Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan ridhoNya
Penulis dapat menyusun Modul Budaya Kerja, untuk tingkat I Sekolah Menengah
Kejuruan pada program keahlian sekretaris, modul ini diharapkan sebagai penunjang
bahan ajar. Mengingat begitu sulitnya mendapatkan bahan ajar yang memadai pada
SMKN 1 Mataram Khusus mata diklat Budaya Kerja. Modul ini, masih jauh dari
sempurna oleh karenanya dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan
keritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan selanjutnya dikemudian hari.
Akhirnya penulis, taklupa juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada : 1. Bapak Drs. I Wayan Pura Yasnawan
2. Ibu Dra. Ny. Sukina
yang telah banyak membantu dalam penyusunan modul ini.
Semoga modul ini bermanfaat bagi para peserta didik, khususnya pada program
keahlian sekretaris.
Mataram, Februari
2006
Penyusun,
BUDAYA KERJA
Kode : I BSADMGA : AD02
Uraian Materi
Disiplin
Efektip Peningkatan Tuntutan
Budaya tradisi Efisien Produksi
mutu
Cepat Produktifitas bermutu
Budaya Buatan Pasti Pelayanan
Sopan
Nyaman
Dalam proses budaya kerja efesiensi adalah merupakan faktor penujang adanya
produktifitas. Yang dimaksud dengan efesiensi adalah usaha untuk membrantas
segala pemborosan bahan dan tenaga kerja maupun gejala yang merugikan.
Faktor yang dapat menyebabkan seseorang bekerja secara efesien atau tidak :
1. Pribadi pekerja
2. Organisasi tempat kerja
3. Perlengkapan kerja
Ada beberapa pedoman dalam bekerja yang efesien
1. Bekerja menurut rencana
2. Menyusun rangkaian pekerjaan menurut urutan yang tepat
3. Biasakanlah memulai dan meyelesaikan pekerjaan seketika
4. Merubah pekerjaan rutin atau pekerjaan yang memakai otak menjadi pekerjaan
otomatis.
5. Pembuatan tempat untuk benda ; yang diperlukan dipergunakan catatan ;
pembantu ingatan melimpahkan sebagaian tugas dan wewenang kepada pegawai
bawahan.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan produktifitas itu sendiri adalah :
menghasilkan lebih banyak dan lebih baik dengan usaha yang sama.
Dengan demikian produktifitas kerja adalah efisiensi proses menghasilkan dari
sumber daya yang dapat digunakan. Produktifitas bukan suatu kiat untuk membuat
karyawan bekerja lebih lama atau lebih keras tapi lebih merupakan hasil dari
perencanaan yang tepat infestasi yang bijaksana, teknologi bau atau dengan kata
lain pelaksanaan manajemen yang lebih baik.
Produktifitas dapat dicapai tergantung dari kesadaran tiap karyawan/pekerja untuk
bekerja secara optimal, memadai dengan mendapatkan gaji/upah yang memadai
sesuai dengan jasa dan pelayanan yang dilaksanakan.
Produktifitas dan kwalitas kerja adalah hasil dari pada etos kerja. Orang yang
berbudaya kerja ( berpola prilaku mati-matian, semangat kerja tinggi tanpa
menyadari dan memperhitungkan sebab akibat atau untung rugi setiap tindakan atau
prilaku, dirasuk oleh kekuatan tentang dari luar , adanya daya paksa, rangsangan
atau daya tarik sedemikian rupa, sehingga tingkah laku dari pada yang lain
dinamakan Work holisme ( Over Work ).
Etika Kerja:
1. Kerja adalah rahmat, alam arti kerja dengan tulus penuh rasa syukur.
2. Kerja adalah amanah, dianjurkan dengan kerja penuh tanggung jawab.
3. Kerja adalah panggilan, bekerja dengan tuntas penuh integritas.
4. Kerja adalah kehormatan, kerja dengan tekun penuh keunggulan.
5. Kerja adalah aktualisasi, kerja keras penuh semangat.
6. Kerja adalah seni, kerja dengan suka cita dan kreatif.
7. Kerja adalah pelayanan, kerja sempurna penuh dengan kerendahan hati.
8. Kerja adalah ibadah, kerja serius penuh kecintaan.
Sikap terhadap prilaku kerja dapat demikian dengan instrument dari sisi
indifidualisme dan kolektivisme dalam masyarakat. Untuk mengukur dari sisi
indifidualisme digunakan instrumen sebagai berikut :
1. Personal Time yaitu pekerjaan ataujob yang memberikan waktu luang yang
cukup untuk diri sendiri dan keluarga.
