You are on page 1of 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan modern telah mengalami kemajuan yang


sangat pesat seirama dengan tuntutan perkembangan dunia global. Hal
itu dapat dilihat dari tawaran-tawaran program yang disodorkan oleh
lembaga-lembaga pendidikan , baik yang berhubungan dengan perangkat
keras (hadr ware) maupun perangkat lunak (sofr ware). Kemajua pesat
jelas menimbulkan problema baru bagi dunia pendidikan yang kurang
siap dalammemberikan respon terhadap perkembangan tersebut.
Bagi dunia pendidikan Islam akan menimbulkan permasalahan
yang semakin kompleks bilamana dalam kenyataannya institusi
pendidikan Islam dan tenaga pengajar selalu terlambat dalam memenuhi
tuntutan perkembangan zaman. Keterlambatan itu menyangkut
kemampuan dalam mempersiapkan sarana yang berhubungan dengan
perangkat keras dan kemampuan sumber daya guru yang handal.
Untuk itulah dibutuhkan kesadaran baru bagi tenaga-tenaga
berprofesi langsung dalam dunia pendidikan agar senantiasa mengikuti
tuntutan perkembangan zaman atau melakukan pengintegrasian Iptek
dengan Imtaq jika tidak ingin tertinggal dengan lembaga-lembaga lainnya.
Kesadaran kolektif ini sangat diperlukan dalam rangka mencegat
gencarnya serangan yang ditimbulkan oleh kemajuan informasi yang
telah dengan mudah diserap oleh anak didik di Sekolah Menengah Umum
(SMA). Dan telah dimaklumi bahwa informasi yang ditangkap melalui
2
media tersebut tidak semuanya sesuai dengan kondisi mental mereka.
Oleh sebab itu guru agama harus mampu memilih dan menggunakan
media informasi yang sesuai dan dapat meningkatkan Imtaq dan Iptek
pada siswanya.
Untuk itu Sekolah Menengah Umum (SMA) kemasan materi tentu
disesuaikan dengan pertumbuhan mental dan kondisi zamannya. Artinya
nilai-nilai keislaman yang disampaikan dalam pelajaran sekolah harus
tetap menarik dengan contoh-contoh yang konkrit dan jelas sesuai
dengan kemampuan intelektualnya.
Pada tataran yang lebih spesifik, pendidikan Islam akan
merasakan dampak negatif yang luar biasa bagi perubahan mental anak
didik. Oleh karena itu peranan ganda pendidikan Islam menuntut untuk
dilakukan kajian-kajian secara intensif agar tetap survive. Artinya
pendidikan Islam akan diberlakukan menjadi sekedar materi tanpa nilai
apabila proses pembelajaran yang kendalinya dipegang oleh guru
kehilangan daya apresiasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan zamannya.
Oleh karena itu, guru memegang peranan kunci bagi keberhasilan
pendidikan dan dalam mengintegrasikan Imtaq dengan Iptek dalam
proses belajar Pendidikan Agama Islam di sekolah. Fungsinya sebagai
pengajar dan pendidik menuntut dedikasi yang dilandasi dengan
kemampuan profesionalisme maupun kepribadian prima seorang guru.
Kedua aspek ini dipandang sangat penting dalam menentukan
terwujudnya sosok guru yang diidolakan, terutama guru agama Islam.
Sebab guru agama menempati posisi terdepan dalam pembentukan Iman
dan Taqwa serta akhlaq siswa.
B. Permasalahan
Dari penjelasan di atas, maka penulis merumuskan masalah yang
akan dibahas dalam tulisan ini adalah “Usaha guru mengintegrasikan
3
IMTAQ dengan IPTAK dalam proses belajar mengajar Pendidikan
Agama Islam di SMA PGRI Pekanbaru.”
C. Penegasan Istilah
1. Usaha guru, yaitu serangkaian tingkah laku yang saling
berkaitan oleh guru yang dilakukan dalam proses belajar
mengajar serta berhubungan dengan kemajuan perubahan
tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi
tujuannya.
2. Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang
utuh atau bulat. 1
3. Imtaq (Iman dan Taqwa).
Menurut Ali bin Abi Thalib, Iman adalah mengikrarkan dengan
lidah, mempercayai benar dengan hati dan mengerjakan
dengan anggota. 2 Atau Iman adalah suatu kekuatan
psikologis yang ada dalam diri manusia yang tidak mudah
untuk diketahui secara pasti tentang keadaan yang
sebenarnya karena tidak mudah untuk dilihat dan
dianalogikan. 3 Sedangkan Taqwa adalah :

