You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas ijin dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan bak.

Makalah ini membahas tentang model-model kepemimpinan keperawatan, tujuan


untuk memberi informasi kepada perawat-perawat Indonesia.

Penulis mengharapkan kepada semua pembaca agar setelah memahami atau


mempelajari makalah ini, dapat memiliki kemampuan khusus seperti yang tertera dalam
tujuan pembelajaran yang dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam
bidang keperawatan.

Penulis menyadari proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis selalu membuka diri menerima berbagai masukan dan kritikan agar
kelak makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi kita dalam upaya meningkatkan
pengetahuan tentang model-model kepemimpinan keperawatan.

Sekian dan terima kasih

Manokwari, 02 November 2009

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….4


1.2 Rumusan masalah……………………………………………………4
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………….4
1.4 Metode Penulisan……………………………………………………4
1.5 Sistematika penulisan………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan…………………………………………...6


2.2 Penerapan Pemimpin Dalam Keperawatan………………………......6
2.3 Teori Kepemimpinan………………………………………………...8
2.4 Gaya Kepemimpinan…………………………………………….......8
2.5 Pemimpin Yamg Efektif…………………………………………....10
2.6 Hubungan Kepemimpinan Dan Kekuasaan………………………...10
2.7 Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan…………………....11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………....12
3.2 Saran………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..13

iii
1. Latar Belakang

Beberapa ahli mengungkapkan pengertian kepemimpinan sebagai berikut:


1) Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang tidak
ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman, dikutip dari Gillies, 1996).
2) Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk
melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Sullivan
dan Decleur, 1989).
3) Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota kelompok
bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster dan Lancoster,
1989)
4) Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan
yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan pada
perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies, 1996).
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kepemimpinan merupakan kemampuan mengarahkan, membimbing dan
mempengaruhi perilaku orang lain.
2. Kepemimpinan diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Kepemimpinan dapat berjalan bila ada perbedaan kekuasaan atau wewenang antara
pemimpin dan anggota organisasi yang dipimpinnya.

1.2 Rumusan masalah

• Bagaimana pengertian kepemimpinan?


• Bagaimana penerapan kepemimpinan dalam keperawatan?
• Bagaimana Teori kepemimpinan?
• Bagaiman gaya kepemimpinan?
• Bagaimana pemimpin yang efektif?
• Bagaimana Hubungan kepemimpinan dan kekuasaan?
• Bagaimana penerapan kepemimpinan dalam keperawatan?

1.3 Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam menulis makalah ini yaitu :

• Sebagai salah satu acuan dalam memenuhi penilaian penguasaan,


khususnya pada mata kuliah Managament Keperawatan.
• Mengetahui dan memahami model-model kepemimpinan dalam
keperawatan.

1.4 Metode penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu
dengan menggunakan metode studi pustaka yang bersumber dari internet.
4
1. Sitematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Memuat latar belakang,rumusan masalah, maksud dan tujuan, metode penulisan


serta sistematika.

BAB II PEMBAHASAN

Memuat Pengertian Kepemimpinan, Penerapan Pemimpin Dalam Keperawatan,


Teori Kepemimpinan, Gaya Kepemimpinan, Pemimpin Yamg Efektif, Hubungan
Kepemimpinan Dan Kekuasaan, Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan.

BAB III PENUTUP

Memuat keimpulan dan saran.

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Beberapa ahli mengungkapkan pengertian kepemimpinan sebagai berikut:


1) Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang tidak
ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman, dikutip dari Gillies, 1996).
2) Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk
melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Sullivan
dan Decleur, 1989).
3) Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota kelompok
bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster dan Lancoster,
1989)
4) Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan
yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan pada
perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies, 1996).
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kepemimpinan merupakan kemampuan mengarahkan, membimbing dan
mempengaruhi perilaku orang lain.
2. Kepemimpinan diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Kepemimpinan dapat berjalan bila ada perbedaan kekuasaan atau wewenang antara
pemimpin dan anggota organisasi yang dipimpinnya.

