You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Bekang Pemilihan Judul


Kondisi pembangkit sangat ditentukan oleh pemeliharaannya, dengan
perawatan yang baik, pembangkit akan dalam kondisi prima. Perawatan
yang tergolong sederhana tetapi sangat vital adalah perawatan minyak
pelumas. Meski sederhana, jenis perawatan ini sering menyisakan
persoalan pemilihan pelumas yang tepat dan hal-hal yang berkaiatan
dengan penggantiannya. Pasalnya, pelumas di pasaran tidak hanya
berbeda merek tetapi juga memiliki berbagai spesifikasi. Penggunaan
minyak pelumas pada unit pembangkit ditujukan untuk mencegah
gesekan antar komponen yang bergerak pada tubin-generator.
Berbagai kendala akan dihadapi dalam proses pemeliharaan minyak
pelumas. Salah satunya adalah kenaikan temperatur pada minyak
pelumas. Hal ini menjadi perhatian serius bagi keberlangsungan kinerja
pembangkit, karena akan mempengaruhi setiap detail dari komponen
pembangkit yang terkait langsung dengan pelumasan, sehingga akan
berpengaruh terhadap efisiensi kerja pembangkit.
Dengan mempertimbangkan kepentingan tersebut, kami mencoba
mengangkat tema “Pengaruh Kenaikan Temperatur Minyak Pelumas
terhadap Kinerja Turbin”. Dengan memahami keterkaitan fungsi
pelumasan dengan kinerja turbin dharapkan keausan logam akibat
gesekan langsung yang disebabkan lemahnya sistem pelumasan, dapat
ditanggulangi. Sehingga hasil kerja optimal dari unit pembangkit dapat
diperoleh.

1.2 Sumber Data Pendukung


Dalam menyusun makalah ini, kami menggunakan berbagai liteatur
pendukung, diantara:
- Artikel pada internet “Air Cooling System” yang diterbitkan oleh
PT.Indonesia Power.

1
- Makalah yang disusun sebagai laporan Kerja Praktek pada PLTA Cirata
berjudul “Analisis Kenaikan Temperatur pada Thrust Bearing”.
- Hand book yang dikeluarkan oleh PT.PLN Unit Jasa Pelatihan dan
Pendidikan Padang tentang “sistem Pelumasan pada Pembangkit”.

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan


Fungsi Pelumasan dalam Sistem Pembangkit
Sistem pelumasan merupakan salah satu bagian penting pada suatu
unit pembangkit. Pelumasan digunakan untuk mengurangi keausan
peralatan. Keausan pada peralatan diakibatkan oleh adanya sebuah gaya
yang menambah gerak gesek antara dua permukaan yang berhubungan
atau dengan kata lain diistilahkan dengan gaya gesek. Meskipun
permukaan sebuah benda terlihat sangat licin, namun jika diamati
dengan mikroskop, akan terlihat tonjolan dan lengkungan. Hal inilah yang
menyebabkan adanya suatu tahanan terhadap gerakan yang disebut
dengan friction. Gesekan akan menyebabkan aus atau kerugian material
pada bagian yang bergerak.
Dalam hal ini pelumas berperan dalam mengurangi gesekan dan
keausan dengan memisahkan antara kedua permukaan yang
bersinggungan, serta merubah gesekan padat menjadi gesekan fluida
(gesekan cair).
Disamping berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan, pelumasan
juga memiliki peranan dalam:
1. Mengurangi panas.
Gesekan pada bagian-bagian yang bergerak akan menghasilkan panas,
dimana panas yang berlebihan dapat merusak bagaian-bagaian
peralatan. Pelumas berperan sebagai heat transfer akibat gesekan
tadi.

2
2. Mengurangi Korosi.
Karat dapat ditimbulkan oleh asam, alkaline bahkan air, kemudian
karat akan menimbulkan lubang pada permukaan. Dengan adanya
lubang tersebut membuat permukaan yang licin menjadi kasar
sehingga memperbesar gesekan. Pelumas akan mengatasinya dengan
membuat suatu rintangan pengaman antara permukaan dan bahan-
bahan yang merusak tersebut.