ِ‫ﺍِ ﹾﻡﺗِﺸﹶﺎ ﻝُ ﺍْﻟﻤﹶﺄْﹸﻣ ﹾﻮ ﺭﹶﺍ ﺕِ ﻭﹶ ﺟﹾِﺘﻨﹶﺎ ﺏﹸ ﺍْﻟﹶﻤﹾﻨﻬِﻴﱠﺎ ﺕ‬


(mengikuti/ memenuhi segala perintah Allah Swt dan
menjauhi segala yang dilarang-Nya. 4

4. Iptek (Ilmu pengetahuan dan Teknologi).


Menurut Abdul Mun’im Muhammad Khalaf, Ilmu
pengetahuan adalah suatu keyakinan dan penerapan atas
dasar percobaan dan pembuktian empiris. 5 Sedangkan

1
Tm.Hasbi Asy-Syiddiqy, Prof, Mutiara Hadits, Jilid I, Bulan Bintang, Jakarta, 1961, hal. 65.
2
Ibid.
3
Prof.Dr. Fadhil Al-Jamali, Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam, Ahli bahasa Prof. H. Muzayin
Arifin, M.ED, PT. Golden Terayon Press, Jakarta, 1993, hal.123
4
Achmad Sunarto, Khutbah Jum’at Lengkap, Yayasan Amanah Tuban, 1997. Hal. 207
5
Mukhtar Samad, Landasan Imtaq, Pusaka Riau, 2001, Hal. 26.
4
Tekonolgi adalah pengetahuan dan kemampuan membuat
alat serta cara mempergunakannya, yang terdiri dari ilmu
pengetahuan ilmiah yang distandarnisasikan (dibakukan) dan
juga kemahiran menerapkan ilmu pengetahuan itu dengan
ketelitian yang sempurna. 6

5. Proses belajar mengajar, yaitu suatu proses yang


mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan timbal balik berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 7
6. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang
berdasarkan pokok-pokok dan kajian-kajian asas, yang
meliputi ayat-ayat Al-Qur’an, hadits, dan kaidah-kaidah ke-
Tuhanan, Muamalah, urusan pribadi manusia, tata susila dan
ajaran akhlaq. 8

D. Tujuan Penulisan.
Karya tulis ini bertujuan untuk :
a. Memberikan informasi dan arahan kepada masyarakat
khususnya insan pendidik tentang usaha guru
mengintegrasikan Imtaq dengan Iptak dalam proses belajar
mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Pekanbaru
b. Sebagai syarat keikut sertaan pada perlombaan karya tulis
ilmiyah.
E. Sekilas tentang SMA PGRI Pekanbaru
SMA PGRI Pekanbaru didirikan oleh Yayasan Pembina Lembaga
Pendidikan (YPLP) PGRI Riau, pada bulan Juli 1981 pada masa itu kepala
sekolahnya adalah Bapak Bakhtiar dan wakil kepala Bapak Ws. Wasri,

