Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadurat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya atas
terselesaikannya penulisan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari
Terhadap Pertumbuhan Kecambah Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)” penulian karya ilmiah ini
merupakan tugas akhir semester 1.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari semua pihak penulisan karya ilmiah ini tidak
akan berjalan dengan baik Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ir. Dadik Hariyadi selaku kepala sekolah SMKN 1 PURWOSARI.
2. B. Hety selaku guru pembimbing kami.
3. Teman-teman SMKN ! PURWOSARI, atas dukungan dan solidaritasnya.
4. Semua pihak yang turut serta mendukung terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Penulis berusaha sekuat tenaga untuk menyeleaikan karya tulis ilmiah ini semaksimal mungkin, akan
tetapi kami juga tidak mengelak bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak
senantiasa kami harapkan untuk menyempurnakan karya ilmiah ini dimasa mendatang.
Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridha-Nya sehingga karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
RINGKASAN
Latar belakang dari penelitian ini adalah pertumbuhan dan perkembangan merupakan 2 aktifitas
kehidupan yang tidak dapat dipisahkan,karena prosesnya berjalan bersamaan.Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran / volume serta jumlah sel secara
irreversible,atau tidak dapat kembali ke bentuk semula .Perkembangan adalah peristiwa perubahan
biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan
bentuk ( metamorfosis ) dan tingkat kedewasaan.
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan
ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji . Perubahan embrio saat perkecambahan
umumnya adalah radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar,selanjutnya plumula tumbuh dan
berkembang menjadi batang dan daun.
Penelitian ini didukung beberapa teori yang mendukung terhadap pengaruih gelan dan terang bagi
pertumbuhan tanaman. Dengan metode penelitian observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap
percobaan yang dilakukan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tempat gelap tumbuhan
dapat berkembang dengan baik yang ditandai dengan panjang kecambah yang cenderung lebih
panjang daripada pertumbuhan di tempat yang terang. Hal ini disebabkan karena pengaruh zat
auksin yang akan bekerja maksimal pada tempat yang gelap atau tidak terkena cahaya matahari
berlebih.
BAB. I PENDAHULUAN
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik
tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji
yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun
dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran biji
karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak (Latunra, dkk., 2009).
Percobaan ini diadakan agar kita dapat melihat bahwa cahaya secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi perkembangan perkecambahan itusendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Periode pertumbuhan pada tumbuhan terjadi sepanjang hidupnya.Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
factor yaitu factor dari lingkungan dan factor dari dalam tubuh organisme.
Dalam percobaan kali ini kita akan membahas pengaruh sinar matahari/intensitas cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman yang dalam hal ini adalah kacang hijau.
Berapa perbedaan pertumbuhan tinggi kecambah kacang hijau dengan kapasitas cahaya matahari
yang cukup dengan yang tidak mendapat cahaya sama sekali ?
1.3 Hipotesis
Kapasitas cahaya matahari yang cukup akan membuat pertumbuhan kecambah lebih cepat
dibanding tidak mendapatkan cahaya sama sekali.
Variabel
1.4.2 Kegunaan
Kegunaan dari penelitian ini antara lain dapat mengetahui efek dari sinar matahari terhadap
tumbuhan , baik efek positif maupun negative.
2.1.1 Suhu
Menurut perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6.000 °C namun ada juga
yang menyebutkan suhu permukaan sebesar 5.500 °C. Jenis batuan atau logam apapun yang ada di
Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya yang
diperkirakan tidak kurang dari 25 juta derajat Celsius namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya
15 juta derajat Celsius. Ada pula yang menyebutkan temperatur di inti matahari kira kira sekitar
13.889.000 °C. Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan
kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H Helmholz, panas
itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwa panas tersebut berasal
dari reaksi-reaksi termonuklir yang juga disebut reaksi hidrogen helium sintetis.
