You are on page 1of 74

IDENTITAS PEMILIK BUKU

Nama lengkap : …………………………………………..

Panggilan : …………………………………………..

Tempat lahir : …………………………………………..

Tanggal lahir : …………………………………………..

Status hubungan :

a. Jomblo (belum pernah berpasangan)


b. Jomblo (pernah berpasangan)
c. Berpasangan

Jenis status hubungan :

a. Jomblo (memiliki wanita pujaan/pacar khayalan)


b. Pacaran (belum pernah berpacaran sebelumnya)
c. Pacaran (belum nikah/sudah pernah berpacaran sebelumnya)
d. Pacaran (telah cerai dari pernikahan)
e. Nikah

Jenis kelamin :

a. Pria
b. Wanita

Cara menghubungi pemilik buku ini jika ditemukan tercecer

a. alamat lengkap tempat tinggal:


……………………………………………………………………………
b. nomor kode alat komunikasi
1. Hendphone : …………………………………….
2. Telp rumah/kantor :……………………………………..

Pandangan awal pemilik buku sebelum membaca :

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Ttd

..…..…………….
Pemilik buku
Page | 1
PESAN UNTUK PARA LELAKI

Yang saya hormati, banggakan, dan senantiasa rasa sebagai rekan senasib dan
sepenanggungan, LELAKI DISELURUH BELAHAN DUNIA….

Assalamu’alaikum dan Salam sejahtera selalu…

Kalian pasti dalam keadaan lelah saat membaca tulisan ini. Bersantailah, minum sedikit
air dan membacalah dalam posisi senyaman mungkin. Masih terlalu sedikit yang kutahu
tentang hidup. Namun, teriakan kalian atas kelelahan menghentakkanku untuk sejenak duduk
dan mencoba berbagi sedikit kesejukan yang kupunya. Tentunya air ini terlalu sedikit untuk
kita nikmati bersama, tapi, tenanglah aku masih punya darah segar yang mengalir terlalu deras
dalam jasadku, sepertinya juga mampu membasahi kerongkongan. Mari ciptakan sedikit
pembicaraan ditengah peristirahatan, agar lebih terasa sebagai saudara.

Bagaimana duniamu kawan ?, kuharap kendalimu masih cukup untuk menjaga


kestabilan disana..

Bagaimana dengan mimpi-mimpimu ?, sudahkah kau rancangkan tahapan


pencapaian ?.. dalam prediksimu kapan aku bisa melihatnya nyata ?

Tenang saja kawan, aku tidak menuntut harus melihatnya, sekedar ingin tahu…
setidaknya syukurlah kau belum kehilangan keberanian untuk bermimpi

………………………………………………………………………………………………………..

kelihatannya hari sudah mulai senja, aku harus melanjutkan perjalanan, kamu masih
mau jalan kan ?, ayolah…. jangan tampakkan pada dunia wajah lelahmu itu,

sampai ketemu diujung…

Sampaikan salamku kepada lelaki lainnya jika kau temui dijalan ini, jalan perjuangan
para lelaki..

Oh iya aku punya sedikit pesan untuk mereka, tolong bacakan didepannya. semoga
dapat membantu kembali berdiri tegak layaknya seorang lelaki…

1. Konsentrasi pada prioritas utama

Page | 2
Sepenuhnya kusadari pesan ini sudah terlalu sering kalian dengarkan, terutama dari ayah
kalian. Silahkan anggap sebagai pengingatan kembali jika mau. Akan tetapi, aku menulisnya
tentulah bukan tanpa tujuan. Dibagian ini aku ingin sedikit menjelaskan bahwa “konsentrasi
pada prioritas utama” sebagai pesan ialah lebih kepada menghargai prioritas utama dari
masing-masing lelaki.

Prioritas dalam hidup lahir dari kerangka yang terbentuk atas pandangan alam tiap-tiap
pribadi. Berikut ini runutan yang sengaja dituangkan dalam gambar:

SELERA PRIBADI EFEK LINGKUNGAN

PANDANGAN ALAM

REALITAS SOSIAL

PRIORITAS HIDUP/CITA-CITA

Gambar 1.1

Setiap lelaki lahir dengan selera yang menjadi bagian dari fitrah sebagaimana manusia lainnya.
Fitrah secara umum terbagi dengan adil sejak lahir yang terbentur dengan lingkungan
membentuk cara pandang terntentu bagi setiap pribadi. Cara pandang yang didalamnya berisi
kepentingan, entah pribadi ataupun umum. Kepentingan itulah yang menuntun seseorang
menciptakan mimpi. Di alam yang aturannya kita buat sendiri tersebut beragam perubahan
lahir. Albert Einstein sangat bersyukur menjai manusia karena keberadaan alam ini, alam
tempatnya mengumpulkan sintesa untuk rumusan yang lebih kita kenal dengan E=MC2, yang
lebih dikenal dengan istilah alam ide atau fikiran.

Tidak sedikit pula orang-orang yang mengugurkan mimpinya setelah dibenturkan


dengan realitas social, wadah lain yang bersifat sebagai titik balik kesadaran diri atas segala

Page | 3
kelemahan yang mengancam terealisasinya mimpi. Butuh keberanian untuk tetap bertahan
dalam pijakan mimpi yang kalian telah buat. Olehnya kusampaikan pesan ini padamu, rekan
senasib sepenanggunganku, tetaplah berdiri disini bersamaku dan pejuang lainnya. Ini bukan
mengenai terwujud tidaknya mimpi kita, melainkan sejauh apa kita bergerak dalam upaya
mewujudkannya. Hargai apapun bentuknya mimpi itu, mimpi yang dating dari fitrah tiap-tiap
orang diantara kita. Mari berjuang dijalan yang telah dipilih untuk mewujudkannya,
KEGAGALAN HANYA DATANG DARI BERHENTINYA PERGERAKAN, BUKAN
YANG LAIN.

2. Konsisten pada ucapan

Aku baru saja selesai menonton film dengan judul “Kingdom Of Heaven” yang
keempat kalinya ketika menulis pesan ini. Film kedua yang menjadi favoritku setelah “Troy”.
Masih sangat segar ditelingaku saat kutulis kalimat yang digunakan Godfrey saat mengangkat
Belian benjadi kesatria penerusnya:

Jadilah tanpa ketakutan diwajah musuhmu

Jadilah berani dan tegak lurus agar Tuhan mencintaimu

Bicaralah kebenaran itu selalu, sekalipun itu memimpin kearah kematian kamu

Lindungi yang tanpa pengharapan dan tidak melakukan kesalahan

Rangkaian kalimat yang setelahnya dilanjutkan dengan menempeleng wajah Belian lalu
berucap “dan itu agar kau mengingatnya”

DiIndonesia, negeriku dan beberapa rekan lelaki lainnya berasal tertanam sebuah
anekdot yang bunyinya kurang lebih seperti ini; tong kosong besar bunyinya, kurang lebih
maksud dari anekdot ini ialah hanya orang yang kosong (fikirannya)lah yang besar bunyinya.
Sebenarnya penjajakan makna lebih dalam atas anekdot ini telah aku lakukan beberapa tahun
yang lalu, tepatnya sejak aku duduk dibangku kelas 1 sekolah menengah keatas, saat gelar
tong kosong seperti pemaknaan yang sama dalam anekdot tersebut mulai dilekatkan padaku.
Pelekatan gelar tong kosong yang terjadi kala itu sungguh sangat mengganggu bagiku,
khususnya setelah gelar itu kian dalam terpasang hingga beberapa tahun setelahnya. Keadaan
menjadi berbeda ketika kutemukan salah satu buku yang didalamnya terdapat satu kalimat luar
biasa, kalimat yang olehnya hingga saat ini membuatku justru menitik beratkan anekdot
tersebut pada bagian besar bunyinya. Lebih kurangnya kalimat yang kutemukan 2 tahun setelah
Page | 4
pelekatan gelar tong kosong itu berbunyi seperti ini; seseorang yang memiliki kemampuan
berbicara sesungguhnya telah menguasai setengah dari ilmu pengetahuan, semoga saja saya
tidak salah ingat, sepertinya kalimat itu berasal dari buku yang berjudul QUANTUM
LEARNING

Selanjutnya, kupertegas kawan. Apapun gelar yang telah atau mungkin akan kita
dapatkan sebagai dampak dari tindakan kita nantinya, setidaknya berdirilah pada garis yang
sama disetiap goyangan lidahmu. Dari sekian hal, ada satu prinsip yang sangat ingin
kusampaikan padamu, prinsip tentang kebenaran bahwa sesungguhnya ucapan atau hal lain
yang lahir dari lidah adalah ungkapan hati yang sebenar-benarnya. Bila terjadi ketimpangan
atas prinsip yang kuanut dan coba kuanutkan pula padamu ini, percayalah bahwa yang terjadi
itu hanyalah persoalan ketidak mampuan kita mencari kata yang muatannya cukup untuk
menyampaikan maksud ucapan kita. Sederhananya kusampaikan dalam salah satu caontoh
penjelasan kasus berikut;

Aku menggugat wanita, tentunya setiap orang yang membaca ataupun mendengarkan
kalimat yang kuangkat menjadi judul buku ini akan memahaminya sebagai bentuk
keterpukulan akan pengalaman pribadi atau bisa pula dianggap sebagai bentuk ketidak
mampuan diri dalam menghadapi kenyataan kerangka berfikir wanita abad ini yang
sepertinya kian meliar. Namun diluar semua itu, pahamkah kalian akan makna kata
menggugat yang kupilih sebagai penghubung antara aku dan wanita ?, menggugat dan
beberapa kata lain yang telah dan akan anda dapatkan dalam buku ini bisa saja anda
pahami sebagai kata yang sangat kasar. Sebab dari terpilihnya kata menggugat
sebagai penghubungku dan wanita, sesungguhnya, hanya dilatar belakangi oleh
ketidak mampuanku menemukan kata lain yang mampu membawa muatan
makna begitu sayangnya diriku kepada mereka, rasa sayang yang teramat dan
menuntunku untuk selalu terlalu memperhatikan, akhirnya mengharuskanku
untuk menegur mereka setelah kutemui dalam tindakannya kekeliruan cara
pandang yang sudah sangat dalam tertanam dalam mindstream mereka.

Kuakui, pemahaman ini akan sulit mereka terima sebagai alasan mengeluarkan
beberapa kata kasar dalam pesan ini, setidaknya ada sedikit harapan agar mereka berubah
menjadi sebagaimana kodratnya. Selanjutnya, penemuan kata-kata lain dalam pesan ini
kuharapkan kalian mampu untuk memasang kerangka konsep yang sama sebagaimana

Page | 5
penjelasanku sebelumnya mengenai alasan terpilihnya kata menggugat sebagai penghubungku
dan mereka.

Page | 6
SENDIRI TERNYATA MENYAKITKAN

Hidup merupakan sebuah keharusan bagi siapapun yang telah lahir, apapun bentuknya,
betapapun beratnya, menjalani hidup adalah sebuah kewajiban. Dalam berbagai pola
lingkungan, kelahiran telah terjadi dan menyambut manusia baru untuk dibentuk menjadi
bagian dari antaranya. Dinantikan dengan beragam rasa dan prasangka, lingkungan sekitar
tetap akan ada dan menemani. Beragam literatur menjelaskan akan pentingnya hal ini
(lingkungan sekitar) sebagai perancang pola fikir seseorang sejak awal hidupnya hingga
akhirnya melihat dan mengenal beragam lingkungan lain. Mulai dari yang sering kita dapatkan
kelahiran manusia baru yang disambut dengan penuh kegembiraan dan perayaan sampai
dengan yang begitu kejam, Kelahiran yang tidak diharapkan, entah dikarenakan hubungan
diluar nikah, atau kelahiran dengan jenis kelamin yang tidak diharapkankan, sebagaimana
kehidupan lalu menceritakan hal ini.

Bertahan untuk tetap mengarungi kehidupan hendaknya dipandang wajib bagi yang
sudah terlanjur memulainya, hukum ini berlaku bagi siapa saja dan dalam bentuk apapun.
Setiap makhluk lahir dengan kemerdekaan dan fitrah yang masing-masing mereka bawa.
olehnya itu, kata “wajib” dipandang yang paling tepat dalam upaya pelanjutan gerak sebagai
bentuk pengakuan diri selaku manusia. Sejak menghirup oksigen pertamanya manusia
memiliki hal sama dengan yang lainnya sebagai modal mengarungi susah senangnya hidup.
Tak jarang kita temukan dalam hidup ini beberapa yang mengakhiri hidupnya. Ekonomi,
social, politik, atau apapun alasannya sering kita dengar sebagai sebab dari terjadinya
permasalahan ini. Dalam beragam pola yang biasanya penulis fikirkan, alami, dan telah arungi
sendiri sebagaimana manusia lainnya, perkara ini kerap singgah dikepala dan ingin coba
penulis lakukan, hingga akhirnya coretan ini dapat anda baca sebelum hal tersebut terjadi.

Namun bila kembali dikaji, “pemberhentian hidup” yang biasa dilakukan oleh beberapa
orang tersebut pada fitrahnya bukanlah mengenai permasalahan ekonomi, social, maupun
politik. Suatu ketika penulis perrnah bertanya dalam hati mengenai hal yang terlihat sedikit
berbeda didaerah asal penulis, tepatnya disalah satu kabupaten diprovinsi sulawesi selatan
bernama bone. Pertumbuhan distributor pakaian dan hal-hal serupa yang bersifat memperindah
bagian luar diri jauh melesat dibanding distributor buku. Pengamatan yang dilakukan sejak
tahun 2007-2009 ini menghasilkan data yang cukup krusial, sebagai salah satu kabupaten
dengan wilayah terluas disulawesi selatan, bone hanya memiliki 2 toko buku dan 1
perpustakaan daerah yang masih terasa sangat kurang mampu melayani minat baca sebagian

Page | 7
kecil masyarakat Bone. Disamping itu, distributor pakaian dan hal lain yang bersifat
memperindah tampilan luar manusia terus berkembang dengan total akhir berdiri kurang lebih
20 distributor (3 mei 2010). Lewat data atas pengamatan tersebut dapat diartikan bahwa pangsa
pasar buku sebagai alat memperindah kerangka berfikir manusia di kabupaten Bone terbilang
sangat rendah dan tergolong sebagai bisnis yang merugikan. Telaah lanjutan atas kejadian
mengerikan ini mengantar penulis untuk berkenalan dengan kerangka berfikir remaja dan anak
muda Bone pada umumnya. Hasil olah data yang dilakukan penulis mengangkat ssebuah
kebenaran atas kerangka berfikir remaja dan anak muda Bone lebih mementingkan keindahan
fisikal menjadi penyebab utama lebih larisnya distributor barang dan jasa yang menawarkan
pelayanan make over penampilan luar. Setelahnya, penelitian atas kejanggalan yang terjadi
dikabupaten Bone pada tahun pengamatan 2007-2009 ini menggiring penulis untuk
menemukan tersangka dalam perkara yang jangka panjangnya akan sangat merugikan bangsa
ini. Point menarik yang kemudian penulis temukan dari penelaahan tingkat lanjut atas input
data dari pengamatan sebelumnya ialah keadaan yang ternyata menempatkan wanita sebagai
juri dari kontest keindahan berpenampilan luar. Hasil penjajakan data tersebut menemukan
sebab kebenarannya ketika penulis mendapati suatu paham yang terbilang manusiawi, aneh,
dan bernuansa intimidasi terhadap salah satu jenis kelamin.

Cinta bisa hadir pada siapa saja tanpa ikatan ruang, waktu, ataupun jenis kelamin.
Sejauh ini semuanya masih bersifat umum, statement mengenai kehadiran cinta sebagaimana
yang telah disebutkan telah menjadi konsumsi publik yang sangat lumrah oleh seluruh manusia
dimuka bumi ini. Keadaan menjadi berbeda ketika sentakan atas paham bahwa dijenis kelamin
apapun cinta hadir, lelakilah yang yang dituntut melakukan pendekatan, tuntutan pengorbanan,
hingga mengutarakan isi hati yang bisa saja pada kasus tertentu justru hadir lebih dulu pada
siwanita. Paham yang menurut hemat penulis berlaku dihampir seluruh kalangan anak muda
indonesia inilah yang sebelumnya telah diterangkan oleh penulis sebagai paham yang terbilang
manusiawi, aneh, dan bersifat mengintimidasi salah satu jenis kelamin. Manusiawi,
dikarenakan bukan pada satu sudut pandang bukan hanya wanita melainkan seluruh manusia
berkeinginan untuk diakui kemampuannya dalam menguasai atau mengendalikan hal-hal
tertentu. Dalam hal ini, wanita ingin diakui keagungannya sebagai makhluk indah yang mampu
menggerakkan manusia lain khususnya lelaki. Bersifat mengintimidasi, berlandas pada
keinginan diakui kemampuannya menguasai lelaki, wanita sebagaimana pula lelaki bila
ditempatkan pada situasi dan kondisi yang sama tentunya berkeinginan untuk menciptakan
perangai seperti yang dinginkan kepada sikorban (lelaki yang mengejarnya), beberapa

Page | 8
diantaranya juga bersifat memaksa dan dengan alasan agar mampu dibanggakan dimuka
umum. Letak keanehannya berada pada perlakuan lelaki yang sepertinya rela diperlakukan
sedemikian rupa. Meski, benar adanya ketika secara umum lelaki justru mengakali proses
pemberlakuan paham tersebut dengan beragam tipu dayanya. Namun, setelah mendapatkan
bantuan dukungan pembenaran berlakunya paham yang sangat berpengaruh kepada segala
aspek kehidupan lewat temuan Sigmund freud ini, sadar ataupun tidak menciptakan kelas-kelas
dalam kasta bermasyarakat.

Dalam pembahasan inilah peran ekonomi, social, dan politik yang dimainkan oleh
beberapa orang saja menempati posisi kunci stasiun kehidupan. Semakin jauh jarak antara
kelas-kelas tersebut terbentang membawa kehidupan bermasyarakat, dengan sendirinya
mengharuskan hadirnya tumbal. Dan tibalah masa dimana beberapa kaum terpinggirkkan
dalam kesendirian, kesepian dalam gelap, hingga akhirnya kehilangan ruang gerak.

Meski bukan lahir dari kondisi lingkungan yang tidak menerima kelahiran ataukah jenis
kelamin berbeda dari yang diharapkan, pola berkehidupan masyarakat umumnya mengecoh.
Keberadaan yang disambut dengan kegembiraan dan segala macam perayaan menjadikan kita
tidak mampu melihat ganasnya kehidupan. Kasih sayang kedua orang tua membelenggu kita
dalam kenikmatan hidup tiada tara dan melupakan fitrah akan kebutuhan berpasangan dan
dihargai akan usaha sendiri. Hingga pada waktunya tiba, satu persatu keindahan bersama yang
menjemput kita diawal kehidupan menghilang, manusia baru silih berganti bermunculan
dihadapan kita. Kemandirian menjadi jawaban, belajar menjadi keharusan rutinitas hidup akan
tuntutan masa depan dan persaingan yang begitu sengit. Semuanya begitu keji, tidak ada lagi
kasih sayang seperti dulu, segalanya butuh dan mengharuskan untuk direbut, entah ekonomi,
social, politik atau apapun jenisnya.

Perginya kasih sayang yang menjemput kita diawal kehidupan dan perhatian dengan
sukarela diberikan kedua orang tua bersama kehidupan sekitar, menjadikan kesendirian
masalah terberat yang dengannya tindakan apapun bisa saja terjadi. Sebagaimana sudut
pandang pria normal pada umumnya, hal terindah yang memiliki posisi strategis dalam mengisi
kesendirian adalah wanita. Takdir menggariskan bahwa kehadirannya menjadikan diri bak
terlahir kembali dengan sambutan yang penuh akan kegembiraan, lantunan suaranya menjadi
pengganti yang tepat akan perhatian yang dengan sukarela diberikan kedua orang tua semasa
hidup.

