You are on page 1of 49

JURUSAN BIOLOGI

FMIPA-UNPAD
2010
KUIS
1. Jelaskan pengertian reproduksi aseksual! Sebutkan
contohnya pada hewan dan tumbuhan yang Anda
ketahui!
2. Jelaskan pengertian reproduksi seksual! Sebutkan
contohnya pada hewan dan tumbuhan yang Anda
ketahui!
3. Sebutkan salah satu hormon yang berperan dalam
reproduksi seksual pada mamalia dan jelaskan
fungsinya!
REPRODUKSI
Kemampuan menghasilkan individu baru yang hidup
untuk mempertahankan kelangsungan hidup
jenisnya, sebagai salah satu ciri dasar mahluk hidup.
Ada 2 cara:
1. Reproduksi Aseksual / Vegetatif
 tanpa melibatkan sel-sel kelamin atau gamet 
individu baru yang dihasilkan berasal dari satu induk
saja, tidak ada individu jantan ataupun betina.
2. Reproduksi Seksual / Generatif
 Terjadi persatuan 2 sel gamet / sel kelamin
(spermatozoit dan sel telur atau ovum).
Reproduksi aseksual
1. Pembelahan (fission)
2. Sporulasi
3. Pembentukan tunas
4. Fragmentasi dan regenerasi
1. Pembelahan (fission)
Terjadi pada hewan bersel satu
Mis: Amoeba ada 2 fase : Karyokenesis & Sitokenesis
1  2  4  8 individu, dst.
2. Sporulasi
Sporulasi = Sporogenesis = Schizogoni
nukleus membelah menjadi beberapa nuklei 
pembelahan sitoplasma  beberapa individu baru.
Misal : Plasmodium.
3. Pembentukan tunas (budding)
1. Tunas Eksternal
Tunas yang tumbuh di bagian luar tubuh induk. Bila
sudah besar tunas akan dilepaskan dan bila tidak
dilepaskan maka akan terjadi koloni. misal : hydra,
“sponges”.
2. Tunas Internal = Gemmulae
Tunas dibentuk bila kondisi lingkungan kurang
baik. Bila induknya mati, gemmulae masih dapat
hidup  tumbuh dewasa pada lingkungan yang
baik. Tunasnya disebut Statoblast.
Misalnya : pada spons air tawar dan bryozoa
Tunas pada Hydra

Upper, left to right: statoblast of Cristatella mucedo [1 mm];