2.1.3 Prominensa
Lidah api yang ada di matahari atau juga disebut Prominensa merupakan bagian matahari yang
sangat besar, terang, yang mencuat keluar dari permukaan matahari, seringkali berbentuk loop
(putaran). Tanggal 26-27 September 2009 lalu, wahana ruang angkasa (Stereo A dan Stereo B) yang
khusus memantau matahari merekam fenomena selama 30 jam ini.
Prominensa terjadi di lapisan photosphere pada matahari dan bergerak keluar menuju korona
matahari. Jika korona merupakan gas-gas yang telah diionisasikan menjadi sangat panas, dinamakan
plasma, yang tidak begitu memperlihatkan cahayanya, prominensa berisikan plasma yang lebih
dingin.
Prominensa biasanya menjulur hingga ribuan kilometer; yang terbesar yang pernah diobservasi
terlihat pada tahun 1997 dengan panjang sekitar 350.000 kilometer - sekitar 28 kali diameter bumi.
Massa di dalam prominensa berisikan material dengan berat hingga 100 miliar ton.
Tanaman memerlukan cahaya matahari tumbuh hijau. Dengan air tanpa cahaya matahari, tanaman
akan tumbuh tinggi dengan cepat, namun akan terlihat kuning dan kekurangan air, meskipun saat
disentuh, daunnya teraba amat basah.
Manfat Sinar Matahari
• Sinar Matahari Mengurangi Kolesterol Darah
Dengan mengubah kolesterol di bawah kulit menjadi vitamin D, tubuh Anda akan memberikan
peringatan kepada kolesterol yang ada dalam darah untuk keluar dari darah menuju ke kulit
sehingga mengurangi kolesterol dalam darah.
• Sinar Matahari Mengurangi Gula Darah
Cahaya matahari mampu berperan sebagai insulin yang memberikan kemudahan penyerapan
glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Ini merangsang tubuh untuk mengubah gula darah (glukosa)
menjadi gula yang tersimpan (glikogen) yang tersimpan di hati dan otot, sehingga menurunkan gula
darah.
• Sinar Matahari Adalah Penawar Infeksi dan Pembunuh Bakteri
Matahari sanggup membunuh bakteri penyakit, virus dan jamur. Itu berguna untuk perawatan
tuberkulosis (TBC), erisipelas, keracunan darah, peritonitis, pnemonia, mumps, asma saluran
pernafasan. Bahkan beberapa dari virus penyebab kanker dibinasakan oleh sinar ultraviolet. Infeksi
jamur, termasuk candida, bereaksi terhadap sinar matahari. Beberapa jenis bakteri di udara
dibinasakan dalam 10 menit oleh sinar ultraviolet.
Seorang ilmuwan menutup setengah dari piring batu yang dipenuhi dengan bakteri - setengah
lainnya disinari matahari secara langsung. Bagian piring yang tertutup tetap dipenuhi bakteri, tetapi
tidak ada yang tumbuh di setengah piring yang terbakar sinar matahari. Semua bakteri telah
terbunuh. Jika Anda membuka lebar tirai dan jendela rumah agar sinar matahari masuk ke ruangan,
maka setelah satu jangka waktu sinar matahari ini akan membunuh bakteri yang berada di debu
jendela dan lantai, sehingga membuat rumah Anda menjadi tempat yang lebih sehat untuk didiami.
• Sinar Matahari Meningkatkan Kebugaran dan Kualitas Pernafasan
Sinar matahari bisa meningkatkan kapasitas darah untuk membawa oksigen dan menyalurkannya ke
jaringan-jaringan. Ini berarti banyak oksigen tersedia untuk dibawa ke otot sewaktu Anda
berolahraga. Faktor lain yang bisa membantu meningkatkan volume nafas ialah bahwa glikogen
bertambah di hati dan otot setelah berjemur matahari.