2.2 PENERAPAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks
dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai diperlukan berbagai
kegiatan dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan. Menurut Kron, kegiatan
tersebut meliputi :
1. Perencanaan dan Pengorganisasian
Pekerjaan dalam suatu ruangan hendaknya direncakan dan diorganisasikan. Semua
kegiatan dikoordinasikan sehingga dapat dikerjakan pada waktu yang tepat dan dengan
cara yang benar. Sebagai seorang kepala ruangan perlu membuat suatu perencanaan
kegiatan di ruangan.

2. Membuat Penugasan dan Memberi Penghargaan


Setelah membuat penugasan, perlu diberikan pengarahan kepada para perawat tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara singkat dan jelas. Dalam memberi
pengarahan, seorang pemimpin harus mampu membaut seseorang memahami apa yang
diarahkan dan juga mempunyai tanggung jawab untuk melihat apakah pekerjaan tersebut
dikerjakan dengan benar. Untuk ini diperlukan kemampuan dalam hubungan antar
manusia dan teknik-teknik keperawatan.
6
3. Pemberian bimbingan
Bimbingan merupakan unsur yang poenting dalam keperawatan. Bimbingan berarti
menunjukkan cara menggunakan berbagai metoda mengajar dan konseling. Bimbingan
yang diberikan meliputi pengetahuan dan keterampilan dalam keperawatan. Hal ini akan
membantu bawahan dalam melakukan tugas mereka sehingga dapat memberikan
kepuasan bagi perawat dan klien.

4. Medorong Kerjasama dan Partisipasi


Kerjasama diantara perawat perlu ditingkatkan dalam melaksanakan keperawatan.
Seorang pemimpin perlu mennyadari bahwa bawahan bekerjasama dengan pemimpin
bukan untuk atau dibawah pimpinan. Kerjasama dapat ditingakatkan melalui suasana
demokrasi dimana setiap individu/perawat mengetahui apa yang diharapkan dari mereka,
dan mereka mendapat pujian serta kritik yang membangun. Bawahan perlu mengetahui
bahwa pemimpin mempercayai kemampuan mereka. Hubungan antar manusia yanng
baik dapat meningkatkan kerjasama. Disamping itu setiap individu dalam kelompok
diusahakan untuk berpartisipasi. Hal ini akan membuat setiap perawat merasa dihargai
termasuk bagi mereka yang sering menarik diri atau yang pasif. Partisipasi setiap perawat
dapat berbeda-beda, tergantung kemampuan mereka.

5. Kegiatan Koordinasi
Pengkoordinasian kegiatan dalam suatu ruangan merupakan bagian yang penting dalam
kepemimpinan keperawatan. Seorang pemimpin perlu mengusahakan agar setiap perawat
mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan. Hal lain yang perlu
dilakukan adalah melaporkan kepada atasan langsung tentang pencapaian kerja bawahan.
Agar dapat melakukan koordinasi dengan efektif, diperlukan suatu perencanaan yang
baik dan penggunaan kemampuan setiap individu dan sumber-sumber yang ada.

6. Evaluasi Hasil Penampilan Kerja


Evaluasi hasil penampilan kerja dilakukan melalui pengamatan terhadap staf dan
pekereaan mereka. Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa
kekurangan dan kelebihan staf sehingga dapat mendorong mereka mempertahankan
pekerjaan yang baik dan memperbaiki kekuranngan yanng ada. Agar seorang pemimpin
dapat menganalisa perawat lain secara efektif, ia juga harus dapat menilai diri sendiri
sebagai seorang perawat dan seorang pemimpin secara jujur.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang kepala ruangan dapat melakukan
tanggungjawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Dalam melaksanakan
pelayanan dan asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai seorang pemimpin
bertanggungjawab dalam :

7
a.Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan
b.Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan
c.Tanggungjawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan
d.Pelaksanaan keperawatan berdasarkan standar
e.Penyelesaian pekerjaan dengan benar
f.Pencapaian tujuan keperawatan
g.Kesejahteraan bawahan
h.Memotivasi bawahan

