Professional Documents
Culture Documents
Jadi :
Pengucapan MTQ adalah [em te ki] bukan [em te kyu]
Pengucapan TV adalah [te fe] bukan [ti fi]
Pengucapan exit adalah [eksit] bukan [ekit]
Dalam bahasa Indonesia ada gabungan vokal yang diikuti oleh bunyi
konsonan w atau y yang disebut dengan diftong.
Contoh:
1.
Gabungan vokal /ai/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran [ay]
pada kata:
-
sungai menjadi sungay
-
gulai menjadi gulay
-
pantai menjadi pantay
2.
Gabungan vokal /au/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran
[aw] pada kata:
-
harimau menjadi harimaw
-
limau menjadi limaw
-
kalau menjadi kalaw
3.
Gabungan vokal / oi / menimbulkan bunyi konsonan luncuran
[oy] pada kata:
-
koboi menjadi koboy
-
amboi menjadi amboy
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
-
sepoi menjadi sepoy
Tetapi, ada kata-kata yang menggunakan unsur gabungan tersebut di
atas tetap dibaca sesuai lafal kedua vokalnya.
Contoh: -dinamai tetap dibaca [dinamai]
-bermain tetap dibaca [bermain]
-mau tetap dibaca [mau]
-daun tetap dibaca [daun]
-koin tetap dibaca [koin]
-heroin tetap dibaca [heroin]
Ada juga dalam tata bahasa Indonesia, gabungan konsonan yang
dilafalkan dengan satu bunyi, seperti fonem /kh/, / sy/, ny/, /ng/ dan /nk/.
Meskipun ditulis dengan dua huruf, tetapi dilafalkan satu bunyi, contoh:
khusus
,
syarat,
nyanyi,
hangus,
bank.
-
Mereka sudah pergi? Kapan?
Berbicara tentang intonasi berarti berbicara juga tentang jeda. Jedaadalah
penghentian atau kesenyapan. Jeda juga berhubungan dengan intonasi,
penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan
kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam
pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat
pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak
dapat dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan.
Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan
garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tan
da
hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian
atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.
Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya
berubah. Misalnya,
a.
Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
(yang sakit dokter Joko Susanto)
b.
Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c.
Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)
C. Ciri Bahasa Indonesia Baku
Bahasa
baku
adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang berlaku. Pedoman yang digunakan adalah Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia,
Ejaan
Yang
Disempurnakan
(EYD),
Pedoman
Pembentukan
Istilah,
dan
Tata
Bahasa
Baku
Bahasa
Indonesia. Bahasa yang tidak mengikuti kaidahkaidah
bahasa Indonesia disebut bahasa tidak baku.
Fungsi bahasa baku ialah sebagai pemersatu, pemberi kekhasan,
pembawa kewibawaan, dan kerangka acuan. Ciri-ciri ragam bahasa baku,
yaitu, sebagai berikut.
1.
Digunakan dalam situasi formal, wacana teknis, dan forum-forum
resmi seperti seminar atau rapat.
2.
Memiliki kemantapan dinamis artinya kaidah dan aturannya tetap dan
tidak dapat berubah.
3.
Bersifat kecendekiaan, artinya wujud dalam kalimat, paragraf, dan
satuan bahasa yang lain mengungkapkan penalaran yang teratur.
4.
Memiliki keseragaman kaidah, artinya kebakuan bahasa bukan penyamaan
ragam bahasa, melainkan kesamaan kaidah.
5.
Dari segi pelafalan, tidak memperlihatkan unsur kedaerahan atau
asing.
0
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
RANGKUMAN
A. Tujuan Menyimak
Menyimak
adalah keterampilan mendengarkan sesuatu dengan
sengaja untuk tujuan tertentu.
B. Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda
Lafal
adalah cara seseorang atau sekelompok penutur bahasa
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa, secara umum fonem vokal
dalam bahasa Indonesia dilafalkan menjadi delapan bunyi ujaran,
walaupun penulisannya hanya lima. Delapan bunyi ujaran itu
adalah (a, i, u, e, ., e, o,
)
Tekananadalah panjang-pendek, tinggi-rendah, atau keras lembutnya
pengucapan.
Intonasi ialah tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat.
Jeda
adalah penghentian atau kesenyapan yang secara tertulis
ditandai oleh spasi, garis miring (/), tanda koma (,), tanda titik koma
(;), tanda titik dua(:), tanda hubung (-), tanda pisah ( ).
C. Ciri Bahasa Indonesia Baku
Ciri bahasa Indonesia baku adalah formal, dinamis, cendekia,
memiliki kesamaan kaidah, dan pelafalan yang tidak mencerminkan
kedaerahan atau asing.
Bacalah cerpen di bawah ini!
Kesabaran Berbuah Singa
Dalam kitab al Kabair, Imam adz Dzahabi meriwayatkan kisah
orang shalih yang memiliki saudara. Suatu saat ketika ia berkunjung, ia
disambut istri saudaranya itu dengan kasar dan tidak sopan.
Tak lama kemudian, orang yang ditunggu tunggu datang sambil
menuntun seekor singa yang di atas punggungnya terdapat seikat kayu
bakar.
I.
Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1.