statoblast (floatoblast) of Plumatella repens [0.3 mm].
Lower, left to right: statoblast (sessoblast) of P. repens [0.4
mm]; sessoblast of Plumatella fungosa [0.5mm]
4. Fragmentasi dan regenerasi
 Induk dapat mengadakan fragmentasi atau
pemotongan bagian tubuhnya menjadi 2 bagian atau
lebih  yang akan tumbuh menjadi individu baru.
Pada anemon laut fragmen-fragmen terbentuk pada
bagian tangkai dasar.
Contoh lain : cacing pipih/turbellaria.
Reproduksi seksual
Fertilisasi  Persatuan antara gamet jantan
(spermatozoit) dengan gamet betina (sel telur : ovum)
yang menghasilkan Zigot.
Menurut bentuk dan besarnya gamet ada 3 macam,
yaitu:
1. Isogami  Bentuk dan besarnya sama, mis: Protista.
2. Anisogami  Bentuk sama tetapi besarnya tidak
sama, misalnya : pada Flagellata.
3. Dogami  Bentuk dan besarnya gamet tidak sama.
Spermatozoit lebih kecil dan bergerak aktif,
sedangkan ovum lebih besar tidak aktif bergerak.
• Pada metazoa yang sudah maju dan hewan-hewan
tingkat tinggi (vertebrata), spermatozoit dan ovum
dihasilkan oleh Gonad  testis dan ovarium.
• Gonochorist = diosius  organisme yang hanya
mempunyai 1 gonad, testis atau ovarium saja.
• Hermaphrodit = monoesius organisme yang
dalam satu individu terdapat 2 gonad, baik testis
maupun ovarium. misalnya : Lumbricus Rubellus,
L. Terestris, Fasciola Hepatica, Achatinca Fulica,
Cyclostomata.
• Protandri  keadaan dimana kel. kelamin jantan
lebih dahulu matang daripada kel. kelamin betina.
• Protogini  keadaan dimana kel. kelamin betina
lebih dahulu matang daripada kel. kelamin jantan
Tipe-tipe khusus reproduksi
seksual
1. Partenogenesis
2. Partenogenesis buatan
3. Paedogenesis
4. Poliembrioni
1. Partenogenesis
 Perkembangan telur tanpa dibuahi oleh spermatozoa
sehingga terbentuk individu baru. Misal : pada Apis
cerana, apis mellifera (lebah madu), isoptera  rayap,
semut, tawon, aphid, kutu daun, potifera dan
beberapa crustacea, kadal gurun, komodo
2. Partenogenesis buatan
Dapat dilakukan dengan rangsangan-rangsangan
pengocokan, pemutaran, panas, asam organik encer,
larutan hipertonis pada telur katak, bulu babi (Jaques
Loeb, 1900).
3. Paedogenesis
Reproduksi organisme yang masih dalam fase larva.
Ada 2 macam paedogenesis, yaitu :
1. Paedogenesis Amphigoni  larva kawin 
fertilisasi  individu baru (neoteni), terjadi bila
lingkungan kurang menguntungkan. Misalnya : pada
ambystoma tigrinum (salamander) di danau Meksiko.
2. Paedogenesis Parthenogenesis
Larva Fasciola Hepatica (cacing hati) : telur 
Miracidium  masuk tubuh siput lymnae 
Sporocyst  8 – 10 Redia  Cercaria  Metacercaria.
Paedogenesis pastenogenesis 
Fasciola hepatica
4. Poliembrioni
Terbentuknya 2 atau lebih individu baru dari satu sel
telur dengan cara pembelahan / pemisahan pada
stadium awal pembelahan.
Misal : pada kembar identik manusia, armadillo 4
individu dari satu telur, hymenoptera parasit, dll.
Organ reproduksi pd jantan
Testis  penghasil spermatozoa
Penis  Alat kopulasi
Glandula Accessorius  sekretnya mengaktifkan
spermatozoit. Pada mamalia terdapat G. Prostata, G.
Cowperi atau G. Bulbourethralis
Vasa Efferentia  saluran-saluran halus dari intratestis ke
epididimis
Epididimis  penyimpanan dan pematangan sperma
(pada mamalia)
Vasa Deferens
Vesicula Seminalis  penghasil cairan semen
Organ reproduksi pd betina
Ovarium  penghasil ovum
Oviduct
Uterus
Vagina
Glandula Accessorius  albumen, yolk, shell
 Reseptaculum Seminalis  untuk menyimpan
spermatozoit
 Ovipositor  pada serangga
Gametogenesis
Spermatogenesis  Proses pembentukkan
spermatozoa mulai dari spermatogonium di testis.
Spermatogonia  spermatosit I  Spermatosit II 
spermatid  spermatozoit (dari satu spermatosit I 
4 spermatozoit)
Oogenesis  proses pembentukan ovum (ova-jamak)
atau sel telur dari oogonia di ovarium.
Oogonia  oosit I  oosit II  polosit I (sel kutub)
 ootid + polosit II  ovum (dari satu oogonia 
satu ovum).
Kontrol hormonal
Hormon Dihasilkan Fungsi
oleh
GnRH Hipotalamus Regulasi sekresi FSH dan LH oleh hipofisa
FSH Hipofisa Stimulasi pertumbuhan folikel telur
LH Hipofisa Stimulasi pertumbuhan folikel telur & produksi
oosit sekunder; memicu ovulasi; memicu
perkembangan korpus luteum dan sekresi
hormon
Estrogen Folikel telur [] rendah menghambat hipofisa; [] tinggi
menstimulasi hipotalamus; memicu
perkembangan endomentrium uterus
Estrogen dan Korpus luteum Memelihara endometrium; [] tinggi
progensteron menghambat hipofisa; penurunan [] memicu
menstruasi
Menurut tempat tumbuh telur hewan di
kelompokkan menjadi:
1. VIVIPAR
2. OVIPAR
3. OVOVIVIPAR