Page | 9
Namun, apa jadinya bila sipenawar segala duka kerap tak datang dan mengunjungi
kami yang kurang tampan, yang mencoba bahagia dengan penawar lain yang bukan pemilik
sentuhan yang menjadikan diri bak terlahir kembali dan merasakan sambutan kegembiraannya.
Hanya mampu berharap dan terus menunggu, memaksakan diri untuk tetap yakin bahwa diluar
sana selalu ada yang menanti kami. Dalam salah satu aliran kepercayaan segala bentuk
kedekatan terhadap hal ini memiliki batasan, bahkan untuk melihat saja kami para keturunan
bani Adam diperintahkan untuk menunduk.

Salahkah kami ?, yang senantiasa mencoba mematuhi peritah rindu akan wanita……

Salahkah kami ?, yang kurang tampan ingin memperbaiki keturunan bersama yang
menawan….

Mungkinkah takdir keliru dalam menetapkan hal ini ?

Realitas hari ini mengangkat bahwa kedekatan lintas kelamin bukan sebatas pengantar
nikah. Umumnya wanita hari ini menginginkan pendekatan sebagai awal dari kedekatan,
bukan pernikahan. Mereka senantiasa menuntut akan pengenalan atau mungkin lebih tapatnya
menomor satukan pemberitahuan kekuatan materi yang dapat menjamin masa depan layak dan
sebagai kebanggaan dimuka umum. Hingga bila mereka tak dapat menerima kekurangan
dibidang materi dan tidak pula sebagai kebanggaan dimuka umum tidak akan ada peluang bagi
para lelaki mendapat penawar duka dalam kesendiriannya, hingga akhirnya teori cinta tak harus
saling memiliki menjadi penyelesaian pamungkas dalam perkara ini.

Begitu kerasnya persaingan auter beauty saat ini menjadikan kami yang tergolong
dibawah standar dalam pembahasan yang dimaksud kian tersudutkan. Kalaupun kiranya
pengkajian tentang pentingnya peranan inner beauty marak dibahas dan diliteraturkan, wanita
nyatanya tidak memerlukan hidupnya pria dengan kualitas ketampanan yang rendah.
Kenyataan ini mengharuskan kami untuk tetap dalam kesendirian, kesepian dan terbatas ruang
gerak. Bukankah semua ini menyakitkan ?

Ketika persaingan mempersiapkan masa depan yang lebih baik mengharuskan mandiri
dan belajar tiada henti sebagai jawaban ideal, sendiri adalah muara ketenangan yang
menjadikan kualitasnya jauh lebih mendekati kesempurnaan. Namun, seiring dengan
perkembangan fitrah seorang pria dewasa normal yang membutuhkan wanita sebagai
pendamping dengan aura kasih sayang yang melebihi pemberian sahabat lelaki. Sungguh ironis
ketika kewajiban alur hidup ini menggejolak dan disambut dengan pola pikir wanita hari ini.
Page | 10
Mereka membutuhkan kadar tampan yang dapat dibanggakan, “nyambung” ketika diajak
bicara (asik), dan dengan kekuatan materi diatas rata-rata sebagai penopang. Dimana tempat
mereka yang memilki kadar tampan rendah, meski dengan fitrah yang begitu kuat menjadikan
para pria memberanikan diri bicara didepan wanita dengan harapan dianggap asik, namun tak
jarang pula ditemukan mereka yang tergeserkan akibat persaingan meski “keki” bila
berhadapan dengan wanita, dan pada umumnya mereka yang tidak menghadirkan kekuatan
materi sebagai penopang style masa kini.

Benarkah kesetaraan jenis kelamin menjadi hal utama hari ini….

Akankah mereka berubah dan sedikit ingin melihat kami yang terjatuh…

Sepertinya takdir memang keliru…..

Mereka terlalu angkuh, tidak pernah terbersit dalam fikirannya untuk melirik kami yang
rendah dan jauh dari kriterianya. Mempersulit, sepertinya kata yang tepat jika ditempatkan
dalam tingkah wanita hari ini menghadapi lelaki rendah. Beberapa kasus membuktikan
kemapanan materi selalu menjadi ujian terberat melepaskan diri dari belenggu kesendirian.
Keadaan kian menyudutkan, sesak rasa jiwa ini manakala dorongan alamiah bertarung dengan
realitas kehidupan. Seharusnya seperti yang diharapkan hukum alam mereka tercipta untuk
kami begitupun sebaliknya, akan tetapi satu diantara pelaku hokum, mereka berhianat,
tinggalkan kami sendiri, kesepian, dan dengan ruang gerak yang terbatas. Kami terjebak,
dikhianati dan ditinggalkan sendiri, merana dan menyudutkan diri dalam kegelapan, kian
menyempit dan menyesatkan, kami kesakitan berteriak namun diacuhkan hingga akhirnya
berontak dan nyatakan AKU MENGGUGAT WANITA.

Page | 11
BUKANKAH PENGALAMAN GURU TERBAIK ?

Kami sudah mengenalnya, mengetahui dengan sangat baik lewat kenyataan hidup yang
kami lihat dan rasakan sendiri sebagai satu diantara pelaku hukum alam lainnya, mereka keji,
licik, munafik, dan acuh akan kehadiran kami yang tergeser dari pergolakan kekuatan materi.
Inilah kami yang teraniaya, sebelumnya begitu mengagungkan dan mencoba menjadi seperti
yang mereka inginkan, meski dengan harus meniadakan diri sekalipun, kami diacuhkan , kalah
dalam segala persaingan. Begitu berat, tertatih-tatih kami membawa kenyataan yang
memilukan ini. Malu, meski seperti inilah kenyataannya, mereka begitu egois untuk dapat
menerima kami seperti apa adanya kami. Sudahlah…. Kami dipaksa untuk mengakui dan tetap
berjalan diatas kenyataan ini. Karena bukti kebijaksanaan terlihat dari keberanian melanjutkan
langkah bukan dengan berhenti dan menyerah dengan segalanya. Sekiranya disinilah letak
keindahan dari cerita yang akan kita lantunkan dikehidupan lain kelak.

Wanita dalam literatur manapun selalu menempati posisi teratas dalam kategori
keindahan alam. Lekukan tubuhnya kerap kali menimbulkan masalah pada kehidupan khalayak
ramai. Meski terkadang tidak disadari, kehadirannya menjadi kiblat mata memandang, sebuah
karya cipta sempurna dari yang maha sempurna. Penciptaannya sungguh merupakan sebuah
anugerah. Begitu mulia hingga tidak ada yang mampu mencelanya. Mungkin karena semua ini
bukan kebohongan dan mereka sadari, selanjutnya mereka dekat dengan keangkuhan.
Pemujaan yang tiada hentinya mereka dapatkan menjadikan mereka yakin akan semuanya dan
lupa bahwa mereka pun masih manusia, makhluk hina yang tercipta dari air kotor pun
menjijikan. Tak berharga dan tiada ubahnya dengan kerendahahn lain yang ada dimuka bumi.
Kelemaah lembutannya sungguh sangat rentan dengan kebohongan.

“Karena sendiri tarnyata menyakitkan, Adam akhirnya memohon kepada Tuhan untuk
diciptakan baginya pasangan, maka lahirlah Hawa dari bagian tubuh Adam melalui
kuasa Tuhan. Tulang rusuk yang tiada artinya pun menjadi pasangan yang begitu elok,
sarat akan keindahan dan menjadi jawaban dari pertanyaan dimana letak keindahan
sorga. Hingga pada akhirnya iblis datang dan menggoda Adam memakan buah pohon
terlarang. Namun, karena iblis tidak mampu menawarkan kebahagiaan yang melebihi
pemberian Tuhan, ia gagal. Meski demikian, keteguhan hati Adam tidak kemudian
menjadikan iblis menyerah, ia kembali dan dengan sasaran godaan yang berbeda.
Hawa sebagai satu dari sekian banyak kebahagian yang diberikan Tuhan kepada Adam
dilirik oleh iblis. Kerapuhannya tidak menjadikan iblis mengalami kesulitan masuk

Page | 12
kedalam hatinya. Iblis berhasil, lalu menjadikan Hawa bonekanya keindahan yang
dibalut sikap lemah lembut melunakkan keimanan Adam. Tergoda, keduanya kemudian
mengunjungi pohon terlarang dan memakan buahnya. Iblis yang menjadikan Hawa
budak mampu menodai keindahan sorga. Meski berat, Tuhan dengan menutup matanya
mengusir Adam dari sorga. Mekhluk ciptaann Tuhan yang sangat diagungkan segala
makhluk lainnya berikut Tuhan sendiri, harus keluar dengan paksa dari sorga”.

Hawa dengan kelemah lembutannya mampu menjadikan Adam lupa dengan tugas yang
diemban dalam penciptaannya sebagai makhluk Tuhan. Begitu indah dan memabukkan, segala
yang dipancarkan olehnya adalah mulia dan sangat mungkin untuk mengantarkan
keindahannya kearah yang dinginkannya.

Permasalahan kian rumit ketika dunia tidak hanya berisikan dua manusia, mereka yang
terkutuk telah berkembang biak, Adam tidak lagi tergoda hanya dengan seorang Hawa,
begitupun sebaliknya bukan lagi hanya seorang Adam yang hidup sebagai seorang lelaki, untuk
digoda oleh keturunan bani Hawa. Keadaan ini pun membentuk strategi hidup dan pola
masyarakat yang kian berwarna. Menggoda bukan lagi hanya dengan mendatangi dan
membisikkan tawaran indah ketelinga target. Kehidupan yang ramai menjadikan kemandirian
sebagai jawaban mutlak atas semuanya.

Kalian para wanita pernahkah, sedikit saja berfikir bahwa apa yang kalian lakukan
sebagai makhluk sudah “keterlaluan”. Senyuman yang hanya kalian anggap sebagai satu dari
sekian banyak ekspresi hati menjadikan kami begitu tersiksa. Butuh waktu untuk kemudian
mampu sadar bahwa segala yang kalian lakukan adalah hal sama seperti yang disarankan oleh
banyak lelaki.

Sudah lupakah kalian bagaimana kehadiran pertama kalian ?

Terlalu banyak yang telah kalian rusak

Haruskah kulihat masa lalu kalian

Benarkah yang telah terjadi seharusnya mendidik kita dimasa depan

Namun, kenapa kalian tidak

Kalian makhluk hina, lahir dari tanah

Saya ragu kalian kalian tidak tahu kalau tanah itu rendah
Page | 13
Kalian penyebab kami diusir dari sorga

Harusnya kalian sadar dan pahami

Kalian itu lahir dari tulang rusuk dan atas permintaan kami

Bukan karena kalian mulia……

Dasar makhluk bodoh, kalian hidup diantara terlalu banyak kebohongan yang sadar atau tidak
dihadirkan oleh kalian sendiri. Selalu berteriak dan merengek minta bantuan karena katanya
disakiti. Padahal, realitasnya kalian yang menjajah, kalian yang menyakiti. Sadar atau tidak
kalian harusnya tahu kalau kalian terlalu egois, terlalu banyak menuntut, hingga akhirnya kami
yang tersisihkan dari pergolakan, lelah untuk terus mengikuti. Tolong jangan teruskan seperti
ini, kami sudah tidak mampu, terlalu banyak yang kami korbankan, tinggalkan, dan acuhkan,
hanya untuk berharap bahwa kalian patuh dengan hukum alam, taukah kalian disaat tertawa,
saat kalian hidup seperti apa adanya, kami sendiri, ditemani sepi dalam gelap dan teraniaya.
Tolong, jangan siksa kami lagi, jangan sakiti kami lagi, jangan senyum lagi pada kami, jangan
lihat kami lagi. Jika ada cinta pada mata kalian, senyum kalian pada kami, yang terjajah, yang
disakiti dan yang diacuhkan. Sadarkah kalian dulunya kalian tidak berharga, dari debu, hina,
andai bukan karena Muhammad, kalian tidak akan seperti sekarang. Dasar makhluk tak tau
diri, dulunya tak lebih rendah dari kotoran, kini menginjak kami yang memulaikan kalian.
Kalian masih harus banyak belajar bahwa sejarah adalah bentuk peradaban yang merupakan
guru terbaik untuk mendidik kalian dimasa depan tidak untuk hari ini.

Wajib bagi kalian tahu bahwa hidup selalu punya aturan dan kalian satu diantara yang
terikat diantaranya. Bahwa Adam butuh Hawa begitu pula sebaliknya, apa kalian tidak butuh
kami ataukah tidak sadar bahwa serpihan Muhammad ada. Kami masih mau cukur kumis dan
panjangkan janggut, menunduk dalam berjalan dan menjauhkan diri dari jiwa tapi bagaimana
dengan kalian, apakah kalian masih mau mengikuti syarat ??, dasar penghianat, andai aku
mampu akan kuputar waktu dan tidak akan ada seseorangpun kutugaskan untuk
memuliakanmu dasar makhluk hina.

Kalian selalu berkata dengan nada dan bahasa yang sangat marah sembari menitikkan
air mata ketika tersadarkan diri bahwa tengah dibohongi oleh kekasih hati. sesungguhnya
kalian memang tengah dibohongi, hal itu tidak akan kugugat tidak pula kucaci. Sedikitpun, hal
tersebut bukanlah sebuah kebohongan, sangat dapat diakui tangisan kalian memang bukan
sebuah sandiwara. Namun, sadarkah kalian bahwa perkataan dengan nada dan bahasa yang
Page | 14
sangat marah sembari menitikkan air mata tersebut merupakan bukti kebodohan kalian. “tai
kucing yang berbalut pita tersirami parfum dan dihiasi dengan bunga aneka warna” itu kalian
sangka pangeran tampan berkuda putih. Kalian tertipu dengan pita indah itu, wewangian
parfum yang ditaburi diatasnya, dan bunga aneka warna yang kian memperindah tampilan
luarnya. Sadarkah kalian “tai kucing” itu bukan tanpa sebab memakai balutan pita dan terus
menghiasi dirinya, melainkan datang dari diri kalian sendiri. Kalian tidak akan pernah mampu
untuk menerima “tai kucing” apa adanya, dengan bau busuk dan tampilan buruknya.

Meski tolak ukur kegamblangan itu secara subjekif datang dari kami, “tai kucing”
berpenampilan apa adanya yang tidak pernah bisa kalian terima keberadaannya. Keraguan tetap
selalu muncul dan bertanya, dapatkah kalian menerima semua kebenaran ini ?. kebenaran
bahwa kalianlah sebab kunci mengapa para pria gemar berbohong. Perlu kalian ketahui bahwa
hamper setiap manusia mampu berbohong jika diperlukan. Kalian membutuhkan kebohongan
agar dapat lari dari kenyataan tentang tidak kunjung hadirnya pangeran tampan berkuda putih
yang kerap kalian nantikan.

Dalam masa sekali hidup yang kurang lebih bila dirata-ratakan pada seluruh manusia
berumur 50 tahun, pengalaman untuk dibohongi oleh kekasih hati memang sepertinya tidak
cukup untuk membuat kalian sadar, dan berubah kemudian keluar dari kebodohan luar biasa
ini. Belum lagi bila dibahas mengenai sejarah kaum kalian, entah dari masa romawi kuno
maupun arab jahiliyah. Sejarah mencatat kaum kalian pada masa itu tidaklah lebih dari sekedar
harta rampasan perang. Keadaan menceritakan posisi kalian bukanlah sepenting saat ini, selain
menjadi corong-corong keturunan bagi para pria. Keberadaan kalian tidaklah lebih penting
melainkan “fungsi vagina” yang kalian bawa dan melekat pada tubuh kalian. Sekedar hanya
untuk memberikan kebahagiaan duniawi, melahirkan keturunan, menyusui, dan membinanya
hingga tumbuh dewasa.

Hal ini memang berat untuk diakui, namun dari semua kenyataan yang telah diangkat
seharusnya kalian mampu mencuri cerita lama dari wanita lain yang telah hidup sebelum kalian
dan menjadikannya pelajaran berharga untuk kalian pahami. Ataukah kalian tidak sepakat
dengan platform bahwa, pengalaman adalah guru terbaik ?

Page | 15
PENGGALAN KISAH DIBALIK GUGATAN

SENJA DIPENGHUJUNG DERMAGA (CAHAYA MAYDA)

MASA ORIENTASI SISWA BARU

Berawal pada juni 2005 ketika tahun pengajaran baru saja dimulai. Pagi yang tampak
tak beda dengan sebelumnya, melainkan sedikit rintik hujan di awalnya. Begitu pula denganku,
seperti biasanya alarm memekik di pukul 05. 30 WITA. Kuawali dengan menunaikan
kewajiban sebagai umat beragama, lalu mempersiapkan diri menuju sekolah. Tepat pukul
08.00 WITA sepeda motor membawaku tiba di gerbang salah satu madrasah aliyah negeri
tempatku menuntut ilmu, tepatnya di kabupaten bone, Sulawesi selatan, Indonesia.

Seminggu sebelum hari tersebut kami para pejabat sekolah telah rapat dan
mempersiapkan agenda tahunan madrasah yang lebih dikenal dengan istilah MOS (masa
orientasi siswa). Dimadrasah tempatku belajar budaya MOS menempati posisi yang cukup
penting. Begitu pentingnya hingga dalam dunia imajipun tak ada yang mampu untuk
menghapusnya. Muatan-muatan yang dikandung oleh MOSlah yang menjadikan perannya
sangat dibutuhkan dan seakan wajib untuk selalu diadakan setiap awal tahun ajaran baru.
Setiap siswa baru diharuskan untuk menghadiri masa orientasi siswa dengan agenda
mendengarkan materi-materi pengantar mengenai konsep keislaman dan mata pelajaran
madarasah yang nantinya akan dilanjutkan melalui proses belajar madrasah sebagaimana yang
ditetapkan. Dan disela-selanya organisasi internal madrasah kerap mengambil fungsi lainnya
sebagai wadah komunikasi antar siswa tak terkecuali siswa baru. Dalam rapat yang dengan
sengaja dilaksanakan untuk memberikan kesan berbeda pada MOS tahun 2005 itu aku sebagai
ketua MPK (majelis permusyawaratan kelas) yang juga masuk dalam kepanitian MOS
mendapat tugas untuk memberikan pendekatan yang bersifat menguji mental adik-adik kelas
baru kami. Teknisnya sembari para guru memberikan materi dikelas, panitia akan memanggil
siswa-siswa baru yang dianggap memiliki kemampuan lebih rekan seangkatannya untuk
dihadirkan dalam pribadi yang dimana akan dihadiri oleh tim khusus yang telah ditunjuk
langsung oleh panitia sebagai penguji untuk diorbitkan sebagai jawara MOS atas gelar-gelar
yang telah dipersiapkan oleh panitia, diantaranya sebagai peserta terkritis, tercerdas, sampai
pada persoalan tampan dan cantiknya. Sedikitpun tak pernah kubayangkan jika tugas itu akan
memberikan masalah padaku pada hari-hari seusai MOS, berakhir hingga saat cerita ini
menjadi sebuah bagian dari hidupku yang sepertinya tak akan pernah mampu untuk kulupakan.

Page | 16
Namanya May, dia adik kelas yang cukup menyita banyak perhatian, entah dari kami
kakak kelasnya maupun dari kalangan seangkatannya sendiri. Sampai pada masa ating
pribadi, dimana kami para tim penguji membentuk lingkaran dengan seorang siswa baru duduk
ditengah. Tim yang ruangannya sengaja ditempatkan sedikit jauh dari tempat para guru
memberikan materi, karena kewenangan yang diberikan oleh panitia untuk bebas memberikan
bahan ujian. Selama masih dalam lingkup kewajaran proses perkenalan dan membangun
keakraban terhadap adik-adik siswa baru. Beberapa dari rekan-rekan tim khusus yang iseng
memanfaatkan ating pribadi sebagai wadah perkenalan dengan peserta wanita yang dia sukai.
Olehnya, tidak sedikit anggota tim khusus yang berhasil, pada akhirnya pacaran dengan siswi
baru yang diinginkannya. Sampai pada giliran May, siswa baru yang belakangan kuketahui
pandai membaca puisi dan tergolong cerdas itu hadir ditengah kami. Tidak mau kehilangan
kesempatan, aku mengawali pertanyaanku mengenai kebenaran kabar tentang kemampuan
membaca puisinya dengan instruksi untuk membacakan puisi untukku. Kabar itu benar, dia
memang mampu melantunkan puisi dengan indah. Tidak cukup sampai disitu kuminta
untuknya membacakan untukku ideology Indonesia; pancasila, dalam intonasi puisi
sebagaimana mestinya. Pancasila yang biasanya kami baca bersama dengan lantang diupacara
hari senin saat itu kudengarkan dengan sangat indah dalam intonasi puisi, yang dibawakan oleh
May….. dan kisah inipun dimulai. Kisah yang menjadi sebab utama lahirnya gugatan kepada
wanita. Tahapan awal semangat yang berkembang dalam ketidakmampuan diri
memecah misteri penolakan yang tidak beralasan jelas.

