You are on page 1of 8

PENINGKATAN KUWALITAS TENAGA

KERJA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan proses perubahan dari suatu tipe


perekonomian menjadi tipe lain yang lebih maju (Hirschman,1970). Sedangkan
menurut Meier dan Baldwin (1964), pembangunan ekonomi adalah suatu proses,
dengan proses dimana pendapatan nasional riel suatu perekonomian bertambah
selama suatu periode waktu yang panjang. Berdasarkan pengertian dari kedua tokoh
tersebut, pembangunan dikatakan sebagai sebuah proses karena pembangunan
bukanlah suatu kegiatan yang momentum atau perbuatan yang selesai hanya dalam
satu kali dalam suatu saat, melainkan pembangunan merupakan suatu kegiatan yang
terus-menerus.

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan ekonomi,


manusia, sosial budaya, dan politik di Indonesia, untuk mewujudkan masyarakat yang
sejahtera, adil, dan makmur. Dalam melaksanakan pembangunan nasional, perluasan
lapangan kerja dan peningkatan kualitas tenaga kerja mempunyai peranan dan
kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Upaya
perluasan lapangan kerja di dalam suatu negara dilakukan karena meningkatnya
penawaran terhadap jumlah tenaga kerja sehingga mereka dapat disalurkan ke
lapangan-lapangan yang tersedia agar tenaga kerja yang berlebihan tersebut semakin
produktif. Keterkaitan jumlah tenaga kerja yang berlebihan tersebut,disebabkan
adanya pertumbuhan penduduk yang cepat seperti yang dialami di negara-negara
berkembang.

Menurut Smith (2006), proses pembangunan pada suatu masyarakat, paling


tidak harus memiliki tiga tujuan inti pembangunan, yaitu:

(1) Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan


hidup yang pokok, seperti sandang, pangan dan papan.

(2) Peningkatan standar hidup yang mencakup peningkatan pendapatan, penambahan


penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan
perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan.

(3) Perluasaan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu dalam suatu
negara, yakni dengan membebaskan mereka dari belitan sikap menghamba dan
ketergantungan terhadap negara lain.

Tiga tujuan inti pembangunan yang harus dimiliki oleh suatu negara dalam
proses pembangunan belum dapat terpenuhi di negara-negara berkembang. Hal ini
dikarenakan adanya permasalahan yang banyak dihadapi oleh negara-negara
berkembang saat ini, seperti Indonesia, diantaranya adalah Pertama, mayoritas
penduduknya bekerja di sektor pertanian dibandingkan dengan yang bekerja di sektor
industri karena mengalami kekurangan modal, teknik, dan kekurangan keahlian
managerial. Kedua, memiliki sumber-sumber alam yang melimpah namun belum
diolah dan dimanfaatkan secara maksimal sehingga masih bersifat potensial karena
kekurangan modal dan tenaga ahli. Ketiga, mayoritas penduduknya masih terbelakang
yang dapat diketahui dari kualitas penduduk sebagai faktor produksi tergolong rendah
sehingga efisiensi tenaga kerjanya pun rendah.

Masalah tenaga kerja hingga saat ini masih merupakan salah satu masalah
nasional yang cukup berat dan komplek. Rendahnya tingkat pendidikan dan lemahnya
perlindungan atau kesejahteraan akan mempengaruhi kualitas tenaga kerja. Dari
uraian tersebut penulis ingin mengetahui solusi apa saja yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan.

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dirumuskan yaitu :

1. Bagaimana keadaan tenaga kerja di negara-negara berkembang?


2. Bagaimana solusi dalam melaksanakan pembangunan ekonomi di
negara-negara berkembang?

2. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah tersebut,tujuan dari penulisan ini yaitu:

1. Mengetahui keadaan tenaga kerja di negara-negara berkembang.


2. Mengetahui solusi dalam melaksanakan pembangunan ekonomi di
negara-negara berkembang.

3. Manfaat Penulisan

1. Bagi kalangan akedemis, makalah ini diharapkan dapat dijadikan


referensi yang dapat membantu memahami perluasan lapangan kerja sebagai
salah satu solusi pembangunan ekonomi.
2. Bagi pemerintah, makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi
untuk melakukan pembangunan yang berkelanjutan yang dapat dirasakan oleh
semua pihak.
3. Bagi masyarakat umum, makalah ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai keadaan tenaga kerja dan solusi pembangunan ekonomi di
negara-negara berkembang.

