You are on page 1of 6

Panduan
Praktis
Berbahasa
 1

Keliru Kaprah atau salah kaprah?


Dirgahayu HUT RI Ke-65

http://babang‐juwanto.blogspot.com/2010/08/keliru‐kaprah‐ 1

bukan‐salah‐kaprah.html 


2010-1945=65
Angka 65 di atas merupakan umur dari negara saya, Negara
Kepulauan Republik Indonesia. Iya, tahun 1945 ‘dilahirkan’ oleh
bapak bangsa Indonesia (siapakah mereka, pasti mafhum).
Datum, 17 Agustus 1945 adalah hari dilahirkannya bangsa ini
menjadi sebuah negara. Perspektif peran negara dan masyarakat,
Noam Chomsky mengemukakan bahwa jika kamu bergabung
dengan orang lain, kamu dapat membuat perubahan. Jutaan hal
adalah mungkin, tergantung di mana kamu ingin meletakkan
upayamu. Dalam hal ini, intrepretasi saya lebih mengacu pada
penggunana bahasa Indonesia yang sesuai dengan pedoman EYD,
dengan demikian peran saya sebagai warga negara bersifat
kolektif semisal menulis kembali apa yang selama ini oleh (adib)
di Pusat Bahasa lakukan untuk meluruskan keliru kaprah yang
terjadi di masyarakat Indonesia. Saya bukanlah ahli bahasa, tapi
saya hanyalah warga negara yang ingin belajar mengenal banyak
hal dari yang sedikit hal tentang negara saya melalui bahasa.
Berikut di bawah ini adalah keliru kaprah penggunaan kata
serapan dari bahasa Sanskerta yang saya salin dari Petunjuk
Praktis – Laman Pusat Bahasa beberapa waktu yang lalu.
Panduan
Praktis
Berbahasa
 3

Dirgahayu Republik Indonesia

Setiap menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik


Indonesia banyak dijumpai tulisan yang mengungkapkan ucapan
“Selamat Ulang Tahun Republik Indonesia”. Ungkapan itu dalam
pemakaiannya sangat bervariasi. Dan berbagai variasi itu ada
beberapa di antaranya yang penulisannya kurang tepat. Hal tu
dapat diperhatikan pada contoh di bawah ini.

(1) Dirgahayu HUT RI Ke-65


(2) Dirgahayu RI Ke-65
(3) HUT ke LXV Kemerdekaan Indonesia

Penulisan dan penyusunan contoh itu dilakukan secara tidak


cermat hingga menimbulkan keliru tafsir.

Ketidaktepatan contoh (1) terletak pada penempatan kata


dirgahayu. Kata dirgahayu merupakan kata serapan dari bahasa
Sanskerta, yang bermakna ‘panjang umur’ atau berumur
panjang’.

Jika dihubungkan dengan makna yang didukung oleh HUT,


pemakaian kata dirgahayu tidak tepat karena rangkaian kata
dirgahayu HUT bermakna ‘selamat panjang umur HUT’. Makna
seperti itu dapat memberi kesan bahwa yang diberi ucapan

http://babang‐juwanto.blogspot.com/2010/08/keliru‐kaprah‐ 3

bukan‐salah‐kaprah.html 


“selamat panjang umur” dan “semoga panjang umur” adalah
HUT-nya, bukan RI-nya. Padahal yang dimaksud dengan
ungkapan adalah RI.

Oleh karena itu, agar dapat mendukung pengertian secara tepat,


susunan dirgahayu HUT perlu diubah menjadi dirgahayu RI.

Ungkapan itu sudah tepat tanpa harus disertai HUT dan ke-65.
Jika HUT ingin digunakan, sebaiknya kata dirgahayu kita
hilangkan dan kata bilangan tingkat ke-65 dipindahkan sebelum
RI sehingga susunannya menjadi HUT Ke-65 RI.

Ketidaktepatan contoh (2), yaitu dirgahayu RI ke-65, terletak


pada penempatan kata bilangan tingkat. Dalam hal ini kata
bilangan tingkat yang diletakkan sesudah RI (RI Ke-65) dapat
menimbulkan kesan bahwa RI seolah-olah berjumlah 65 atau
mungkin Iebih.

Kesan itu dapat menimbulkan pengertian bahwa yang sedang


berulang tahun adalah RI yang ke-65 bukan RI yang ke-9 ke-12,
atau yang lain.

Padahal, kita mengetahui bahwa di dunia ini hanya ada satu RI,
yaitu Republik Indonesia, yang sedang berulang tahun ke-65.
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya keliru tafsir
Panduan
Praktis
Berbahasa
 5

semacam itu, susunan RI ke-65 harus kita ubah. Pengubahan itu


dilakukan dengan memindahkan kata bilangan tingkat ke-65 ke
posisi sebelum RI dan menggantikan kata dirgahayu dengan HUT
sehingga susunannya rnenjadi HUT ke-65 RI.

Contoh (3) ketidaktepatannya terletak pada penulisan angka


Romawi. Dalam hal ini kata bilangan tingkat yang ditulis dengan
angka Romawi seharusnya tidak didahului dengan ke-. Oleh
karena itu, bentuk ke- pada kata bilangan tingkat ke LXV pada
contoh (3) harus dihilangkan sehingga menjadi LXV. Sebaliknya,
jika ditulis dengan angka Arab, bentuk ke- harus disertakan
sebelum angka Arab itu sehingga bentuknya menjadi ke-65. Jadi,
penulisan ungkapan contoh (3) di atas yang tepat adalah HUT
LXV Kemerdekaan RI atau HUT Ke- 65 Kemerdekaan RI.

Atas dasar uraian di atas, contoh (1), (2), dan (3) yang tepat
dinyatakan sebagai berikut.

Dirgahayu RI
HUT Ke-65 RI
HUT LXV Kemerdekaan RI
HUT Ke-65 Kemerdekaan RI

Di samping ungkapan itu, tentu masih banyak ungkapan lain


yang dapat digunakan, antara lain sebagai berikut.

http://babang‐juwanto.blogspot.com/2010/08/keliru‐kaprah‐ 5

bukan‐salah‐kaprah.html 


Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia
Dirgahayu Kemerdekaan Kita

Dengan beranalogi pada bentukan ungkapan tersebut, kita pun


dapat membentuk ungkapan lain secara cermat untuk menyatakan
‘selamat ulang tahun’ pada keperluan yang lain, misalnya pada
ulang tahun TNI, ulang tahun KORPRI, ulang tahun RRI, atau
ulang tahun TVRI. Dengan menggunakan ungkapan secara
cermat, selain dapat menyatakan informasi yang tepat berarti kita
pun turut mendukung usaha pembinaan dan pengembangan
bahasa.
(Dikutip dari Petunjuk Praktis – Laman Pusat Bahasa dengan
pelbagai perubahan)

You might also like