Selanjutnya, karena tidak memiliki cukup keberanian untuk dan mencoba lebih dekat
kepadanya, lewat imaji kubayangkan bahwa nantinya disetiap hari aku hanya akan mampu
melihat dari jauh dan menikmati keindahan senyuman diatas raut wajah menawan May,
sebagaimana saat ini kumenikmatinya sembari membaca puisi. Juga mungkin –nanti- aku pun
akan Mencoba dikenal sedikit lebih, dengan melahirkan beragam karya untuknya.

-Kembali keruang ating tempatku beraksi bersama 9 anggota tim khusus lainnya.
Keindahan lantunan puisi yang baru saja kudengarkan membawaku untuk sejenak terdecak
kagum dan berimajinasi yang tidak-tidak. Sekejap suasana ruangan menjadi lebih hening dari
sebelumnya, beku rasanya lidahku hingga tak mampu mempersilahkan rekan panitia lainnya
melanjutkan pertanyaan kepada May. Sampai pada saat Arie (ketua osisku saat itu) mengambil
keputusan untuk mencairkan suasana dengan melanjutkan wawancara. Dengan caranya yang
khas Arie meninggalkan kursi tempatnya duduk dan melangkah menuju May,

Page | 17
Percayaki kalau saya bilang, sayabisa membaca pikiranta ? (Arie memulai dialognya)

(dengan sedikit diwarnai senyuman manisnya May menggelengkan kepala pertanda dia
tidak percaya dengan kata-kata Arie)

Saya artikan gelengan kepalata itu sebagai tanda tidak percayaki sama kemampuan
saya membaca pikiran, Oke…. Kalau begitu sebagai buktinya, sekarang pilihki satu
angka diantara angkla satu sampai Sembilan dan simpan dalam hatita, ingat !! angka
itu hanya kita’ dan tuhan yang tahu…… sudah ??? (Arie mempertanyakan perintahnya
kepada May)

(May menganggukkan kepalanya, pertanda perintah Arie telah dimengerti dan


dilaksanakan oleh May)

Sekarang kalikan angka yang kita’ simpan tadi dengan 9,…. Lalu bagikan dengan
angka yang yang kita’ pilih tadi,… sudah ?? (Arie memberikan waktu untuk May
berhitung dan menanyakan padanya perihal instruksi perhitungannya)

kurangi angka hasil pembagianta tadi dengan 8, hasilnya pasti 1….. iya kan ? (sedikit
dihiasi senyuman manis dan rasa bangga, Arie menanyakan kemampuan membaca
hatinya kepada May)

(Penuh decak kagum May pun mulai angkat bicara) kenapa bisaki tau kak ?

Lha…. Kan tadi saya sudah bilang kalau saya bisa baca isi hatita, sekarang
percayamiki sama kemampuan saya membaca pikiran?

(kembali tersenyum May pun menganggukkan kepalanya)

Sukaki sama saya toh ?

(serasa ingin lompat dari kursi tempatku duduk, dan menarik kerah baju Arie,
pertanyaan terakhir yang ditujukan untuk may mendorongku untuk berdiri dan menatap
tajam kearah arie. Namun, terpaku kaki dan tangan ini untuk kugoyangkan, sehingga
untuk gemetarpun rasanya tak mungkin. Suasana ruang kembali hening, kami seolah
disuruh menunggu jawaban May)

Ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut, aku tahu betul Arie sudah punya wanita sendiri.
Sejauh ini kuakui sedikit pun belum ada untukku yang dapat dijadikan referensi tentang wanita.

Page | 18
Sederhananya aku sama sekali belum punya pengalaman dekat dengan wanita. Baiklah, agar
kalian mengerti kutulis tanpa menggunakan bahasa isyarat, AKU BELUM PERNAH
PACARAN.

Tak ingin ketinggalan, Kupercepat langkahku menuju ruang osis dan mencari berkas
MOS untuk angkatan 2005. Keusilan Arie bias saja berlanjut ketahapan yang lebih serius, aku
butuh sesuatu yang bisa digunakan sebagai alat untuk menandingi gerakan Arie. Aku yakin
berkas ini punya sesuatu yang bisa digunakan sebagai alat untuk membantu lebih dekat dengan
May, Senyumku terkembang lebar ketika membaca biodata May.

Nama lengkap : Cahaya Mayda

Tempat tanggal lahir : sibulue, 9 Oktober 1990

Asal sekolah : MTs pattiro

Hobby : membaca, berpuisi dan maen boneka

warna favorit : pink dan biru muda

makanan favorit : bakso

minuman favorit :-

motto :

setelahnya aku merasa bahwa jarak antara aku dan May dapat lebih diusahakan agar
menyusut. Aku telah mengetahui seleranya, kunilai mudah untuk menjadi sosok yang
disukainya. Cukup kuhadirkan diriku sebagaimana yang dia butuhkan, hal itu tersirat dari
biodatanya.

Selang beberapa peserta, keesokan harinya seorang siswi dengan latar belakang sekolah yang
sama dengan May menggoreskan kisahnya.

Sebagaimana kuperlakukan peserta lainnya, awalnya Hafi (nama siswi dengan latar
belakang asal sekolah yang sama dengan May tersebut) kusuruh untuk menyembunyikan
sebuah batu dariku ditempat yang hanya dia yang mengetahuinya. Beberapa menit setelah pergi
dari ruang Hafi kembali dengan tangan masih menggenggam batu yang kuberikan sebelumnya,
melalui intonasi sedikit menghardik kubertanya,

Page | 19
Melawanki sama saya ?, sudahma tadi bilang toh ?, pergiki sembunyikan itu batu yang
saya kasihki ditempat yang hanya kita yang tau… (telunjukku mengarah ke tangan yang
dia pakai untuk menggenggam batu ),

(dia parau dan berkata) maaf kak, nda ada tempat yang saya dapat…

Kenapa bisa ?, na setahu saya ini calon sekkolahta cukup luasji untuk sekedar
dicarikan tempat menyembunyikan batu…

Maaf… bukan begitu maksudku ka..

Apaji pale ?

Saya tahu sekolah ini cukup luas, makanya Saya sudah coba cari tempat seperti yang
kita’ maksud, tapi saya tidak dapat satupun tempat yang hanya sayaji sendiri yang
tahu..

Kenapa bisa ?... ada yang ikutiki’ ?, siapa orangnya ?

Nda adji yang ikutika’ ka.. saya Cuma merasa selalu dilihat oleh Allah…

Tau darimanaki kalau Allah selalu awasi kita ?, memang bisaki’ lihat Allah ?

Nda ka’....Saya cuma merasa seperti itu kak, (jawab Hafi sembari menundukkan
kepalanya dihadapanku)

Apa yang mu rasa ?, hah….sana duduk dikursi kamu (aku beranjak dari kursiku dan
membentaknya sekali lagi)

saya tidak tau apa-apa kak, selain kalimat bahwa Allah itu lebih dekat dari urat leher
kita sendiri (masih sambil menundukkan kepalanya Hafi mencoba mengeluarkan kata-
kata yang lebih berani dari sebelumnya)

apa maksudnya bilangki begitu, melawanki’ ?, push up… jangan berhenti sebelum saya
yang suruh

saya tidak bisa kak

kenapa, tidak tauki lagi bagaimana push up cewe ?

(dengan mata berkaca-kaca Hafi menganggukkan kepalanya)

Page | 20
Seperti ini, lihatka’…. Jangan tunduk terus (mengambil posisi tengkurap dengan
merapatkan lutut kelantai kucoba untuk memeragakan push up wanita dihadapannya,
lalu kembali berdiri) ikuti yang seperti tadi saya lakukan….

(Hafi bediri dari kursinya dan bersiap untuk push up)

Sudah.. sudah.. tidak usah, dudukmaki (Belum sempat lututnya merapat dilantai aku
menyuruhnya kembali duduk)

(sedikit demi sedikit wajah aroganku mengembangkan senyum untuknya dan bertepuk
tangan dan kulanjutkan dengan deklarasi rasa)

-pemahaman seperti ini yang dibutuhkan untuk menjadi siswa madrasah kita.

Segenap tim khusus, peserta, dan siswa lainnya yang hadir hanya untuk menonton ikut
bertepuk tangan saling memburu. Dan, seperti hari persidangan sebelumnya, usai riuk tepukan
tangan Arie melanjutkan pertanyaan dan kembali normal.

SALAKA (JUNI 2004-MARET 2005)

Saat ini, dalam masa mengingat kembali sejarah yang menjadi letupan awal gugatan
terhadap wanita tersebut aku hanya mampu mengingat dua nama jawara pemenang gelar
peserta terkritis dan peserta tercerdas………………….………………………………...
Tebakan anda benar Hafi meraih gelar peserta terkritis dan May lewat kemampuan membaca
puisi dan perhitungan cepat tanpa menulis yang dilakukannya mendapat gelar peserta tercerdas.

Sejak MOS usai interfal kedekatan antara May dan Arie terus menyempit, Sembari aku
masih terus menyimpan rasa yang aku sendiri tidak mengetahui dari mana datangnya hanya
mampu melihat dan menikmati keindahan senyuman May dari jauh. Bukan hanya dari pihak
pejabat organisasi siswa disekolah kami saja, usai MOS May memang menjadi sosok yang
hangat dibicarakan, entah karena cantik, senyuman, kemampuan membaca puisi, maupun
kecerdasannya, nama May dapat dengan mudah ditemukan dalam pembahasan setiap
komunitas pria maupun wanita, baik dari kalangan internal sekolah, maupun eksternal sekolah.
Disamping itu, Mudah bagiku jika ingin melihat May, karena setiap usai shalat dhuhur Arie
selalu membuka dialog dengannya, tepat dihalaman mushalah sekolah kami keduanya selalu
ada disana, diwaktu yang sama disetiap hari sekolah. Karenanya, aku pun selalu ada disana

Page | 21
dijarak yang cukup untuk dapat melihat senyuman indah May juga diwaktu yang sama disetiap
hari sekolah.

Rasa ini terus berkembang, hingga tak mampu untukku memberikan nama atasnya.
Setidaknya dua carik kertas kuhabiskan sehari untuk menuangkannya dalam wadah puisi, syair,
ataupun sajak. Untuk masa ini temanku Alim menjadi saksi atas setiap sampah yang kulahirkan
dari kertas-kertas itu. Dia duduk dibangku yang berselang satu didepanku, kedua dari bangku
terdepan barisan laki-laki dalam kelasku. Tepatnya aku berada dibangku urutan keempat,
bersama Arie, ketua osis sekolah kami yang sedang dekat-dekatnya dengan May, wanita yang
hanya mampu kulihat senyumnya dari jauh. Arie tahu akan rasa yang kupunya, diapun
mengerti tentang apa yang kuinginkan darinya. Dia sering berkata padaku tentang
kekagumannya pada May, meski senantiasa diakhiri dengan kalimat dekatimi itu may,
kutauji… musukai toh ?. olehnya, hubunganku dengan Arie menjadi semakin baik. Arie telah
sering mendengarkan beragam curahan hatiku atas rasa yang tak kumengerti kepada May.
Sepertinya dari kedekatan ini pulalah kelompok belajar yang sering kami jadikan ajang
ngumpul “leuvenhoek” terbentuk. Awalnya hanya Aku, Alim, Arie, dan Didin yang ada dalam
lingkup leuvenhoek. Akan tetapi,beriringan dengan berjalannya waktu jumlah kami terus
bertambah, sepertinya dikarenakan prestasi kami berempat yang terus meningkat dalam kelas.
Didin kian lihai memainkan penanya kala angka-angka tengah beradu diatas kertas dari buku
tulisnya, alim sedikit banyaknya telah menjadi tempat bertanya teman-teeman sekelas perihal
penulisan puisi, sajak, syair atau semacamnya, tidak sedikit kasus yang telah kubuat karena
melahirkan perdebatan sengit dalam kelas, hingga untuk level diskusi aku tak pernah merasa
bermasalah, dan Arie, sepertinya jabatannya sebagai ketua osis telah menjelaskan mengenai
kemampuannya.

Ketiga nama yang terlibat dalam proses berdirinya kelompok belajar leuvenhoek adalah
orang-orang yang sangat kuhargai dan kusegani. Terlebih jika berbicara mengenai sosok Arie,
pemilik nama lengkap nazrie syukri ini adalah orang yang kukenal melalui cara memimpinnya
yang dalam pandanganku sangat bersahaja. Sedikitpun aku tidak pernah melihat Arie
menggunakan cara yang keras dalam mengarahkan organisasi intra sekolah kami kearah yang
dalam pandangannya lebih baik. Begitu pula dengan caranya menilai sesuatu yang baik hamper
tidak pernah berbeda dengan pemahaman teman-teman disekolahku, singkatnya dia sangat tahu
apa yang dibutuhkan oleh kami, anggota yang dipilihnya. Begitu kuhargainya sampai-sampai
aku tak dapat melawan ketika tersebar kabar bahwa Arie menaruh hati kepada May,
sebagaimana yang pula terjadi pada May.
Page | 22
Walaupun demikian, mengetahui akan rasa yang kupunya Arie selalu mencoba
meyakinkanku bahwa apa yang kudengar itu hanyalah sebuah kebohongan, dan dia berhasil.
Kembali kuhadirkan diriku disudut yang memiliki jarak pandang cukup untuk melihat May
tersenyum dari halaman mushallah madrasah. Suatu ketika kuterpaksa harus melintas didepan
mushallah dijam yang sama yang biasanya kugunakan untuk melihat keindahan senyuman
May, dalam perjalan kumelihat May tengah melemparkan sebuah senyuman kearahku, tidak
dapat kupercaya kutengadahkan wajahku sejurus dengan arah senyuman yang dilemparkan
May kebelakangku hanya dinding kelas yang kutemukan. Hari itu senyuman yang biasanya
hanya dapat kulihat dengan mengintip dari jauh diberikan oleh pemiliknya hanya untukku,
sungguh merupakan pengalaman yang tak dapat kulupakan. Dari senyuman yang sama sekali
tak kuduga saat itu aku dibuat ingin berkarya lebih berhari-hari setelahnya. Lebih banyak lagi
sampah yang kuhasilkan dari senyumannya. Sempat pula kumasukkan dalam khayalku agar
memperindah kisah yang mungkin terlalu cepat kurasakan ini. Dengan mengingat setiap
peristiwa yang berhubungan dengan May aku akan dapat merangkai kisahku sendiri nantinya.
Semoga saja dapat menjadi pelajaran dimasa yang akan dating, masa yang hanya ingin
kuhabiskan bersama May.

Setelah kejutan yang tak kuduga kedatangannya itu kuputuskan untuk mendatangi Andy
sahabat yang selalu dapat kuandalkan mengenai ursan wanita. Andy adalah pemilik penjiwaan
berbeda dari beberapa orang yang kerap kuajak bergaul. Dengan kadar ketampanan yang
tergolong lebih dariku, dan kemampuan berbicara yang ternilai asyik oleh para wanita, andy
kerap kali terjebak dan terposisikan sebagai tersangka dalam kasus menyakiti hati wanita. Aku
harus belajar menemukan keberanianku darinya, hal itu kubutuhkan untuk menyatakan rasa
yang kualami kepada may. Dibantu oleh banyak lagi teman-teman dekatku dari
SALAKA(satuan lintas alam khatulistiwa), komunitas yang tengah berjuang menghadirkan
organisasi pecinta alam disekolah kami. Dari SALAKA aku bertemu ardiman, sosok yang tak
jauh berbeda dari andy, hanya saja jemarinya sedikit lebih mampu menghipnotis wanita lewat
petikan-petikan gitarnya.

11 september 2006 pukul 11.00 WITA, tiang paling kanan depan perpustakaan
madarasah tempatku belajar. Genap sudah satu bulan kukumpulkan keberanian untuk
mengungkapkan isi hatiku.

Emm.. Ma.. maaf mengganggu de’, bisaka bicara sebentar ?, (kuawali pembicaraanku
dengan terbata-bata)

Page | 23
Iye’ bisaji ka’, dimana ?

Disinimi saja de’,… bagaimana, bisaji ?

Iye’ apa yang mau kakak bicarakan ?

Em… anu, kutauji sebetulnya kalau kamu tidak sukaki saya, tapi saya mau dengar itu
langsung dari kita, entah perlu atau tidak tapi saya fikir, haruski tau kalau saya suka
sama kita (mencoba untuk sedikit lebih tenang berharap May berubah fikiran dan
bersedia menerimaku)

ee. bagaimana di ka’, ee….

Tidak usahmiki ragu de’, kutauji kalau tidak sukaki sama saya. Cuma mauja saja
dengar langsung dari kita….

Hmm. Iye’ kak, maaf, tidak bisa ka’….

(Tak berselang lama setelah May menolakku) Iya, terima kasih nah de’, karena masih
maujiki bicara sama saya… (kutinggalkan May dan berlalu)

Masih dalam dekapan langkahku menuju kelas, kuberharap tidak ada yang melihat
kejadian siang itu. Kucoba bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa, mengimbangi candaan alim
dan teman-temanku yang lain dikelas. Terlihat kuat dan seolah tidak terjadi apa-apa, hanya hal
tersebut yang saat itu tergambar dalam angan dan ingin kulakukan.

Bel sekolah membangunkanku dari alam imajinasi yang telah menidurkanku berjam-
jam sebelumnya. Alam bawah sadarku yang didalamnya hanya berisi pertanyaan, apa yang
salah, kenapa May tak bisa menerima kehadiranku ?. sejak hari itu aku hanya terus menulis,
melukis, dan menyimpan pertanyaan dalam benakku apa kira-kira yang menjadi alasan May
menolakku.

Pagi tanggal 27 september 2006, seperti biasanya sebagaimana anak sekolah


seumuranku rutinitas yang tidak jauh berbeda kulakukan. Namun, ditengah proses mandi aku
diingatkan oleh informasi akan diadakannya penerimaan tamu ambalan, oleh pramuka
dimadrasahku. Aku tahu jika dengan kedekatan May bersama Arie mendorongnya ikut aktif
dipramuka, karena selain sebagai ketua OSIS Arie juga aktif diorganisasi berlogo tunas kelapa
ini. Terbersit dalam imajiku untuk mencari informasi selengkapnya tentang acara pramuka
yang biasanya diadakan dialam terbuka itu. Aku bisa mengajak teman-teman dari SALAKA
Page | 24
untuk ikut berwisata alam didekat daerah perkemahan pramuka nantinya, yah sepertinya ini ide
yang bagus untuk direalisasikan (gumamku dalam hati).

Setibaku dimadrasah hal pertama yang kulakukan adalah mencari Ardiman, pembesar
SALAKA yang cukup berpengaruh dan akan kuajak kealam terbuka tempat pramuka
mengadakan penerimaan tamu ambalan. Ardiman tahu tentang maksud sesungguhnya aku
mengajak SALAKA secara kelembagaan, karena darinya dan Andylah kutemukan
keberanianku untuk tampil dihadapan May, 11 september 2006 lalu. Pukul 11.00 WITA, tiang
paling kanan perpustakaan madrasah, walau memang hanya dengan hasil yang mengecewakan,
waktu yang telah kuikrarkan dalam benak sebagai masa teraneh dalam hidupku. Aneh dalam
arti seluas-luasnya yang tidak cukup bagiku kata yang kuketahui untuk membawa muatannya.

