku-suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan, lebih tepat lagi
adalah yang memiliki budaya terestrial (daratan, bukan budaya maritim). Sebutan ini adalah
sebutan umum karena orang Daya terdiri dari beragam budaya dan bahasa.

1. Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup


 Senjata
 Sipet / Sumpitan. Merupakan senjata utama suku dayak. Bentuknya
bulat dan berdiameter 2-3 cm, panjang 1,5 - 2,5 meter, ditengah-
tengahnya berlubang dengan diameter lubang ¼ - ¾ cm yang digunakan
untuk memasukan anak sumpitan (Damek). Ujung atas ada tombak yang
terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam.
Anak sumpit disebut damek, dan telep adalah tempat anak sumpitan.
 Lonjo / Tombak. Dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan
anyaman rotan dan bertangkai dari bambu atau kayu keras.
 Telawang / Perisai. Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran
panjang 1 – 2 meter dengan lebar 30 – 50 cm. Sebelah luar diberi
ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam
dijumpai tempat pegangan.
 Mandau. Merupakan senjata utama dan merupakan senjata turun
temurun yang dianggap keramat. Bentuknya panjang dan selalu ada
tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan maupun hanya ukiran biasa.
Mandau dibuat dari batu gunung, ditatah, diukir dengan
emas/perak/tembaga dan dihiasi dengan bulu burung atau rambut
manusia. Mandau mempunyai nama asli yang disebut “Mandau Ambang
Birang Bitang Pono Ajun Kajau”, merupakan barang yang mempunyai
nilai religius, karena dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Batu-batuan
yang sering dipakai sebagai bahan dasar pembuatan Mandau dimasa
yang telah lalu yaitu: Batu Sanaman Mantikei, Batu Mujat atau batu
Tengger, Batu Montalat.
 Dohong. Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam
sebelah menyebelah. Hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari
kayu. Senjata ini hanya boleh dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang,
Basir.
2. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian penduduk Dayak kebanyakan dari lahan pertanian karena
suku Dayak adaalah suku yang menetap.
3. Sistem Kemasyarakatan
Dayak memiliki beberapa suku bangsa, yaitu:

 Suku Dayak Abal  Suku Dayak Maanyan


 Suku Dayak Bakumpai  Suku Dayak Mali
 Suku Dayak Bentian  Suku Dayak Mayau
 Suku Dayak Benuaq  Suku Dayak Meratus
 Suku Dayak Bidayuh  Suku Dayak Mualang
 Suku Dayak Bukit  Suku Dayak Ngaju
 Suku Dayak Darat:Dayak  Suku Dayak Ot Danum
Mali  Suku Dayak Samihim
 Suku Dayak Dusun  Suku Dayak Seberuang
 Suku Dayak Dusun Deyah  Suku Dayak Siang Murung
 Suku Dayak Dusun Malang  Suku Dayak Tunjung
 Suku Dayak Dusun Witu  Suku Dayak Kebahan
 Suku Dayak Kadazan  Suku Dayak Keninjal
 Suku Dayak Lawangan  Suku Dayak Kenya

Menurut Prof. Lambut dari[Univesitas Lambung Mangkurat],secara rasial,


manusia Dayak dapat dikelompokkan menjadi : - Dayak [Mongoloid] - Dayak [Melayu|
Malayunoid] - Dayak [Australoid|Autrolo-Melanosoid] - Dayak [Heteronoid]

4. Bahasa
Di Dayak menggunakan bahasa Indonesia , bahasa Maanyan , dan bahasa
Ngaju sebagai bahasa yang digunakan dalam kesehariannya.
5. Kesenian
Dayak mempunyai tarian yang disebut Tari Ajat Temuai Datai. "Ajat Temuai
Datai" diangkat dari bahasa Dayak, yang tidak dapat diartikan secara langsung,
karna terdapat kejanggalan jika di diartikan kata per kata. Tetapi maksudnya adalah
Tari menyambut tamu, bertujuan untuk penyambutan tamu yang datang atau tamu
agung (diagungkan).
6. Sistem Pengetahuan
Suku Dayak mempunyai kode yang umum dimengerti oleh suku bangsa Dayak,
kode ini dikenal dengan sebutan “Totok Bakakak”. Macam – macam Totok Bakakak:
 Mengirim tombak yang telah di ikat rotan merah (telah dijernang) berarti
menyatakan perang, dalam bahasa Dayak Ngaju "Asang".
 Mengirim sirih dan pinang berarti si pengirim hendak melamar salah seorang
gadis yang ada dalam rumah yang dikirimi sirih dan pinang.
 Mengirim seligi (salugi) berarti mohon bantuan, kampung dalam bahaya.
 Mengirim tombak bunu (tombak yang mata tombaknya diberi kapur) berarti
mohon bantuan sebesar mungkin karena bila tidak, seluruh suku akan
mendapat bahaya.
 Mengirim Abu, berarti ada rumah terbakar.
 Mengirim air dalam seruas bambu berarti ada keluarga yang telah mati
tenggelam, harap lekas datang. Bila ada sanak keluarga yang meninggal karena
tenggelam, pada saat mengabarkan berita duka kepada sanak keluarga, nama
korban tidak disebutkan.
 Mengirim cawat yang dibakar ujungnya berarti salah seorang anggota
keluarga yang telah tua meninggal dunia.
 Mengirim telor ayam, artinya ada orang datang dari jauh untuk menjual
belanga, tempayan tajau.
 Daun sawang/jenjuang yang digaris (Cacak Burung) dan digantung di depan
rumah, hal ini menunjukan bahwa dilarang naik/memasuki rumah tersebut
karena adanya pantangan adat.
 Bila ditemukan pohon buah-buahan seperti misalnya langsat, rambutan, dsb,
didekat batangnya ditemukan seligi dan digaris dengan kapur, berarti dilarang
mengambil atau memetik buah yang ada dipohon itu.
7. Sistem Religi
Agama yang mereka anut sangat variatif. Dayak yang beragama Islam di
Kalimantan Tengah, tetap mempertahankan ethnisnya Dayak, demikian juga bagi
Dayak yang masuk agama Kristen. Agama asli suku Dayak di Kalimantan Tengah
adalah Kaharingan, yang merupakan agama asli yang lahir dari budaya setempat
sebelum bangsa Indonesia mengenal agama pertama yakni Hindu. Karena Hindu telah
meyebar luas di dunia terutama Indonesia dan lebih dikenal luas, jika dibandingkan
dengan agama suku Dayak, maka Agama Kaharingan dikategorikan ke cabang agama
Hindu.

You might also like