2.3 TEORI KEPEMIMPINAN

1. Teori Bakat
Teori ini menyatakan bahwa seseorang dilahirkan dengan bakat pimpinan yang tidak
dapat dipelajari. Kemampuan seorang pemimpin ditentukan oleh bakat, intelegensi,
stabilitas emosi dan kebugaran fisik.
2. Teori Perilaku
Douglas Mc Gregor mengemukakan bahwa para pimpinan organisasi birokratis menganut
asumsi tentang sifat alami manusia yang oleh Mc Gregor disebut Teori X. Asumsi
tersebut adalah:
1) Rata-rata individu memiliki ketidaksukaan pada pekerjaan dan akan menghindarinya
sewaktu ada kesempatan.
2) Rata-rata individu memilih diarahkan dengan harapan menghidari tanggung jawab dan
lebih tertarik kepada insentif materi daripada prestasi diri.
3) Karena manusia tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dikendalikan, diancam dan
dipaksa untuk mengerahkan usaha yang cukup untuk mencapai tujuan organisai.
Mc Gregor mempertanyakan asumsi tersebut dengan mengajukan asumsi yang berbeda
(Teori Y) agar dapat mendorong pekerja untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya
secara utuh. Asumsi teori Y adalah:
1) Pengeluaran usaha fisik dan mental dalam bekerja harus seimbang dengan istirahat
atau hiburan.
2) Manusia akan membiasakan kontrol diri dan mengarahkan diri untuk mencapai tujuan-
tujuan yang dipatuhinya secara pribadi.
3) Rata-rata individu belajar di bawah kondisi yang sesuai untuk mencari dan menerima
tanggung jawab.
4) Kapasitas untuk menerapkan imajinasi dan kreatifitas terhadap pemecahan masalah-
masalah organisasi secara lebih luas terbagi di antara para pekerja.
2.4 GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai penampilan atau karakteristik khusus
dari suatu bentuk kepemimpinan (Follet, 1940; dikutip dari Gillies, 1996). Ada 4
(empat) gaya kepemimpinan yang telah dikenal yaitu: otokratis, demokratis,
partisipatif dan laissez faire (Gillies, 1996).

8
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis:
Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuatan
jabatan dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri semua perencanaan
tujuan dan pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara paksaan,
sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis:
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin yang menghargai
karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Pemimpin
yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali
dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif:
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan bersama antara gaya kepemimpinan
otoriter dan demokratis dengan cara mengajukan masalah dan mengusulkan tindakan
pemecahannya kemudian mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan
mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan selanjutnya menetapkan keputusan final
tentang apa yang harus dilakukan bawahannya untuk memecahkan masalah yang ada.
4. Gaya Kepemimpinan Laisses Faire:
Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan sebagai gaya “membiarkan” bawahan
melakukan sendiri apa yang ingin dilakukannya. Dalam hal ini, pemimpin melepaskan
tanggung jawabnya, meninggalkan bawahan tanpa arah, supervisi atau koordinasi
sehingga terpaksa mereka merencanakan, melakukan dan menilai pekerjaan yang
menurut mereka tepat.
Selanjutnya dapat dikemukan bahwa keempat gaya kepemimpinan di atas memiliki
kelebihan dan kekurangan tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan bisa efektif dalam
situasi tertentu tetapi tidak efektif dalam situasi lainya (Tannenbaum dan Schmit, 1973;
dikutif dari Gillies, 1996). Faktor yang menetukan efektifitas gaya kepemimpinan secara
situasional meliputi: kesulitan atau kompleksitas tugas yang diberikan, waktu yang
tersedia untuk menyelesaikan tugas, ukuran unit organisasi, pola komunikasi dalam
organisasi, latar belakang pendidikan dan pengalaman pegawai, kebutuhan pegawai dan
kepribadian pemimpin (Gillies, 1996).