Bagaimana di.. seandainya bilang sayaji… ba.. ikutja itu kawan, Cuma masalahnya
kalau mauki bawa namanya SALAKA, bagus kayaknya kalau ditanya dulu anak-anak
SALAKA yang lain… nda apa-apaji toh ?

Nda apa-apaji.. ? (tiimpalku dengan sedikit kecewa)sebentarpi pale baru kutanya


anak-anak SALAKA yang lain..

Okey pale nah… mauka dulu ke WC, sebentarpi baru ketemuki lagi digerbang kalau
pulangmiki sekolah nah (sedikit memberikan rona wajah menahan sesuatu kepadaku)

Iya pale’, begitumo dulu… lokkano pale’ mutemei ammeng alemu (lawakanku di
acuhkan, seakan sudah tak tahan ardiman pun berlalu dari hadapanku)

Kemudian, hari itu pun berlanjut sebagaimana hari-hari sebelumnya setelah ku


mengenal mayda, Kuhabiskan dengan berkhayal tentangnya dikelas. Kuakui ini sangat
mengganggu tak pernah kubayangkan hal ini akan terus berlanjut sampai pada waktu yang
kusendiri belum tahu kapan berakhirnya. Hingga bunyi bell pulang sekolah berbunyi aku masih
terpaku dalam khayalku yang tak berujung. Dan semua puzzle imajiku mengenai mayda sehari
ini akhirnya hancur berantakan katika ardiman muncul dari hadapan pintu kelas dan
mengagetkanku,

Saya kira janjianki didepan sekolah nah ? (berkata setelah terlebih dahulu memukul
pintu kelas agar membangunkanku dalam khayal)

Eh.. Ardi, iii.. mana semuami orang ?, (tampikku terlihat bodoh, layaknya orang baru
bangun tidur)
Page | 25
Na pulangmi orang sekolah ini anu !!, pasti tidurko de ?

Hah.. pulang sekolahmi, kapan bunyi bellnya ?

Sudah… sudah nda usahmoko banyak berkhayal lagi, sekarang kita akan ke acara
anak pramuka itu, tapi dengan kesepakatan bukan bawa nama SALAKA nah, okey ??

Nda apa-apa sekaliji, yang bisa mutemanika ketemu sama may… tapi kalau bukan atas
nama SALAKA terus apa ?

Sekedar solidaritas, lagipula kan kegiatannya hari mingguji, jadi bisaki juga sekalian
piknik!!, hehehe

Thank’s nah kalau begitu… kalau begitu, bagus kayaknya kalau pulangmiki saja
sekarang supaya bisami juga dipersiapkan kebutuhan untuk ikut ke kegiatannya anak
pramuka minggu depan.

(sembari menabur senyum ardi pun berlalu)

Dusun Usa, 14.00 WITA, 6 oktober 2006, kami tiba di tebing bukit perkemahan
tahunan pramuka madrasahku. Aku meneruskan perjalanan setelah menyimpan barang-barang
di lokasi camp yang telah kami sepakati menuju bukit tempat anak pramuka melaksanakan
kegiatannya. Kuamati dari jauh keberadaan Mayda yang tengah sibuk memberdirikan
tendanya. Karena hari semakin gelap akupun menuntaskan pengamatan didetik pertama
kehadiranku di (dusun) Usa kala itu dan kembali ke lokasi campku dan teman-teman SALAKA
yang menyempatkan dirinya untuk hadir bersamaku mengawal penerimaan tamu ambalan
paramuka tahun ini. Tidak ada hal lebih yang dapat kulakukan selain mengamatinya dari jauh,
hingga para panitia kegiatan pramuka memberdirikan pos di lokasi dekat camp kami. Aspin
punya rencana untuk ini, dia menawarkan akan menyanyikan sebuah lagu untuk mayda ketika
kelompoknya tiba di pos dekat camp kami. Aku sangat menyetujui usulannya tapi dengan
syarat aku tidak boleh hadir ketika dia melantunkan lagu yang kupilihkan untuknya dihadapan
mayda. Aspin menyepakati syarat yang kuberikan, lalu kuminta untuknya menyanyikan lagu
dari band indie Sulawesi tenggara “biss Band”-lelaki pemendam rasa.

Aku melihatnya, mayda dating bersama rekanan satu kelompoknya dipos yang
diberdirikan dekat lokasi camp SALAKA. Segera kembali ketenda dan mencoba mendengar
dari jauh dan mengintip aksi yang akan dilakukan oleh aspin dihadapan mayda. Entah kenapa,
aku yang hanya sendiri didalam tenda mendadak sangat nerveous,dan malu ketika aspin
Page | 26
melakukan tugasnya. Apalagi saat reef lagu yang kuminta dinyanyikan kembali oleh aspin,
dari yang sebelumnya,

Hai dewi kekasih hati, mengertilah…

Aku hanya lelaki yang tak mampu ucapkan semua

Hai dewi kekasih hati, mengertilah…

Aku hanya lelaki yang tak mampu ucapkan kata

Menjadi,

Hai mayda kekasih hati, mengertilah…

Adi hanya lelaki yang tak mampu ucapkan semua

Hai mayda kekasih hati, mengertilah…

Adi hanya lelaki yang tak mampu ucapkan kata

………………………………………………………………………………………………………...………

Oh iya, sejauh ini saya belum memperkenalkan bahwa Nama saya adi, dan ini kisah
yang kubuat dengan sengaja dalam hidupku. Hanya karena sebuah senyuman yang artinya
terlalu rumit untuk kupahami.

Seusai menyanyikan lagu dihadapan mayda, teman-teman dari panitia pramuka yang
menghargai maksud kedatangan kami keacara mereka pun mengambil alih kendali kondisi
dalam mengisi pos 5, tempatku barusaja dipromosikan. Dan mayda berlalu, semua kembali
sebagaimana sebelumnya. Tiada yang lebih mengesankan selain tingkah aspin tersebut yang
dapat kuingat untuk kemudian diceritakan ke esokan hari, keceriaan dan kegilaan kami diujung
malam tepi tebing perbukitan desa usa menjadi kesan penutup petualangan berkarakter dalam
upaya pengejaran pangkal cintaku, puji sykur Tuhan yang telah mengenalkanku pada satuan
lintas alam khatulistiwa, banyak pelajaran yang kupetik dari mereka tentang arti persahabatan.
Dalam sela keceriaanku dimalam terakhir camp usa kala itu diam-diam kusenandungkan
nyanyian jiwa yang sebelumnya telah didengar langsung untuk mayda lewat pita suara aspin..

Hai dewi kekasih hati dekaplah diriku, biarkan rindu ini dengan cintamu

Hai dewi kekasih hati peluklah tubuhku, jauhkan gundah ini dengan cintamu
Page | 27
Hai dewi kekasih hati dekaplah diriku ringankan rindu ini dengan cintamu

Hai dewi kekasih hati peluklah tubuhku, jauhkan gundah ini dengan cintamu

Sesungguhnya diriku hanyalah insane yang lemah, tak mampu ungkapkan rasa teramat
dalam padamu

Sesungguhnya diriku hanyalah insane yang lemah hanya mampu memendam rasa
teramat dalam padamu

Oh dewi kekasih hati mengertilah, aku hanya lelaki tak mampu ungkapkan rasa..

Oh dewi kekasih hati mengertilah, aku hanya lelaki tak mampu ucapkan semua..

Mungkin karena besarnya cintaku padamu, hingga ku tak mampu membawanya hanya
padamu

Mungkin karena dalamnya cintaku padamu, hinggaku tak mampu mengungkapkan


semuanya untukmu

Sesungguhnya diriku hanyalah yang lemah tak mampu ungkapkan rasa teramat dalam
padamu

Sesungguhnya diriku hanyalah yang lemah hanya mampu memendam rasa tramat
dalam padamu

Oh dewi kekasih hati mengertilah, aku hanya lelaki tak mampu ungkapkan rasa..

Oh dewi kekasih hati mengertilah, aku hanya lelaki tak mampu ucapkan semua..

Semuanya berakhir seperti biasanya, tidak seindah tidak seindah sebagaimana


kubayangkan. Lamunanku telalu lelap, dan tak ada yang membangunkanku untuk sadar dan
mengetahui bahwa omong kosong ini hanyalah dapat nyata dalam imajiku. Acara penerimaan
tamu ambalan tahun 2006pun berakhir. Penerimaan tamu ambalan terakhir yang akan kuikuti
sebagai murid madrasah, kami pulang menjinjing kelelahan yang hamper tak terasa lagi, lenyap
dalam kebersamaan, dan canda tawa.

DERMAGA BAJOE

Page | 28
Kak, anak sekelas kami bertengkar kami sudah coba mendamaikannya, tapi..(sekilas
kudengar laporan dari anak kelas dua itu dan semuanya berlari menuju kelas kejadian
perkara (KKP/TKP?),

Hanya dengan membuntutinya untuk tahu akar masalah yang setelah kuketahui memakuku
untuk tetap diam di selasar kelas kejadian perkara. Merenung dan mendapat kejelasan dari
pergolakan jiwa yang sepertinya memiliki kecenderungan sama dengan yang kualami.

“menurut pengakuan salah satu siswa, Seorang pria dari kelas itu tengah jatuh cinta
terhadap wanita dari kelas yang sama. Setelah mengetahui dirinya tidak mendapat tempat
dalam hati sang wanita yang sepertinya telah sesak oleh nama lelaki lain. Pria yang
notabenenya adalah adik kelasku itupun sempat diam dan berusaha dengan cara yang lebih
halus. Namun apalah daya jiwa ini, kesabarannya tidak sehalus niat baik yang dia miliki, dia
melanjutkannya dengan jalan yang sedikit lebih kasar dari sebelumnya. Berakar dari rasa tak
percaya bahwa dirinya tak mendapat tempat dalam ruang hati sang pujaan, diapun mulai
berubah dan menyakiti wanita tersebut. Sebagaimana leluhurnya akhirnya sang wanita yang
juga adalah adik kelasku itu akhirnya menangis. Setelahnya, seperti kasus beribu-ribu tahun
sebelumnya tangisan wanita senantiasa menjadi masalah yang rumit pemecahannya.
Terciptalah perkelahian saudara dalam kelas yang sebelumnya damai.”

Kurenungi dalam-dalam, pelajari dan mencari kemungkinan penyelesaian kasusnya,


agar tuntas dan tak menciptakan korban. Dan lahirlah kesimpulan dalam hati, jika telah
terlanjur seperti ini tentu pria itu telah menjadi tersangka, yang tidak akan menemui dalil
pembenarannya sebagai sosok yang benar. Andai saja yang terlacak adalah perkelahian jiwa
tentu masih dapat direka agar tidak ada yang menjadi tersangka dalam perkara tersebut.
Sampai kesimpulan yang kulahirkan sendiri itu menghentakkanku agar berkata aku akan
menjadi sepertinya jika tak kutangani dari sekarang.

…………hey tunggu dulu, cerita ini belum bersambung. Kejadaian adik kelas yang melapor ke
ruang osis itu berlangsung sekitar 1 minggu setelah acara penerimaan tamu ambalan di desa
usa selesai. Agar tidak mengagetkan jika aku ingin menjelaskan bahwa belakangan ini
tertawaan, saran, sanjungan, dan tatapan, mereka yang ada disekitarku mulai terasa aneh, ketika
kabar mengenai rasa yang kusimpan untuk mayda ini mulai memasuki fase luar biasa.
Bukannya merasa mendapatkan teman, lebih kepada sensifitas yang tinggi menjadi bagian dari
kepribadianku… dan…. Merasa dikucilkan dari duniaku sendiri.

Page | 29
…………………………………………………………………………………………………….

Lalu kuputuskan untuk berkunjung kerumah arie, satu-satunya teman dekat yang
kuketahui pernah menyimpan rasa untuk mayda yang berkemungkinan besar tidak akan
bertepuk sebelah tangan jika di sampaikan langsung pada may. Kudapati dirinya tengah
bersantai didepan kediaman yang berrtempat di kecamatan Bajoe, kurang lebih 10km dari
rumahku.

Hey Di.. ketemu topan darimana ?,

(Kukerutkan dahiku untuk dapat mengerti maksud dari kata-kata Arie dan kutimpal)
ah.. tidak perlu sampai ketemu topan dulu kan baru bisa maen kerumahmu…

Hehehe… becanda, ada apa ? sampai harus maen sejauh ini….

Bisa minta tolong ga ?

Loh ada masalah apa ?, ceritakan dulu dong baru minta tolong….

Ikut aku ke dermaga yuk kita ceritanya disana saja, bagaimana ?

Ya sudah, sebentar dulu yah,

(Kubiarkan arie berpamitan terlebih dahulu kepada orang tuanya)

(Berlari turun dari tangga depan rumahnya dan duduk di jok belakang motorku, terlihat
jelas arie sudah tidak sabar menunggu cerita dari masalahku. Masalah yang pada awalnya
kuharap dapat diselesaikan senja itu. Dengan ditemani gemuruh pecahan ombak menghempas
tepi tebing dermaga Bajoe. Bayang-bayang hitam dengan latar yang memecah orangenya
sunset sore itu kuharap dapat menjadi saksi dari kesepakatan yang menurut dugaanku akan
menjadi penyelamat diriku dimasa yang akan datang, masa yang untuknyalah judul bab ini
kuberi nama SUNSET DIPENGHUJUNG DERMAGA).

Page | 30
KELAMINOMETER

kata yang dengan sengaja digunakan oleh penulis sebagai judul bab ini tentunya belum
dipahami oleh yang terhormat para pembaca. Itu bukan berarti bahwa penulis mencoba
menarik garis kesenjangan daya muat dan daya kerja otak antar para pembaca, melainkan
reaksi dari gerakan wanita abad modern yang lebih dikenal dengan istilah “emansipasi wanita”.
Berhubung gender atau kelamin wanita yang dalam gerakannya diinginkan untuk disetarakan
terhadap kelamin lelaki, agar tidak terjadi ketimpangan proses, tahapannya harus diperjelas
terlebih dahulu. Olehnya itu penulis menilai, apabila terjadi gerakan pengupayaan penyetaraan
gender atas dua jenis yang berbeda maka tentunya dibutuhkanlah alat ukur kesetaraan.
Berlandas pada kemiskinan kata diIndonesia terpaksa penulis lakukan upaya penelusuran
konsep agar dapat membumbuhi makna yang semoga saja tepat mewakili rasa dalam kata yang
dimaksudkan.

Alat ukur kelamin dalam pemaknaan yang dimaksudkan sebagai rangkuman konsep
selaku re-aksi atas gerakan penyetaraan gender oleh kaum wanita inilah yang kemudian oleh
penulis disebut dengan kelaminometer.

Lebih jauh lagi membahas tentang wanita. Berawal sejak entah kapan upaya
penyetaraan wanita terhadap pria yang hingga saat ini masih kerap menghiasi khasanah
pengetahuan disekeliling kita. Tentu saja upaya sebab istilah kelaminometer ini lahir belum
terpikirkan pada masa kasta wanita jauh tertinggal oleh pria sebagaimana yang terjadi di era
arab jahiliyah. Dalam hal ini bukan hanya wanita, melainkan merupakan manusiawi ketika
seseorang, ataupun komunitas tertentu menginkan dirinya diakui ada. Hal ini terjadi pada kaum
wanita sejak kesadaran bahwa seluruh orang bebas menyatakan pandangannya, selain benar hal
itu penulis rasa sah-sah saja. Melihat aspek-aspek yang diangkat dalam gerakan penyetaraan
gender oleh segelintir kaum wanita. Yang juga menginginkan dirinya dirasa pantas menjadi
pemimpin layaknya pria oleh manusia lainnya. Dan beragam aspek lain yang bila diungkap
kembali sepertinya benar dan memang harus diperjuangkan. Namun, perlu diingat pula bahwa
upaya penyetaraan gender sebagaimana yang dimaksud juga sama manusiawinya apabila
diusung oleh dan untuk mengangkat hak-hak kaum pria.

Sejak awal memikirkan ketimpangan permasalahan gender, penulis selalu memulai


pertanyaan dengan menilik hal-hal yang hampir tidak pernah diangkat oleh wanita dalam
gerakannya. Sebagai contoh, ungkapan ingin diakui sebagai jenis lain manusia yang juga
seharusnya dianggap pantas menjadi pemimpin tidak pernah disandingkan dengan keinginan
Page | 31
diakui bahwa wanita juga mampu menjadi kuli atau pekerja kasar yang umumnya diperankan
oleh para pria.

Jika tejadi kehamilan diluar nikah, dan diketahui secara meluas oleh publik, wanita
dalam gerakannya tidak pernah memperlihatkan upaya perbaikan paradigma masyarakat bahwa
keselahan yang terjadi bukan sepenuhnya karena sipria. Wanita hanya mengangkat sisi ingin
diakui kemampuannya menjadi single parent Dan sipria dibiarkan menerima cacian atas
kesalahan yang dilakukan bersama tersebut. Bagianmana dari hal ini yang sekiranya layak
disebut sebagai upaya atau gerakan “penyetaraan” ?. sekali lagi maaf, karena sepertinya panulis
melihat perubahan haluan gerakan emansipasi menjadi misi intimidasi dari gerakan
penyetaraan gender.

Emansipasi adalah pembebasan diri dari perbudakan; gerakan untuk memperoleh


pengakuan persamaan kedudukan, derajat serta hak dan kewajiban dalam hukum; pengakuan
kesamaan hak, derajat dan kedudukan (Novia. 2009,112). Lebih lengkap lagi tulisan Windy
Novia S.Pd “kamus ilmiah populer” yang dipublikasikan melalui penerbit Wacana Intelektual
ini membantu menjelaskan konstribusi wanita dalam gerakannya sebagai kaum yang
memegang feodalisme sebagai anutan bersama di era demokrasi saat ini. Upaya pencapaian
pengakuan dan persamaan yang belum ada didalamnya tercantum kelaminometer sebagaimana
yang dimaksud sebelumnya hingga saat ini, oleh penulis dianggap merupakan upaya intimidasi
gender yang nyata terhadap kaum lelaki. Hal ini menemukan kebenarannya ketika upaya
tersebut tengah berjalan seperti yang direncanakan dan tidak berhenti setelah mencapai target
ide yang diusung. Tentunya panulis bukanlah manusia dengan pola berpikir picik yang dengan
serta merta menentang emansipasi wanita secara terbuka seperti apa yang mungkin telah
dirasakan oleh pembaca tanpa kematangan konsep. Olehnya itu, kemunculan gerakan
penentangan konsep emansipasi gender tanpa alat ukur yang jelas diakhir masa berlakunya ini
dirasa cukup untuk memukul mundur barisan gerakan emansipasi. Pukulan mundur yang
dilayangkan ini tentulah diusahakan agar tidak bermutasi menjadi gerakan intimidasi balasan.
Maka alat ukur kesetaraan gender atau yang oleh penulis disebut kelaminometer ini sengaja
dicantumkan menjadi salah satu sub pembahasan sebagai upaya perhentian laju serangan balik
yang sedang dimulai melalui tulisan ini pada titik yang setara.

Page | 32
TUHAN* MEREKA BUKAN TUHAN

TUHAN*

Keberadaan sub bab “TUHAN*” ini sengaja dipesan salah satu teman, ditulis khusus
untuk memenuhi permintaan yang didorong rasa takut apabila bahasa yang tergolong berani ini
tidak dimengerti maksudnya. Awalnya pemberian tanda (*) pada kata tuhan pertama dalam
judul TUHAN MEREKA BUKAN TUHAN dianggap cukup oleh penulis.

“Tapi, coba terka betapa berbahanya apablia tanda (*) yang tertera tidak dipahami
sebagaimana yang ingin kamu jelaskan ?, bukan hanya controversial yang menjadi
sifat buku ini, juga akan datang bencana dalam bentuk eksepsi..”

Perkatan itulah yang mendorong penulis untuk menambahkan sub bab khusus atas
penjabaran makana tanda (*), semoga dapat dipahami sebagaimana perlunya dan dapat
membantu menciptakan stabilitas kehidupan bersama di planet yang sudah terlalu tua ini.