• Sinar Matahari Membantu Membentuk dan Memperbaiki Tulang
Dengan bertambahnya tingkat vitamin D dalam tubuh Anda karena paparan sinar matahari,
kemampuan penyerapan kalsium akan meningkat. Ini menolong pembentukan dan perbaikan tulang
dan mencegah penyakit seperti rakitis dan osteomalacia (pelembutan tulang tidak normal).
• Sinar Matahari Meningkatkan Beberapa Jenis Kekebalan
Sinar matahari menambah sel darah putih terutama limfosit, yang digunakan untuk menyerang
penyakit. Antibodi (gamma globulins) Anda akan bertambah. Sepuluh menit di.bawah sinar
ultraviolet satu atau dua kali setiap minggu mengurangi potensi terserang flu antara 30 sampai 40
persen.
Disamping banyak manfaatnya, terlalu lama berada di bawah sinar matahari, terutama setelah
melewati pagi hari, bisa menyebabkan hal-hal berikut :
• Sinar Matahari Membuat Kulit Anda Terbakar
Hari berawan bukan jaminan kulit Anda aman dari serangan sinar matahari. Awan bisa menyaring
banyak berkas cahaya yang kelihatan dan inframerah, namun 80% radiasi ultraviolet mampu
menembus pertahanan awan.
• Sinar Matahari Bisa Meningkatkan Resiko Kanker Kulit
Angin sepoi-sepoi juga bisa menambah bahaya itu. Kebanyakan sinar matahari dengan tingginya
trigliserid darah adalah faktor yang paling besar penyebab terjadinya kanker kulit.
• Sinar Matahari Mempercepat Proses Penuaan
Z.R. Kime dalam bukunya Sunlight Could Save Your Life, menyatakan bahwa bertambahnya
penggunaan minyak sayur olahan (poliunsaturated), menyebabkan bertambahnya kehadiran radikal
bebas pada kulit. Radikal bebas ini adalah bagian dari molekul (yang terpecah-pecah) dengan
kecenderungan menyebabkan kerusakan jaringan lapisan kulit paling luar, penyebab utama penuaan
dini - keriput kulit.
Anda mendapatkan manfaat terbaik disinari cahaya matahari sebelum pukul 09.00 pagi dan setelah
pukul 16.00 sore. Pada saat-saat itu kulit Anda tidak mendapatkan sinar gelombang pendek (sinar-
gelombang pendek: ultraviolet, sinar-x, sinar gamma, sinar cosmos), sebaliknya Anda lebih banyak
mendapatkan sinar gelombang - panjang atau inframerah.
2.2 Pertumbuhan
Proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume atau jumlah) yang bersifat
irreversible.Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif
Alat untuk mengukur pertumbuhan disebut auksanometer
Gambar 2. Auksonometer
~ teori tentang perkembangan meristem apikal diterangkan dengan teori histogen dan teori tunika
korpus
b. Teori Histogen
Titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan disebut dengan histogen. Histogen terdiri dari plerom
(bagian pusat akar dan batang yang akan menjadi empulur dan fasis), germatogen (Lapisan terluar
yang akan menjadi epidermis) dan periblem (lapisan yang akan menjadi korteks).
2.3 Perkembangan
Merupakan proses perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju tingkat pemetangan atau
kedewasaan makhluk hidup. proses perubahan secara berurutan adalah dari spesialiasi, diferensiasi,
histogenesis, organogenesis dan gametogenesis)
Perkembangan merupakan proses kualitatif yang tidak dapat di ukur.
2.4 Perkecambahan
Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya
tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman
mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan
muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
2.4.1 Proses perkecambahan
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara,
maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut
tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah
maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran
biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam
absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen pada
tumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang
mengatur pemasakan embrio, seperti ABSCISIC ACID INSENSITIVE 3 (ABI3), FUSCA 3 (FUS3), dan
LEAFY COTYLEDON 1 (LEC1) menurun perannya (downregulated) dan sebaliknya lokus-lokus yang
mendorong perkecambahan meningkat perannya (upregulated), seperti GIBBERELIC ACID 1 (GA1),
GA2, GA3, GAI, ERA1, PKL, SPY, dan SLY. Diketahui pula bahwa dalam proses perkecambahan yang
normal sekelompok faktor transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs)
diredam oleh miRNA.
Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis,
seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji
terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang
biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.
3.2.2 Bahan
Bahan yang di gunakan dalam percobaan ini adalah 15 biji kcang hijau dan air secukupnya.
1. Merendam beberapa biji kacang hijau ke dalam air selama beberapa menit
2. Memilih 15 biji kacang hijau yang mengapung dalam air karena hal itu menandakan biji kcang
hijau yang memiliki kualitas yang baik.
3. Menyiapkan wadah atau gelas plastik yang sudah diberi lubang udara.
4. Memasukkan kapas ke dalam masing-masing gelas platik.
5. Meneteskan sedikit air pada kapas di dalam gelas plastik.
6. Biji kacang hijau siap di atur sedemikan rupa pada masing-masing gelas plastik.
7. Meletakkan masing-masing gelas pada tempat yang telah ditentukan, yaitu pada kolong tempat
tidur, teras rumas, dan ruang kamar.
8. Melakukan pengamatan pengamatan selama 5 hari dan mencatat hasil perkembangannya dalam
sebuah tabel.
9. Memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terdapat perbedaan pertumbuhan biji kacang hijau
yang di letakkan pada tempat yang terang dan tempat yang gelap. Hal ini dapat dilihat pada table
lampiran tentang pertumbuhan kacang hijau pada masing-masing tempat selama beberapa hari.
Tempat Jumlah biji Hari ke- (cm) Rata-rata
12345
Teras Rumah 1 belum 0.25 2.50 4.00 4.60 2.8375
2 belum 1.00 4.20 4.80 4.90 3.725
3 belum 0.75 3.10 3.50 3.60 2.7375
4 belum 0.50 1.00 1.30 1.80 1.15
5 belum 0.50 0.50 1.10 1.90 1
Rata-rata 0.600 2.260 2.940 3.360 2.290
Kamar 1 belum 1.40 1.00 2.20 3.00 1.9
2 belum 1.20 0.90 1.50 2.30 1.475
3 belum 1.50 1.20 1.80 2.90 1.85
4 belum 0.50 0.40 2.00 3.10 1.5
5 belum 0.75 0.60 1.70 2.00 1.2625
Rata-rata 1.07 0.82 1.84 2.66 1.60
Kolong 1 belum 0.50 1.90 2.70 4.50 2.4
2 belum 0.50 2.00 4.50 7.00 3.5
3 belum 0.75 2.60 5.20 7.80 4.0875
4 belum 1.50 2.10 3.00 3.70 2.575
5 belum 1.00 1.80 2.50 3.60 2.225
Rata-rata 0.850 2.080 3.580 5.320 2.958
Tabel 1. Perkembangan biji kacang hijau pada beberapa tempat
4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
perkecambahan pada tempat yang memiliki intensitas cahaya yang terang dan gelap. Hal ini
menunjukkan bahwa gelap atau terangnya suatu tempat dapat mempengaruhi perkecambahan
(perkembangan) kacang hijau.
Berdasarkan table 1 tentang perkembangan biji kacang hijau, tampak bahwa perkembangan paling
cepat adalah perkembangan kacang hijau pada kolong. Pada hari pertama pengamatan, dimasing-
masing tempat menunjukkan bahwa biji kacang hijau belum menunjukkan perkembangan sama
sekali. Perbedaan perkembangan kacang hijau mulai tampak pada hari ke dua sampai hari ke lima.
Perkembangan biji kacang hijau di teras rumah menujukkan perbedaan antara biji 1,2,3,4 dan 5.