6
Prof.Dr. Fadhil Al-Jamali, Ibid, hal.104.
7
M.Uzer Usman, op. cit, hal .1
8
Drs. Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 1990, Hal. 4
5
Ba. Setelah menjabat 7 bulan sebagai kepala sekolah, Bapak Bakhtiar
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala sekolah dan beliau
digantikan oleh wakil kepala WS. Wasri, Ba. Bapak WS.Wasri, yang
pengangkatannya dimulai pada bulan Januari 1982 sampai sekarang. 9
Pertama sekali SMA PGRI mempunyai murid sebanyak 14 orang
yang terdiri dari kelas I 1 dan I 2. Pada tahun 1991/1992 bertambah lagi
13 kelas yang terdiri dari 4 ruang kelas I, 5 ruang kelas II dan 4 ruang
kelas 3. Penambahan murid dan kelas terus bertambah hingga tahun
ajaran 2003/2004 jumlah ruangan telah mencapai 18 ruangan yang
terdiri 7 ruangan kelas I, 6 ruangan untuk kelas II dan 5 ruangan untuk
kelas 3 dengan jumlah peserta didik 347 orang laki-laki dan 530 orang
perempuan. Tenaga pengajar berjumlah 40 orang dan untuk guru
Pendidikan Agama Islam terdiri dari 1 orang, yaitu Bapak Abdurrahman,
S.Ag.
Sarana dan prasarana di SMA PGRI Pekanbaru adalah :
1. Ruang Belajar : 15 ruang
2. Ruang Tata Usaha : 1 ruang
3. Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang
4. Ruang Majelis Guru : 1 ruang
5. Ruang Perpustakaan : 1 ruang
6. Ruang Labor IPA : 1 ruang
7. Ruang Labor Bahasa : 1 ruang
8. Ruang BP/BK/UKS : 1 ruang
9. Ruang Mushalla : 1 ruang
10. Ruang Komputer : 1 ruang
11. Ruang Wakasek : 1 ruang
12. Ruang OSIS : 1 ruang

9
Dokumentasi Mahasiswa PPL UIR, Pekanbaru, 2002
6
13. Rumah penjaga sekolah : 1 rumah
14. WC siswa Pa/ Pi : 3 ruang
15. Lapangan olahraga : 1 ruang/lap

Untuk kurikulum yang dipakai pada mata pelajaran Agama Islam


adalah kurikulum baru 2003 yang mengacu kepada kurikulum
kompetensi dasar ini diterapkan untuk kelas I sedangkan untuk kelas II
dan III masih menggunakan kurikulum yang lama, yaitu kurikulum
1994.
F. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiyah
ini adalah :
a. Studi kepustakaan, yaitu mencari literatur-literatur, buku-
buku yang menyangkut tentang Imtaq dan Iptek.
b. Wawancara, yaitu mengadakan wawancara atau tanya jawab
dengan beberapa guru labor bahasa dan guru bidang studi lain
tentang Imtaq dan Iptek pengintegrasiannya ke dalam
7
BAB II
PEMBAHASAN

USAHA GURU MENGINTEGRASIKAN IMTAQ DENGAN IPTEK DALAM


PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMA PGRI PEKANBARU.

Islam mengajak kepada kepada penggunaan akal pikiran, oleh


karena itu ia mendorong untuk mencari ilmu serta memikirkan/
menganalisis hal-hal yang berada dibalik kenyataan alam ini. Al-Qur’an
penuh dengan ayat-ayat mengajak kepada penggunaan akal pikiran,
observasi, studi, dengan mengambil ibarat yang demikian itu. Maka
menjadi tinggilah tingkat ilmu pengetahuan dan derajat keilmiahan para
ilmuwan. Islam mengikat dan mempersatukan antara ilmu dan agama.
Agama Islam memperhatikan pentingnya iman sama dengan
pentingnya ilmu pengetahuan. Maka Allah Swt berfirman Dalam QS.Al-
Baqarah {2} : 255 :

............. .........
Artinya:” Allah Swt mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka
dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui
apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya.”

Dan Allah Swt memuliakan para ahli ilmu pengetahuan dengan


firman-Nya dalam QS. Al-Mujadallah {58} : 11 yang berbunyi :
8
Artinya :” Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”

Demikian juga firman Allah Swt dalam QS. Az-Zumar {39}: 9 :

Artinya:” (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung)


ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam
dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.”