Menelusuri kembali arti kata Tuhan dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi kedua,
cetakan ketujuh terbitan balai pustaka; sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh
manusia sebagai yang maha kuasa, maha perkasa, dsb. Dalam pemaknaan yang sesungguhnya
mengenai arti kata tuhan dengan berkiblat pada pengertian diatas, merupakan sesuatu yang
wajar-wajar saja ketika manusia secara tidak sadar “menghambakan” diri pada tuhan yang
dibentuk oleh lingkungan tempatnya beradu kerangka berpikir. Semoga saja upaya refreshing
dalam penjabaran tanda (*) pad kata tuhan ini cukup untuk mencegah menegangnya urat leher.
Amin.

MEMBANGUNKAN TUHAN*

Berangkat dari pemahaman umum bahwa berkepercayaan adalah salah satu kebutuhan
manusia yang tergolong primer. Sejak awal terbentuknya peradaban, manusia senantiasa
mengarahkan dirinya terhadap sesuatu yang menurutnya “bisa dipercaya”. Mulai dari animisme
sampai pada beragam agama samawi yang dibawa oleh para nabi. Perkembangan corak berfikir
manusia melahirkan skema “kepercayaan menuju berkeyakinan” sebuah syarat mutlak pengeja-
wantahan diri sebagai manusia dalam artian sesungguhnya. Kepercayaan sebagaimana yang
dimaksud sudah seharusnyalah merupakan sesuatu yang dianggap benar atau kebenaran.
Olehnya, Secara mandiri manusia merancang semacam syarat ideal sebuah kepercayaan atau
kebenaran yang layak dan dapat dipercayai. Beberapa syarat yang lahir dari semangat manusia

Page | 33
atas kecintaannya terhadap kebenaran ialah sesuatau yang sampai saat ini masih dipakai untuk
mengukur kepercayaan baru yang lebih umum disebut sebagai kesesatan. Prima principia
milik aristoteles contohnya, adalah susunan syarat kelayakan hal baru dikatakan benar yang
hingga hari ini masih menjadi syarat para penjelajah kebenaran atau filsuf untuk diketahui.

Point penting yang perlu dengan sadar kita bersama pahami adalah peran kepercayaan
sebagai salah satu kebutuhan penting manusia merupakan hal yang perlu ditelaah lebih dalam
lagi. Disamping itu, hal yang tercipta dari rasa dan karsa manusia sebagai buah peradaban
punya pengaruh yang tidak kecil dalam mendorong terciptanya kepercayaan. Wanita, dengan
perannya sebagai salah satu pelaku peradaban bukanlah hal yang tidak mungkin menunggangi
budaya mendukung upaya pergerakannya menciptakan dunia baru yang mensejajarkan peran
antar kelamin.

Tindakan dalam alam nyata memperlihatkan apa yang tersimpan secara sadar ataupun
tidak mengenai hal yang seseorang anggap benar. Perlu untuk dingatkan atas hal yang
dimaksud oleh karena manusia secara umum adalah makhluk yang sadar akan kebenaran extra
kuantitatif, kebenaran yang berlandas kepada pemahaman universal. Olehnya, keterbukaan
cakrawala berfikir sangat dibutuhkan dalam proses transformasi pemahaman atas pesan yang
direncanakan tersampaikan lewat karya ini.

Dalam studi kali ini kesempatan akan lebih digunakan untuk lebih mengkaji wanita dan
manusia pada umumnya dalam perspektif yang cenderung menggunakan kacamata filsafat
teologi. Sudut pandang yang diniatkan akan membahas banyak hal tentang pola hidup wanita
dan manusia pada umumnya, sebagai pertanda kecenderungan mindstream “kewanitaan”
membentuk kepercayaan dalam keberkeyakinan. Bentuk dan asal rasa takut yang datang dari
selain zat yang “maha menakutkan”, pemujaan yang datang dengan cara berlebihan bukan
untuk zat yang seharusnya tidak ada pujaan selain terarahkan untukNYA, dan kebergantungan
hidup yang bersumber bukan dari zat yang menguasai hidup. Sebuah kecenderungan berpola
hidup yang -tidak sebagaimana- cara kita menjelaskan akan sesuatu yang diyakini dapat
membawa keselamatan. Keganjalan yang dalam contoh sedehananya;

Kita mampu dengan sangat lantang meneriakkan bahwa keyakinan yang kita anut
adalah yang terbaik, seakan memahami benar keyakinan tersebut. Diluar dari
pembahasan benar tidaknya keyakinan yang kita anut adalah yang terbaik,
kecenderungan cara hidup yang kita lakukan tidak selantang cara kita menjelaskan
dan memperlihatkan baiknya keyakinan kita di mata dunia. Terlebih lagi dalam
Page | 34
keadaan sebagaimana yang dimaksudkan kita masih mampu saling menyalahkan
sesama penganut kepercayaan dan manusia yang berkepercayaan lain, seakan “maha
mengetahui” menjadi bagian dari sifat yang kita miliki.

Tanpa bermaksud dengan sengaja menyudutkan salah satu pihak, kenyataan yang
diangkat mengharuskan kita untuk mengakui pentingnya dilayangkan sebuah gugatan, dengan
harapan selain dapat memberikan efek jera, juga lebih hati-hati dalam berkehidupan.

Suatu ketika sebuah forum diskusi terbentuk dalam kumpulan komentar status terbaru
dari facebook yang profilnya kami kelola sendiri. Kumpulan komentar dari status yang
berbunyi:

Untuk semua wanita yang tidak bisa dipegang kata-katanya: jangan menghina lelaki
sebelum kau hina dirimu sendiri terlebih dahulu….. fuck anything about her

Diantara 71 komentar yang terkumpul, kami menambahkan:

Ibuku sekalipun, jika kata-katanya tidak bisa dipegang.. tai kucing untuknya,
bagaimana dengan anda ?, dapatkah anda seberani itu bercermin ?..

Kata-kata kotor dibutuhkan untuk membantu mengingatkan kepada wanita bahwa


dirinya tidak cukup mulia untuk selalu luput dari kesalahan..

Dialektika yang terbangun dalam kumpulan komentar salah satu status facebook dalam profil
yang kami kelola tersebut mengarahkan wanita kedalam sosok yang “terlalu” sering
dimuliakan. Seperti halnya yang telah diangkat dalam bab SENDIRI TERNYATA
MENYAKITKAN, posisi wanita dalam strata social yang senantiasa ditempatkan “lebih”
menciptakan semacam pola piker yang dengan otomatis terserap menjadi data alam bawah
sadar manusia bahwa wanita tidak diperkenankan mendengar kejujuran seseorang bila
didalamnya terdapat muatan yang menerangkan kekurangan mereka. Kenyataan tentang wanita
yang karena ketidak sanggupannya melihat alam nyata sebagai sebuah realita yang harus
dihadapi dengan gagah berani selalu menciptakan mimpi-mimpi kecil, mendorong paksa lawan
jenisnya untuk mengarangkan cerita keberadaan pangeran tampan berkuda putih, seolah
hadirnya adalah sesuatu yang nyata. Ketidak mampuan wanita bertahan dalam penantian
fiksinya mengenai tidak kunjung hadirnya pangeran tampan berkuda putih inilah yang
kemudian berkembang dan menuntun arah berpikir wanita untuk senantiasa bersembunyi
dibalik air mata, semacam kekuatan tersendiri yang dimiliki hanya oleh wanita untuk

Page | 35
menciptakan keadaan dimana para lelaki menghidangkan hiburan dan memujinya, akhirnya
melupakan kehadiran zat yang seharusnya menjadi satu-satunya arah pujian ditujukan.

Kekuatan pola pikir berjama’ah yang dibentuk oleh air mata wanita mendorong
terbentuknya semacam ruang sendiri dalam alam sosial yang didalamnya berlaku kepercayaan,
yang Tuhannya adalah wanita. Beragam pergerakan social yang berkiblat kepada kepentingan
sex membantu membenarkan kenyataan ini. Setelahnya, wanita dengan sadar ataupun tidak
percaya dan ikut mengimani hal itu, kepercayaan atau kebenaran yang terbentuk oleh
kerjasama social dua makhluk berbeda jenis kelamin. Akhirnya, Mereka merasa terlalu mulia
untuk mendengarkan cacian dan terlalu agung untuk mendapatkan cemoohan. Tentunya
kumpulan rasa yang dibentuk dari kerja sama antara pria dan wanita ini akan menghantarkan
wanita kepada kesadaran yang menjadikan dirinya sendiri layaknya Tuhan. Darinya wanita
telah dengan tidak sadar berlaku menduakan atau malah menggantikan kedudukan tuhan,
melalui alam tempat kesetaraan gender mengambil pijakan awalnya untuk bergerak, alam yang
setelah diselidiki lebih lanjut ternyata bersemayam kepercayaan yang menuhankan wanita.

Kebenaran ini sudah terlalu jauh melewati batasnya, wanita perlu kembali diingatkan.
Atas budaya yang dibentuk bersama dalam kehidupan sebagaimana biasanya, hal ini sudah
keterlaluan. Membangunkannya dari kepercayaan aneh seperti yang dimaksud adalah satu-
satunya jalan yang harus ditempuh agar wanita dapat kembali menjadi wujud yang
sebagaimana harusnya ia berlaku. Wujud yang sadar dan telah keluar dari kenyataan bahwa
TUHAN WANITA BUKANLAH TUHAN YANG SEMESTINYA.

Page | 36
MEREKA BENCI POLIGAMI

Belum cukup juga kelelahan menulis ini menghabiskan rincian kerusakan yang
dihadirkan oleh wanita. Usai melecehkan kami yang senantiasa kalah dalam hamper disetiap
pergolakan, mengacuhkan kami yang senantiasa Berusaha menjadi yang terbaik, dan mengikuti
sebisa mungkin atas syarat yang mereka tentukan. Mereka pun terlalu serakah untuk dapat
menerima perbedaan sebagai bagian dari keindahan hidup. Sampai pada kelelahan yang dipikul
telah berlutut dan hanya mampu menunggu ramalan para pendahulu datang dan menghalau
diambang pintu masa depan. Ramalan tentang masa akhir pengaruh wanita mengendalikan
kehidupan dengan arah kehancuran. Masa yang telah terlalu banyak wanita hebat lahir
sehingga para pria bukanlah lagi ancaman atas keberadaan kekuasaannya.

Pertanda akan masa yang dinantikan sebagai titik jenuh ini telah semakin Nampak dan
menimbulkan masalah. Kelahiran bayi berjenis kelamin wanita telah melambung tinggi dan
melampaui grafik kelahiran bayi berjenis kelamin laki-laki. Suatu masalah yang dalam alam
kemerdekaan berfikir bisa saja merupakan sebab dari bermunculannya lokasi-lokasi prostitusi
yang semakin sulit dibendung. Trend wanita mengambil peran lelaki telah menjerumuskan
kaum wanita untuk menghalalkan segala cara. Hal yang tidaklah dapat menghentakkan kita
dari kesadaran awal mengenai kodrat yang sering disalah artikan sebagai penggoda, wanita
memang memilki jiwa yang lemah untuk dipengaruhi. Dan dengan kelemah lembutan yang
secara fisikal sangat mudah dipengaruhi tersebut, mereka bersandiwara dengan begitu
indahnya. Demikian indahnya sehingga lelaki dengan sadar atau tidak justru senang hati
merelakan dirinya untuk ditipu.

Entah dalam keadaan yang tengah terjaga atau sebaliknya, keserakahan wanita dalam
mengambil hamper semua peran yang mereka bisa ambil dalam kehidupan membuat mereka
lupa akan sesuatu. Sesuatu yang apabila tetap menjadi hal yang dilupakan suatu saat dapat
memberikan masalah yang tidak mudah untuk diselesaikan dalam waktu singkat. Sebuah
realita kehidupan yang cukup menarik dapat diangkat kembali guna memperlihatkan pertanda
akan kerusakan yang bisa saja lahir jika keserakahan wanita mengenai hal yang dimaksudkan
tak dibendung.

Cerita singkat mengenai lunturnya reputasi seorang da’i usai berpoligami. Aa gym,
panggilan akrab untuk da’i bernama lengkap Abdullah gymnastiar yang beberapa waktu lalu
sempat padat menghiasi hamper setiap media ditanah air. Tanpa alasan yang jelas, interval
kehadirannya dimedia menjadi semakin berkurang Ketika diketahui perihal dirinya yang telah
Page | 37
berpoligami. Meski telah diketahui pula tentang keridhaan teh nini (nama istri pertama Aa
Gym) terhadap niat Aa Gym untuk “menambah istri”, sepertinya menghadirkan Aa Gym acara-
acara yang diselenggarrakan pada masa tersebut dapat menurunkan ratting media alias
kekurangan peminat. Hal yang tidak sepenuhnya benar menjadi sebab atas keruntuhan reputasi
Aa Gym ini beriring dengan munculnya banyak lingkaran-lingkaran yang bertujuan mengkaji
ulang kaidah poligami. Sampai pada kesibukan mengkaji ini sedikit demi sedikit menghapus
rona wajah Aa gym yang sebelumnya rajin menghiasi beragam media. Semua alasan bisa benar
bisa pula salah tak terkecuali gugatan terhadap wanita yang tercurigai bersalah.

Sebuah pola dalam memikirkan peran wanita sempat singgah dan mencari pembenaran
logisnya dalam akal. Melalui beragam kenyataan yang bila “disambung sambungkan” dapat
membentuk cerita indah tentang hegemoni dan penjajahan wanita. Dan bila ingin, bisa pula
“disambung sambungkan” menjadi kisah hegemoni dan penjajahan kaum yang lain. Namun,
sebagaimana realita atas Indonesia yang notabenenya adalah Negara yang mayoritas beragama
islam, jika masih yakin dengan anekdot; wanita adalah tiang Negara. Maka, jika ada
kesalahan, hambatan, atau semacamnya dalam upaya “penegakan tiang Negara” bukankah
seharusnya wanita mendapat tempat untuk hal tersebut. Wanita berhak dan atau seharusnya
marah jika penetapan tersangka dihadapan mahkamah bathin tidak menunjuk mereka menjadi
satu diantaranya.

“jika benar tingkat kelahiran bayi berjenis kelamin wanita melampaui tingkat
kelahiran bayi laki-laki. Dan kenyataan mengenai trend wanita tidak mau dimadu pun
seperti itu. Maka seharusnya bisa dong…!!, jika ada segelintir orang yang
mempublikasikan kesimpulan atas kenakalan berfikirnya bahwa salah satu sebab
semakin menjamurnya lokasi-lokasi porstitusi adalah wanita itu sendiri”.

Pengejawantahan keserakahan wanita yang sebetulnya bersifat manusiawi dan malah


lebih sering dijangkit oleh lelaki kedalam bentuk konstribusinya mengokohkan porstitusi
dinegeri berlambang garuda ini sangat dapat dikaitkan dengan tidak inginnya wanita dimadu.
Dalam kalimat lebih sederhana, keserakahan wanita lewat prinsip tidak inginnya dipoligami
ternyata layak dijadikan salah satu sebab terlantarnya wanita lain dengan jumlah yang
sepertinya besar, memilih prostitusi sebagai jalan keluar keterasingannya sebagai wanita tanpa
pemberi nafkah yang jelas. Selanjutnya, peran wanita dalam menyuburkan kelahiran wanita
tuna susila terpampang dengan sangat jelas sebagai dampak dari tidak inginnya wanita berbagi
suami.

Page | 38
Kebencian wanita terhadap poligami yang sudah terlanjur menjadi trend, lewat
pembahasan diatas sudah selayaknya untuk dihentikan. Entahlah, sebenarnya kesadaran akan
Kerugian moral yang akan sangat berdampak pada kerugian materil bersama dalam jangka
panjang ini telah dirasakan atau tidak sebelumnya oleh manusia Indonesia. Dilain sisi, fakta
keserakahan wanita telah merugikan banyak pihak dan sudah sangat perlu disadari sebagai
ancaman masa depan bangsa.

Page | 39
SOSOK SANG PENJAJAH

PENGERTIAN

“Orang atau negeri(bangsa) yang menjajah atau terlalu menguasai, menindas orang atau
negeri(bangsa) lain”, adalah penerjemahan KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA edisi kedua
(cetakan ketujuh-1996) terhadap kata penjajah. Kemudian, dengan beralih pada dasar
pemikiran mengenai pengartian hegemoni yang dapat diartikan sebagai; pengaruh kekuasaan
suatu Negara atas Negara-negara lain (atau Negara bagian) oleh sumber yang sama. Dengan
sedikit mengalami modifikasi pengartian lewat pengembangan wacana bahwa, bila arti kata
penjajah adalah orang yang menguasai atau menindas orang lain, dan hegemoni adalah
pengaruh kekuasaan suatu kaum atas kaum lain, maka dapat dikatakan sesungguhnya dibalik
makna menguasai, menindas, dan atau mempengaruhi tersirat pemaknaan lain yang
sepertinya lebih halus. Dan akhirnya sebelum urat leher menegang sebuah penawaran arti
kata hegemoni yang lain coba untuk diberikan sebagai modal dan dalil pembenaran atas
penjelasan selanjutnya. Kerjasama antara dua pemegang peran kehidupan yang bertolak
belakang,guna saling berbagi hal yang dianggap perlu dan dengan menampilkan sisi yang
dinginkan sebagai pelaku sejarah, dalam kurun waktu yang sama, merupakan bentuk
penerjemahan dengan menggunakan logika terbalik yang dimaksudkan agar pembaca dapat
menilik arti hegemoni dari sudut pandang lain dengan tanpa mengundang tumbuhnya tanduk
dikepala alias marah.

Dari penjabaran hegemoni diatas maka dapat dikatakan pula bahwa penjajah dalam
konteks yang dimaksud sebagai wanita adalah “sosok pemegang salah satu peran kehidupan
yang melakukan kerjasama terhadap sosok pemegang peran yang dijajah dengan tujuan
mengambil suatu hal yang dianggap bernilai keuntungan dari -yang dijajah. Lebih
sederhana lagi, wanita ialah salah satu pemegang peran dalam berkehidupan yang melakukan
tindak penjajahan (Kerjasama antara dua pemegang peran kehidupan yang bertolak belakang,
guna saling berbagi hal yang dianggap perlu dan dengan menampilkan sisi yang dinginkan
sebagai pelaku sejarah, dalam kurun waktu yang sama) terhadap pemegang peran berkehidupan
lainnya (lelaki).

Jangan Marah Dulu Sayang

Ketahuilah bahwa satu dari sekian banyak hal yang mencegah jalannya ilmu dan
pengetahuan dari alam bebasnya untuk dapat masuk kedalam alam fikiran yang sepenuhnya

Page | 40
ada dalam kewenangan pribadi, selain “kebodohan yang terlalu” ialah aturan-aturan yang kita
buat sendiri dalam alam fikiran kita.

“umpama, hal ini memang belum terjadi, akan tetapi bila pemahaman CINTA ITU
BUTA telah dianggap benar dan diyakini bersama, akhirnya tertanam dalam fikiran,
maka terciptalah aturan yang berbunyi jika cinta itu buta, maka -yang tidak buta-
bukanlah cinta. Sebenarnya hanya dengan sedikit perubahan redaksi atas calon
pemahaman yang akan dibenarkan, dalam hal ini cinta itu buta, aturan yang lahir akan
sangat berbeda. Contohnya, bila pemahaman SALAH SATU SIFAT CINTA ADALAH
BUTA telah disepakati sebagai kebenaran, seharusnya aturan yang lahir adalah jika
salah satu sifat cinta adalah buta, maka selain buta cinta juga memiliki sifat-sifat yang
lain, dari aturan tersebut, manusia akan lebih didorong belajar lewat mencari, karena,
jika salah satu sifat cinta adalah buta, maka selain buta cinta juga memiliki sifat-sifat
yang lain, lalu, apa saja yang termasuk sifat-sifat cinta”. Aturan yang lahir dari redaksi
kebenaran kedua lebih bersifat positif, olehnya seharusnya cara merumuskan kebenaran
pada contoh kedua diupayakan menjadi budaya dinegeri ini jika ingin melihat Indonesia
terus maju dan berkembang.