BAB II

LANDASAN TEORI

Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah


perekonomian nasional yang kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat statis
dalam kurun waktu yang cukup lama untuk menciptakan, mempertahankan kenaikan
pendapatan nasional bruto atau GNI (gross national income) (Smith, 2006).
Menurut Amartya Sen (1998) dalam Smith (2006), pembangunan harus dipandang
sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar
atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional disamping
tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan
pendapatan serta pengentasan kemiskinan sehingga pada hakikatnya pembangunan
itu, harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem
sosial secara keseluruhan tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasr dan
keinginan individual maupun kelompok untuk bergerak maju menuju suatu kondisi
kehidupan yang serba lebih baik secara material maupun spiritual.

Pembangunan ekonomi merupakan proses perubahan dari suatu tipe


perekonomian menjadi tipe lain yang lebih maju (Hirschman,1970). Sedangkan
menurut Meier dan Baldwin (1964), pembangunan ekonomi adalah suatu proses,
dengan proses dimana pendapatan nasional riel suatu perekonomian bertambah
selama suatu periode waktu yang panjang. Kadang-kadang istilah pembangunan
ekonomi sering disamakan dengan modernisasi, westernisasi, serta industrialisasi
(Sitohang,1970).

Faktor-faktor yang dapat menghambat pembangunan ekonomi, diantaranya


adalah (1) pertumbuhan penduduk yang cepat, (2) sumberdaya alam yang tidak
memadai, (3) pemanfaatan sumberdaya yang tidak efisien, (4) sumberdaya manusia
yang tidak memadai (Lipsey, dkk, 1990). Konsekuensi dari adanya faktor-faktor
penghambat pembangunan ekonomi menurut Lipsey (1990) dapat menyebabkan
adanya pengangguran di suatu negara. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu: (1) tanah dan kekayaan alam lainnya, (2) jumlah dan
mutu dari penduduk dan tenaga kerja, (3) barang-barang modal dan tingkat teknologi,
(4) sistem sosial dan sikap masyarakat (Sukirno,1981).

Menurut Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,


ditentukan bahwa yang dimaksud dengan ketenagakerjaan adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa
kerja. Sukirno (1981) menyatakan bahwa masalah tenaga kerja merupakan salah satu
masalah nasional yang cukup berat dan komplek. Rendahnya tingkat pendidikan dan
lemahnya perlindungan atau kesejahteraan masyarakat di suatu negara akan
mempengaruhi kualitas tenaga kerja. Tenaga kerja yang berkualitas merupakan modal
yang sangat berharga bagi pertumbuhan ekonomi.

Menurut Smith (2006) terdapat hubungan antara kesempatan kerja dan


permintaan pendidikan yakni dari sisi permintaan ada dua hal yang berpengaruh
terhadap jumlah atau tingkat pendidikan yang diinginkan diantaranya harapan bagi
seseorang seseorang yang lebih terdidik untuk mendapatkan pekerjaan dengan
penghasilan yang lebih baik.

BAB III

METODE PENULISAN

1. Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari publikasi
data statistika dan studi pustaka mengenai teori-teori yang terkait dengan
permasalahan yang diangkat dalam makalah.

2. Analisis Data

Data – data yang terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam makalah
dikumpulkan. Kemudian setelah data terkumpul, dilakukan suatu proses pemilihan,
pemusatan, serta penyederhanaan data kasar untuk dibuat kesimpulan berdasarkan sub
tema yang kami angkat. Dengan proses tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu
outline makalah akhir yang dapat memudahkan penulis untuk menyelesaikan makalah
secara terstuktur.

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Keadaan Tenaga Kerja di Negara-Negara Berkembang

Sebagian besar penduduk di negara-negara berkembang berada dalam keadaan yang


ditandai dengan “kemiskinan massal”. Pertumbuhan penduduk yang dialami oleh
negara-negara berkembang sangat cepat laju pertumbuhannya. Sehingga hal tersebut
merupakan faktor dinamika yang paling penting, sebab faktor penduduk
mempengaruhi serta menentukan arah perkembangan suatu negara di masa yang akan
datang. Pertumbuhan penduduk merupakan masalah pokok dalam pembangunan
ekonomi. Pengaruh pertambahan penduduk ini terlihat pada pengadaan kebutuhan-
kebutuhan pokok secara total harus ditambah terutama pengadaan pangan dan
mengakibatkan naiknya angkatan kerja.

Apabila jumlah penduduk tumbuh sama cepat dengan pendapatan nasional, maka
pendapatan per kapita tidak bertambah. Salah satu implikasi yang menonjol dalam
masalah pertumbuhan penduduk di negara – negara berkembang yaitu angkatan kerja
produktif harus menanggung beban yang lebih banyak untuk menghidupi anggota
keluarga secara proporsional jumlahnya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan
yang ada di negara – negara maju. Artinya, negara – negara berkembang tidak hanya
dibebani oleh tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi tetapi juga angkatan
kerjanya harus menaggung beban ketergantungan yang lebih berat.