Dan firman-Nya dalam QS. Al-Fathr {35}: 28 :

Artinya:” Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-


binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang
bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya
Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.”
9
Demikian banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang mendorong untuk
mencari ilmu pengetahuan dan belajar, serta mempelajari yang hak dan
hakikatnya, maka itu dalam Al-Qur’an telah disebutkan kata “ilmu” atau
yang sinonim dengan itu lebih dari 780 kali banyaknya. Hal ini
menunjukkan tentang pentingnya menguasai ilmu pengetahuan di
samping iman dimantapkan.
Untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan Islam, maka
guru agama juga harus memiliki beberapa kemampuan dasar yang
antara lain :
a. Penguasaan materi pelajaran.
b. Penguasaan metodologi pembelajaran.
c. Pengelolaan kelas.
d. Variasi media belajar.
e. Evaluasi belajar. 10
Dalam hal ini, guru agama memegang peranan penting dalam
mengintergrasikan Imtaq dengan Iptek dalam proses belajar mengajar
Pendidikan Agama Islam di Sekolah.
Sebagai suatu sistem, belajar mengajar mengandung sejumlah
komponen, antara lain tujuan, bahan pelajaran, KBM, metode, sumber
dan evaluasi. Kesemuanya itu harus saling berinteraksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, tujuan
belajar mengajar itu dapat tercapai apabila semua komponen yang ada
didalamnya harus diorganisir sedemikian rupa, sehingga komponen-
komponen tersebut dapat bekerja sama dengan baik.
Guru harus mampu merencanakan dan mempersiapkan
komponen belajar mengajar tersebut, yaitu :

10
Dirjen Binbaga Islam, Profil GPAI SLTP, Depag RI Direktorat PPAI Sekolah Umum, Jakarta, 2001.
hal.4-12
10
1. Merumuskan tujuan yang diharapkan diperoleh para siswa
setelah mengalami interaksi belajar mengajar tertentu.
2. Mempersiapkan bahan pelajaran yang akan disampaikan
kepada para siswa.
3. Merumuskan dan menentukan metode yang paling tepat untuk
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa, sehingga siswa
mengetahui dan memahami serta menguasai bahan pelajaran.
4. Mempersiapkan media / alat dan sumber belajar yang
dipergunakan dalam penyampaian bahan pelajaran.
5. Merumuskan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur
atau mengatahui tingkat penguasaai siswa terhadap bahan
pelajaran yang telah diberikan.

Dan untuk mengintegrasikan Imtaq dengan Iptek dalam proses


belajar seorang guru agama dituntut untuk mampu mengembangkan dan
menggunakan variasi media mengajar, seperti :
1. Gambar
2. Poster
3. Peta
4. Bagan
5. Tabel
6. Grafik
7. Rekaman
8. Audiovisual
9. Slide
10. Film
11. Program komputer
11
12. Buku, jurnal, modul, majalah, surat kabar dan lainnya. 11

Media-media tersebut di atas sangat membantu siswa dalam


memahami dan memperoleh pengetahuan, sehingga akhirnya membuat
pengajaran agama menjadi lebih menarik dan menyenangkan dan para
siswa terhindar dari kejenuhan yang membosankan sekaligus guru telah
mampu mengintegrasikan Iman dan Taqwa dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang ada pada masa ini dalam proses belajar mengajar
pendidikan agama Islam di sekolah.
Dalam media pengajar terdapat 2 unsur, yaitu :
1. Pesan atau bahan pengajaran yang akan disampaikan, dengan
istilah lain disebut perangkat lunak (sofr ware).
Contohnya : seorang guru akan mengajarkan pokok bahasan
QS. Al-Mukminun ayat 12-14 tentang proses penciptaan di
alam rahim. Kemudian guru dapat menggunakan VCD
tentang Penciptaan Manusia karya Harun Yahya
memutarnya pada TV di kelas atau ruang khusus (labor
bahasa)
2. Alat penampil atau perangkat keras (hardware).
Contohnya: seorang guru akan mengajarkan tentang cara
pengucapan huruf arab atau tajwid, guru memutar program
CD Al-Qur’an di ruang labor bahasa. Atau dapat juga guru
merekam bacaannya dalam sebuah cassette-recorder,kemudian
hasil rekaman diperdengarkan kepada siswa di kelas atau di
labor bahasa dan siswa meniru ucapan tersebut.
Menurut Drs. Sudirman, N dalam bukunya Ilmu Pendidikan
halaman 2006, menyatakan bahwa media pengajaran dari segi jenisnya
ada 3 macam, yaitu :