Perumpamaan tersebut hanyalah upaya mengantar kepada maksud memperkenalkan


kita pada aturan berpikir yang telah lama berlaku dan dinilai keliru oleh penulis. WANITA ITU
MULIA adalah pemahaman yang tentunya telah kita sepakati bersama sebagai salah satu
kebenaran. Permasalahan kemudian lahir ketika kerangka perumpaan pada contoh pertama
diatas telah terterapkan dalam kebenaran wanita itu mulia, sehingga menciptakan aturan
dengan bunyi jika wanita itu mulia maka -yang tidak mulia- bukanlah wanita. Aturan yang
lahir dari kekeliruan berfikir seperti ini tentunya akan sangat membantu mengembangkan pola
berkehidupan yang keliru pula. Dampak yang sangat jelas terlihat melalui cerminan perilaku
wanita secara umum dalam bentuk usaha keras menjauhi hal-hal yang menodai kemuliaannya.
Diawal kemunculannya, aturan berfikir seperti ini berjalan baik sebagai pembentuk perilaku
wanita yang benar-benar menuju kemuliaan. Perbedaan mulai terasa saat ini, ketika kemuliaan
yang sudah tertanam sejak lama dan mengendap sangat keras tersebut digunakan sebagai
alasan oleh wanita untuk membenarkan semua tindakan, walaupun, tidak menutup
kemungkinan didalamnya terselip tindakan salah. Aturan ini sangat membantu wanita menjadi
sosok yang kebal akan norma susila. Karena, jika pun telah terbukti melakukan kesalahan,
kepercayaan bahwa wanita itu mulia, maka -yang tidak mulia- bukanlah wanita akan kembali
menjadi dasar pembenaran bahwa kesalahan atau perlakuan yang tidak memperlihatkan sikap
Page | 41
-yang tidak mulia- yang dilakukan oleh wanita tersebut seketika menggugurkan norma susila
yang telah berlaku sebelumnya.

Sesungguhnya ketika ditemui seseorang yang dengan fanatic membenci salah satu
aliran kepercayaan tanpa mampu menjelaskannya secara mendetil sebab kebenciannya ialah
disebabkan oleh aturan yang dengan sadar atau tidak ditetapkan dalam alam fikirannya bahwa
salah salah satu aliran kepercayaan tersebut adalah salah dan harus dibenci.

Lewat salah satu perbincangan sengit yang lahir di desa Cikoang, kecamatan
Mangarabombang, kabupaten Takalar bersama beberapa rekan se-kuliah kerja nyata, penulis
menemukan indikasi perlakuan wanita (terhadap dampak dari lebih mengedepankan rasa
dibanding akalnya) yang merugikan dirinya sendiri pada khususnya dan seluruh makhluk
disekitarnya pada umumnya. Perdebatan bersama wanita selaku makhluk yang memiliki
pendengaran sangat sensitive senja itu, semakin mempertegas kecurigaan penulis tentang
betapa berbahayanya kerangka berfikir wanita saat ini.

Penulis:Okey.. okey, saya mengerti, tapi janganki marah dulu sebelum saya jelaskan
maksud statementku tadi…. Untuk membantu, sekarang coba jawab pertanyaan
saya..

Wanita :…………………………….

Penulis:-apa yang lebih kita suka ?, emas, berlian, mutiara, perak, atau besi putih..
(seraya mengarahkan pandangan kepada salah seorang wanita yang sejak awal
perdebatan selalu ngotot membela kaumnya)

Wanita :Kenapa lagi na lari ke perhiasan ?...

Penulis:Sudah.. tolong jawab saja, ada yang mau saya perlihatkan..

Wanita :Apa lagi yang mau diperlihatkan ?

Penulis:Jawab mi saja… nah…

Wanita :Hmmm.. iyo pale, besi putih..

Penulis:Nah sekarang, coba bayangkan kalau besi putih itu ada didalam kotoran.
Kotor sekali, tapi keliatanji sedikit bilang ada besi putih didalamnya.. mauki
kira-kira ambilki itu besi putih yang ada didalam kotoran ?

Page | 42
Wanita :Nda mauka..

Penulis:Kenapai ?

Wanita :Karena bukan punyaku.. hehehe

Penulis:Hehehe.. iyo pale saya ulangi pertanyaannya, sekarang, coba bayangkan kalau
ada muliat besi putih yang bukan punyanya orang didalam kotoran. Kotoran
yang sangat kotor, umpamakanlah kotoran manusia, tapi keliatanji sedikit
bilang ada besi putih didalamnya.. mauki kira-kira ambilki itu besi putih yang
ada didalam kotoran ?

Wanita :Nda..

Penulis:Kenapai ?, bukanji punyanya orang..

Wanita :Iyo kutauji.. tapi kan didalam kotoran… iii.. kan kotor

Penulis:Tapi sakira musukai besi putih ?

Wanita :Biar lagi kusukai, kalau kotor nda kusukami..

Penulis:Cuma karena kotornyaji ?

Wanita :Iyo kenapakah ?, umumji toh kalau orang tidak suka kotoran ?

Penulis:Iya.. umumji, tapi besi putihnya ?, apa Cuma gara-gara kotoran terus nda
mauki ambilki itu perhiasan yang kita suka ?

Wanita :Hmm.. iya

Penulis:Nah sekarang saya ganti redaksinya.. sepakatjiki toh kalau bilangka ilmu
pengetahuan itu penting dan harus didapatkan ?

Wanita :Iya

Penulis:Sepakatjiki toh kalau dimana pun tempatnya, ilmu pengetahuan itu harus
diusahakan sebisa mungkin didapatkan ?

Wanita :Iya

Page | 43
Penulis:Nah sekarang, bagaimana kalau ilmu pengetahuan itu ada didalam seseorang
yang bahasanya sangat kasar ?, saking kasarnya sampai nibilangiki apa tai,
penjajah, dll

Wanita :……………………………………

Penulis:Anggap saja kalau ilmu pengetahuan yang ada didalam itu orang yang tadi
kubilangi kasar sekali kalau bicara, Cuma ada di dia.. dia ji yang tau itu ilmu
didalam dirinya… tidak adapi orang lain.. bagaimana ?, masih maujiki
mendekat sama itu orang ?

Wanita :Masih mauja iya kalau mendekat… hehehe

Penulis:Hehehe… iyo pale bukan Cuma mendekat tapi belajar juga dari dia..
bagaimana, masih mauji ?

Wanita :………………………………..

Penulis:Inimi yang saya maksud, kalau perempuan itu, hampir selalu marah, padahal
sebetulnya hanya karena tidak bisanyaji terima keadaan kalau sebetulnya dia
itu salah..

Olehnya itu, sebelum melangkah jauh untuk membahas peran wanita sebagai penjajah
dalam pemaknaan sebagaimana yang tertera pada kamus besar bahasa Indonesia, terbitan Balai
Pustaka, edisi kedua, cetakan ketujuh, pembaca diminta untuk melepaskan segala bentuk
aturan-aturan yang dengan sadar ataupun tidak, telah bercokol dalam alam fikir pembaca.
Anda hanya perlu tetap membaca dan memahami maksud dari penjabaran peran wanita
sebagai sosok sang penjajah yang sebenarnya dalam hidup. Meski mungkin saja akan
muncul pertanyaan bagaimana mungkin kita dapat melepaskan aturan yang ada dalam alam
fikiran kita jika aturan tersebut terpasang secara tidak disadari ?, saya selaku penulis hanya
dapat meminta pembaca untuk mencari referensi yang terkait mengenai hal yang menjadi sebab
pertanyaan tersebut lahir. Pengungkapan mengenai adanya aturan yang terpasang dalam alam
fikiran kita dirasa, perlu untuk diangkat agar niat anda melepas buku ini dapat anda batalkan
sebelum tahu dan atau paham atas maksud dari penjabarannya. Perlu pula untuk dipahami
bahwa, kebiasaan manusia-manusia Indonesia yang suka menuntaskan perjalanan atas salah
satu konsentrasi pengetahuan hanya karena menemui hal yang tidak disepakati dalam salah
satu penjelasan konsentrasi ilmu tersebut adalah satu dari sekian banyak hal yang menjadikan

Page | 44
bangsa ini tetap terbelakang dalam kancah pergolakan internasional. Singkatnya belajarlah
untuk berani mencoba semua hal, tak terkecuali memahami hal yang “nampaknya” dibenci.

LANJUTAN PEMBAHASAN

Begitu menggelitik rasanya ketika hegemoni masih perlu mendapatkan tempat sebagai
salah satu tema sub pembahasan. Bukankah sebelumnya telah dibahas mengenai beragam
bentuk kerusakan yang telah dilahirkan dari wanita ?, kisah adam dan hawa misalnya,
penggalan kisah yang dijabarkan dengan sudut pandang penuh emosi dalam sendiri ternyata
menyakitkan ini sudah merupakan bentuk hegemoni pertama wanita yang diceritakan dalam
kitab suci salah satu kepercayaan, juga mungkin saja oleh kitab suci aliran kepercayaan lain
andai diketahui.

Akan tetapi, oleh pembaca yang mohon maaf, memiliki sudut pandang sempit dan
pola fikir dangkal tentu saja sub pembahasan ini akan dilewati sebelum memahami
maksud dari keikut sertaannya sebagai sub pembahasan.

Dengan kesimpulan sebagaimana disebutkan diatas bahwa hegemoni telah dibahas


sebelumnya dan sepertinya tidak perlu lagi untuk diketahui jika hanya untuk semakin
menyudutkan posisi wanita sebagai sosok sang penjajah tentunya melangkahi pembahasan ini.
Namun, akan beda jadinya jika kepicikan pola fikir mengenai hegemoni wanita tidak hanya
dinilai dari sejauh mana kerusakan yang telah dilahirkan. Bentuk dan metode yang dilakukan
wanita dalam menghegemoni seharusnya pula dianggap perlu, dalam penetapan sosoknya
sebagai penjajah.

Selain sebagai penanggung jawab utama pembentukan pola fikir seorang manusia
wanita, dalam era yang sedang gencar-gencarnya menyuarakan kesetaraan gender juga
menginginkan dirinya untuk terlibat langsung dalam upaya pencarian nafkah. Didorong oleh
berbagai alasan yang menurutnya menuntut wanita untuk tidak hanya bergantung pada kaum
lelaki. Mereka yang sebelumnya lebih menyibukkan diri bersama alat-alat rumah tangga mulai
keluar dan bermunculan menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya digeluti lelaki.
Sehingga tidaklah sulit kiranya ketika ditemukan seseorang pria ataupun wanita yang memiliki
sedikit keberanian dan kemampuan berfikir kritis untuk mengangkat sebuah realita tentang
pengaruh kaum wanita secara umum dalam pembentukan pola hidup lingkungan sekitar.

Wanita, begitu penting perannya hingga tidak salah jika dikatakan sebagai penanggung
jawab utama pembentukan pola fikir anak. Beberapa litertur menjelaskan mengenai peran
Page | 45
penting adu pandang seorang ibu dan anak yang terjadi pada masa penerimaan ASI, adalah
bentuk lain hegemoni yang dilakukan wanita terhadap kehidupan secara umum. Hegemoni
(wanita) dalam pengartian yang sebelumnya telah menemukan kesepakatan bahwa Kerjasama
antara dua pemegang peran kehidupan yang berbeda peran, guna saling berbagi hal
yang dianggap perlu dan dengan menampilkan sisi yang dinginkan sebagai pelaku
sejarah, dalam kurun waktu yang sama memberi pembenaran atas pandangan yang
menyatakan proses penerimaan ASI yang dilakukan antara seorang ibu dan anak adalah salah
satu bentuk contoh hegemoni.

Dengan ketetapan bahwa tubuh wanita adalah wadah untuk janin calon manusia, dan
pengawas langsung tumbuh kembangnya selama setidaknya 1 tahun pertama setelah dilahirkan.
Maka, setidaknya dengan peran setiap ibu atas anaknya wanita dapat dengan mudah
membentuk dunia seperti apa yang dibenarkan oleh watak yang mereka miliki. Kecurigaan atas
bentuk-bentuk tindak criminal yang terjadi merupakan efek dari trend yang dibentuk
oleh kaum wanita bisa saja benar. Dalam bedah kerangka berfikir mengenai wanita didiskusi
selanjutnya akan dibahas mengenai suatu forum yang dengan sengaja terbangun dari lirik
sebuah lagu tentang seberapa pantasnya seorang wanita mengutarakan cintanya kepada pria.
Tentu saja akan muncul beragam persepsi mengenai pantas tidaknya seorang wanita
mengutarakan cinta, dan untuk itu forum yang terbangun disebuah kursusan bahasa asing
bernama DAFFODIL, membagi dua siswa program STEP 1-nya, kubu yang menganggap
pantas dan yang berlawanan pendapat tentunya. Agar dapat lebih terarah pembahasan
mengenai alotnya forum tersebut akan dibahas dalam bab tersendiri, namun sebuah realita akan
dilirik lewat forum ini. Bahwa, selain dalam perannya sebagai seorang ibu, wanita dalam
pemahaman umum yang diartikan secara berjamaah akan tetap mejadi arah atau tujuan
bukannya menjadi pelaku dalam hal cinta. Sebagaimana kisah romeo – Juliet dan layla -
majnun, peran wanita adalah sebagai penentu arah kisah. Ketika majnun dihadapkan kepada
sang raja dan ditanya apa yang menyebabkan dirinya begitu tergila-gila terhadap layla dia
hanya menjawab;

Andai saja raja memiliki mata yang sama seperti yang saya punya dan digunakan
untuk melihat layla maka saya yakin raja pun akan bersikap sebagaimana saya saat
ini…..

Memang tidak sepenuhnya benar kenyataan yang coba untuk diangkat, tentang peran
wanita sebagai penjajah. Akan tetapi, jika tidak dengan demikian maka wanita tidak akan

Page | 46
pernah sadar akan hegemoni yang telah mereka lakukan dan dengan alasan itu pula hegemoni
itu tidak akan pernah berhenti, meski hanya untuk sekedar singgah dan memberikan kesadaran
atas kedua belah pihak (pria dan wanita) atas bahaya yang menunggu dimasa depan. Tanpa
bermaksud mengedepankan salah satu aliran kepercayaan, Muhammad bin Abdullah tokoh
yang di nomor satukan oleh Michael h. hart dalam buku 100 tokoh paling berpengaruh didunia
dan diyakini sebagai nabi terakhir dalam islam tersebut memberikan nasehat yang sangat
ringkas pada detik-detik terakhir wafatnya dengan 3 kali menyebutkan annisa (wanita), dan
beberapa nasehat lain semasa hidupnya;

 Wanita adalah tiang Negara


 Jagalah wanita sebagaimana fitrahnya sebagai tulang rusuk (diyakini oleh
penganut salah satu aliran kepercayaan) bila didiamkan akan tetap bengkok dan
bila dikerasi akan patah.

WANITA DAN TINGKAH LAKU SOSIAL

Pernahkah anda mendengar istilah rantai kehidupan ?, layaknya rantai makanan, rantai
kehidupan ialah rangkaian tingkah laku sosial yang menjadi runutan kerjasama atas perlakuan
beberapa pengambil peran dalam kehidupan, guna menjaga kestabilan perputaran kebutuhan
dalam hidup. lebih dipertegas dalam pemaknaan lain, rantai kehidupan merupakan penjabaran
hukum sebab-akibat.

Tentunya, pengikut-sertaan rantai kehidupan dalam penjelasan ini semakin


memperkerut kening para pembaca. Mengapa tidak, bila gugatan terhadap wanita mau dikait-
kaitkan pula bersama hukum sebab akibat dan istilah rantai kehidupan yang tidak jelas
pemaknaannya. Bukankah ini semakin memperjelas gugatan terhadap wanita yang dilayangkan
dalam buku ini terlalu dipaksakan ?. lantas, jika benar kemungkinan kecurigaan pembaca
tersebut, apa –yang semoga selalu dihormati- para pembaca akan berhenti membaca buku ini ?,
dan menyampaikan berita yang tentunya menurut pembaca akan sangat merugikan penulis
kepada orang lain ini ?.

Betul-betul sebuah perencanaan kerja yang justru merugikan diri sendiri. Toh
kemudian, jika pembaca melakukan apa yang sebelumnya telah diprediksikan oleh penulis
diatas, apa benar akan merugikan penulis, jangan sampai malah sebaliknya. Atau mungkin –
yang semoga selalu dihormati- para pembaca sudah akan meletakkan buku ini sekarang ?,
okey.. okey, maaf saya salah, bukan meletakkan tapi melemparnya kedalam tempat sampah.

Page | 47
Lantas setelahnya apa yang akan anda lakukan?, kembali melanjutkan rutinitas hidup dengan
pola pikir sebagaimana sebelum membaca buku ini ?, dengan pola pikir yang sebelumnya
pembaca telah temukan hinaan didalamnya ?, hinaan yang sudah pembaca temukan dan
sepakati kebenarannya didalam buku ini pada bab sebelumnya ?. (jika anda benar
melakukannya) luar biasa…. Selamat anda telah menjadi sebab hancurnya negeri ini dimasa
depan !!!.

Page | 48
WANITA AKAN BENCI BUKU INI

Sebelumnya permohonan maaf yang mendalam penulis sampaikan kepada rekan


sejeniskelamin, para lelaki dikarenakan bab ini hanya berisi pertanyaan kepada wanita. Sebagai
gantinya jika anda adalah lelaki yang telah berpasangan saya sarankan untuk meminta
pasangan anda mengisi kolom jawaban atas pertanyaan yang tertulis, dan jika anda lelaki yang
belum berpasangan dan memiliki hubungan yang baik bersama wanita mintalah salah satu
teman wanita anda mengisi kolom jawaban buku yang telah anda miliki ini. Akan tetapi, jika
anda adalah lelaki yang belum berpasangan dan tidak memiliki hubungan yang baik tehadap
lawan jenis anda, penulis sarankan untuk menyuarakan gugatan buku ini dalam diskusi-diskusi
yang juga didalamnya dihadiri oleh wanita dengan tanpa mengurangi semangat emansipasi
lelaki yang telah diupayakan tertuang dalam rasa yang ada pada buku anda ini. Selamat terkejut
dengan rangkaian jawaban anda atas pertanyaan dibawah ini:

1. Benarkah anda adalah wanita secara fisik maupun jiwa ?


a. Ya
b. Tidak

2. Seberapa jauhkah anda memahami buku ini ?


Jelaskan:
………………..………………………………..
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………..…………………………

3. Berapa kali anda menamati buku ini?


a. 1 sampai 3 kali
b. 3 sampai 5 kali
c. 5 sampai berkali-kali

Page | 49
4. Apa yang anda rasakan setiap kali membaca buku ini ?
a. Tidak ada
b. Marah
c. Sedih
d. Bahagia
e. Tidak ada jawaban pada pilihan

5. Menurut anda, Apa sebab dari hal yang anda rasakan tersebut ?
Jelaskan :
………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Page | 50
……………………………………………………………………………………
…………………………
6. Selain pada bab latar belakang gugatan (cahaya Mayda), apakah anda menemukan
bagian yang tidak masuk akal dalam buku ini ?
a. Ya
b. tidak

7. Pada bagianmana anda menilai tulisan penulis tidak masuk akal ?


a. Sekapur Sirih
b. Pesan Untuk Para Lelaki
c. Sendiri Ternyata Menyakitkan
d. Bukankah Pengalaman Guru Terbaik ?
e. Kelaminometer
f. Tuhan* Mereka Bukan Tuhan;
g. Mereka Benci Poligami
h. Sosok Sang Penjajah;
i. Kumpulan Forum Upaya Penyempurnaan Ide
j. Kakanda ninu’
k. Surat Gugatan Untuk Mahkamah Jiwa

8 Apa dan kenapa bagian dari bab tersebut menurut anda tidak masuk akal ?
Jelaskan :

………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

9 Sepakatkah anda ketika penulis berkata; selain kemungkinan buku ini tidak masuk akal
masih ada kemungkinan lain?, yaitu ketidakmampuan anda menerima kenyataan bahwa

Page | 51
anda telah digugat, yang mungkin lebih terasa jika penulis menggunakan kata
“direndahkan”.
a. Sepakat
b. Tidak sepakat
c. Tidak mengerti

10 Jika tidak, apa alasannya ?

Jelaskan :

………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

Page | 52
MAAF

(aku belum membenci wanita)

Untuk siapa saja yang merasa nantinya penulis harus memohonkan maaf, bab ini
ditujukan. Sengaja ditempatkan lebih awal sebelum melampirkan surat gugatan kepada
mahkamah jiwa, penulis berharap lewat karya ini dapat membantu merubah arah pemikiran
wanita ketempat yang seharusnya, diupayakan melalui permohonan maaf terlebih dahulu agar
-yang semoga saja selalu dihormati- para pembaca, dapat kembali mendingin setelah mudah-
mudahan mampu menamati buku ini. Tidak lebih dari sekedar merencanakan pembaca sekalian
untuk dapat lebih memahami gugatan ini sebagai upaya perluasan wilayah khasanah ilmu
pengetahuan di Indonesia pada khususnya dan planet bumi pada umumnya. Sederhananya,
nilailah tulisan ini menggunakan akal, bukan rasa.