Perkembangan biji pada teras rumah yang paling baik adalah biji 2 dengan rata-rata perkembangan
3,725 cm / hari. Sedangkan untuk perkembangan biji 1 memiliki rata-rata perkembangan 2,8375 /
hari. Untuk biji kacang hijau yang ke 3 memiliki rata-rata perkembangan 2,735 cm/hari. Untuk biji
kacang hijau ke-4 memiliki rata-rata perkembangan 1,5 cm/hari. Sedangkan untuk biji yang ke 5
memiliki perkembangan yang agak lambat, karena hanya memiliki rata-rata perkembangan 1
cm/hari.
Untuk biji kacang hijau yang diletakkan di dalam kamar juga menunjukkan perbedaan perkembangan
pada setiap biji kacang hijau. Kondisi tempat di dalam ruang kamar adalah terang dengan intensitas
cahaya dari lampu. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan bagi setiap biji kacang hijau yang di
amati, yaitu biji kacang hijau 1, 2, 3,4, dan 5. Pada hari pertama, masing-masing biji kacang hijau
belum menunjukkan perkembangan, artinya biji kacang hijau belum ada yang berkecambah.
Sedangkan pada hari ke dua rata-rata perkecambahan biji kacang hijau adalah 0,6 cm. Selanjutnya
pada hari ke tiga mengalami peningkatan perkembangan dengan rata-rata 2,26 cm begitu juga pada
hari ke empat dan ke lima biji kacang hijau terus mengalami peningkatan dengan rata-rata 2,940 cm
pada hari ke empat dan rata-rata 3,360 pada hari ke lima.
Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat, pada kamar perkembangan masing-masing biji
memiliki perbedaan perkecambahan. Pada biji yang ke satu, memiliki rata-rata perkembangan 1,9
cm/hari. Untuk biji yang ke dua memiliki rata-rata perkembangan sebesar 1,475 cm/hari. Sedangkan
untuk biji ke tiga memiliki rata-rata perkeambangan 1,85 cm/hari. Untuk biji ke empat memiliki rata-
rata perkembangan 1,5 cm/hari. Dan untuk biji ke lima memiliki rata-rata perkembangan 1,2625
cm/hari. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa biji kacang hijau yang memiliki perkembangan
cukup baik pada kondisi kamar adalah biji yang pertama dengan rata-rata perkembangan 1,9
cm/hari, sedangkan biji kacang hijau yang memiliki perkembangan kurang baik pada kondisi kamar
adalah biji yang ke lima karena hanya memiliki rata-rata perkembangan sebesar 1,2625 cm/hari.
Dari ketiga tempat yang dijadikan variabel dalam penelitian, ternyata berdasarkan tabel hasil
pengamatan menunjukkan bahwa pada kolong biji kacang hijau mengalami perkembangan yang
paling baik. Hal ini disebabkan karena pengaruh cahaya pada perkembangan biji kacang hijau.
Ditempat kolong pada hari pertama biji kacang hijau belum mengalami perkecambahan. Pada hari
kedua rata-rata perkembangan biji kacang hijau adalah 0,85 cm. Pada hari ketiga mengalami
peningkatan, dengan rata-rata perkembangan sebesar 2,080 cm. Sedangkan pada hari ke empat dan
kelima biji kacang hijau juga terus mengalami peningkatan perkembangan dengan rata-rata 3,580
pada hari ke empat dan 5,320 pada hari kelima.
Masih berdasarkan tabel pengamatan, jika ditinjau dari perkembangan masing-masing biji kacang
hijau juga menunjukkan adanya perbedaan dalam perkembangannya. Pada biji yang ke satu rata-
rata perkembangannya adalah 2,4 cm/hari. Untuk biji kacang hijau yang kedua memiliki rata-rata
perkembangan sebesar 3,5 cm/hari. Biji kacang hijau yang memiliki perkembangan yang paling
bagus adalah pada biji yang ke tiga dengan rata-rata perkembangan 4,0875 cm/hari. Untuk biji
kacang hijau yang ke empat memiliki rata-rata perkembangan 2, 575 cm/hari, dan untuk biji yang
kelima memiliki rata-rata perkembangan sebesar 2,225 cm/hari.