Menurut para ahli, tujuan menyimak adalah berikut ini, kecuali
a.
memahami informasi
b.
memahami unsur bahasa
c.
memecahkan masalah
d.
melatih pendengaran
e.
mengevaluasi pekerjaan
2.
Pengertian menyimak adalah
a.
mendengarkan informasi atau pesan secara tertulis maupun lisan
b.
menginterpretasi informasi
c.
memahami perubahan bunyi dan pola tekanan
d.
mendengarkan dengan aktif dan penuh perhatian supaya dapat
memahami isi dari semua informasi
e.
mengapresiasikan informasi yang disampaikan
3.
Ilmu bahasa yang membahas mengenai unsur-unsur bahasa yang
berhubungan dengan bunyi dan pengucapan disebut
a. lafal
b unsur segmental dan suprasegmental
c.
intonasi
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
d.
konteks
e.
lambang bahasa
4.
Unsur segmental yang terkecil berhubungan dengan bunyi ujaran
adalah
a.
prosa
b.
artikulasi
c.
morfem
d.
fonem
e.
huruf
5.
Di bawah ini yang bukan unsur-unsur suprasegmental adalah
a.
tekanan
b.
jeda
c.
intonasi
d.
lafal
e.
konsep
6.
Ilmu yang mempelajari tata bunyi dan alat ucapnya disebut
a.
morfologi
b.
fonologi
c.
fonemik
d.
fonetik
e.
morfofonemik
7.
Cara dan kebiasan seseorang atau kelompok masyarakat dalam
mengucapkan bunyi atau lambang bahasa disebut
a.
kata
b.
lafal
c.
tekanan
d.
intonasi
e.
fonem
8.
Yang merupakan unsur segmental di bawah ini, kecuali
a.
tekanan
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
b. intonasi
c. lafal
d. a dan b
e. a, b, dan c
9. Variasi lafal fonem yang tidak membedakan arti disebut
a. alofon
b. alomorf
c. rima
d. intonasi
e. jeda
10. Penonjolan suku kata yang dilakukan dengan cara memperpanjang
pengucapannya, meninggikan nada, atau memperbesar tenaga dalam
ucapan dinamakan
a. irama
b. tekanan
c. nada
d. jeda
e. intonasi
11. Menandai batasan ujaran juga membantu memahami ketepatan pesan
atau informasi serta membantu pengambilan napas bagi pembicara
ialah fungsi dari
a. tekanan
b. jeda
c. fonem
d. irama
e. lafal
12. Gabungan vokal yang diikuti oleh bunyi konsonan luncuran / w / atau
/ y / disebut
a. diftong
b. prosa
c. irama
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
d. jeda
e. tekanan
13. Kata-kata yang menggunakan diftong di bawah ini, yaitu kata
a. mau
b. risau
c. namai
d. pantai
e. memuai
14. Huruf e yang diucapkan lemah terdapat pada kata
a. bebek
b. karpet
c. perang
d. nenek
e. berkotek
15. Huruf e yang diucapkan terbuka terdapat pada kata
a. pedas
b. terang
c. teliti
d. teman
e. peta
16. Di bawah ini, kata yang tidak mengandung diftong / au / ialah
a. harimau
b. menghimbau
c. kalau
d. walau
e. mau
17. Menggunakan bahasa baku dalam keadaan atau situasi di bawah ini,
kecuali
a. formal
b. seminar
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
c.
pertemuan ilmiah
d.
pergaulan
e.
resmi
18. Kalimat yang tidak menggunakan kosakata baku di bawah ini, yaitu
a.
Pemerintah akan menggalakkan kebersihan lingkungan.
b.
Siswa-siswi SMK PELITA akan mengadakan wisata ke Anyer.
c.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan menghakpatenkan
semua hasil penelitian ini.
d.
Hadirin dipersilakan berdiri!
e.
Dia sudah dikasih uang oleh orang tuanya.
19. Contoh fonem vokal yang berbeda arti, adalah
a.
mantel mental
b.
perang--parang
c.
ari sari
d.
makin--mangkin
e.
tema tamu
20.
Di bawah ini adalah kalimat yang tidak sesuai dengan lafal baku,
kecuali
a.
Paman jalan-jalan ke Ragunan, kemaren.
b.
Kami haturkan terima kasih banyak atas bantuannya.
c.
Dian setiap pagi sarapan dengan nasi goreng.
d.
Silahken tunggu sebentar.
e.
Awas, hati-hati ada lobang!
II.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1.
Apa yang dimaksud dengan menyimak?
2.
Sebutkan 4 hal yang menjadi tujuan mengenal unsur-unsur bahasa
dalam menyimak!
3.
Apa yang dimaksud dengan lafal?
4.
Apa yang dimaksud dengan diftong? Contohnya?
5.
Buatlah kalimat dengan gabungan vokal yang bukan diftong!
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
6.
Apa yang dimaksud dengan tekanan?
7.
Buatlah kalimat yang menggunakan kata dengan lafal tidak baku
sebanyak 2 buah!
8.
Buatlah kalimat dengan menggunakan diftong /ai/ 3 kalimat?
9.
Sebutkan ciri-ciri bahasa baku!
10. Buatlah jeda yang tepat pada kalimat di bawah ini sehingga terdapat
perbedaan pengertian.
-
Menurut Ibu Tanjung Sari memang anak yang rajin.
`