Professional Documents
Culture Documents
Perhatikan daerah di bawah kurva y = f (x) di antara dua garis tegak x = a dan x =
b di atas sumbu x , dengan f fungsi kontinu. Seperti pada saa mendefinisikan integral
tertentu, kita bagi interval [a,b] menjadi n sub interval dengan lebar sama dan selanjutnya
dengan lebar Δx = (b − a) / n dan tinggi ( * ) f xi (lihat gambar, kita boleh saja mengambil
semua titik sample berupa titik ujung, yakni xi* = xi ). Dengan demikian jumlah Riemann
Hampiran akan semakin baik, mendekati luas sesungguhnya, jika n →∞. Oleh
karena itu luas daerah di bawah kurva y = f (x) di antara dua garis tegak x = a dan x = b di
atas sumbu x didefinisikan sebagai nilai limi dari jumlah luas persegi panjang tersebut,
yaitu
Contoh 1 :
Penyelesaian :
Luasnya adalah
Untuk daerah yang dibatasi oleh dua kurva y1 = f (x) dan y2 = g(x) di antara dua garis
tegak x = a dan x = b dengan f dan g kontinu dan f (x) ≤ g(x) untuk semua x pada [a,b]
luasnya adalah
Volume Benda Putar
Metode cakram
Daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu x pada [a,b] diputar terhadap
sumbu x, adalah
= π r2 t
Volume sebenarnya
Metode Kulit
Daerah Yang dibatasi oleh kurva y = f(x), garis x = a dan x = b, sera sumbu x,
diputar terhadap sumbu y. Maka volume benda yang dihasilkan dapat dihitung sebagai
berikut :
Interval [a.b] dibagi menjadi n bagian sub interval yaitu ; a = x0, x1, x2, … , xn= b yang
masing-masing panjangnya i Δ x = xi – xi-1. Maka jika luasan pada [xi-1, xi] diputar
Sehingga diperoleh
Sedangkan volume sesungguhnya adalah
atau
Panjang Busur
Diambil partisi P={a = x0, x1, x2, … , xn = b } pada [a,b], sehingga terdapat titik A=P0
P1, … , Pn = B yang terletak pada kurva. Panjang busur AB didekati oleh jumlah panjang
Suatu fungsi dapat diekspansikan secara fourier, bila kalanya telah bersifat tak
berhingga. Akibatnya, fungsi yang semula dipandang sebagai berkala, sekarang telah
secara scalar, dalam mengambil limit itu akan menjadi dalam bentuk :
∞ ∞
1
f ( x )= π ∫ dk exp ( ikx ) ∫ f ( x ' ) exp (−ik x ' ) d x '
2 −∞ −∞
∞
¿ ∫ F ( k ) exp ( ikx ) dk
−∞
dengan
∞
1
F ( k )= π ∫ f ( x ' ) exp (−ik x ' ) d '
2 −∞
Misalkan konsentrasi molekul A dan B pada saat awal masing-masing a dan b, dan
misalkan pula konsentrasi molekul C yang dibentuknya pada saat t ialah x, maka
kecepatan reaksinya akan sebanding dengan produk konsentrasi antara molekul A dan
Molekul B pada saat t. Dengan demikian persamaan kecepatan reaksinya akan ditentukan
oleh
dx
=k ( a−px ) ( b−qx )
dt
konsentrasi molekul A dan B, sedang k juga suatu tetapan. Dalam hal ini jelas p+q = 1
dan diandaikan bahwa tidak penyusutan konsentrasi total akibat reaksi, Penyelesaian
dx q dx p dx
∫ ( a−px ) ( b−qx ) = a−b ∫ ( b−qx ) − ( a−b ) ∫ ( a−px )
1 a− px
¿
( a−b )
ln (
b−qx )
=kt +C
Dengan C sebagai factor integrasi. Karena pada saat t=0, x=0, kita dapatkan
1 a
C=
[ ( a−b ) ]()
ln
b
, sehingga diperoleh
b ( a− px )
ln ( a ( b−qx ) )
=( a−b ) kt
atau
a ( 1−exp ( ( a−b ) kt ) )
x=
( p−qa
b
exp ( ( a−b ) kt ) )
penyelesaian tidak tentu. Oleh karena itu, kita harus meninjau persamaan dari mula
sebagai oleh
dx
=k ( a−x )2
dt
Listrik Statika
Listrik statika didasarkan pada hukum Coulomb, yang untuk semua muatan listrik
q1 di titik asal dan suatu muatan titik q di r menghasilkan gaya listrik statika pada q
sebesar
1 q q1 r
F e=
4 π ϵ0 r2 r
1
Dengan ε0 = 8.854 x 10-12 C2 / N m2 dalam system satuan mks dan ε 0 = π dalam
4
sistem satuan gauss. Akan mudah bagi kita bila muatan q dianggap sebagai muatan uji
yang dapat dikeluarkan dari persamaan tersebut dengan mendefinisikan medan listrik E
Fe = q E
Medan listrik statika di r yang ditimbulkan oleh muatan sumber q 1 yang terletak di
r1 = 0 adalah
1 q1 r
E ( r )=
4 π ϵ0 r2 r
Curl dan divergensi dari E, keduanya sangat penting,
r
∇x =0
r3
r
∇. =4 πδ ( r )
r3
δ ( r )=0 , r ≠0
∫ δ ( r ) dv=1
Fungsi delta mempunyai sifat bahwa untuk sebarang fungsi F
∫ F ( r ) δ ( r−r 0 ) dv=F ( r 0 )
Jadi, untuk suatu muatan titik
∇ x E=0
1
∇ . E= q δ (r )
ϵ0 1