Bagi negara-negara berkembang pada umumnya mengalami ledakan angkatan


kerja, namun gelombang pekerja yang belum ada tarafnya sekarang sedang memasuki
pasaran kerja, tetapi tidak diikuti dengan peningkatan lowongan kerja yang baru.
Sehingga pengangguran di kota-kota dan di desa-desa semakin meningkat terus.
Pengangguran yang terjadi di negara-negara berkembang disebabkan oleh banyaknya
penduduk usia produktif yang kurang memiliki keahlian dalam bekerja dengan
didukung oleh sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Sebagiian besar penduduk di negara-negara berkembang bekerja di daerah


pedesaan. Lebih dari 65% penduduknya tinggal secara permanen bahkan turun-
temurun. Demikian pula sekitar 58% angkatan kerja di negara-negara berkembang
mencari nafkah di sektor pertanian yang menyumbang GNI sebesar 14%.
(Smith,2006). Seperti yang tertera pada tabel berikut :

Tabel 1. Populasi Agkatan Kerja, dan Produksi Pertanian di Berbagai Kawasan


Maju dan Berkembang di Tahun 2002-2003

%Sumbangan
Populasi Kota Desa %Pekerja
Wilayah Pertanian bagi
(Juta) (Persen) (Persen) Pertanian
GDP
Dunia 6314 47 53 49 5
Negara Maju 1202 75 25 5 3

Eropa 727 73 27 7 3

Amerika Utara 323 79 21 3 2

Jepang 127 78 22 7 2
Negara 5112 40 60 49 14
Berkembang
861 33 67 5 20
Afrika
1480 30 70 7 30
Asia Selatan
1918 40 60 3 18
Asia Timur
540 75 25 7 10
Amerika Latin

Sumber: Population Reference Bureau, 2003 World Population Data Sheet


(Washington, D.C.: Population Reference Bureau, 2003) : World Bank, World
Development Indicators, 2004 (New York : Oxford University Press, 2004), tabs. 4
dan 12. Angka angkatan kerja pertanian berdasarkan hasil perkiraan bank dunia tahun
1997.

Banyaknya penduduk di negara-negara berkembang yang bekerja di sektor


pertanian serta memproduksi output primer (bahan-bahan mentah) dikarenakan pada
suatu kenyataan bahwa tingkat pendapatan yang rendah sehingga prioritas pertama
bagi penduduk tersebut adalah pangan, pakaian dan papan. Selain itu juga
dikarenakan tenaga kerja di negara-negara berkembang memiliki kualitas yang rendah
bila dibandingkan dengan negara-negara maju sehingga tidak dapat bersaing dengan
tenaga kerja di negara-negara maju. Indikator dari rendahnya kualitas tenaga kerja di
negara-negara berkembang salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah.

Pendidikan merupakan faktor yang menentukan terhadap kualitas dari tenaga


kerja di suatu negara dan merupakan unsur yang mendasar bagi pertumbuhan
ekonomi. Modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian atas
investasi pendapatan. Sebagian besar tenaga kerja di negara – negara berkembang
hanya menempuh pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar dibandingkan dengan
negara maju yang standarisasi pendidikannya lebih tinggi, yaitu tenaga kerja yang
berpendidikan sarjana.

2. Solusi Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi di Negara-Negara


Berkembang

Pertambahan penduduk yang pesat tidak selalu merupakan penghambat jalannya


pembangunan ekonomi, asal saja penduduk tersebut mempunyai kapasitas yang tinggi
untuk menghasilkan dan menghisap hasil produksi yang dihasilkan. Keberhasilan
usaha pembangunan ekonomi dalam suatu negara dipengaruhi dan ditentukan oleh
banyak faktor, salah satunya yaitu faktor tenaga kerja.

Peranan tenaga kerja dalam pembangunan ditentukan oleh jumlah dan mutu
tenaga kerja yang tersedia sebagai pelaksana berbagai usaha di lapangan pekerjaan
yang tersedia. Tenaga kerja di negara – negara berkembang yang banyak bekerja di
sektor pertanian dapat disalurkan pada sektor industri yang mampu menyerap relatif
lebih banyak tenaga kerja, terutama yang bersifat padat karya. Jumlah penawaran
tenaga kerja di negara – negara berkembang yang tinggi disebabkan oleh
pertumbuhan penduduk yang pesat dapat dimanfaatkan dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan oleh pemerintah. Pelatihan-pelatihan yang diberikan tersebut
bertujuan untuk memberdayakan tenaga kerja yang berlebih agar sumber-sumber
alam yang melimpah dan belum diolah secara maksimal menghasilkan sesuatu yang
dapat menaikkan angka pertumbuhan ekonomi.