3. Membentuk perapat.
Pelumas juga digunakan sebagai perapat untuk mencegah kontaminasi
dari luar peralatan. Dalam beberapa hal, pelumasan juga dapat
menyerap kotoran yang menyebabkan kerusakan pada peralatan.

4. Mengurangi Kejutan
Beban kejut banyak terjadi pada banyak peralatan mesin jika kedua
permukaan beradu sangat cepat. Sebagai contog pada gigi-gigi pada
roda gigi kecepatan tinggi yang berhubungan satu sama lain.
Penggunaan pelumas akan memperkecil kejutan atau benturan pada
beban, sehingga mengurangi keausan pada roda gigi tersebut dan
bunyi yang ditimbulkan.

3
BAB II
ANALISA MASALAH

2.1 Jenis Pelumasan


Tiga kelompok utama pelumasan yang digunakan pada unit-unit
pembangkit, yaitu:
1. Minyak
2. Grease
3. Pelumas Khusus
Dalam bahasa ini kami hanya akan secara khusus membahas Minyak
Pelumas.

Minyak Pelumas
Dua jenis minyak pelumas adalah minyak mineral dan minyak
sintesis. Minyak pelumas mineral adalah jenis pelumas yang banyak
digunakan pada unit pembangkit dan merupakan hasil sampingan dari
penyulingan minyak mentah. Minyak pelumas mineral hasil penyulingan
tersebut disaring untuk mengeluarkan senyawa dan benda-benda asing
lainnya. Proses ini menghasilkan beberapa tingkat minyak pelumas
mineral yang berbeda. Tingkat tersebut ditentukan oleh jumlah proses
penyulingan dan jenis minyak mentah yang disuling.

Karakteristik Minyak Pelumas


Karakteristik dari minyak pelumas menggambarkan kemampuan
pelumasannya. Sifat –sifat dari pelumas tersebut adalah:
1. Kekentakan (viscosity)
Kekentalan merupakan sifat terpenting dari minyak
pelumas, yang merupakan ukuran yang menunjukan tahanan
minyal terhadap suatu aliran. Minyak pelumas dengan
viskositas tinggi adalah kental, berat dan mengalir lambat. Ia
mempunyai tahanan yang tinggi terhadap geraknya sendiri
serta lebih banyak gesekan di dalam dari molekul-molekul

4
minyak yang saling meluncur satu diatas yang lain. Jika
digunakan pada bagian-bagian mesin yang bergerak, minyak
dengan kekekantalan tinggi kurang efisien karena tahanannya
terhadap gerakan. Sedangkan keuntungannya adalah
dihasilkan lapisan minyak yang tebal selama penggunaan.
Minyak dengan kekentalan rendah mempunyai geekan
didalam dan tahanan yang kecil terahdap aliran. Suatu
minyak dengan kekentalan rendah mengalir lebih tipis.
Minyak ini dipergunakan pada bagian peralatan yang
mempunyai kecepatan tinggi dimana permukaannya perlu
saling berdekatan seperti pada bantalan turbin.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida
yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan
satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah,
dan sebaliknya bahan– bahan yang sulit mengalir dikatakan
memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos,
Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika
dari suatu aliran viskos sebagai :
Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah konstan
sehubungan dengan gesekannya.
Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan
geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang
sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang
tersebut.

5
Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh
lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang
permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian
atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada
lapisan fluida dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang
bekerja pada lapisan fluida.

2. Index kekentalan
Kekentalan minyak pelumas akan berubah sesuai keadaan
temperatur dan tekanannya. Kekentalan akan berkurang jika
temperatur naik. Viskositas index adalah suatu ukuran yang
menyatakan berat banyak kekentalan. Jumlah pertambahan
kekentalan tersebut dibandingkan dengan kekentalan dari
dua jenis minyak yang telah diketahui besarnya. Index
kekntalan dinyatakan dari angka 0 sampai 100. Temperatur
suatu peralatan sangat menentukan pemilihan jenis minyak
pelumas. Jika temperatur kerja minyak terlalu tinggi, maka
kekentalannya akan terlalu rendah untuk memberikan
pelumasan yang diperlukan.