Atas penulisan beberapa kata-kata yang secara umum telah mendapatkan kesepakatan
gelar sebagai kata-kata kasar dan mungkin agak tabuh untuk diperbincangkankan, permohonan
ini diarahkan. Semoga penjelasan mengenai penggunaan kata-kata kasar yang telah
sebelumnya penulis sisipkan pada bab pesan untuk para lelaki dan akan kembali dipertegas
lewat kumpulan forum upaya penyempurnaan ide, telah dan akan ditelaah dengan baik.
Sehingga, terkait mengenai alasan penggunaan kata-kata kasar pada bab ini cukup untuk
dimohonkan maaf saja.

Selanjutnya, diarahkan kepada tiap-tiap orang, komunitas, aliran kepercayaan, serta


kaum tertentu yang lewat buku ini merasa dirugikan, direndahkan, ataupun dihina, pun
memberikan jawaban atas sebab bab ini, oleh penulis, dirasa perlu dilampirkan.

Atas sikap penulis selama proses penulisan berjalan, kepada mereka yang penulis
serahkan menilai diri sendiri sebagai teman, musuh, ataukah sekedar simpatisan, sebagaimana
tiga sebab sebelumnya permohonan maaf ini diberikan. Assalamu’alaikum, salam sejahtera,
dan semoga tuhan selalu bersama kita.

Page | 53
KUMPULAN FORUM UPAYA PENYEMPURNAAN IDE

Setelah coba dijelaskan sebelumnya pada ucapan terima kasih, dengan harapan
pembaca mampu lebih meresapi kehati-hatian ekstra yang terjadi selama penulisan buku ini,
berikut ini adalah beberapa mimbar, sidang, dan atau majelis yang dianggap mampu mengikis
konsep awal penulisan sehingga dapat menyandang gelar layak baca dan terjadi semenjak ide
menggugat wanita lahir sampai dengan berbentuk karya ilmiah seperti apa yang telah pembaca
pegang saat ini:

Forum 1 (Makassar, sulsel, awal tahun 2008)

Adi : apa lagi itu mukerja ?,

Penulis : menuliska’, nda muliat I ?

Adi : ba.. kutauji bilang menulisko, tapi setahuku kau bukan mahasiswa tahun ketiga
yang cukup untuk dibilang rajin kerja tugas dan masuk kuliah, apalagi menulis ???

Penulis : mauka bikin buku

Adi : iyokah ?, masa… selamat nah.. hahaha

Penulis : …………………….

Adi : apa bede judulnya ?

Penulis : aku menggugat wanita

Adi : weits… pantasan sampe putar lagu… sudah cuma satu yang diulang-ulang, lagu
sedih pula

Penulis : ……………………..

Adi : kuliat coba…

Penulis : nih…….

Adi : lebay…. Kentara sekali ditulis sama orang patah hati

Page | 54
Penulis : belumpi jadi itu bro… inie calon daftar isinya, sengajaka memang kasi’ kentarai
patah hatinya dibagian awal tapi selanjutnya…… lihat sendirimi saja nanti jadinya
deh…

Adi : whuuu… panas panas, adaji itu penerbit yang mau terima tulisan seperti ini ?

……………………………………………………………………………………………………

Dalam perjalanannya, ide aku menggugat wanita ini telah dimenangkan penulis dalam
menjawab beberapa pertanyaan yang menciptakan semacam perdebatan alot. Forum pertama
yang telah dilampirkan diatas dianggap sangat berpengaruh dan mendapatkan kelayakan untuk
diangkat kembali. Penulis akui, hal mendasar yang mendorong untuk terciptanya ide aku
menggugat wanita adalah pengalaman pribadi yang sangat memungkinkan para pembaca
sekalian diantar pada argument bahwa buku ini terlalu objektif dan berani dengan dasar
keobjektifannya tersebut “mengklaim kebenaran”. Merupakan hal yang sangat wajar ketika hal
tersebut terjadi atau bahkan membudaya diwilayah yang telah menjadi daerah kekuasaan
wanita.

Pertanyaan yang diberikan oleh seorang mahasiswa tahun ketiga disalah satu perguruan
tinggi Makassar bernama lengkap suryadi supardi yang notabenenya adalah sahabat penulis
mengenai kelayakan penerbitan karya patah hati ini dinilai sangat membelokkan arah penulisan
aku menggugat wanita. Meskipun benar adanya jika melihat pembicaraan diatas, pertanyaan
saudara yang lebih akrab dipanggil adi tersebut sangatlah sedehana dan bisa saja dipertanyakan
pula oleh manusia lain. Namun, ditinjau dari posisinya sebagai orang dan forum pertama
selama penulisan aku menggugat wanita berjalan, maka adi dianggap menjadi manusia pertama
dalam proses penulisan aku menggugat wanita yang mengharuskan penulis meneliti lebih
dalam lagi tentang wanita. Dengan kalimat lain, melalui pertanyaan sedehana yang mungkin
malah tidak diketahui oleh adi sendiri tentang dampaknya yang luar biasa tersebut, dia telah
memaksa penulis memasukakalkan alasan-alasan “aku pantas menggugat wanita”.

Olehnya, kepada saudara suryadi supardi yang entahlah dimana kau sekarang, penulis
menyampaikan, terimalah kasihku dalam bentuk karya ilmiah yang didalamnya terdapat
pengaruhmu ini dengan senyum lebar, efek dari pertanyaan yang sepertinya kau sendiri tidak
akan mengira saat itu dapat berdampak se-luar biasa ini. Semoga tuhan selalu bersamamu
kawan….

Page | 55
Forum 2 (tulung rejo, pare, Kediri, jatim 25 juli-10sept 2008)

Repeat after me….. civilization, beriring setelahnya paduan suara para lelaki penghuni
asrama bernama lagaligo bergemuruh… CIVILITATION, (seorang pria berperawakan
kental sulawesi dengan bulu hitam yang menggunung diatas matanya kembali
memerintahku, asgar, fidel, dawang dan penghuni asrama lain mendiktenya) once
again, repeat after me civilitation……. (paduan suara bernada khas kembali berdentang
mengikuti panduan Daniel, nama pria pemilik senyum manis itu) CIVILIZATION.

Oh iya, sesbelumnya, penulis berada ditempat yang berjarak 24 jam perjalanan dari
Makassar ini setelah beberapa minggu sebelum tanggal 25 juli 2008 memutuskan ikut menjadi
actor dalam mimpi asgar dan fidel belajar bahasa inggris yang akan terbukti pada tanggal 18
juli 2008, setelah ujung kresek yang berisikan tiket kapal penumpang Kirana telah dalam
genggaman.

-Pertengahan juni 2008… 10% kerampungan aku menggugat wanita

Pukul 07.09 WIB

Fidel : (duduk didepan laptop milik tembong dengan mimic yang sangat serius tanpa
sedikit pun bersuara)

Penulis: bokep mi seng….

Fidel : …………………………………………………………………………………...

Pukul 07.25 WIB

Fidel : (telah berganti gaya duduk, namun masih tak berusara dan dengan mimic yang
sangat menantang laptop)

Penulis: sudah-sudahmi itu, kedapanki pergi duduk-duduk, banyak dongo didepan yang
nyata, bukan rekaman.. hehehe

Fidel : …………………………………………………………………………………...

Pukul 08.00 WIB


Page | 56
Fidel : (beluma terjadi perubahan berarti)

Penulis: nda ada programmu hari ini ?

Fidel : ha… (menoleh kaget kearahku), iyo di.. jam berapa mi inikah ?

Penulis: jam delapan

Fidel : waduh,… (lalu mematikan laptop dan bergegas mengambil sepedanya menuju
kelas)

Penulis: …………………………………………………………………………………...

-Setelah jam menunjukkan pukul 09.00 penulis pun menuju kelas pronountation yang telah
dibuka sejak lama oleh kursusan Daffodil, berjarak kurang lebih 10 ayunan kaki pada pedal
sepeda ontel dari lagaligo-.

Malam harinya, dalam kamar Australia, asrama lagaligo

Tembong :liat coba bagian atasnya, ada juga itu kisahnya jojo itu, penyanyi
eropa, yang pacaran sama nda kuingat juga siapa lagi namanya
itue… kalau mau dilihat tampangnya.. behh.. jauh sekali dari
yang bisa dibayangkan… cantiknya lgi itu jojo, curigaka saya
karatak ki itu jojo.

Fidel : ini di.. (seraya memainkan tangannya dipermukaan roller


mouse)

Tembong : hmm (menoleh kearah fidel), iyo itumi..

Penulis : (ikut nimbrung walau terlambat) ih.. apa ini.. liat bede judulnya

Tembong :trik-trik mendapatkan hati wanita (dengan gagah


memperlihatkan dirinya yang terbukti memiliki pengetahuan
lebih)

Penulis : o….. ini yang muliat tadi pagi fidel ?, pantasan kayak nonton
bokep seriusnya..

Fidel : hehehe… iya

Page | 57
Penulis : (tersentak karena membaca)

Fidel & tembong :kenapai ?

Penulis : oh iyo paeng, belum pernah pi pale kuceritakanko di ?...

Menuliska buku, judulnya saya kasih nama aku menggugat


wanita

Fidel :masssu’na ?

Penulis : menuliska sekarang buku, ada disitu-didalamnya lemariku


kutaro buku yang kutulis, baru sedikit iya memang jadinya.. tapi
isinya tentang tingkah laku perempuan yang mau kugugat.

Fidel & tembong : ka buku patah hati inie…

Jika pada forum lampiran sebelumnya adi secara sadar atau tidak telah memaksa penulis
menyusun aku menggugat wanita dengan dasar ilmiah agar mendapat alasan harus diterbitkan
berbentuk buku, maka asgar dengan idenya mengunjungi desa pare, kecamatan tulung rejo,
kabupaten Kediri, provinsi jawa timur, Indonesia, yang terkenal dengan kursusan bahasa
inggrisnya, azwar fadlan alias fidel dengan keinginannya yang besar untuk berubah menjadi
pria yang mampu meluluh lantahkan hati wanita, ahmad ogan alias tembong melalui laptop
milik pacarnya yang berisi artikel berjudul trik-trik mendapatkan hati wanita, dan Muhammad
dawang sebagai pelengkap yang menyusul kePare beberapa minggu setelah aku, asgar dan fidel
tiba disana, melaui pertemuan kami diperbincangan artikel trik-trik mendapatkan hati wanita,
dalam penuh kesadaran oleh penulis dinyatakan telah ikut membantu mengarahkan ide aku
menggugat wanita menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Perbincangan yang terjadi didalam kamar bernama Australia malam itu menyisahkan
pertanyaan yang mendasar bagi penulis tentang apa maksud sebenarnya aku ingin menggugat
wanita, jika ternyata pria punya trik untuk mendapatkan hati wanita ?. akhirnya, penulis
mengakui pria melalui seonggok triknya sangatlah licik dan lumayan layak untu mendapat
gelar “tai kucing”, namun, pengakuan ini tidak lantas memberhentikan penulis menghentikan
kegiatannya. Hasilnya rampunglah bab yang penulis beri judul bukankah pengalaman guru
terbaik.

Page | 58
Selanjutnya, untuk kalian (asgar, fidel, tembong, dan dawang) yang saat ini bisa berada
dimana saja, terima kasih yang mendalam penulis haturkan. Semoga tuhan selalu bersama
kalian.

Forum 3 (bone, sulsel, awal tahun 2009)

Pegal sangat, terasa rahang dan pipi ini kala itu, kala hujan mengantarku pulang kerumah
setelah orang tua ka’ ninu’ berkata :

keluari de, kalau nda salah ada kayaknya seminarnya, nanti malampi mungkin baru
datang.

Masih sementara membelah butiran air langit, senyumku tak henti-hentinya tersibak
mempertontonkan gigi yang terasa kering, ungkapan rasa bahagia yang sangat pengaruh
kesadaran atas 40% bagian dari aku menggugat wanita telah rampung. Amat ingin
kuperlihatkan kepada guru bahasa Indonesiaku saat masih duduk dibangku sekolah menengah
keatas tiga tahun yang lalu sebagai bentuk kebanggaan diri atas kerja keras selama setahun.
Meski saat berkunjung kerumahnya beliau sedang keluar dan kala pulang senyumku disambut
hujan, kebanggaan ini tak lantas ikut luntur bersama guyuran air langit.

Penulis : O.. iye’.. kalau datangi pale sebentar tolong kasih ini bu (seraya
kuserahkan pada ibu kak ninu’ satu rangkap karyaku yang dicovernya
kuberi judul aku menggugat wanita volume 1), sebentar malampi baru
kesini ka lagi.

Ibu kak ninu’ : ye’ ?.. oh.. iye’, sebentarpi saya kasihki kalau datangmi

Penulis : terima kasih pale bu’ di.. mari bu..

` ibu kak ninu’ : iye…

selanjutnya, perjalanan pulang berakhir ketika hanya sehelai handuk membalut tubuh dan
meletakkan sepenuhnya zirahku dalam ember.

Pukul 08.00, dihari yang sama ketika senyumku tak juga kunjung melemah..

Page | 59
Tok.. tok… tok…. (lantunan ketukan pintu seprti umumnya, seolah telah disepakati)

Suara wanita : siapa ?

Penulis : Umar bu…

Ka’ ninu’ : (sembari membuka pintu) eh.. umar, siniki masuk..

Pebulis : iye’.. wah menggangguka kayaknya ini bu’

Ka’ ninu’ : anu, tadi siang ada kegiatanku diluar….

Penulis : O… (seraya mengikutkan senyum terhangat yang bagiku sudah hambar


rasanya hari ini)

Ka’ ninu’ : O iya.. tulisanta, sebentar dulu di’, saya ambil..

Penulis : iye’ bu.. (terbersit dalam hati sedikit rasa kecewa menyaksikan karya
yang begitu ingin kubanggakan ternyata dilupakan)

Ka’ ninu’ : wah.. luar biasa ini mar… (komentarnya sambil berjalan dari salah satu
kamar yang terlihat dari ruang tamu dan memegang jilidan kertas aku
menggugat wanita volume 1). Tapi kayaknya masih agak kasar
bahasanya

Penulis : kalau untuk bahasa yang kita maksud kasar sengaja ka memang bu’,
rencananya kata-kata kasarnya memang saya pasang karena
rencananya disitumu nanti umpannya… kan kalau dimakanmi
umpannya bisa mi ki diskusi atau sekalian debat membahas benar ji kah
kesalahan-kesalahan wanita yang saya pake jadi alasan menggugat itu
(belaku tak mau kalah)

Ka’ ninu’ : hehehe… beranimi di……………………………………………………….....


anu mar.. kalau saya lihat ini tulisanta sepenuhnya sudah benar, tapi,
yah.. begitulah wanita, saya sebagai wanita mengaku tidak sanggup
mengakui diri kalaupun diangkatkanmi didepanku cermin..

Penulis : hehehe (tertawa kecil menghargai ka’ ninu’ meski menahan sesuatu
yang berontak ingin bicara dalam kepalaku)

Page | 60
Setelah pamit dan berjanji dalam hati akan membuktikan keseriusanku menulis dengan
menerbitkan aku menggugat wanita, kembali kutuntun sepeda motor pulang dengan seonggok
pertanyaan atas kenyataan yang dengan polos dituturkan oleh ka’ ninu’. Bahwa bukan hanya
karena kata-kata kasar, ternyata, kebenaran pun akan sulit diakui oleh wanita jika itu
mencerminkan sosok aslinya.

Pembicaraan ini seharusnya dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca sebagai
forum yang berpengaruh atas penentuan arah penulisan aku menggugat wanita. Dampaknya
tersirat dalam hamper seluruh bagian dari buku ini, ka’ ninu’, lewat pertanyaannya, telah
meminta sebelumnya kepada penulis agar berusaha sehalus mungkin menggugat wanita.

Page | 61
Kakanda ninu’

Adalah seorang wanita hebat keempat setelah ibunda Hj. Marwah, nenenda Ny. Sakka
(ibu kandung dari ayah), dan nenenda Ny. A. Asmi (ibu kandung dari ibu) yang awalnya
kutemui dalam perjalanan hidup sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia.

Dengan alasan :

1. Sebagai wanita dewasa single pertama yang kukenal, beliau mampu :


a. Menahan diri untuk tidak lebih menggunakan hati terlebih dahulu sebelum
akalnya, meski terkadang tidak mampu menahan dirinya untuk tidak menangis
di depan umum.
b. Tetap berdiri mempertahankan kebenaran di tempat yang sama dan dalam waktu
yang lama meski pada akhirnya harus lebih memilih keluar dari tempat tersebut.

2. Sebagai guru sekolah menengah keatas wanita single pertama yang kukenal, beliau
mampu :
a. Mempertahankan kemuliaannya sebagai wanita yang memiliki kekuasaan
membentuk pola pikir peserta didiknya dengan tetap mengakui dan
mempertahankan kemuliaan lelaki.
b. Selalu mendukung ide gila penulis yang saat saat masih dibangku sekolah
menengah keatas tergolong siswa pembangkang. (bukan berarti bahwa
dukungannyalah yang menjadikan penulis siswa pembangkan).
c. Memperlihatkan kasih sayangnya tulus yang terbingkai oleh niat mendidik

Page | 62
Surat Gugatan Untuk Mahkamah Jiwa

Makassar, 10 mei 2010

Perihal : Gugatan .- KEPADA YTH,

JURI MAHKAMAH JIWA KEHIDUPAN

DI-

TEMPAT

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini ;


----------------------------------------------------------------- lelaki --------------------------------
warga bumi, pekerjaan berfikir, bertempat tinggal diplanet bumi galaksi bima sakti

Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ;

Dengan ini mengajukan gugatan terhadap Wanita , berkedudukan dimuka bumi ;

TENTANG POSISI PERKARA PADA POKOKNYA

DAPAT DIURAIKAN SEBAGAI BERIKUT ;


1. Bahwa penggugat sebagaimana yang telah dijelaskan dalam aku menggugat wanita,
telah menemukan kebenaran lewat pengkajiannya bahwa ;
a. Wanita lebih mengedepankan tampilan luar lelaki.
b. Wanita tidak menghormati pengalaman sebagai guru terbaik.
c. Wanita telah dan ikut berperan serta dalam pembentukan pola hidup social
yang menuhankan dirinya.
d. Wanita membenci poligami.