11
Drs. Sudirman.N, Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, hal. 203
12
1. Media audetif, yaitu media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder,
piringan audio. Media ini tidak cocok untuk orang yang tuli
atau kelainan pada pendengarannya.
Pokok bahasan yang sesuai menggunakan media ini adalah
untuk pokok bahasan tentang keimanan, akhlaq dan membaca
Al-quran berikut dengan tajwidnya, bacaan dalam shalat serta
tentang sejarah Islam.
2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar
diam seperti film strip (film rangkai), slide (film bingkai) foto,
gambar atau lukisan, cetakan. Dan ada pula media visual yang
menampilkan gambar atau simbul yang bergerakseperti film
bisu, film kartun.
Untuk media ini yang cocok adalah pokok bahasan gerakan
shalat, penyelenggaraan shalat jenazah, sejarah Islam tentang
peta, muamalah dan perkawinan, materi akhlaq.
3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara
dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media audio dan
visual. Media ini dibagi lagi ke dalam 2 bagian, yaitu :
a. Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara
dan gambar diam, seperti film bingkai suara (sound slides),
film rangkai suara, cetak suara.
b. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan
unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara
dan video cassette.
13
Untuk media ini dapat digunakan pokok bahasan tentang
Proses Penciptaan Manusia (QS. Al-Mukminun : 12-14),
Tentang Flora dan Fauna, Sejarah Nabi Muhammad dan
tokoh-tokoh Islam (VCD Karya Harun Yahya) dan tentang
Shalat dengan segala mecam keadaannya (VCD Tuntunan
Shalat Lengkap) dan Al-Qur’an berikut bacaan, makhraj dan
tajwidnya (VCD Program Komputer).
Dalam penggunaan media pengajara seorang guru harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Prinsip-prinsip dalam memilih media, yaitu :
¾ Tujuan pemilihan media harus jelas. Apakah media itu
untuk pembelajaran, informasi ataukah sekedar hiburan.
¾ Karakteristik media. Hal ini dilihat dari segi
keampuhannya, cara pembuatannya dan cara
penggunaannya.
¾ Alternatif pilihan. Hal ini apabila terdapat beberapa
alternatif pilihan.
2. Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih :
™ Objektivitas. Guru tidak boleh memilih media atas dasar
kesenangan pribadi.
™ Program pengajaran. Program pengajaran yang diberikan
harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya,
strukturnya maupun kedalamannya.
™ Sasaran program. Sasaran yang dimaksud adalah siswa
yang akan menerima informasi melalui media pengajaran.
Untuk itu harus sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa, baik dari segi bahasa, simbol, cara dan kecepatan
penyajian dan waktu penggunaannya.
14
™ Situasi dan kondisi sekolah/ tempat dan ruangan serta
kondisi siswa yang akan mengikuti pelajaran.
™ Kualitas teknis. Hal ini meliputi rekaman audionya,
gambarnya harus jelas.
™ Keefektifan dan efesiensi penggunaan. Keefektifan
berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efesiensi
berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut.
3. Kriteria pemilihan media pengajaran, yaitu :
‰ Apakah topik dalam media tersebut menarik siswa ?
‰ Apakah materi dalam media tersebut berguna bagi siswa?
‰ Apakah isi media relevan dengan kurikulum yang berlaku ?
‰ Apakah materi dalam media tersebut autentik dan aktual ?
‰ Apakah fakta dan konsepnya terjamin kecermatannya dan
jelas ?
‰ Apakah format penyajiannya berdasarkan tata urutan
belajar yang logis ?
‰ Apakah pandangannya objektif ?
‰ Apakah narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya
memenuhi syarat standar kualitas teknis ?
‰ Apakah bobot penggunaan bahasa, simbol dan ilustrasinya
sesuai dengan tingkat kematangan berfikir siswa ?
‰ Apakah sudah diuji kesahihannya (validatas) ? 12