Jumlah penduduk yang banyak atau khususnya tenaga kerja yang menganggur,
tidak selalu menjadi bahaya stagnasi dalam pembangunan. Tenaga kerja yang kurang
produktif terutama yang terpaksa menganggur dapat dimanfaatkan dengan
menciptakan lapangan kerja, yang direalisasikan melalui berbagai proyek pekerjaan
umum. Sehingga penciptaan lapangan pekerjaan merupakan salah satu tujuan dari
pembangunan.

Pembangunan ekonomi harus dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan


yang dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja. Salah satu peningkatan pendidikan
terhadap tenaga-tenaga kerja di negara-negara berkembang, yaitu dengan melakukan
inovasi pendidikan dalam semua aspek. Hal ini dikarenakan untuk mengisi lapangan
kerja yang tersedia diperlukan tenaga kerja yang memiliki kecakapan dan
keterampilan yang sesuai dengan keperluan pembangunan.

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan ekonomi,


manusia, sosial budaya, dan politik, untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera,
adil, dan makmur. Dalam melaksanakan pembangunan nasional, perluasan lapangan
kerja dan peningkatan kualitas tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang
sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Masalah yang banyak
dihadapi oleh negara – negara berkembang yaitu laju pertumbuhan penduduk yang
sangat cepat sehingga menjadi masalah pokok dalam pembangunan ekonomi.
Pengaruh pertambahan penduduk ini terlihat pada pengadaan kebutuhan-kebutuhan
pokok secara total harus ditambah terutama pengadaan pangan dan mengakibatkan
naiknya angkatan kerja.

Negara – negara berkembang tidak hanya dibebani oleh tingkat pertumbuhan


penduduk yang tinggi tetapi juga angkatan kerjanya harus menaggung beban
ketergantungan yang lebih berat. Selain itu, ledakan angkatan kerja banyak dialami
oleh negara – negara berkembang yang tidak diikuti dengan meningkatnya perluasan
lapangan kerja sehingga terjadi pengangguran baik di kota – kota maupun di desa –
desa. Jumlah penawaran tenaga kerja yang tinggi di negara – negara berkembang
tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas tenaga kerja. Tenaga kerja di negara-
negara berkembang memiliki kualitas yang rendah bila dibandingkan dengan negara-
negara maju sehingga tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja di negara-negara
maju. Indikator dari rendahnya kualitas tenaga kerja di negara-negara berkembang
salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah.

Pembangunan ekonomi harus dibarengi dengan pembangunan dalam


pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja. Salah satu peningkatan
pendidikan terhadap tenaga-tenaga kerja di negara-negara berkembang, yaitu dengan
melakukan inovasi pendidikan dalam semua aspek. Keberhasilan usaha pembangunan
ekonomi dalam suatu negara dipengaruhi dan ditentukan oleh banyak faktor, salah
satunya yaitu faktor tenaga kerja. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan
ditentukan oleh jumlah dan mutu tenaga kerja yang tersedia sebagai pelaksana
berbagai usaha dilapangan pekerjaan. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di
negara – negara berkembang, khususnya tenaga kerja yang menganggur tidak selalu
menjadi bahaya stagnasi dalam pembangunan ekonomi. Tenaga kerja yang terpaksa
menganggur dapat dimanfaatkan dengan menciptakan lapangan kerja, yang
direalisasikan melalui berbagai proyek pekerjaan umum. Sehingga permasalahan
megenai tenaga kerja di negara – negara berkembang dapat teratasi dengan baik dan
tidak lagi menjadi permasalahan yang menghambat pembangunan ekonomi.
Peningkatan kualitas tenaga kerja yang direalisasikan melalui peningkatan mutu
pendidikan dapat menjadi solusi dalam melaksanakan pembangunan ekonomi.

Saran

Berdasarkan uraian dari penulisan makalah yang penulis buat, saran atau rekomendasi
yang penulis ajukan untuk menyempurnakan penulisan dari makalah ini yaitu :

1. Perlu adanya penelitian yang dilakukan untuk mempertajam hasil


penulisan dari makalah ini atau guna untuk menjawab beberapa pertanyaan
yang muncul ketika penulisan berlangsung,
2. Penulis menyarankan langkah – langkah operasional yang dapat
dilakukan untuk mengatasi / memecahkan masalah yang diangkat yaitu
sebagai civitas akademik yang akan melanjutkan pembangunan ekonomi, kita
harus meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara menuntut ilmu setinggi
mungkin minimal menyelesaikan tingkat sarjana Strata 1 agar dapat
melakukan pembangunan ekonomi. Sehingga kualitas tenaga kerja yang
dimiliki negara Indonesia memiliki kualitas yang dapat bersaing dengan
negara – negara lain.

You might also like