3. Titik lumer
Titik lumer adalah suatu temperatur dimana minyak mulai
mengalir. Minyak pelumas yang digunakan didalam suatu
sistem pendinginan atau dalam suhu dingin harus mempunyai
titik lumer yang rendah

6
4. Titik nyala
Titik nyala adalah suatu temperatur dimana pencampuran
uap minyak dengan udara baru mulai terbakar tidak akan
menyala.

5. Titik bakar dan kandungan asam.


Titik bakar adalah suatu temperatur dimana minyak akan
menyala terus paling sedikit lima detik jika dibakar. Jenis
minyak pelumas yang digunakan untuk melayani temperatur
tinggi harus mempunyai titik tuang dan titik bakar yang
tinggi.

6. Kandungan Asam
Penentuan kandungan asam yang terdapat pada minyak
merupakan cara yang baik untuk mengetahui lama
penggunaan minyak, dimana jumlahnya dinyakan dengan
angka-angka netralisasi keasaman minyak akan bertambah
terjadinya penguraian terhadap sifat-sifat minyak.
Pengukuran terhadap jumlah asam dapat memberikan
informasi terhadap perlunya penggantian peralatan minyak.

7
2.2 Sistem Pelumasan
1. Sistem Terbuka
Suatu sistem pelumasan terbuka memberi minyak pelumas
baru kepada permukaan yang bergerak, dan pelumas yang
telah digunakan dibuang.
1.1 Pelumasan dengan Tangan
Pelumasan dengan tangan adalah sistem pelumasan
terbuka yang paling sederhana dan tertua. Pelumasan
dengan tangan mempunyai penggunaan yang terbatas
pada unit pembangkit dan metode ini untuk kebanyakan
penggunaan telah diganti karena adanya hal-hal yang
tidak menguntungkan tersebut. Kekurangan dalam sistem
pelumasan dengan tangan adalah, kita sulit mengontrol
pemasukan pelumas, yang memungkinkan adanya
kelebihan asupan sehingga dapat menimbulkan
kebocoran. Begitu pula ketika peralatan mengalami
kekurangan pelumas, kita sulit mengetahuinya, sehingga
dapat menimbulkan keausan.
1.2 Continous Lubrication
Beberapa peralatan digunakan pada unit-unit pembangkit
untuk mengurangi kebutuhan akan pelumasan dengan
tangan. Peralatan tersebut akan mensuplai sejumlah
pelumas secara kontinue pada bagian-bagian peralatan
yang bergerak.

2. Sistem Tertutup
Sistem pelumasan tertutup menggunakan pelumasan yang
sama secara berulang-ulang. Dua jenis sistem pelumasan
tertutup, yaitu:
2.1 Nonforced lubrication (Pelumasan tanpa tekanan)

8
2.2 Forced Lubrication (Pelumasan dengan tekanan)
Sistem pelumasan paksa menggunakan minyak yang
bertekanan untuk melumasi bagian-bagian peralatan yang
bergerak. Dalam sistem ini digunakan pompa untuk
menekan minyak tersebut
2.3 Kinerja Turbin
Bearing digunakan untuk menopang atau menahan beban. Desain dari
generator bearing adalah tipe kombinasi yang berarti guide bearing dan
trush bearing terletak dalam rumah yang sama. Bearing yang digunakan
untuk menyangga poros adalah trush bearing. Bearing di desain dan
dikonstruksikan berdasarkan penemuan terakhir dari ilmu gesekan fluida
modern. Ketika generator-rotor berputar, permukaan bering tidak saling
kontak. Hal ini terkadi akibat adanya pelumasan yang dapat mengangkat
beban.
Hal yang mempengaruhi keinerja bearing yang secara langsung juga
berpengaruh pada kinerja turbin adalah:
- Timbulnya panas, akibat gesekan pada benda-benda yang
bergerak.
- Korosi, akibat dari kontaminasi zat-zat tertentu yang masuk ke
turbin.
- Kejutan, beban kejut dapat terjadi pada banyak peralatan mesin
jika dua permukaan beradu sangat cepat. Beban kejut jelas
dapat menimbulkan keausan dan bunyi.