Berikut beberapa media pengajar yang dapat dipergunakan guru


agama dan telah dipergunakan oleh guru agama SMA PGRI Pekanbaru
dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. Dengan
penggunaan media dapat lebih memahami dan memantapkan terhadap

12
Drs. Sudriman.N, Ibid, Hal. 219-222
15
pelajaran dan terjadinya pengintegrasian Imtaq dengan Iptek secara baik
terhadap anak didik.
1. POSTER
Poster ini banyak digunakan orang. Poster disajikan dalam
berbagai bentuk, warna, ukuran dan teknik penyajiannya
untuk menarik perhatian orang-orang yang melihatnya,
sehingga mereka tertarik dan mau melakukannya sesuatu
sesuai dengan yang diharapkan oleh poster tersebut.
Ciri-ciri poster yang baik :
a. Berupa gambar/ lukisan
b. Dapat menyampaikan pesan dan ide tertentu
c. Memberi kesan yang kuat dan menarik perhatian
d. Menangkap penglihatan yang saksama orang lewat
e. Merangsang orang yang melihat untuk ingin
melaksanakan maksud poster.
f. Berani dan dinamis
g. Ilustrasi tidak terlalu banyak.
h. Teks dituangkan ringkas
i. Simbol visual dan tulisan dapat membawa ide tertentu.
j. Dapat dibaca dalam waktu singkat.
Pembuatan poster ini ada beberapa yang perlu juga
diperhatikan oleh guru agama, yaitu :
a. Menetapkan rencana isi yang meliputi :
- menetapkan topik atau tema poster
- merumuskan tujuan khusus
- menetapkan pokok-pokok materi yang akan
dituangkan ke dalam poster
16
a. Merencanakan gambar dengan sketsa kasar dan dalam
bentuk yang kecil, sehingga dapat diketahui berbagai
kemungkinan gambar yang dapat dibuat dan
memperoleh hasil gambar yang baik dan serasi.Contoh:
Gerakkan sujud Duduk antara 2 sujud

b. Memperbesar sketsa dan memberi warna yang seras.


c. Latering, yaitu susunan teks atau pesan di dalamnya
dengan komposisi huruf yang serasi dan tidak boleh
terlalu ramai.
Pokok bahasan yang dapat menggunakan poster ini
adalah : Tata cara berwudhuk,bertayamum dan shalat
Seperti :