Page | 63
e. Wanita, dengan menggunakan gerakan emansipasi wanita sebagai alasan
menjajah kaum pria ;
2. Terlihat dalam kasus wanita lebih mengedepankan tampilan luar lelaki, wanita tidak
menghormati pengalaman sebagai guru terbaik, wanita telah dan ikut berperan serta
dalam pembentukan pola hidup social yang menuhankan dirinya, wanita membenci
poligami, dan wanita dengan menggunakan gerakan emansipasi wanita sebagai
alasan menjajah kaum pria, adalah terjadi karena suatu upaya pemusnahan
kekuasaan lelaki ;
3. Berhubung karena adanya tindakan wanita yang merupakan suatu upaya
pemusnahan kekuasaan lelaki maka hal tersebut pihak penggugat telah
melaporkannya kepada yang berwajib atau kepada pehiak juri mahkamah jiwa dan
telah diproses melalui membaca buku aku menggugat wanita dalam perkara pidana
upaya pemusnahan kekuasaan lelaki sebagaimana putusan pidana no: ……../pts.pid.
……../……../PEMBACA, tanggal …….., yang antara lain amarnya berbunyi ;

“menyatakan bahwa terdakwa wanita secara masuk akal telah bersalah


melakukan tindak pidana upaya pemusnahan kekuasaan lelaki.” ;

4. Bahwa dengan kejadian yang menimpa diri penggugat ini, penggugat telah beberapa
kali mendatangi tergugat dan menyampaikan persoalan ini ;
5. Bahwa sungguh penggugat dikagetkan setelah menemukan kebenaran-kebenaran
terkait upaya yang dilakukan sepertinya tanpa disadari oleh wanita dalam
memusnahkan kekuasaan lelaki ;
6. Bahwa dengan terdengarnya pemberitahuan penggugat harus mengaku tidak
mampu mendapatkan hati wanita untuk disadarkan atas kesalahannya tersebut
sungguh penggugat merasa sangat disudutkan dalam kehidupan, olehnya
berdasarkan seluruh aturan formal maupun non formal dalam berkehidupan, seluruh
aturan tersebut tersebut dapat dijadikan dan memenuhi kriteria sebagai obyek pada
pengadilan mahkamah jiwa ;
7. Bahwa tindakan tergugat didalam memperlihatkan kekebalan dirinya atas seluruh
norma kehidupan yang ditindak lanjuti dengan upaya pemusnahan kekuasaan lelaki
yang dapat berdampak pada kehancuran suatu bangsa, adalah merupakan perbuatan
yang sewenang-wenang ;
8. Bahwa tindakan tergugat tersebut selain merupakan perbuatan sewenang-wenang,
juga telah melanggar azas-azas umum berkehidupan yang baik, karena seyogianya
Page | 64
mempertimbangkan keberatan-keberatan dan alasan penggugat seperti dikemukakan
diatas, ternyata tidak diindahkan, langsung saja mengeluarkan pernyataan
penggugat tidak mampu mendapatkan hati wanita untuk disadarkan atas
kesalahannya ;
9. Bahwa dengan akan dilaksanakannya upaya pemusnahan kekuasaan lelaki, maka
akan berakibat merugikan penggugat, dan karena itu penggugat memohon kepada
juri mahkamah jiwa yang terhormat, agar berkenan mengeluarkan keputusan
bersalah atas tindakan tergugat ;

Berdasarkan uraian-uraian dan alasan hukum yang dikemukakan diatas, dimohon


dengan hormat kehadapan juri mahkamah jiwa, agar berkenan menjatuhkan hukuman
sebagai berikut ;

1. Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya ;


2. Menyatakan bersalah tindakan tergugat berupa ;
a. lebih mengedepankan tampilan luar lelaki.
b. tidak menghormati pengalaman sebagai guru terbaik
c. telah dan ikut berperan serta dalam pembentukan pola hidup social yang
menuhankan wanita
d. benci poligami
e. dengan menggunakan gerakan emansipasi wanita sebagai alasan menjajah
kaum pria ;
3. Memerintahkan kepada tergugat untuk mencabut pernyataan “penggugat harus
mengaku tidak mampu mendapatkan hati wanita untuk disadarkan atas
kesalahannya tersebut” ;
4. Memerintahkan tergugat untuk menyepakati teori kelaminometer sebagai solusi
atas persengketaan ini ;
5. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkaran yang timbul dalam
sengketa ini ;

Demikian gugatan ini dan atas perkenannya diucapkan terima kasih ;

Hormat penggugat

Page | 65
lelaki

SURAT KUASA

yang bertanda tangan dibawah ini ;

LELAKI, warga bumi, pekerjaan berfikir, alamat planet bumi galaksi bima sakti,

Dengan ini memberi kuasa kepada ;

Oemark al-faroeq

KHUSUS

Bertindak untuk dan atas nama hak serta kepentingan pemberi kuasa selaku penggugat dalam
perkara kehidupan, melawan ;

WANITA

Berkedudukan diplanet bumi galaksi bima sakti sebagai TERGUGAT

Berkenaan dengan pemberitahuan penggugat harus mengaku tidak mampu mendapatkan hati
wanita untuk disadarkan atas kesalahannya.

Untuk itu penerima kuasa berhak dan berwenang membuat/menanda tangani serta mengajukan
gugatan, perbaikan gugatan, menghadap pada mahkamah jiwa, atau sidang-sidangnya,
mengajukan replik, mengajukan alat-alat bukti baik tertulis maupun saksi,
menolak/menyangkali bukti-bukti yang diajukan oleh pihak lawan, menyatakan
banding/kasasi, membuat/menanda tangani memori banding/kasasi, kontra memori
banding/kasasi, menghadap pada juri mahkamah jiwa, membuat semmasi/teguran, mengadakan
perundingan atau perdamaian, serta melakukan segala sesuatu yang penting dan berguna, demi
kpentingan pemberi kuasa dalam arti seluas-luasnya, suatu dan lain hal dengan hak substitusi.

Makassar, 14 mei 2010

Penerima kuasa; pemberi kuasa,


Page | 66
materai

Oemark al-faroeq lelaki

SEMPURNA

Kali ini penulis akan kembali mempertegas maksud dan tujuan dalam pencantuman
beberapa hal yang dalam pengamatan penulis, sepertinya akan mendapatkan kritikan.
Mengenai penulisan beberapa kata yang tergolong tabuh, kasar, dan kotor. Namun, bukan
lantas berarti dengan dicantumkannya bab ini penulis tidak menerima kritikan lain diluar apa
yang terprediksikan.

Setelah membaca hamper seluruh bagian dari buku yang yang terlampir sebelum bab
ini, diharapkan pembaca telah mengalami pergeseran cara pandang dan berfikir. Sehingga telah
mampu menerima alasan yang sesungguhnya melatarbelakangi penulis mencantumkan kata-
kata tersebut. Dalam artian para pembaca telah mampu merengkuh kenikmatan kemerdekaan
berfikir melalui buku ini, penulis sampaikan, bahwa sedikitpun tidak pernah terfikirkan oleh
penulis untuk meladeni komentar tentang penggunaan kata-kata kasar dengan merubahnya
menjadi sedikit ataupun lebih, halus dari sebelumnya.

Bukan berarti pula bahwa penulis gemar menggunakan kata-kata kasar, atau malah
berwatak asli kasar sebagaimana yang mungkin telah dicurigai oleh -yang semoga selalu
dihormati- pembaca sekalian. Semata-mata hanya karena dilatar belakangi penulis ingin
mencuri perhatian para pembaca dengan memancing emosilah pengunaan kata-kata kasar
tersebut menjadi sedemikan kokoh terpasang pada rangkaian kalimat seperti yang dengan
mudah dapat ditemukan disela beberapa bagian didalam buku ini. Penulis meyakini, jika emosi
pembaca telah tepancing maka, pembaca akan melakukan beberapa hal yang dalam prediksi
penulis bersifat positif terhadap upaya perbaikan kerangka berfikir wanita kearah yang semoga
saja benar lebih baik, diantaranya adalah;

 Membanting, melempar, meletakkan atau tindakan serupa lainnya, sebagai wujud


kesal terhadap bagian tertentu yang telah dibaca. Hal ini dianggap positif karena
dapat memicu perhatian lingkungan sekitar pembaca yang melakukan tindakan
tersebut, dan menyisahkan pertanyaan kepada siapa atau apa saja yang melihatnya,
sehingga mendorong saksi atas kejadian tersebut membaca buku ini jika mampu.

Page | 67
 Mencaci, memaki,atau tindakan serupa lainnya, sebagaimana tindakan sebelumnya,
perlakuan ini juga merupakan perwujudan rasa kesal terhadap bagian tertentu yang
telah dibaca. Bedanya, hal ini deianggap positif karena :
 Apabila pembaca tergolong orang yang tidak gemar berdiskusi dan jarang
melakukan tindakan tersebut dapat menjadi renungan saat dirinya telah kembali
fresh.
 Apabila pembaca tergolong orang yang gemar berdiskusi, maka dirinya akan
segera bergerak menciptakan diskusi yang berdasar pada buku ini.

 Tetap membaca buku ini dan melatih kesabarannya dengan kembali lebih seksama
membaca. Tentunya tindakan inilah yang diharapkan penulis dilakukan oleh para
pembaca karena dengan tindakan tersebut pembaca akan dengan sendirinya tiba
pada bab ini dan menemukan alasan sesungguhnya penulis membumbui buku ini
dengan kata-kata kasar.

Setelahnya masih tersisa satu bentuk respon pembaca usai tiba pada bab ini. Tindakan yang
juga ter-endus akan dilakukan oleh pembaca. Meski, tindakan terakhir pada uraian diatas
merupakan respon yang sangat diharapkan oleh penulis terjadi. namun, dengan sengaja penulis
tempatkan pada bagian ini, respon terakhir yang terprediksi, dengan alasan tindakan yang
mungkin saja akan lahir berikut dapat membutuhkan penjelasan yang cukup dalam dan
mengharuskan untuk dijadikan sebagai sub bab.

 Pembaca memprediksikan bahwa penulis adalah sosok yang perfeksionis. Dan,


menuntut wanita berubah menjadi makhluk yang sempurna.

EMANSIPASI AKAL

Sebagai bab yang dilampirkan dalam bentuk respon balik terhadap salah satu bentuk tindakan
yang diperkirakan akan lahir dari pembaca atas perlakuan penulis mencantumkan kata-kata
kasar ini, penulis hanya akan menjawabnya dengan kalimat motivasi yang mengalami sedikit
modifikasi. Berawal dari, Jika mereka bisa, kenapa aku tidak, sebagai bentuk respon balik
atas prediksi yang sepertinya akan lahir dari proses membaca –yang semoga saja selalu
dihormati- para pembaca sekalian, dengan ini penulis menyatakan:

JIKA AKU BISA, KENAPA KALIAN TIDAK


Page | 68
Semoga saja pada perjumpaan selanjutnya, pembaca telah mampu mengartikan kalimat ini
sebagaimana yang dimaksudkan oleh penulis.

To be continued…..

Lampiran

Jawaban pertama atas pertanyaan yang tercantum dalam bab wanita akan benci buku ini oleh
Syari Sadwika, Amd, bidan di salah satu desa, kecamatan mangarabombang kabupaten takalar
prov. Sulawesi selatan, Indonesia (2010).

1. Benarkah anda adalah wanita secara fisik maupun jiwa ?

a. Ya

2. Seberapa jauhkah anda memahami buku ini ?


Jelaskan:
Saya lumayan memahami maksud dari buku ini. Justru setelah membaca dari
buku ini saya kembali tersadar begitu mulianya, begitu indahnya, begitu
pentingnya perempuan dialam dunia ini saya pribadi kembali tersentak kalau
peranku sebagai perempuan begitu dibutuhkan oleh orang-orang yang kucintai
dan mencintaiku bisa sebagai isteri untuk suamiku, bisa sebagai ibu untuk
anak-anakku, bisa sebagai ibu rumah tangga yang mengurus rumah tanggaku,
dan bisa juga menutupi kebutuhan rumah tangga.
3. Berapa kali anda menamati buku ini?

a.1 sampai 3 kali

4. Apa yang anda rasakan setiap kali membaca buku ini ?

c.Sedih

5. Menurut anda, Apa sebab dari hal yang anda rasakan tersebut ?
Jelaskan :
Karena sebagian besar dari penulis katakana dibuku ini memang benar banyak
dari perempuan yang sudah keluar dari kodratnya. Zaman sudah banyak
berubah. Saya sedih karena banyak perempuan-perempuan yang tidak
memahami tugasnya sebagai wanita. Contohnya saja banyak perempuan yang

Page | 69
menceraikan suaminya karena penghasilannya jauh lebih tinggi dari suaminya
jadi ia seenaknya memperlakukannya.
Saya juga sedih dan mungkin prihatin sama penulis dari buku ini. Karena ia
memakai kata-kata yang terlalu kasar. Okey, maksudnya kalau itu memang
pantas diberikan kepada kaum wanita tapi pasti ia menyadari kalau tidak
semua wanita seperti itu.
Kami atau mungkin sebagian tidak pernah meminta laki-laki untuk berubah
demi kami, justru kami lebih menginginkan yang apa adanya dari calon
pasangan kami, karena hanya itu yang tidak munafik.
Menurutku, justru laki-laki itu yang “bodoh” kalau ingin diperbudak sama
perempuan, dilarang merokok, dilarang keluar rumah, dilarang ini, itu, dll.
Hanya untuk mendapatkan cintanya. Sesungguhnya CINTA yang sebenarnya itu
tak bersyarat.
Dari pada menampilkan kebohongan, tinggalkan saja perempuan yang banyak
aturan, banyak syaratnya. Nanti ia juga akan mengerti betapa indahnya, betapa
bahagianya kasih saying yang tulus dari makhluk yang namanya laki-laki,
betapa dibutuhkannya ia untuk kami… dan juga sebaliknya.
Dan saya kira semua manusia baik laki-laki maupun perempuan dimuka bumi
ini diciptakan dengan karakter yang berbeda-beda dan apa yang anda
tuangkan dibuku ini, maksudnya sifat-sifat/sikap-sikap perempun hanyalah
termasuk karakternya…. Begitupun halnya dengan laki-laki dengan karakter-
karakter yang berbeda-beda banyak yang baik, banyak juga yang BRENGSEK.
Jadi intinya tergantung orangnya.
6. Selain pada bab latar belakang gugatan (cahaya Mayda), apakah anda menemukan
bagian yang tidak masuk akal dalam buku ini ?

a.Ya

7. Pada bagianmana anda menilai tulisan penulis tidak masuk akal ?

h.Sosok Sang Penjajah;

11 Apa dan kenapa bagian dari bab tersebut menurut anda tidak masuk akal ?
Jelaskan :

Page | 70
Kalau anda mengatakan perempuan sebagai sosok sang penjajah maka anda
juga harus mengakui kehebatan wanita yang serba bisa, bisa mencari
uang/menafkahi, bisa hamil dan melahirkan, bisa mengurus semuanya. Cumin
anda mengatakan seperti itu sama halnya anda menjatuhkan martabat laki-laki.

Sepertinya takdir memang keliru

Tidak ada takdir yang keliru, karena itu datangnya dari Allah SWT yang
menciptakan dan mengkehendaki segala-segalanya dimuka bumi ini. Tentunya
dengan seadil-adilnya.

12 Sepakatkah anda ketika penulis berkata; selain kemungkinan buku ini tidak masuk akal
masih ada kemungkinan lain?, yaitu ketidakmampuan anda menerima kenyataan
bahwa anda telah digugat, yang mungkin lebih terasa jika penulis menggunakan kata
“direndahkan”.

a.Sepakat dan b. tidak sepakat

13 Jika tidak, apa alasannya ?

Jelaskan :

Sepakat, tapi hanya bagi perempuan-perempuan yang tidak menempatkan


dirinya pada posisi yang sebagaimana mestinya

Tidak sepakat, kalau anda menganggap semua perempuan didunia ini


direndahkan.

Page | 71
MANAJEMEN DENDAM

Dalam beragam upaya pelangsungan kehidupan, sudah sepantasnya hidup di-sama


dengan-kan dengan masalah. Dikarenakan oleh merencanakan sesuatu dalam sketsa kasar alam
fikiran merupakan keahlian manusia, masalah dalam artian kesenjangan antara harapan dan
kenyataan membenarkan dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan oleh kehidupan.
Keindahan, kebenaran, kedamaian, dan hal kodrati lainnya tentunya adalah harapan seluruh
manusia secara umum. Namun, pengertian akan hal-hal kodrati tersebut hanya datang dan
dibenarkan oleh pribadi pelaku kehidupan. Olehnya inilah, kerangka berfikir ilmiah menjadi
tuntutan pembentuk masyarakat madani. Karena, hanya dengan keseragaman penilaian atas
keindahan, kebenaran, kedamaian, keadilan, dan hal kodrati lainnyalah suatu kumpulan besar
manusia dapat diarahkan membentuk masyarakat yang sadar aturan. Sepenuh hati merelakan
dirinya untuk diperintah (diatur) oleh pihak tertentu yang telah dipilih sebagai penguasa.

Setiap manusia punya pandangan sendiri tentang kebenaran dan masa depan yang
mereka lalui sebagai makhluk merdeka. Perkembangan kemerdekaan pribadi yang pada
awalnya mengalami gesekan terhadap azas kepentingan inilah kemudian melahirkan beberapa
jenis aturan yang lebih dikenal dengan istilah norma atau kaedah. Setelah terus ditempa oleh
berbagai pemikiran, akhirnya berbagai norma tersebut menyatu menjadi sebuah aturan mutlak
yang berlaku dalam wilayah tertentu dan tertuang dalam aneka bentuk, hal ini lebih sering
disebut dengan hukum. Hokum dalam perannya terhadap harapan bersama sejumlah besar
manusia sebagai alat pencapai keadilan, telah disepakati sebelumnya agar berlaku dengan
sokongan paksaan kearifan. Pengejawantahan hokum dalam kehidupan tanpa negosiasi, setelah
melewati masa adaptasi selama kurang lebih 30 hari. Akhirnya legal dan dapat terus
dipertahankan hingga batas perkembangan manusia mengharuskannya untuk di-upgrade.

Dalam skala yang lebih kecil, setiap manusia pun telah menjajaki kehidupan lewat
segenap indra yang dimiliki dan manghasilkan data untuk diolah oleh otak. Proses pengolahan
data yang lebih sering disebut dengan berfikir ini di lakukan oleh tiap-tiap pribadi dengan sadar

Page | 72
atau tidak menghasilkan sesuatu seperti hokum. Perbedaan yang mendasar antara hasil olah
data pemikiran dan hokum suatu kumpulan manusia tertentu ada pada pengaruhnya. Alih babak
kehidupan secara umum memperkenalkan manusia atas aturan yang lahir dari olah data
pemikiran dalam beragam bentuk yang lebih bercorak. Dari proses normal seperti ini
pertarungan pemikiran atau yang pada istilah kerennya lebih dikenal dengan istilah ghazul
fikrie terjadi dan memperadukan kematangan berfikir dengan menempatkan kekuatan pengaruh
sebagai syarat kemenangan. Lebih sederhana lagi, dalam setiap pergesekan hasil olah data otak
yang menentukan pemikiran tertentu menang adalah sejauh mana pemikiran terebut dapat
mengalahkan dan mempengaruhi pemikiran lain.

Jika kemenangan menjadi podium tempat kita berdiri, maka hal tersebut bukanlah
masalah yang mampu membebani otak. Berbagai literature telah menjelaskan tahapan-tahapan
mencapai podium kemenangan ghazul fikrie yang tentunya menjadi harapan tiap pribadi.
Selain karena kemenangan adalah sesuatu yang dicintai secara kodrati hal tersebut juga
menjadi tolak ukur sipemenang dimasa depan. Namun, bagaimana jika kita berada pada posisi
kalah ?. sebaliknya dengan kemenangan, tentunya kekalahan dapat membebani pribadi yang
telah terlibat dalam ghazul fikrie. Sejauh ini persiapan sikap menjadi “orang kalah” hanya
sedikit. “Berfikir positif” contohnya, merupakan tawaran sikap sebagai “orang kalah” yang
memperkenalkan sikalah kepada beberapa anekdot penyemangat, seperti kegagalan adalah
kesuksesan yang tertunda.

Page | 73
GLOSARIUM

Forum ; mimbar, sidang, majelis.

Mimbar : podium, forum

Majelis : sidang, rapat, dewan, kumpulan anggota dewan, majelis, cantik, elok, molek.

Neurotransmitter adalah impuls listrik yang dibawa oleh sel neuron yang menyampaikan pesan
fisik.

Page | 74

You might also like