2. Fredom ; yaitu kebebasan untuk menggunakan cara pendekatan sendiri terhadap
pekerjaan.
3. Challenge ; yaitu pekerjaan yang menantang yang memberikan kebanggaan dan
kepuasan dalam melaksanakannya ( sence of accomplishment ).
Sisi kolektivisme di ukur dengan instrument :
1. Trainning yaitu kesempatan untuk mengalami pelatihan guna meningkatkan job
per formance.
2. Physical Couditions yaitu adanya lingkungan kerja yang bak.
Seperti : ventilasi
Cahaya
Ruangan
Warna dsb.
3. Use Of Skill ; Yaitu penggunaan ketarampilan sepenuhnya dalam melakukan
pekerjaan.
1. Kepribadian 2. Kepribadian
Bakat Trampil
5. Hasil Kerja
i. 4. Prilaku Prestasi
Giat keberhasilan
Rajin
Modul Budaya Kerja 8
3. Kepribadian
Minat
Sifat
Gaerah
Nilai
TEST KOMPETENSI
Pilih jawaban yang paling benar dengan diberi tanda silang ( X ) pada soal dibawah ini.
20. Untuk menghasilkan out put atau hasil kerja yang berkwalitas, sangat ditunjang oleh
hal-hal berikut, kecuali …
a. Bahan dan lat kerja
b. Lingkungan kerja yang sehat
c. Banyaknya jumlah pekerja
d. Tekhnologi yang canggih
e. Biaya dan informasi yang cukup
Tujuan Pemelajaran :
Siswa dapat :
1. Memahami apa yang dinamakan lingkungan kerja
2. Bekerja dalam lingkungan kerja dengan menata, mengatur dan memelihara
lingkungan tempatnya bekerja.
Uraian Materi.
Lingkungan kerja ; untuk mencapai tujuan dari budaya kerja / P.M.I
Adpun tujuannya adalah untuk mendapatkan produktifitas kerja yang tinggi, ada banyak
faktor pendukung yang dibutuhkan untuk itu salah satunya adalah lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang dibutuhkan adalah lingkungan yang mendukung terciptanya
budaya kerja yang tinggi, yang mendorong orang; yang bekerja dalam lingkungan
tersebut memiliki tenaga kerja yang tinggi, produktif dan efesien dalam arti membuat
seluruh sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut merasa aman, nyaman dalam
bekerja sehingga termotifasi untuk bekerja dengan produktifitas yang tinggi.
Pengenalan lingkungan
Yaitu tindakan yang dilakukan untuk mengamati dan mengenali lingkungan kerja
untuk mengetahui lingkungan kerja, secara kwalitas faktor bahaya yang mungkin
timbul ditempat kerja.
Manfaat yang dapat diambil dari lamgkah-langkah ini yaitu:
1. Bahwa sejumlah faktor/lahan tertentu dapat membahayakan dan perlu
diwaspadai.
2. Dengan cepat dan benar dapat diketahui bagaian-bagian mana yang diperkirakan
timbulnya gangguan dan langkah pengendalian yang bagaimana yang dilakukan.
3. Dapat memperkirakan jumlah karyawan tertentu yang terkena gangguan
tersebut.
C. Penilaian Lingkungan Kerja.
Yaitu kegiatan pengurusan, pemeriksaan dan pengajuan dengan penggunaan alat
untuk mengetahui kadar kwalitatifsuatu faktor disuatu tempat kerja.
Peralatan yang digunakan tergantung dari panameter yang digunakan
Lingkungan Kerja (panameter) Peralatan
A. Non fisik (suasana kerja)hubungan Skala record ( dihitung secara
antara. Kariyawan dengan fimfinan. statistik )
B. Fisik
- Kebisingan Personal Dust Sampler
- Debu
- Air Wraten checken
Kiat menghadapi genderisme dalam lingkungan kerja. Seorang wanita tak perlu
rendah diri dan menyerah pada keadaan yang ada semuanya harus dihadapi dengan
rasa percaya diri. Sehubungan masah tersebut, ada beberapa kiat yang perlu dipatuhi
:
a Jalani pekerjaan dengan tekun dan sabar
b Lebih peka pada lingkungan kerja, jangan menunggu perintah, miliki inisiatif
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
c “On time” dan orientasi pada hasil jangan menilai segala sesuatunya pada proses
tapi buktikan dengan hasil.
d “Improvement “ ciptakan pandangan baru yang nantinya membantu dalam
melaksanakan pekerjaan.
e Mandiri ; belajar berusaha mengatasi dan menyelesaikan setiap masalah tanpa
bergantung pada orang lain.