2.4 Pelumasan pada Komponen Pembangkit


- Pengaruh gaya gesek terhadap kenaikan temperatur minyak pelumas
Komponen utama yang dianggap perlu mengalami pelumasan adalah
bearing. Bearing dengan beban yang berat atau digunakan pada
peralatan dengan start yang lambat dan kecepatan tinggi dapat
menimbulkan kenaikan temperatur akibat gesekan.

9
Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan
bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, kemudian
diberikan suatu lapisan fluida berupa minyak pelumas, dimana fluida
dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang saling
bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s)
sebesar F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling
atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan
nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada
jarak y dari bidang tetap. Dengan tidak adanya tekanan fluida menjadi

Pada fluida newtonian perbandingan antara besaran kecepatan geser dan


tegangan geser adalah konstan,

dimana parameter (h) ini didefinisikan sebagai viskositas absolut


(dinamis) dari suatu fluida. Dengan menggunakan satuan internasional ;
N, m2, m, m/s untuk gaya, luas area panjang dan kecepatan, maka
besaran viskositas dapat dinyatakan dengan :

10
Untuk mencegah peralatan dari kenaikan temperatur yang tinggi,
diperlukan suatu aliran minyak yang terdistribusi dengan cepat, sehingga
laju aliran minyak menuju cooler dapat mengadopsi nilai panas dari
peralatan tersebut.

2.5 Pengaruh Kenaikan Temperatur Pelumas dengan Kinerja Peralatan


- Akibat kenaikan temperatur terhadap kinerja pelumas
Kenaikan temperatur minyak pelumas sangat mempengaruhi
performace dari sistem pelumasan. Kenaikan temperatur yang berada
diluar temperatur kerjanya sangat merugikan. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya viskositas merupakan parameter penting dari

11
pelumasan. Viskositas pelumas ini sangat tergantung pada kerjanya.
Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan temperatur.
Kenaikan temperatur akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis
cairan sehingga akan menurunkan nilai viskositasnya. Sehingga
karakteristik viskositas minyak pelumas yang sangat bergantung pada
temperatur lingkungannya (indeks viskositas).
Suatu minyak pelumas dianggap memiliki indeks viskositas yang baik,
jika pada suhu rendah, komponen pelumasan tidak mengalami kesulitan
untuk melakukan start (saat kondisi minyak pelumas kental), dan pada
saat suhu tinggi saat mesin telah bekerja, bagian – bagian antar mesin
tidak bergesekan secara langsung (saat kondisi minyak pelumas menjadi
encer). Minyak pelumas seharusnya memiliki selisih viskositas yang kecil
saat suhu rendah dan tinggi. Sejalan dengan waktu pemakaiannya, maka
rentang selisih minyak pelumas pada suhu tinggi dan rendahnya akan
semakin melebar, yang berarti minyak pelumas sudah tidak layak lagi
untuk digunakan.

- Pengaruh rendahnya viskosity terhadap kinerja peralatan


Dalam hal pelumasan, kenaikan temperatur yang berlebihan jelas
menurunkan nilai viskositas pelumasnya, sehingga tidak dapat
memberikan pelumasan yang diperlukan, akibatnya kenaikan temperatur
pada komponen dan rusaknya geometri pada komponen (bearing).
Semakin kecil harga viskositas pelumas maka tinggi film pelumas akan
semakin berkurang. Hal ini dapat kita lihat bahwa semakin kecil harga
viskositas, maka performance number akan semakin kecil pula.
Kenaikan temperatur yang disebabkan rendahnya kinerja pendingin
mengakibatkan suhu pada stator generator, minyak bantalan dan
bantalan pada generator dan turbin naik. Kenaikan suhu komponen-
komponen tersebut pada limit tertentu (overheat) mengakibatkan unit
trip. Di bawah ini adalah tabel limit overheat komponen-komponen di
atas yang mengakibatkan terjadinya pemberhentian darurat unit
(emergency trip).