Penggunaan Poster, perlu diperhatikan hal-hal sebagai


berikut :
a. Digunakan di dalam kelas.
17
b. Digunakan sebagai proyek menggambar (contoh)
c. Digunakan untuk media komunikasi siswa, seperti
pemilihan ketua ROHIS (Rohani Keislaman)
d. Digunakan untuk memebrikan imbauan, anjuran,
larangan atau peringatan pada tempat tertentu.
2. OVERHEAD PROJEKTOR (OHP)
Overhead Projektor merupakan alat penampilan pesan atau
informasi yang sudah banyak dipergunakan, baik dalam
bidang pendidikan, penerangan, bisnis maupun bidang-
bidang lainnya.
OHP digunakan untuk media pengajaran dengan alasan :
a. Alat ini banyak dijual di pasaran dan harganya relatif
murah.
b. Alat ini bisa dipakai secara berulang kali.
c. Bentuk dan ukurannya cukup portabel, sehingga mudah
dibawa kemana-mana.
d. Alat ini mudah digunakan oleh guru agama.
e. Ruangan tidak perlu digelapkan karena cahayanya
sangat kuat.
f. Bahan dasar transparansinya mudah diperoleh.
g. Membuat transparansinya tidak sulit asal bisa menulis
dan menggambar.
Penggunaan OHP :
a. Tahap persiapan :
⇒ Mengecek kembali transparansi yang telah dibuat dan
menyusunnya sesuai dengan urutan penyajian.
18
⇒ Menyiapkan transparansi yang masih kosong berikut
spidolnya untuk menjaga kemungkinan kalau ada hal
yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.
⇒ Menempatkan OHP pada posisi yang dapat dijangkau
oleh penglihatan seluruh siswa.
⇒ Mengetes OHP, apakah dapat berfungsi atau tidak.
b. Tahap penyajian :
⇒ Meletakkan transaparansi di atas kaca projektor, lalu
tombolnya ditekan, maka nampaklah huruf atau
gambar pada layar.
⇒ Ketika menjelaskan, guru cukup melihat
transparansinya saja dengan menggunakan alat
penunjuk,dan sinar OHP jangan sampai terhalang
oleh badan guru.
⇒ Apabila guru menerangkan sesuatu secara verbal,
sebaiknya OHP dimatikan dahulu.
⇒ Apabila guru menulis pada transparansi di atas kaca
OHP, sebaiknya dimatikan dahulu projektornya.
⇒ OHP jangan dibairkan menyala terlalu lama, karena
kalau panas akan berhenti secara tiba-tiba dan harus
didinginkan dahulu, baru bisa dipergunakan kembali.
c. Tahap penutup :
⇒ Apabila penyajian materi telah selesai, transparansi
disusun kembali dan dimasukkan ke dalam
albumnya. OHP dimatikan dan dibereskan serta
disimpan pada tempatnya. Untuk ini guru bisa
meminta bantuan siswa.
19
3. CASSETTE TAPE RECORDE
Tape recorder sudah sejak lama digunakan orang, baik
untuk hiburan, penyimpanan data dan untuk keperluan
pendidikan sebagai media pengajaran khususnya media
pengajran Pendidikan Agama Islam.
Alasan penggunaan tape recerder sebagai media pengajaran
adalah :
a. Bisa dibawa kemana-mana.
b. Cassette tape recerder sangat baik untuk melatih daya
pendengaran siswa (daya imajenasi)
c. Mudah memproduksinya dan menggunakannya.
d. Dapat digunakan kapan saja.
e. Harganya relatif murah, baik alatnya maupun kasetnya.
f. Alat tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk
merekam dan menampilkan hasil rekaman serta dapat
dihapus lagi apabila program itu tidak dipakai lagi.
g. Dapat menyajikan bahan pengajaran secara bervariasi,
misalnya ceramah, reportase, drama, tanya jawab.
h. Dapat digunakan secara indivudual maipun klasikal.
i. Dapat dipadukan dengan media lain seperti media cetak,
seperti yang digunakan dalam pelajaran bahasa asing.
Langkap-langkah program pengajran melalui media cassette
recerder :
A. Tahap Perencanaan :
a) Menetapkan topik pengajaran
b) Merumuskan tujuan tujuan pengajaran.
c) Menetapkan pokok materi
20
d) Menetapkan format penuajian, apakah berbentuk
ceramah, tanya jwab, drama atau yang lainnya.
e) Membaut skrip (naskah)
B. Tahap Produksi (perekaman)
a) Alat yang diperlukan :
- tape recerder
- kaset kosong
- batu baterai (aliran listrik)
- skrip
b) Persiapan rekaman :
- menyiapkan alat-alat
- menyiapkan para pelaku (kalau drama)
- membagikan skrip
- latihan rekaman
c) Pelaksanaan rekaman :
- Ketika merekam alat dapat beroperasi. Rekaman
dapat dilaksanakan di studio atau di rumah atau
di dalam kelas.
- Ruangan tidak bising dengan suara yang tidak
diinginkan.
C. Tahap Penggunaan :
a) Mengecek kaset rekaman apakah sudah jelas
suaranya.