1. Vivipar  Hewan yang telurnya tumbuh menjadi


embrio / anak dalam tubuh induk, misalnya mamalia,
Telur tumbuh dalam uterus. Pada pertumbuhan
awal embrio mendapat makanan dari deutoplasma,
selanjutnya sampai lahir dari induk lewat tali pusat
(termasuk pertukaran O2 dan CO2)
2. Ovipar  Hewan yang telurnya tumbuh diluar
tubuh induk,  pada kebanyakan hewan
invertebrata, vertebrata : pisces s/d aves dan
monotremata.
 telur tumbuh  menetas/lahir mendapat makanan
hanya dari yolk; O2, CO2  difusi masuk/keluar
lingkungannya.
3. Ovovivipar  Hewan yang telurnya tumbuh dalam
tubuh induk (dierami dalam tubuh induk, tanpa ada
tali pusat yang menghubungkan embrio dengan
induk, misal : kadal, hiu.
Tumbuhan lumut (Bryophyta)
Karakteristik:
Menghasilkan sperma berflagel
Siklus hidup : generasi gametofit dominan,
sporofit tereduksi
Reproduksi seksual dan aseksual (spora)
Tumbuhan paku (Pteridophyta)
Karakteristik
Berkembang biak dengan spora
Spora dihasilkan di dalam sporangium
Sperma berflagel, perlu air untuk fertilisasi
Siklus hidup:
generasi sporofit dominan, hidup bebas
generasi gametofit tereduksi, hidup bebas
Tumbuhan Gymnospermae
Karakteristik:
Berkembang biak dengan biji
Biji tidak dilindungi jaringan buah
Struktur reproduksi terdapat pada kerucut
(strobilus)
Siklus hidup:
generasi sporofit dominan, hidup bebas
generasi gametofit tereduksi, tidak hidup bebas
Tumbuhan Angiospermae
Karakteristik:
Berkembang biak dengan biji
Biji dilindungi jaringan buah
Struktur reproduksi terdapat pada bunga
Siklus hidup:
generasi sporofit dominan, hidup bebas
generasi gametofit tereduksi, tidak hidup bebas
Terbagi jadi 2 kelas: dikotil dan monokotil
Reproduksi aseksual pada
angiospermae
Tidak dilibatkan gamet dalam pembentukan
tumbuhan baru.
Perkembangbiakan vegetatif ada dua macam
yaitu:
1. perkembangbiakan vegetatif alami
2. perkembangbiakan vegetatif buatan.
perkembangbiakan vegetatif alami
Rhizoma  bagian batang yang menjalar secara horizontal
di dalam tanah dan membengkak karena mengandung
cadangan makanan, contohnya pada Canna hybrida;
Stolon  bagian batang yang menjalar horizontal di dalam
tanah tetapi tidak mengandung cadangan makanan,
contohnya pada Imperata cylindrica;
Geragih  bagian batang yang menjalar di permukaan
tanah tetapi tidak menyimpan cadangan makanan,
contohnya pada Desmodium esculenta;
Kormus  bagian batang yang membengkak karena
menyimpan cadangan makanan, pendek, tidak menjalar
dan selalu berada di dalam tanah, contohnya pada
Colocasia esculenta;
kormus
geragih
Perkembangbiakan vegetatif alami
umbi lapis  batang pendek dengan ruas-ruas yang
sangat rapat dan dikelilingi oleh berlapis-lapis daun
yang saling menutupi, contohnya pada Allium
ascalonicum;
umbi batang  batang yang membengkak karena
menyimpan cadangan makanan dan terdapat di
dalam tanah, contohnya pada Solanum tuberosum;
umbi akar  bagian pangkal akar yang membengkak
kerena menyimpan cadangan makanan dan terdapat
di dalam tanah, contohnya pada Manihot utilisima.
Umbi lapis Umbi akar

Umbi batang
Perkembangan vegetatif
buatan
cangkok, merupakan suatu cara pengembangbiakan
tumbuhan dengan cara membuang sebagian kulit dan
kambium secara melingkar pada cabang batang dan
menanam bagian tersebut di tanah;
stek, merupakan cara pengembangbiakan tumbuhan
dari potongan-potongan batang atau cabang yang
dinanam ke dalam tanah;
enten, merupakan cara perkembangbiakan dengan
menumbuhkan bagian dari tumbuhan pada
tumbuhan lain. jika bagian yang ditumbuhkan berupa
mata tunas, maka pengentenan disebut okulasi;
Perkembangan vegetatif
buatan
merunduk, merupakan cara perkembangbiakan dengan
merendahkan batang atau cabang suatu tumbuhan hingga
menyentuh tanah hingga pada bagian tersebut
membentuk akar;
umbi, merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan
dengan menggunakan umbi atau potongan umbi yang
memiliki mata tunas;
kultur jaringan, merupakan perkembangbiakan tumbuhan
secara in-vitro yaitu menumbuhkan sebagian atau seluruh
bagian tumbuhan pada suatu medium yang telah
dilengkapi dengan zat-zat yang penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan tersebut.

You might also like