You are on page 1of 4

Menumbuhkan Sikap Pasrah kepada Ilahi

MENUMBUHKAN SIKAP PASRAH KEPADA ILAHI

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, wasalamun ‘ala ‘ibadihi alladzina-shthafa

Wa ba’du:

Buku ini membahas tentang salah satu pilar agama yang paling penting, yaitu tawakal
kepada Allah.
Tawakal berarti pasrah kepada ketentuan takdir, dan ini terpuji. Tawakal bisa
menjauhkan manusia dari keputusan dari rahmat Tuhan, karena ia sadar bahwa Allah adalah
tempat bergantung dan tempat mengadukan segala persoalan.
Disamping itu, konsep tawakal seringkali dicampakan dari maknanya yang hakiki.
Sebagian masyarakat awam memahami makna tawakal berarti meninggalkan usaha dan hanya
menunggu takdir Allah. Mereka yakin, segala mahluk yang melata dimuka buki, bahkan seekor
ayam pun, telah ditentukan rezekinya oleh Allah. Keyakinan ini adalah benar karena Allah telah
menegaskan hal ini dalam firman-Nya:

Dan tidak suatu binatang melatapun dibumi melainkan Allah-lah yang member
rezeki…. (QS. Hud [11]: 6)

Ayat ini seringkali dipahami secara keliru oleh sebagian kalangan. Misalnya, Karena
mereka yakin setiap mahluk telah ditentukan rezekinya, maka mereka menjadi malas belajar,
malas berusaha, malas bekerja, malas memikirkan kekuasaan Allah yang berada pada alam
semesta. Akibat pemahan yang keliru ini, umat islampun menjadi terbelakang, tidak lagi
memimpin dunia setelah lama berabad-abad menjadi kiblat peradaban dunia.
Mereka lupa, bahwa rasulullah saw pernah mengatakan bahwa Allah tidak akan
menurunkan hujan emas dari langit. Artinya, manusia tidak akan mendapatkan sesuatu kecuali
apa yang selalu diusahakannya. Kekayaan dan ilmu tidak akan turun begitu saja dari langit, jika
manusia tidak mau melakukan usaha keras. Mereka lupa atau tidak tahu bahwa Allah pernah
berfirman:

Dan Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya. (QS. Al-Najm [53]: 39)

Cara tawakal yang dilakukan oleh masyarakat yang telah kita sebutkan diatas adalah
keliru. Jika demikian, lantas tawakal dengan cara bagaimanakah yang dibenarkan oleh Allah dan
Rasul-Nya, hingga tawakkal tersebut dapat mengantarkan umat islam mencapai kejayaannya
kembali?
Dalam buku ini, Dr. Yusuf Qardhawi berusaha mendudukkan persoalan tawakkal pada
maknanya yang benar dan menghapus pemahaman keliru yang diyakini oleh sebagian umat
islam, selamat membaca!!
Pondok Kelapa, Rabi’uts’Tsani 1423
Penerbit Azan

1
Menumbuhkan Sikap Pasrah kepada Ilahi

2
Menumbuhkan Sikap Pasrah kepada Ilahi

DAFTAR ISI

Daftar Isi vii


Salam Penerbit xiii
Keutamaan Tawakkal 1
Arta penting Tawakkal 2
Keutamaan Tawakal Menurut al-Quran 5
Perintah Allah Kepada Rasul-Nya agar bertawakal 5
Perintah Allah Kepada Seluruh Orang Beriman Agar bertawal 13
Tawakal, Akhlak Semua Rasul 16
Penjelasan al-Quran Tentang Pengaruh Tawakal 19
Keutamaan Tawakal Menurut Hadis 24
Hakikat Tawakal 27
Tawakal dalam Perspektif Kaum Sufi 28
Hakikat Tawakal dalam Pandangan Al-Ghazali 38
Hakikat dan Derajat Tawakal dalam Pandangan Ibnu al-Qayyim 41
Kaum Lingkup dan Lahan-lahan Tawakal 59
Tawakal dalam Urusan Rizki 59
Kejahatan Kaum Jahiliah Modern 64
Tawakan dalam Pelbagai Urusan Dunia 66
Tawakal Dalam Urusan Agama 70
Tawakal Para Nabi dan Perwarisnya dalam Menegakkan Agama 71
Keluasan Derajat Tawakal 78
Tawakal dan Dunia Kerja 81
Kisah Kisah Beberapa kalangan Sufi yang Mengabaikan Usaha 83
Pertentangan Kisah-kisah sufi dengan Sunah Rasulullah saw 87
Pertentangan Kisah Kisah Sufi dengan Sunah Semua Rasul 91
Perintah berikhtiar dalam Al-Quran 101
Perilaku Para Sahabat dan Tabi’an dalam Berikhtiar 107
Kecaman Bagi Obng yang Mengabaikan ikhtiar 112
Kecaman Ibnu Al-Qoyyim Terhadap Orang yang mengabaikan Ikhtiar 141
Pemakmuran Bumi: Tujuan Penciptaan dan Kebutuhan Manusia 148
Merebakkan Perilaku Negatif dalam Tubuh Umat Islam 154
Dasar-dasar Perilaku Penyimpangan uang Tertolak 156
Kapan Ikhtiar dan Sebab-sebab Menjadi Tercela? 164
Kekuatan Tawakal: Penyempurna Kelemahan Sebab-sebab dan Ikhtiar 116

3
Menumbuhkan Sikap Pasrah kepada Ilahi

Pengobatan dan Tawakal 193


Pengobatan: Antara Pandangan Ulama Fikih dan Sufi 193
Pengobatan dengan Besi Panas (al-Kayyu) Dalam Tinjauan Sunnah Nabi saw 208
Benarkah Pendahulu umat Islam telah Meninggalkan Pengobatan? 226
Jawaban Al-Ghazali 227
Faktor-faktor diperboilehkan Mengabaikan Pengobatan 229
Kesimpulan 237
Manfaat Tawakal Kepada Allah 239
Ketenangan dan Kedamaian 239
Kekuatan Rohani 243
Kemuliaan 253
Kerelaan 262
Optimisme 265
Unsur-unsur Pendorong Tawakal 273
Pengetahuan tentang Allah dan Nama-nama-Nya 273
Keyakinan Tehadap Allah 283
Pengetahuan Manusia akan Kelahanan Dirinya 288
Pengetahuan Tentang Keutamaan Tawakal dan Keadaan
orang-orang yang bertawakal 294
Faktor-Faktor Penghambat Tawakal 297
Tidak Mengetahui kedudukan Allah 297
Kagum Kepada Diri Sendiri 303
Menggantungkan Diri Kepada Makhluk 307
Cinta Kepada Dunia 311

You might also like