Test Kompetensi
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Membedakan berapa macam pembagian lingkungan kerja.
2. Mengantisipasi terjadinya gangguan dalam lingkungan kerja.
Uraian materi
Penataan ruang yang baik dan penjagaan kebersihan tidak hanya ditunjuk untuk
mencegah kecelakaan tetapi penting untuk pengaruh psychologis. Hal ini dapat
menyebabkan, pekerja akan bekerjatenang dan hati-hati, sebaliknya jika ruangan kotor
dan tidak teratur dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
Jadi pekerja harus dilatih mematuhi instruksi untuk menjaga kebersiha, menyimpan
alat-alat yang Khusus sesuai dengan keperluan alat tersebut. Apabila hal ini sudah
menjadi kebiasaan, berrarti turut memebntu usaha pencegahan kecelakaan dan
kelancaran pekerjaan.
Sangat menarik bila diselidiki betapa banyak waktu yang hilang untuk mencari alat
yang keliru penempatannya yang tidak disimpan pada tempat khusus untuk
keperluannya. Dapat dikatakan bahwa keselamatan kerja dapat memberikan keuntungan
apabila diterapkan sebaik-baiknya di tempat kerja.
Penataan yang teratur berarti pula bahan dan alat dan barang yang harus disimpan
dalam ruangan khusus sesuai keperluannya. Ventilasi memegang peranan penting
dalam keselamatan kerja yaitu :
a Sebagai tempat keluar masuknya udara
b Untuk mengurangi kelembaban udara pada ruang kerja.
Perlindungan Telinga.
Bila dianggap perlu telinga harus dilindungi terhadap percikan api, pecahan logam dan
benda-benda kecil lainnya yang berterbangan. Perlindungan terhadap kebisingan yaitu
dari adanya suara-suara seperti mesin-mesin dan sebagainya.
Perlindungan Paru ; diperlukan ditempat kerja yang terdapat zat yang berbahaya atau
kelainan Oxigen dalam udara.
Zat yang berbahaya itu kemungkinan dalam bentuk gas, uap atau debu dan kelainan
Oxigen dalam udara yang berada dalam tempat kerja yang ventilasinyatidak baik
misalnya laci-laci atau peti besar.
Zat yang berbahaya dapat pula berupa racun korosi atau zat yang merangsang yang
dapat menyebabkan kelainan pada kondisi paru-paru yang dikenal dengan preneu
moconiasis yang disebabkan oleh debu silica.
Suhu : Suhu yang tepat untuk orang Indonesia adalah suhu yang tidak terlalu dingin
dan tidak terlalu panas. Suhu yang tidak sesuai akan membahayakan kesehatan. Suhu
tinggi ( >35 OC ) dapat menyebabkan, Cepat leleh dan lemas, mengurangi
kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan pengambilan keputusan mengganggu
kerja otak. Mengganggu kontinasi saraf perasa dan motiris dan heart cramps.
Cahaya ; Bekerja pada tempat atau ruang kerja yang penerangannya kurang baik akan
menimbulkan :
a Hasil kerja kurang memuaskan dan kurang baik.
b Dapat menimbulkan gangguan penglihatan
Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kerja antara lain dapat dilakukan
dengan :
1. Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kerja dan sekitarnya secara rutin dan
teratur.
2. Menggantikan bahan-bahan berbahaya atau yang dapat menyebabkan penyakit dan
tidak membahayakan kesehatan pekerja.
3. Menyediakan tempat khusus untuk peralatan atau mesin yang menimbulkan
kebisingan dan digunakan lebih dari 8 jam setiap harinya.
4. Menjauhkan atau memusnahkan bahan atau larutan berbahaya yang mengancam
kesehatan atau keselamatan kerja.