Dari ketiga tempat yang dijadikan tempat untuk percobaan dapat dilihat bahwa biji kacang hijau
yang diletakkan pada kolong memiliki perkembangan yang paling baik daripada di teras rumah atau
kamar. Hal ini disebabkan karena pada kolong memiliki kondisi tempat yang paling gelap dari pada
kedua tempat yang lain. Pada tempat yang terang kecambah cenderung lebih pendek darpada di
tempat yang gelap hal ini disebabkan karena pada tempat terang kondisinya sudah cukup untuk
melakukan fotosintesis, sedangkan pada tempat gelan dia berusaha untuk mencari cahaya untuk
melakukan fotosintesis, sehingga kecambahnya lebih panjang.
Selain itu, pengaruh zat auksin yang terdapat pada tumbuhan sangat mempengaruhi
perkecambahan pada biji kacang hijau. Zat auksin pada tumbuhan befungsi untuk pertumbuhan bagi
tanaman, zat auksin pada tanaman dapat menghambat pertumbuhan tanaman jika terkena cahaya
matahari. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan tanaman ditempat gelap lebih panjang
daripada ditempat yang terang karena zat auksin pada tempat gelap tidak terganggu fungsinya. Atau
dapat dikatakan bahwa zat auksin tidak akan bekerja maksimal jika terkena sinar matahari, dan
sebaliknya zat auksin akan bekerja maksimal jika berada pada tempat yang cenderung gelap.
Kecambah yangg ditumbuhkan di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat/tinggi daripada yang di
tempat terang. Hal ini disebabkan pengaruh auksin (hormon tumbuhan yang mengatur
pemanjangan sel di meristem ujung) yang terdapat pada pucuk akan terurai jika terkena cahaya
matahari.
Pada tempat terang auksinnya lebih sedikit sehingga tumbuhnya lebih lambat, sedang pada tempat
gelap auksinnya banyak sehingga tumbuhnya lebih cepat.
Namun tumbuhan di tempat gelap akan tampak kuning pucat, kurus, daunnya tidak berkembang,
dan lama2 akan mati setelah cadangan makanannya habis. Ini karena cahaya juga merangsang
pembentukan klorofil, tumbuhan di tempat gelap tidak dapat membuat klorofil dan akhirnya tidak
bisa membuat makanan sendiri (fotosintesis).
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada tempat gelap perkembangan
(perkecambahan) biji kacang hijau lebih panjang daripada perkembangan (perkecambahan) biji
kacang hijau ditempat yang terang. Hal ini disebabkan karena pengaruh zat auksin pada tumbuhan
tidak akan bekerja maksimal pada tempat yang terang atau jika terkena cahaya matahari yang
berlebih.
5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil percobaan yang baik pada penelitian perkecambahan biji kacang hijau
terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormansi biji itu sendiri. Jadi sebaiknya
perendaman lebih dimaksimalkan agar dapat berhasil memecahkan dormansi biji yang akan
ditanam. Sehingga pelaksanaan pengamatan lebih dapat dimaksimalkan, dan meminimalkan
kesalahan dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Kacang Hijau. Wikipedia, diakses pada tanggal 29 November 2009.
Anonim. 2008. Artikel Sinar Matahari. Wikipedia, diakses pada tanggal 29 November 2009.
Anonim. 2008. Kecambah Kacang Hijau (GIZI). Wkipedia, diakses pada tanggal 30 November 2009.
Anonim. 2008. Manfaat Kacang Hijau Untuk Kesehatan. Wkipedia, diakses pada tanggal 30
November 2009.
Anonim. 2008. Manfaat Sinar Matahari. Wikipedia, diakses pada tanggal 30 November 2009.
Latunra, A.I., Eddyman, W,F., Tambaru, E., 2007. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan II.
Universitas Hasanuddin, Makassar.