Professional Documents
Culture Documents
MUNAKAHAT
Diajukan untuk memenuhi tugas remedial
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh :
1)NUR AFRIATUN
2)NURHAENI
3)PRIYANDI
4)RATNA
Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah pendidikan agama islam tentang MUNAKAHAT.
Adapun isi makalah tersebut meliputi ketentuan hukum islam tentang
pernikahan, hikmah pernikahan dan kompilasi hukum tentang hukum pernikahan
yang memang perlu di perhatikan baik syarat rukun ataupun lainnya, karena hal
tersebut merupakan suatu ibadah yang hubunganya sang pencipta, sehingga kita
sebagai mahluk harus berusaha menyempur nakannya.
Tidak lupa kita ucapkan terimakasih kepada guru mata pelajaran yang
telah memberikan tugas dan membimbing kita dalam pembuatan dalam
pembuatan makalah tersebut, serta kepada teman - teman sekalian yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kita menyadari bahwa dalam makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena
itu kita mengharapkan saran dan kritiknya guna penyempurnaan makalah
selanjutnya. Dan kami harap makalah ini dapat bermanfaat baik sekarang ataupun
di kemudian hari.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
BAB II MUNAKAHAT
A. KETENTUAN HUKUM SIALM TENTANG PERNIKAHAN ….. 2
B. HIKMAH PERNIKAHAN ……………………………………….. 8
2. Hukum Nikah
Menurut sebagian ulama hukum nikah pada dasarnya mubah.
Meskipun demikian, di tinjau dari segi kondisi orang yang akan
melakukan pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi sunah, wajib,
makruh, atau haram. Penjelasanya sebagai berikut:
1) Sunah
Bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah, dan mampu
pula mengendalikan diri dari perzinahan walaupun tidak segara
menikah maka hukum nikah adalah sunah. Rasulullah bersabda,
"Wahai para pemuda, jika diantara kamu sudah memiliki kemampuan
untuk menikah , hendaklah ia menikah, karena pernikahan itu dapat
menjaga pandangan mata dan lebih memelihara kelamin
(kehormatan);dan barang siapa tidak mampu menikah, hendaklah ia
berpuasa, sebab puasa itu jadi penjaga baginya, "(H.RBukhari dan
Muslim)
2) Wajib
Bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah, dan ia khawatir
berbuat zina jika tidak segera menikah, maka hukum nikah adalah wajib
.
3) Makruh
Bagi orang yang ingin menikah, tetapi belum mampu memberi
nafkah terhadap istri dan anak-anaknya, maka hukum nikah adalah
makruh.
4) Haram
Bagi orang yang bermaksud menyakiti wanita yang akan ia nikahi,
hukum nikah adalah haram.
3. Tujuan Pernikahan
Untuk memperoleh rasa cinta dan kasih sayang Allah SWT berfirman
dalam surat Ar Rum ayat 21:
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan keluarga sakinah,
mawadah dan warohmah yaitu tentram, damai dan sejahtera lahir
batin bukan hanya untuk mengesahkan hubungan laki-laki dan
perempuan saja. Nabi bersabda yang artinya: "Dinikah wanita itu
karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya,
kecantikannya dan karena agamanya, maka pilih lah berdasarkan
agamanya ,niscaya kamu akan bahagia". (HR.Bukhari dan Muslim)
Syarat Nikah
1) Syarat Calon suami dan calon istri
• Beragama islam
• Bukan muhrim
• Tidak terpaksa atau dipaksa
• Baligh
• Tidak sedang ibadah haji dan umrah
2) Syarat Wali
Wali adalah orang yang menikahkan, yaitu bapak dari calon istri, atau
lelaki yang muhrim, atau yang di tunjuk serta memenuhi syarat sebagai
berikut :
• Laki-laki dewasa
• Beragama islam
• Saleh
• Adil dan bijak
• Baligh dan mukalaf
• Tidak sedang ibadah haji dan umrah
Dalam pernikahan wali itu ada dua macam, yaitu wali nasab dan
wali hakim. Wali nasab, adalah yang berdasarkan pertalian darah atau
turunan, menurut urutan terdekat dari calon istri, seperti di sebutkan di
bawah ini :
a. Bapak kandung
b. Kakek dari bapak kandung
c. Saudara laki-laki seibu dan sebapak
d. Saudara laki-laki sebapak
e. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu sebapak
f. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
g. Saudara laki-laki bapak seibu sebapak
h. Saudara laki-laki bapak sebapak
i. Anak laki-laki dari saudara bapak seibu sebapak
j. Anak laki-laki dari saudara bapak yang sebapak
Wali hakim adalah wali yang di angkat atau ditunjuk oleh calon
pengantin atau atas persetujuan bersama, karena wali nasab tidak ada atau
berhalangan hadir, atau karena wewenang yang di berikan oleh nasab.
6. Perceraian
Perceraian berarti memutuskan ikatan perkawinan antara suami dan
istri. Salah satu penyebab perceraian adalah perselisihan /pertengkaran
suami istri yang sudah tidak dapat didamaikan lagi.
Pada dasarnya perceraian merupakan perbuatan yang tidak terpuji
karena dapat menimbulkan akibat-akibat yang negatif, terutama apabila
suami istri yang bercerai itu sudah mempunyai anak. Rasulullah bersabda
yang artinya: "Perbuatan yang halal, tetapi paling di benci Allah SWT "
B. HIKMAH PERNIKAHAN
1. Hikmah Pernikahan bagi yang Menjalaninya
• Menyelamatkan diri dari penyalahgunan nafsu seksual
• Sebagai wadah bagi ketentraman jiwa, cinta kasih, dan sayang.
• Sebagai wadah pembinan tanggung jawab dalam keluarga.
2. Hikmah Pernikahan bagi masyarakat
• Dengan adanya pernikahan berarti menyelamatkan masyarakat dari
kemungkinan maraknya perzinaan.
• Dengan adanya pernikahan, kaum perempuan memperoleh kewajaran
dalam derajatnya di masyarakat.
• Dengan adanya pernikahan, syiar islam akan semakin berkembang.
Menyemarakan pernikahan memang dianjurkan oleh syariat, seperti
yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Kepada Abdurrahman yang
artinya, "Adakanlah walimah (kenduri) walaupun hanya dengan
memotong seekor kambing. "(HR.Bukhari dan Muslim).
BAB III
KESIMPULAN