5. Mengupayakan ventilasi udara yang baik
6. Menggunakan penerangan yang baik
7. Menyediakan air bersih, wastafel dan tempat sampah
8. Menjaga kebersihan mesin atau peralatan kerja
9. Memakai alat pelindung tubuh pada saat bekerja seperti ; masker, sarung tangan,
pakaian kerja, sabuk pengaman, jas hujan tsb.
10. Memutuskan mata rantai penularan penyakit akibat kerja.
Tes Kompetensi 3
7. Bekerja pada suhu tinggi > 35oC dapat menyebabkan dampak sepertia berikut
kecuali :
a. Cepat lelah
b. Mengganggu kerja otak
c. Mengganggu kondisi saraf perasa
d. Menaikkan tekanan darah
e. Lemas
8. Bekerja pada ruangan yang penerangannya kurang baik akan menimbulkan :
a. Gangguan pendengaran
b. Gannguan fungsi hati
c. Gangguan penglihatan
d. Gangguan proses kerja
e. Cepat lelah
9. Penyakit yang diakibatkan oleh oleh bekerja pada suhu tinggi disebut :
a. Heat cramps
b. Over dosis
c. Hhead exhan stion
d. Air Sichs
e. Depresi
10. Keringat keluar secara berlebihan dan terus menerus mengakibatkan kejang otot
tubuh, pingsan dan sebagainya , kejadian ini dinamakan :
a. Hhead exhan stion.
b. Heat cramps.
c. Gangguan otot.
d. Gangguan saraf perasa.
e. Kecapeaan/leleah.
Tujuan Pembelajaran:
1. Dapat mengenal jenis kwalitas produkjasa.
2. Dapat berprilaku sesuai dengan tuntutan pelanggan atau menyenangkan pelanggan.
Uraian Materi:
• Tantangan Budaya
Yang dimaksud dengan tantangan budaya disini adalah tantangan yang bakal atau akan
dihadapi oleh pelaku budaya. Suatu lingkungan budaya ( sub budaya, sub kultur) tatkala
berkomunikasi atau berintraksi dengan pelaku budaya atau lingkungan budaya ( sub
budaya ) lain yang nilai dan vehicele budaya ( sub budayanya ) berbeda dalam kondisi
dan situasi perubahan sosial yang semakin pesat dan global. Dengan mengetahui
tantangan budaya, dapat dipelajari bagaimana menghadapi dan mengganti sipasinya
agar tantangan itu berubah menjadi peluang bahkan kekauatan ( resilient ).
Tantangan itu terdapat dari berbagai pihak sebagai berikut :
- Budaya Pribadi.
Tantangan budaya antar pribadi dihadapi dalam rangka semangat team ( team
work ), team lebih tingg dibanding kerja sama semata-mata. Team bulding
didasarkan pada anggapan bahwa :
1. Tidak ada orang yang sempurna
2. Setiap orang mempuyai, kelemahan, keterbatasan dan kekurangan disamping
kekuatan keahlian dan kelebihan dibanding dengan orang lain.
3. Kepentingan seseorang dapat di Exchange dengan orang lain yang
kepentingannya berbeda, sehingga tercapai kondisi saling menguntungkan.
• Pendekatan Manajemen Budaya
Yang dimaksud dengan pendekatan Manajemen budaya yaitu pendekatan yang
didasarkan pada anggapan bahwa perubahan sosial adalah juga perubahan budaya.
Perubahan budaya adalah perubahan nilai yang memerlukan proses.
Sayang sekali setiap kali pemerintah mengambil tindakan yang berdampak terhadap
organisasi dan khususnya karyawan perusahaan yang bersangkutan yang terkena
tindakan terkesan diabaikan. Bersamaan dengan hakl ini apakah dilakukan oleh
perusahaan dalam meletakkan dasar-dasar ketahanan perusahaan, agar perusahaan dan
karyawannya siap menghadapi kondisi apapun.
Hal ini berarti perlu dibangun suatu berdaya kerja transformasionil perusahaan yang
tepat.
Membangun budaya kerja trnasformasional yaitu membangun adaptabilitas, ketahanan
dan kekuatan organisasi dan memiliki serta membuat sistem mulai yang dipandang
cocok untuk setiap kondisi organisasional untuk masa krisis, misalnya dan memberikan
motivasi dan semangat kepada karyawan untuk bisa menerima setiap perubahan dengan
hati lapang dan berpikir yang positif ( positif thingking ) dan terbuka.
DATAR PUSTAKA