9
2.5 PEMIMPIN YANG EFEKTIF

Tidak ada gaya atau karakteristik kepemimpinan yang dpat dikatakan efektif tanpa
mempetimbangkan situasi kultural, situasi kerja dan kebutuhan pekerja yang terus-
menerus berubah dari waktu ke waktu. Karakteristik kepemimpinan yang efektif
dikemukan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Fiedler (1977), dikutif dari Gillies (1996) menyatakan bahwa kepemimpinan dapat
berjalan efektif bila:
1) Kepemimpinan berganti dari satu orang ke orang lain dan berganti dari satu gaya ke
gaya lainnya seiring dengan terjadinya perubahan situasi kerja.
2) Pemimpin sebaiknya berasal dari anggota kelompok kerja, mengenal situasi kerja dan
memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibanding anggota kelompok kerja lainnya.
2. Bennis menyatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memenuhi
karakteristik sebagai berikut:
1) Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia.
2) Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.
3) Mempunyai kempuan menjalin hubungan antar manusia.
4) Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan untuk mengenal
orang lain dengan baik.
3. Swanburg (1990) menyatakan bahwa karakteristik pemimpin yang efektif adalah
sebagai berikut:
1) Intelegensi (pengetahuan, pendapat, keputusan, berbicara)
2) Kepribadian (mudah adaptasi, waspada, kreatif, kerjasama, integritas pribadi yang
baik, keseimbangan emosi dan tidak ketergantungan kepada orang lain)
3) Kemapuan (bekerjasama, hubungan antar manusia dan partisipasi sosial).

2.6 HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN


Kepemimpinan dan kekuasaan adalah dua hal yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan lainnya. Kepemimpinan dapat dijalankan hanya bila pada diri
pemimpin terdapat kekuasaan karena jabatan yang diembannya dan penerimaan atau
pengakuan bawahan atas perannya sebagai pemimpin (Gillies, 1996). Kekuasaan seorang
pemimpin dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Reward power atau kekuasaan memberikan penghargaan terhadap bawahan baik
berupa insentif material, memenuhi permintaan rotasi tugas atau kesempatan untuk
mengikuti program pengembangan staf.
2. Coecieve power atau kekuasaan untuk menerapkan perintah atau hukuman secara
paksa kepada bawahan berupa penurunan atau penundaan kenaikan pangkat, skorsing
maupun pemecatan.
3. Referent power merupakan kemampuanan untuk menjadi panutan bawahan sehingga
dapat menimbulkan kebanggaan dan upaya bawahan untuk mengidentifikasikan diri
sesuai dengan pemimpinnya.

10
4. Expert power merupakan kemampuan untuk meyakinkan, membimbing dan
mengarahkan bawahan berdasarkan keahlian yang dimiliki seorang pemimpin.
Ruang lingkup atau batasan kekuasaan yang secara tegas ditentukan dalam jabatan
tertentu dapat disebut wewenang.

2.7 PENERAPAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN


Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan
meliputi:
1. Perencanaan dan pengorganisasian
2. Membuat penugasan dan memberi pengarahan
3. Pemberian bimbingan
4. Mendorong kerjasama dan partisipatif
5. Kegiatan koordinasi
6. Evaluasi hasil kerja.

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa:


1. Kepemimpinan merupakan kemampuan mengarahkan, membimbing dan
mempengaruhi perilaku orang lain.
2. Kepemimpinan diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Kepemimpinan dapat berjalan bila ada perbedaan kekuasaan atau wewenang antara
pemimpin dan anggota organisasi yang dipimpinnya.

3.2 Saran

Saya menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik, agar dapat dimengerti dan dipahami dengan benar tentang model-
model kepemimpinan dalam keperawatan. Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai
perawat.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. http://akper.poltekkes-pontianak.org/index.php?pilih=hal&id=9

2. http://tiarsblog.blogspot.com/2008/03/kepemimpinan-dalam-keperawatan.html

3. http://indonesiannursing.com/2008/05/25/kepemimpinan-dalam-keperawatan/

13

You might also like