12
Lebih jelasnya, berkurangnya index viskositas akibat kenaikan
temperatur akan menimbulkan kontak yang lebih dekat antar komponen-
komponen yang saling menekan akibat tidak mampunya fluida menahan
gaya gesek (gaya gesek dihadapi langsung oleh logam). Khususnya pada
bearing dan poros, kondisi seperti itu akan mengakibatkan rugi gesek
yang demikian besar, sehingga berakibat pada naiknya torsi pembebanan
pada turbin. Hal inilah yang kemudian akan mengakibatkan unit
pembangkit mengalami gangguan, hingga akhirnya menjadi trip jika tidak
segera ditanggulangi.

13
H2 (o C) H1 (o C)
Temperatur L1 (o C) L2 (o C)
Temperatur Temperatur
trip alarm

Turbin guide bearing oil 70 65 10 5


Turbin guide bearing 70 65 10 5
Generator guide bearing 85 80 10 5
Generator thrust bearing 85 80 10 5
Generator bearing oil 90 85 20 10
Stator 117 110 - -

2.6 Analisa Kenaikan Tempetarur Pelumas


- Pendekatan teori dan perhitungan mengapa hal tersebut terjadi.
Kenaikan temperatur sangat mungkin terjadi, jika range temperatur
kerja antara temperatur masuk (T1) dengan temperatur keluar (T2)
melebihi harga yang direncanakan. Pada saat pelumasan tersebut
didinginkan (seharusnya pelumasan mengalami perubahan temperatur
dari T2 kembali ke T1) menjadi T1’ (yang harganya lebih tinggi dari T1).
Hal ini biasa terjadi karena untuk transfer panas dari T2 ke T1 melebihi
kemampuan dari cooler. Akibatnya temperatur pelumas masuk (T1)
melebihi harga yang seharusnya (T1’). Demikian juga temperatur keluar,
akan memiliki harga T2’ yang lebih tinggi dari T2. Demikian seterusnya
peristiwa ini berlangsung, sehingga temperatur pelumas akan terus
mengalami kenaikan.

14
BAB III
PEMECAHAN MASALAH

3.1 Prosedur Sistem Pelumasan


Setiap sistem pelumasan didalam unit pembangkit harus mempunyai
suatu prosedur. Prosedur pelumasan adalah suatu dokumen tertulis
yang menguraikan syarat-syarat pelumas dari suatu sistem.
Prosedur sistem pelumasan tersebut biasanya akan menunjukan atau
memberitahukan:
- Temperatur dan tekanan kerja
- Jenis pelumas yang digunakan
- Berapa kali sistem pelumas tersebut membutuhkan pemeliharaan
kondisi atau penggantian.

3.2 Pendinginan Minyak Pelumas


Pendingin minyak berfungsi untuk menyerap panas pada minyak
sebagai akaibat adanya gesekan pada bearing atau bagian-bagian
peralatan yang bergerak lainnya. Seperti halnya temperatur minyak yang
meninggalkan bearing turbin adalah lebih kurang 160oF. Pendingin minyak
akan menurunkan temperatur tersebut menjadi lebih kurang 120oF untuk
digukan kembali. Oil cooler adalah alat yang digunakan sebagai heat
transfer pada minyak pelumas. Oil cooler merupakan bejana dengan
pipa-pipa.
Air dingin dialirkan melalui bagian dalam pipa-pipa. Minyak
dipompakan ke dalam bejana dan sekeliling pipa. Panas yang terdapat
dalam minyak dipindahkan kepipa dan dan diserap oleh air. Pada jenis
pendingin minyak yang lain, minyak dialirkan melalui pipa-pipa dengan
air berada didalam tabung tesebut.

3.3 Tindakan Pencegahan


Memelihara pelumasan peralatan dengan tepat adalah sangat
penting. Perlu diingat bahwa pelumas dapat hilang daya pelumasannya

15
dengan menggunakannya, hal ini disebut dengan terurai. Hal tersebut
mungkin disebabkan karena adanya pencemaran, seperti debu batu bara
atau air yang masukkedalam minyak, atau kehilangan suatu bahan
tambahan. Panas yang berlebihan atau pencemaran dapat menyebabkan
hilangnya penyaringan minyak tersebut.