b) Memberikan penjelasan atau pengayaan apabila
dibutuhkan.
c) Apabila sudah selesai kaset dan tape disimpan pada
tempat yang aman.
21
4. LABORATORIUM BAHASA/ RUANG KOMPUTER.
Labarotorim bahasa adalah laboratorium yang
dipergunakan untuk mempelajaran bahasa asing, seperti
bahasa Inggris, Jerman, mandarin dan lainnya, yang mana
di ruang itu tersedia satu set komputer pada meja guru dan
pada meja masing-masing siswa tersedia monitor/ layar
dan alat pendengar sehingga siswa dapat melihat gambar
dan mendengarkan di tempat duduknya masing-masing.
Penggunaan labor bahasa ini (ruang komputer) sebagai
media pengajaran Pendidikan Agama Islam sangatlah efektif
dan efesien di samping bisa menarik dan memantapkan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran juga akan
memantapkan keimanan dan menambah pengatahuan
agama siswa. Untuk itu guru perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut , yaitu :
1. Guru mengtahui atau bisa mengoperasikan komputer.
2. Mempersiapkan pengeras suara.
3. Memiliki VCD yang akan disajikan. Dalam hal ini tentu
VCD yang sesuai dengan materi pelajaran, seperti VCD
tentang Penciptaan Kejadian Manusia, karya Harun
Yahya, VCD Tuntunan Shalat Modern lengkap, CD
Program Al-Qur’an, Hadits dan Tajwid, VCD tentang
Kajadian alam, VCD tentang manasik haji, VCD sejarah
para Nabi dan sejarah Islam dan sebagainya.
4. Guru harus menyediakan lembaran kerja yang akan diisi
oleh siswa ketika/ setelah menyaksikan film atau materi
pada komputer. (LKS terlampir)
22
5. Sebelum VCD atau film tersebut diputar dihadapan
siswa terlebih dahulu guru telah melihatnya terlebih
dahulu untuk mengetahu apakah ada gambar atau
suara yang rusak atau film yang tersebut lebih banyak
menyinggung materi pelajaran atau tidak.
6. Pemutaran film atau VCD tersebut harus sesuai dengan
taraf kemampuan siswa dan waktu yang tersedia.
7. Memberikan kesimpulan atau inti dari film yang telah
disajikan dan mengumpulkan lembaran kerja.
23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah
untuk dapat mengintegrasikan Imtaq dengan Iptek terhadap siswa dalam
pendidikan Islam salah satunya guru harus mampu menggunakan media
elektonik sebagai media pengajaran khusunya film atau VCD yang dapat
menambah pengatahuan dan wawasan siswa tentang agama, karena
sekarang telah banyak diproduksi VCD-VCD yang berisi program-
program keislaman dan juga tidak sedikit yang berkenaan dengan materi
pengajaran di sekolah.
B. Sarana – Saran
Kepada para guru atau pendidik diharapkan :
1. Melasakanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh dan
penuh dengan keikhlasan serta profesional.
2. Dapat terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
dalam menggunakan media pengajaran khususnya media
elektonik serta banyak membaca, mengikuti seminar atau
MGMP PAI .
3. Dapat memberikan contoh dan tauladan yang baik kepada
anak didiknya seperti berbicara dengan tidak menyinggung
atau menyakiti perasaan anak didik dan bersikap atau berbuat
dengan akhlak yang mulia. Dengan kata lain interkasi yang
edukatif.
24
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sunarto, Khutbah Jum’at Lengkap, Yayasan Amanah Tuban, 1997.


Drs. Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Kalam Mulia, Jakarta,
1990.
Dokumentasi Mahasiswa PPL UIR, Pekanbaru, 2002
Dirjen Binbaga Islam, Profil GPAI SLTP, Depag RI Direktorat PPAI Sekolah
Umum, Jakarta, 2001.
Drs. Sudirman.N, Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991
Mukhtar Samad, Landasan Imtaq, Pusaka Riau, 2001.
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja RK, Bandung, 1990.
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar,
Sinar Baru Al Gensindo, 1996.
Prof.Dr. Fadhil Al-Jamali, Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam, Ahli
bahasa Prof. H. Muzayin Arifin, M.ED, PT. Golden Terayon Press,
Jakarta, 1993
Suharsimi A,Managemen Pengajaran, Remaja RK, Bandung, 1990.
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar, Raja Wali Perss,
Jakarta, 1992.
Thomas G, Guru Yang Efektif, CV Rajawali, Jakarta, ttt,
Tm.Hasbi Asy-Syiddiqy, Prof, Mutiara Hadits, Jilid I, Bulan Bintang, Jakarta,
1961.

You might also like