3.4 Pemeliharaan Kondisi Minyak


Pemeliharaan kondisi minyak berfungsi mengeluarkan kotoran untuk
membersihkan minyak dan memurnikannya. Kontaminasi pada minyak
mengurangi sifat-sifat melumas dan dapat menyebabkan gesekan da
keausanyang tinggi. Beberapa contoh zat yang menyebabkan kontaminasi
minyak adalah air, pasir, partilel-partikel logam, karat, abu dan lain-lain.
Pada unti pembangkit ada beberapa cara yang digunakan untuk
memelihara kondisi minyak, diantaranya:
- Settling tanks (tanki penandan)
Settling tanks dapat mengeluarkan air dan bahan-bahan padat dari
dalam minyak dengan menggunakan pengaruh gravitasi bumi. Gaya
gravitasi akan menengelamkan zat yang memiliki padatan lebih tinggi.
Contonya, air lebih padat dari pada mineral, sehingga air akan
mengendap ke dasar tangki pengendap, demikian juga lumpur dan
bahan pencemar lainnya.
- Saringan Minyak (oil filter)
Saringan minyak dapat menyaring bahan-bahan yang dapat mencemari
minyak. Alat ini terdiri dari bahan-bahan penyaring, meliputi: metal
screen, kawat kasa, selulosa tanah liat, bulu kempa (felt) dan kertas.
Cara kerjanya dengan mengalirkan minyak kotor melalui suatu saluran,
maka saringan akan menyaring atau menahan bahan-bahan pencemaran
membiarkan minyak melaluinya.

16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Sistem pelumasan dengan menggunakan minyak pelumas merupakan
sebuah cara efektif untuk mengatasi berbagai akibat dari pergerakann
(perputaran) pada unit pembangkit yang berlangsung secara kontinue.
Pergerakan tersebut jelas menimbulkan masalah-masalah pada kinerja turbin
yang diwakili oleh peranan bearing, seperti:
- Timbulnya panas, akibat gesekan pada benda-benda yang
bergerak.
- Korosi, akibat dari kontaminasi zat-zat tertentu yang masuk ke
turbin.
- Kejutan, beban kejut dapat terjadi pada banyak peralatan mesin
jika dua permukaan beradu sangat cepat. Beban kejut jelas
dapat menimbulkan keausan dan bunyi.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menerapkan sistem pelumasan


tepat guna. Dengan memperhatikan kinerja minyak pelumas, yang salah
satunya adalah temperatur. Temperatur minyak pelumas perlu dilihat secara
lebih dekat (dengan teliti) untuk menjaminkerja secara memadai. Suatu
penambahan temperatur dapat berarti gangguan pada sistem pendingin
minyak, gesekan yang berlebihan pada bearing, sirkulasi minyak yang tidak
baik. Pada batasan tertentu kenaikan temperatur dapat melebehi kapasitas
(overheating). Kenaikan suhu komponen-komponen tersebut pada limit
tertentu (overheat) mengakibatkan unit trip dan menmungkinkan terjadinya
pemberhentian darurat unit (emergency trip).

Saran
Unit pembangkit harus mempunyai progran yang menjamin bahwa semua
peralatan dilumasi secara tepat dan terus menerus. Hal-hal yang berkenaan
dengan program pencegahan adalah:

17
- Semua permukaan yang saling menekan dan bergesekan harus
dilumasi
- Pelumasan yang digunakan hendaknya sesuai dengan peralatan
yang bersangkutan
- Pelumasan tambahan sebaiknya selalu ada didalam gudang
- Rencana pelumasan hendaknya dikembangkan untuk setiap
peralatan Rencana tersebut meliputi, tipe pelumas, tempat dan
jumlah pelumas yang diperlukan, dan syarat-syarat untuk mengganti
pelumas yang telah digunakan.
- Minyak peluma yang baru dibeli harus ditest untuk memastikan
pelumas telah tepat dengan grade atau tipenya.
- Minyak pelumas harus diperiksa dan jika perlu kocok sebelum
digunakan.
- Minyak harus disimpan secara hati-hati untuk mencegah
pencemaran. Tanki minyak harus dibersihkan sebelum digunakan
kembali.
- Secara periodik, contoh minyak harus diambil dari setiap bagian
mesin untuk ditest. Hasil testyang tidak memuaskan hendaknya
diteliti untuk kemudian diperbaiki.

18

You might also like